• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON KEDELAI VARIETAS GROBOGAN TERHADAP INTENSITAS NAUNGAN DAN PERIODE CEKAMAN KEKERINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESPON KEDELAI VARIETAS GROBOGAN TERHADAP INTENSITAS NAUNGAN DAN PERIODE CEKAMAN KEKERINGAN."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai varietas Grobogan merupakan salah satu komoditi pangan

unggulan di Kabupaten Grobogan yang dilepas Pemerintah pada tahun 2008.

Kedelai Grobogan bukan berasal dari kedelai transgenik tetapi berasal dari

permurnian kedelai lokal Malabar Grobogan. Kedelai Grobogan mempunyai daya

tarik tersendiri karena varietasnya terbaik di Indonesia, yakni memiliki warna biji

yang putih kekuningan dan memiliki ukuran 16 gram hingga 20 gram per 100 biji,

tingkat produktivitas tanamannya tergolong cukup tinggi yaitu berkisar 2 sampai

3,5 ton per ha, serta umurnya lebih pendek, polongnya besar, tingkat

kematangan polong dan daun bersamaan, jadi pada saat dipanen daun kedelai

sudah rontok. Disamping itu, biji kedelai Grobogan juga tidak mudah pecah

maupun rontok. Sehingga pada saat pengangkutan hasil panen dilangsungkan

tidak banyak biji yang hilang maupun tercecer. Kadar protein yang dikandung

kedelai Grobogan diatas varietas kedelai lainnya. Kualitas rasa yang dihasilkan

juga tidak kalah unggul (BPTP 2010).

Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan

tumbuh, khususnya kebutuhan air dan lama penyinaran. Kekurangan air selama

fase pertumbuhan vegetatif dan generatif dapat menghambat pertumbuhan dan

hasil. Taufik et al. (2013) menyatakan bahwa cekaman kekeringan selama fase

pertumbuhan generatif dapat menurunkan hasil kedelai 26-100%. Cekaman

kekeringan merupakan kondisi dimana kadar air tanah berada pada kondisi yang

minimum untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa cekaman kekeringan tidak berpengaruh terhadap umur

berbunga dan umur masak fisiologis polong, tetapi menurunkan tinggi tanaman,

bobot kering tajuk dan akar, volume akar, jumlah cabang, jumlah buku subur, dan

jumlah polong isi. Hasil penelitian Mapegau (2006) menunjukkan bahwa interaksi

antara kultivar dengan tingkat cekaman air secara nyata mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Pertumbuhan tanaman dan hasil dari

kedelai kultivar Willis sudah terhambat pada tingkat cekaman air 60% KATT,

sedangkan kultivar Tidar penghambatan pertumbuhan dan hasil baru terjadi pada

(2)

2

Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pertanaman kedelai, karena kedelai termasuk tanaman hari pendek. Artinya,

tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis. Oleh

karena itu, apabila varietas ditanam di daerah yang tidak sesuai penyinarannya

maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa

bunganya menjadi pendek (Irwan 2006). Hasil penelitian Afandi et al. (2013)

menunjukkan bahwa tingkat naungan berpengaruh nyata terhadap persentase

perkecambahan kedelai, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah klorofil, total

luas daun, jumlah polong berisi, dan produksi per 12 tanaman, tetapi

berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga dan bobot 100 biji.

Upaya pengembangan varietas unggul Grobogan dengan menggunakan

berbagai teknologi dan jenis lahan dibeberapa wilayah, masih terus dilakukan.

Hal itu dilakukan demi meningkatkan produksi kedelai nasional untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri guna menekan impor menuju pencapaian swasembada

kedelai tahun 2017. Pengembangan varietas unggul diarahkan pada lahan

marginal dengan sistem budidaya yang tepat dan benar, sehingga dapat

direalisasikan di tingkat petani guna mendukung peningkatan produksi nasional.

Salah satu lahan yang menjadi alternatif yaitu lahan kering ternaungi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat

pengaruh intensitas naungan dan periode cekaman kekeringan terhadap

pertumbuhan serta hasil kedelai varietas Grobogan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai

varietas Grobogan?

2. Bagaimana pengaruh periode cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan

dan hasil kedelai varietas Grobogan?

3. Apakah terjadi interaksi pada perlakuan naungan dan periode cekaman

kekeringan terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai varietas Grobogan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian bertujuan untuk:

(3)

3

2. Mengetahui ketahanan kedelai varietas Grobogan terhadap cekaman

kekeringan

3. Mengetahui interaksi antara tingkat naungan dan periode cekaman

kekeringan terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai varietas Grobogan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi

mengenai teknologi budidaya melalui pemanfaatan naungan dan periode

cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan kedelai varietas Grobogan sehingga

dapat menghasilkan produksi yang tinggi sebagai potensi unggulan wilayah.

Selain itu hasil dari penelitian ini dapat memberi kontribusi terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Terimakasih untuk kerjasama yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan Program Magang 14. Saya berharap semoga apa yang dilakukan dan disampaikan, dapat

respon sangat positif terhadap modul Fisika berbasis PBL; (3) secara statistik, pada interval kepercayaan 95% (taraf signifikansi 0,05), dapat disimpulkan bahwa

Teknik kompresi citra yang bersifat lossy adalah teknik kompresi yang membuat file citra menjadi lebih kecil dengan cara menghilangkan beberapa

Sebaliknya,fenomena yang terjadi pada anak adalah anak dipaksa dan dieksploitasi untuk bekerja, bahkan ada orangtua yang tega menjual anaknya kepada orang lain (untuk

[r]

Berdasarkan diagnosa awal yang telah dilakukan, penyakit yang menyerang tanaman padi di sawah penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perubahan tarif, kemudahan membayar pajak dan sosialisasi PP No 46 tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas

Tanaman kedelai yang mengalami kekeringan pada fase vegetatif mengalami penurunan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat besar (Aboyami, 2008), seperti dengan