• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGHAYATAN SISWA DALAM MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS III SD NEGERI CIORA KECAMATAN GROGOL KOTA CILEGON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PENGHAYATAN SISWA DALAM MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS III SD NEGERI CIORA KECAMATAN GROGOL KOTA CILEGON."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PENGHAYATAN SISWA DALAM MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS III

SD NEGERI CIORA KECAMATAN GROGOL KOTA CILEGON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SITI WAKOYAH 0903840

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENINGKATAN PENGHAYATAN SISWA DALAM

MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI DI

KELASIII SD NEGERI CIORA KECAMATAN GROGOL

KOTA CILEGON

Oleh

Siti Wakoyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Siti Wakoyah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

SITI WAKOYAH 0903840

PENINGKATAN PENGHAYATAN SISWA DALAM MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS III

SD NEGERI CIORA KECAMATAN GROGOL KOTA CILEGON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. H. Herli Salim, M. Ed., Ph. D. NIP. 19591022 198503 1 008

Pembimbing II

Yulianti Fitriani, S.Pd., M. Sn. NIP. 19820725 200812 2 004

Mengetahui

Ketua Program S1 PGSD UPI Kampus Serang

(4)

ABSTRAK

SITI WAKOYAH (2013) “Peningkatan Penghayatan Siswa Dalam Membaca Puisi Dengan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Negeri Ciora Kecamatan

Grogol Kota Cilegon.”

(5)

i DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Pernyataan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... iv

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Lampiran ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II MEMBACA PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI A. Kajian Teoritis ... 10

1. Konsep Membaca ... 10

2. Tujuan Membaca ... 13

3. Membaca sebagai Suatu Keterampilan ... 15

4. Membaca Indah ... 18

5. Membaca Puisi ... 19

Unsur Intrinsik Puisi ... 24

6. Metode Demonstrasi ... 26

Kelebihan Metode Demonstrasi ... 28

Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi ... 29

7. Pembelajaran Puisi dengan Metode Demonstrasi ... 31

(6)

ii

C. Kerangka Berfikir ... 33

D. Hipotesis Tindakan ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

B. Model Penelitian ... 37

C. Prosedur Penelitian ... 38

D. Instrumen Penelitian ... 42

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 48

F. Analisis Data ... 48

BAB IV PELAKASANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian ...

B. Pembahasan Penelitian ...

C. Rekapitulasi Data ...

D. Jawaban Hasil Hipotesis Penelitian ...

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ...

B. Rekomendasi ...

(7)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.

Taggart (Pelaksanaan Pra Siklus) ... 37

Gambar 3.1 Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.

(8)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 42

Tabel 3.2 Aspek-Aspek Penilaian ... 45

Tabel 3.3 Lembar Penilaian Membaca Puisi Menggunakan

(9)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 62

Lampiran 2 Hasil Penelitian Membaca Puisi dengan Menggunakan

Metode Demonstrasi Siklus I ... 64

Lampiran 3 Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 66

Lampiran 4 Hasil Penelitian Membaca Puisi dengan Menggunakan

Metode Demonstrasi Siklus II ... 67

Lampiran 5 Rekapitulasi Persentase Rata-rata Hasil Analisis Aktivitas

Siswa ... 69

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Hasil Tes Belajar Membaca Puisi Siswa... 71

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

Siklus I ... 73

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

Siklus II ...

Lampiran 9 Dokumentasi ...

Lampiran 10 Surat Keputusan ...

Lampiran 11 Surat Izin Mengadakan Studi Lapangan/ Observasi...

(10)
(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2004 menyatakan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia

berorientasi pada hakikatnya pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa

adalah menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan penghargaan

terhadap hasil cipta manusia Indonesia (Widjojoko, 2010:1).

Sementara itu, UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 menyebutkan

bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu: mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran,

pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,

menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

Berkaitan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka

pendidik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan

pendidikan. Standar Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2005 menjelaskan

bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa.

Usaha meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia tidak

akan berhasil tanpa peran serta guru yang menggerakkan proses

belajar-mengajar. Menurut Sugono dalam Widjojoko (2010:4I) dalam menjalankan

tugasnya ada dua hal yang harus diketahui guru yaitu: pertama, konsep

pengajaran bahasa adalah mengembalikan bahasa kepada salah satu kodratnya,

(12)

2

language); kedua, pengajaran bahasa berpusat pada kegiatan siswa.

Pengajaran bertumpu atau bertolak dari kemampuan berbahasa siswa secara

pribadi.

Pendapat di atas memunculkan kebutuhan pembelajaran bahasa

terpadu. Artinya, di dalam proses pembelajaran bahasa tidak dilakukan

pemisahan dan tidak ada lagi sekat-sekat pembatas antara tiap-tiap

keterampilan berbahasa, dan antara keterampilan berbahasa dengan unsur

kebahasaan. Keterampilan berbahasa tersebut diantaranya yaitu keterampilan

berbicara, mendengarkan (menyimak), menulis, dan membaca.

Membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang

dikodekan ke dalam cetakan (huruf-huruf). Pengertian di atas merupakan

pengertian yang paling umum. Menurut Hudson dalam Cahyani dan Hodijah

(2007:98) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui

media/ bahasa tulis.

Dalam kegiatan sehari-hari membaca merupakan hal yang sangat

penting dan itu tidak bisa dipungkiri lagi. Ada beberapa peranan yang dapat

disumbangkan oleh kegiatan membaca antara lain: kegiatan membaca dapat

membantu memecahkan masalah, dapat memperkuat suatu keyakinan/

kepercayaan pembaca, sebagai suatu pelatihan, meningkatkan prestasi,

memperluas pengetahuan, dan sebagainya.

Pelajaran membaca di SD merupakan pelajaran yang mendasar untuk

tingkat pendidikan selanjutnya. Seandainya dasar tersebut kurang kokoh maka

pengaruhnya cukup besar dan sangat terasa, baik bagi siswa sendiri atau juga

bagi guru.

Pelajaran membaca puisi di SD ada beberapa macam, salah satunya

adalah membaca indah. Membaca indah sering disebut juga membaca

emosional. Dinamai demikian, sebab selalu menyangkut pada hal-hal yang

berkaitan dengan keindahan atau estetika yang dapat menimbulkan emosi atau

perasaan dari pembaca atau pendengarnya (Muchlisoh, dkk dalam Ernawati

(13)

3

Persoalan yang sering kali muncul adalah pada saat pelajaran bahasa

Indonesia anak-anak merasa jenuh. Banyak hal yang menyebabkan ini bisa

terjadi. Salah satunya adalah pendekatan atau metode yang dilakukan oleh

guru, guru seringkali hanya menggunakan metode ceramah yang membuat

peserta didik bosan dan menganggap pelajaran ini hanya menjadi hal yang

membosankan dan monoton.

Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan observasi di SD

Negeri Ciora untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di sekolah

selama proses pembelajaran bahasa Indonesia. Dari observasi tersebut, peneliti

mendapat informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar bahasa

Indonesia pada penghayatan membaca puisi.

Ernawati juga menyebutkan bahwa untuk memecahkan

permasalahan di atas peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), sebagai suatu usaha untuk meningkatkan daya apresiasi puisi terhadap

mata pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam membaca puisi melalui

metode demonstrasi. Siswa diharapkan mampu meningkatkan daya apresiasi

sastra agar timbul rasa penghayatan terhadap nilai-nilai seni yang dikandung

dalam karya tersebut. Nilai-nilai inilah yang nantinya akan membentuk

kehalusan budi seorang siswa. Dengan begitu anak yang belajar sastra (puisi)

akan memiliki rasa keindahan (estetik) yang memadai (Skripsi, 2010:3)

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melakukan suatu

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Penghayatan Siswa dalam Membaca Puisi dengan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Negeri Ciora Kecamatan Grogol Kota Cilegon”.

Sementara itu pada penelitian terdahulu oleh Edoh dengan judul

“Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi dengan Menggunakan Metode

Demonstrasi pada Pelajaran Bahasa Indonesia Penelitian Tindakan Kelas

Terhadap Kelas V SDN Umbul Kecamatan Petir”, awalnya pada tahapan pra

sikslus rata-rata nilainya hanya mencapai 56,6 tetapi setelah diterapkan

penggunaan metode demonstrasi hasil penelitian ini menunjukkan: adanya

(14)

4

pada siklus II dan meningkat lagi menjadi 8,5 pada siklus III. Untuk nilai

intonasi juga sama mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu

dari 6,5 menjadi 6,6 dan kemudian menjadi 75. Begitu juga dengan nilai

penghayatan, mengalami peningkatan dalam siklus siklusnya dari 6,0 pada

siklus I menjadi 6,9 pada siklus II dan kemudian menjadi 7,56 pada siklus III.

Dan untuk nilai mimik juga sama mengalami peningkatan yakni dari 6,9 pada

siklus I menjadi 7,1 pada siklus II kemudian meningkat lagi menjadi 7,53 pada

siklus III. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

demonstrasi di dalam pembelajaran membaca puisi dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam membaca puisi.

B. Rumusan Masalah

Penelitian tindakan kelas ini mengemukakan permasalahan

bagaimana penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar

membaca puisi siswa kelas III SD Negeri Ciora kecamatan Grogol kota

Cilegon. Untuk mempermudah dalam menganalisa hasil penelitian, maka

penjabaran permasalahan dirumuskan ke dalam rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan

metode demonstrasi?

2. Bagaimana metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam penghayatan membaca puisi?

3. Implikasi apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk

meningkatkan pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode

demonstrasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran membaca puisi dengan

(15)

5

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca puisi melalui

metode demonstrasi.

3. Untuk mengetahui implikasi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini

untuk meningkatkan pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan

metode demonstrasi.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi peneliti:

a) Mengetahui penerapan metode demonstrasi sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri Ciora.

b) Mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pada membaca

puisi dengan diterapkannya metode demonstrasi.

2. Bagi siswa:

a) Meningkatkan penguasaan materi.

b) Meningkatkan kemampuan mentalnya.

c) Memiliki sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, bertanggung jawab,

dan mandiri.

d) Hasil belajar lebih bermakna.

3. Bagi guru:

a) Memiliki wawasan untuk terus mengembangkan metode demonstrasi.

b) Memiliki keterampilan dalam menyusun rancangan metode

demonstrasi.

E. Definisi Operasional

Berdasarkan permasalahan yang terjadi diperoleh suatu bentuk judul

yang bila didefinisikan secara operasional adalah sebagai berikut:

1. Membaca

Membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang

(16)

6

pengertian yang paling umum. Adapun pengertian yang lebih khusus adalah

sebagai berikut:

a) Membaca adalah kegiatan decoding print into sound atau aktivitas

menguraikan kode-kode cetakan (tulisan) ke dalam bunyi; dengan kata

lain membunyikan kode-kode cetakan/ tulisan.

b) Membaca merupakan decoding a graphic representative of language

into meaning atau aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang

mewakili bahasa ke dalam arti tertentu.

Hudgson dalam Cahyani (2007:98) mengemukakan bahwa

membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui

media/ bahasa tulis.

2. Puisi

Dalam Kamus Istilah Sastra menjelaskan puisi adalah gubahan

dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,

dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan

kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata-kata betul-betul terpilih agar memiliki kekuatan

pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan (Waluyo,

2005:1).

3. Membaca Puisi

Membaca merupakan upaya apresiasi puisi, secara tidak langsung

bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali,

memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan,

(17)

7

4. Metode Demonstrasi

Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam

pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan

suatu proses yang berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat

dilakukan oleh guru maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses

yang didemonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya.

Sumiati dan Asra menyebutkan bahwa metode demonstrasi adalah

metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan

pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik

sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian,

demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun

dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan

tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam

strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung

keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana seorang

guru atau orang lain yang sengaja diminta satu murid sendiri

memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya proses cara

membaca puisi yang sesuai dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat

(18)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan

kelas (PTK). Hakikat penelitian tindakan kelas adalah adanya upaya yang

berupa tindakan atau intervensi yang dilakukan secara terencana dan

sistematis untuk memecahkan masalah pembelajaran kelas yang dihadapi oleh

guru sehari-hari. Dalam literatur bahasa Inggris, PTK disebut dengan

Classroom Action Research. Saat ini PTK sedang berkembang dengan

pesatnya di Negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Kanada.

Mengapa demikian? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan

prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru

dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indicator

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Bahkan

Mc Niff memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan

oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan

sebagainya.

Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri

terhadap praktik pembelajaran yang Ia lakukan di kelas, penelitian terhadap

siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap

proses dan atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Pendekatan

dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki

praktik-praktik pembelajaran menjadi lebih efektif.

Selain pengertian di atas, penelitian tindakan kelas juga dapat

menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Jika sekiranya

ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat

mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan atau produk

(19)

28

Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat melihat, merasakan,

menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran selama ini dilakukan

memiliki efektivitas yang tinggi. Kalau tidak maka guru dapat merumuskan

tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui

prosedur PTK.

Dari uraian di atas, kita dapat mengidentifikasikan pengertian PTK

secara lebih lugas. Secara singkat PTK dapat diidentifikasikan sebagai suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu

agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran

di kelas secara lebih professional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan

persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

Tujuan utama penelitian kelas adalah untuk perbaikan dan

peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai

dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai

persoalan pembelajaran di kelas.

B. Model Penelitian

Dalam proses rancangan penelitian tindakan kelas yang dipilih untuk

peningkatan penghayatan membaca puisi melalui metode demonstrasi yaitu

menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini terdiri dari empat

komponen yaitu:

1. Rencana: Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan: apa yang akan dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya

perbaikan peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3. Observasi: mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan

atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi: penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini,

peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap

(20)

29

Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru kelas

Peneliti dengan guru menganalisis temuan-temuan

dalam pembelajaran yang dilaksanakan Gambar 3.1 : Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (Pelaksanaan Pra Siklus)

Gambar 3.2 : Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (Pelaksanaan Siklus)

OBSERVASI REFLEKSI

Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) pada konsep membaca puisi dengan metode demonstrasi PERENCANA

Peneliti sebagai model dalam memberikan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan rencana.

Guru mitra mengamati kegiatan pembelajaran membaca puisi dengan metode demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai modelnya. Peneliti dan guru mitra menganalisi

tentang kemajuan hasil belajar siswa. Apakah ada peningkatan atau tidak. Apabila belum maksimal dilanjutkan ke siklus berikutnya.

REFLEKSI

OBSERVASI

(21)

30

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua sampai tiga siklus.

Langkah pertama dimulai dengan kegiatan pra siklus, kemudian dilanjutkan

dengan tahap berikutnya yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus

terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Pra Siklus

Pra siklus merupakan tahap orientasi yaitu sebelum peneliti melaksanakan

penelitian tindakan kelas. Kegiatan pra siklus ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui situasi dalam pembelajaran membaca puisi di kelas III.

Hasil yang diperoleh dari lapangan dianalisis, diinterferensikan dan

dijelaskan untuk persiapan melakukan tindakan pada siklus I.

Langkah-langkah Pra siklus:

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas III SDN Ciora

Kec. Grogol Kota Cilegon, berkenaan akan dilaksnakan penelitian di

SD dan kelas tersebut.

b. Observasi yaitu tindakan pengamatan untuk mendapatkan gambaran

awal tentang proses belajar mengajar bahasa Indonesia tentang

membaca puisi yang dilakukan di kelas III.

c. Mengidentifikasi permasalahan dan pelaksanaan dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia.

d. Menyusun rencana penelitian dan teknik yang akan digunakan dalam

penelitian.

2. Siklus I

Pada proses siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini merupakan hasil observasi

pada Pra siklus. Peneliti dan guru kelas menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran yang bervariasi untuk memotivasi siswa dalam membaca

(22)

31

b. Tindakan

Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang sudah

direncanakan. Kegiatan ini berisi pelaksanaan Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan

menggunakan metode demonstrasi.

c. Observasi

Kegiatan ini memantau perilaku siswa pada saat proses belajar

mengajar berlangsung. Observasi harus bersifat fleksibel dan terbuka

untuk mencatat semua kejadian selama proses tindakan berlangsung.

d. Refleksi

Mengingat dan merenungkan kembali tindakan yang telah dilakukan,

seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk mengidentifikasi

masalah dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Berdasarkan

hasil refleksi, peneliti dan guru dapat melakukan kegiatan diskusi

sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi

evaluasi dari tiap jenis tindakan.

2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus I

3. Siklus II

Siklus II merupakan langkahlanjutan penelitian berdasarkan hasil dari

siklus I yang belum mencapai tujuan penelitian. Hasil evaluasi

permasalahan menjadi perencanaan pada siklus ini. Pada proses penelitian

siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus II ini

merupakan hasil pemantauan berdasarkan evaluasi yang diperoleh dari

(23)

32

aktivitas dalam membaca puisi strategi pembelajran dengan

menggunakan metode demonstrasi dan meningkatkan kemampuan

siswa dalam membaca puisi.

b. Tindakan

Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang sudah

direncanakan, untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca puisi melalui metode demonstrasi.

c. Observasi

Peneliti memantau proses pembelajaran membaca puisi. Observasi

dilakukan untuk mengumpulkan data dan mencatat apa yang

dilakukan siswa dalam kegiatan membaca puisi dengan menggunakan

metode demonstrasi.

d. Refleksi

Peneliti dan guru mengadakan diskusi tentang permasalahan baru yang

dihadapi dalam pelaksanaan membaca puisi. Pada siklus II perubahan

ke arah lebih baik harus nampak sehingga memperoleh hasil yang

maksimal. Pada siklus ini tidak ada revisi pembelajaran, karena dari

hasil pembelajaran membaca puisi sudah mendapatkan hasil yang

maksimal.

D. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematik.

Yang mengobservasi aktifitas pembelajaran membaca puisi untuk

mengetahui apakah dengan metode demonstrasi pembelajaran bahasa

(24)

33

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siswa

No Nama

(25)

34

 Nilai 4 = Jika 4 indikator yang tampak  Nilai 3 = Jika 3 indikator yang tampak  Nilai 2 = Jika 2 indikator yang tampak  Nilai 1 = Jika 1 indikator yang tampak

7 Indikator yang diamati:

1 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru

2 Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan

3 Keaktifan dalam menyimak penjelasan dari guru

4 Keaktifan dalam memahami media pembelajaran

5 Keaktifan dalam memahami isi puisi

6 Keaktifan dalam membaca puisi di depan kelas

7 Antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi

b. Kriteria Penilaian Observasi/ Pengamatan

Nilai =

Nilai Angka Interprestasi

4

3

2

1

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

2. Tes

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berbentuk tes perbuatan, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan

membaca puisi siswa kelas III sekolah dasar.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Ernawati (2010:46) tes adalah

(26)

35

sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal subjek

dalam membaca puisi yang baik. Tes juga merupakan salah satu cara untuk

menelusuri kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar selama penelitian berlangsung.

Standar Kompetensi : Membaca

3. Memahami Teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan

- Menjawab pertanyaan yang diajukan tentang puisi yang

dibacakannya

Membacanya dengan lafal yang tepat

Membaca dengan lafal yang kurang jelas

Membacanya dengan lafal tidak jelas

2 Gerakan

10

5

0

Gerakan tubuh dengan isi puisi sesuai

Gerakan tubuh dengan isi puisi kurang sesuai

Gerakan tubuh dengan isi puisi tidak sesuai

3 Penjiwaan

10

5

0

Penjiwaan dengan tema puisi sesuai

Penjiwaan dengan tema puisi kurang sesuai

Penjiwaan dengan tema puisi tidak sesuai

4 Mimik

10

5

0

Ekspresi wajah dengan puisi yang dibaca sesuai

Ekspresi wajah dengan puisi yang dibaca

kurang sesuai

(27)

36

Siswa berani maju ke depan kelas

Siswa kurang berani maju ke depan kelas

Siswa tidak berani maju ke depan kelas

Keterangan:

A = Kejelasan intonasi membaca puisi (skor yang didapat x5)

B = Kesesuaian gerakan (skor yang didapat x5)

C = Kesesuaian penjiwaan (skor yang didapat x5)

D = Kesesuaian ekspresi wajah dengan puisi (skor yang didapat x5)

E = Keberanian (skor yang didapat x5)

Tabel 3.3

Lembar penilaian membaca puisi menggunakan

(28)

37

20 21 22 23 24 25 26

Jumlah Rata-rata

Keterangan :

A = Kejelasan intonasi membaca puisi (skor yang didapat x5)

B = Kesesuaian gerakan (skor yang didapat x5)

C = Kesesuaian penjiwaan (skor yang didapat x5)

D = Kesesuaian ekspresi wajah dengan puisi (skor yang didapat x5)

E = Keberanian (skor yang didapat x5)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan penjabaran situasi keadaan lokasi dan

subjek penelitian yang diambil dalam bentuk gambar (foto) dengan

menggunakan kamera. Alat pengumpul data ini akan digunakan leh peneliti

selama proses penelitian serta ketika pembelajhran berlangsung. Data ini

secara khusus sebagai alat penguat penelitian menggambarkan kondisi

sesuangguhnya.

E. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

tentang membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas

(29)

38

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis yaitu di SD Negeri

Ciora, tepatnya di Kecamatan Grogol Kota Cilegon. Adapun alasan

pertama sekolah ini dijadikan lokasi peneliti karena jaraknya mudah

dijangkau oleh peneliti, dan kedua karena dalam membaca puisi di kelas

III masih ada nilai siswa yang di bawah rata-rata.

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui observasi, tes hasil belajar dan

dokumentasi terhadap siswa kelas III. Sehingga saya dapat menyimpulkan

tentang proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III tentang membaca

puisi.

Menganalisis data yang berdasarkan hasil analisis data keseluruhan,

maka menjadi referensi tentang situasi pemebelajaran sesungguhnya. Secara

garis besar, prosedur pengolahan data hasil penelitian tindakan kelas (PTK)

meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan dalam rangka persiapan ini antara lain:

a) Mengecek kelengkapan data, maksudnya adalah memeriksa isi

instrumen pengumpul data;

b) Mengecek macam-macam isian data.

2. Tabulasi data

Dalam tahap ini peneliti mengklarifikasikan data melalui tabulasi data.

Kegiatan tabulasi data ini diantaranya:

a) Penilaian skor pada hasil observasi;

b) Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat presentasi;

c) Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang

diperoleh setiap siswa, kemudian skor siswa tersebut dikumpulkan

untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus.

3. Tahap Penerapan Data

(30)

39

a) Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan peneliti;

b) Mendeskripsikan hasil temuan untuk pembahasan selnjutnya;

c) Menafsirkan data yang terkumpul berdasarkan instrumen yang telah

dilaksanakan kemudian dibuat kesimpulan secara menyeluruh.

4. Kesimpulan

Data hasil pendeskripsian dan hasil interpretasi disimpulkan untuk

(31)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri

Ciora, kecamatan Grogol, kota Cilegon yaitu tentang pembelajaran membaca

puisi dengan menggunakan metode Demonstrasi terhadap siswa kelas III.

Penelitian ini berlangsung selama satu minggu, tepatnya dari tanggal 10 - 18

Mei 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Sebelum sikus dimulai,

dilakukan pra siklus terlebih dahulu sebagai studi pendahuluan, sehingga

ditemukannya masalah-masalah yang harus dicarikan solusinya dan kemudian

dapat ditetapkan siklus-siklusnya.

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, berdasarkan rumusan masalah yang pertama pada halaman 4

yakni “Bagaimana proses pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan

metode demonstrasi?” Maka dengan menggunakan metode demonstrasi dalam

pembelajaran membaca puisi siswa tidak lagi kesulitan dalam memahami dan

menyesuaikan aspek-aspek dengan puisi yang dibacanya, karena dengan

menggunakan metode demonstrasi siswa sudah dapat mengetahui

langkah-langkah sebelum membaca puisi seperti intonasi puisi harus jelas, gerakan

tubuh harus sesuai dengan isi puisi yang dibaca, imajinasi atau penghayatan

harus sesuai dengan tema puisi, mimik muka harus sesuai dengan puisi yang

dibaca, dan keberanian atau percaya diri untuk membaca puisi di depan kelas

atau orang banyak. Jadi pada pelaksanaan penelitian ini siswa sudah

mendapatkan langkah-langkah atau aspek-aspek yang tepat dalam

pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi.

Kedua, berdasarkan rumusan masalah selanjutnya yakni “Bagaimana

metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

penghayatan membaca puisi?” Penggunaan metode demonstrasi mampu

(32)

57

kecamatan Grogol. Hal ini terbukti melalui hasil tes pembelajaran selama dua

siklus, peningkatan tes dapat dilihat dari rata-rata yang diperoleh siswa selama

pembelajaran. Pada pembelajaran siklus I mendapat rata-rata nilai intonasi (9),

niai gerak (5,6), nilai imajinasi (2,2), nilai mimik yaitu (5,2), dan niai

keberanian (9,8). Dan nilai rata-rata kelas mencapai 6,4. Dibandingkan dengan

hasil belajar siswa pada saat sebelum diberikan tindakan yaitu pada saat pra

siklus dengan niai rata-rata kelas sebesar 6,0. Pada siklus II menunjukkan

adanya peningkatan kembali, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai intonasi

yaitu 8, nilai gerakan 7, nilai penjiwaan yaitu 7, nilai mimik yaitu 6, dan nilai

keberanian yaitu 10. Jadi nilai rata-rata keseuruhan siswa pada siklus II yaitu

mencapai nilai 7,6. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

membaca puisi.

Ketiga, berdasarkan rumusan masalah yang terakhir yakni “Implikasi

apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan

pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi?”

Implikasi demonstrasi dalam membaca puisi telah terbukti efektif dalam

mengajarkan membaca puisi bagi siswa kelas III SDN Ciora. Hal ini terbukti

dari hasil belajar siswa yang meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dalam

pembahasan penelitian pada halaman 48-53.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpullan di atas, maka peneliti merekomendasikan

hal-hal sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Agar terus berupaya meningkatkan pengajaran membaca indah dengan

menerapkan metode demonstrasi. Dengan demikian sejak dini siswa sudah

dilatih kreatif dan aktif dalam belajar pelajaran bahasa Indonesia

khususnya dalam membaca puisi, sehingga siswa memiliki keterampian

membaca dengan baik yang nantinya dapat dikembangkan apabila siswa

(33)

58

2. Bagi Kepala Sekolah

Selaku pemimpin Kepala Sekolahlah yang memegang otoritas kebijakan di

sekolah. Hendaknya selalu mengadakan pembinaan kepada bawahannya

untuk selalu memperbaiki kekurangan dalam setiap pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian dengan

teknik atau metode yang sama ataupun berbeda haruslah mempersiapkan

segala sesuatunya dengan persiapan yang maksimal, maka hasilnya pun

akan maksimal juga. Dan untuk materi yang sama terlebih dahulu untuk

memperkenalkan aspek-aspek dalam membaca puisi tersebut.

4. Bagi UPTD kecamatan Grogol kota Cilegon

Hendaknya memberi dukungan dan pengawasan dalam meningkatkan

pembelajaran membaca dengan cara menyediakan buku-buku bacaan yang

(34)

59

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, I., dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Djuanda, D., dan Dwija. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.

Djuanda, D. (2010). “Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. 13. 41-46

Edoh, (2010). SKRIPSI “Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SDN Umbul Kecamatan Petir”. Serang: UPI Serang

Ernawati, E. (2010). SKRIPSI “Meningkatkan membaca Puisi Siswa dengan Menggunakan Metode Demonstrasi. Serang: UPI Serang

Herman, F. R. (2005). Apresiasi dan Kajian Puisi. Tanpa kota: Gerage Budaya.

Ismoyo. R. Aku Bangga Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 3. Depdiknas

(http://johnherf.files.wordpress.com/2008/09/kelas-iii_sd_bahasa-indonesia_ismoyo.pdf [diakses pada tanggal 20 April 2013])

Nur’aini, dan Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas V. Depdiknas.

Resmini, N., dkk. (2010). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press.

Resmini, N. Djuanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.

Rozak, Z. A dkk. (2004). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sumiati, dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

(35)

60

Widjojoko. (2010). Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Tinggi. UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan

Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_prs_981119_chapter2.pdf [diakses pada tanggal 28 Maret 2013]

Gambar

Gambar 3.1 Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .................................................
Gambar 3.2 : Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan
Tabel 3.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode drill pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama dalam paragraf, dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dilihat dari

Dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi lebih efektif daripada metode ekspositori terhadap kemampuan membaca indah puisi oleh siswa kelas VII SMP Negeri 39

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar puisi melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 01 Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

Secara umum tindakan yang dipilih oleh peneliti yakni dengan menggunakan metode demonstrasi dalam membaca puisi cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan

(3) Untuk mengidentifikasi hambatan penerapan metode latihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi di SDN Inti No. Hasil dan kesimpulan

Mengingat pembelajaran shalat dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil pembelajaran shalat, sebaiknya guru menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas VA SD Negeri 017 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten