Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ADAPTASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
SENI GAMBAR ILUSTRASI
PADA TIGA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister Pendidikan Seni
Oleh :
ENCAR CARWASIH NIM : 1103418
PROGRAM PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BANDUNG
2013
ADAPTASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
SENI GAMBAR ILUSTRASI
PADA TIGA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Encar Carwasih
S.Pd IKIP Bandung, 2002
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Encar Carwasih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Ayat Suryatna, M.Si NIP. 196403011989011001
Mengetahui :
Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ADAPTASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SENI GAMBAR ILUSTRASI PADA
TIGA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT “ ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, April 2013
Yang membuat pernyataan
\
Encar Carwasih
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN SENI GAMBAR ILUSTRASI A. Landasan Teori dan Konsep- konsep Kunci ... 10
1. Konsep Kebudayaan dan Adaptasi ... 10
2. Konsep Kesenian... 14
3. Konsep Seni Rupa………... 17
4. Konsep Gambar Ilustrasi... 19
5. Pandangan Islam Terhadap Gambar Ilustrasi... 24
6. Konsep Pembelajaran... 34
7. Konsep Pengelolaan Pembelajaran Seni Budaya ... 38
8. Konsep Karakteristik Siswa MTs ( 12-15 Tahun ) ... 45
B. Model Berpikir ... 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 49
B. Teknik Pengumpulan Data ... 50
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 51
D. Teknik Analisis Data ... 52
E. Lokasi, Jadwal, Waktu ... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum ... 56
viii
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Deskripsi Kecamatan Cihampelas ... 60
b. Deskripsi Kecamatan Cililin ... 62
c. Deskripsi Kecamatan Cikalong Wetan... 63
2. Lingkungan Sosial Masyarakat Rongga Cihampelas, Cililin, dan Cikalong Wetan ... 64
3. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Rongga Cihampelas, Cililin, dan Cikalong Wetan ... 67
4. Kehidupan Beragama Masyarakat Rongga Cihampelas, Cililin, dan Cikalong Wetan ... 68
5. Kehidupan Organisasi Masyarakat Rongga Cihampelas, Cililin, dan Cikalong Wetan ... 69
6. Gambaran Budaya Kesenian Masyarakat Rongga Cihampelas, Cililin, dan Cikalong Wetan ... 71
7. Gambaran MTs Negeri Rongga Cihampelas, Cililin, dan Cikalong Wetan ... 71
1. Perencanaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi di MTs Negeri ... 108
2. Pelaksanaan dan Respon Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi MTs Negeri Bandung Barat ... 122
3. Penilaian dan Dampak Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi di MTs Negeri Bandung Barat ... 135
C. Faktor-faktor yang Menghambat Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi di MTs Negeri Bandung Barat ... 158
1. Faktor Kompetensi Guru Seni Budaya... 158
2. Faktor Lingkungan Peserta Didik... 161
3. Faktor Kebijakan Kepala Sekolah MTs Negeri... 166
4. Faktor Sarana dan Prasarana Belajar Seni Budaya... 167
5. Faktor Pembiayaan Pembelajaran Seni Budaya... 169
D. Usaha-usaha Adaptif Mengatasi Hambatan Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi di Tiga MTs Negeri Bandung Barat... 170
1.Peningkatan Kompetensi Guru Seni Budaya dan Usaha Membantu Peningkatan Kemampuan Diri Dalam Bidang Seni Budaya ... 171
ix
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan Pengadaan Bahan dan Peralatan Belajar Seni
Budaya ... 179
4. Mengevaluasi Kebijakan Kepala Sekolah di Tiga MTsNegeri Bandung Barat dan Merumuskan Kebijakan yang lebih Berorientasi Peningkatan Kinerja dan Kualitas Pembelajaran ... 181
5. Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Optimalisasi Pembelajaran dan Menggali Alternatif Pembiayaan Lain ... 183
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 188
B. Rekomendasi ... 190
DAFTAR PUSTAKA ... 192
x
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Kegiatan dan Scheduling Penelitian ………... 55 4.1 Sarana dan Prasarana MTs Negeri Rongga Kecamatan
Cihampelas Kabupaten Bandung Barat... 79 4.2 Jumlah Guru MTs Negeri Rongga Cihampelas Kab.
Bandung Barat ... 80 4.3 Jumlah Siswa MTsN Rongga Cihampelas Kab. Bandung
Barat dari Tahun 2008- 2011... 81 4.4 Sarana & Prasarana MTs Negeri Cililin 90
4.5 Jumlah Guru MTs Negeri Cililin 91
4.6 Jumlah Siswa MTs Negeri Cililin Kab. Bandung Barat
dari Tahun 2011- 2012 ... 92 4.7 Perbandingan Kompetensi Dasar Seni Islami dan Seni
Budaya dalam Pembelajaran Gambar Ilustrasi ... 121 4.8 Pelaksanaan dan Respon Pembelajaran Para Siswa dari
Tiga MTs Negeri Kab. Bandung Barat ... 135 4.9 Aspek – aspek dasar MTs Negeri ... 145 4.10 Usaha-usaha Mengatasi Hambatan Pengelolaan
xi
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Gambar Binatang di Gua Lascaux ... 20
2.2 Lukisan dinding pada gua dari zaman Prasejarah, Terdapat di Sulawesi Selatan ... 21
2.3 Lukisan babi hutan pada dinding gua Leang-leang, Terdapat di Sulawesi Selatan ... 21
2.4 Kumpulan Peninggalan zaman sejarah yang Merupakan hasil gambar ilustrasi ... 22
2.5 Gambar ilustrasi dalam bentuk relief pada hiasan Dinding mesjid Matingan yang bermotif bunga Dengan gambar kera yang disamarkan dengan Bunga ... 23
2.6 Gambar miniatur gaya Mesopotamia (Maqamat AL-Hari dari Slaid dokumen Jurusan Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung ... 32
2.7 Gambar miniatur “ Cronology of Ancient Peoples “Dan AL Biruni (Gaya Mongol) ... 32
2.8 Gambar miniatur mazhab Mesopotamia ilustrasi Dari Maqamat AL- Hariri (1222-1223 ) ... 33
2.9 Gambar ilustrasi pada dinding bata mesjid Wazir Khan .... 33
2.10 Gambar ilustrasi Muhammad preaching his Farewell Sermon ... 33
2.11 Gambar ilustrasi Abel revisiting his parent ... 33
2.12 Gambar ilustrasi cerita dalam bahasa arab ... 34
2.13 Model Berpikir ... 48
4.1 Peta Wilayah Kabupaten Bandung Barat ... 56
xii
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3 Peta Wilayah Kecamatan Cihampelas ... 60
4.4 Desa Cihampelas ... 61
4.5 Peta Wilayah Desa Cihampelas Kab. Bandung Barat ... 61
4.6 Peta Wilayah Cililin Kab. Bandung Barat ... 62
4.7 Kantor Kecamatan Cililin Kab. Bandung Barat ... 63
4.8 Peta Wilayah Kecamatan Cikalong Wetan ... 63
4.9 Kantor Kecamatan Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat.. 64
4.10 Apel Pagi Para Staf Kantor Kecamatan Cikalong Wetan.... 64
4.11 Peternakan Ikan Masyarakat Cihampelas & Cililin ... 65
4.12 Pertokoan Wajit & Kerupuk Masyarakat Cihampelas & Cililin ... 65
4.13 Makanan Khas Cililin dan Rongga Cihampelas ... 66
4.14 Perkebunan Teh Walini Cikalong Wetan Kab, Bandung Barat ... 66
4.15 Pintu Gerbang Utama MTs Negeri Rongga Cihampelas... 72
4.16 Suasana Lapangan MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 73
4.17 Suasana jam istirahat MTs Negeri Rongga Cihampelas .... 73
4.18 Halaman MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 74
4.19 Denah bangunan MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 75
4.20 Lapangan Upacara MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 76
4.21 Jajaran Ruang Kelas MTs Negeri Rongga Cihampelas... 76
4.22 Ruang Osis & Pramuka MTs Negeri Rongga Cihampelas.. 77
4.23 Ruang Kepala Sekolah & Wakil Kepala Sekolah MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 77
4.24 Taman MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 77
4.25 Perpustakaan MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 78
4.26 Ruang Kelas MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 78
4.27 Ruang Guru MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 78
4.28 Peneliti Bersama Siswa Laki- laki MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 81
4.29 Para Siswa Perempuan MTs Negeri Rongga Cihampelas... 81
4.30 Suasana Ruang Kelas MTs Negeri Rongga Cihampelas... 82
4.31 Suasana Ruang Kelas MTs Negeri Rongga Cihampelas.... 82
4.32 Para Guru MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 85
4.33 Papan Nama MTs Negeri Cililin Kab. Bandung Barat... 86
4.34 Bangunan MTs Negeri Cililin Kab. Bandung Barat... 86
4.35 Lapangan Upacara Mts Negeri Cililin Kab. Bandung Barat ... 86
4.36 Suasana Lapangan MTs Negeri Cililin Kab. Bandung Barat... 87
4.37 Suasana jam pelajaran olah raga MTs Negeri Cililin... 87
xiii
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.40 Bangunan MTs Negeri Cikalong Wetan ... 95
4.41 Pintu Gerbang MTs Negeri Cikalong Wetan ... 96
4.42 Suasana Lapangan MTs Negeri Cikalong Wetan... 96
4.43 Sarana dan Prasarana MTs Negeri Cikalong Wetan ... 97
4.44 Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri Cikalong Wetan... 97
4.45 Ruang Guru MTs Negeri Cikalong Wetan... 98
4.46 Ruang Seni Budaya MTs Negeri Cikalong Wetan... 98
4.47 Gambar Kaligrafi Hasil Apresiasi Siswa ... 98
4.48 Ruang Seni Budaya MTs Negeri Cikalong Wetan... 98
4.49 Denah MTs Negeri Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat... 102
4.50 Peneliti Sedang Mewawancarai Guru Seni Budaya MTs Negeri Rongga Cihampelas Kab, Bandung Barat ... 108
4.51 Peneliti dan Siswa-siswi MTs Negeri Rongga Cihampelas Kab. Bandung Barat... 109
4.52 Peneliti Sedang Mewawancarai Guru Seni Budaya MTs Negeri Rongga Cihampelas Kab. Bandung Barat... 115
4.53 Proses Belajar Mengajar Guru Seni Budaya dan Siswa-siswi MTs Negeri Rongga Cihampelas Kab. Bandung Barat ... 115
4.54 Guru MTs Negeri Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat.... 116
4.55 Siswa MTs Negeri Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat Sedang menggambar Ilustrasi yang di adaptasi ke dalam Kaligrafi ... 117 Apresiasi para siswa MTs Negeri Rongga Cihampelas Kab. Bandung Barat ... 122
4.59 Kasus 1 hasil gambar Nawaf F.S ... 146
4.60 Kasus 2 hasil gambar Mulyani ... 148
4.61 Kasus 3 hasil gambar Novi Indriyani ... 149
4.62 Kasus 4 hasil gambar Muchtar ... 150
4.63 Kasus 5 hasil gambar Han han Herlina ... 151
4.64 Kasus 6 hasil gambar Putri Nuraini ... 152
4.65 Kasus 7 hasil gambar Ika Novianti ... 153
4.66 Kasus 8 hasil gambar Aresty F. A... 154
4.67 Kasus 9 hasil gambar Siti Nurcahyani ... 155
xiv
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.69 Peneliti Bersama Siswa/siswi MTs Negeri Rongga
Cihampelas ... 164
4.70 MTsN Cililin Kab. Bandung barat ... 165
4.71 Para siswa MTs Cikalong Wetan KBB... 165
4.72 Bangunan MTs Cikalong Wetan... 165
4.73 Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf & Siswa MTs Negeri Cililin Kab. Bandung Barat... 167
4.74 Guru Seni Budaya & Siswa MTs Negeri Cililin Kab. Bandung Barat... 168
4.75 Pelatihan Guru Seni Budaya MTs Negeri Kab. Bandung Barat... 174
4.76 Pelatihan Guru Seni Budaya MTs Negeri Kab. Bandung Barat ... 174
4.77 Pondok Pesantren Umul Quro dekat MTs Negeri Rongga Cihampelas ... 177
4.78 Pondok Pesantren dekat MTs Negeri Cililin ... 178
4.79 Gambar Pesantren sekitar MTs Negeri Cikalong Wetan .... 178
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 ... 197
LAMPIRAN 2 ... 198
LAMPIRAN 3 ... 201
LAMPIRAN 4 ... 202
LAMPIRAN 5 ... 209
1
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keunikan Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang memiliki penduduk
yang beragam (multietnis). Keanekaragaman suku bangsa tumbuh dan
berkembang karena perbedaan lingkungan fisik maupun sosialnya, sehingga
menjadikan latar belakang sejarah dan tingkat perkembangan juga berbeda.
Selain faktor lain yang ikut serta mempengaruhi, yakni adanya pandangan
yang berbeda terhadap sistem keyakinan agama yang dianutnya. Perbedaan
penafsiran akan keagamaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
keragaman sosial budaya Bangsa. Itulah sebabnya kenyataan beragamnya
tafsir keyakinan keagamaan dan penerapan dalam kehidupan mengharuskan
adanya perhatian khusus bagi para pelaksana pendidikan, khususnya para
guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran di berbagai bidang studi
termasuk seni budaya.
Ekspresi keyakinan pada sistem keagamaan dan ritualitas yang
dilaksanakan oleh umumnya penduduk yang menghuni berbagai wilayah di
Indonesia menjadikan Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.
Keyakinan akan keagamaan tersebut telah dibakukan, dipelihara dan
membentuk suatu pandangan hidup (blueprint) yang sifatnya melekat secara
permanen. Keyakinan yang menjadi pedoman hidup tersebut senantiasa
dilestarikan dan ditransmisikan antar generasi melalui proses belajar di
sepanjang waktu.
Sistem pengetahuan yang menjadi pandangan hidup dan
ditransmisikan antargenerasi digunakan oleh setiap kelompok sosial untuk
memahami diri, menginterpretasi lingkungannya dan mendorong dalam
2
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan perwujudan emosi keagamaan yang sekaligus mengindikasikan
adanya identitas bagi kelompok yang bersangkutan. Melalui perilaku yang
ditampilkan secara implisit maupun eksplisit akan menampilkan keyakinan
keagamaan yang mengandung nilai benar atau salah menurut pandangan
masing-masing. Pada sisi yang lain, sistem pengetahuan keagamaan juga
dapat digunakan untuk mengadaptasi seseorang maupun kelompok sosial
dengan lingkungannya, berikut dengan perubahan dan perkembangan yang
tengah berlangsung. Perbedaan pola adaptasi masing-masing kelompok
sebagai akibat perbedaan memahami dan menginterpretasi lingkungan
menjadikan keberbedaan dan keragaman sebagai sesuatu yang harus
dipahami sebagai kunci persoalan dan peluang bersama.
Keragaman dan multisosial Bangsa Indonesia akan tampak salah
satunya pada keragaman penduduk yang bermukim di Jawa Barat. Meski
secara kasat mata Jawa Barat dominan dihuni oleh etnis Sunda dan
mayoritas berkeyakinan pada agama Islam, namun masing-masing kelompok
penduduk memiliki lingkungan dan latar belakang sosial budaya yang
berbeda. Selain itu masing-masing berkembang dengan tingkat kecepatan
yang berbeda, sehigga terdapat lingkungan yang perkotaan, pedesaan dan ada
pula ditengah-tengah (desa kota). Perbedaan lingkungan menjadi
masing-masing kelompok sosial di Jawa Barat memiliki sistem pengetahuan dan
keyakinan agama yang berbeda. Perbedaan keluasan dan kedalaman pada
sistem pengetahuan masing-masing penduduk Jawa Barat dalam memahami
diri, menginterpretasi lingkungan dan mewujudkan perilakunya.
Sistem pengatahuan yang berbeda pada masing-masing kelompok
masyarakat Jawa Barat akan mempengaruhi pemahaman yang berbeda
terhadap norma yang ditetapkan dalam agama (baca Agama Islam). Penduduk
yang menghuni wilayah pendesaan akan memiliki ekspresi keagamaan
Islam yang berbeda dengan kelompok masyarakat kota. Perbedaan
3
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam melaksanakan ritualitas keagamaan berbeda. Hal ini berarti
menunjukkan keterikatan pada norma keagamaan Islam yang sudah
dipedomani bersama menjadi berbeda. Karena itu ada kelompok masyarakat
Islam yang disebut puritan dan kelompok penganut Islam yang modern.
Salah satu penduduk Jawa Barat yang banyak bermukim di pedesaan
adalah penduduk yang menghuni daerah Kabupaten Bandung Barat. Wilayah
ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Bandung pada lima tahun yang lalu
yang mencakup wilayah Bandung bagian utara, Bandung bagian timur dan
Bandung bagian barat. Dengan demikian secara kewilayahan Kabupaten
Bandung Barat memiliki keluasan wailayah selain jumlah penduduk yang
cukup banyak, namun pada umumnya berada di wilayah pinggiran Kota
Bandung dan Kota Cimahi.
Pola dan keterikatan penduduk Bandung Barat pada sistem
keagamaan Islam menunjukkan ekspresi yang berbeda. Hal ini tampak
pada kecenderungan memilih sekolah untuk anak-anaknya pada lembaga
pendidikan yang kental dengan keagamaan, diantaranya lembaga pendidikan
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pilihan pada lembaga pendidikan tersebut
didasarkan atas sistem pengetahuan dan keyakinan mereka, bahwa
lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah dipandang masih memiliki ciri
sebagai lembaga pendidikan yang akan bisa memelihara sistem
keberagamaan Islam dipahami sama.
Umumnya pola pengetahuan orang tua siswa MTs mempercayai
bahwa lembaga pendidikan pesantren sebagai satu-satunya lembaga yang
dipercaya bisa menjaga aqidah keagamaan. Itulah sebabnya lembaga MTs
banyak bernaung pada lembaga yayasan pesantren atau kelompok sosial
yang telah mengenyam belajar di pesantren. Dengan demikian,
menyekolahkan ke lembaga MTs dipandang sama dengan menyerahkan
4
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, lembaga pendidikan MTs
yang ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat memiliki ciri pendidikan
formal, yakni tujuan yang telah ditetapkan dan kurikulum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Selain mengatur materi, jam dan waktu
pembelajaran, juga tempat pembelajaran dilakukan di kelas, bersifat
klasikal dan bertingkat-tingkat. Para guru memiliki persyaratan khusus,
yakni menguasai bidangnya secara formal, memiliki kompetensi dan
dibuktikan dengan sertifikat guru profesional. Sarana dan prasarana
sekolah cenderung lebih lengkap dan lebih berteknologi serta terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan tuntutan dan kebutuhan ilmu
masing-masing.
Mengingat kurikulum yang sudah ditetapkan, maka pada lembaga
pendidikan MTs materi pembelajaran disebarkan dalam bentuk Mata
pelajaran. Mata Pelajaran yang ada pada lembaga pendidikan MTs sebagian
besar sama dengan mata pelajaran yang berlaku di pendidikan umum
formal yang setara, yakni SMP. Beberapa mata pelajaran yang bermuatan
materi keagamaan diajarkan sebagai ciri kekhususan pada lembaga formal
keagamaan Islam di semua MTs Negeri Kabupaten bandung Barat.
Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di MTs adalah
pembelajaran seni budaya yang didalamnya memuat materi seni rupa, seni
musik, seni tari dan seni drama. Mata pelajaran seni budaya dipandang
pembelajaran yang unik, karena guru yang mengajarkannya membutuhkan
keahlian khusus. Sampai saat ini jarang sekali sekolah formal, khususnya
di MTs memiliki keempat guru seni budaya yang mengajarkannya secara
lengkap. Karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya di MTs
Negeri Bandung barat masih mengandung banyak problema yang harus
terus dipecahkan oleh para pengelola sekolah dan guru-guru seni budaya.
Materi pada kurikulum seni budaya tahun 2006 dapat dibagi
5
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rupa, materi ekspresi diri atau keterampilan berkarya dan materi
menghargai atau sikap apresiasi terhadap karya seni rupa dua dimensi dan
tiga dimensi. Cakupan materi karya seni rupa terbagi dalam tiga tingkatan,
yakni muatan materi seni rupa lokal atau daerah setempat, materi karya
seni rupa Nusantara dan materi karya seni rupa Manca negara. Materi seni
rupa memiliki keluasan dan kedalaman yang berbeda, sehingga para guru
bekerja keras untuk memilah dan memilih materi-materi mana yang
mewakili masing-masing kompetensi dasar tersebut.
Salah satu materi yang harus diajarkan pada siswa MTs tentang
pelaksanaan pembelajaran seni budaya adalah seni gambar ilustrasi. Materi
ini selalu dihindari oleh para guru seni rupa di MTs karena mengandung
persoalan yang kompleks. Beratnya pembelajaran materi ini bukan
disebabkan segi keluasan dan kedalaman materi yang mencakup ranah
pengetahuan, keterampilan berkarya dan mengapresiasi, melainkan karena
materi memiliki persinggungan dan “bertentangan” dengan sistem
pengatahuan dan keyakinan agama kelompok sosial puritan yang menjadi
orang tua dan siswa. Dalam banyak kasus pembelajaran seni gambar
ilustrasi menunjukkan gejala penolakan, sekalipun secara tidak terbuka
yang menunjukkan adanya keengganan untuk mempelajarinya. Materi
menggambar mahluk berwujud melalui gambar ilustrasi termasuk kategori
tidak boleh atau haram untuk dibuat, apalagi diajarkan pada para siswa.
Materi gambar ilustrasi yang banyak ditolak tersebut adalah materi
karya gambar ilustrasi yang menyerupai mahluk hidup, khususnya wujud
manusia.
Dilema pembelajaran seni gambar ilustrasi pada siswa MTs Negeri di
Kabupaten Bandung Barat telah menjadi banyak keluhan para guru seni
budaya. Tiga MTs Negeri yang secara terbuka menolak adalah lembaga
pendidikan MTs Negeri di Rongga Cihampelas, MTs Negeri Cililin, dan
6
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak diajarkan. Akan tetapi, pembelajaran seni gambar ilustrasi merupakan
tuntutan kurikulum Seni Budaya yang wajib diajarkan di persekolahan,
termasuk MTs Negeri. Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap
fenomena penolakkan pembelajaran seni gambar ilustrasi pada siswa di tiga
MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat, dapat disampaikan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran seni gambar ilustrasi di MTs Rongga Cihampelas, MTs
Negeri Cililin, dan MTs Negeri Cikalong Wetan untuk selama tiga tahun
tidak diajarkan. Kendala utamanya adalah adanya penolakkan dari orang
tua siswa yang merasa keberatan untuk diajarkan kepada anak-anaknya
karena bertentangan dengan keyakinan agama terhadap objek gambar.
2. Pimpinan lembaga pendidikan MTs dan juga para guru Seni budaya di
MTs Negeri Rongga cihampelas, MTs Negeri Cililin, dan MTs Negeri
Cikalong Wetan tidak memiliki wawasan yang luas untuk dijadikan
strategi dalam pelaksanaan pembelajaran seni gambar ilustrasi. Lebih
dari itu, seharusnya mampu memberi argument yang sepadan tentang
pentingnya pembelajaran materi tersebut dan menjelaskan hubungan
antara seni budaya dan agama Islam secara tepat dan proporsional
kepada para orang tua.
3. Pola dan strategi pembelajaran seni budaya, khususnya dalam
mengajarkan gambar ilustrasi pada siswa MTs Negeri tidak
diadaptasikan secara tepat sesuai dengan tuntutan keyakinan agama
para siswa dan orang tua siswa. Strategi pembelajaran tidak
dikembangkan secara kreatif, sehingga pembelajaran seni budaya
nyaris tanpa perubahan yang berarti dan tidak memberi porsi untuk
membuka semangat dan wawasan peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran berjalan secara monotan tanpa ada gerak inovasi yang
7
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fenomena permasalahan pembelajaran seni gambar ilustrasi di
lembaga pendidikan MTs Negeri yang berada di Kabupaten Bandung Barat
kemungkinannya disebabkan oleh faktor-faktor, sebagai berikut:
1. Pandangan para siswa dan orang tua yang kurang positif menggenai
pembelajaran seni gambar ilustrasi diakibatkan oleh sistem pengetahuan
mereka dalam menafsirkan sumber aturan yakni hadist dengan satu sisi,
yakni dari ilmu fiqih atau ilmu hukum agama.
2. Para guru belum memperoleh keterangan dari hasil penelitian yang dapat
dipercaya dan menjadi rujukan, bahwa terdapat menafsirkan lain mengenai
larangan pembuatan gambar nyata yang bisa dijadikan alasan bagi guru
dalam berargumen.
3. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat dan adaptif bagi guru
seni budaya yang bisa menjembatani satu sisi kepentingan keyakinan
agama para siswa dan orang tua dan pada sisi yang lain kepentingan
pencapaian tujuan pembelajaran yakni memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum Seni budaya di tiga MTs Negeri di
kabupaten Bandung Barat.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang diuraikan di atas, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk karya tulis akhir
berkenaan dengan pembelajaran seni gambar ilustrasi bagi siswa MTs
Negeri. Hal ini disebabkan karena latar belakang penulis sebagai guru seni
budaya dan juga relevan dengan studi yang selama ini penulis lakukan, yakni
pada program Pendidikan Seni di Sekolah Pascasarjana UPI. Dengan demikian
judul yang penulis tetapkan dalam penelitian ini, yakni :
“ADAPTASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SENI GAMBAR ILUSTRASI PADA TIGA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI DI
KABUPATEN BANDUNG BARAT”.
8
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian mengenai pembelajaran seni gambar ilustrasi memiliki
cakupan yang luas dan mendalam berikut dengan permasalahannya. Selain
masalah kurikulum, sarana dan prasarana serta kompetensi siswa maupun
guru yang mengajarnya. Mengingat keterbatasan dana dan waktu yang
tersedia, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini hanya dari
aspek pengelolaan yang dipandang adaptif untuk bisa terlaksanannya
pembelajaran seni gambar ilustrasi. Untuk itu fokus penelitiannya
dirumuskan menjadi, sebagai berikut: “Bagaimana pengelolaan pembelajaran
seni gambar ilustrasi diadaptasikan bagi siswa pada tiga Madrasah
Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat?”.
Agar masalah penelitian lebih operasional, maka fokus dan rumusan
masalah penelitian diturunkan dalam tiga pertanyaan penelitian, yakni:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni gambar ilustrasi pada tiga
MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat ?
2. Faktor-faktor apa yang menghambat pembelajaran seni gambar ilustrasi
pada tiga MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat ?
3. Bagaimana pola adaptasi pembelajaran seni gambar ilustrasi bagi siswa
pada tiga MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran seni gambar ilustrasi pada tiga
MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat.
2. Menganalisis faktor-faktor yang menghambat pembelajaran seni gambar
ilustrasi pada tiga MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat.
3. Menemukan pola adaptasi pembelajaran seni gambar ilustrasi pada tiga
MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat.
9
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Manfaat secara akademis, yakni ditemukannya rumusan konsep adaptasi
pembelajaran seni gambar ilustrasi yang adaptif dengan keyakinan agama
para siswa dan kepentingan pencapaian standar kompetensi pembelajaran
seni budaya pada tiga MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat.
2. Manfaat secara praktis, yakni akan menjadi masukan bagi para guru seni
budaya yang mengajar di MTs Negeri, Kepala Sekolah dan Dinas
Pendidikan dan Kebudaaan se-Kabupaten Bandung Barat dalam
merumuskan dan pengambilan kebijakan mengenai pembelajaran seni
gambar ilustrasi bagi siswa Madrasah Tsanawiyah.
3. Manfaat bagi peserta didik, yakni siswa tiga MTs Kabupaten Banung Barat
adalah penelitian akan memberi pengetahuan dan wawasan tentang ragam
gambar ilustrasi yang ada dan juga pandangan Islam tentang seni ilustrasi
sehingga siswa dapat mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
E. Definisi Operasional
1. Adaptasi adalah upaya menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik
lingkungan manusia maupun lingkungan alam. Dalam melaksanakan
adaptasi dilakukan dengan perilaku beradaptasi, strategi beradaptasi dan
tindakan beradaptasi. Adaptasi dalam pengelolaan adalah pengelolaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan lingkungan sekolah berada.
2. Pengelolaan pembelajaran adalah usaha mengelola pembelajaran yang baik
dan disesauikan dengan tujuan. Dalam pengelolaan mencakup aspek
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran oleh guru yang
profesional dalam mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum.
3. Pembelajaran Seni Gambar ilustrasi adalah pembelajaran pengetahuan,
10
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bercerita. Gambar ilustrasi mengandung mencakup unsur-unsur gambar,
yakni unsur : (a) titik, (b) unsur bidang ; (c) bentuk; (d) ruang; (e)
volume ; (f) Warna; (g) gelap terang; (h) tekstur, dan lain-lain, agama
Islam yang khas adanya.
4. Karakteristik siswa MTs adalah siswa remaja yang datang dari keluarga muslim yang memandang Agama secara puritan yang sedang mencari jati
diri, dimana seseorang ingin melepaskan ketergantungan dari lingkungan
sekitarnya dan ingin menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang memiliki
49 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam kajian yakni pendekatan
budaya, adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang lebih memperhatikan
hubungan-hubungan fungsional dalam struktur yang bertingkat-tingkat,
dimana antar gejala satu sama lain saling berkaitan dan membentuk suatu
kesatuan yang holistik (Suparlan, l988). Berdasarkan rumusan masalah yang
diteliti, maka pola budaya belajar produktif ditempatkan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari aspek adaptasi pengelolaan pembelajaran seni gambar
ilustrasi pada siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Rongga, MTs
Negeri Cililin, dan MTs Negeri Cikalong Wetan di Kabupaten Bandung Barat.
Unsur yang berkaitan tersebut yakni keterampilan melukis dan keterampilan
hidup. Unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan.
Untuk memperoleh penjelasan mengenai hubungan antar unsur
tersebut, maka diperlukan penggalian informasi yang meluas dan mendalam.
Pengumpulan informasi yang menjadi serangkaian data penjelas dalam
pendekatan ini harus berdasar pada pandangan masyarakat setempat sebagai
landasan prinsipil yang harus ditaati dalam penelitian kualitatif. Dengan
demikian posisi peneliti adalah menafsirkan situasi sosial budaya yang tampak
berhubungan dengan tempat, waktu, obyek, pelaku, aktivitas, tindakan, dan
perasaan-perasaan masyarakat yang bersangkutan mengenai adaptasi
pengelolaan pembelajaran seni gambar ilustrasi pada siswa Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Rongga, MTs Negeri Cililin, MTs Negeri
Cikalong Wetan di Kabupaten Bandung Barat.
Berdasarkan pandangan itu, maka teknik pengumpulan data yang akan
50 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yakni teknik yang menkankan pada kecermatan panca indra dalam mengamati
gejala fisik yang berhubungan dengan budaya belajar produktif, keterampilan
melukis dan keterampilan hidup kolektif. (b) Tekknik pengamatan terlibat,
yakni teknik yang pengamatan mengenai hubungan tindakan manusia dalam
kaitanya dengan yang lain. Teknik ini membutuhkan interaksi sosial yang
dilakukan dengan kerja sama dengan suatu kelompok sosial sebagaimana yang
disarankan oleh Black & Champion (l992:289). (c) Teknik wawancara
berstruktur. Teknik wawancara penting dilakukan untuk melengkapi teknik
observasi. Teknik wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan
melalui sejumlah informan yang setara dengan cara struktur yang
bertingkat-tingkat, yakni dengan menggunakan pedoman wawancara yang dirancang
sebelum wawancara dilakukan mengenai suatu topik permasalahan; (d)
Teknik wawancara mendalam atau deep interview yang digunakan untuk
melengkapi teknik pengamatan terlibat, yakni dengan cara konfirmasi kembali
kepada sumber lainnya yang dipandang tepat. Dalam wawancara mendalam
memerlukan informan kunci (key informant) guna memperoleh validitas data
yang telah diperoleh dari teknik pengamatan terlibat; dan (e) Teknik studi
dokumen, yakni menggali informasi melalui dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang dikaji,
B. Teknik Pengumpulan Data
Sumber informasi atau data yang dilakukan dalam penelitian ini
diperoleh melalui studi lapangan, yakni melalui observasi atau pengamatan,
baik berupa pengamatan biasa ataupun pengamatan terlibat. Sumber informasi
pengamatan adalah keadaan dan kejadian yang berlangsung dalam lingkungan
masyarakat yang dalam dalam penelitian ini berkaitan dengan: (a) Peta
wilayah Kabupaten Bandung Barat; (b). Kondisi sarana dan prasarana
lembaga pendidikan MTsN Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan;
51 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cililin, MTsN Cikalong Wetan; (d) berbagai kegiatan pembelajaran di kelas
dan luar kelas di MTsN Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan; (d)
pelaksanaan kegiatan keagamaan di MTsN Rongga, MTsN Cililin, MTsN
Cikalong Wetan; (e) Kegiatan keagamaan di luar kelas. Observasi atau
pengamatan terlibat digunakan untuk memperhatikan pada (a) Kondisi
objektif pembelajaran keagamaan Islam di MTsN Rongga, MTsN Cililin,
MTsN Cikalong Wetan; (b) Kondisi objektif pembelajaan seni gambar
ilustrasi di MTsN Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan; (c)
Peralatan dan media mengajar seni budaya di MTsN Rongga, MTsN Cililin,
MTsN Cikalong Wetan; (d) hasil-hasil gambar ilustrasi para siswa MTsN
Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan.
Interview atau wawancara penting dalam penggalian informasi dari
para informan yang memiliki pengetahuan banyak mengenai pola budaya
belajar yang akan mencapai keterampilan hidup kolektif. Wawancara dibagi
dalam dua bagian, wawancara terstruktur, yakni dengan menggunakan
pedoman wawancara secara berulang kepada informan mengenai suatu topik;
dan wawancara mendalam yang digunakan untuk menggali suatu informasi
penting di lapangan sehingga dapat mencapai pemahaman yang menyeluruh
mengenai masalah yang diteliti. Informan yang ditetapkan dalam penelitian ini
berada di lembaga pendidikan MTsN Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong
Wetan di Kabupaten Bandung Barat, diantaranya: (a) pengawas seni budaya
SMP dan MTs Kabupaten Bandung Barat; (b) Kepala sekolah MTsN Rongga,
MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan; (c) Komite sekolah MTsN Rongga,
MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan; (d) para guru seni budaya MTsN
Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan; serta (e) para siswa MTsN
Rongga, MTsN Cililin, MTsN Cikalong Wetan.
52 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan MTs dengan
sasarannya yakni pembelajaran seni budaya. Dalam penelitian kualitatif, istilah
subjek lebih tepat digunakan dibandingkan dengan sampel. Istilah sampel
bertolak dari asumsi bahwa setiap unsur dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan dalam penelitian kualitatif
seperti ini tidak semua subjek dari latar yang diteliti mempunyai peluang yang
sama untuk dipilih sebagai subjek penelitian.
Dalam penelitian ini sampel berarti subjek orang, peristiwa, dan
informasi yang dipilih untuk memberikan informasi yang terpercaya. Untuk
itu, penetapan subjek dilakukan melalui sampel internal. Bogdan dan Biklen
(1982: 62) menyebut sampel internal, yaitu keputusan yang diambil jika setelah
memiliki gagasan umun mengenai apa yang akan dikaji. dengan siapa. akan
berbicara, kapan melakukan pengamatan, dan berapa banyak jenis dokumen
yang akan ditinjau. Oleh Glaser dan Straus (1985: 102) disebut sampling
teoritis dengan kriteria penentuan kapan berhenti membuat sampling
kelompok-kelompok yang berbeda-beda untuk sebuah kategori adalah
kejenuhan teoritis kategori itu. Orang memperoleh kejenuhan teoritis dengan
cara mengumpulkan data sambil menganalisisnya. Bila suatu kategori tclah
jenuh, tidak ada cara lain kecuali terus mencari kelompok baru dengan data
dari kategori lain dan berusaha menjenuhkan kategori-kategori baru ini juga.
Pemilihan subjek informan, prosedurnya sesuai dengan saran Patton
(1980: 205) yaitu penetiti memilih informan yang dipandang paling
mengetahui masalah yang dikaji, dan pilihannya dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam pengumpulan data.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu
tahap studi pendahuluan dan studi implementasi model pembelajaran. Analisis
53 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara, transkrip dokumen, dan catatan hasil pengamatan. Bahan-bahan
tersebut memungkinkan peneliti melaporkan apa yang ditemukannya kepada
pihak lain (Bogdan dan Biklen, I982. 145: 56). Selanjutnya dikatakan bahwa
pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data menatanya menjadi
satuan-satuan yang dapat dikelola, mencari pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang akan dipelajari serta memutuskan apa yang akan peneliti
laporkan.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara berulang-ulang
dan berkesinambungan antara pengumpulan dan analisis data, baik selarma
pengumpulan data di lapangan maupun sesudah data terkumpul (Bogdan dan
Biklen, 1982: 145). Pada tahap ini hal yang dilakukan terdiri atas tiga langkah,
yaitu: (l) checking (2) organizing dan (3) coding (Kadir, 1992: l).
Checking, dimaksudkan untuk menentukan data yang diragukan, data
yang perlu dicek lebih lanjut, data yang kurang lengkap, sumber informasi
yang diragukan dan tidak diragukan kejujurannya, sumber informasi yang
masih diperlukan, waktu dan tempat yang tepat untuk mengumpulkan data.
Checking dimaksudkan untuk mengetahui apakah teknik pengumpulan data
yang digunakan sudah tepat untuk mendapatkan data yang diharapkan dan
tidak mengganggu subjek, dan data apa saja yang perlu diambil dengan
triangulasi.
Organizing, dimaksudkan untuk mengelompokkan data ke dalam
bentuk yang memudahkan pengecekan sumber datanya, tempat dan tanggal
data diambil, teknik pengumpulan dan jenis data, memberi tanda pada data
yang sudah dicek kelengkapan akurasinya. Pengelompokan data dibuat dalam
file/map yang berbeda antara hasil pengamatan, studi dokumen, dan hasil
wawancara.
Coding, dimaksudkan untuk mengurangi jumlah data menjadi bagian
kecil unit-unit analisis untuk memudahkan peneliti memfokuskan
54 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menciptakan skema umum yang tidak hanya terbatas pada konten, tetapi
mengacu kepada domain-domain umum yang menampung kode yang
dikembangkan secara inklusif. Setelah data disederhanakan melalui analisis
tersebut, maka selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model analisis
domain, taksonomi, komponen, dan tema (Spradley, 1980: 87).
Analisis domain, dilakukan baik dengan menggunakan folk terms,
analytic terms, maupun mixed terms. Ada enam langkah yang ditempuh dalam
penerapan analisis ini, yaitu (1) memilih hubungan semantik tunggal, (2)
mempersiapkan lembar kerja analisis, (3) memilih sampel dari data lapangan,
(4) mencari terminologi peliput dan terminologi diliput yang cocok dengan
hubungan semantik, (5) mencari domain yang hubungan semantiknya berbeda,
dan (6) membuat daftar pengelompokan domain. Dalam analisis domain ini,
selain melihat kode catatan lapangan, juga peneliti kembali membaca catatan
lapangan untuk mencari hubungan semantik yang ada di dalamnya, daftar
domain ini dibuat berdasarkan urutan pengelompokan Spradley (1980: 93).
Analisi taksonomis, sebagai kelanjutan dari analisis domain, maka
kegiatan dalam tahapan ini adalah mengkategorikan domain berdasarkan
hubungan semantik tunggal. Dalam hal ini dicari bagian-bagian dari kcgiatan
belajar, hubungan di antara bagian-bagian dan hubungan keseluruhannya. Dari
gambaran kegiatan belajar secara keseluruhan, selanjutnya diperikan
bagian-bagian dasar dari domain dan unit lebih kecil yang membentuk suatu domain.
Ada tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis ini, yaitu: (1) mulai dengan
memilih domain yang memuat informasi yang paling banyak. (2) mencari
persamaan berdasarkan hubungan semantik, (3) mencari included terms
tambahan, (4) mencari domain yang lebih besar, lebih inclusif yang mungkin
memuat sub-set dari domain yang sedang dianalisis, (5) membentuk taksonomi
sementara berdasarkan outline, (6) melaksanakan pengamatan terfokus untuk
mengecek hasil analisis, dan (7) membentuk taksonomi yang komplit dan
55 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis komponensial, analisis ini dimaksudkan untuk mencari
komponen pengertian secara sistematis yang berhubungan dengan kategori
kegiatan belajar subjek. Ada delapan langkah yang ditempuh dalam analisis ini,
yaitu: (1) memilih satu domain untuk dianalisis, (2) mencari seluruh kontras,
(3) mempersiapkan lembar kerja paradigma, (4) mengidentifikasi dimensi
kontras yang mempunyai pasangan nilai, (5) menggabungkan dimensi-dimensi
kontras yang berhubungan dekat menjadi satu dimensi yang mempunyai nilai
multi, (6) menyiapkan pertanyaan kontras untuk atribut yang hilang, (7)
melaksanakan pengamatan selektif untuk menemukan informasi yang kurang
dan (8) menyiapkan paradigma yang komplit.
E. Lokasi, Jadwal. Waktu
Lokasi penelitian dilaksanakan pada tiga MTs Negeri Kabupaten
Bandung Barat adalah MTs Negeri Rongga Cihampelas, yang berada di Desa
Cihampelas Kecamatan Cihampelas, penelitian yang kedua adalah MTs
Negeri Cililin yang berlokasi di Desa Karang tanjung Kecamatan Cililin dan
penelitian yang ketiga MTs Negeri Cikalong Wetan berada di Jln. Rendeh
kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan jadwal
dan waktu pelaksanaan dapat digambarkan pada tabel 3.1 berikut ini:
56 Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Seminar Proposal
Penelitian
4
Observasi Lapangan Lokasi MTsN Rongga Cihampelas
5 Observasi Lapangan
MTsN Cililin
6
Observasi Lapangan MTsN Cikalong Wetan
7 Pengumpulan dan pengolahan data
8 Penulisan Laporan
9 Ujian Sidang Tesis
Tahap 1
10 Ujian Sidang Tesis
188
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh melalui
studi dokumen, observasi dan wawancara dengan berbagai informan di lapangan
dapat disimpulkan, sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Kabupaten Bandung Barat adalah pemekaran dari kabupaten induksnya,
yakni Kabupaten Bandung tahun 2005. Tiga kecamatan yang ada di
Bandung Barat kecamatan yang ada di sebelah selatan adalah Kecamatan
Cihampelas yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Cililin yang
penduduknya memiliki sisitem sosial, budaya dan kegamaan yang
tergolong tradisional. Terdapat satu sekolah yang berfiliasi di bawah
naungan Departeman Agama, yakni Sekolah Madrasah Tsnawiyyah Negeri
(MTsN) Rongga Cihampelas yang alamatnya Jl.Pembangunan 185, yang
berada di Desa Rongga Kecamatan Cihampelas. MTs Negeri Cililin Jl
Citiis di Desa Karang Tanjung Kecamatan Cililin, dan MTs Negeri
Cikalong Wetan Jl Rende no 3 Desa Cikalong Kecamatan Cikalong Wetan.
MTs Negeri Rongga Cihampelas Siswanya mencapai 600 siswa dengan
tenaga pengajar sebanyak 36 orang dan 5 pegawai administrasi. MTs
Negeri Cililin Siswanya mencapai 530 siswa dengan tenaga pengajar
sebanyak 32 orang dan 5 pegawai administrasi MTs Negeri Cikalong
Wetan Siswanya mencapai 535 siswa dengan tenaga pengajar sebanyak
40 orang dan 7 pegawai administrasi. Sarana yang dimiliki cukup memadai
sedangkan prasarana untuk pengeloaan pembelajaran harus terus
dilengkapi. Pengelolaan pembelajaran seni dan budaya, khususnya seni
189
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dampaknya bagi keberhasilan dalam mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan. Acuan perencanaan adalah menyangkut Kompetensi Dasar
Seni Budaya dan Mata Pelajaran muatan lokal Seni Islami. Kompetensi
dasar yang relevan adalah, yakni: (a) Mengenal karya seni rupa murni dua
dimensi daerah setempat, nusantara dan mancanegara; (b) Menampilkan
sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan teknik karya seni rupa murni
daerah setempat; Nusantara dan Manca Negara; (c) Mengekpresikan diri
dalam berkarya seni murni dua dimensi daerah setempat; Nusantara dan
Manca Negara; dan (d) Menyiapkan, menata dan melaksanakan pameran
karya seni gambar ilustrasi hasil buatan sendiri untuk pameran kelas atau
sekolah. Pelaksanaan pembelajaran dalam mengenal dan menampilkan
sikap apresiatif berdasarkan situasi, pelaksanaan cakupan keluasan dan
kedalam, pendekatan dan metoda. Media dan langkah-langkah
pembelajaran umumnya siswa MTs Negeri memiliki respon yang lebih
positif. Sedangkan dalam mengekspresikan diri melaksanakan pameran
kelas menunjukkan adanya respon yang kurang positif dan cenderung
ragu-ragu. Hal ini berkaitan dengan penilaian dan dampak pembelajaran
dalam mengenal karya seni gambar dan sikap apreatif dampak pendidikan
dan bagi guru seni budaya dipandang baik. Akan tetapi dampak lingkungan
sosial, budaya dan keagamaan tergolong kurang baik.
2. Faktor-faktor penghambatnya adalah: (a) Kompetensi guru seni budaya
MTs Negeri Rongga Cihampelas, MTs Negeri Cililin, dan MTs Negeri
Cikalong Wetan; (b) Lingkungan peserta didik MTs Rongga
Cihampelas,MTs Negeri Cililin, dan MTs Negeri Cikalong Wetan; (c)
Sarana dan prasarana MTs Negeri Rongga Cihampelas, MTs Negeri Cililin,
dan MTs Negeri Cikalong Wetan; (d) Kebijakan kepala sekolah MTs
Negeri Rongga Cihampelas, MTs Negeri Cililin, dan MTs Negeri Cikalong
Wetan; dan (e) Pembiayaan pembelajaran MTs Negeri Rongga Cihampelas,
190
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut saling berkaitan dan bertumpu pada faktor kebijakan pimpinan
kepala sekolah.
3. Usaha-usaha menyelesaikan hambatan pengelolaan pembelajaran seni
gambar ilustrasi di MTs Negeri Rongga Cihampelas, MTs Negeri Cililin,
dan MTs Negeri Cikalong Wetan adalah dengan: (1) Meningkatkan
kompetensi guru seni budaya dan alternatif usaha lain yang akan
membantu kemampuan guru seni budaya MTs Negeri dalam pembelajaran
dijadikan pola adaptasi; (2) melakukan adaptasi dengan karakteristik
lingkungan sosial budaya masyarakat sekitar sekolah dan karakteristik
siswa MTs Negeri sebagai usaha mengatasi masalah lingkungan peserta
didik; (3) Mengevaluasi kembali kebijakan Kepala sekolah MTs Negeri
yang selama ini diterapkan dan sekaligus merumuskan kebijakan baru yang
lebih berorientasi pada peningkaan kinerja dan hasil pembelajaran sebagai
usaha mengatasi hambatan kebijakan pimpinan MTs Negeri yang selama
ini dirasakan kontraproduktif; dan (4) Merancang, merumuskan dan
memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah untuk alokasi praktek
pembelajaran selain mencari alternative pembiayaan lain dari sumber lain
yang tidak mengikat.
B. Rekomendasi
1. Rekomendasi hasil penelitian secara akademik diperlukan usaha lanjutan
untuk meneliti tentang pembelajaran seni gambar ilustrasi di sekolah
madarasah lainnya dengan bidang seni rupa lainnya.
2. Rekomendasi secara praktis
a. Rekomendasi bagi guru seni budaya di MTs Negeri Rongga
Cihampelas,MTs Negeri Cililin, MTs Negeri Cikalong Wetan dan guru
seni budaya di MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat lainnya
adalah diperlukan usaha yang tepat untuk mengadaptasikan materi,
191
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kebutuhan masyarakat setempat, selain tetap berpegang pada
SK dan KD yang ditetapkan dalam kurikulum.
b. Rekomendasi bagi Kepala Sekolah di MTs Negeri Rongga
Cihampelas, MTs Negeri Cililin, MTs Negeri Cikalong Wetan dan
guru seni budaya di MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat lainnya
adalah diperlukan usaha melengkapi prasarana dalam pengelolana
kelas seni budaya selain meningkatkan kesejahteraan guru dan
kompetensi guru seni budaya.
c. Rekomendasi bagi Komite Sekolah MTs Negeri Rongga Cihampelas,
MTs Negeri Cililin, MTs Negeri Cikalong Wetan dan guru seni
budaya di MTs Negeri di Kabupaten Bandung Barat lainnya adalah
membantu sekolah dan guru seni budaya untuk peningkatan kualitas
pengelolaan pembelajaran dengan bantuan pembiayaan dan penjelasan
kepada orang tua siswa tentang karakteristik pembelajaran seni
budaya.
d. Rekomendasi bagi Kepala Departeman Agama Kabupaten Bandung
Barat adalah diperlukan usaha pengadaptasian dan pembuatan materi
muatan lokal tentang seni Islam yang dapat mendukung pembelajaran
192
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Antonio, Syafi’i . (2013). Muhammad: Learner dan Educator. Jakarta: Tazkia. Alwasilah, A. C. 2011. POKOKNYA Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. Pustaka Jaya. Jakarta.
Anwar AL-Jundy,(1991), Pembaratan di Dunia Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Bachtiar, Harsja. W, et al. (1985). Budaya dan Manusia Indonesia, Yogyakarta: PT. Hanindita.
Bachtiar, Harsja. W, 1982. Biokrasi dan Kebudayaan, Analisis Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.
Bakker. 1997. Manusia dan Simbol, Poepoordojo, Soerjanto dan K. Bertens(Edr). Sekitar Manusia Bunga Rampai tentang Filsafat Manusia. Jakarta:
Gramedia.
Black, James A & Dean J. Champion. 1992. Metoda Penelitian Sosial, Bandung; Eresco.
Boas, Franzs. Primitif Art, New York: Dover Publication Inc. 1955.
Boedhisantoso, S. “Kesenian dan Nilai-nilai Budaya” dalam Analisis Kebudayaan Th. III no.2, Jakarta: Depdikbud R.I., l982
Bogdan Robert, C. Participant Observation in Organizational Setting, New York: University Syracuse Press, 1972.
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. Introduction to Qualitative Research Methods, New York: John Wiles & Son, l975.
Bogdan, Robert, C. And Biklen, S.K. 1992. Qualitative research For Education. Boston: Allyn and Bacon.
193
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cassirer, E. 1987. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esai tentang Manusia, terjemahan Alois A. Nugroho. Jakarta: PT Gramedia.
Dharmawan, 1987. Pegangan Pendidikan Seni Rupa 2, Armico, Bandung.
Ember R. Carol dan Marvin Ember. “Teori dan Metoda Antropologi Budaya” dalam Pokok-pokok Antropologi Budaya (T.O. Ihromi Editor), Jakarta: Gramedia, l986.
Ember R. Carol dan Marvin Ember. “Konsep Kebudayaan” dalam Pokok-pokok Antropologi Budaya (T.O. Ihromi editor), Jakarta: Gramedia, l986.
Enday Tarjo, 1990. Pendidikan Seni Rupa I untuk SMP, Djatnika, Bandung.
Evans Helen, Marie. 1973. Man The Designer, New York ; Mitar Publishing.
Field Enterprises Educational Corporation, 1966 The Word Book, Encyclopedia, London.
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa (terjemahan). Jakarta: Grafitti Press.
Geertz, Cliftord. 1984. Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Jakarta: Pustaka Jaya.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Jogyakarta ; UGM Poerwadaminta, 1991.Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta ; Gramedia
Hasan Shadily, i993. Kamus Inggris- Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kaplan, David dan Albert A. Manners. Teori Budaya (Terjemahan B. Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Kessing F.M.& R.M. Kessing. New Perspektive in Cultural Antropology, Chicago: Holt, Rinehart and Winston Press.
Koentjaraningrat. 1985. “ Persepsi tentang Kebudayaan Nasional “, Dalam : Alfian(e.d). Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia.
Koentjaraningrat, 1990. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta ; Gramedia.
194
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kusnadi, 1980. Peranan Seni Kerajinan Tradisional. Depdikbud. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; Remaja Rosda Karya.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; Remaja Rosda Karya.
Oloan Situmorang, 1993. Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangan, Angkasa, Bandung.
Patton, M.Q. 1980. Qualitative Evaluation Methods. Newbury Park: Sage
Poerwadaminta, 1991.Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta ; Gramedia
Rohidi, Tjetjep Rohendi. “Seni Visual Orang-orang Miskin: Matra Simbolik terhadap Kemiskinan”, Disertasi Doktor, Jakarta: Pascasarjana Universitas Indonesia, l993.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. Pendekatan Sistem Sosial Budaya dalam Pendidikan, Semarang: IKIP Semarang Press, l994.
Rosidi, Ayip. Manusia Sunda dan Wayang, Bandung: Pustaka Jaya: l980.
R. Soekmono, 1988. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I, Kanisius, Yogya.
Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Serba jaya, Surabaya.
Singarimbun, Afisah. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta ; LP3 ES.
Sipahelut, Afisah. 1991. Dasar-dasar Desain. Jakarta ; Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Spradley, J.P. “Foundation of Cultural Knowledge” dalam Culture and Cognition Roles, Maps and Plans, Toronto: Chandler Publication, Inc., l972.
Spradley, J.P. 1979. The Ethnographic Interview. New York: Reinhart & Winston.
195
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, Djudju H. Metoda dan Teknik Kegiatan Belajar Partisipas, Bandung: Theme 76, l983.
Sudjana, Djudju H. Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Nusantara Press, l993.
Suryatna, Ayat (1996) Bertahan dan Berkembang (Studi Kasus Transmisi Budaya Melukis pada Masyarakat Jelekong), Thesis: PPS UI
Sudarso. 1973. Pengantar Seni. Jogyakarta ; ASRI.
Surachmad, Winarno. 1980. Metode Penelitian. Bandung ; Tarsito.
Surachmad, Winarno. 1992. Pengantar Pendidikan Ilmiah, Tarsito, Bandung.
Sanderson, Staphen K. 2000. Makro Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Strauss, Levy. 1977. Structural Anthropology, Harmondsworth, Middle essex: Penguin Book, Ltd.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Poerwadaminta, 1991.Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta ; Gramedia.
Yudoseputro, Wiyoso.1993. Kebudayaan Indonesia. Jakarta ; Departemen P& K.
Yudoseputro, Wiyono. 1999. Kancah Seni Budaya. Edisi Nopember.
Yudoseputro, Wiyoso. 1986. Sejarah Seni Rupa Islam di Indonesia, Bandung: Angkasa.
Jurnal
Boedhisantoso,S. 1986 “Kesenian dan Nilai-nilai Budaya” dalam Analisis Kebudayaan Th. III no.2, Jakarta: Depdikbud R.I., l982.
Soebadio, Hayati, “Seniman dan Seni di Indonesia” dalam Analisis Kebudayaan th. III no. 2, Jakarta: Depdikbud, l982/l983.
196
Encar Carwasih, 2013
Adaptasi Pengelolaan Pembelajaran Seni Gambar Ilustrasi Pada Tiga Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suparlan, Parsudi. “Kebudayaan, Kesenian dan Seni Rupa” dalam Seminar Gerakan Seni Rupa Indonesia Sebuah Tanggapan atas Makalah Soetjipto Wirosarjono, Jakarta, l987.
Majalah
Boedhisantoso, S. “Industrialisasi dan Pembangunan Kebudayaan Nasional” dalam Majalah Komunikasi. Edisi Agustus l986, Jakarta: LIPI, l986.
Tesis/ Disertasi
Suryatna, Ayat (1996) Bertahan dan Berkembang (Studi Kasus Transmisi Budaya Melukis pada Masyarakat Jelekong), Thesis: PPS UI.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1993. “Seni Visual Orang-orang Miskin: Matra Simbolik terhadap Kemiskinan”, Disertasi Doktor, Jakarta: Pascasarjana Universitas Indonesia.
Internet
Kabupaten Bandung Barat. 2012. Dapat diakses di
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung_Barat