ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) DI HARIAN RADAR BOJ ONEGORO
( Analisis Deskr iptif Sikap Masyarakat Bojonegoro Pengguna Transportasi Ter hadap Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP J urusan Bojonegoro-Sur abaya )
SKRIPSI
Oleh :
SINTA NOVITA KUSUMA DEWI
NPM. 1043010189
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PEMBERITAAN DEMONSTRASI AWAK BUS ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) DI
HARIAN RADAR BOJ ONEGORO
( Analisis Deskr iptif Sikap Masyarakat Bojonegoro Pengguna Transportasi Ter hadap Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP J ur usan
Bojonegoro-Sur abaya )
Disusun oleh:
SINTA NOVITA KUSUMA DEWI NPM. 1043010189
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui, Pembimbing Utama
Ir.H.Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001
Mengetahui DEKAN
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PEMBERITAAN DEMONSTRASI AWAK BUS ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) DI
HARIAN RADAR BOJ ONEGORO
( Analisis Deskr iptif Sikap Masyarakat Bojonegoro Pengguna Transportasi Ter hadap Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP J ur usan
Bojonegoro-Sur abaya ) Disusun oleh:
SINTA NOVITA KUSUMA DEWI NPM. 1043010189
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PEMBERITAAN DEMONSTRASI AWAK BUS ANGKUATAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) DI HARIAN RADAR BOJONEGORO dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.H.Didiek Tranggono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, serta , motivasi kepada penulis. Terima kasih Pak Didik sudah menjadi ayah saya. Tidak lupa penulis juga banyak menerima banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
2. Juwito, S.Sos, M.si selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
4. Keluarga tercinta Bapak Widji dan Ibu Sri, Abang Elly dan Tachink untuk doa dan dukungan seluruh keluarga demi kesuksesanku, serta yang selalu memberikan sesuatu yang terbaik, kesabaran yang luar biasa dan motivasi hingga detik terakhir penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
besarnya.
6. Keluarga Ak Radio tercinta yang selalu menghibur. Dukungan dan nasehat dari Cahyo Wulan Prayogo dan Birawa W.P. Untuk semangat dari Riska Setyo ,dan sepesial untuk Ade Kusuma sebagai kakak yang selalu percaya dan mendorong saya untuk lebih baik, serta semua pihak yang memberi penulis motivasi. So thank you all, more than can i say.
7. Untuk Universitas Pembangunan Nasioanal ‘Veteran” Jawa Timur dan semua pihak yang berada didalamnya, yang telah memberi saya pengalaman yang tidak terlupa.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... ... ix
DAFTAR TABEL... ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABATRAKSI ... xiii
Bab I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Kegunaan Penelitian ... 10
Bab II KAJ IAN PUSTAKA ... 11
2.1. Penelitian Terdahulu ... 11
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Sikap ... 12
2.2.2. Masyarakat dan Komunikasi ... 14
2.2.3. Berita ... 15
2.2.4. Demonstrasi ... 20
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
3.1. Definisi Operasional & Pengukuran Variabel ... 30
3.1.1. Definisi Operasional ... 30
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 30
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 37
3.2.1. Populasi ... 37
3.2.2. Sampel ... 37
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ... ... 38
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.3.1. Metode Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 41
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian... 41
4.1.1. Radar Bojonegoro...………... 41
4.1.2. Visi dan Misi JPNN ( Jawa Pos News Network) ………. 42
4.1.3. StrukturOrganisasi...………... 43
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data...………..…….... 44
4.2.1.IdentitasResponden ………... 45
4.2.1.1. UsiaResponden……….... 45
4.2.1.2. Jenis kelaminResponden …... 47
4.2.1.3. Pendidikan Terakhir Responden...…………..…... 48
4.2.1.4. Pekerjaan Responden ... 49
Pemberitaan “Demonstrasi Awak Bus AKD
di Radar Bojonegoro ... 51
4.3.1. Aspek Kognitif ... 51
4.3.2. Aspek Afektif ... 61
4.3.3. Aspek Konatif ... 72
4.4. Sikap masyarakat Bojonegoro Terhadap Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP di Radar Bojonegoro ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 85
5.2.Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
Tabel 4.2. Jenis Kelamin Responden ... 47 Tabel 4.3. Pendidikan Terakhir Responden ... 48 Tabel 4.4 Pekerjaan Responden... 49 Tabel 4.5. Frekuensi Pengguna Transportasi Bus
Membaca Radar Bojonegoro Dalam Waktu Seminggu ... 50 Tabel 4.6. Pengetahuan Responden Tentang Alasan Terjadinya
Demonstrasi ... 52 Tabel 4.7. Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Demonstrasi ... 54 Tabel 4.8. Pengetahuan Responden tentang Izin
Insidentil MPU... 56 Tabel 4.9. Pengetahuan Responden Tentang Konsekuensi
Menggunakan MPU ... 57 Tabel 4.10. Pengetahuan Responden Isu Bentrokan Awak Bus AKDP
dengan AKAP ... 59 Tabel 4.11. Sikap Kognitif Responden terhadap Serangkaian
Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP di Radar
Bojonegoro ... 60 Tabel 4.12. Perasaan SukaTerhadap Alasan Awak Bus AKDP
Melakukan Demonstrasi ... 62 Tabel 4.13. PerasaanSukaTerhadap Tujuan Awak Bus AKDP
Melakukan Demonstrasi ... 64 Tabel 4.14. Perasaan Senangterhadap Izin Operasional MPU Selama
Aksi Demo Berlangsung ... 65 Tabel 4.15. Perasaan Senangterhadap Pemberitaan Konsekuensi
Menggunakan MPU ... 67 Tabel 4.16. Perasaan SetujuTerhadap PemberitaanIsu Bentrokan Awak Bus AKDP
Tabel 4.18. Kecenderungan Prilaku Responden Terhadap Alasan Awak Bus
AKDP Melakukan Demonstrasi ... 73
Tabel 4.19. Kecenderungan Perilaku Responden Terhadap Tujuan Awak
Bus AKDP Melakukan Demonstrasi ... 75 Tabel 4.20. Kecenderungan Perilaku Responden Menggunakan MPU
Berizin Insidentil ... 76
Tabel 4.21. Kecenderungan Perilaku Responden Menerima Konsekuensi Jika
Menggunakan MPU ... 78
Tabel 4.22. Kecenderungan Perilaku Responden Untuk Melakukan Antisipasi
Adanya Isu Bentrok Oleh awak Bus AKDP... 79
Tabel 4.23. Sikap Konatif Responden Terhadap Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP di Radar Bojonegoro ... 81
Tabel 4.24. Sikap Masyarakat Bojonegoro Terhadap Pemberitaan
Halaman
Lampiran 1 : Kuisioner ... 89
Lampiran 2 : Tabel sikapKognitifMasyarakat Bojonegoro terhadap pemberitaan “ Demonstrasi Awak Bus AKDP” di Radar Bojonegoro ... 94
Lampiran3 : Tabel SikapAfektif Masyarakat Bojonegoro terhadap pemberitaan “Demonstrasi Awak Bus AKDP” di Radar Bojonegoro ... 99
Lampiran 4 : Tabel SikapKonatif Masyarakat Bojonegoro terhadap pemberitaan “Demonstrasi Awak Bus AKDP” di Radar Bojonegoro ... 104
Lamoiran 5 : Tabel Sikap Masyarakat Bojonegoro terhadapa pemberitaan “DemonstrasiAwak Bus AKDP” di RadarBojonegoro ... 109
Lampiran 6 : Berita “ Hari Ini Awak Bus Demo lagi” ... 114
Lampiran 7 : Berita “Unjuk Rasa Di Oso Wilangun, Bojonegoro Normal ... 115
Lampiran 8 : Berita “Ancam Tetap Parkir Di Luar Terminal” ... 117
Lampiran 9 : Berita “ Hari ini Diperkirakan Mogok Lagi” ... 118
Lampiran 10 : Berita “Mogok Lagi, Penumpang Terganggu” ... 120
Pengguna Transpor tasi Ter hadap Pember itaa n Demonstr asi Awak Bus AKDPJ ur usa n Bojonegor o-Sur abaya)
Penelitian ini difokuskan kepada Masyarakat Bojonegoro yang menggunakan bus Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) jurusan Bojonegoro – Surabaya, dan bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Semarang – Surabaya terhadap pemberitaan demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap Masyarakat Bojonegoro terhadap pemberitaan demonstrasi awak bus AKDP Jurusan Bojonegoro – Surabaya di Radar Bojonegoro.
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teori S-O-R. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dan didapatkan jumlah responden sebanyak 100 Warga Bojonegoro, dengan
pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Masyarakat Bojonegoro menerima informasi mengenai pemberitaan demonstrasi awak bus AKDP jurusan Bojonegoro - Surabaya, namun mereka bersikap biasa terhadap pemberitaan tersebut.
Kata kunci : Pemberitaan Demonstrasi, Metode,Sikap.
ABSTRACT
Sinta Novita Kusuma Dewi, 1043010189, The Attitudeof Bojonegor oCitizen to the Demonstr ation Publishing of The Inter nal Pr ovince Public Tr anspor ta tion Cr ew a t Radar Bojonegoro. (Quantita tive Descr iptive Study of Attitude’s Bojonegor o Citizen Who User Tr anspor tation to the Demonstr ation Publishing of The Inter nal Pr ovince Public Tr anspor tation Cr ew of Bojonegor o-Sur abaya Dir ection)
This research is focused on Bojonegoro citizen who uses Bojonegoro-Surabaya internal province public transportation and Bojonegoro citizen who uses Semarang-Surabaya inter province public transportation. This research is supposed to know how is the attitude of Bojonegoro citizen to the demonstration publishing of the internal province public transportation crew at Radar Bojonegoro.
The method which is used is descriptive quantitative analysis with S-O-R Theory. Samples technique used in this study was a purposive sampling and the total numbers of the respondents was 100 people in Bojonegoro, the data is gotten by questioner.
The result of the research are Bojonegoro Citizen accepted information about the demonstration published of The Internal Province Public Transportation Crew of Bojonegoro-Surabaya Direction, but their behave ordinarly to these publish.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kegiatan komunikasi, baik yang dilakukan melalui tatap muka maupun melalui media. Banyak macam media yang digunakan masyarakat dalam mengirim atau mendapatkan pesan, salah satu yang dewasa ini sering digunakan adalah media massa. Media massa merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan atau mendapatkan informasi yang bersifat umum, yang di tujukan untuk banyak orang dengan jumlah yang besar. Beberapa kelebihan media massa adalah dapat menjangkau masyarakat yang tinggalnya tersebar, bersifat heterogen dan anonim. Media massa terbagi menjadi dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Contoh dari media cetak seperti majalah, tabloid, brosur, dan surat kabar. Contoh dari media cetak adalah televisi, radio, dan internet.
disingkat menjadi media. Menurut pada UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.Wilbur Schramm Dalam bukunya Four Theories of the Press yang ditulis oleh Wilbur Schramm mengemukakan 4 teori terbesar pers, yaitu the authotarian, the libertarian, the social responsibility dan the soviet communist
theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai
pengamat, guru, dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka ditengah tengah mesyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pers diartikan sebagai alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar, alat untuk menjepit atau memadatkan, surat kabar dan majalah yang berisi berita, atau orang yang bekerja di bidang persurat kabaran. Oleh karena itu, pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, termasuk didalamnya media elektronik seperti televisi atau internet. Sedangkan dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin.
cukup mudah didapatkan dan didokumentasikan sebagai refrensi pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan penting bagi surat kabar. Lebih dari 50% surat kabar berisi berita dari pada iklan. Hal tersebut menjadi kelebihan tersendiri bagi pembaca yang membutuhkan informasi dengan biaya yang murah. Surat kabar tidak hanya menyajikan berita-berita dengan wilayah nasional, tetapi juga wilayah lokal. Hal ini disebabkan perkembangan kebutuhan masyarakat akan informasi tidak hanya pada warga kota, namun warga di daerah juga membutuhkan informasi-informasi seputar daerahnya. Melalui berita-berita disurat kabar kita dapat mengetahui berbagai informasi yang terjadi di sekitar kita. Berita sendiri menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kabar atau warta. Berita juga diartikan sebagai laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Jadi berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa.
Salah satu media cetak yang beredar di banyak kalangan adalah Jawa Pos. Dalam situs resminya (http://www.jawapos.com/profile/index.php), Jawa Pos merupakan salah satu koran terbesar di Indonesia dan memiliki kantor di Gedung Graha Pena lantai 4 di jalan A.Yani 88 Surabaya, 60234. Jawa Pos adalah trend, dengan sirkulasi lebih dari 400.000 eksemplar setiap hariserta telah memenangkan berbagai macam penghargaan. Beberapa diantaranya adalah Indonesia Nomor satu dalam pembaca menurut Nielsen Media Research pada akhir tahun 2009, Superbrand Indonesia’s Choice Awardtahun 2010-2011, Greatest Brand tahun
kategori Best Design. Sampai saat ini Jawa Pos terus berusaha mengembangkan jaringannya di berbagai daerah untuk menjangkau segala kalangan.
Salah satu cabang Jawa Pos di Wilayah Jawa Timur adalah Radar Bojonegoro, yang beralamat di jalan Ahmad Yani 39, Bojonegoro. Radar Bojonegoro merupakan salah satu cabang dari 149 cabang kantor berita Jawa Pos yang tersebar di seluruh Indonesia. Radar Bojonegoro merupakan halaman-halaman sisipan di tegah halaman-halaman surat kabar Jawa Pos, yang berisi berita-berita seputar Wilayah Bojonegoro dan sekitarnya. Dalam Radar Bojonegoro yang beredar beberapa waktu lalu di Bojonegoro, dimuat berita demo mogok kerja bus AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) jurusan Bojonegoro-Surabaya yang kembali terulang kembali.
akan terlantar, maka Dishub Bojonegoro mengeluarkan izin insidentil untuk MPU agar bisa beroperasi dari Bojonegoro-Surabaya ketika semua armada bus jurusan Bojonegoro-Surabaya mengikuti demo mogok kerja.
Disisi lain, pembangunan TOW yang bertujuan meramaikan tempat tersebut juga terancam sia-sia, sebab keputusan Direktorat Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan (Dishubdar Kemenhub) No.AI/205/7/6/DJPD/2014 yang memutuskan bus AKAP jalur pantura khususnya Semarang-Surabaya dikembalikan ke Terminal Purabaya dan membuat Dishub Surabaya menarik 256 Bus AKAP jalur pantura dari TOW, sehingga bisa di pastikan bahwa TOW akan sepi. Sepinya Tow juga karena banyak Bus AKAP yang Semarang-Surabaya yang melintasi jalur Babat-Surabaya yang mengambil penumpang bus AKDP.
mengintimidasi sebagian kecil awak bus Bojonegoro-Surabaya yang masih beroperasi sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai akibat aksi demo awak bus AKDP Bojonegoro-Surabaya yang tidak mau masuk TOW dan menurunkan penumpang di luar TOW. Demo yang dilakukan awak bus AKDP Bojonegoro-Surabaya tersebut berhenti setelah mendapatkan jaminan keamanan dari pihak kepolisian.
terbitnya surat Dirhubdar Kemenhub yang memutuskan bahwa bus AKAP kembali ke Terminal Purabaya, bukan keterminal TOW seperti kesepakatan sebelumnya agar segera ditanggapi oleh walikota surabaya, Tri Risma Harini.
Kembalinya bus AKDP beroperasi tidak menjamin bahwa tidak akan ada demo selanjutnya, sebab PPT masih menunggu hasil keputusan resmi terhadap pertemuan dengan walikota. Rentetan aksi ini berdampak langsung terhadap para penumpang, sebab mereka ikut merasakan rugi karena demo mogok kerja bus AKDP Bojonegoro, khususnya bagi Masyarakat Bojonegoro yang masih menggunakan alat transportasi bus AKDP dan Masyarakat Bojonegoro pengguna bus AKAP pantura jurusan Semarang-Surabaya yang ingin menuju Terminal Purabaya (Bungurasih), sebab tuntutan mereka adalah agar bus AKAP berhenti di TOW. Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub dan LLAJ Jatim, menjelaskan karena ada sejumlah faktor mengapa masyarakat atau penumpang memilih layanan bus di terminal tertentu antara lain adanya kemudahan ke moda angkutan lain, tarif lebih murah, ketersediaan moda, efektifitas dan efisien, serta terjaminnya keamanan. Oleh karena hal tersebut, demo bus AKDP yang menuntut bus AKAP jalur pantura jurusan Semarang-Surabaya kembali ke TOW, juga berimbas pada warga bojonegoro yang memilih menggunakan alat transportasi bus AKAP yang menuju Terminal Purabaya.
mempengaruhi kesadaran masyarakat. Hal ini sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dihadapi budaya isu dan intrik, yang menilai berita sebagai kenyataan dan kebenaran.
Dalam harian Radar Bojonegoro yang membahas aksi demo tersebut terdapat beberapa poin berita yaitu:
1. Demo awak bus AKDP menuntut keputusan Dishubdar Kemenhub yang memberi izin bus AKAP Pantura dalam nomer AI/205/7/6/DJPD/2014 bisa beroperasi sampai ke Terminal Purabaya, untuk kembali beroperasi ke Terminal TOW. Demo tersebut juga terjadi karena kegiatan premanisme dan desakan pedagang TOW yang merasa pendapatannya berkurang karena hanya sedikit penumpang yang turun TOW.
2. Demo tersebut membuat Dishub Bojonegoro mengeluarkan izin insidentil MPU untuk beroperasi, dengan trayek Bojonegoro sampai Surabaya selama aksi awak demo mogok kerja bus AKDP berlangsung, dengan tarif Rp 35.000 lebih besar dari pada tarif bus AKDP Bojonegoro-Surabaya yang hanya Rp 18.000.
3. Demo tersebut menimbulkan isu akan terjadinya bentrokan antara bus AKDP Bojonegoro-Surabaya dengan awak bus AKAP Pantura.
Alasannya karena pemberitaan di Harian Radar Bojonegoro mengangkat masalah yang berdampak langsung terhadap Warga Bojonegoro yang menggunakan bus AKDP trayek Bojonegoro-Surabaya dan Warga Bojonegoro yang menggunakan bus AKAP Pantura khususnya jurusan Semarang - Surabaya yang beroperasi sampai Terminal Purabaya, sebab demo tersebut menuntut pengembalian jalur bus AKAP pantura ke TOW. Masyarakat Bojonegoro yang dimaksud adalah warga Bojonegoro pengguna transportasi bus, yang membaca berita demo awak bus AKDP Bojonegoro-Surabaya dan berusia 17 - 60 tahun sesuai dengan segmentasi Radar Bojonegoro dan teori dari Hurlock pada buku pengantar psikologi oleh Alex Sobur
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang peneliti angkat adalah :
“Bagaimana sikap Masyarakat Bojonegoro terhadap Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus Angkutan Kota Dalam Provinsi ( AKDP) di Harian Radar Bojonegoro?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian sikap Warga Bojonegoro terhadap pemberitaan demostrasi PO bus trayek Bojonegoro - Surabaya pada Radar Bojonegoro, diharapkan dapat :
1. Secara teoritis
Bagi kepentingan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sikap masyarakat Bojonegoro dari pemberitaan demonstrasi di Radar Bojonegoro, selain itu dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan refrensi penelitian komunikasi selanjutnya.
2. Secara Praktis
Sebagai acuan atau bahan masukan bagi Radar Bojonegoro atau pihak yang terkait sehubungan dengan penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan objek penelitian, dalam hal ini sikap Masyarakat Bojonegoro.
3. Secara Sosial
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dari jurnal komunikasi oleh MIMBAR tentang “Sikap Masyarakat Ter hadap Pemberitaan Bahaya Flu Babi di Media Massa”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa “Waspada Flu Babi” menjadi topik hangat yang menghiasi media massa khususnya di media cetak.Penelitian dilakukan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah karena terdapat banyak perternakan babi di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap pemberitaan bahaya flu babi di media massa. Oleh karena itu, digunakan teori S-O-R dengan memfokuskan pada materi pemberitaan “Waspada Flu Babi” yang diakses oleh masyarakat, dan sikap masyarakat terhadap pemberitaan tersebutdalam aspek Kognitif, aspek afektif, dan aspek konasi. Metode penelitian ini menggunakan survei deskriptif denganteknik Quota Sampling sehingga dan di dapat 200 orang responden. Hasil yang didapat
adalah masyarakat tidak mudah diterpa begitu saja pembritaan “waspada Flu Babi” mempertimbangkan banyaknya isi yang di muat dalam media massa dan tidak memiliki inisiatif sengaja untuk mencari informasi tersebut.
Penelitian lain oleh DEPKOMINFO tentang “Sikap J ur nalis Tentang Citizen Journalism”. Dalam penelitian komunikasi tersebut dijelaskan bahwa
penelitian ini dilakukan dengan fokus bagaimana sikap jurnalis surat kabar terhadap citizen journalism. Penelitian ini menggunakan teori S-O-R dengan penilaian berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah descriptive researchdengan teknik purposive sampling untuk mendapatkan responden yang merupakan wartawan surat kabar dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Hasil yang didapat para jurnalis menanggapi baik adanya citizen journalism namun mereka jelas menyatakan bahwa tidak bisa di samakan antara jurnalis dengan citizen journalism, sebab jurnalis mempunyai kode etik dan tanggung jawab terhadap apa yang diberitakan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sikap
tersebut secara bersama mengorganisir sikap individu. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan komponent. Lebih jelasnya dijelaskan dalam gambar berikut :
Gambar 1 : Bagan Komponen sikap
Djalaludin Rahmat (2005) menjelaskan bahwa pada hakekatnya, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai efek, dimana efek tersebut ada tiga yaitu :
1. Efek kognitif
2. Efek Afektif
Sikap emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai keudayaan dan sistem nilai yang dimiliki.
3. Efek Konatif/ Psikomotor
Sikap seseorang yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap lingkungan dengan ramah, sopan, bermusuhan, menantang, melaksanakan dengan baik dan lain sebagainya.
Sikap merupakan salah satu wujud dari efek dalam proses komunikasi. Dalam buku Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Saifuddin Azwar (2005) menguraikan bahwa perubahan sikap terhadap stimulus terbagi menjadi tiga jenis, yaitu positif, netral dan negatif. Dikatakan positif apabila mendukung stimulus yang diberikan, dikatakan negatif apabila tidak mendukung stimulus yang diberikan, dan dikatakan netral apabila tidak terjadi perubahan yang terlihat signifikan.
2.2.2. Masyarakat dan Komunikasi
kepentingan yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Effendy (2003:12).
1. Perubahan sikap 2. Perubahan pendapat 3. Perubahan prilaku 4. Perubahan sosial
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada media surat kabar sebagai salah satu pilihan Masyarakat Bojonegoro dalam mencari informasi dalam berita – berita yang di sajikan. Jumlah populasi Masyarakat Bojonegoro yang berjumlah sekitar 1.408.089 jiwa pada tahun 2013 berdasarkan data dari website bojonegorokab.bps.go.iddan diikutiperkembangan ekonomi Bojonegoro yang terus meningkat seiring pertumbuhan daerah yang semakin maju, menjadi beberapa faktor yang membuat oplah Harian Radar Bojonegoro terus meningkat manjadi lebih dari 24.000 ekspemplar tiap hari.
2.2.3 Berita
unsur-unsur berita. Surat kabar adalah media cetak yang memuat lebih dari 50% isinya tentang berita. Dalam situs di jelaskan secara singkat bahwa menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga syarat yang juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan bentuk. Dalam jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan ‘Piramida Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang mirip dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.
Kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. 5W + 1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.Artikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.
seperti sekarang yang serba cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya.
Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal.Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida terbalik ini, akan menghemat space halaman.
Dalam penyajian berita, terdapat sifat-sifat berita yang menjadi acuan dalam pembuatannya. Sifat tersebut antara lain:
1. Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal yang terjadi sudah lama.
2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh. 3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh
pada kehidupan langsung, contoh: UU larangan merokok.
4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh: penayangan film Fitna di situs YouTube.
6. Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya 7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden.
8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
9. Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih, kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di tempat sampah.
10.Humor.
Deddy Iskandar Muda menjelaskan bahwa sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau ditonton jika berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu sama lainnya.
Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan seperti berikut:
1. Timeliness
Timeliness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa atau pembaca.
2. Proximity
3. Prominence
Artinya adalah orang yang terkemukan. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang menarik pula.
4. Consequence
Adalah konsekuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan berita yang menarik.
5. Konflik
Memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehiduoan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungna dengan peristiwa kehidupan.
6. Pembangunan
Merupakan materi berita yang cukkup menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik.
7. Bencana dan kriminal
Adalah dua peristiwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi para khalayak.
8. Cuaca
9. Olah raga
Berita yang selalu mempunyai daya tarik dari dulu
10. Human Interest
Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi khalayak.
2.2.4. Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi"demo" adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upayapenekanan politik oleh kepentingan kelompok (wikipedia.org/wiki/Unjuk_rasa).
terkait dengan tujuan digunakannya sarana atau alat tersebut dan cara penggunaannya.
2.2.5. Sur at Kabar
Surat kabar merupakan salah satu ragam dari ruang lingkup jurnalisme cetak. Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca (Effendy,2005: 241).Di Indonesia, surat kabar sering disebut juga dengan istilah koran. Dalam berbagai kamus memang sulit ditemukan asal bahasa dari koran ini. Namun dari penelitian seksama, bahasa yang mendekati kata “koran” adalah “Quran” dari bahasa Arab yang berarti bacaan. Selain itu, dalam (wikipedia.com) ada juga kata yang cukup dekat pada kata “koran” yaitu “Courantos”, merupakan sebuah buletin yang terbit di Jerman pada abad ke-16 masehi. Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Peranciscourant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran lewat gambar berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hiburan lainnya.
(a) Publisitas, artinya surat kabar diterbitkan untuk publik, untuk masyarakat umum, atau untuk siapa saja
(b) Periodisitas, artinya surat kabar tersebut terbit pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya
(c) Aktualitas, artinya isinya aktual, belum pernah dimuat sebelumnya,
(d) Universalitas, artinya isi surat kabar tidak mengenai satu persoalan saja, dan
(e) Kontinuitas, artinya isi surat kabar berkesinambungan.
Dalam kegiatannya media cetak, khususnya surat kabar mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
1. Biasanya relatif tidak mahal.
2. Fleksibel (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional) berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan).
3. Dapat dinikmati lebih lama.
4. Market coverage yakni surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah
perkotaan sesuai cakupan wilayahnya.
5. Comparison shooping yakni surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa.
6. Positive consumer attitude yakni aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca.
8. Harganya lebih terjangkau maupun dalam distribusinya.
9. Lebih mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks atau rigid. 10. Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita
dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.
2.2.5.1. Sur at Kabar Sebagai kontrol Sosial
Dalam menjalankan fungsinya, kegiatan pers untuk media massa ( dalam hal ini surat kabar) harus dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya sebagai media informasi, pendidikam, hiburan, dan kontrol sosial yang konsuktif dengan menyalurkan segala aspirasi masyarakat. (sumardiria, 2008).
Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, yang tercantuk dalam wikipedia.org/wiki/Media_massa fungsi pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
1. Fungsi Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
2. Fungsi Pendidikan
3. Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
4. Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Social participation (keikutsertaan rakyat )
2. Social responsibility (pertanggungjawaban terhadap rakyat) 3. Social support (dukungan rakyat
4. Social control (kontrol masyarakat terhadap peristiwa)
Kontrol sosial menurut J.S roucek dalam pengendalian sosial (1987) adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak yang mana individu diajarkan untuk menerima cara-cara dan nilai kehidupan kelompok. Sedangkan menurut Susanto (2000) kontrol sosial mempunyai pengertian tekanan mental setiap individu dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian kelompok.
Dalam hal ini sebenarnya kontrol sosial bertujuan untuk:
a. Menyadarkan individu tentang apa yang sedang dilakukan.
2.3. Teori S-O-R
Teori ini adalah singkatan dari stimulus-organisme-response. Stimulus sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikasn. Komunikator memberi pesan berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator. Setelah komunikator memberi tanda, lambang dan gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperihatinkan dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya respondiartikan sebagai akhir dalam proses komuniasi yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirankan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi (Mcquail,1994; 234).
Akibat pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruhnya, tergantung dari isi pesan yang ditampilkan. Unsur-unsur dalam model S-O-R adalah :
1. Pesan ( Stimulus)
2. Komunikan ( Organisme) merupakan keadaan di saat menerima pesan. Pesan yang disampaikan kepada komunikan oleh komunikator. Perhatian di sini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampikan oleh komunikator.
3. Efek ( Respon)
Merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan, serta dapat mempenngaruhi perasaan dan prilakunya ( effendi, 2003).
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa perhatian, pengertian, dan penerimaan serta respon berupa efek, maka sangat tepat jika penelitian menggunakan teori S-O-R untuk dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian.Teori S-O-R dapat dijelaskan secara singkat pada gambar di bawah ini:
2.4. Kerangka Ber fikir
Dalam harian Radar Bojonegoro yang membahas aksi demo tersebut terdapat beberapa point berita yaitu:
1. Demo awak bus AKDP menuntut keputusan Dishubdar Kemenhub yang memberi izin bus AKAP Pantura dalam nomer AI/205/7/6/DJPD/2014 bisa beroperasi sampai ke Terminal Purabaya, untuk kembali beroperasi ke Terminal TOW. Demo tersebut juga terjadi karena kegiatan premanisme, dan desakan pedagang TOW yang merasa pendapatannya berkurang karena hanya sedikit penumpang yang turun TOW.
2. Demo tersebut membuat Dishub Bojonegoro mengeluarkan izin insidentil MPU untuk beroperasi dengan trayek Bojonegoro sampai Surabaya selama aksi demo mogok kerja berlangsung, dengan tarif sekitar Rp 35.000 lebih besar dari pada tarif bus AKDP Bojonegoro-Surabaya yang hanya Rp 18.000
3. Demo tersebut menimbulkan isu akan terjadinya bentrokan antara awak bus AKDP Bojonegoro-Surabaya dengan awak bus AKAP Pantura.
menggunakan fasilitas bus AKDP trayek Bojonegoro-Surabaya, selain itu demo ini juga berdampak bagi MasyarakatBojonegoro yang menggunakan fasilitas bus AKAP yang beroperasi sampai Terminal Purabaya, sebab demo tersebut menuntut pengembalian bus AKAP pantura khususnya jurusan Semarang-Surabaya kembali ke TOW. Menurut teori S-O-R yang merupakan singkatan dari Stimuluis-Organisme-Respon. Stimulus yang berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Dalam hal ini, berita tersebut menunjukan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator (Surat kabar) kepada komunikan (pembaca) adalah pemberitaan demo bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya. Dalam tahap selanjutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan memperhatikan dan memahami pesan. Proses tersebut akan memberikan efek yang berupa kognitif, afektif, dan psikomotor yang merupakan sikap dari pembaca dan menandakan keberhasilan dari proses komunikasi (Rahmat, 2005).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Pengertian definisi operasional disini adalah suatu pembatasan atau penilaian prosedur untuk menjelaskan indikator dari variabel penelitian. Penelitian ini difokuskan pada sikap masyarakat Bojonegoro terhadap pemberitaan demonstrasi awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya di harian Radar Bojonegoro. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode analisis kuantitatif.
Penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah sikap yang terdiri atas tiga komponen yang salin menunjang, yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative) (Azwar, 2005; 23-24).
3.1.2. Pengukuran Variabel
sikap relatifmenetap.Berbagai studi menunjukan bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan.
Sikap warga Bojonegoro dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu aspek kognitif, afektif, konatifik.
1. Aspek kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap dalam hal ini adalah sikap Masyarakat Bojonegoro tentang pemberitaan demonstrasi bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya di harian Radar Bojonegoro, yaitu :
A. Mengetahui alasan awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya melakukan demo.
B. Mengetahui tujuan awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya melakukan demo.
C. Mengetahui prihal izin insidentil MPU yang dikeluarkan Dishub Bojonegoro.
D. Mengetahui konsekuensi untuk penumpang yang memanfaatkan MPU. E. Mengetahui adanya isu tentang bentrokan awak bus AKDP
(Bojonegoro-Surabaya) dengan awak bus AKAP pantura ( Semarang-Surabaya).
A. Perasaan suka terhadap alasan awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya melakukan demo.
B. Perasaan suka terhadap tujuan awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya melakukan demo.
C. Perasaan senang suka prihal izin insidentil MPU yang dikeluarkan Dishub Bojonegoro.
D. Perasaan senang terhadap konsekuensi untuk penumpang yangmemanfaatkan MPU.
E. Perasaan setuju terhadap pemberitaan isu tentang bentrokan awak bus AKDP (Bojonegoro-Surabaya) dengan awak bus AKAP pantura (Semarang-Surabaya).
3. Aspek konatif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau perilaku seseorang tentang demonstrasi awak bus AKDP jurusan Bojonegoro - Surabaya yang diberitakan di harian Radar Bojonegoro, yaitu:
A. Adanya kecenderungan tindakan mentolerir alasan Bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya melakukan demo.
B. Adanya kecenderungan tindakan mendukung tujuan awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya melakukan demo.
C. Adanya kecenderungan tindakan menggunakan MPU berizin insidentil yang dikeluarkan Dishub Bojonegoro.
E. Adanya kecenderungan tindakan antisipasi terhadap adanya isu tentang bentrokan awak bus AKDP (Bojonegoro-Surabaya) dengan awak bus AKAP pantura (Semarang-Surabaya).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert. Rachmad Krisyantono dalam buku Riset Komunikasi menjelaskan bahwa skala likerd adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu objek sikap. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden (Rachmad, 2006; 138). Setiap pernyataan dapat ditunjukan dengan jawaban yang menyatakan sikap seperti: Sangat setuju (ss); Setuju (s); Netral (N); Tidak setuju (ST); Sangat tidak Setuju (STS), dan lain sebagainya tergantung indikator penelitian.
Dalam beberapa penelitian, skala likert dapat digunakan dengan meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu (undecided). Alasaannya karena:
1. kategori ragu-ragu memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan bisa memberikan jawaban yang ragu-ragu.
2. Disediakan jawaban di tengah-tengah juga mengakibatkan responden akan cenderung memilih jawaban tengah-tengah terutama bagi responden yng ragu-ragu akan memilih jawaban yang mana.
4. Yang terakhir, disediakan jawaban di tengah-tengah akan menghilangkan banyak data riset, sehingga data yang diperlukan banyak yang tidak terpenuhi (Rachmad,2006; 139)
Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban di atas akan di beri nilai sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Sedangkan pemberian nilainya sebagai berikut:
Sangat tidak setuju (STS) :diberi skor 1 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Setuju (S) : diberi skor 3 Sangat Setuju (ST) : diberi skor 4
Variabel sikap masyarakat Bojonegoro dalam penelitian ini akan digolongkan menjadi tiga, yaitu : Negatif, netral, positif yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi menggunakan rumus :
( ) = skor jawaban ter tinggi− skor jawaban terendah
Keterangan :
Range : Batasan dari setiap tingkatan
Skor Tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan.
Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan.
Sikap masyarakat Bojonegoro terhadap demonstrasi awak bus AKDP dalam pemberitaan di harian Radar Bojonegor di kategorikan dalam 3 kategori, yaitu kategori positif, negatif, dan netral :
a. Dikatakan positif jika Masyarakat Bojonegoro melakukan sikap yang mendukung berkaitan dengan informasi pada pemberitaan “Demonstrasi Awak Bus AKDP Jurusan Bojonegoro-Surabaya” di harian Radar Bojonegoro.
b. Dikatakan negatif jika Masyarakat Bojonegoro melakukan sikap yang tidak mendukung pada pemberitaan “ Demonstrasi Awak Bus AKDP Jurusan Bojonegoro-Surabaya” di harian Radar Bojonegoro.
Jumlah Pertanyaan pada setiap komponen sikap ( kognitif, afektif, dan konatif) adalah masing-masing 5 pertanyaan, maka perhitungan pengukuran intervalnya adalah sebagai berikut:
Skor terendah : 1 x 5 =5 Skor tertinggi: 4 x 5 =20 Lebar interval :
= 5
Batasan skor untuk setiap masing-masing sikap yaitu : Skor negatif : 5 – 9
Skor Netral :10–14 Skor Positif : 15-20
Pada keseluruhan aspek sikap (kognitif, afektif, konatif) perhitunganya adalah sebagai berikut:
a. Skor tertinggi diperoleh dengan menjumlahkan skor tertinggi dari aspek kognitif, afektif, dan konatif yaitu : 20 + 20 + 20 = 60
b. Skor terendah diperoleh dengan menjumlahkan skor terendah dari aspek kognitif, afektif, dan konatif yaitu : 5 + 5 + 5 = 15
c. Lebar interval sebagai batas skor, yaitu : 60 – 15 =45/3 =15
d. Jadi batasan skor secara keseluruhan sikap masyarakat Bojonegoro terhadap pemberitaan demonstrasi bus AKDP jurusan Bojonegoro- Surabaya di Harian Radar Bojonegoro adalah :
3.2. Populasi , Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai kuantitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2002;55).Sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat Bojonegoro sebagai target khalayakbus AKDP Bojonegoro-Surabaya dan sebagai target khalayak dari pembaca dari Radar Bojonegoro. Jumlah populasi masyarakat Bojonegoro menurut bojonegorokab.bps.go.idadalah berkisar 1.408.089 jiwapada tahun 2013.
3.2.2. Sampel
Burhan Bungin (2005; 112) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling tepatnya purposive sampling, yaitu sample yang di pilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
(Rachmad, 2006; 158).
Kriteria yang ditetapkan peneliti adalah: 1. Masyarakat yang tinggal di Bojonegoro 2. Masyarakat usia 17-60 tahun
mengembangkan nilai-nilai baru dan menerapkan dalam hidupnya. Usai 41-60 merupakan saat seseorang berusaha untuk bertidak secara bijaksana dan kembali mengalami masa transisi secara biologis.
3. Masyarakat yang menggunakan jasa transportasi bus
4. Masyarakat yang pernah membaca berita “Demonstrasi awak bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya” di Radar Bojonegoro.
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel
Jumlah sampel yang dipilih untuk di hitung dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus yamane, seperti berikut:
Keterangan : n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
d = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir. Dalam penelitian ini, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10%, dengan tingkat kepercayaan 90%
Maka jumlah sampel sesuai dengan rumus di atas adalah :
n =
N
N. ( )
+ 1
n =
1.408.0891.408 .089 .( , )
= 99,99 ≈ 1 00
Jadi sample yang di ambil di Bojonegoro adalah 100 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di peroleh secara langsung dari responden berdasarkan data primer dan data skunder.
Bungin (2006) menjelaskan
A. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden yang diminta memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.
B. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku atau sumber informasi penunjang yang merupakan bahan pustaka dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.3.1. Metode Analisis Data
bahwa Pengolahan data yang di peroleh dari hasil kuesioner melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating). Data yang didapat kemudian dapat di analisis dengan kuantitatif dengan menggunakan rumus :
= × 100%
Keterangan :
P = Persentase Responden F = Frekuensi Responden N = Jumlah Responden
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Radar Bojonegoro
Jawa Pos Radar Bojonegoro adalah surat kabar harian pagi yang terbit di Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia. Jawa Pos Radar Bojonegoro diterbitkan dari kantor redaksi di Jalan Jendral A. Yani 39,Bojonegoro 62182 Jawa Timur. Radar Bojonegoro merupakan Grup Jawa Pos atau Jawa Pos National Network (JPNN) yang merupakan perusahaan dengan lebih dari 151 surat kabar daerah dan nasional, belasan tabloid, majalah, dan televisi daerah yang dinaungi dibawahnya. Radar Bojonegoro merupakan anak perusahaan dengan nama resmi PT. BOJONEGORO INTERMEDIA PERS "HARIAN RADAR BOJONEGORO”. Nama radar diberikan untuk menunjukan orientasinya pada bidang pemberitaan daerah seperti berita-berita aktual lokal, berita olah raga lokal sampai iklan lokal . Radar Bojonegoro memiliki sirkulasi yang tersebar di wilayah Bojonegoro, Lamongan, Tuban, dan Blora. Sistem kerja yang diterapkan oleh Radar Bojonegoro sebagai bagian surat kabar Jawa Pos yang terbit setiap hari, sehingga diperlukan persiapan dan perancangan yang baik dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan pembaca. Sistem kerja day time mencetak surat kabar dilakukan setiap satu hari sebelum dead line pendistribusian.
dalam redaksi, tetapi juga tentang iklan dan berita yang pernah dan yang akan dimuat.Wartawan mencari berita dari sumber berita (setiap wartawan paling sedikit mendapat empat berita, baik berita kriminal, politik, hiburan olah raga, dan lain lain).Berita yang diperoleh diketik oleh wartawan yang bersangkutan dengan tujuan agar berita lebih terperinci dan lebih jelas serta tidak terjadi keraguan didalamnya, kemudian diserahkan kepada editor sebagai berita asli sesuai kejadian.Berita dipilih dan di edit agar layak terbit. Berita yang lolos dari seleksi diserahkan.Berita-berita yang terkumpul dibagi menjadi beberapa bagian Surat kabar harian Jawa Pos, yaitu :
1. Bagian pertama (bagian utama) : yang memuat berita-berita (baik nasional maupun internasional) yang sifatnya “serius”.
2. Bagian 2 (bagian metropolis dan radar) : yang mayoritas memuat berita-berita seputar kota Surabaya dan seputar daerah lokal.
3. Bagian 3 (bagian olah raga) : memuat berita-berita olah raga baik dalam maupun luar negeri.
4.1.2. Visi Misi J awa PosNational Networ k(J PNN) Visi :
Mentradisikan Kompetisi, Mendorong Kemajuan. Misi :
1. Mengawal otonomi daerah.
2. Mendorong peningkatan layanan publik.
4. Mendorong tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih.
5. Mendukung pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
4.1.3. Struktur Organisasi
1. Kepala Redaksi
Bertanggung jawab atas terlaksananya tugas jurnalistik dan jalannya penerbitan serta memberikan pengarahan tentang isi surat kabar pada setiap kali penerbitan.
2. Redaktur pelaksana
Dalam mendukung tugas-tugas keredaksian sehari-hari pemimpin redaksi dibantu oleh redaktur pelaksana. Sedangkan fungsi redaktur pelaksanan hampir sama dengan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemimpin redaksi. Perbedaanya terletak pada konsep dan pengaplikasian.
3. Koordinator Liputan.
Tugasnya untuk mengkoordinasi secara keseluruhan semua yang dilaporkan oleh reporter atau wartawan yang dibawahinya.
4. Wartawan
a. Wartawan Kota b. Wartawan Pendidikan c. Wartawan olah raga d. Wartawan Kriminal e. Wartawan Ragam
5. Kepala Bagian Pemasaran
Bertanggung jawab atas penyelenggara penjualan koran Jawa Pos dimulai dari percetakan kepada penyalur, agen dan loper. Termasuk mengurusi iklan-iklan yang masuk pada harian Radar Bojonegoro.
6. Layout
Mempelajari dan menggali ide-ide desain layout yang menarik perhatian.Bertanggung jawab juga terhadap layout tampilan Radar Bojonegoro.
7. Kepala Bagian Pengawasan
Memimpin dan mengawasi serta bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kegiatan bagian-bagian sub bagian umum dan sub bagian keuangan.
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data
Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan temuan-temuan data yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian. Pada penelitian ini ditetapkan 100 responden sebagai sampel dengan teknik non-probability sampling dengan tipe Purposive Sampling. Kriteria responden pada penelitian ini adalah Masyarakat
17 tahun sampai 60 seperti yang diuraikankan menurut teori dari Hurlock dalam buku Psikologi Umum oleh Alex Sobur bahwa pada usia tersebut orang dapat membuat keputusan dan memberikan jawaban secara logika. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang diisi oleh responden.
4.2.1. Identitas Responden
Data yang ada pada bagian ini adalah data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden. Identitas responden yaitu masyarakat Bojonegoro yang berusia 17-60 tahun yang pernah pengguna bus, membaca berita “Demonstrasi awak bus AKDP Bojonegoro-Surabaya” yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Identitas responden di paparkan dalam bentuk tabel – tabel.
4.2.1.1. Usia Responden
biologis. Selengkapnya, prosentase jumlah responden berdasarkan usia dapat dilihat pada table berikut ini
Tabel 4.1. Usia Responden
(n = 100)
No Usia
F %
1 17-20 15 15
2 21-40 79 79
3 41-60 6 6
Total 100 100
Sumber : KuisionerSub I Tentang Identitas Diri
4.2.1.2. J enis Kelamin Responden
Penjelasan tentang responden yang berjumlah 100 orang berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah prosentase sebagai berikut :
Tabel 4.2.
J enis Kelamin Responden (n = 100)
No Pendidikan F %
1 Laki-Laki 46 46
2 Perempuan 54 54
Total 100 100
Sumber : Kuisioner Sub I Tentang Jenis Kelamin Responden
4.2.1.3. Pendidikan Terakhir Responden
Responden yang berjumlah 100 orang mempunyai latar belakang pendidikan berbeda-beda dengan jumlah prosentase sebagai berikut :
Tabel 4.3.
Pendidikan Ter akhir Responden (n = 100)
No Pendidikan F %
1 SD 2 2
2 SMP 2 2
3 SMA 53 53
4 Diploma 7 7
5 Sarjana 32 32
6 Magister 4 4
Total 100 100
Sumber : Kuisioner Sub I Tentang Tingkat Pendidikan Terakhir
4.2.1.4. Pekerjaan Responden
Responden yang berjumlah 100 orang mempunyai latar belakang pekerjaan berbeda-beda dengan jumlah prosentase sebagai berikut :
Tabel 4.4. Pekerjaan Responden
(n = 100)
No Pendidikan F %
1 Pegawai Swasta 43 43
2 Pegawai Negeri 15 15
3 Wiraswasta 11 11
4 Mahasiswa 22 22
5 Lain-lain 9 9
Total 100 100
Sumber : Kuisioner Sub I Tentang Pekerjaan Responden
4.2.2. Penggunaan Media
Sebanyak 100 responden yang mengunakan transportasi bus, membaca berita tentang “Demostrasi Awak bus AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) jurusan Bojonegoro-Surabaya”melalui harian Radar Bojonegoro.Penggunaan media oleh responden dilihat dari frekuensi responden membaca Harian Radar Bojonegoro.Berikut ini adalah tabel frekuensinya:
Tabel 4.5.
Fr ekuensi Responden Membaca Radar Bojonegoro Dalam Waktu Seminggu (n = 100)
Sumber : Kuisoner No 3Sub II
selama seminggu, karena responden mayoritas pekerja swasta dengan rata-rata libur hanya 1 kali dalam seminggu maka data diatas cukup menggambarkan keadaan yang terjadi di lapangan.
4.3. KomponenSikap Masyarakat Bojonegoro Ter hadap Pemberitaan Tentang “ Demonstrasi awak Bus AKDP (Angkutan Kota Dalam Pr ovinsi) di Harian Radar Bojonegoro.
Berdasarkan buku Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya Oleh Saifuddn Azwar (2005) dan Jalaluddin Rachmad dalam buku Psikologi Komunikasi, pemberitaandemonstrasi awak bus AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) dapat dilihat dari beberapa aspek yakni aspek kognitif, afektif, dan konatif.Untuk mengetahui sikap responden berikut adalah uraian dari masing-masing aspek responden :
4.3.1. Aspek Kognitif
4.3.1.1. Pengetahuan responden tentang alasan tentang terjadinya demonstrasi dalam pemberitaan Radar Bojonegoro:
Alasan dilakukannya demostrasi oleh awak bus AKDP menjadi salah satu hal yang sering di muat di Radar Bojonegoro. Dalam rangkaian berita dijelaskan alasan terjadinya demo, yaitu adanya keputusan Dishubar Kemenhub yang memberi izin bus khususnya jalur Semarang-Surabaya, untuk beroperasi sampai Terminal Purabaya.Hal ini membuat TOW ( Terminal Oso Wilangun) sepi dari penumpang sehingga omset bus AKDP juga turun. Tidak hanya itu, sedikitnya penumpang yang turun di dalam TOWjuga menimbulkan masalah bagi para pedagang, sehingga mereka juga mendesak bus AKDP untuk melakukan demo mogok kerja total. Pemberitan yang diulang-ulang dengan muatan isi yang berkembang agar pembaca mengetahui sebab kenapa awak Bus AKDP sampai melakukan Demostrasi.Pada tabel 4.6.disajikantabel frekuensi responden terhadap pemberitaan alasan demostrasi awak bus AKDP di Radar Bojonegoro:
Tabel 4.6.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 76orang atau 76% respondensetuju, berarti tahu tentang alasan awak bus AKDP melakukan demostrasi di harian Radar Bojonegoro, sebab hal tersebut sering di muat dalam bagian rangkaian pemberitaan demostrasi awak bus AKDP.Tabel diatas juga menunjukan bahwa 20orang atau 20% responden sangat setuju, berarti sangat tahu tentang alasan terjadinya demo, karena selain sering diberitakan, mereka juga aktif menggunakan bus dan membaca Radar bojonegoro. Hanya sebagian kecil responden yang tidak setuju, berarti tidak tahu alasan terjadinya demostrasi, yakni sebanyak 3 orang atau 3 % dari jumlah responden karena pemberitaan tentang demonstrasi awak bus AKDP hanya dibaca secara sekilas dan hanya 1 orang atau 1% yang sangat tidak tahu alasan terjadinya demostrasi karena hanya membaca headline pemberitaan.
4.3.1.2. Pengetahuan tentang tujuan awak bus melakukan demonstrasi dalam pember itaan Radar Bojonegoro.
ramai oleh penumpang, sehingga semua pihak yang bekerja di TOW mendapatkan pemasukan untuk terus beroperasi di terminal tersebut.
Pemberitaan alasan demosntrasi tersebut dimuat agar pembaca dapat mengetahui tujuan awak bus AKDP melakukan Demostrasi. Pada tabel 4.7.disajikantabel frekuensi responden terhadap pemberitaan tujuan demostrasi awak bus AKDP di Radar Bojonegoro:
Tabel 4.7.
demontrasi yang diberitakan oleh Radar Bojonegoro. Namun pernyataan tambahan olehbeberapa pihak tentang tujuan demonstrasi yang dimuat dalam Radar Bojonegoro, selain membuat banyak masyarakat yang pengguna transportasi bus tahu tentang tujuan dilakukannya demonstrasi, juga membuat sebagian masyarakat bingung tentang tujuan sebenarnya dari aksi demostrasi tersebut, sehingga sebanyak 9 orang atau 9% dari jumlah responden menjawab tidak setuju, berarti tidak tahu. Hal tersebut dapat terjadi karena padaserangkaian pemberitaan tersebut memang dimasukan beberapa keterangan dari beberapa pihak, bahwa tujuan dari aksi tersebut dilakukan untuk meramaikan TOW, aksi solidaritas sesama pekerja diTOW, atau karena sedikitnya keuntungan yang didapat sebab berkurangnya penumpang yang menggunakan bus AKDP. Kemudian hanya 1 orang atau 1% yang sangat tidak setuju, berarti sangat tidak tahu alasan terjadinya demonstrasi karena hanya membaca headline pemberitaan.
4.3.1.3. Pengetahuan tentang izin insidentil MPU dalam pemberitaan Radar Bojonegoro.
Tabel 4.8.
Pengetahuan Responden Tentang Izin Insidentil MPU (n = 100)
No Sikap F %
1 Sangat Setuju 10 10
2 Setuju 53 53
3 Tidak Setuju 29 29
4 Sangat Tidak Setuju 8 8
Total 100 100
Sumber : Kuisioner No 3 sub III A
4.3.1.4. Pengetahuan tentang konsekuensi menggunakan MPU berizin insidentil dalam pemberitaan Radar Bojonegor o
Salah satu pemberitaanyang berkaitan dengan antisipasi yang dilakukan Dishub, sehubungan dengan aksi mogok awak Bus AKDP pada Radar Bojonegoro adalah konsekuensi bagi penumpang yang menggunakan MPU berizin insidentil. Penumpang dibebankan biaya sebesar kurang lebih 35 ribu, dan hanya 20 unit MPU yang mendapatkan izin insidentil Dishub, dengan waktu operasional fleksibel. Pemberitaan ini dimuat beberapa kali agar pembaca dapat mengetahui konsekuensi menggunakan jasa MPU sebagai alternatif pilihan jika ingin berpergian selama terjadinya mogok kerja oleh awak bus AKDP. Pada tabel 4.9.disajikantabel frekuensi responden terhadap pemberitaan konsekuensi menggunakan MPU di Radar Bojonegoro:
Tabel 4.9.
Pengetahuan Responden Tentang Konsekuensi menggunakan MPU (n = 100)
Masyarakat Bojonegoro yang menggunakan jasa MPU berizindentil untuk menggantikan bus AKDP sementara waktu sesuai yang diberitakan di Radar Bojonegoro, karena membaca dengan baik berita terkait demonstrasi awak bus AKDP yang di muat. Pada penelitian ini juga terdapat 10 orang atau 10% responden yang menyatakan sangat setuju, berarti mengetahui dengan sangat baik, sebab mereka mengikuti pemberitaan yang dilakukan oleh Radar Bojonegoro dan menyatakan pernah mengalaminya, sehingga membuat mereka tahu dan mengingat apa yang diberitakan. Namun terdapat 31 orang atau 31% responden yang tidak setuju, berarti tidak mengetahui konsekuensi izin tersebut, sebab dalam pemberitaan tidak dijelaskan secara rinci konsekuensi apa yang harus di tanggung oleh penumpang, seperti jadwal keberangkatan dan kedatangan MPU, serta batas menaikan penumpang. Data di atas juga terdapat pula 8 orang atau 8% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, berarti tidak tahu sama sekali prihal izin insidentil MPU karena mereka tidak pernah membaca bagian tersebut di Radar Bojonegoro.
4.3.1.5. Pengetahuan tentang adanya isu bentrokan oleh awak bus AKDP dengan AKAP di Radar Bojonegoro
Salah satu pemberitaanyang berkaitan dengan demostrasi awak Bus AKDP pada Radar Bojonegoro adalah bentrokan antara bus AKDP dengan bus AKAP yang terjadi di wilayah Pasar Agrobisnis Lamongan. Pada tabel
Tabel 4.10.
Pengetahuan Responden Tentang Isu Bentr okan Awak Bus AKDP dengan AKAP
4.3.1.6. Aspek kognitif responden terhadap ser angkaian pemberitaan “Demonstrasi Awak Bus AKDP” di Radar Bojonegoro
Dari tabel-tabel diatas, maka dapat disusun tabel mengenai sikap kognitif responden terhadap pemberitaan demostrasi awak bus AKDP di Radar Bojonegoro. Untuk mengetahuinya dapat dilihat pada tabel 4.11. :
Tabel 4.11.
Sikap Kognitif RespondenTerhadap Serangkain Pemberitaan Demonstrasi Awak Bus AKDP di Radar Bojonegoro
(n = 100)
No Sikap Kognitif F %
1 Positif 54 54
2 Netral 40 40
3 Negatif 6 6
Total 100 100
sepenuhnya dipahami.Sedangkan 6% bersikap negatif, berarti mereka tidak mengetahui isi pesan pada pemberitaan demonstrasi awak bus AKDP tersebut.Hal ini karena memang ada sebagian kecil yang melihat berita tersebut tersebut sekilas saja sehingga cenderung tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh Radar Bojonegoro.
4.3.2. Aspek Afektif
Aspek Afektif responden terhadap isi pemberitaan demostrasi oleh awak bus AKDP di Radar Bojonegoro adalah tentangbagaimana perasaan responden tentang isi pemberitaan yang dapat meliputi : alasan dan tujuan awak bus AKDP melakukan demo, izin MPU untuk beroperasi dengan trayek Bojonegoro-Surabaya sebagai bentuk antisipasi Dishub Bojonegoro, Konsekuensi bagi penumpang yang menggunakan MPU, dan berita tentang isu bentrokan. Untuk mengetahui lebih jelas diuraikan dan dianalisis berdasarkan tabel-tabel berikut ini.
4.3.2.1. Perasaan sukaterhadap alasan awak bus AKDP melakukan demonstrasi dalam pemberitaan Radar Bojonegoro.