• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR DESA WAKINAMBORO KECAMATAN SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH FASILITAS KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR DESA WAKINAMBORO KECAMATAN SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN SKRIPSI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH FASILITAS KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR DESA WAKINAMBORO

KECAMATAN SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN

SKRIPSI

Y U N I V I T R I A N I NIM: 105721112917

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

PENGARUH FASILITAS KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESADI KANTOR DESA WAKINAMBORO

KECAMATAN SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN

SKRIPSI

DIsusun dan Diajukan Oleh:

Y U N I V I T R I A N I NIM: 105721112917

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021 M/1443 H

(3)

iii

Ketika niatmu baik menjadi awal penggerak untuk berjuang meraih cita-cita maka jangan menyerah! Lanjutkan dengan langkah yang optimis dan selalu ingat bahwa apapun yang terjadi kedepannya semua karena pilihan Allah. Karena setiap cerita para pejuang selalu diwarnai cobaan, laluilah!!! dengan penuh ikhlas dan sabar hingga kau bisa sampai pada akhir cerita yang membawa bahagia. Selanjutnya bersyukurlah!!! Sesungguhnya pilihan yang terbaik ditakdirkan untukmu adalah yang datang dariNya, sejatinya kita sebagai HambaNya hanya mampu berencana dan menerima ketetapanNya.’’

(Q.S Al-Insyirah 94:5-6) PERSEMBAHAN

Jika engkau percaya dan yakin terhadap takdirNya, ikhlas dan sabar terhadap ujianNya, Percayalah! semua yang menjadi rintanganmu adalah hikmah kehidupan yang akan menutup awal perjuanganmu dan akhir pengharapanmu,akan mengukir kisah akhir cerita, meninggalkan kenangan bermoment yang menjejak dalam karya ilmiah kecil ini sebagai tanda pengabdian atas balasan telah menjadi tempat mengemban hak menjadi mahasiswa penuntut ilmu di kampus biru tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar. Dan karya ilmiah ini kupersembahkan juga kepada kedua orangtua tercinta, ayah La Fihi dan ibu Nursati yang telah menjadi penggerak semangat disetiap langkahku berjuang dengan pengorbanan yang tak mengenal lelah, berdo’a yang tak mengenal letih dan menaruh kasih sayang yang tak berujung masa demi keberhasilan yang ku asa, terima kasih ibu dan ayah. Serta keluarga besar dan teman-teman yang selalu memberi dukungan dan motivasi. Aku optimis, aku semangat, aku belajar, aku kuat, aku bersabar, aku ikhlas hingga aku berhasil. Terima kasih untuk semua yang menjadi jembatan keberhasilanku semoga Allah membalas niat baik kalian.m

(4)
(5)

v

(6)

vi

(7)
(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidah-Nya sehingga tulisan dengan judul ‘’Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan’’. Hanya kepadanya kami memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan.

Tulisan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Jurusan Manajemen dan Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa seluruh rangkaian penelitian mulai dari tahap penyusunan proposal hingga peneyelesaian penyusunan hasil penelitian ini senantiasa mendapat bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada ibu Asriati, S.E., M.Si selaku pembimbing I dan bapak Ismail Rasulong, S.E, MM. selaku pembimbing II yang dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk yang bermanfaat kepada penulis dalam penyelesaian penyusunan tulisan ini.

Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H Ambo Asse, M.Ag , selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur R, S.E., M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

yang sangat berguna selama masa perkuliahan.

6. Dosen serta staf administrasi dalam lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak La Kone, selaku Kepala Desa Wakinamboro atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak Sajudin S.Pd, selaku Sekretaris Desa Wakinamboro atas segala bantuannya dalam pelaksanaan penelitian.

9. Seluruh Pegawai Kantor Desa Wakinamboro atas bantuannya berupa partisipasi aktif selama pelaksanaan penelitian.

10. Sri Deviyanti S.Kep., terima kasih atas motivasi, pengorbanan waktu, materi serta menjadi bagian dari cerita perjuanganku dan inspirasi semangat dalam penyelesaian studi.

11. Sahabat-sahabat terbaikku Hesti, Siti Asri Ainun, Romastian, Cahyati, Sardianti, Sri Deviyanti, Nur Sakinah, Nur Syahitna, Nurmala Samparadja, Switanti, Feti Fera, Siti Rahima, Munarti, Trias Erawati, Harlisa dan Niswah Muflihah yang menjadi bagian penyemangat dan motivasiku dalam penyelesaian studi.

12. Keluarga besar Pondok Mandalle, Saraswati, Rifayati, Anggun, Siti Rahima, Yenggi, Anggi dan Milka, terima kasih atas kebersamaannya.

13. Keluarga Besar Study Club Al-Izzah, terima kasih atas motivasi dan penyemangatnya.

(10)

x

15. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan hasil penelitian ini tanpa terkecuali.

Penulis menyampaikan penghormatan dan penghargaan yang tak terhingga serta ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ayahanda La Fihi dan Ibunda Nur Sati yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan moril dan materi, serta didikan yang terbaik dan motivasi, semoga Allah SWT membalas segala bentuk pengorbanan yang telah kalian berikan kepadakku. Kepada kakak-kakakku tercinta La Alfain dan Abdul Hafiz, kepada adikku tercinta Muhammad Basri dan ipar-iparku tercinta Hardiyanti La Raya dan Ermi Arianti yang selalu memberikan perhatian, motivasi, kasih sayang sehingga saya kuat dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan karya ilmiah tersebut. Semoga Allah SWT membalas segala budi baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini. Aamiin Allahumma Aamiin.

Makassar, 2 Zulhijah 1442 H 12 Juli 2021 M Penulis,

Yuni Vitriani

(11)

xi

Selatan, Skripsi, Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Asriati dan Pembimbing II Ismail Rasulong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan. Sampel ini diambil dari Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan pembagian kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan menggunakan metode skala Likert dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 responden.

Hasil penelitian menunjukan data dengan menggunakan perhitungan statistic melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 26 mengenai pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja perangkat desa di kantor desa wakinamboro kecamatan siompu kabupaten buton selatan yang telah dibahas dari bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan penting yaitu persamaan regresi dari penelitian tersebut diperoleh bahwa fasilitas kerja berpengaruh terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan.

Kata Kunci: Fasilitas Kerja, Kinerja Perangkat Desa

(12)

xii

Resource Management Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Asriati and Supervisor II Ismail Rasulong.

This study aims to determine the effect of work facilities on the performance of village officials at the Wakinamboro Village Office, Siompu District, South Buton Regency. This sample was taken from the Wakinamboro Village Office, Siompu District, South Buton Regency. The type of research used in this study is a quantitative descriptive study with a Cross Sectional approach. The data obtained from the distributed questionnaires relate to the problem under study. Data collection was done by observation and distributing questionnaires. The research instrument used was the Likert scale method and the sample in this study was 13 respondents.

The results of the study show data using statistical calculations through the Statistical Package for the Social Science (SPSS) version 26 application regarding the effect of work facilities on the performance of village officials at the Wakinamboro village office, Siompu district, South Buton district which has been discussed from the previous chapter, the authors draw important conclusions. namely the regression equation from the study, it was found that work facilities affect the Performance of Village Apparatus at the Wakinamboro Village Office, Siompu District, South Buton Regency.

Keywords: Work Facilities, Village Apparatus Performance

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 5

1. Pengertian dan Arti Penting Manajemen SDM ... 5

2. Fasilitas Kerja ... 7

3. Kinerja ... 10

B. Tinjauan Empiris ... 14

C. Kerangka Konsep ... 16

D. Hipotesis ... 16 BAB III METODE PENELITIAN

(14)

xiv

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 17

D. Populasi dan Sampel ... 18

E. Teknik Pengumpulan Data ... 19

F. Teknik Analisis ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 23

B. Karakeristik Responden ... 31

C. Deskripsi Variabel Penilitian ... 34

D. Hasil Analisis Data ... 38

E. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN ...

(15)

xv

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 14

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 18

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 33

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 33

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Fasilitas Kerja ... 34

Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Kinerja Perangkat Desa ... 36

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Fasilitas Kerja ... 39

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Perangkat Desa ... 39

Tabel 4.8 Hasil Uji Reabilitas Koesioner ... 40

Tabel 4.9 Hasil Koefisien Korelasi ... 41

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 42

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji-t ... 43

(16)

xvi

Struktur Organisasi ... 31

(17)

xvii

Lampiran 1 Koesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabel Distribusi r (r-tabel)

Lampiran 3 Tabel Distribusi t (t-tabel)

Lampiran 4 Uji validitas

Lampiran 5 Uji Analisis Regresi Linerar Sederhana

Lampiran 6 Uji Parsial ( Uji t )

Lampiran 7 Surat Balasan

Lampiran 8 Dokumentasi

(18)
(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oganisasi merupakan sebuah wadah bagi setiap orang dalam menyampaikan gagasannya terhadap perkembangan sebuah organisasi. Menurut Bowo Arief (2014: 23) pengorganisasian adalah ‘’ cara menentukan, pengelompokkan, dan mengatur berbagai jenis kegiatan yang dibutuhkan dalam mendapatkan tujuan, menempatkan karyawan-karyawan pada setiap kegiatan, mengadakan alat-alat yang dibutuhkan, menetapkan tanggung jawab sesuai dengan keahlian setiap individu atau dalam bidangnya ‘’.Menurut Bowo Arief, (2014: 24) organisasi adalah ‘’suatu model pengaturan tebuka yang terdiri dari ketua2 bidang pekerja untuk sebuah tujuan yang diharapkan’’.

Organisasi menurut pelaksanaannya atau pergerakannya memiliki perencanaan dalam melakukan pengorganisasian dari struktur organisasi sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang di bentuk.

Diantara kegiatan pelaksanaan adalah melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi termasuk koordinasi. Dalam sebuah organisasi juga perlu melakukan suatu penilaian kinerja pegawai. Kinerja merupakan jawaban dari berhasil tidaknya tujuan organisasi. Kinerja pegawai diketahui dari seberapa jauh pegawai menjalankan tugas sesuai amanahnya. Menurut Mangkunegara (2009: 67) ‘’kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam menjalankan tugasnya sesuai amanah yang diberikan’’. Hasil kinerja yang baik apabila pegawai dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

(20)

Aktivitas pegawai disuatu organisasi memerlukan fasilitas yang mendukung pekerjaannya agar aktivitas organisasi berjalan sesuai tujuan yang diinginkan dalam sebuah organisasi Kantor Desa Seorang Perangkat desa harus mampu mengoperasikan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia.

Menurut Ovidiu, (2013) ‘’fasilitas adalah suatu sarana fisik atau perlengkapan kantor yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran (output) sesuai yang diharapkan organisasi. Selanjutnya menurut Rista (2014) fasilitas adalah penyedia perlengkapan-perlengkapan fisik yang dapat memberikan kemudahan terhadap penggunanya. Ditambahkan oleh Bary (2012:67) fasilitas kerja adalah sebuah sarana yang disediakan oleh organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk mendukung apa yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan. Pada tanggal 30 Agustus 2020 peneliti melakukan observasi awal melalui pengamatan di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu, hasil pengamatan peneliti yaitu peralatan dan perlengkapan kantor sudah tersedia namun kurang memadai seperti mesin computer, tersedianya meja dan kursi, tersedianya fasilitas sosial seperti kamar mandi dan ruang kantor lainnya yang kurang dimanfaatkan dan dirawat dengan baik. Kemudian Pemanfaatan fasilitasnya yang kurang maksimal misalnya dalam penggunaan computer hanya beberapa perangkat desa yang mampu menguasainya, sehingga terdapat adanya kinerja perangkat desa yang kurang maksimal seperti pekerjaan tidak terselesaikan pada waktunya dan adanya kinerja perangkat desa yang kurang maksimal yaitu tidak setiap hari berangkat atau pulang kerja tepat waktu dan tanggungjawab yang dilakukan tidak dapat diselesaikan tanpa ada kesalahan.

(21)

Sebgaimana yang dijelaskan diatas Fasilitas kerja dan kinerja kerja dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan sarana dan prasaran dalam melakukan pekerjaan. fasilitas yang kurang mendukung untuk melakukan pekerjaan akan berdampak pada rendahnya produktifitas kerja, Rendahnya kinerja pegawai terkait dengan minimnya fasilitas pendukung dalam melakukan aktifitas seperti ketersediaan fasilitas ruangan, fasilitas pengarsipan, dan fasilitas software yang belum sepenuhnya mendukung aktifitas pekerjaan pegawai yang semakin meningkat maka dari itu Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu kantor, maka haruslah ditunjang dengan fasilitas kerja yang cukup memadai sehingga proses kerja mampu berlangsung secara efisien dan efektif karena fasilitas kerja merupakan sarana pendukung yang sangat berperan dalam aktifitas perusahaan atau kantor yang memiliki jangka permanen dalam penggunaannya. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja perangkat desa di desa wakinamboro kecamatan siompu kabupaten buton selatan, untuk itu peneliti mengangkat judul ‘’Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan siompu Kabupaten Buton Selatan’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

‘’Apakah fasilitas kerja berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan ?

(22)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja perangkat desa di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau pedoman dalam upaya peningkatan kinerja perangkat kantor desa di Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton selatan.

2. Sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan.

3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya terutama dalam pembahasan penelitian terkait pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kinerja perangkat desa.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sebuah perusahaan atau organisasi tidak akan lepas dari manajemen baik manajemen secara umum maupun manajemen yang spesifik. Kelansungan hidup perusahaan itu tergantung dari manajemen yang dijalankan oleh perusahaan atau organisasi pada perusahaan itu.

Banyak perusahaan yang awalnya jaya tetapi dengan perjalanannya yang kurang baik dalam mengatur organisasi atau perusahaan kemudian perusahaan tersebut akan mengalami kerugian, bahkan kebangkrutan.

Akan tetapi sebaliknya apabila dalam manajemenya baik maka perusahaan tersebut akan jaya dan meningkat produksinya (Mulyadi 2016: 1).

Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat besar bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Semua kalangan harus menyadari bahwa sumber daya manusia itu unsur manusia dalam perusahaan atau organisasi yang dapat memberikan keunggulan dalam oraganisasi. Sumber daya manusia yang bisa membuat tujuan sasaran strategi, dan inovasi yang bisa diunggulkan dalam organisasi. Maka dari itu sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang tak ternilai perusahaan. Maka sumber daya manusia harus dipelihara dan dipertahankan yaitu melalui, pelatihan keterampilan, dan diperhatikan kesejahteraanya. Sebab kalau

5

(24)

tidak diperhatikan setelah baik atau mahir sumber daya manusia tersebut akan pindah, bahkan akan keluar dari perusahaan (Mulyadi 2016: 1).

Pada hakikatnya MSDM mempunyai pengertian bagaimana mengelola sumber daya manusia agar mencapai tujuan organisasi.

Mengelola SDM tidaklah mudah karena yang dikelola adalah manusia dengan segala cita rasa dan nuraninya. Manusia bukanlah mesin yang bergerak sesuai aturan baku dan bersifat konstan, namun sesuai fitrahnya manusia bersifat dinamis dapat berubah sesuai dengan lingkungan dan kondisi serta suasana yang melingkupinya. Manusia juga sering berubah dalam menyikapi kondisi yang berubah.

Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) para ahli:

a. Menurut Yani (2014: 1) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah dapat diartikan ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan organisasi atau perusahaan.

b. Menurut Mangkunegara (2013: 2) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu pengelolaan dan penyalahgunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai).

c. Menurut Panggabean (2016: 15) berpendapat bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi

(25)

pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian para ahli diatas, disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah evaluasi dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian para pekerja, pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dalam organisasi. Pentingnya sebuah manajemen sumber daya manusia terhadap perusahaan, oleh sebab itu dalam pengelolahan, pengaturan dan pemanfaatan sumber daya manusia akan terlaksanakan sesuai apa yang diinginkan dan mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan kelancaran sumber daya manusia pada sebuah organisasi. Disebabkan dapat memberikan konsep kerja efektif baik secara kuantitas dan kualitas terhadap perusahaan dan juga karyawan perusahaannya.

2. Fasilitas Kerja

a. Pengertian fasilitas Kerja

Menurut Ovidiu, (2013) ‘’fasilitas adalah suatu sarana fisik atau perlengkapan kantor yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran (output) sesuai yang diharapkan organisasi. Dengan tersebut baik itu pegawai atau pekerja tidak dapat bekerja sesuai dengan tugasnya tanpa disertai adanya alat kerja.

(26)

Menurut Lupiyaodi (2014:150) fasilitas kerja yaitu sarana pendukung terhadap kegiatan kantor pemerintahan yang berbentuk fisik, dan di gunakan dalam kegiatan normal, memiliki jangka waktu yang relative permanen serta memberikan manfaat pada masa yang akan datang. Semakin besar kegiatan suata organisasai pemerintahan maka semakin lengkap pula fasilitas hingga sarana pendukung dalam proses kegiatan dalam mencapai tujuan sebuah orgaisasi atau perusahaan. Suatu organisasi harus mempunyai perlengkapan fasilitas kerja diantaranya gedung kantor, computer, meja, kursi, lemari serta fasilitas pendukung lainnya misalnya kendaraan dinas.

Menurut Ranupandjojo dan Husnan (2014:127) mengemukakan bahwa fasilitas kerja adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk membantu pegawai agar lebih mudah menyelesaiakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

Pada umumnya organisasi sebuah perusahaan perlu menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang berfungsi membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan adanya fasilitas kerja yang tersedia tentunya akan memberikan manfaat pada kinerja suatu organisasi atau perusahaan tersebut. Macam-macam bentuk fasilitas yang dikerjakan baik itu dari jenis dan manfaatnya yang sesuai dengan kebutuhan suatu organisasi atau perusahaan. Fasilitas juga diartikan sebagai sarana dan prasarana yang ada sebagai pelayanan yang maksimal agar masyarakat merasa puas (Dahlius:2016).

(27)

Berdasarkan pengertian fasilitas kerja menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang digunakan dan dipakai dalam bentuk sarana dan prsarana yang dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan pegawai sehingga dapat memperlancar penyelasaian tugas.

Menurut Dahlius, (2016) karakteristik dari sarana pendukung dalam proses aktivitas perusahaan adalah:

1) Mempunyai bentuk fisik

Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan. Mempunyai jangka waktu kegunaan atau umur relative permanent dari suatu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.

2) Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yang relative permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang ( Dahlius,: 2016).

b. Indikator Fasilitas Kerja

Selanjutnya menurut Moenir (2016:120) fasilitas kerja ditinjau dari segi kegunaannya terdiri dari 3 golongan:

1) Peralatan kerja

Yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses

(28)

suatu barang menjadi barang lain yang berlainan fungsi dan gunanya (alat kerja manajemen dan alat kerja operasional).

2) Perlengkapan kerja

Yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat bantu tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkitkan dan menambah kenyamanan dalam pekerjaan akan tetapi tujuannya memberikan kelancaran dalam bekerja. Contoh alat yang dipakai dalam komunikasi, perlengkapan pengolahan data, furniture, pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu.

3) Fasilitas Sosial

Merupakan fasilitas yang dipakai oleh pegawai yang berfungsi social.

Misalnya penyediaan asrama, rumah jabatan, rumah dinas dan kendaraan dinas.

Yang dimaksud fasilitas dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan dan kelengkapan fasilitas kerja yang dapat menunjang kinerja perangkat desa di Desa Wakinamboro Kecamatan siompu. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil indikator dari variabel fasilitas kerja yaitu fasilitas kerja dan perlengkapan kerja.

3. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil yang dicapai atas tugas yang dilaksanakan. Dalam pengembangan sebuah organisasi

(29)

kinerja pegawai sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi dan juga untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi. Hal yang terpenting dalam kemajuan sebuah organisasi adalah kinerja dari karyawan atau pegawai, jika tidak ada kinerja maka tujuan dari organisasi atau perusahaan tidak dapat tercapai.

Arti penting dari kinerja adalah hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan moral maupun etika dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Michellia Agustin (2015) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu, Kaswan (2012: 187) berpendapat bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya selama perode kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standard kerja, target atau sasaran, atau kriteria yang telah disepakati lebih awal secara bersama.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Wirawan, (2014: 6-8), faktor-faktor tersebut yaitu:

1) Faktor internal pegawai, yaitu factor yang berasal dari dalam diri pegawai sejak lahir atau bawaan ketika ia berkembang misal, factor sifat pribadi, bakat, keadaan fisik, serta kejiwaan. Hingga Sfactor- faktor yang diperoleh seperti pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, serta motivasi kerja. Ketika dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi serta lingkungan eksternal, factor

(30)

internal pegawai ini memperoleh kinerja pegawai. Disimpulkan bahwa semakin tinggi factor-factor internal tersebut, maka makin tinggi pula kinerja pegawai, begitupun sebaliknya semakin rendah factor-factor tersebut maka semakin rendah pula kinerjanya.

2) Faktor lingkungan internal organisasi. Faktor internal organisasi yang diperlukan diantaranya melalui strategi organisasi, dukungan sumber daya untuk melaksanakan pekerjaaan, serta system manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan.

3) Faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi memepengaruhi kinerja karyawan.

Menurut Mangkunegara (2013: 67) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu:

1) Faktor kemampuan, secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya pegawai yang memiliki iQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

(31)

2) Faktor motivasi, terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi yaitu kondisi dalam menggerakan diri pegawai hingga terarah dalam mencapai tujuan oranisasi (kinerja).

c. Penilaian Kinerja

Sistem manajemen kinerja diantaranya proses pengidentifikasian, pendorong, pengukur, pengevaluasian, peningkatan, serta memberikan penghargaan terhadap kinerja para karyawan yang dipekerjakan (Mathis, 2013: 77).

Penilaian kinerja sangat bermanfaat dalam penentuan kebutuhan pelatihan pekerja secara efektif, penentuan tanggung jawab kepada para pekerja sesuai keahliannya yang dapat memberikan dorongan dalam melaksanakan tugas yang baik dimasa yang akan datang dan sebagai tolak ukur dalam penentuan dalam sebuah profesi.

Handoko (2008: 135) menyatakan ‘’penilaian prestasi kerja adalah proses penilaian kualitas kerja dalam sebuah perusahaan.

Selain itu, Wirawan (2009: 105) menyatakan ‘’bahwa penilaian kinerja dilakukan secara formatif dan sumatif’’. Penilaian kerja formatif adalah penilaian kinerja karyawan dalam mengerjakan tugasnya. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir periode penilaian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja yaitu proses evaluasi kinerja karyawan dalam mengerjakan tugasnya secara formatif dan sumatif.

(32)

d. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah dasar-dasar yang menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja, karena akan bermanfaat baik bagi para pihak (Sudarmanto, 2009: 11).

John Miner dalam Sudarmanto (2009: 11) mengemukakan 4 indikator yang menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja, yaitu:

1) Kualitas berupa tingkat kesalahan, kerusakan dan kecermatan.

2) Kuantitas berupa jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

3) Penggunaan waktu dalam kerja berupa tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif atau jam kerja hilang.

4) Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1. Tinjuan Empiris

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Sulfia Fahmy TR

(2018)

Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas

Kepedudukan Dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.

Hasil dari penelitian tersebut adalah adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada KantorDinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Enrekang..

2. Rupik Arofah (2015)

Pengaruh Fasilitas Kantor, Motivasi Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Ada pengaruh antara fasilitas kantor, motivasi kerja, dan

(33)

Perangkat Desa Di Kecamatan Tulis Kabupaten Batang.

disiplin kerja terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Besarnya pengaruh secara simultan sebesar 75,9% dan sisanya 24,1% dipengaruhi oleh factor lain dari penelitian tersebut.

3. Sarmin (2020) Pengaruh Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan adalah variabel Tingkat Pendidikan.

4. Triyas Agustin (2017)

Pengaruh Penilaian Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Pengembangan Karir Pegawai Pada PT.

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat Cabang Sekadau.

Pda penelitian ini variabel penilain kinerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel kinerja pegawai karena nilai sig = 0,610 > 0,05.

Penilaian kinerja hanya memberikan pengaruh sebesar 79,4% dipengaruh oleh factor diluar model regresi. Dari hasil ini maka hipotesis ketiga penelitian tidak dapat diterima

kebenarannya.

5. Rose Siti Badriah (2017)

Pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Desa Andapraja Kecamatan

Terdapat pengaruh rekruitmen karyawan terhadap kinerja perangkat desa di

(34)

Rajadesa Kabupaten Ciamis.

Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis yaitu rendah tapi pasti.

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

kinerja perangkat desa di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan siompu Kabupaten Buton selatan dapat lebih meningkat perlu adanya perhatian kebutuhan terhadap perangkat desa. Dari uraian diatas variabel independen dan variabel dependen perlu diperhatikan untuk mengetahui kebutuhan fasilitas perangkat desa dengan tujuan agar terpenuhinya suatu kinerja yang maksimal, dikarenakan konsep yang sangat relevan dalam peningkatan kinerja adalah kebutuhan fasilitas dari perangkat desa.

Fasilitas Kerja (X) 1) Peralatan kerja 2) Perlengkapan kerja 3) Fasilitas social

(Moenir, 2016:120)

Kinerja (Y) 1) Kualitas

2) Kuantitas

3) Penggunaan waktu dalam kerja

4) Kerjasama

(Sudarmanto, 2009: 11)

(35)

D. Hipotesis

Dari masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: ‘’Diduga bahwa fasilitas kerja berpengaruh positif terhadap kinerja perangkat desa di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan’’.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional karena untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan yang dilakukan secara observasi atau pengumpulan data . Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang dilakukan melalui pengamatan (obsevasi) baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa ada perlakuan atau intervensi (Hidayat, 2017). Pendapat lain Cross sectional adalah rancangan penelitian yang melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2017).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton selatan. Penentuan tempat meneliti tersebut dipilih dengan tujuan agar mencari permasalahan yang ada dalam fasilitas-fasilitas yang ada untuk kinerja pegawai kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu

(36)

Kabupaten Buton Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai dari bulan Juli sampai Agustus 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi operasional adalah definisi dari variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran, pengumpulan, pengolahan dan anlisis data terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2017). Terdapat dua variabel yang ditentukan oleh peneliti yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) dalam penelitian tersebut, adapun yang dimaksud variabel independen yaitu fasilitas kerja dan variabel dependen yaitu perangkat desa.

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

No Jenis Variabel

Definisi Operasional Indokator Skala Pengukur an

1. Fasilitas Kerja (X) Menurut Lupiyaodi Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat menunjang kinerja karyawan, seperti dalam

menyelesaikan pekerjaan.

➢ Peralatan kerja

➢ Perlengka pan kerja

➢ Fasilitas social

Skala likert

(37)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) populasi adalah objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti.

Populasi merupakan kumpulan semua elemen atau individu yang akan diteliti (Kuntoro, 2008). Dalam penelitian ini jumlah populasi yakni seluruh perangkat desa di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan yang berjumlah 13 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi atau wakil populasi yang diteliti (Arikontu, 2016). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total samping. Total samping adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total samping karena menurut sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Jadi, estimasi besar sampel dalam penelitian ini

2. Kinerja (Y) Menurut

Mangunhardjana kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

➢ Kualitas

➢ Kuantitas

➢ Pengguna an waktu dalam kerja

➢ Kerjasam a

Skala likert

(38)

sebanyak 13 perangkat desa,di Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Angket (Kuesioner)

Metode ini merupakan cara pengumpulan data berupa pernyatan- pernyataan tertulis yang dijawab juga secara tertulis. Teknik ini dipakai dengan tujuan untuk mendapatkan sumber data dari responden.

2. Metode Wawancara

Metode ini merupakan sebuah cara mengumpulkan data yang digunakan secara langsung, pertanyaan dilakukan secara langsung dan jawabannya juga secara spontan dijawab, karena metode yang digunakan peneliti tersebut adalah metode wawancara yang sistemnya bebas dan tidak terikat sebuah dasar tertentu sehingga responden juga bebas dalam menyampaikan jawabannya. Melalui teknik tersebut dapat diketahui secara langsung reaksi responden dalam jangka waktu relatife cepat.

3. Metode Dokumentasi

Metode tersebut digunakan untuk mendapatkan data variabel penelitian yang ber bentuk catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda, dan lain-lain. Metode tersebut dipakai untuk mendapat di

(39)

Kantor Desa Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan baik dari segi jumlah perangkat desa, struktur denah yang keseluruhannya menunjang penelitian ini.

F. Teknik Analisis

Dalam memperoleh hasil data, selanjutnya dibuat dan diolah memakai rumus-rumus statistic (kuantitatif).

1. Uji Validitas dan Reabilitas

Dipakai sebagai alat ukur sebuah variabel dengan hasil yang diperoleh harus akurat dan objektif. Menurut Arikunto (2012:211), validitas adalah tingkat valid dan benarnya suatu instrument yang telah diukur. Metode pengujian tersebut dipakai untuk memperoleh data melalui instrument penelitian.

Uji reabilitas digunakan untuk mendapat bayangan yang tetap dari hasil pengukuran. Reabilitas adalah alat pengukur kuesioner indikator dari variabel atau konstruk. Suatu penilitian dikatakan reliable atau handal apabila pernyataan dari jawaban seseorang dari waktu ke waktu sejalan atau stabil.

(40)

2. Regresi linear sederhana

Regresi linear sederhana adalah hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) secara linear. Metode penelitian tersebut digunakan untuk memperoleh nilai positif atau negative terhadap variabel yang diteliti dan untuk menentukan nilai dari variabel apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Rumus regresi linear sederhana, yaitu:

Y=a+bX

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Kinerja Perangkat) X = Variabel independen(Fasilitas kerja) a = Konstanta (Nilai Y apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (Nilai peningkatan atau penurunan)

3. Uji-t (Uji parsial)

Uji-t menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel secara individual dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Selanjutnya, jika perbandingan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan tingkat signifikan (α) = 0.05, artinya hasil hipotesis alternatif menyatakan bahwa adanya pengaruh individual variabel independen terhadap variabel dependen. Metode pengujian ini dapat dipakai untuk melihat nilai t dari dua variabel yaitu variabel independen dan dependen seberapa besar pengaruh diantara kedua variabel tersebut.

(41)

Berdasarakan nilai t, maka dapat ditentukan variabel bebas mana yang dominan mempengaruhi variabel terikat. Adapun cara yang digunakan sebelum melihat tabel t yaitu mengetahui derajat bebas hingga melihat tabel distribusi t dan mencari α= 5%:2= 2,5% atau 0,025 (uji dua sisi).

Rumus mencari derajat bebas:

Df = n-k-1 Keterangan:

Df = derajat bebas n = jumlah responden k = jumlah variabel penelitian

(42)

24 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Nama dan Latar Belakang Instansi

Desa Wakinamboro merupakan salah satu dari 10 Desa diKecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang terdiri dari 4 Dusun, yaitu : Dusun Wadamba, Dusun Lianogara, Dusun Bante, dan Dusun Raano. dan memilikiluas Wila yah 4,5 Km2, atau sekitar 13,8% dari luas wilayah Kecamatan Siompu.

Desa Wakinamboro yang terletak di Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, bisa ditempuh melalui jalur laut dengan kurang lebih 1 jam dari desa ke Ibu Kota Kabupaten Buton Selatan yang berjarak kurang lebih 19 Km, bila melalui kota Baubau, namun bila langsung lewat laut dari siompu ke Ibu Kota Kabupaten dapat ditempuh kurang lebih 30 menit yang berjarak sekitar 5,2 Km. Untuk menuju ke ibu kota kecamatan, bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1,5 Km.

Secara topopografis Desa Wakinamboro terletak pada ketinggiaan 0,27 meter diatas permukaan air laut. Posisi Desa Wakinamboro yang terletak pada bagian Timur berbatasan dengan Desa Lontoi, sebelah Barat berbatasan dengan Laut Kabaena, Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Batuawu, dan sebelah Se latan berbatasan dengan Desa Nggulanggula. Sedangkan kondisi Lahan di Desa W a k i n a m b o r o sebagiaan besar merupakan Tanah

(43)

Berbatu.

Kantor Desa Wakinamboro merupakan pusat pelayanan di desa wakinamboro yang menjadi central segala kegiatan yang ada di desa wakinamboro baik itu dibidang pemerintahan, pembedayaan, pembangunan ataupun pembinaan semua berpusat di Kantor Desa. Kantor Desa Wakinamboro berlokasi di Jl. Poros Wakinamboro Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Menurut sejarah, Kantor Desa Wakinamboro berdiri pada tahun 2010 yang diresmikan langsung oleh Bupati Buton. Sebelum mekarnya Kantor Desa Wakinamboro awalnya berdiri di Desa Tongali yang pada saat itu masih menjadi satu desa belum terbagi-bagi menjadi beberapa desa dan pada saat itu disebut sebagai Kantor Desa Kecamatan Siompu. Dilihat dari perkembangan Kecamatan Siompu sehingga membuka inisiatif dari pimpinan yang berwenang bahwasanya perlu adanya pemekaran pembagian wilayah atau desa.

Sebelum pemekaran desa dilakukan dihimbau kesepakatan dari masyarakat Kecamatan Siompu. Respon balik dari masyarakat terkait pemekaran desa tersebut seluruhnya sepakat dan mengikut program dari pimpinan yang berwenang. Selanjutnya program pembangunan kantor desa dilakukan disetiap wilayah yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa desa.

Terutama kantor desa wakinamboro yang terlibat dalam proses pembangunan pada saat itu terdiri dari beberapa orang yaitu La damula, La Kabe, La Tahidu,La sahuni dan La Irani yang merupakan orang-orang termuka dalam sejarah berdirinya Kantor Desa Wakinamboro serta yang menjabat sebagai pegawai awal di kantor tersebut

(44)

Akhirnya, dengan berdirinya kantor desa wakinamboro merupakan sarana untuk penyelenggaraan setiap program-program yang bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat baik di bidang sosial, budaya dan ekonomi.

2. Visi dan Misi Organisasi 1. Visi

Desa Wakinamboro memiliki visi “mewujudkan rencana pembangunan secara bertahap, terbuka, demokratis, dan berkesinambungan “.

Visi dimaksud terkandung makna adanya harapan yang hendak dicapai dimasa depan oleh segenap masyarakat untuk mewujudkan pembangunan secara bertahap, terbuka, demokratis, dan berkesinambungan demi kesejahteraan masyarakat.

2. Misi

Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi desa tersebut.Visi berada diatas Misi.Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan/dikerjakan. Misi Desa Wakinamboro dijabarkan dalam beberapa kategori, yakni :

a. Mewujudkan Pembangunan Secara Bertahap, Misinya adalah :

➢ Meningkatkan Kapasitas dan Sistem Koordinasi para pemangku kepentingan dalam tiap tahap pembangunan

(45)

b. Mewujudkan Pembangunan Secara Terbuka dan Demokratis, Misinya adalah :

➢ Mengutamakan musyawarah dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan

c. Mewujudkan Pembangunan yang Berkesinambungan, Misinya adalah :

➢ Mengedepankan pembangunan sarana-sarana vital nyang sifatnya mendesak demi peningkatan kesejahteraan masyarakat

➢ Menggali serta menghimpun segala bentuk potensi sumber daya demi kelancaran pembangunan

➢ Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan pelayanan pendidikan

3. Job Description dan Struktur Organisasi 1. Job descrption

a. Kepala Desa mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan pemerintahan desa 2) Melaksanakan pembangunan desa 3) Pembinaan kemasyarakatan 4) Pemberdayaan masyarakat, dan

5) Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya

b. Tugas pokok dan fungsi Sekretaris desa sebagai berikut:

1) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program kerja serta fasilitas dan tata laksana

(46)

2) Pelaksanaan teknis administrative kepada seluruh satuan organisasi pemerintah desa

3) Pengelolaan ketatausahaan administarai umum, kepegawaian, keungan dan perlengkapan

4) Pelakasana koordinasi kebersihan dan keindahan lingkungan di dalam dan di luar kantor

5) Penyusunan rencana peraturan desa dan laporan pertanggungjawaban

6) Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya c. Tugas pokok dan fungsi Bendahara sebagai berikut:

1) Menerima, menyimpan, menyetor/membayar, menata usahakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa 2) Pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan

anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa) d. Tugas Kepala urusan umum dan Tata Usaha sebagai berikut:

1) Membantu sekretaris desa dalam pelayanan administrasi ketatausahaan.

2) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja sesuai bidang tugasnya.

3) Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya.

4) Mengendalikan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya.

5) Menyusun DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), DPPA (Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran), dan DPAL

(47)

(Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan) sesuai bidang tugasnya.

6) Menandatangani perjanjian kerjasama denan penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada dalam bidang tugasnya; dan

7) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

e. Tugas pokok dan fungsi Kepala urusan Keuangan sebagai berikut:

1) Pengelolaan administrasi keuangan dan pemeliharaan dokumen keuangan

2) Penghitungan anggaran dan fasilitas kebendaharaan

3) Mengumpulkan dan menganalisa data sumber penghasilan yang baru untuk dikembangkan

4) Pelaksanaan teknis administrasi bidang keuangan

5) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh sekretaris desa 6) Penyusunan laporan keuangan desa

f. Tugas pokok Kepala urusan Perencanaan sebagai berikut:

1) Menyusun renacana kerja tindak lanjut program dan kegiatan Kaur Perencanaan sebagai pedoman pelaksaan kerja.

2) Mempersiapkan bahan-bahan dan materi serta menyusun rencana kebutuhan kebijakan teknis dibidang perencanaan.

(48)

3) Mengelola dan mengarsipkan dokumen perencanaan yaitu RPJM desa dan RKP Desa, serta dokumen laporan kegiatan pemerintah desa semester dan tahunan.

4) Menghimpun dan mempersiapkan bahan penyusunan laporan realisasi APB Desa semester dan tahunan.

5) Menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa.

6) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan pada lingkup desa.

7) Membuat rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi program kegiatan APB Desa yang sedang berjalan kepada perbekel melalui sekretaris desa.

g. Tugas pokok dan fungsi Kepala Seksi Pemerintahan sebagai berikut:

1) Penyusunan program kerja dibidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum

2) Menyelenggarakan administrasi kependudukan 3) Fasilitas administrasi pertanahan

4) Pelaksanaan pembinaan lingkungan

5) Pelaksanaan pembinaan kerukunan keluarga

6) Pelaksanaan pembantuan pemungutan pajak dan retribusi serta pendapatan lain

7) Pelaksanaan pendataan obyek dan subyek pajak

8) Pelaksanaan fasilitas kegiatan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat

(49)

9) Pelaksanaan fasilitas system keamanan lingkungan

10) Pelaksanaan fasilitas bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat

11) Melaksanakan kegiatan lain yang diperintahkan oleh kepala desa 12) Penyususnan laporan kegiatan dibidang tugasnya

h. Tugas pokok dan fungsi kepala seksi kesejahteraan sebagai berikut:

1) Melaksanaan anggaran kegiatan sesuai bidangnya

2) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja sesuai bidang tugasnya.

3) Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya.

4) Melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan.

5) Pembangunan bidang kesehatan dan pendidikan.

6) Melakukan sosialisasi serta motivasi masyrakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

i. Tugas pokok dan fungsi Kepala Seksi Pelayanan sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat dsa.

2) Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat desa.

3) Melaksanakan pelestarian nilai social budaya, keagamaan, dan ketenagakerjaan masyarakat desa.

4) Melaksanaan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk.

5) Melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian.

(50)

6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

j. Tugas pokok dan fungsi Kepala dusun sebagai berikut:

1) Melaksanakan urusan pemerintahan 2) Melaksanakan urusan pembangunan

3) Melaksanakan urusan pembinaan kemasyarakatan

4) Melaksanakan urusan pemberdayaan masyarakat diwilayah kerjanya di dusun masing-masing

5) Menjalankan tugas lain dari pemerintah desa

4. Struktur Organisasi

(51)

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini memberikan perbedaan tanggapan kuesioner terhadap pegawai yang ada disuatu organisasi, karena karakteristik dalam pekerjaannya juga berbeda-beda. Oleh karena itu, data identitas responden sangat penting untuk diketahui dan dianalisis sesuai dengan peran dan fungsi pegawai yang bersangkutan.

Untuk mengetahui gambaran dalam penulisan, penulis memberikan kuesioner pada 13 responden yang menjadi pegawai Kantor Desa Wakinamboro.

Semua lembar kuesioner responden selanjutnya dapat dilanjutkan untuk dianalisis melalui data yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan kerja.

1. Jenis Kelamin

Perilaku pegawai dalam merespon dan melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsinya yang diberikan terhadap pegawainya. Jumlah pegawai yang mengisi kuesioner penelitian sebanyak 13 pegawai. Hasil penelitian dapat ditunjukan dalam tabel 4.1 berikut ini

Tabel 4.1

Karakteristik responden menurut jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (persen)

Laki-laki 13 100%

Perempuan 0 0%

Total 13 100%

Sumber Data Primer, di olah 2021

(52)

Tabel 4.1 diatas, menunjukan bahwa sebagian pekerjaan dari tugas- tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik oleh pegawainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari sejumlah 13 responden tentang jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa 13 responden (100%) berjenis kelamin laki-laki dan 0% berjenis kelamin perempuan atau tidak ada.

2. Kelompok Usia

Berdasarkan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian tersebut sejumlah 13 orang dan semuanya bertugas di Kantor Desa Wakinamboro.Dapat ditunjukan kelompok usia dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (persen)

20 – 30 1 7%

31 – 40 5 39%

41 – 50 2 15%

>50 tahun 5 39%

Jumlah 13 100%

Sumbe Data Primer, di olah 2021

Tabel 4.2 diatas, menunjukan bahwa pegawai yang bekerja di kantor desa wakinamboro semuanya laki-laki yang dimulai dari kisaran usia 20-30 Tahun (7%) yang terdiri dari 1 orang, kisaran usia 31-40 Tahun(39%) yang terdiri dari 5 orang, kisaran usia 40-50 Tahun (15%) yang terdiri dari 2 orang dan kisaran usia >50 Tahun (39%) sejumlah 5 orang.

3. Karakteristik responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(53)

Untuk mengetahui frekuensi jumlah dan presentase penyebaran jenis atau tingkatan pendidikan dari seluruh pegawai yang menjadi sampel penelitian yaitu sebanyak 13 orang. Dapat ditujukan pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (persen)

SMA / Sederajat 8 61%

D3 (Diploma) 1 7%

S1 ( Sarjana) 4 32%

Jumlah 13 100%

Sumbe Data Primer, di olah 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukan bahwa seluruh responden pegawai yang diteliti memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda di mulai dari tingkat S1 (32%) yang terdiri dari 4 orang, tingkat SMA/Sederajat (61%) yang terdiri dari 8 orang dan D3 (7%) yang tediri dari 1 orang pegawai.

C. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Deskripsi Variabel Fasilitas Kerja

fasilitas kerja yaitu sarana pendukung terhadap kegiatan kantor pemerintahan yang berbentuk fisik, dan di gunakan dalam kegiatan normal, memiliki jangka waktu yang relative permanen serta memberikan manfaat pada masa yang akan datang. Semakin besar kegiatan suata organisasai pemerintahan maka semakin lengkap pula fasilitas hingga sarana pendukung dalam proses kegiatan dalam mencapai tujuan sebuah orgaisasi

(54)

atau perusahaan. Berikut ini distribusi frekuensi 8 jawaban pertama atas variabel fasilitas kerja pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Fasilitas Kerja

No pernyataan

skor

Jumlah

SS S KS TS STS

1 X1 5 3 4 1 - 13

2 X2 3 8 2 - - 13

3 X3 2 9 2 - - 13

4 X4 2 6 5 - - 13

5 X5 2 3 6 2 - 13

6 X6 5 3 5 - - 13

7 X7 - 7 5 1 - 13

8 X8 4 2 6 1 - 13

Sumber data primer diolah 2021

Berdasarkan data pada tabel 4.4 menggambarkan bahwa tanggapan responden untuk item pernyataan X1 sebagian responden menjawab (Sangat Setuju) sebanyak 5, hal ini menunjukan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana sangat menunjang kinerja perangkat desa.

Tanggapan responden untuk item pernyataan X2 sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 8, hal ini menunjukan bahwa perubahan kinerja responden yang baik memberikan pula perbuhan pada organisasi.

(55)

Tanggapan responden untuk item pernyataan X3 sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 9, hal ini menunjukan bahwa semangat dari para responden dalam tugas yang dikerjakan tergantung lengkapnya fasilitas yang ada.

Tanggapan responden untuk item pernyataan X4 sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 6, hal ini menunjukan bahwa responden mampu menyelesaikan kinerjanya dengan baik sehingga memberikan kemajuan pada organisasi.

Tanggapan responden untuk item pernyataan X5 sebagian besar menjawab (Kurang Setuju) sebanyak 6, hal ini menunjukan bahwa kurangnya fasilitas pendukung berakibat menghambat kinerja atau tugas dari responden.

Tanggapan responden untuk item pernyataan X6 sebagian besar menjawab (Sangat Setuju) sebanyak 5 dan (Kurang Setuju) sebanyak 5 juga, hal ini menunjukan bahwa sebuah organisasi untuk mencapai misinya perlu memberikan penunjang kelancaran dengan menyediakan keperluan terhadap para responden.

Tanggapan responden untuk item pernyataan X7 sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 7, hal ini menunjukan bahwa memfasilitasi setiap responden dengan tujuan mencapai kinerja yang maksimal.

Tanggapan responden untuk item pernyataan X8, sebagian besar menjawab (Kurang Setuju) sebanyak 8, hal ini menunjukan bahwa penggunaan setiap fasilitas yang tersedia harus sesuai kebutuhan kinerja.

(56)

b. Deskripsi Variabel Kinerja Perangkat Desa

Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil yang dicapai atas tugas yang dilaksanakan. Dalam pengembangan sebuah organisasi kinerja pegawai sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi dan juga untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi.

Tabel 4.5

Tanggapan Responden Kinerja Perangkat Desa

No pernyataan

skor

Jumlah

SS S KS TS STS

1 Y1 7 5 1 - - 13

2 Y2 4 4 5 - - 13

3 Y3 3 7 3 - - 13

4 Y4 3 5 5 - - 13

5 Y5 6 5 2 - - 13

6 Y6 2 9 2 - - 13

7 Y7 - 7 5 1 - 13

8 Y8 4 2 6 1 - 13

Sumber data primer diolah 2021

Berdasarkan data pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa tanggapan responden untuk item pernyataan Y1 sebagian responden menjawab (Sangat Setuju) sebanyak 7, hal ini menunjukan bahwa responden dengan keahlian

(57)

sesuai bidangnya mampu memberikan kelancaran terhadap tugas yang dikerjakan.

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y2, sebagian besar menjawab (Kurang Setuju) sebanyak 5, hal ini menunjukan bahwa pemberian tugas terhadap responden harus sesuai dengan keahlian dibidanngya agar tidak menghambat proses kerja dalam organisasi.

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y3, sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 7, hal ini menunjukan bahwa pengarahan yang ahli dalam penggunaan sarana dan prasarana dapat memberikan pengajaran terhadap responden yang lain guna setiap tugas mampu dselesaikan dengan maksimal.

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y4, sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 5 dan (Kurang Setuju) sebanyak 5 juga, hal ini menunjukan bahwa penyesuaian terhadap tugas yang diberikan didukung dengan fasilitas yang tersedia dan penggunaannya harus dikuasai sesuai kemampuan ada.

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y5, sebagian besar menjawab (Sangat Setuju) sebanyak 6, hal ini menunjukan bahwa arahan atau motivasi terhadap setiap responden adalah semangat yang dapat meningkatkan keaktifan dalam tugas untuk mencapai kemajuan terhadap organisasi.

(58)

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y6, sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 9, hal ini menunjukan bahwa komitmen dapat memberikan penguat dalam kelancaran organisasi.

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y7, sebagian besar menjawab (Setuju) sebanyak 7, hal ini menunjukan bahwa kedisiplinan membawa semangat untuk bekerja dengan maksimal.

Tanggapan responden untuk item pernyataan Y8, sebagian besar menjawab (Kurang Setuju) sebanyak 8, hal ini menunjukan bahwa sebuah organisasi tidak akan mencapai suatu misi tanpa adanya kerjasama antar responden.

D. Hasil Analisis Data 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap pernyataan pada kuesioner dalam mendefinisikan suatu variabel. Indikator (pernyataan) dalam kuesioner dapat dikatakan valid apabila nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 hasilnya lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan nilai signifikan 0,05 atau 5%. Sebaliknya, pernyataan pada kuesioner dalam uji validitas dikatakan tidak valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kurang dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan nilai signifikan 0,05 atau 5%.

(59)

Tabel 4.6. Variabel Fasilitas Kerja (X)

Variabel Nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

X1 0,576 0,5529 Valid

X2 0,608 0,5529 Valid

X3 0,653 0,5529 Valid

X4 0,840 0,5529 Valid

X5 0,662 0,5529 Valid

X6 0,708 0,5529 Valid

X7 0,711 0,5529 Valid

X8 0,891 0,5529 Valid

Sumber Data: SPSS version 26 diolah 2021

Tabel 4.7. Variabel Kinerja Perangkat Desa (Y)

Variabel Nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

Y1 0,678 0,5529 Valid

Y2 0,777 0,5529 Valid

Y3 0,849 0,5529 Valid

Y4 0,759 0,5529 Valid

Y5 0,705 0,5529 Valid

Y6 0,617 0,5529 Valid

Y7 0,734 0,5529 Valid

Y8 0,723 0,5529 Valid

Sumber Data: SPSS version 26 diolah 2021

(60)

Berdasarkan hasil dari pengujian validitas tabel 4.6 variabel fasilitas kerja dan tabel 4.7 variabel kinerja perangkat desa diatas, disimpulkan bahwa seluruh pernyataan kuesioner dinyatakan valid karena memiliki 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,5529

2. Uji Realibilitas

Dalam uji statistic SPSS uji realibilitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah instrument atau kuesioner penelitian yang digunakan dapat mengukur variabel secara konsisten dari waktu ke waktu. Uji reabilitas dilakukan di Kantor Desa Wakinamboro pada tanggal 16 Agustus 2021 dengan total 13 responden. Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 26.

Dasar

Adapun yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji reabilitas adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Crobach’s Alpha lebih besar dari 0,60, maka item-item kuesioner yang dipakai dinyatakan realibel atau konsisten

b. Jika nila Crobach’s Alpha leih kecil dari 0,60, maka item-item kuesioner dinyatakan tidak realibel atau tidak konsisten.

Tabel 4.8. Hasil uji realibilitas kuesioner

Variabel Penelitian Crobach’s Alpha Keterangan

Fasilitas Kerja (X) 0,846 Realibel

Kinerja Perangkat Desa (Y) 0,870 Realibel Sumber Data: SPSS version 26 diolah 2021

(61)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat dsimpulkan bahwa nilai Alpha dari fasilitas kerja sebesar sebesar 0,846 dan nilai Alpha dari kinerja perangkat desa sebesar 0,870 lebih besar dari 0,60 artinya item-item kuesioner dari ke dua variabel dinyatakan realibel atau terpercaya sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja perangkat desa di kantor desa wakinamboro kecamatan siompu kabupaten buton selatan untuk perhitungan analisis regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9. Koefisien Korelasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .588a .346 .286 2.596

. a. Predictors: (Constant), TotalX

Sumber Data: SPSS version 26 diolah 2021

Nilai R yang merupakan simbol dan koefisien pada tabel 4.9 tersebut dapat dilihat nilai korelasi adalah 0,588 dari nilai ini dapat di interpretasikan bahwa variabel X dan variabel Y dalam penelitian diartikan sebagai kategori cukup. Melalui tabel 4.9 tersebut juga dapat diperoleh nila R square atau koefisien determinasi (𝑅2) yang menunjukan bahwa seberapa bagus model regresi yang dibentuk dari interaksi kedua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun nilai (𝑅2) yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical package for the Social Science(SPSS) versi 26 mengenai

Hasil penelitian menunjukkan data dengan mengunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Sciense (SPSS) versi 25 mengenai faktor-faktor

Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunkan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 22 mengenai

Hasil penelitian ini menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 21 mengenai analisis

Hasil penelitian ini menunjukan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 24

menyatakan bersedia / tidak bersedia*) menjadi responden dalam penelitian yang berjudul ”Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APD Terhadap Kejadian Tertusuk Jarum Pada

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS)16.0 For Windows, maka diperoleh

Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Sciense SPSS Versi 25 mengenai pengaruh kinerja