• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: Nada Nabilah NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: Nada Nabilah NIM"

Copied!
325
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk Pengembangan Lingkungan Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas

(Studi Kasus Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

Nada Nabilah NIM. 11160540000039

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1442 H/2021

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Dewasa (KTD) Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan lingkungan melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas. Teori yang digunakan peneliti adalah teori peran pekerja masyarakat, pemberdayaan masyarakat, agrowisata, pertanian organik, dan pengembangan lingkungan. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat peran KTD Lemah Duhur, hasil pemberdayaan masyarakat yang mereka lakukan, faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, serta kaitannya dengan pengembangan lingkungan.

Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti yaitu penelitian kualitatif. Kemudian, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen.

Peneliti melakukan wawancara mendalam untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif serta didukung dengan observasi di lapangan dan dokumen yang didapatkan.

Mengenai hasil penelitian ini, Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur mempunyai peran penting dalam pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas di Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan. Berdasarkan pelaksanaannya, KTD Lemah Duhur memegang peran sebagai facilitative roles, educational roles, representational roles, dan technical roles. Adapun hasil dari pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh KTD Lemah Duhur telah memenuhi empat karakteristik keberlanjutan yaitu renewability (pembaruan), interdependence (saling ketergantungan), adaptability (kemampuan beradaptasi), dan institution commitment (komitmen institusi).

Kata Kunci: Peran Kelompok Tani, Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Lingkungan, Agrowisata, Pertanian Organik

(6)

ii

diberikan olehNya kepada penulis, baik itu nikmat iman, ilmu, serta kesehatan jiwa dan raga sehingga skripsi yang berjudul

“Peran Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengembangan Lingkungan Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas (Studi Kasus Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman kelak.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan do‟a, arahan, bantuan, semangat, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Dr. Muhtadi, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas semua arahan,

(7)

iii

4. Ibu WG. Pramita Ratnasari, S.Ant, M. Si sebagai Sekertaris Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepada bapak & ibu dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Prof. Asep Usman Ismail., M.Ag, Dr.

Tantan Hermansah, M.Si, Drs, Yusra Kilun, M.Pd, Wati Nilamsari, M.Si, Rosita Tandos, S.Ag, M.A, M.ComDev, PhD, Dra. Nurul Hidayati, M.A, M.Hudri, M.Ag, Dicky Andika, M.Si, serta seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga dalam masa perkuliahan.

Semoga mendapatkan balasan yang terbaik dari-Nya.

6. Kepada seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, telah membantu penulis dalam proses administrasi saat penyelesaian skripsi ini.

7. Untuk kedua orang tuaku, Bapak Ngariatno dan Ibu Hermiwati yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan, semangat, materi, dan motivasi untuk menyelesaikan studi.

8. Kakakku dan Kakak Iparku, Ridho Rizky Pratama dan Admiralny Dwi Saputri yang telah mendo‟akan,

(8)

iv

9. Saudara kembarku dan adikku, Nida Nabilah dan Najah Maulida Salsabila yang senantiasa mendo‟akan, memberikan semangat, bantuan, dan motivasi.

10. Keponakanku, Adila Kamaniya Qisthy yang atas kelahirannya dapat memberikan semangat dan hiburan kepada peneliti di saat menyelesaikan skripsi.

11. Untuk teman-temanku, Novita Sari Puarada, Siti Rahala Niswah, Imma Lailatul Huda, Nur Syaidah, Safira Felita, Wilda Rosyidah, Mariatul Khiftiyah, Dimas Firli Maulana, dan Abdurrahman Asnawi. Terima kasih sudah memberikan do‟a serta dukungan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-temanku Tim Semut Merah dalam Praktikum I 2019 dan teman-teman kelompok 1 dalam Praktikum II 2019 yang sudah membuat peneliti belajar untuk dapat bekerja secara tim pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat.

13. Kepada teman-teman seperjuanganku di Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2016.

14. Kepada Bakti Pemuda Foundation yang telah memberikan peneliti kesempatan untuk belajar mengimplementasikan beberapa ilmu yang dimiliki selama perkuliahan dan mengajarkan peneliti untuk dapat bekerja secara profesional dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh Bakti Pemuda Foundation.

(9)

v

Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan peneliti dan teman-teman Praktikum II Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam tahun 2019 untuk dapat membuat program pemberdayaan masyarakat dan bekerjasama dalam menerapkan program pemberdayaan masyarakat.

16. Untuk warga Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor khususnya Kampung Ciharashas yang telah ikut membantu dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

17. Kepada siapapun yang telah membantu penulis, dalam proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga kehadiran skripsi ini dapat memberi manfaat dan dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca.

Jakarta, 6 Mei 2021

Nada Nabilah

(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 8

G. Metode Penelitian ... 13

H. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 27

A. Landasan Teori ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 59

BAB III KAMPUNG AGRO EDUWISATA ORGANIK CIHARASHAS ... 62

A. Sejarah Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas ... 62

B. Visi dan Misi Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas ... 68

(11)

vii

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 72 A. Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur ... 72 B. Peran Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas .. 87 1. Peran dan Keterampilan Memfasilitasi

(Facilitative Roles) ... 87 2. Peran dan Keterampilan Mendidik (Educational Roles) ... 100 3. Peran dan Keterampilan Representasi

(Representational Roles)... 106 4. Peran dan Keterampilan Teknik (Technical

Roles) ... 119 C. Hasil Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas ... .124 D. Faktor Pendukung dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik ... 148 E. Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik ... 152 BAB V Analisis Data Temuan di Lapangan Peran Kelompok Tani Lemah Duhur Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengembangan

(12)

viii

A. Analisis Peran Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas

... .156

1. Peran dan Keterampilan Memfasilitasi (Facilitative Roles) ... 156

2. Peran dan Keterampilan Mendidik (Educational Roles) ... 165

3. Peran dan Keterampilan Representasi (Representational Roles)... 170

4. Peran dan Keterampilan Teknik (Technical Roles) ... 176

B. Analisis Hasil Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur ... 180

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur ... 194

BAB VI PENUTUP ... 200

A. Kesimpulan ... 200

B. Saran ... 203

DAFTAR PUSTAKA ... 204

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 208

(13)

ix

(14)

x

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 61

Gambar 1.2 Warga bergotong Royong Membangun Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas ... 67

Gambar 1.3 Warga Bergotong Royong Membangun Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas ... 68

Gambar 1.4 Warga Melakukan Perbaikan Rumah Kompos (UPPO) dan Kandang Komunal ... 76

Gambar 1.5 Pola 4-1 Jajar Legowo di Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas ... 77

Gambar 1.6 Tempat Pembuatan Biogas ... 81

Gambar 1.7 Tempat Pembuatan Pupuk Organik ... 83

Gambar 1.8 Drum Tempat Fermentasi Pupuk Organik ... 83

Gambar 1.9 Foto Bersama Ketua & Sekretaris KTD Lemah Duhur di Depan Plang “Wilujeung Sumping: Kawasan Hatinya PKK”………130

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang pada lingkungan hidupnya mereka mempunyai peran kuat dalam pengelolaan berbagai sumber daya yang ada. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan peran dan tindakan apa yang mereka lakukan didalamnya. Lingkungan menjadi ruang hidup masyarakat ketika lingkungan itu mempunyai potensi dan potensi tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keberlanjutan hidup mereka.

Namun, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaan berbagai sumber daya alam juga membawa dampak buruk yaitu pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan mengakibatkan penurunan kegunaan dan peruntukkan sumber daya alam, seperti air, bahan pangan, tanah, dan udara.

Pertanian yang dahulu pengelolaannya masih alami, tidak menggunakan bahan kimia, saat ini pengelolaannya memakai pupuk dan peptisida kimia. Peptisida kimia merupakan satu di antara yang dapat mencemarkan lingkungan. Hal ini sangat dikhawatirkan karena tidak hanya mengancam kehidupan manusia saja, melainkan sumber daya hayati lainnya juga.

(16)

Maka, berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk dapat melakukan penelitian mengenai bagaimana pemanfaatan potensi pertanian yang didalam pengelolaannya memerhatikan dampak terhadap lingkungan atau dengan kata lain bersifat ramah lingkungan. Pemanfaatan potensi pertanian yang ramah lingkungan sudah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Mulyaharja khususnya Kampung Ciharashas. Pemanfaatan potensi pertanian yang ramah lingkungan dilakukan warga Kampung Ciharashas tak hanya sebatas pada pengelolaan pertaniannya saja, namun juga dikembangkan menjadi kawasan yang berbasis Agro Eduwisata Organik. Kawasan tersebut diberi nama Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

Pemanfaatan potensi pertanian yang ramah lingkungan ini dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat yang dipelopori oleh ketua Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur yaitu bapak Muhammad Aneng yang merupakan warga asli Kampung Ciharashas Kelurahan Mulyaharja, yang dibantu para anggotanya serta pemuda Karang Taruna Mulyabakti Kampung Ciharahas. Kampung Agro Eduwisata Ciharashas didirikan tahun 2017, dengan latar belakang kesadaran peduli lingkungan, khususnya pada potensi pertanian. Pemberdayaan masyarakat menjadikan masyarakat mandiri melalui suatu program pemberdayaan yang berkelanjutan. Pembekalan yang diberikan dalam program pemberdayaan yang berkelanjutan tidak hanya dilakukan dalam sekali, namun berkali-kali. Pendampingan masyarakat

(17)

dalam proses pemberdayaan dilakukan sampai masyarakat tersebut bisa tegak berdiri sendiri untuk menghadapi kehidupannya sehari-hari.

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan atau taraf kehidupan seseorang dengan cara memberikan pembekalan tidak hanya dalam bentuk materil, namun juga dalam bentuk skill, softskill, knowledge, dan pendampingan yang berkelanjutan.

Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas memiliki visi yaitu menjadikan Kawasan Ekowisata Kampung Ciharashas menjadi kawasan wisata unggulan berwawasan lingkungan berbasis masyarakat. Sedangkan, untuk misi dari Pengelolaan Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas adalah pertama meningkatkan sumber daya manusia dan pengelolaan Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas. Kedua, membangun dan meningkatkan kesadaran peduli lingkungan. Ketiga, mendapatkan kemitraan dengan berbagai macam pihak yang memiliki kompetensi baik dalam masalah kepariwisataan, maupun aktivis peduli lingkungan. Keempat, melindungi lingkungan di Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas, baik kebudayaan, flora, fauna, dan keunikan batuannya. Kelima, dalam pengembangan Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas dapat melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan (evaluasi). Keenam, melakukan promosi secara efektif dan

(18)

intensif. (http://kampungtematik-ciharashas.com/Visi-&- Misi.php, diambil 20 September 2020)

Salah satu kelompok masyarakat yang dominan dalam pengembangan Kampung Ciharashas adalah Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur adalah dengan memberikan pengajaran tentang pertanian yang berbasis organik, khususnya cara bertanam padi organik dari kemampuan yang mereka miliki, yang kemudian KTD Lemah Duhur mendapat pelatihan dan pendampingan dari berbagai pihak, salah satunya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor. Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur merupakan pelopor dibangkitkannya pertanian yang berbasis organik, yang awal mulanya mereka ingin melestarikan alam dengan pertanian yang secara alami, karena menurut penjelasan mereka, para orangtua terdahulu tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam pertaniannya, namun tetap berhasil panen.

Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas (studi kasus Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)”.

Peneliti berpendapat bahwa visi dan misi yang dipegang oleh Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas berjalan beriringan dengan visi dan misi yang juga dipegang oleh

(19)

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam. Pertama, Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas memiliki tujuan untuk selalu melibatkan masyarakat disetiap pengelolaan Kampung Agro Eduwisata Organik ini, yang hal ini juga menjadi fokus keilmuan program studi Pengembangan Masyarakat Islam, yang dalam bidang keilmuan kami disebut dengan pemberdayaan masyarakat.

Kedua, yang menjadi penguat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di tempat ini adalah visi pertama yang dimiliki Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas yaitu meningkatkan sumber daya manusia dan pengelolaan Kampung Agro Eduwisata Organik tersebut. Hal lain, yang menjadi ketertarikan peneliti terhadap Kampung Agro Eduwisata Organik yaitu karena kampung wisata ini sudah menjadi salah satu tempat studi banding kampung wisata lainnya yang ada di Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi potensinya yaitu sebagai berikut:

1. Pencemaran lingkungan (penggunaan pupuk &

peptisida kimia) mengakibatkan penurunan kegunaan dan peruntukkan sumber daya alam, seperti air, bahan pangan, tanah, dan udara.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dibuat peneliti agar penelitian yang dilakukan menjadi fokus dan terarah. Tujuannya agar

(20)

menghasilkan suatu karya penelitian yang jelas dan ilmiah.

Oleh karena itu, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada peran, hasil, faktor pendukung, dan penghambat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peran Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas?

2. Bagaimana hasil pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat memahami Peran Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

(21)

2. Dapat mendeskripsikan hasil pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

3. Dapat mengetahui faktor penghambat dan pendukung pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

Penelitian skripsi ini dilakukan agar penulis bisa memberikan manfaat dalam sebuah karya ilmiah terhadap sisi akademis dan sisi praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Sisi akademis, penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama bagi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (tempat peneliti menempuh perkuliahan S1) yaitu sebagai penambah wawasan, referensi, dan pembelajaran yang erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.

2. Sisi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah masukan dan pembelajaran untuk kemajuan serta peningkatan yang baik pada Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur, khususnya dalam mengelola Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

(22)

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menggunakan tinjauan kajian-kajian terdahulu yang masih berada dalam ruang lingkup topik yang sama sebagai alat untuk melihat dan membandingkan pembahasan dalam skripsi peneliti dengan pembahasan penelitian lainnya.

Berikut ini adalah penelitian lainnya:

1. “Peran Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati” skripsi ini berfokus pada permasalahan proses pemberdayaan masyarakat dan peran yang dilakukannya. Skripsi ini ditulis oleh mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang yang bernama Sri Setyowati pada 2019.

2. Skripsi yang berjudul “Peran Kelompok Tani Suka Maju Dalam Pemberdayaan petani sayur mayor di Desa Eran Batu, Kabupaten Enrekang”. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Saleh mahasiswa Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare pada tahun 2016. Fokus permasalahannya adalah terhadap upaya Kelompok Tani Suka Maju dalam meningkatkan produktivitas petani sayur-mayur di Desa Eran Batu, Kabupaten Enrekang.

3. Skripsi hasil penelitian Munifatuz Zahro Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah dan Ilmu

(23)

Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam pada tahun 2017. Penelitian ini berfokus pada bagaimana bentuk keterlibatan Kelompok Wanita Tani Hijau Asri dalam pemberdayaan ekonomi dan hasilnya dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat kota. Skripsi ini ia beri judul “Peran Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota”.

4. Penelitian yang berjudul “Peranan Kelompok Wanita Tani (KWT) Tali Wargi dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Citali, Kabupaten Sumedang” ini berkesimpulan bahwa Kelompok Wanita Tani Tali Wargi merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan di Desa Citali, Kabupaten Sumedang yang berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian ibu-ibu rumah tangga. Program KWT ini juga dianggap berperan dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk mencapai kemandirian ekonomi. Beberapa program yang dimilikinya adalah berupa simpan pinjam, pemanfaatan lahan pekarangan, peternakan, dan pembuatan aneka olahan makanan.

Jurnal ini ditulis oleh Wa Ode Zusnita Muizu, Prima Yusri Sari, dan Welly Larasakti Handani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjajaran. Jurnal ini merupakan hasil penelitian dan program pengabdian

(24)

masyarakat yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Desa Citali, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

5. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian yang berjudul “Peran Kelompok Tani Akasia Terhadap Keberdayaan Petani Padi Sawah di Desa Cabean, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah” ini ditulis oleh Ella Latifarruhma, Tutik Dalmiyatun, dan Dyah Mardiningsih Program Studi Agribisnis, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Hasil penelitian ini adalah Kelompok Tani Akasia berperan sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit produksi, dan unit usaha.

Keberdayaan petani padi sawahnya juga terbukti berdaya yaitu dengan mereka dapat memecahkan permasalahannya dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya dengan mandiri.

6. Jurnal berikutnya berjudul “Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Paccing Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone” ini berkesimpulan bahwa pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Paccing berbentuk penguatan kelembagaan tani, memberikan prasarana dan sarana, dan memberikan pendampingan.

Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Paccing juga dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat.

Faktor pendukungnya yaitu adanya alat pertanian yang dapat memudahkan pekerjaan petani dan penguatan kelembagaan yang bertujuan sebagai sarana antar

(25)

kelompok tani dengan Dinas Pertanian agar terjalin hubungan kerjasama yang baik. Faktor penghambatnya dari kelompok tani ini adalah terbatasnya pengetahuan yang dimiliki para anggotanya, khususnya dalam bidang teknologi. Penelitian tahun 2017 ini ditulis oleh Ratnawati, Mappamiring, dan Ansyari Mone jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Penelitian yang dibuat tahun 2018 oleh Dwi Febrianty Nabila Wardani Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang, Dwi Susilowati, dan Farida Syakir yang merupakan Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang berjudul “Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Usahatani Kentang di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Baru”.

Hasil penelitian yang dipaparkan dalam jurnal ini adalah kegiatan kelompok tani berpengaruh terhadap produktivitas melalui penyuluhan, rapat rutin, dan penyusunan RDKK. Sebaliknya, penggunaan bibit unggul dan pupuk bersubsidi tidak ada pengaruh nyata dalam produktivitas usahatani kentang.

8. Jurnal penelitian berikut ini berjudul “Peran Kelompok Tani dalam Peningkatan Pendapatan Petani Padi Sawah di Desa Iloheluma Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango” dan dibuat oleh Eka Mawarni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo,

(26)

Mahludin Baruwadi, dan Irwan Bempah Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo. Penelitian ini dibuat tahun 2017. Hasil dari penelitian ini yaitu kelompok tani di Desa Iloheluma mempunyai peran yang baik dalam meningkatkan pendapatan dengan mencari dan menyebarkan informasi, manajemen perencanaan, kerjasama dalam kelompok yang baik, kerjasama pelaksanaan program kelompok tani, dan terakhir hubungan yang terjalin dengan lembaga pemerintah koperasi atau KUD.

9. Jurnal dengan judul “Peran Lembaga Karya Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa dalam Pengelolaan Zakat Untuk Kemandirian Penerima Manfaat Program” dibuat oleh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Muhtadi, M.Si. Hasil dari penelitian ini adalah peran Lembaga Karya Masyarakat Mandiri (peran fasilitator, peran pendidik dan peran teknis) terhadap perubahan perilaku hampir mendekati 40 %. Hal ini ditunjukkan dengan hasil SPSS koefisien determinasi (R2) sebesar 0,382. Pengaruh ini sangat nyata (signifikan) yang ditunjukkan dengan probabilitas 0,00**. Peran Lembaga Karyawan Masyarakat Mandiri memiliki kontribusi yang cukup tinggi pada perubahan perilaku karena mereka merasa bahwa peran fasilitator, pendidik, dan teknis telah memberikan pengaruh melalui pengetahuan, sikap dan keterampilan.

(27)

G. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan oleh seorang peneliti agar proses penelitian yang dilakukan dapat terstruktur, sistematis, dan terencana dengan tujuan agar karya hasil penulisannya dapat bernilai ilmiah, berikut ini adalah metode penelitian yang penulis gunakan:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipilih oleh penulis adalah pendekatan penelitian kualitatif. Creswel (2008), menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah cara untuk memahami suatu gejala yang terpusat dengan melakukan eksplorasi. Dalam penelitian ini juga, peneliti memberikan pertanyaan pada partisipan yang bersifat general dan luas. Informasi yang didapatkan dari penelitian ini biasanya dalam bentuk kata dan teks yang kemudian dikumpulkan dan dilakukan analisis data. Analisis data tersebut, disajikan dalam bentuk pendeskripsian. Dari deskripsi tersebutlah peneliti melakukan interpretasi untuk menemukan makna yang terkandung didalamnya. Hasil dari penelitian tersebut dalam bentuk laporan tertulis.

Tidak ada ketentuan-ketentuan baku yang digunakan dalam laporan penelitian kualitatif. Oleh karenanya, hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh pemikiran, sudut pandang, dan daya pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti.

(28)

2. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif yang dipakai dalam skripsi ini yakni penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penelitian tersebut didasarkan pada fakta-fakta yang ditemukan dengan melakukan usaha menyajikan suatu masalah, keadaan, dan peristiwa sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu dengan memberikan penilaian objektif terhadap suatu permasalahan yang sedang diselidiki, namun dalam penelitian ini juga dilakukan interpretasi dari banyak sudut agar mendapatkan manfaat yang lebih banyak lagi. (Soehadha 2012:27)

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian skripsi ini yaitu selama tiga bulan. Dimulai dari bulan Desember 2020 hingga bulan Februari 2021.

Adapun lokasi penelitiannya, dilaksanakan di Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang mengharuskan penelitinya turun langsung ke lapangan. Data yang dilihat dalam proses observasi yaitu berupa interaksi yang

(29)

dilakukan oleh sesama manusia, ataupun melihat secara individu manusianya yang tergambar dari tingkah laku, tindakan, dan sikap seseorang.

Langkah pertama yang dilakukan dalam observasi yaitu dengan mengidentifikasi lokasi yang akan digunakan dalam penelitian. Kemudian, setelah melakukan identifikasi lokasinya maka berlanjut pada proses pemetaan, yang nantinya akan didapatkan target sasaran penelitian, menentukan waktu & lama penelitian, dan bagaimana observasi dilaksanakan. Selanjutnya, menentukan cara untuk melakukan perekaman wawancara. Observasi juga merupakan proses pengumpulan data, yang peneliti bisa mendapatkan pengetahuan yang sifatnya personal, sehingga menimbulkan nilai intropeksi dan refleksi dalam jiwa seorang peneliti. Data ini lebih bernilai karena langsung dialami oleh penelitinya jika dibandingkan dengan data-data yang tertulis. (Raco 2010:112–114)

Observasi dilakukan terhadap Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur untuk mengamati peran yang telah dilakukan mereka dalam pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas khususnya pada sektor pertaniannya, Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas yang sedang melakukan

(30)

pembangunan, serta masyarakat yang terlibat didalamnya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang tidak didapatkan dari proses observasi. Kunci dalam wawancara adalah pertanyaannya. Karena dengan pertanyaan yang tepat, mendalam, dan terperinci bisa mengungkapkan pikiran, perasaan, persepsi seseorang mengenai suatu masalah, gejala, peristiwa, dan fakta. Tidak hanya itu, peneliti juga harus bisa masuk pada pemikiran seseorang yang sedang diajukan pertanyaan agar dapat mengetahui dan memahami apa yang dipikirkan oleh orang tersebut. Dalam wawancara, peneliti diharapkan bukan sekedar mengajukan pertanyaan, namun dapat membuat seseorang bercerita tentang pengalaman hidup mereka secara mendalam. Hal tersebut hanya bisa diungkapkan dengan proses indepth interview. Hasil kedalaman cerita tentang pengalaman hidup orang tersebut yang akan membuat peneliti mendapatkan arti yang diungkapkan oleh partisipan terhadap pengalamannya. Dalam proses cerita tersebut, partisipan juga sedang mendapatkan pemahaman tentang kehidupan orang lain, yang kemudian menaruh pemahaman tersebut terhadap dirinya.

(31)

Akhirnya, peneliti akan mengungkapkannya dengan bahasa yang dipahami oleh pembaca penelitian tersebut. (Raco 2010:116–117)

Berikut ini daftar informan yang peneliti wawancarai:

Tabel 1 Daftar Informan Penelitian No. Nama & Jabatan Informasi yang

Dikaji

Metode

1. Oji Apandi (Ketua Kelompok Pariwisata Kel.

Mulyaharja)

Sejarah & Program di Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas

Wawancara

2. Muhammad Aneng (Ketua Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur)

Sejarah & Program Kelompok Tani Lemah Duhur

Wawancara dan

Observasi

3. Arif (Sekretaris Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur)

Program KTD Lemah Duhur dan Peran KTD Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat

Wawancara dan

observasi

4. Sofyan/Ibing (anggota Karang Taruna Mulyabakti bagian humas)

Peran KTD Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat

Wawancara dan

observasi

(32)

No. Nama & Jabatan Informasi yang Dikaji

Metode

5. Mahat (anggota Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur)

Peran KTD Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat

Wawancara dan

observasi

6. Manto (anggota Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur)

Peran KTD Lemah Duhur dalam pemberdayaan masyarakat

Wawancara dan

observasi

7. Deni Rahadi (Konsultan Pendamping Pembangunan Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas)

Program

Pembangunan di Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas

Wawancara dan

observasi

Wawancara dilakukan peneliti terhadap KTD Lemah Duhur, Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kelurahan Mulyaharja, Karang Taruna Mulyabakti Kelurahan Mulyaharja, dan konsultan pendamping pembangunan Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas untuk dapat memahami proses awal mula dan berkembangnya Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas serta peran KTD Lemah Duhur didalamnya.

(33)

c. Studi Dokumen

Studi dokumen menurut penjelasan Sugiyono, merupakan teknik pengumpulan untuk mendapatkan data dan informasi yang berbentuk dokumen, arsip, buku, tulisan angka, dan gambar yang dapat mendukung suatu penelitian.

Dokumen juga merupakan data pendukung wawancara yang kemudian dilakukan analisis.

(Sugiyono 2015:329)

Dokumen yang menjadi data dan informasi dalam penelitian ini adalah foto-foto kegiatan, sertifikat pertanian organik, sertifikat pelatihan, piagam penghargaan, dan banner berisi SK Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur dan Masyarakat sekitar Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.

Objek penelitian ini yaitu Peran KTD Lemah Duhur dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengembangan Lingkungan. Di lihat melalui peran KTD Lemah Duhur, hasil pemberdayaan masyarakat, faktor pendukung, dan faktor penghambat dari pengelolaan Kampung Agro Eduwisata Organik

(34)

Ciharashas, khususnya untuk pengembangan lingkungan.

6. Sumber Data a. Data Primer

Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2008:98) bahwa: “Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

b. Data Sekunder

Sumber data kedua, yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2015:131), data sekunder merupakan segala sumber data penelitian yang didapatkan secara tidak langsung melalui media perantara yang didapatkan oleh pihak lain.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan para informan, foto-foto kegiatan, sertifikat pertanian organik, sertifikat pelatihan, piagam penghargaan, banner berisi SK KTD Lemah Duhur, dan data dari penyuluh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor.

(35)

Sedangkan, data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah berita-berita dari media online.

7. Teknik Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Basrowi dan Suwandi mengemukakan, dalam analisis interaktif terdapat tiga komponen teknik yaitu sebagai berikut:

(2008:209–210) a. Reduksi data

Reduksi data adalah salah satu bentuk analisis data yang didalamnya dilakukan pengarahan perhatian, pemilihan data, pengabstraksian dan pentranformasian data kasar dari lapangan. Proses ini dilakukan selama penelitian berjalan, dari dimulainya penelitian sampai berakhir.

b. Penyajian Data

Teknik analisis data dalam bentuk penyajian data yaitu suatu kumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan untuk dapat mengambil kesimpulan dan tindakan. Penyajian data dapat berbentuk teks naratif, gambar, maupun tabel. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam membaca kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan teknik analisis data yang didalamnya peneliti melakukan

(36)

perumusan propoisi yang berhubungan dengan prinsip logika, kemudian mengambilnya sebagai temuan penelitian, selanjutnya peneliti melakukan pengkajian data secara berulang, dan mengelompokkan data dengan proposisi yang telah dirumuskan.

Setelah peneliti selesai melakukan observasi dan wawancara pada bulan Januari 2021, peneliti melakukan pengetikan terhadap hasil wawancara atau membuat transkrip wawancara yang telah didapatkan dari para informan. Kemudian, peneliti mengetik hasil observasi yang mengacu pada catatan lapangan, foto- foto, dan video yang dimiliki peneliti saat melakukan observasi. Sesudah transkrip wawancara selesai dibuat maka peneliti melakukan pengelompokkan data sesuai dengan jenisnya dan membuang data yang tidak perlu dianalisis. Data-data yang telah dikelompokkan sesuai jenisnya dilakukan analisis dan peneliti mendeskripsikan hasil analisis yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

8. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan teknik pemeriksaan data yang dalam pengecekkan data atau pembanding data menggunakan pemanfaatan sesuatu yang lain dari luar data. Hal tersebut akan terwujud dengan membandingkan data hasil wawancara di depan umum

(37)

dengan data yang disampaikan secara personal dan dokumen yang mendukung. (J. Moeleong 2002:178)

Cara yang dilakukan peneliti untuk memeriksa data yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah informan yang diwawancarai harus didapat dari sumber-sumber yang berbeda agar tidak terjadi bias sebuah kelompok. Maka, dapat dimengerti triangulasi merupakan adanya informan-informan yang diwawancarai berbeda atau adanya sumber data yang berbeda mengenai sesuatu. Triangulasi dapat dilakukan terus-menerus hingga peneliti merasa data yang didapatkannya adalah sebuah data yang valid, yang data tersebut tidak dapat diragukan kembali kebenarannya atau kelengkapan datanya. (Afrizal 2016:168)

Berikut ini merupakan ilustrasi dari teknik triangulasi:

Gambar 1.0 Teknik Triangulasi

Peneliti memilih triangulasi untuk teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini. Triangulasi dilakukan peneliti dengan mewawancarai informan

A

B C

(38)

yang berbeda-beda yaitu Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur, Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kelurahan Mulyaharja, Karang Taruna Mulyabakti Kelurahan Mulyaharja, dan konsultan pendamping pembangunan Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini digunakan agar mempermudah penulis dalam pembuatan skripsi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh Universitas. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Surat Keputusan Rektor No.507 tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka, berdasarkan SK Rektor tersebut penulis membagi sitematika penulisan skripsi menjadi 6 (enam) bagian BAB, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah yang menggambarkan alasan peneliti penting untuk melakukan penelitian atas topik tersebut. selain itu, bab ini juga berisi pembatasan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan

(39)

sistematika penulisan yang menjadi kerangka dasar dalam skripsi ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab dua, berisi tentang teori-teori yang digunakan oleh peneliti dalam skripsi ini dan kerangka pemikiran. Di bab dua ini akan dijelaskan secara teoritis pengertian tentang peran, pemberdayaan masyarakat, pertanian organik, dan pengembangan lingkungan.

BAB III KAMPUNG AGRO EDUWISATA ORGANIK CIHARASHAS

Pada bab tiga menjelaskan tentang latar belakang tempat penelitian yaitu Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab empat berisi tentang hasil temuan lapangan yaitu mengenai Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur, pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas, peran Kelompok Tani Dewasa Lemah Duhur, hasil, faktor pendukung, dan faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas.

BAB V Analisis Data Temuan di Lapangan Peran Kelompok Tani Lemah Duhur Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk

(40)

Pengembangan Lingkungan Melalui Kampung Agro Eduwisata Organik Ciharashas

Bab lima merupakan bab pembahasan yang mengaitkan data hasil temuan lapangan dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB VI PENUTUP

Bab terakhir, merupakan bagian penutup dari penulisan skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan pemikiran peneliti setelah melakukan seluruh proses penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka adalah daftar seluruh sumber bacaan atau rujukan yang mendukung dan digunakan dalam penulisan skripsi ini.

LAMPIRAN

Lampiran adalah dokumen-dokumen yang perlu dimasukkan ke dalam penulisan skripsi ini, namun tidak bisa dimasukkan ke dalam pembahasan penelitian.

(41)

27 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat

Jim Ife, membagi peran kerja masyarakat ke dalam empat golongan yaitu facilitative roles, educational roles, representational roles, dan technical roles. Pada setiap golongan, Jim ife mengaitkan peran dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan agar dapat mengisi semua peran tersebut. (Ife dan Tesoriero 2016:558)

a. Peran dan Keterampilan Memfasilitasi (Facilitative Roles)

Peran praktik yang masuk ke dalam keterampilan memfasilitasi adalah yang berhubungan dengan penunjang dan stimulasi pengembangan masyarakat, berbagai peran spesifik dari keterampilan memfasilitasi yaitu:

1) Semangat sosial

Semangat sosial merupakan suatu kemampuan pekerja masyarakat yang dapat menginspirasi, memotivasi, mengantusiasi, mengaktivasi, menstimulasi, dan menggerakan orang lain agar dapat melakukan tindakan.

Peran pekerja masyarakat adalah menjadi seorang yang mampu untuk mengajak

(42)

masyarakat agar bisa mengikuti beragam proses masyarakat, bukan seseorang yang melakukan semuanya sendiri. (Ife dan Tesoriero 2016:559)

2) Mediasi dan negosiasi

Peran sebagai mediator adalah keterampilan untuk dapat menjembatani dua belah pihak dengan cara mendengar dan memahami, mengungkapkan berbagai pandangan dari kedua belah pihak, menghormati pernyataan pandangan orang lain, juga untuk membantu penduduk menemukan hal-hal yang bisa menjadi kesepakatan, lalu membantu mereka untuk dapat membuat atau mencapai sebuah kemufakatan. (Ife dan Tesoriero 2016:563–

564)

Peran negosiator adalah mewakili satu pihak dalam sebuah konflik tertentu, dengan menjadi negosiator berbagai tuntutan bisa dikemukakan dengan kuat. Namun, pekerja masyarakat juga harus memperhatikan prinsip- prinsip berikut ini, yaitu lebih fokus mengkritisi ide-ide daripada penduduknya, tidak dengan kekerasan, dan perlu salah satu lawan dapat berubah pandangannya, tanpa

(43)

negosiator tersebut kehilangan wibawanya.

(Ife dan Tesoriero 2016:564) 3) Dukungan

Memberikan dukungan terhadap orang- orang yang terlibat dalam struktur dan aktivitas masyarakat juga merupakan salah satu hal penting bagi seorang pekerja masyarakat. Beberapa hal yang mencakup dukungan dalam pembahasan ini adalah mengenal dan mengakui nilai mereka serta nilai kontribusi mereka, mengafirmasi penduduk, memberi dorongan, menyediakan diri untuk masyarakat dapat menanyakan berbagai pertanyaan atau mendiskusikan sesuatu hal yang perlu dibicarakan. (Ife dan Tesoriero 2016:566)

Ada dua jenis dukungan yaitu dukungan yang berbentuk formal (terstruktur) dan dukungan yang berbentuk non-formal (tidak terstruktur). Dukungan formal, contohnya dengan memberi pujian terhadap seseorang di sebuah komite atau pernyataan dalam sebuah pertemuan publik yang didalamnya pekerja masyarakat tersebut menyatakan dukungannya terhadap seseorang. Sedangkan, dukungan non-formal diantaranya adalah menyediakan diri untuk dapat dihubungi dengan mudah oleh

(44)

seseorang dan meluangkan diri agar bisa menghabiskan waktu bersama. Pekerja masyarakat yang sibuk menghabiskan waktu hanya untuk berbincang-bincang merupakan orang yang sibuk agar bisa melakukan sebuah pekerjaan dengan efektif. (Ife dan Tesoriero 2016:566)

4) Membangun konsensus

Peran ini mencakup kefokusan terhadap berbagai tujuan bersama, menentukan landasan umum dan membantu orang-orang untuk berusaha mendapatkan sebuah kesepakatan yang bisa diterima oleh semua orang. Bukan berarti semua orang harus setuju terhadap segala hal, melainkan sebuah kesepakatan itu dibuat agar dapat mewakili suatu persetujuan atas tujuan dari beberapa tindakan yang nantinya dilakukan dan setiap orang akan menempati bagian terbaik dengan tetap menghormati dan memperhatikan perbedaan pandangan di dalam suatu kelompok. (Ife dan Tesoriero 2016:567) 5) Fasilitasi kelompok

Seseorang pekerja masyarakat dapat memfasilitasi sebuah kelompok dengan berbagai peran, apakah dengan formal seperti menjadi ketua atau penyelenggara rapat, dan

(45)

dengan tidak formal seperti menjadi anggota kelompok yang dapat membantu kelompok agar mencapai sebuah tujuan dengan cara yang efektif yaitu contohnya dengan mengkoordinasikan atau memimpin sebuah aktivitas atau diskusi. (Ife dan Tesoriero 2016:570–572)

6) Pemanfaatan berbagai keterampilan dan sumber daya

Pekerja masyarakat dalam peran ini bekerja untuk dapat menemukan dan mengidentifikasi sumber-sumber ini, juga membantu masyarakat untuk melihat apa saja hal yang ada pada diri mereka, yang dapat dimanfaatkan. (Ife dan Tesoriero 2016:575)

Pemahaman yang baik tentang sumber daya (keuangan, keahlian, bahan-bahan mentah, produk-produk yang dibuat, berbagai fasilitas masyarakat atau pekerja sukarela), yang ada dalam masyarakat juga merupakan hal penting untuk pekerja masyarakat kemudian ketika diperlukan hal tersebut dapat dijelaskan. (Ife dan Tesoriero 2016:576) 7) Mengorganisasi

Pengatur dapat didefinisikan sebagai pribadi yang dapat memastikan semua hal yang telah ditentukan bisa berjalan dan

(46)

terselesaikan. Mengorganisasi suatu hal dengan melibatkan keterampilan untuk dapat berpikir tentang apa yang harus diselesaikan tanpa harus melakukannya seorang diri. (Ife dan Tesoriero 2016:576)

8) Komunikasi personal/pribadi

Pekerja masyarakat yang baik, mereka berkompeten dalam berkomunikasi secara efektif dengan salah satu orang dari masyarakat atau lebih. Oleh karenanya, komunikasi membutuhkan kapasitas, diantaranya yaitu mengajukan &

menyimpulkan suatu komunikasi atau percakapan, menciptakan dan memelihara suatu suasana kepercayaan dan dukungan secara bersamaan, menjaga percakapan yang terpusat dan terarah, mendengarkan dengan baik, memahami & menjelaskan apa yang dikatakan, membuat orang lain merasa nyaman, menyatakan dengan jelas informasi dari seseorang dalam bahasa yang mudah dimengerti, membuat berbagai saran dengan cara yang akan ditanggapi oleh mereka dengan serius, serta memakai bahasa tubuh untuk mendorong komunikasi. (Ife dan Tesoriero 2016:578)

(47)

b. Peran dan Keterampilan Mendidik (Educational Roles)

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dari peran pekerja masyarakat. Berbagai peran pendidikan menuntut pekerja masyarakat untuk berperan lebih aktif, yaitu memperoleh masukan yang positif dan terarah sebagai hasil dari keterampilan, pengetahuan dan pengalaman. (Ife dan Tesoriero 2016:581)

Beragam peran mendidik pekerja masyarakat yaitu peningkatan kesadaran, memberikan informasi, konfrontasi, dan pelatihan. (Ife dan Tesoriero 2016:583–591)

1) Peningkatan kesadaran

Salah satu tanda peningkatan kesadaran adalah harus memungkinkan masyarakat memahami struktur dan strategi perubahan sosial, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dan mengambil tindakan yang efektif.

2) Memberikan informasi

Pekerja masyarakat hanya dapat berguna dengan memberikan informasi kepada masyarakat. Pekerja masyarakat akan berperan dalam memberikan informasi tentang sumber daya eksternal, seperti panduan pendanaan, berbagai pedoman,

(48)

berbagai presentasi audiovisual, berbagai paket pelatihan dan keahlian. Memberikan informasi kepada publik tentang realitas politik yang harus dikaitkan dengan kondisi ekonomi juga merupakan peran yang sering dimainkan oleh pekerja masyarakat.

3) Konfrontasi

Konfrontasi adalah suatu peran yang seorang pekerja masyarakat harus berhati-hati sebelum menggunakannya, karena biasanya tidak efektif dan bertentangan dengan prinsip tanpa kekerasan, toleransi, dan konsensus.

Kenyataannya, konsensus selalu berdampak negatif pada kelompok masyarakat, oleh karena itu konfrontasi hanya dibenarkan ketika lebih banyak sisi positif dibandingkan dengan sisi negatifnya. Bagaimanapun akan terdapat kondisi-kondisi tertentu yang membutuhkan konfrontasi.

4) Pelatihan

Pelatihan adalah bagaimana mengajarkan penduduk agar dapat melakukan suatu hal, oleh karenanya pelatihan merupakan peran edukatif yang sangat spesifik. Di dalam banyak kasus, pekerja masyarakat tidak menjadi seorang pelatih, melainkan mereka akan membantu suatu kelompok untuk dapat

(49)

mencari seseorang yang bisa memberikan pelatihan yang diperlukan.

c. Peran dan Keterampilan Representasi (Representational Roles)

Keterampilan representatif adalah kemampuan pekerja masyarakat dalam berperan untuk berinteraksi dengan pihak di luar masyarakat untuk sebuah kepentingan, dan berguna bagi masyarakat itu sendiri.(Ife dan Tesoriero 2016:591) Peran- peran representasi antara lain berikut ini:

1) Memperoleh berbagai sumber daya

Seorang pekerja masyarakat tidak dapat diharapkan untuk memberikan segala hal seorang diri, maka beralasan untuk berharap bahwa seorang pekerja masyarakat akan mengetahui apa yang tersedia dan bagaimana membantu sebuah masyarakat untuk memperoleh apa yang dibutuhkan. Para pekerja masyarakat memainkan sebuah peran penting sebagai penjembatan informasi yaitu dengan mengetahui bagaimana memperoleh sebuah informasi atau membantu kelompok- kelompok masyarakat melakukan hal serupa.

(Ife dan Tesoriero 2016:592–594) 2) Advokasi

Advokasi membutuhkan keterampilan mendengarkan dan memahami masyarakat,

(50)

serta keterampilan memperkenalkan kasus kepada warga di forum lain. Pertama, membutuhkan penerimaan dan tanggapan, dan kemampuan untuk mendengarkan, menjelaskan dan memahami. Kedua, membutuhkan ekspresi, kepercayaan diri, dan keterampilan komunikasi. Hanya dengan menggabungkan keterampilan ini, pekerja masyarakat dapat memainkan peran advokasi.

(Ife dan Tesoriero 2016:595) 3) Menggunakan media

Dari perspektif pemberdayaan, penting bagi pekerja masyarakat untuk melibatkan masyarakat sebanyak mungkin, daripada cuma dengan mudah menggunakan representasi peran media. Seharusnya, tanggung jawab untuk berhubungan dengan media hendaknya dibagikan pada banyak orang, namun faktanya untuk waktu jangka pendek sebaiknya pekerja masyarakat yang berpengalamanlah, yang menerima tanggung jawab ini. Pemberdayaan pada para anggota masyarakat itu sendiri dibangun agar mereka dapat berhubungan dengan media dan hal ini haruslah menjadi tujuan jangka panjang. (Ife dan Tesoriero 2016:597–598)

4) Humas dan presentasi publik

(51)

Humas dan presentasi publik memungkinkan pekerja masyarakat untuk memainkan berbagai peran, seperti berbicara pada pertemuan berbagai kelompok di dinas, kelompok perempuan, dan dewan lokal. Ini juga berarti memasang pemberitahuan di surat kabar umum, menyiapkan plakat atau pamflet, dan mendistribusikannya serta tugas serupa lainnya. Humas yang baik membutuhkan kreativitas dan imajinasi, untuk memanfaatkan setiap peluang dan menemukan cara untuk membangkitkan minat publik. (Ife dan Tesoriero 2016:599)

Selanjutnya, peran ini memiliki berbagai fungsi presentasi publik. Dalam kurun waktu tertentu, para pekerja masyarakat harus melakukan berbagai presentasi publik, salah satunya dalam pertemuan masyarakat atau kegiatan lainnya. Jika pekerja masyarakat bisa dengan jelas mengemukakan berbagai fakta dan menyajikannya dengan cara yang menarik, maka akan lebih efektif. (Ife dan Tesoriero 2016:599)

5) Jaringan kerja (networking)

Jaringan kerja adalah membangun hubungan dengan orang-orang dengan latar belakang yang beragam dan dapat

(52)

menggunakannya untuk membawa perubahan.

Ini adalah salah satu strategi perubahan terpenting yang digunakan oleh pekerja masyarakat. (Ife dan Tesoriero 2016:602) 6) Berbagi pengetahuan dan pengalaman

Pekerja masyarakat mereka selalu belajar dari pekerjaan, mereka tidak akan pernah dalam posisi mengetahui segala hal. Namun, mereka akan belajar dari satu sama lain dan belajar dari pengalaman proyek masyarakat lainnya. Peran ini dapat dilakukan secara formal maupun non-formal. Secara formal, pekerja masyarakat akan menyampaikan berbagai gagasan, antara lain apa yang sudah dan belum selesai, berbagai hasil penelitian terstruktur atau evaluasi program, serta berkomunikasi melalui tulisan di berbagai jurnal atau surat kabar serta menghadiri berbagai konferensi. Pada saat yang sama, komunikasi informal menyebar saat rehat kopi (coffee break), makan siang rutin atau berbagai pertemuan sosial. Dengan cara ini, kebijaksanaan dan pengalaman praktis dapat dibagikan secara efektif. (Ife dan Tesoriero 2016:603)

d. Peran dan Keterampilan Teknik (Technical Roles) 1) Penelitian

(53)

Tentunya para pekerja masyarakat kerap terlibat dalam berbagai proses penelitian yang menggunakan berbagai metode penelitian ilmu sosial untuk mengumpulkan data yang relevan, menganalisis dan mempresentasikan- nya. Di dalamnya termasuk merancang dan mengarahkan survei/penyelidikan sosial, dan menganalisis data dari berbagai survei, menggunakan dan menganalisis data sensus, mengumpulkan dan menganalisis data tentang permintaan dan penggunaan berbagai layanan.

Bidang ini membutuhkan pengetahuan teknis tentang berbagai hal, seperti pengambilan sampel, pembuatan kuesioner dan analisis statistik. (Ife dan Tesoriero 2016:604–605) 2) Menggunakan Komputer

Menggunakan komputer dapat menjadi strategi untuk membantu anggota masyarakat lainnya menguasai berbagai keterampilan komputer. Komputer memberikan peluang baru untuk komunikasi dan pemrosesan informasi, tetapi kita tidak boleh menutup mata terhadap keterbatasan mereka, dan kita juga tidak boleh tertarik dengan kecanggihan teknologi baru dan berpikir bahwa mereka dapat menyelesaikan semua masalah. (Ife dan Tesoriero 2016:608–609)

(54)

3) Presentasi verbal dan tertulis

Komunikasi verbal dan tertulis dari pekerja masyarakat harus disajikan dengan jelas kepada hadirin dengan cara yang mudah dimengerti. Hindari penggunaan kalimat yang tidak jelas dan bahasa yang sulit dipahami, serta kalimat yang panjang dan rumit.

Penggunaan ilustrasi, gambar, atau kartun dapat sangat membantu dalam presentasi tertulis dan dapat menampilkan materi dengan baik. Terkadang humor sangat membantu, meski terkadang hal itu menurunkan kualitas presentasi. (Ife dan Tesoriero 2016:610) 4) Manajemen

Pekerja masyarakat harus memiliki berbagai keterampilan saat menjalankan tugas manajemen, seperti membantu organisasi menetapkan tujuan dan sasaran, membangun tim yang efektif, membuat keputusan, mengelola staf, memastikan komunikasi yang baik antar anggota, mengelola keuangan dan menyimpannya dalam catatan, menangani konflik dan ketegangan, dan memastikan otorisasi yang tepat diperoleh sebelum membuat keputusan akhir. Jika memungkinkan, mengajarkan keterampilan tersebut kepada para anggota yang akan

(55)

mengambil alih tanggung jawab ini di masa mendatang. (Ife dan Tesoriero 2016:613) 5) Pengaturan keuangan

Pekerja masyarakat memainkan peran penting dalam memastikan mekanisme kerja yang tepat dan dapat memainkan banyak peran dalam pengoperasian berbagai sistem kontrol.

Peran ini biasanya merupakan bidang keterampilan dan pengalaman yang jarang dimiliki pekerja komunitas, oleh karena itu pekerja masyarakat membutuhkan asisten dari seseorang yang memiliki keahlian akuntansi.

(Ife & Tesoriero, 2016, hlm. 613) 2. Kelompok Tani

Pengertian Kelompok Tani menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 67/PERMENTAN/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani merupakan perkumpulan petani/pekebun/peternak yang didirikan atas dasar kesamaan kepentingan, ekonomi, sumber daya, komoditas, kondisi lingkungan sosial, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota oleh para petani.

Kelompok tani menurut penjelasan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 67/PERMENTAN/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani juga mempunyai karakteristik,

(56)

yang mempunyai ciri-ciri, unsur pengikat, dan fungsi yaitu sebagai berikut:

a. Ciri-ciri Kelompok Tani:

1) Mengenal satu sama lain, akrab dan saling percaya antar anggotanya.

2) Memiliki pandangan dan kepentingan serta tujuan yang sama dalam berusaha tani.

3) mempunyai kesamaan dalam tradisi dan/atau pemukiman, wilayah/hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi dan sosial, budaya, adat istiadat, bahasa serta ekologi.

b. Unsur Pengikat Kelompok Tani

1) Area usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama di antara anggota.

2) Kegiatan yang kebermanfaatannya dapat dirasakan pada sebagian besar anggota.

3) Kader kelompok tani yang mampu menggerakkan para petani dengan jiwa kepemimpinan yang diterima oleh anggota.

4) Pembagian tugas dan tanggung jawab antar anggota berdasarkan kesepakatan bersama.

5) Motivasi dari tokoh masyarakat dalam mendukung program telah ditentukan.

c. Fungsi Kelompok Tani

1) Kelas belajar; kelompok tani adalah tempat belajar mengajar untuk anggota dalam

(57)

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk tumbuh dan berkembang menjadi usaha tani yang mandiri melalui pemanfaatan dan akses sumber informasi dan teknologi dalam rangka meningkatkan produktivitas, pendapatan, serta kehidupan yang lebih baik.

2) Wahana kerja sama; kelompok tani adalah wadah untuk sesama anggota kelompok tani dan antar kelompok tani maupun dengan pihak lain, agar bisa memperkuat kerjasama dengan harapan dapat menghasilkan usaha tani yang lebih efisien dan mampu menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, juga lebih menguntungkan.

3) Unit produksi; usaha tani masing-masing aggota kelompok tani dilihat secara keseluruhan adalah satu kesatuan usaha yang bisa dikembangkan dengan tetap menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang bertujuan untuk mencapai skala ekonomi usaha.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Dari penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa di dalam pembentukan dan berjalannya suatu kelompok tani terdapat nilai-nilai pemberdayaan masyarakat seperti, kelompok tani mempunyai tujuan untuk melakukan pengembangan usaha yaitu usaha tani

(58)

para anggotanya maupun satu kesatuan usaha tani kelompok taninya dan hal ini seirama dengan nilai-nilai yang ada dalam pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan adalah proses dan tujuan.

Pemberdayaan sebagai proses yaitu beberapa kegiatan yang menjadi satu kesatuan untuk bisa membuat sekelompok yang lemah menjadi berdaya sehingga memperkuat kekuasaannya dalam masyarakat, termasuk didalamnya individu-individu yang berada di bawah garis kemiskinan. Sedangkan, pemberdayaan adalah tujuan, yaitu ada hasil yang mau diwujudkan dengan cara perubahan sosial. Perubahan sosial yang merujuk pada masyarakat yang berdaya, mampu mengeluarkan aspirasinya, mempunyai pekerjaan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, mempuyai kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan untuk kebutuhannya sehari-hari baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti rasa percaya diri, serta dapat mandiri dalam menghadapi masalah-masalah serta menyelesaikannya. (Suharto 2005:59–60)

Pendekatan pemberdayaan masyarakat sangat tepat untuk digunakan sebagai antisipasi timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat beserta lingkungannya, yaitu dengan cara pembangunan yang beprinsip pada partisipatif. Pembangunan partisipatif sebagai konsep dasar adalah suatu usaha melakukan pembangunan yang bertujuan agar masyarakat dapat mandiri,

(59)

berkesinambungan, berkelanjutan untuk berkembang dan mengatasi permasalahannya sendiri yang berlandaskan kebutuhan masyarakat. (Gitosaputro dan K. Rangga 2015:29)

Pemberdayaan di sisi lain, juga diberi arti sebagai upaya untuk memperluas cakrawala pilihan bagi masyarakat. Upaya tersebut dilakukan melalui pemanfaatan potensi dengan sebaik-baiknya dan memberikan hasil yang memuaskan. Pengembang masyarakat maupun subyeknya yang akan menentukan parameter hasil yang diingin dicapai, yang tentunya dilalui dengan cara kesepakatan bersama. (Hermansah 2016:45)

Maka dari penjelasan beberapa teori di atas, pemberdayaan masyarakat adalah suatu rangkaian kegiatan untuk bisa membuat sekelompok yang lemah menjadi berdaya dan sebagai antisipasi timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat beserta lingkungannya, yaitu dengan cara pembangunan yang bertujuan agar masyarakat dapat mandiri, berkesinambungan, serta berkelanjutan untuk berkembang dan mengatasi permasalahannya sendiri yang berlandaskan kebutuhan masyarakat melalui pemanfaatan potensi dengan sebaik-baiknya dan memberikan hasil yang memuaskan.

a. Tujuan Pemberdayaan

(60)

Pemberdayaan bertujuan untuk melakukan peningkatan keberdayaan dari mereka yang dirugikan (kelompok rentan). Pernyataan tersebut mengandung dua konsep penting yaitu pemberdayaan dan kerentanan yang merupakan bagian dari perspektif keadilan sosial dan hak asasi manusia, yang perlu diperhatikan dalam setiap pembahasan tentang pemberdayaan. (Ife dan Tesoriero 2016:272–273)

Dalam pencapaian tujuan, terdapat beberapa sasaran antara lain: (Sholeh 2014:81)

1) Perbaikan kelembagaan, hal ini ditujukan untuk menjalin hubungan kerjasama antar pemangku kepentingan sehingga berbagai inovasi sosial dapat meningkatkan produktivitas masyarakat.

2) Perbaikan pendapatan, perekonomian yang stabil dan keamanan politik mutlak adalah hal yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

3) Perbaikan akses, berkaitan dengan akses ke inovasi teknologi, permodalan atau kredit, sarana dan prasarana produksi, peralatan, mesin, serta energi listrik yang diperlukan.

4) Perbaikan tindakan, kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan dengan pendidikan, yang kemudian diharapkan akan

(61)

berpengaruh terhadap perbaikan sikap dan tingkatan yang lebih bermartabat.

5) Perbaikan usaha produktif, melalui pendidikan, pelatihan, dan perbaikan diharapkan usaha produktif dapat ditingkatkan dan berdaya saing.

b. Indikator Keberdayaan

Menurut pendapat Mardikanto, beberapa indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yaitu mencakupi: (Mardikanto dan Soebiato 2013:291–92)

1) Jumlah warga yang tertarik untuk menghadiri setiap kegiatan yang dilaksanakan

2) Frekuensi kehadiran warga dalam pelaksanaan segala jenis kegiatan

3) Tingkat kemudahan pelaksanaan program untuk mendapatkan persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan

4) Jumlah dan jenis gagasan yang diajukan oleh masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan program pengendalian

5) Jumlah dana yang terkumpul dari masyarakat dan dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan program

6) Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah

Gambar

Tabel 1 Daftar Informan Penelitian  No.   Nama & Jabatan   Informasi yang
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.2 Warga bergotong Royong Membangun Kampung  Agro Eduwisata Organik Ciharashas
Gambar 1.3 Warga Bergotong Royong Membangun Kampung  Agro Eduwisata Organik Ciharashas
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

10 Mohammad Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta : Sinar Bakti, 1998), h.. penghormatan terhadap hak-hak warganya serta tidak melakukan

Langkah pemerintah kota Bogor dalam menerbitkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 1 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan pembangunan ketahanan keluarga bertujuan

Skripsi ini berjudul “Culture Shock Pada Mahasiswa Perantau di Kota Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Aceh yang Tergabung Dalam Ikatan Pemuda Tanah Rencong Universitas Sumatera

10 Penelitian empiris merupakan penelitian yang bertitik tola pada data primer Lebih ditekankan pada perundang-undangan mengenai investasi asing dalam peer to

Karena berkat izin dan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kompetensi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas

Kendala yang dihadapi oleh Kompolnas dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsinya bahwa, Kendala-kedala yang dihadapi oleh Kompolnas khususnya yang berada di Padang adalah

MANAJEMEN KINERJA KARYAWAN DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN PADA PT MADANI PRABU JAYA JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S Sos)

Penerapan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh menonton film Dua Garis Biru (Efek Kognitif, Afektif, dan Behavioral) terhadap kesadaran remaja akan