DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
dPROVINSI SULAWESI SELATAN
2022
RENCANA KERJA
(RENJA)
TAHUN ANGGARAN 2022
J A L A N P E R I N T I S K E M E R D E K A A N K M . 1 2 N O . 6 9
M A K A S S A R
ii DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar
Daftar Isi
i ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan
1 1 3 4 BAB II
2.1
2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun lalu dan Capaian Renstra Renja Perangkat Daerah
Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Hambatan/Permasalahan pada Kegiatan yang Dilaksanakan
Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Penelaahan Usulan program dan Kegiatan Masyarakat
5 5
5 5 11 16 16 BAB III
3.1 3.2 3.3
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Telaahan Terhadap Kebijakan nasional
Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah Program dan Kegiatan
18 18 18 19 BAB
BAB IV 4.1 4.2 V
RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH Rencana Kerja Perangkat Daerah
Pendanaan Perangkat Daerah PENUTUP
21 21 24 25
i KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala karena atas perkenan-Nya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, dapat menyelesaikan dokumen Rencana Kerja Tahun 2022 ini.
Dokumen Rancangan Akhir Renja Tahun 2022, berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 01 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018–2023 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2022. Dengan demikian, penyusunan Rencana Kerja Tahun 2022 ini, telah dilakukan penyelarasan sasaran, arah kebijakan, program perangkat daerah sesuai yang tercantum dalam RPJMD.
Dalam proses penyusunan Renja ini, Dinas melakukan koordinasi dan bersinergi dengan bidang teknis terkait dan pemangku kepentingan. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung penyusunan Renjcana Kerja ini.
Semoga Allah Subhana Wa Ta’ala membalas kerja keras kita semua.
1 B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja (RENJA) merupakan salah satu unsur dari manajemen, adalah merupakan penjabaran dari sasaran program yang telah di tetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk jangka waktu satu tahun.
Dalam proses penyusunan dokumen rencana kerja ini dilakukan melalui 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan yang berasal dari bawah keatas (bottom up planning), partisipatif, politis dan teknokratis. Dokumen RENJA ini merupakan penjabaran dalam rangka memenuhi Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Organisasi Perangkat Daerah Baru) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Olehnya itu, RENJA bagi suatu organisasi pemerintah tidak dapat dikesampingkan didalam mencapai tujuan organisasi atau pencapaian visi dan misi organisasi.
Dalam RENJA ini juga diuraikan lebih rinci lagi dari Perencanaan Strategis (Strategic Planning) untuk menjadi penuntun Manajemen Kinerja (Performance Management) dengan maksud supaya seluruh anggota organisasi dapat mengetahui capaian kinerja yang diinginkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi / lembaga pemerin tah.
Disamping itu, RENJA ini juga memuat sasaran yang ingin dicapai pada periode satu tahun, dengan indikator pencapaian sasaran target, program dan organisasi. Kesemuanya ini merupakan instrument untuk menilai, melihat dan mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi yang di bebankan.
Lebih lanjut diuraikan bahwa RENJA ini sangat erat kaitannya dengan Renstra Perangkat Daerah, Renstra K/L maupun Renstra Provinsi. Penjabaran program dan kegiatan yang diuraikan dalam RENJA ini adalah sinkronisasi terhadap program kegiatan yang tertuang dalam Renstra Perangkat Daerah, Renstra K/L maupun Renstra Provinsi.
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah
menjadi Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme ( KKN );
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2 5. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah ;
13. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 48 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020 tentang Pengutamaan Penggunaan Alokasi dan Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Keuangan Daerah;
3 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2022;
23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemuktahiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan;
25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2028;
26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah ;
27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Daerah;
28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 11 Tahun 2019;
29. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 01 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 – 2023;
30. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 40 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan;
31. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 24 Tahun 2021 Tentang Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2022.
1.3. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022 adalah untuk mengetahui sejauh mana gambaran usulan program kegiatan yang akan dilaksanakan beserta target yang diinginkan sekaligus sebagai bahan tindak lanjut hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi, Regional maupun Tingkat Nasional.
Khusus untuk program kegiatan yang menggunakan APBD, RENJA ini adalah sebagai bahan acuan untuk menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (PPAS) untuk kemudian ditetapkan sebagai Plafond Anggaran Definitf. Dari penetapan Plafond Anggaran Definitf kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk Rencana Kegiatan Anggaran OPD (RKA OPD) untuk dibahas secara bersama-sama dengan Komisi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selanjutnya, dari hasil pembahasan kemudian dituangkan dalam bentuk Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sebagai dasar untuk melaksanakan program kegiatan yang telah ditetapkan.
4 1.4. Sistematika Penulisan
Pada penyusunan Rencana Kerja (RENJA) ini, pembahasan diuraikan dalam beberapa bab yang garis besarnya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan RENJA agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik. Bab ini meliputi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Pada bagian ini memuat kajian terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu dan perkiraan capaian tahun berjalan. Bab ini meliputi evaluasi pelaksanaan renja tahun lalu dan capaian renstra, analisis kinerja pelayanan, isu-isu penting penyelenggaran tugas dan fungsi, review terhadap rancangan awal RKPD serta penelahaan usulan program dan kegiatan masyarakat.
BAB III TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum tujuan dan sasaran perangkat daerah. Bab ini meliputi telaahan terhadap kebijakan nasional, tujuan dan sasaran RENJA serta program dan kegiatan.
BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH Pada bagian ini berisikan uraian rencana kerja beserta sumber pendanaan perangkat daerah.
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini berisikan uraian penutup berupa catatan penting yang perlu mendapat perhatian baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah-kaidah pelaksanaan serta rencana tindak lanjut.
5
B
A B IIHASIL EVALUASI KINERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun Lalu dan Capaian Renstra Renja Perangkat
Bagian penting dalam pengelolaan pembangunan adalah evaluasi yang valid atas pelaksanaan rencana pembangunan. Hal ini untuk memperoleh umpan balik agar dapat dikenali secara dini jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang dapat dirumuskan langkah-langkah perbaikan kearah tepatnya sasaran.
Dalam upaya validnya evaluasi yang dilakukan maka langkah awal yang dilakukan adalah menetapkan indikator kinerja yang menggambarkan secara tepat keadaan-keadaan sebab akibat dalam strategi pembangunan. Indikator-indikator kinerja sedemikian rupa merupakan besaran-besaran yang dapat diukur sehingga dapat mencerminkan sebab akibat tersebut.
Secara jelas, uraian mengenai evaluasi capaian kinerja pelaksanaan kegiatan tahun lalu (n-2 = tahun 2020) dan perkiraan capaian tahun berjalan (n-1 = tahun 2021) dapat dilihat pada lampiran tabel berikut :
TABEL T-C.29 (terlampir)
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Pembahasan mengenai sub bab ini menitikberatkan pada pencapaian kinerja pelayanan Perangkat Daerah berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditetapkan dalam SPM maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008.
Jenis indikator kinerja yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan dengan format tabel berikut dibawah ini :
TABEL T-C.30 ( terlampir )
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaran Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu dinas yang ada pada organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Terbentuknya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan didasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor : 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Selanjutnya di dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 40 Tahun 2019 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin oleh
6 seorang Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh tugas penyelenggaraan kewenangan daerah dalam bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2021 didukung oleh 190 personil, yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Disnakertrans Sulsel UPT Balai Pelatihan Kerja UPT Pengawasan Wilayah I UPT Pengawasan Wilayah II UPT Pengawasan Wilayah III UPT Pengawasan Wilayah IV
=
=
=
=
=
=
130 22 13 7 13 5
Orang Orang Orang Orang Orang Orang
J U M L A H = 190 Orang
Untuk tingkat golongan, dukungan personil dilingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I
=
=
=
=
67 151 8 -
Orang Orang Orang Orang
J U M L A H = 190 Orang
Untuk tingkat pendidikan, dukungan personil terdiri dari : a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
SD SLTP SLTA Paket C D1 D3 D4/S1 S2 S3
=
=
=
=
=
=
=
=
=
- - 14 2 1 4 113 54 2
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
J U M L A H = 190 Orang
7 Untuk tingkat jabatan / eselon, dukungan personil terdiri atas :
a.
b.
c.
d.
e.
Eselon II Eselon III Eselon IV
Pejabat Fungsional Fungsional Umum/Staf
=
=
=
=
=
1 9 21 97 62
Orang Orang Orang Orang Orang
J U M L A H = 190 Orang
Sedangkan dukungan personil berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas : a.
b.
Laki- Laki Perempuan
=
=
107 83
Orang Orang
J U M L A H = 190 Orang
Kemudian tugas Kepala Dinas dijabarkan kedalam struktur organisasi dan tugas pokok yang dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 40 Tahun 2019 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, susunan organisasi dinas terdiri atas :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, meliputi : - Sub Bagian Program
- Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Hukum - Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Pembinaan, Pelatihan, Pemagangan, Penempatan dan dan Perluasan Kesempatan Kerja, meliputi :
- Seksi Pembinaan Program Pelatihan dan Pemagangan
- Seksi Pembinaan Standarisasi dan Kompetensi, Akreditasi dan Sertifikasi Tenaga Kerja - Seksi Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, meliputi :
d. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, meliputi :
- Seksi Pembinaan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industri
- Seksi Pembinaan Organisasi Pekerja, Pengusaha dan Syarat-Syarat Kerja - Seksi Pembinaan Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja e. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, meliputi :
- Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial Perempuan dan Anak - Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan
8 f. Bidang Ketransmigrasian, meliputi :
- Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi - Seksi Pembangunan Permukiman Kawasan Transmigrasi - Seksi Perencanaan dan Penyiapan Areal Transmigrasi g. Jabatan Fungsional
2. Tugas pokok
Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah :
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan fungsi – fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan transmigrasi;
2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan transmigrasi;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan transmigrasi;
4. Pelaksanaan administrasi dinas; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Gubernur terkait tugas dan fungsinya Adapun tugas pokok dan fungsi masing – masing sebagai berikut :
a. Sekretariat : dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanan koordinasi kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan program, pelaporan, umum, kepegawaian, hukum dan keuangan dalam lingkungan Dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi yaitu : 1. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas
2. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan 3. pengoordinasian urusan umum, kepegawaian dan hukum 4. pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan 5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
“Membantu Gubernur menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan transmigrasi yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah”
9 b. Bidang Pembinaan, Pelatihan, Pemagangan, Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pembinaan pelatihan, pemagangan, penempatan dan perluasan kesempatan kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Bidang Pembinaan, Pelatihan, Pemagangan, Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai fungsi yaitu : 1. perumusan kebijakan teknis bidang pembinaan pelatihan, pemagangan, penempatan
dan perluasan kesempatan kerja
2. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pembinaan pelatihan, pemagangan, penempatan dan perluasan kesempatan kerja
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pembinaan pelatihan, pemagangan, penempatan dan perluasan kesempatan kerja
4. pelaksanaan administrasi bidang pembinaan pelatihan, pemagangan, penempatan dan perluasan kesempatan kerja
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
c. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial di pimpin oleh kepala bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial 2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial 4. pelaksanaan administrasi Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
d. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Pengawasan Ketenagakerjaan.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi yaitu :
1. perumusan kebijakan teknis Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan 2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan 4. pelaksanaan administrasi Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
10 5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
e. Bidang Ketransmigrasian di pimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Ketransmigrasian.
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas bidang Ketransmigrasian mempunyai fungsi yaitu 1. perumusan kebijakan teknis Bidang Ketransmigrasian
2. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Ketransmigrasian 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Ketransmigrasian 4. pelaksanaan administrasi Bidang Ketransmigrasian
5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya
Disamping ke 5 (lima) bidang tersebut diatas, Disnakertrans di bantu oleh 5 (lima) Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan sebagai berikut :
a. UPT Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah merupakan unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis pengawasan norma ketenagakerjaan dan pendataan objek pengawasan ketenagakerjaan di masing-masing wilayah. UPT Pengawasan Ketenagakerjaan dibentuk sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 49 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017 yang terbagi menjadi 4 Wilayah yaitu Wilayah I ( berkedudukan di Kota Pare-Pare dengan wilayah pelayanan meliputi Kab. Barru, Kota Pare-Pare, Kab. Pinrang, Kab. Sidrap dan Kab. Enrekang ) ; Wilayah II ( berkedudukan di Kota Palopo dengan wilayah pelayanan meliputi Kab. Tator, Kab. Toraja Utara, Kota Palopo, Kab. Luwu, Kab. Luwu Utara dan Kab.
Luwu Timur ) ; Wilayah III ( berkedudukan di Kab. Bone dengan wilayah pelayanan meliputi Kab. Wajo, Kab. Soppeng, Kab. Bone, Kab. Sinjai ) ; Wilayah IV ( berkedudukan di Kab. Bulukumba dengan wilayah pelayanan meliputi Kab. Selayar, Kab. Bulukumba, Kab.
Bantaeng, Kab. Jeneponto ) ;
b. UPT BPK (Balai Pelatihan Kerja) merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis peningkatan produktivitas tenaga kerja. UPT BPK dibentuk sesuai sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 47 Tahun 2017 tanggal 26 Januari 2017.
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat perubahan dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan
11 Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 48 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pengawasan Ketenagakerjaan dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi. Pegawai Negeri Sipil yang telah dialihkan akan ditempatkan pada unit kerja yang menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan. Disamping itu, Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional yang telah dialihkan juga tetap menduduki Jabatan Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan.
Walaupun terjadi perubahan pengalihan status Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pengawasan Ketenagakerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi namun dari sisi perencanaan program kegiatan ( Belanja Langsung ) tidak mengalami perubahan. Adapun faktor yang mengalami perubahan atau terkena dampak dari pengalihan status tersebut adalah dari sisi kebutuhan alokasi gaji dan tunjangan pokok ( Belanja Tidak Langsung ) yang tentunya akan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
2.4. Hambatan/Permasalahan pada Kegiatan yang Dilaksanakan
Permasalahan yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam upaya pengembangan pelayanan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang didasarkan pada fungsi bidang pelayanan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel. 2.1. Permasalahan dalam upaya pengembangan pelayanan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1. Rendahnya daya saing tenaga kerja
- Rendahnya kualitas / ketrampilan angkatan kerja / pencari kerja
- Lowongan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan kompetensi tenaga kerja
- Kurangnya inovasi
- Tingkat pengangguran tertinggi ada pada lulusan D3 dan SMK / SMA
- Masih rendahnya kualitas, ketrampilan dan kompetensi tenaga kerja
2. Tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka
- Banyaknya tambahan angkatan kerja
- Banyaknya pekerja dengan status informal
- Terbatasnya Lapangan Pekerjaan
- Penambahan jumlah angkatan kerja tidak dibarengi dengan berkembangan lapangan kerja - Kemiskinan
- Serbuan TKA di Pasar Kerja
- PHK
12 3. Belum maksimalnya
pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan
- Masih tingginya kasus kasus ketenagakerjaan.
- Penerapan Norma K3 ditempat kerja masih belum optimal, sehingga budaya K3 belum menjadi budaya kerja di perusahaan
- Belum maksimalnya penerapan aturan hubungan antar kerja serta perlindungan pekerja perempuan dan anak
- Kualitas dan Kuantitas tenaga pengawas ketenegakerjaan masih kurang dibanding jumlah perusahaan yang terdaftar - Masih kurangnya
pemahaman
Perusahaan terhadap aturan-aturan
ketenagakerjaan 4. Belum kondusifnya
hubungan industrial dan rendahnya kesadaran masyarakat dan pengusaha maupun syarikat pekerja/buruh dalam pelaku hubungan industrial
- Masih tingginya kasus-kasus HI seperti PHK, PHI, Kepentingan dan Hak.
- Belum optimalnya respon kab/kota terhadap pembentukan LKS Triparti
- Rendahnya keikutsertaan tenaga kerja/buruh ke dalam jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek)
- Masih rendahnya tingkat pengupahan di perusahaan
- Terbatasnya tenaga mediator Hubungan Industrial
- Kurangnya sosialisasi ke perusahaan terkait regulasi jamsostek dan UMP.
- Tidak adanya kesepahaman antara pihak buruh dan pengusaha - Koordinasi antar
stakeholder masih belum berjalan dengan baik
5. Tingkat kesejahteraan warga transmigrasi masih rendah
- Sumberdaya manusia
transmigran kadang tidak sesuai dengan kondisi pola mata pencaharian yang ada dilokasi
- Perekrutan calon warga transmigrasi
berorientasi ke proyek sehingga proesedur pendaftaran dan seleksi tidak berjalan secara optimal
Tabel. 2.2. Interpretasi Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
No.
Bidang urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai
(<) Sesuai (-) Melampaui (>)
Permasalahan
Faktor Faktor Penentu Keberhasilan I. TENAGA KERJA
1 % Pemenuhan data perencanaan tenaga kerja provinsi
Target 100%
Realisasi : - Realisasi belum ada karena kegiatan baru tahun 2021 2 % Pencari kerja yang
ditempatkan Target 3,7%
Realisasi 3,29% Alokasi anggaran untuk kegiatan sangat terbatas
13 Belum tercapai
(<) 3 Rasio daya serap
tenaga kerja
Target 58,47%
Realisasi 59,40%
Melampaui (>) 4 Besaran tenaga kerja
yang mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
Target 71,40%
Realisasi 80%
Melampaui (>)
5 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
Target 75%
Realisasi - Realisasi tidak ada karena tidak ada kegiatan pelatihan berbasis kompetensi tahun 2020
6 % Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja
Target 70,13%
Realisasi 60%
Belum tercapai (<)
Alokasi anggaran untuk kegiatan sangat terbatas
7 Besaran pemeriksaan perusahaan
Target 26,43%
Realisasi 29,34%
Melampaui (>) -
8 Besaran pengujian peralatan di perusahaan
Target 9,6%
Realisasi 13,50%
Melampaui (>) -
9 Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama
Target 96%
Realisasi 62,67%
Belum tercapai (<)
Alokasi anggaran untuk kegiatan sangat terbatas
10 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
Target 2,1%
Realisasi 2,3%
Belum tercapai (<)
Alokasi anggaran untuk kegiatan sangat terbatas
11 Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
Target 45,24%
Realisasi 77,99%
Melampaui (>) -
12 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
Target 100%
Realisasi - Alokasi anggaran untuk kegiatan ini tidak ada
II TRANSMIGRASI 1 Persentase pembinaan
/ penempatan transmigrasi
Target 100%
Realisasi 100%
Sesuai (=)
Tidak ada penempatan transmigrasi tahun 2020 karena pandemi covid-19, tetapi kegiatan yang mendukung program ketransmigrasian telah terlaksana 100%
14 Masalah utama yang dihadapi sektor ketenagakerjaan adalah masih tingginya tingkat pengangguran terbuka dan rendahnya daya saing tenaga kerja. Ada beberapa faktor penyebab tingginya tingkat pengangguran terbuka adalah ketidak sesuaian hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran terhadap jasa manusia dan kualitas sumber daya manusia. Penyebab rendahnya daya saing tenaga kerja adalah rendahnya kualitas/ketrampilan tenaga kerja.
Sementara masalah utama yang dihadapi transmigrasi adalah rendahnya pendapatan transmigrasi disebabkan terbatasnya lahan yang dikelola, dan proses seleksi transmigrasi didaerah asal tidak berjalan dengan baik.
Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Selatan masih menunjukkan daya saing yang relatif rendah dibandingkan dengan beberapa provinsi khususnya di daerah jawa dan Sumatra, sehingga belum mampu bersaing baik didalam negeri maupun diluar negeri. Rendahnya daya saing tenaga kerja disebabkan rendahnya mutu SDM, dimana mutu SDM dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan dan tidak memiliki kompetensi kerja. Berdasarkan data Sakernas yang diterbitkan oleh BPS pada bulan Agustus Tahun 2020, bahwa dari jumlah penganggur ada sebanyak 10,96 % berpendidikan SMA/SMU/SMK dan yang berpendidikan SD kebawah masih sangat tinggi yaitu sebesar 40,74%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan peluang bekerja sangat kecil akhirnya mereka menganggur. Hal ini sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang masih tinggi, berdasarkan data BPS tingkat penganggur terbuka pada Agustus 2020 adalah sebesar 6,31 persen (269.800 jiwa).
Masih rendahnya penyerapan tenaga kerja di sektor Formal dimana berdasar data BPS penyerapan tenaga kerja di sektor Formal sebesar 1.433.400 Jiwa atau sekitar 35,78%, sementara disektor informal sebanyak 2.573.172 Jiwa atau 64,22%.
Sedangkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3.
Isu-Isu Strategis ( Permasalahan Pembangunan Daerah Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian )
Provinsi Sulawesi Selatan
No Indikator KInerja
Daerah Tafsiran
Capaian Target Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan 1. Angka sengketa
pengusaha- pekerja per tahun
Penurunan angka sengketa pengusaha- pekerja
- Tidak adanya kesepakatan tentang upah antara pengusaha dengan tenaga pekerja
- Sarana hubungan industrial di
- Penetapan upah minimum regional yang disesuaikan dengan kemampuan dari perusahaan
- Peningkatan peran dan fungsi sarana
15 perusahaan belum
berjalan sesuai peran dan fungsinya
hubungan industrial di perusahaan
2. Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
Peningkatan jumlah kasus yang
diselesaikan dengan perjanjian bersama
Pihak yang berselisih kurang memahami aspek positif /
penyelesaian perselisihan lewat Perjanjian Bersama
Peningkatan
pemahaman pihak yang berselisih tentang aspek positif penyelesaian perselisihan melalui Perjanjian Bersama 3. Besaran Pencari
kerja yang ditempatkan
Peningkatan jumlah pencari kerja yang ditempatkan
Ketidaksesuaian antara jenis pendidikan dan kebutuhan pasar kerja
Pembangunan sekolah kejuruan yang berbasis kebutuhan pasar kerja
4. Keselamatan dan
perlindungan Peningkatan keselamatan dan
perlindungan tenaga kerja
Terbatasnya jumlah perusahaan yang menerapkan K3
Peningkatan jumlah perusahaan yang menerapkan K3 di setiap unit kerja melalui pembinaan dan
pengawasan 5. Besaran pekerja /
buruh yang menjadi peserta program jamsostek
Peningkatan kepesertaan jamsostek / bpjs ketenagakerjaan bagi tenaga kerja / buruh
- Terbatasnya kepesertaan jamsostek / bpjs ketenagakerjaan bagi tenaga kerja - Belum semua
pekerja / buruh di perusahaan didaftarkan dalam kepesertaan jamsostek / bpjs ketenagakerjaan
Peningkatan jumlah pekerja yang didaftarkan dlm kepesertaan
Jamsostek/BPJS ketenagakerjaan
6. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
Peningkatan jumlah perselisihan buruh dan pengusaha yang ditangani akibat kebijakan pemerintah daerah
Tidak adanya kesepahaman antara pihak buruh dan pengusaha
Peningkatan pembinaan kepada pekerja/buruh dan pengusaha
7. Besaran pemeriksaan Perusahaan
Peningkatan jumlah
pemeriksaan di perusahaan
Kualitas dan Kuantitas tenaga pengawas ketenegakerjaan masih kurang dibanding jumlah perusahaan yang terdaftar
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas tenaga pengawas
ketenagakerjaan
8. Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan
Peningkatan jumlah pengujian peralatan di perusahaan
Terbatasnya jumlah peralatan
perusahaan yang diuji
16 9. Besaran tenaga
kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
Peningkatan jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
Modul / materi belum disesuaikan dengan kebutuhan / kondisi pasar kerja
Peningkatan kualitas SDM Instruktur yang disesuaikan dengan kondisi / kebutuhan pasar kerja
10. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kewirausahaan
Peningkatan jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kewirausahaan
- Keterbatasan modal usaha - Akses pemasaran
produk
- Penyediaan / bantuan modal usaha
- Keterlibatan instansi terkait dalam pemasaran produk
11. Besaran penempatan / pembinaan transmigran
Peningkatan jumlah
penempatan dan pembinaan transmigrasi
- Ketersediaan lahan permukiman dan lahan usaha yang terbatas
- Kurangnya minat masyarakat untuk bertransmigrasi
- Kejelasan program dari segi potensi
permukiman, akses menuju permukiman dan layak hidup - Peningkatan KIE =
Komunikasi Informasi dan Edukasi terhadap program
ketransmigrasian
2.5. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Adapun gambaran rancangan awal RKPD terhadap hasil analisis kebutuhan OPD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL T-C.31 ( terlampir )
2.6. Penelahaan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Penelahaan usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat adalah suatu sistem perencanaan yang dikenal dengan “ bottom up planning “. Artinya bahwa suatu perencanaan program maupun kegiatan betul-betul merupakan aspirasi dari masyarakat dan tentunya program kegiatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat itu.
Pemerintah melalui serangkaian kegiatan perencanaan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat nasional selalu berusaha mengakomodasi setiap usulan program/kegiatan dengan tetap memperhatikan aturan yang ada sekaligus kemampuan anggaran.
Penelahaan ini juga merupakan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi, perguruan tinggi maupun dari Perangkat Daerah
17 kabupaten/kota yang langsung ditujukan kepada Perangkat Daerah Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi Perangkat Daerah provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota.
TABEL T-C.32 ( terlampir )
18 BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Rencana Kerja (RENJA) adalah perangkat manajemen yang merupakan proses yang berorientasi pada hasil yang ingin di capai selama kurun waktu satu tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala. Disamping itu, Rencana Kerja ( RENJA ) juga merupakan rencana yang di susun berdasarkan analisis situasi di dalam dan di luar organisasi yang berfokus pada manajemen penetapan tujuan – tujuan yang ingin di capai dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
Program dan Kegiatan yang diuraikan dalam Renja ini, terhadap kebijakan nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2019 – 2024 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2022 yaitu terdapat 5 (lima) Prioritas Nasional ( PN ) yaitu :
a. PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan b. PN 2 Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
c. PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja d. PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup
e. PN 5 Stabilitas Pertahanan dan Keamanan
Dari 5 prioritas nasional tersebut yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yaitu :
1. PN 1 = Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
- Program Prioritas ( PP 1 ) : Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan → KP 01 Sistem Jaminan Sosial Nasional
- Program Prioritas ( PP 3 ) : Pengentasan Kemiskinan → Penataan Penguasaan dan Pemilikan TORA ( termasuk pelepasan kawasan hutan )
2. PN 3 = Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja
- Program Prioritas ( PP 1 ) : Penguatan Kewirausahaan dan UMKM →KP 04 Peningkatan penciptaan peluang usaha
- Program Prioritas ( PP 3 ) : Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja →KP 01 Peningkatan peran dan kerjasama dengan dunia usaha ; KP 02 Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi ; KP 03 Peningkatan sertifikasi kompetensi ; KP 04 Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan vokasi.
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah
Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, maka tujuan dari Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah :
1. Meningkatnya Akuntabilitas Perangkat Daerah;
19 2. Mewujudkan Tenaga kerja yang terampil/kompeten dan produktif untuk mengisi kesempatan kerja
di dalam dan di luar negeri
3. Mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam dan di luar negeri serta pengembangan kesempatan kerja
4. Mewujudkan hubungan Industrial yang harmonis dan kondusif serta pengawasan norma ketenagakerjaan dan peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh
5. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Transmigrasi Melalui pembangunan satuan permukiman di kawasan transmigrasi dan pembukaan konektifitas dengan pusat kegiatan ekonomi wilayah
Sebagaimana dipahami bahwa selain tujuan, penetapan sasaran Rencana Kerja (RENJA) juga sangat penting karena merupakan proses perumusan pelaksanaan pembangunan yang strategis dan bertujuan untuk melaksanakan tugas – tugas pembangunan dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, sasaran Rencana Kerja (RENJA) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah :
1. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perencanaan dan Pengolahan Keuangan Perangkat Daerah 2. Meningkatnya keterampilan / kompetensi tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja
3. Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja disektor formal dan informal
4. Meningkatnya produktivitas perusahaan dalam rangka terwujudnya kesejahteraan pekerja / buruh 5. Meningkatnya pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja serta
perlindungan pekerja / buruh
6. Meningkatnya pembangunan kawasan dan kesejahtaeraan masyarakat transmigrasi 3.3. Program dan Kegiatan
Pembahasan terhadap rumusan program kegiatan, terdapat beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan yaitu :
a. Pencapaian visi dan misi kepala daerah b. Pencapaian SDGS
c. Pengentasan kemiskinan d. Pencapaian NSPK dan SPM
e. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah f. Pengembangan daerah terisolir
Untuk membahas factor-faktor yang telah disebutkan diatas, ditetapkanlah Indikator Kinerja Utama (IKU) Kepala Dinas selaku penanggung jawab OPD beserta sasaran yang hendak dicapai dari pelaksanaan program kegiatan tersebut, yaitu :
TABEL IKU ( terlampir )
20 Selain indicator tersebut, diuraikan pula target capaian Suistable Development GoalS (SDGS) seperti berikut :
TABEL SDGs ( terlampir )
Disamping itu, dalam penyusunan program kegiatan juga harus memuat issu penyusunan Analisis Responsif Gender ( ARG ). ARG sekurang-kurangnya meliputi :
▪ Memasukkan isu gender dalam isu strategis
▪ Program prioritas untuk mengatasi isu gender
▪ Memasukkan indikator gender dalam Inidkator kinerja daerah Alat analisis yang digunakan adalah :
• Menggunakan GDI dan GEM dalam evaluasi tahunan
• Prioritas dan sasaran pembangunan untuk menyasar isu gender
• Rencana program dan kegiatan prioritas : memasukkan program/kegiatan spesifik gender, afirmasi dan penguatan kapasitas serta mainstreaming dalam program secara umum
• Memasukkan isu gender sektoral dalam isu strategis
• Rencana Program : spesifik gender, afirmasi dan peningkatan kapasitas, serta mainstreaming dlm program umum
• Indikator kinerja responsif gender
• Kelompok sasaran : memasukkan kelompok rentanEvaluasi kinerja : GDI,GEM dan progress isu gender sector
• Program dan kegiatan : spesifik gender, afirmasi dan peningkatan kapasitas, serta mainstreaming dlm program umum
• Indikator kinerja responsif gender
• Menyasar kelompok rentan dalam kelompok sasaran
Selanjutnya program kegiatan yang direncanakan kemudian dilakukan ARG dengan menggunakan GAP (General Analysis Pathway) dan GBS (General Budgeting System) seperti pada tabel berikut :
TABEL GAP dan GBS ( terlampir )
Adapun rumusan rancangan akhir rencana program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022 dan perkiraan tahun 2023 sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah diuraikan pada tabel berikut :
TABEL T-C.33 ( terlampir )
21 BAB IV
RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH
4.1. Rencana Kerja Perangkat Daerah
Rencana Kerja Perangkat Daerah pada dasarnya merupakan upaya mengimplementasikan strategis organisasi. Rencana Kerja juga merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu rencana dan penjabaran langkah–langkah yang diambil. Itulah sebabnya, Rencana Kerja yang dituangkan dalam program dan kegiatan disamping didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang telah ditetapkan juga disinkronisasikan terhadap program – program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.
Selanjutnya penjabaran kegiatan dari program yang telah ditetapkan terurai dalam sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada tabel berikut :
Program Kegiatan
Penunjang Urusan Pemerintah Daerah Provinsi
1. Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi Kinerja Perangkat daerah
2. Administrasi Keuangan Perangkata Daerah 3. Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah 4. Administrasi Umum Perangkat Daerah 5. Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintah Daerah
6. Penyediaan jasa Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
7. Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Perencanaan Tenaga Kerja 8. Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Program Pelatihan Kerja dan
Produktifitas Tenaga Kerja
9. Pelaksanaan Latihan Kerja Berdasarkan Klaster Kompetensi
10. Pengukuran Produktivitas Tingkat Daerah Provinsi
Program Penempatan Tenaga Kerja 11. Pengelolaan Informasi Pasar Kerja
12. Perlindungan PMI (pra dan purna penempatan) di Daerah Provinsi
13. Penerbitan Perpanjangan IMTA yang Lokasi Kerja Lebih dari 1 (satu) Daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi
Program Hubungan Industrial 14. Pengesahan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama untuk yang mempunyai Wilayah Kerja lebih dari 1 (satu) Kab/Kota
22 15. Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial, Mogok Kerja dan Penutupan Perusahaan yang
Berakibat/Berdampak pada Kepentingan di 1 (satu) Daerah Provinsi
16. Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP), Upah Minimum Kab/Kota (UMK), dan Upah Minimum Sektoral Kab/Kota (UMSK) Program Pengawasan
Ketenagakerjaan 17. Penyelenggaraan Pengawasan Ketenagakerjaan
Program Perencanaan Kawasan
Transmigrasi 18. Pencadangan Tanah untuk Kawasan Transmigrasi
Program Pembangunan Kawasan
Transmigrasi 19. Penataan Persebaran Penduduk yang Berasal dari Lintas daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi
Program Pengembangan Kawasan
Transmi 20. Pengembangan Satuan Permukiman pada
Tahap Pemantapan
Adapun rincian indikator kinerja program serta target yang ingin dicapai diuraikan sebagai berikut :
a). Bidang Sekretariat
1). Program Penunjang Urusan Pemerintah Provinsi
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1 Persentase Realisasi Kegiatan Perangkat Daerah 100 % 2 Persentase ASN Perangkat Daerah Berkinerja
Kategori Baik dan Sangat Baik 100 %
3 Persentase Penurunan Temuan Berdasarkan LHP 4 %
b). Bidang Ketenagakerjaan
1) Program Perencanaan Tenaga Kerja
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase Pemenuhan Data Perencanaan Tenaga
Kerja Provinsi 100 %
2) Program Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase Pencari Kerja Terlatih yang
Mendapatkan Pekerjaan 70 %
2. Persentase Besaran Tenaga Kerja yang Dilatih
Berwirausaha Dapat Mandiri 70 %
23 3) Program Penempatan Tenaga Kerja
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase Pencari Kerja yang Terdaftar dan
Ditempatkan 4.13 %
2. Persentase Daya Serap Tenaga Kerja 59.09 %
4) Program Hubungan Industrial
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase besaran kasus yang diselesaikan
dengan perjanjian bersama ( PB ) 50 %
2. Persentase angka sengketa pengusaha dan pekerja 1,24 % 3. Persentase besaran pekerja/buruh yang menjadi
peserta jamsostek 46,81 %
4. Persentase perselisihan buruh dan pengusaha
terhadap kebijakan pemerintah daerah 100,00 %
5) Program Pengawasan Ketenagakerjaan
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase penurunan kecelakaa kerja dan
penyakit akibat kerja 85 %
2. Persentase penurunan resiko kerusakan peralatan di perusahaan
90 % 3. Persentase kepatuhan norma
ketenagakerjaan 80 %
c). Bidang Ketransmigrasian.
1) Program Perencanaan Kawasan Transmigrasi
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Jumlah lokasi transmigrasi yang diklarifikasi
terhadap tata batas kawasan hutan 100,00 %
2) Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase Penempatan Transmigrasi 100,00 %
24 3) Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi
No Uraian Target Indikator Kinerja
Tahun 2022 1. Persentase Pembinaan Transmigrasi 100,00 %
4.2. Pendanaan Perangkat Daerah
Sumber pendanaan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2022 hanya memuat usulan yang menggunakan APBD. Secara garis besar, jumlah usulan anggaran terdiri dari :
1.
2.
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
=
= Rp.
Rp.
27.827.986.314,57 9.545.571.800,00
Adapun rincian usulan masing-masing belanja per program dapat diuraikan sebagai berikut :
NO U R A I A N RENCANA
ANGGARAN (Rp)
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 27.827.986.314,57
1. Gaji, Tunjangan dan Tambahan Penghasilan ASN 27.827.986.314,57
B BELANJA LANGSUNG 9.545.571.800
1. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah Provinsi 3.790.492.200
2. Program Perencanaan Tenaga Kerja 50.000.000
3. Program Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja 2.765.599.600
4. Program Penempatan Tenaga Kerja 945.000.000
5. Program Hubungan Industrial 1.100.000.000
6. Program Pengawasan Ketenagakerjaan 700.000.000
7. Program Perencanaan Kawasan Transmigrasi 50.000.000 8. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi 97.165.000 9. Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi 47.315.000
JUMLAH A+B 37.373.558.114,57
25 BAB V
P E N U T U P
Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022 adalah dokumen perencanaan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan yang disusun untuk jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran.
Dalam rangka pelaksanaan Rencana Kerja nantinya, ketersediaan anggaran sangat berperan penting dalam mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Oleh karena itu, kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan yang menjadi program prioritas baik pemerintah daerah maupun OPD. Selain itu juga merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan bagi pemangku kepentingan ( masyarakat dan swasta ) karena mengingat keterbatasan dukungan anggaran daerah.
Demikian Rencana Kerja ( RENJA ) Tahun 2022 ini disusun sebagai pelaksanaan kegiatan dan tugas–tugas di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan untuk selanjutnya di laksanakan sesuai dengan rencana.
Makassar, Juli 2021 KEPALA DINAS
Ir. ANDI DARMAWAN BINTANG, M.DevPlg Pangkat Pembina Utama Madya
NIP. 19670427 199303 1 015
26
L A M P I R A N
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
\
2021 2022 2023
- Nilai SAKIP OPD 81% 85% 91%
- Persentase ASN nilai SKP kategori baik 100% 100% 100%
- Persentase temuan material 4% 3% 3%
MAKASSAR, Juli 2021
KEPALA DINAS
Ir. ANDI DARMAWAN BINTANG, M.DevPlg Pangkat Pembina Utama Madya
NIP. 19670427 199303 1 015
TUJUAN OPD SASARAN OPD
TARGET KINERJA SASARAN / PROGRAM PADA TAHUN KE -
INDIKATOR SASARAN
“Sulawesi Selatan yang inovatif,
produktif, kompetitif, inklusif dan berkarakter ”
(1) Pemerintahan yang Berorientasi Melayani, Inovatif dan Berkarakter
(1) Meningkatnya Akuntabilitas Perangkat Daerah
(1) Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perencanaan dan Pengelolaan
Keuangan Perangkat Daerah
(3) Meningkatnya pembangunan kawasan dan kesejahtaeraan
masyarakat transmigrasi - TABEL
INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2022
VISI KEPALA
DAERAH MISI KEPALA DAERAH
Persentase pembinaan warga transmigrasi
-
(2) Optimalnya Penanganan Masalah Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian
(2) Meningkatnya Kualitas Perencanaan Tenaga Kerja
Persentase Dokumen Perencanaan yang Tersusun
-
(6) Meningkatnya produktivitas perusahaan dalam rangka terwujudnya
kesejahteraan pekerja / buruh (7) Meningkatnya pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan
pekerja / buruh
- Jumlah penyerapan tenaga kerja 100.000 orang 100.000 orang (4) Meningkatnya keterampilan /
kompetensi tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja
(5) Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
disektor formal dan informal
Tingkat produktifitas tenaga kerja Rp. 87.882.496 Rp. 90.664.371 Rp. 93.325.387
( 3 ) Pembangunan Pusat- Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru yang
Produktif
9%
100% 100% 100%
100% 100% 100%
19.21%
100.000 orang
- Persentase penanganan kasus 12,8% 16,01%
kecelakaan kerja
- Persentase kenaikan upah per tahun 8,6% 8,8%
2019 2020 2021 2022 2023
1.3.1(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
Tenaga kerja dan
transmigrasi % 71,23 63.55% 71.30 71,37 71,44 71,51 71,58
8.3.1*
Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, berdasarkan
jenis kelamin.
Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi % 42.79 42.35 43.20 45.10 44.10 45.60 45.90
target terlalu rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain dan capaian
bps Laki-Laki 22.59 23.30 23.57 23.43 24.02 24.21
Perempuan 19.76 19.90 21.53 20.67 21.58 21.69
8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi % 37.63 39,87 38.33 40,39 40,86 41,26 41,61
8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian.
Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi % 2.17 2.88 1.98 2,85 2,82 2,78 2,73
target terlalu rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain dan capaian
bps
8.6.1*
Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak sekolah, bekerja
atau mengikuti pelatihan (NEET).
Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi % 42.43 40,22 41.83 41,53 41,22 40,91 40,59
8.9.2*
Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi terhadap
total pekerja.
Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi % 18.14 3,73 18.20 18,23 18,25 18,29 18,33
9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur.
Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi % 7.31 8,93% 7.57 8.16 8.51 8.92 9.33
INDIKATOR KINERJA SUISTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2019-2023
Kode
Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline
(2017)
Capaian 2019
Target Pencapaian
ket
2019 2020 2021 2022 2023 Kode
Indikator Target/Indikator Sumber Data Satuan Baseline
(2017)
Capaian 2019
Target Pencapaian
ket
10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
Tenaga kerja dan
transmigrasi % 71,23 63.55% 71.30 71,37 71,44 71,51 71,58
Ir. ANDI DARMAWAN BINTANG, MDevPlg Pangkat Pembinan Utama Madya
NIP. 196704271993041015 KEPALA DINAS
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Makassar, Juli 2021