• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebuah virus yang berasal dari Kota Wuhan Cina sudah masuk dan tersebar di Indonesia sejak awal tahun 2020 lalu. Sars-cov-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan virus yang sangat berbahaya. Presiden Joko Widodo menetapkan virus Covid-19 sebagai bencaana Nasional yang ditetapkan dalam keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam. Penyebaran Virus covid-19 sebagai bencana Nasional. Keputusan tersebut memiliki Empat poin, pertama, menetapkan Sars-cov-2 sebagai bencana Nasional non alam. Kedua, penanggulangan bencana Covid-19 ini diaksanakan oleh gugus tugas penanganan Covid-19 dengan bekerja sama antar pemerintah, kementrian dan Lembaga. Ketiga, Gubernur, Bupati dan Wali Kota menjadi ketua gugus tugas penanganan Covid-19 di daerah masing-masing. Akan tetapi tetap mengikuti kebijakan pemerintah pusat. Keempat, keputusan itu ditetapkan pada tanggal Senin, 13 April 2020 (Arifin, 2020).

Virus ini menjadi sangat berbahaya karena penularan yang sangat cepat.

Penularan bisa terjadi diakibatkan berjabat tangan, bersin, kontak erat dengan penderita Covid-19, dan juga berpapasan. Oleh sebab itu, pemerintah melakukan penerapan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Di Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kasus kematian terbesar dari wabah virus Covid- 19 ini. Angka kematian dari tahun ke tahun memiliki grafik yang berbeda pun juga kasus positif dan kesembuhan pasien Covid-19 juga berbeda-beda. 141,585 jiwa (3,4%) kasus meninggal, 4,027,548 jiwa (95,7%) kasus kesembuhan, 40,270 jiwa (1,0%) kasus aktif positif Covid-19, data tersebut diperoleh dari website resmi Covid19.go.id per tanggal 27 september 2021.

Sudah dua tahun berjalan kita hidup berdampingan dengan wabah tersebut.

Sejak awal Indonesia sudah mengupayakan pencegahan dari pemerintah, mulai dari Work From Home (bekerja dari rumah) dan belajar dari rumah. Tidak hanya itu pemberlakuan penyekatan dan pembatasan kegiatan masyarakat juga sudah diupayakan. Sejak pertama kali penutupan total akses di setiap wilayah pada

(2)

2 Maret 2020 lalu. Pemerintah juga mengadakan vaksinasi massal pada seluruh masyarakat di Indonesia, ini merupakan agenda utama yang di intruksikan oleh pemerintah sebagai bentuk penanggulanagan pandemi Covid-19. Tujuan diadakannya vaksinasi Covid-19 adalah untuk mengurangi angka positif dan kematian disebabkan kasus virus Covid-19. Serta dapat meningkatkan kekebalan imun tubuh, dan melindungi masyarakat dari Covid-19. Sehingga dapat menjaga masyarakat dan perekonomian. Pemerintah bekerja sama dengan seluruh tim tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, juga instansi-instansi yang turut membantu mengadakan vaksinasi, seperti perguruan tinggi, perusahaan, Polisi dan juga TNI.

Vaksinasi tersebut terus berlanjut hingga saat ini. Vaksinasi pertama dengan dosis Sinovac sudah dilaksanakan dengan rincian 87,162,526 jiwa yang telah melakukan vaksin dosis pertama, dan tetap berlanjut hingga saat ini jika persediaan masih ada. 48,915,476 jiwa yang telah melakukan vaksin dosis kedua yaitu Oxford-Astrazaneca, dan 909,407 jiwa sudah melakukan vaksin dosis ketiga yaitu vaksin Moderna.

Pemberian vaksin terus diupayakan, karena masih banyak dari sekian juta jiwa masyarakat Indonesia yang belum melakukan vaksin, kendala dalam pemberian vaksin tersebut disebabkan oleh beberapa factor. Seperti adanya isu negatif tentang vaksin di masyarakat, hal itu muncul disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima masyarakat dan juga adanya keraguan di dalam diri masyarakat. Terlebih munculnya berita-berita terjadinya korupsi dana bantuan sosial (Bansos) pada Menteri Indonesia. Tidak hanya di Indonesia penolakan vaksinasi Covid-19 juga banyak terjadi di negara-negara besar. Penolakan tersebut terjadi karena meragukan keefektifan dari vaksin tersebut. Bagian ini yang disebut dengan golongan anti-vaksin.

Penolakan vaksin covid-19 ini menyebabkan Presiden Joko Widodo akhirnya mengeluarkan Peraturan Presiden sebagai berikut : Peratutan Presiden No 14 Tahun 2021 tentang pengadaan vaksin Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Pasal 13A ayat (4) peraturan presiden ini terbit untuk mengatur masyarakat yang sudah ditetapkan sebagai penerima vaksin akan tetapi tidak mau untuk di vaksin Covid-19 maka akan deberikan sanksi. Sanksi tersebut seperti

(3)

3 diberhentikan menjadi penerima bantuan sosial. Ahmad Riza Patria sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta menyatakan barang siapa warga ibu kota yang menolak vaksinasi Covid-19 akan mendapatkan sanksi berlapis, sanksi berlapis tersebut adalah denda sebesar lima ratus rupiah dan tidak akan menerima bantuan sosial secara tunai. (Hamdi, 2021).

Sedangkan untuk di skala masyarakat Desa penolakan pemberian vaksin Covid-19 juga terjadi, hal ini juga dibenarkan oleh Dr. Nanang Suyanto Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pamekasan, beliau mengungkapkan Capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pamekasan hingga Jumat, 17 September 2021 masih mencapai 12,66%. Hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat yang menolak divaksin terutama masyarakat di desa.

Mayoritas yang sudah menerima vaksin Covid-19 dari kalangan pelayanan publik dan tenaga kesehatan, yang paling rendah di masyarakat umum dan masyarakat yang rentan. Tidak sampai 10% dari kalangan masyarakat umum yang sudah divaksin. Sementara capaian vaksinasi dengan sasaran remaja masih mencapai 3,21%. Penyebab utamanya dikarenakan penolakan dari orang tua siswa. Karena dari sekolah dibuatkan persetujuan dari orang tua dan ternyata banyak orang tua yang menolak untuk divaksin. Selain itu, juga banyak pesantren yang menolak untuk melakukan vaksinasi bagi santrinya. Padahal Pesantren merupakan kelompok mayoritas di Pamekasan (KarimataFM, 2021).

Sedangkan di daerah Kecamatan penolakan juga marak ditemui hal ini juga dibenarkan oleh salah satu tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Batumarmar yaitu Hartono, SKM mengatakan bahwa masyarakat Batumarmar masih banyak menerima kabar bohong atau yang sering kita dengar dengan kata Hoax sehingga pemberian vaksinasi mengalami hambatan.

Penolakan vaksin juga bisa disebabkan oleh faktor budaya. Seperti masyarakat Madura yang masih percaya pada pengobatan alternatif. Namun, pemerintah Indonesia tetap mengupayakan pemberian vaksin terhadap masyarakat Indonesia. Pemberian vaksin bisa dimulai dari aparat negara dan pejabat-pejabat serta para tenaga Kesehatan. Semua sesuai intruksi dari Kementerian Kesehatan,

(4)

4 selaku pemberi komando kepada bawahannya seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik-klinik yang bisa menyediakan vaksin Covid-19 ini. Salah satu Puskesmas yang ikut serta mensukseskan program vaksinasi ini yaitu Puskesmas Batumarmar yang terletak di jalan Raya Tamberu Agung, Batumarmar, Lonpao Daya, Blaban, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan melaksanakan pendistribusian vaksin Covid-19 pada 27 Januari 2021. Pendistribusian vaksin Covid-19 ke Puskesmas-puskesmas dikawal ketat oleh polisi dan juga TNI. Puskesmas Batumarmar membantu penyaluran vaksinasi Covid-19, sampai saat ini program vaksinasi ini tetap berlanjut dan buka setiap hari Pada jam 08.00 – 11.00 WIB.

Tidak hanya itu, Puskesmas Batumarmar juga melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar-pasar dan tempat ibadah.

Menurut data yang peneliti peroleh dari website resmi Dinas kesehatan Kabupaten Pamekasan pada November 2021. Dibandingkan dengan beberapa Puskesmas yang berada di Kabupaten Pamekasan lainnya, seperti : Puskesmas Waru dengan jumlah total pemberian vaksin covid-19 1,898 dengan rincian dosis pertama sebanyak 1,075 dan dosis kedua sebanyak 823. Selanjutnya Puskesmas Pasean dengan jumlah total pemberian vaksin sebanyak 1,647 dengan rincian pemberian dosis pertama sebanyak 1,125 dosis kedua sebanyak 509 dan dosis ketiga sebanyak 13. Sedangkan untuk Puskesmas Batumarmar sendiri mendapatkan jumlah total pemberian vaksin covid-19 sebanyak 2,153 dengan rincian pemberian vaksin dosis pertama sebanyak 1,306 dan dosis kedua sebanyak 847.

Untuk Puskesmas Batumarmar sendiri dengan jumlah Masyarakat 72.012 Jiwa memiliki cakupan target pencapaian vaksinasi sebesar 43.207 jiwa. Hingga Februari 2022 pemberian vaksin telah mencapai 15.541 jiwa. Dengan rincian pemberian vaksin dosis pertama sebanyak 12.152 dosis ke dua sebanyak 3.251 dan dosis ke tiga 138.

Wilayah kerja Puskesmas Batumarmar ada 13 desa yang tersebar di kecamatan batumamar. Sedangkan untuk puskesmas lainnya seperti Puskesmas Waru wilayah kerjanya hanya lima Desa. Puskesmas Pasean melayani delapan

(5)

5 Desa. Oleh karena itu pihak Puskesmas Batumarmar masih memiliki tugas untuk tercapainya program vaksinasi Covid-19 ini. Dalam program pemberian vaksinasi ini butuh yang Namanya pemberitahuan atau semacam publikasi terhadap masyarakat. Ini merupakan salah satu jalan untuk mensukseskan gerakan vaksinasi ini. oleh sebab itu Puskesmas Batumarmar harus melakukan komunikasi Kesehatan dengan baik. Komunikasi Kesehatan tersebut bisa dikemas menjadi kegiatan kampanye atau sosialisasi. Karena kegiatan tersebut sangat penting dalam pemberian informasi pada khalayak untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adanya komunikasi Kesehatan tentunya memiliki tujuan yang sudah direncanakan. Untuk itu penelitian ini disusun oleh penulis untuk mengetahui apa saja proses Komunikasi Kesehatan yang telah dilakukan oleh Puskesmas Batumarmar dalam menyalurkan informasi vaksin Covid-19. Serta mengetahui peluang dan kendala apa saja yang ditemui dilapangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana komunikasi kesehatan Puskesmas Batumarmar dalam mengampanyekan vaksinasi Covid-19?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui komunikasi Kesehatan Puskesmas Batumarmar dalam mengampanyekan vaksinasi Covid-19

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Manfaat yang diharapkan terbagi menjadi dua macam diantaranya: . a. Manfaat akademis

Manfaat yang pertama yaitu peneliti berharap tulisan ini bisa dijadikan sebuah sarana untuk mengembangkan teori atau keilmuan dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya Ilmu Komunikasi Kesehatan.

Dalam konteks Komunikasi Kesehatan Puskesmas Batumarmar dalam mengampanyekan vaksinasi Covid-19

b. Manfaat praktis

(6)

6 Kedua, manfaat praktis peneliti berharap hasil tulisan ini dapat digunakan sebagai sumber wacana mengenai komunikasi kesehatan Puskesmas Batumarmar dalam mengampanyekan vaksinasi Covid-19 dalam Masyarakat agar menjadi bekal ataupun evaluasi bagi puskesmas lain atau yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis diperoleh grain size pelet U02 sinter Cirene sebesar 7,9 11mdan pelet PWR sebesar 6,9 11m.Sedangkan porositas pelet Cirene adalah 12,4% dan pelet PWR adalah

Terkait dengan hal tersebut di atas, maka telaah kurikulum menjadi salah satu parameter akademik yang senantiasa perlu dilakukan sehingga tingkat kompetensi mahasiswa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

Distribusi rata-rata frekuensi indeks DMF dapat dilihat pada Tabel 3, dimana dapat diketahui bahwa sebagian responden memiliki gigi yang mengalami kerusakan berat

dengan menggunakan Unity 3D ini tidak hanya mudah dalam menggunakan atau mengerjakan suatu pekerjaaan, tetapi aplikasi Unity 3D ini juga dapat bekerja dengan aplikasi lainnya

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang peristiwa yang terjadi pada saat perumusan dasar negara, siswa dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi pada saat perumusan

Setelah selesainya pelatihan ini, para peserta diharapkan akan mempunyai ide-ide dan pemikiran baru yang lebih baik tentang bagaimana menggunakan berbagai macam tools

(RESPIRATORY INSUFFICIENCY) Gangguan napas hebat, mengganggu kegiatan harian, dapat diukur dari mekanik pernapasan dan atau pertukaran gas (Respiratory disturbance, strong enough