• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pem 0809289 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pem 0809289 chapter1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat

penting. Asupan gizi yang diterima anak pun harus yang terbaik karena akan

mempengaruhi perkembangan otak sang anak dan kecerdasannya. Zat gizi anak

diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui zat-zat gizi yang diperoleh dari

makanan dan melalui zat gizi yang tidak diperoleh dari makanan, seperti susu.

Rendahnya konsumsi susu di Indonesia membuat gizi anak kurang tercukupi.

Secara nasional, jumlah penderita kurang gizi pada tahun 2007 adalah sebesar

18,4 persen. Pada tahun 2011, jumlah ini menurun sebesar 0,5 persen menjadi

17,9 persen. Selain itu, penurunan pun terjadi pada jumlah penderita gizi buruk

yaitu dari 5,4 persen pada tahun 2007 menjadi 4,9 persen tahun 2011. Walaupun

secara nasional terjadi penurunan prevalensi masalah gizi pada balita, tetapi masih

terdapat kesenjangan antar provinsi. Terdapat 18 provinsi yang memiliki

prevalensi gizi kurang dan buruk diatas prevalensi nasional dan jumlah tersebut

tidak bisa diabaikan. (Sumber:www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/2010/).

Gizi buruk tidak terlepas dari kemiskinan, pendidikan rendah dan

kesempatan kerja rendah. Ketiga hal itu mengakibatkan kurangnya ketersediaan

(2)

kurangnya asupan gizi dan balita sering mengalami infeksi penyakit, padahal gizi

yang terkandung dalam susu merupakan salah satu sumber protein yang penting

untuk pertumbuhan anak.

Manusia dalam kehidupannya akan mengalami suatu tahap, yaitu tahap

lima tahun pertama yang merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia,

inilah yang disebut masa emas. Pada masa ini, perubahan dalam kemampuan

terbesar terjadi pada balita, termasuk pertumbuhan otak yang paling pesat, setelah

itu pertumbuhan otak akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Secara

umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan perkembangan

otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein)

dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Susu berperan dalam proses

pembentukan tulang.

Sumber: www.meadjohnson.co.id/our-brands/enfa/enfagrow-a- Gambar 1.1

Perkembangan Otak Anak

Selama masa 3 tahun pertama kehidupan seorang anak, otak tumbuh dan

berkembang pesat. Nutrisi dan stimulasi yang tepat dibutuhkan untuk mendukung

perkembangan otaknya, terutama dalam kemampuan seperti memori, daya

(3)

belajar sang anak. Selain itu, anak juga membutuhkan nutrisi yang mendukung

daya tahan tubuhnya. Anak dengan ketahanan tubuh yang lebih baik akan

membantu dalam proses belajar yang lebih banyak, di mana saja dan mendukung

kemajuan belajar sang anak.

Indonesia terdiri dari empat segmen, yaitu segmen infant, specialty regular,

children dan adult. Segmen infant yaitu segmen susu bagi bayi yang berusia 0-6

bulan. Pada segmen ini, susu yang diberikan untuk bayi harus sesuai dengan

nutrisi yang dibutuhkan bayi agar pertumbuhannya optimal. Segmen kedua, yaitu

segmen specialty regular. Segmen ini merupakan segmen susu anak tahap dua,

dimana usia anak telah mencapai 6-12 bulan. Nutrisi yang dibutuhkannya pun

bertambah banyak sesuai dengan bertambahnya usia anak. Segmen selanjutnya

(4)

tiga (1-3 tahun), susu anak tahap empat (3-6 tahun), dan susu anak tahap lima (6

tahun ke atas). Pada tahap empat dan lima, anak sudah mulai mengenal dan

membedakan cita rasa susu yang disukainya. Segmen terakhir yaitu segmen adult

yang dikhususkan untuk ibu-ibu hamil/menyusui. Mengingat kebutuhan nutrisi

pada tiap tahap dan segmen yang berbeda, produsen susu mengklasifikasikan

produk susu sesuai segmentasi dan tahap-tahap tersebut.

Berdasarkan data Tabel 1.1, susu dengan segmen anak melebihi

pertumbuhan total seluruh susu di Indonesia. Secara umum pertumbuhan susu

secara volume adalah sebesar 6,6 persen, sedangkan dari segi nilai adalah 1,8

persen. Sementara itu, susu dengan segmen anak dari segi volume tumbuh 9,9

persen dan dari segi nilai tumbuh 6,9 persen pada tahun 2010 (Sumber: Nielsen

Indonesia 2010). Susu anak terdiri dari 3 kategori seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 1.2.

dengan susu pasteurisasi. Susu jenis ini menggunakan teknologi pemanas dengan

temperatur yang berbeda dan memperhitungkan waktu pemanasan yang bertujuan

No Jenis Susu Olahan untuk Anak

1 Susu cair siap konsumsi

(susu UHT, susu pasteurisasi, susu sterilisasi) 2 Susu bubuk

(5)

untuk meminimalisasi mikroorganisme patogen namun tetap menjaga keutuhan

kandungan gizinya.

Susu sterilisasi merupakan susu yang telah mengalami pemanasan pada

suhu tinggi yaitu 121 derajat celcius dengan tekanan 15 psi, selama 10 detik atau

pada suhu 134 derajat celcius selama 1 detik. Susu bubuk adalah bubuk yang

dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih

lama daripada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan

uap airnya sangat rendah.

Susu kental manis adalah susu sapi yang airnya dihilangkan dan

ditambahkan gula sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan dapat

bertahan selama satu tahun bila tidak dibuka. Dilihat dari proses pembuatan dan

kandungan gizi yang berbeda, pemberian susu pada anak perlu disesuaikan

dengan usia dan tahap tumbuh kembang anak.

Pada usia batita (bayi tiga tahun) formasi (pembentukan) tulang lebih

besar dari resorbsi (peluruhan) sehingga dibutuhkan asupan kalsium yang tinggi.

Masa batita merupakan masa yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak

karena pada saat anak berusia dua tahun, otak akan terbentuk dan memiliki berat

sekitar 1200gram. Selain itu masa batita adalah masa yang sangat tepat untuk

absorbsi (penyerapan) kalsium. Kemampuan absorbsi kalsium pada anak-anak

adalah sebesar 75 persen sedangkan pada orang dewasa adalah sebesar 20 hingga

40 persen. Oleh sebab itu, pemberian konsumsi susu pada masa batita sangat

(6)

Banyaknya merek susu anak usia 1-3 tahun yang ada di pasaran membuat

produsen susu anak bersaing untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya.

Persaingan bisnis membuat para produsen susu batita harus memahami benar

keinginan konsumennya, sehingga mampu menerapkan pelayanan yang sesuai

dengan keinginan tersebut dan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Banyaknya jenis pilihan merek susu anak usia 1-3 tahun yang ada di pasaran saat

ini dengan keunggulan dan karakteristik masing-masing produk yang ditawarkan

membuat konsumen dapat memilih produk mana yang cocok dan baik untuk

dikonsumsi. Selain itu, harga yang ditawarkan oleh para produsen susu pun

semakin bervariasi, maka strategi promosi yang dilakukannya harus selalu kreatif

dan inovatif. Hal ini semata-mata untuk membuat konsumen tertarik dan memilih

produk susu tertentu sebagai merek susu terbaik di benak mereka. Pihak produsen

dituntut untuk menciptakan produk berkualitas yang sesuai dengan harapan dan

keinginan konsumen, serta harus melakukan upaya-upaya pemasaran yang efektif.

Produsen susu bersaing untuk menjadi yang terdepan sebagai pemimpin pasar

susu bubuk anak. Beberapa nama produsen dan merek produk susu bubuk anak

usia 1-3 tahun yang beredar di pasaran Indonesia tahun 2011-2012 ditunjukkan

(7)

Tabel 1.3

Produsen dan Merek Produk Susu Anak Usia 1-3 Tahun yang Beredar di Pasaran Indonesia Tahun 2011-2012

No. Produsen Susu Merek

1 Nutricia Indonesia Sejahtera (Danone Group) Nutrilon 3, Bebelac 3

2 Sari Husada (Danone Group) Vitalac 3, SGM 3

3 Nestle Indonesia Dancow Batita, Dancow 3+, Nan 3, Lactogen 3

4 Morinaga Chilkid, Chilkid Platinum

5 Frisian Flag Indonesia Bendera 123

6 Indomilk Indomilk BioKids 123

7 Wyeth Indonesia S26 Procal, S26 Procal Gold

8 Abbott Indonesia Pediasure, Gain Plus Advance

9 Mead Johnson Indonesia Enfagrow A+, Sustagen Junior 1+

Sumber: Kontan magazine, data diolah.

Data pada tabel 1.3 menunjukkan besarnya persaingan susu anak usia 1-3

tahun di pasar Indonesia. Kondisi ini membuat para produsen susu anak harus

selalu melakukan perbaikan pemasaran dalam rangka memenangkan persaingan

tersebut. Persaingan dalam merebut pangsa pasar terus terjadi dari tahun ke tahun.

Berdasarkan target konsumennya, pasar susu anak di Indonesia

diklasifikasikan menjadi susu kelas premium dan kelas biasa seperti ditunjukkan

pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4

Pasar Susu Bubuk Anak Berdasarkan Target Konsumen 2009-2011

Sumber: Departemen Riset IFT dan sumber lainnya, 2012.

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui bahwa pangsa pasar untuk kelas

premium hanya berjumlah sepertiga dari total pangsa pasar susu bubuk di

Indonesia. Sisanya, dikuasai oleh produsen susu kelas biasa. Nestle Indonesia

No. Kelas Susu Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1. Kelas Premium 27% 30% 33%

(8)

tercatat menjadi pemimpin pasar susu kelas biasa, dan Danone Group menjadi

penguasa pasar premium. Untuk susu kelas premium, sejumlah merek susu bubuk

yang diproduksi perusahaan multinasional, seperti Fonterra, Abbot, Wyeth, Mead

Johnson, dan Nutricia (Danone Group) bersaing ketat. Diantara kelima

perusahaan multinasional yang memfokuskan pangsa pasarnya di kelas premium,

ternyata Mead Johnson salah satu perusahaan yang pangsa pasarnya kecil.

Dapat dilihat bahwapersaingan antara produsen susu anak sangatlah ketat.

Hal ini membuat sejumlah produsen multinasional berupaya keras meraih

konsumen sebanyak-banyaknya agar mampu memperluas pangsa pasar dan

mendapatkan konsumen yang loyal terhadap produknya. Salah satu upayanya

yaitu melakukan diversifikasi varian susu untuk merek yang sama serta bersaing

mengenai penekanan kandungan energi yang tersimpan dalam produk susu yang

ditawarkan. Perilaku konsumen yang cenderung brand minded, mendorong

perusahaan untuk menciptakan sebuah merek yang berbeda untuk setiap produk

yang dihasilkannya dan berusaha menjadikan merek tersebut dikenal konsumen.

Sehingga berbagai strategi pemasaran yang dilakukan mengarah kepada

pengenalan merek dan pada akhirnya memiliki konsumen yang loyal terhadap

merek tersebut.

Loyalitas pelanggan ditunjukkan dengan dilakukannya kegiatan membeli

produk secara berulang-ulang dan cenderung tidak ingin berpindah ke merek lain.

Loyalitas pelanggan dapat dilihat dari kesetiaan pelanggan tersebut dalam

menggunakan suatu produk dan keengganan berpindah ke merek produk susu

(9)

dapat dilihat dari menurunnya jumlah pelanggan susu Enfagrow A+ di Indonesia,

salah satunya di Bandung.

Pelanggan susu Enfagrow A+ adalah ibu-ibu yang memiliki kartu member

sebagai bukti keanggotaan EnfaClub. EnfaClub merupakan wadah atau komunitas

yang diperuntukan bagi para Ibu yang selama ini setia menggunakan produk dari

Mead Johnson Nutrition, yaitu EnfaMama A+, Enfagrow A+ dan Enfakid A+.

Enfa Club yang didirikan pada 24 April 2010 berlokasi di empat kota besar, yaitu:

Jakarta (dan Bodetabek), Bandung, Surabaya dan Medan. Bandung merupakan

salah satu kota besar yang memiliki jumlah member EnfaClub dengan jumlah

yang tidak sedikit di Indonesia.

Hasil pra penelitian yang telah dilakukan kepada 30 orang responden di

salah satu wilayah di Bandung, yaitu Sukajadi dapat diketahui jumlah pelanggan

yang loyal terhadap susu Enfagrow A+.

Sumber: Hasil Pra Penelitian.

Gambar 1.2

Loyalitas Pelanggan Susu Bubuk Enfagrow A+ di Sukajadi

(10)

Gambar 1.2 menunjukkan persentase pelanggan yang tidak menggunakan

susu Enfagrow A+ pada saat anak berusia dua tahun dan tiga tahun adalah sebesar

60 persen atau sebanyak 18 orang. Sebanyak 12 orang atau sebesar 40 persen

pelanggan susu bubuk Enfagrow A+ masih menggunakan susu yang sama pada

saat usia anak mereka dua tahun dan tiga tahun. Hal tersebut mengindikasikan

masih rendahnya tingkat loyalitas pelanggan susu bubuk anak Enfagrow A+ di

Sukajadi.

Loyalitas yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang

efektifnya strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. PT. Mead Johnson

Indonesia sebagai produsen susu yang memproduksi susu bubuk anak Enfagrow

A+ harus melakukan strategi-strategi yang efektif untuk dapat terus bersaing

dalam kategori susu bubuk anak kelas premium, seperti strategi dalam

membangun hubungan dengan pelanggan. Salah satunya melalui manajemen

hubungan pelanggan, atau yang lebih dikenal dengan CRM (Customer

Relationship Management).

Customer Relationship Management yang dilakukan oleh Mead Johnson

Indonesia sebagai produsen susu yang memproduksi susu anak Enfagrow A+

bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan serta

untuk menciptakan nilai yang superior bagi perusahaan dan pelanggan. CRM

yang dilakukan oleh Mead Johnson Indonesiatersebut diantaranya membuat klub

khusus Enfa Club bagi pelanggan susu Enfagrow A+, Enfakid, Enfamil, dan

EnfaMama. Selain itu, Mead Johnson Indonesia memberikan penawaran khusus

(11)

A+ dan Enfakid A+ pada periode tertentu, memberikan informasi edukatif

mengenai kehamilan, perkembangan anak, nutrisi anak, dan pola asuh anak

melalui E-Newsletter Enfa A+ Friends, memberikan konsultasi online gratis,

memberikan layanan SMS tumbuh kembang dan info terbaru dari Enfa Club,

mengadakan member gathering dan melakukan kerjasama dengan pihak lain

untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan diantaranya dengan pusat

kebugaran olahraga anak, bekerjasama dengan para dokter ahli, dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dilihat bahwa

Customer Relationship Management sangat penting dalam mempengaruhi

loyalitas pelanggan. Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut permasalahan tersebut. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul:

”Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas

Pelanggan Susu Bubuk Anak Enfagrow A+ (Survey Pada Member Enfa Club

yang Berlangganan Susu Enfagrow A+di Sukajadi)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Persaingan bisnis susu pertumbuhan anak usia 1-3 tahun mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai upaya dilakukan oleh sejumlah

produsen susu untuk meraih konsumen sebanyak-banyaknya agar mampu

memperluas pangsa pasar dan mendapatkan konsumen yang loyal terhadap

produknya. Diantaranya dengan melakukan diversifikasi varian susu untuk merek

(12)

dalam produk susu yang ditawarkan. Apabila perusahaan ingin menarik,

mempertahankan dan meningkatkan pelanggan, maka perusahaan perlu

meningkatkan kinerja pemasaran produknya dengan tetap fokus kepada tingkat

kepuasan pelanggan yang merupakan kunci terciptanya loyalitas.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah

penelitian diidentifikasi sebagai berikut. Mead Johnson merupakan perusahaan

multinasional yang fokus memasarkan produknya di kelas premium berdasarkan

target konsumen. Penurunan pangsa pasar yang terjadi dari tahun 2009-2011

menunjukkan perusahaan ini mulai mengalami permasalahan yang cukup serius.

Jumlah pengguna susu Enfagrow A+ di Sukajadi berdasarkan hasil pra penelitian

menunjukkan masih adanya pelanggan yang tidak setia terhadap EnfagrowA+.

Maka, dapat diindikasikan adanya pengurangan jumlah pelanggan yang loyal

terhadap produk Mead Johnsonyang memproduksi susu Enfagrow A+.

Menurunnya loyalitas pelanggan susu bubuk Enfagrow A+ diduga

disebabkan oleh pelaksanaan CRM Mead Johnson Indonesia selaku produsen

Enfagrow A+ yang belum maksimal. Menurut Baran, Galka dan Strunk

(2008:345) CRM terdiri dari acquisition, retention, dan winback strategies.Mead

Johnson Indonesiadalam praktik pemasarannya kurang terpusat pada pengelolaan

hubungan jangka panjang dengan pelanggan sehingga pelanggan merasa kurang

puas dengan pelaksanaan CRM yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya

melalui strategi retention.Strategi retention merupakan suatu strategi CRM yang

didasarkan pada manfaat dari hubungan yang dibina dengan pelanggan dalam

(13)

Mead Johnsondalam pelaksanaan strategi retention (khususnya dari aspek

ikatan humanistic) dinilai pelanggan belum maksimal. Hal ini terbukti dari

banyaknya keluhan para member EnfaClub mengenai pelayanan yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kurangnya intensitas dalam memberikan

layanan konsultasi gratis via sms dan layanan konsultasi bebas pulsa yang sangat

jarang dapat dihubungi oleh para member EnfaClub. Hal ini mengakibatkan

menurunnya loyalitas pelanggan pada susu bubuk anak Enfagrow A+.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk memfokuskan penelitian ini,

maka dibuat rumusan masalah. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dibuat

tidak menyimpang dari arah tujuan penelitian, serta dapat diketahui sejauh mana

penelitian ini dapat digunakan. Rumusan masalah tersebut yaitu:

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan Customer Relationship Management

yang dilakukan oleh Mead Johnson Indonesia sebagai produsen susu

bubuk anak Enfagrow A+?

2. Bagaimana gambaran tingkat loyalitas pelanggan susu bubuk Enfagrow

A+ di Sukajadi?

3. Bagaimana pengaruh Customer Relationship Management terhadap

loyalitas pelanggan susu bubuk Enfagrow A+ di Sukajadi?

1.3 Tujuan Penelitian

(14)

1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Customer Relationship

Management yang dilakukan oleh Mead Johnson Indonesia sebagai

produsen susu bubuk anak Enfagrow A+.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat loyalitas pelanggan susu bubuk

Enfagrow A+ di Sukajadi.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Customer Relationship

Management terhadap loyalitas pelanggan susu bubuk Enfagrow A+ di

Sukajadi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu

pemasaran khususnya mengenai Customer Relationship

Management (CRM) serta pengaruhnya terhadap loyalitas

pelanggan susu bubuk anak berusia 1-3 tahun.

2. Kegunaan Praktis

Bagi Mead Johnson selaku produsen Enfagrow A+, sebagai bahan

pertimbangan penyusunan strategi pemasaran yang tepat dan untuk

mengetahui apakah Customer Relationship Management (CRM)

mampu meningkatkan loyalitas pelanggan susu bubuk Enfagrow

Gambar

Tabel 1.2.
Tabel 1.4 Pasar Susu Bubuk Anak Berdasarkan Target Konsumen 2009-2011
Gambar 1.2 Loyalitas Pelanggan Susu Bubuk Enfagrow A+  di Sukajadi
Gambar 1.2 menunjukkan persentase pelanggan yang tidak menggunakan

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penilaian adalah perlunya  penyesuaian terhadap model dan

(counter produktiv).. ada bim bingan dan petunjuk-petunjukny a dalam Islam. Oleh sebab itu adalah sangat penting keluarga itu memegan g fungsinya sebaga badan

Pada awalnya, penelitian bermaksud memisahkan antara faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi FT Unpas mengenai kesiapannya dalam menerapkan

Melalui program Ipteks bagi Masyarakat yang dibiayai oleh direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) diharapkan dapat memberikan pengaruh nyata

Perusahaan menyediakan produk untuk dinikmati oleh berbagai kalangan yang ingin menikmati makanan berbahan dasar pasta, karena Spaghetti Sosis (SpaSis) dapat dinikmati baik anak

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat, kasih karunia, dan anugerah yang telah dilimpahkanNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun

Nilai reakreditasi Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY yang didapatkan tersebut telah sesuai dengan target kinerja pada tahun 2017, yaitu memperoleh akreditasi A

Segala puji dan syukur kepada Allah SAW yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pembentukan