RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
BAB vii
7.1. Gambaran Umum
Pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air minum di
Kabupaten Merangin telah dimulai sejak tahun 1980/1981 dengan sumber
dana APBN Departemen PU melalui Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih
Jambi. Pada saat itu Kabupaten Merangin masih menjadi bagian dari
Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko, sebelum akhirnya
dimekarkan menjadi Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun
pada Tahun 2000. Untuk memanfaatkan pembangunan sarana
penyediaan air minum tersebut dibentuklah Badan Pengelola Air Minum
(BPAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dengan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
Nomor : 161/KPTS/CK/IV/1984 tanggal 23 Agustus dan beroperasi sejak
bulan Agustus 1984.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
31/KPTS/1993 tertanggal 25 Januari 1993 ditetapkan penyerahan
pengelolaan prasarana dan sarana air bersih Kabupaten Daerah Tingkat II
Sarolangun Bangko kepada Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jambi, yang selanjutnya diteruskan kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat
II Sarolangun Bangko untuk dikelola dalam status Perusahaan Daerah Air
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
dilaksanakan pada tanggal 18 Pebruari 1993 dengan nama PDAM Tirta
Buana Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko yang berkantor
pusat di Bangko.
Dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Sarolangun
Bangko menjadi Kabupaten Merangin dan Sarolangun, maka PDAM Tirta
Buana Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko menjadi PDAM Tirta Buana
Kabupaten Merangin. Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Merangin Nomor : 80 Tahun 2001 tanggal 31 Maret 2001 tentang
Penyerahan sebagian aset PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin yang
berada di Sarolangun kepada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, maka
aset yang berada di Kabupaten Sarolangun menjadi milik Pemerintah
Kabupaten Sarolangun dan dalam pengelolaannya menjadi tanggung
jawab masing-masing. PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin adalah
Perusahaan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Buana Kabupaten Sarolangun Bangko yang
berkantor induk di Bangko (Kabupaten Merangin).
Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin terdiri dari
sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola
oleh BPAB sedangkan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat.
Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh BPAB memanfaatkan
sumber air baku yang berasal dari air permukaan (sungai) dan air tanah
(sumur bor).
7.2.Gambaran Kondisi Pelayanan Air Minum
7.2.1. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan
Penyediaan air minum bagi penduduk yang sehat dan
menyehatkan, pada dasarnya sudah menjadi kebutuhan yang mendesak
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
minum yang mayoritas masih mengandalkan pada sumber air yang ada,
bahkan tidak memenuhi unsur kesehatan. Sebagai akibatnya, masih
sering terjadi berbagai penyakit yang disebabkan sumber air minum ini.
Oleh karena itu, dalam upaya memperbaiki penyediaan air bersih ini perlu
dilakukan dengan segera. Terlebih-lebih cakupan penggunaan air bersih di
Kabupaten Merangin baru mencapai 13 persen, menjadikan upaya
penyediaan ini sebagai grand strategy yang bersifat mendesak.
Penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin, sampai saat ini
masih terdiri dari sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem
perpipaan pada awalnya dikelola oleh BPAB sedangkan sistem non
perpipaan dikelola oleh masyarakat. Sistem penyediaan air bersih yang
dikelola oleh BPAB memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air
permukaan (sungai) dan air tanah dalam (sumur bor). Namun itu semua
juga belum mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan pemerintah
daerah. Hal ini disebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam
penyediaan air bersih dengan jumlah penduduk yang terus tumbuh
dengan cepat.
Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Merangin tahun
2007, jumlah penduduk sebanyak 283.425 jiwa. Apabila dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya, maka rata-rata proyeksi
pertumbuhan pertahun sebesar 1,3 % dari 281.735 jiwa pada tahun
2006. Dari jumlah tersebut, penduduk yang telah memperoleh pelayanan
air bersih juga terus mengalami peningkatan. Hal ini dicerminkan dari
cakupan pelayanan yang terus mengalami peningkatan pula, yaitu dari
11,48 % pada tahun 2006 menjadi 13,33 % pada tahun 2007.
Seiring denggan peningkatan cakupan pelayanan tersebut,
pelayanan air bersih di Kabupaten Merangin masih dilakukan oleh 7 unit
instalasi, dengan sistem pompanisasi dan gravitasi dalam memberikan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
memberikan pelayanan yang memanfaatkan sumber air permukaan, dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 7.1 Kappasitas Terpasang Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin
No. Lokasi Sumber Kapasitas
(Ltr/Dtk Ket. Terps. Prod.
1. Induk Bangko:
a.RPD (Bangko Tinggi) Kecamatan Bangko
Air
Permukaan
60 60 Berfungsi Baik
b.SSF (Waskita Karya) Kecamatan Bangko
Air
Permukaan
20 20 Berfungsi Baik
c.Sumur Bor II Kecamatan Bangko
Sumur dalam
20 - Tidak Berfungsi
(Rusak Berat) d.Pulau Rayo
Kecamatan Bangko
Air
Permukaan
10 - Tidak Berfungsi
(Rusak Berat) e.Boster Bukit Keramat
Kecamatan Bangko
Air
Permukaan
5 - Belum
Berfungsi 2. Unit IKK Sungai Manau
Kecamatan Pangkalan Jambu
Air
Permukaan
10 10 Berfungsi Baik
3. Unit IKK Muara Madras Kecamatan Jangkat
Air
Permukaan
2,5 2,5 Berfungsi Baik
4. Unit IKK Pasar Masurai Kecamatan Lembah Masurai
Air
Permukaan
5 5 Berfungsi Baik
5. Unit IKK Rantau Panjang Kecamatan Tabir
Air
Permukaan
10 10 Berfungsi Baik
6. Unit IKK Pamenang Kecamatan Pemenang
Air
Permukaan
10 - Tidak Berfungsi
(Rusak Berat) 7. Unit IKK Margoyoso
Kecamatan Margo Tabir
Air
Permukaan
5 - Tidak Berfungsi
(Rusak Berat) 8. Unit IKK Pulau Rengas
Kecamatan Bangko Barat Air
Permukaan
2,5 - Tidak Berfungsi
(Rusak Berat) 9. Unit IKK Sungai Kapas
Kecamatan Bangko
Air
Permukaan
5 - Belum
Berfungsi Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008
Dari jumlah instalasi air bersih yang ada, secara nyata yang telah
berproduksi baru sebabanyak 6 ( enam ) unit dari 13 unit yang ada. Tentu
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
masyarakat. Disisi lain, dari jumlah tersebut jumlah Water Meter induk
yang ada saat ini baru sebanyak 4 unit yang dipergunakan untuk
mendistribusikan air ke pelanggan. Jumlah ini baru ada di Bangko dan
Rantau Panjang. Sedangkan yang lainnya belum ada sama sekali, karena
aitu untuk proses produksinya tidak menggunakan Water Meter induk.
Water Meter induk yang ada saat ini kondisinya kurang baik dikarenakan
umur ekonominya telah habis, sehingga tidak akurat lagi dalam
penghitungannya.
Sedangkan berdasarkan aspek teknis, Dari seluruh sistem yang
ada saat ini, kapasitas terpasang baru sebesar 155 Ltr/Dtk. Namun
demikian jumlah kapasitas yang dapat dioperasikan untuk melayani
pelanggan baru sebesar 107,5 Ltr/Dtk/. Selisih antara kapasitas terpasang
dengan kapasitas yang dioperasikan (Idle Capacity) sebesar 47,5 Ltr/Dtk.
Terjadinya Idle Capacity disebabkan adanya bangunan instalasi yang
rusak dan tiidak berfungsi lagi. Sebagai implikasinya maka terjadi
penurunan distribusi kepada masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, maka
dalam pelaksanaan distribusi dilakukan secara bergiliran, sehingga dengan
pengaturan ini masyarakat mampu terlayani secara optimal.
Pemberian pelayanan air bersih, dilakukan dengan mendasarkan
waktu pelayanan dan mempertimbanggkan waktu operasional mesin.
Sampai saat ini, waktu beroperasinya pelayanan kepada pelanggan
dissuaikan dengan waktu produksi. Ini dilakukan dalam upaya pemerataan
distribusi, agar sasaran pelanggan semuanya dapat menikmatinya. Waktu
produksi yang ditetapkan sehari adalah 15 jam. Dengan waktu operasi ini
diperkirakan mampu memproduksi air bersih yang dibutuhkan pelanggan.
Jumlah produksi air minum pada tahun 2006 sebesar 1.875.212 M3,
sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 12,5 %
menjadi 2.139.645 M3. Dari jumlah produksi tersebut, air yang
didistribusikan ke pelanggan mengalami peningkatan sebesar 6,56 %
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
tahun 2007. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada Tabel 7.2 berikut
ini :
Tabel 7.2 Data Produksi dan Distribusi Air Minum PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2006 dan Tahun 2007
Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008
Dalam melaksanakan operasional pelayanan air bersih, juga harus
memperhatikan aspek manajemen. Salah satu manajemen yang perlu
diperhatikan dalam penanganan air bersih ini adalah tingkat kehilanggan
air pada waktu distribusi. Kebocoran yang terjadi sebagai akibat
sambungan yang tidak baik, kebocoran pipa distribusi dan pencurian oleh
orang yang tidak bertanggungjawab, telah menjadikan kehilangan air
minum yang cukup signifikan. Tingkat kehilangan air pada tahun 2007
mengalami peningkatan sebesar 40 % dari tahun sebelumnya (536.678,00
M3) menjadi 705.319,16 M3 yang diakibatkan kebocoran teknis dan
kebocoran non teknis. Sebagai akibat terjadinya kebocoran ini,
menjadikan perusahaan mengalami kerugian secara berkesinambungan.
Oleh karena itu, upaya penanggulangan kebocoran ini akan terus
dilakukan agar mampu mengurangi kerugian perusahaan.
Disisi lain, kerugian perusahaan ini juga disebabkan oleh tarif
dasar air minum. Taris dasar air munum PDAM Tirta Buana dalam
No. Uraian 2006 2007
1. Kapasitas Terpasang (Ltr/Dtk) 155,00 155,00
2. Kapasitas dioperasikan (Ltr/Dtk) 102,5, 107,50
3. Kapasitas Menganggur/Idle Capacity (Ltr/Dtk) 52,5, 47,50
4. Operasi Produksi (Jam) 18,00 18,00
5. Operasi Distribusi (Jam) 12,00 12,00
6. Jumlah Produksi Air 1.875.212,00 2.056.470,00
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
melayani masyarakat, masih mendasarkan pada ketetapan pemerintah
daerah. Dalam Surat Keputusan Bupati Merangin Nomor 540 tanggal
29 Desember 2003, telah ditetapkan bahwa tarif dasar air minum sebesar
Rp. 1.400,-/ M3. Besarnyya tarif tersebut berlaku efektif sejak tanggal 5
Januari 2004 dan sampai saat ini belum dilakukan perubahan. Sementara
itu, terhadap barang-barang lainnya terus mengalami peningkatan,
sehingga telah menjadikan beban perusahaan yang begitu besar.
Disisi lain, dalam menunjang operasional perusahaan juga masih
dibebanu hutang yang begitu besar. Sementara itu, jangka waktu
penagihan piutang PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin selama 2
tahun terakhir mengalami penurunan yaitu dari 75 hari ( 2006 ) menjadi
65 hari (2007). Sbagai akibatnya, telah menurunkan kredibilitas
perusahaan, yang selanjutnya berimplikasi pada penurunan kinerja
perusahaan. Gambatran terhadap manejemen teknis lainnya dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Rasio karyawan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin per 1000
pelanggan selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada
tahun 2006, rasio karyawannya 1000/14 orang dan pada tahun 2007
mengalami peningkatan menjadi 1000/13 orang. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya jumlah pelanggan (Sambungan Rumah).
b. Jumlah pelanggan air minum PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin
pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 9,01 %
yaitu dari 5.138 SR pada tahun 2006 menjadi 5.601 SR pada tahun
2007. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pelanggan
melalui program sambungan murah.
c. Pada tahun 2007, jumlah pelanggan yang Water Meternya tidak
berfungsi sebanyak 3.360 SR. Rusaknya Water Meter ini disebabkan
karena faktor umur dan kwalitas Water Meter yang ada kurang baik.
d. Jumlah penjualan air mengalami peningkatan dari 1.075.783 M3 pada
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
kepada pelanggan yang terbanyak adalah jenis pelanggan Rumah
Tangga/Niaga/Industri yaitu sebesar 95,5 % dari jumlah air terjual.
e. Cakupan pelayanan pada tahun 2007 sebesar 11,86 % dari jumlah
penduduk yang ada di Kabupaten Merangin. Rendahnya cakupan
pelayanan disebabkan karena rendahnya kapasitas yang ada dan
banyaknya pemukiman masyarakat di perdesaan yang belum
terjangkau oleh jaringan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin.
Untuk lebih lengkapnya tentang data jumlah pelanggan dan penjualan
air menurut golongan pelanggan dapat dilihat pada Table 4.3 berikut
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Tabel 7.3. Data Jumlah Pelanggan dan Penjualan Air
Menurut Golongan Pelanggan
No. Uraian 2006 2007
1. Jumlah Kehilanggan Air (000 M3/Tahun) 713.144 766.615
2. Tarif Air Minum :
a. Tarif Dasar (Rp./M3) 1.400 1.400
b. Nomor dan Tanggal Keputusan 540 540
c. Berlaku Efektif Per Tanggal 5 -
3. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Hari) 75 65
4. Jumlah Karyawan Per 1000 Pelanggan (Orang) 14/1000 13/1000
5. a.Jumlah Pelanggan (Unit) :
- Sosial dan Hidran Umum 111 111
- Rumah Tangga 4.509 4.935
- Instansi Pemerintah 166 175
- Niaga 343 377
- Industri 3 3
- Khusus - -
- Lain–lain - -
b. Jumlah Pelanggan Water Meter Tidak Berfungsi (Unit)
980 600
6. Jumlah Air Terjual (000 M3/Tahun) :
- Sosial 47.490 45.206
- Rumah Tangga 839.107 902.507
- Instansi Pemerintah 144.482 126.255
- Niaga 71.370 89.806
- Industri 2.294 1.082
- Khusus - -
- Lain–lain 1.040 2.610
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Aspek keuangan dalam pengelolaan PDAM, hampir diseluruh
Indonesia mengalami berbagai permasalahan.
Permasalahan-permasalahan, baik yang menyangkut biaya tetap maupun biaya
komplementer senantiasa terjadi setiap waktu. Hal yang menyangkut
biaya tetap, berkaitan dengan gaji pegawai yang selama ini tidak
disesuaikan antara besarnya jumlah pegawai dengan income yang
diperoleh dari kegiatan operasional pelayanan. Dengan besarnya biaya
gaji, maka untuk biaya operasional senantiasa mengalami kekurangan
atau defisit. Sebagai akibatnya, apabila terjadi defisit secara berlanjut
maka dapat mengakibatkan gulung tikarnya perusahaan, sebagai akibat
pay back yang didapat tidak selaras dengan pengeluarannya.
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh PDAM, secara umum
dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pendapatan penjualan air dan pendapatan lain–lain meningkat
10 % dari sebesar Rp. 3.469.308.708,- pada tahun 2006 menjadi
Rp. 3.860.814.550,64 pada tahun 2007. Peningkatan pendapatan ini
disebabkan karena meningkatnya jumlah pelanggan.
b. Untuk biaya operasional, mengalami peningkatan sebesar 14 % dari
Rp. 2.235.466.664,- pada tahun 2006 menjadi Rp.
2.608.007.274,- pada tahun 2007.
c. Saldo kas mengalami peningkatan sebesar 9 % dari
Rp. 341.590.233,- pada tahun 2006 menjadi Rp. 375.539.389,- pada
tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pelanggan
(Sambungan baru).
d. Posisi pinjaman sampai dengan Cut–Off Date berdasarkan hasil
rekonsiliasi pada tanggal 13 Mei tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Tabel 7.4. Posisi Pinjaman PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008
N o. Uraian Kewajiban
Pembayar-an
Yang Mau
Dibayar
Belum Jatuh
Tempo
Hak Tagih
Pemerintah
1. Pokok 3.806.546.295,06 - 3.806.546.295,06 292.811.253,43 4.099.357.548,06
2. Bunga 4.885.246.684,98 - 4.885.246.684,98 376.579.672,85 5.261.826.357.83
3. Jasa
Bank
- - - - -
4. Biaya
Komitmen
5.254.783,31 5.254.783.31 - - -
5. Denda
Bunga
2.676.362.024,02 - 2.676.362.024,02 594.331.209,70 3.270.693.233,70
6. Denda
Pokok
753.008.873,26 - 753.008.873,25 167.223.693,47 920.232.566,73
Jumlah
13.552.109.706,33
Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008
e. Kondisi keuangan selama 2 tahun (2006-2007) terakhir selengkapanya
dapat dilihat pada Table 4.5 berikut ini :
Tabel 7.5 Kondisi Keuangan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2006 dan 2007
Uraian 2006 (Rp.) 2007 (Rp.) A. Laba/Rugi
I. Pendapatan (Air, Non Air) 3.375.845.360 3.698.860.740
II. Biaya Langsung Usaha 2.200.552.084 2.406.018.462
Laba (Rugi) 1.175.293.276 1.292.842.278
III. Biaya Umum dan Administrasi 3.498.280.960 3.684.394.968
Laba (Rugi) (2.322.987.684) (2.391.552.690)
IV. Pendapatan Lain-lain 93.463.348 140.164.897
Biaya Lain-lain 34.914.580 30.129.922
Jumlah 58.548.768 17.034.975
Laba (Rugi) (2.264.438.916) (2.281.517.715)
B. Arus Kas
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
III. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (476.672.501) (5.179.869.828 ) IV. Kenaikan (Penurunan) Kas dan set. 183.651.706 33.949.156 V. Saldo Awal Kas Periode 157.938.527 341.590.233 VI. Saldo Kas Periode akhir 341.590.233 375.539.389
C. Neraca
I. Kas Bank 341.590.233 375.539.389
II. Jumlah Aktiva Lancar 934.377.178 1.016.764.859
III. Jumlah Aktiva Tetap 6.908.421.927 12.095.694.329
IV. Jumlah Aktiva Lain-lain 79.870.984 58.583.956
Jumlah Aktiva 7.922.670.089 13.171.043.144
V. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
7.373.369.301 12.723.390.243
VI. Kewajiban lain-lain 59.307.850 59.307.850
VII. Kewajiban Jangka Panjang 2.635.301.286 2.049.678.774 VIII
.
Ekuitas (5.145.308.348) (1.661.333.723)
Jumlah Pasiva 7.922.670.089 13.171.043.144 Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008
7.2.2. Permasalahan, Penyebab Masalah dan Rencana Tindak
Perbaikan Pelayanan Air Minum
Dalam penyediaan air minum, secara umum juga dijumpai
berbagai permasalahan. Dengan permasalahan tersebut menjjadikan
upaya pengembangan dalam penyediaan pelayanan air bersih ini menjadi
tidak dapat tumbuh dan berkembang secara baik tanpa adanya dukungan
dari pemerintah. Permasalahan utama, penyebab masalah yang dihadapi
PDAM selaku perusahaan pelayanan air minum berikut dengan rencana
tindak perbaikan perlu diiambil, agar perusahaan tersebut mampu
berjalan dengan baik dalam melayani masyarakat. Berbagai permasalahan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
a. Aspek Teknis :
Dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kepada
masyarakat, permasalahan mendasar yang dihadapi menyangkut
berbagai aspek. Permasalahan aspek teknis yang dihadapi adalah
sebagai berikut :
a. Masalah Kapasitas:
PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin sampai saat ini dirasakan
belum dapat memuaskan/melayani sepenuhnya masyarakat
dibidang penyediaan pelayanan sarana dan prarana air minum
khususnya di wilayah perkotaan sehingga banyak pelanggan yang
tidak mendapatkan air dan tidak dapat melayani permintaan calon
pelanggan yang mangajukan pemasangan sambungan baru.
Penyebabnya adalah kapasitas yang tersedia masih kurang, kondisi
topografi daerah pelayanan dikategorikan berbukit-bukit, adanya
instalasi dengan kapasitas 20 Ltr/Dtl dimanfaatkan menjadi 30
Ltr/Dtl sehingga air yang didistribusikan tidak maksimal dan
tingginya biaya pemeliharaan. Rencana tindak perbaikannya adalah
mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin
untuk membangun Instalasi baru sesuai dengan Kapasitas yang
dibutuhkan.
b. Masalah Unit Air Baku :
Kecilnya debit air yang ada sehingga pada waktu musim
kemarau menjadi kering khususnya pada instalasi SSF (Waskita
Karya). Salah satu penyebabnya adalah lahan pada Cathmen
Area (Daerah Tangkapan) sudah banyak yang beralih fungsi
menjadi daerah pemukiman. Rencana tindak perbaikan PDAM
adalah sebagai berikut:
1. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
lokasi sumber air baku dan kapasitas produksi yang
dibutuhkan.
2. Mengambil air baku ke sungai terdekat dengan cara
memompanya langsung ke IPA SSF Waskita Karya.
3. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten
Merangin melalui Dinas/Instansi terkait untuk melakukan
reboisasi (penghijauan) disepanjang DAS (Daerah Aliran
Sungai).
➢ Banyaknya endapan lumpur pada sumur intake yang
menyebabkan kekeruhan air dari sungai semakin tinggi (NTU
meningkat). Rencana tindak perbaikannya yaitu dengan
memasang pompa penghisap Lumpur.
➢ Permukaan air pada intake turun pada musim kemarau yang
diseebabkan rendahnya debit sungai pada saat musim kemarau.
Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membangun
bendungan untuk menaikkan permukaan air agar permukaan air
menjadi normal.
➢ Sering rusaknya pompa intake dan tidak adanya pompa
cadangan yang disebabkan umur pompa intake sudah tua dan
tidak adanya dana untuk membeli pompa baru dan pompa
cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa
cadangan.
c. Masalah Unit Produksi :
➢ Kwalitas air hasil produksi yang masih rendah yang disebabkan
belum berfungsinya secara maksimal sebagian Instalasi
Pengolahan Air (IPA) dalam memproses air baku menjadi air
bersih. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
merencanakan (membuat Desain Engineering Detail) dan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
➢ Pompa Dozing Kimia sudah tidak berfungsi lagi, penyebabnya
adalah Pompa Dozing Kimia yang sudah rusak. Rencana tindak
perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian baru
Pompa Dozing Kimia.
➢ Sering rusaknya Pompa akibat umur pompa yang sudah tua dan
perawatan yang kurang baik serta tidak adanya pompa
cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa
cadangan serta meningkatkan fungsi staf dibagian perawatan.
➢ Sering rusaknya Valve pengatur pengurasan yang disebabkan
umur Valve sudah tua. Rencana tindak perbaikannya adalah
dengan melakukan penggantian Valve pengatur pengurasan
yang baru.
➢ Water Meter induk tidak berfungsi dan rusak yang disebabkan
umur ekonomis Water Meter sudah habis dan tingginya tekanan
air. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara
melakukan penggantian Water Meter induk baru dan
pemasangan alat khusus untuk menstabilkan aliran tekanan.
➢ Terganggunya pelayanan air kepada pelanggan yang
disebabkan sering matinya PLN secara bergiliran. Rencana
tindak perbaikannya adalah dengan cara mengusulkan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin untuk melakukan
pengadaan mesin Gen-Set sesuai dengan kapasitas yang
dibutuhkan.
➢ Tingginya tingkat kehilangan air pada bangunan IPA yang
disebabkankurang optimalnya fungsi IPA dan seringnya
dilakukan pengurasan. Rencana tindak perbaikannya adalah
dengan cara penggantian sebagian peralatan IPA seperti
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
➢ Tidak adanya rumah jaga untuk petugas operator di lokasi IPA.
Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara
pembangunan rumah jaga untuk petugas operator di lokasi IPA.
➢ Tidak dapat menentukan komposisi campuran bahan kimia
(tawas dan kaporit) yan g disebabkan belum adanya peralatan
dan perlengkapan labor serta personil yang ahli dibidangnya.
Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara membangun
fasilitas labor dan perlengkapannya serta merekrut tenaga
teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang dan
kompetensinya.
➢ Sering matinya pompa secara mendadak pada sebagian IPA
yang disebabkan adanya gangguan kelistrikan dari PLN.
Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menambah
daya lisrik sesuai kebutuhan spesifikasi pompa.
➢ Tidak terukurnya tekanan pompa pada pipa distribusi, yang
disebabkan tidak berfungsinya presure gauge (alat pengukur
tekanan). Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara
melakukan penggantian presure gauge (alat pengukur tekanan)
yang baru.
➢ Peralatan dan perlengkapan perbaikan yang ada tidak dapat
difungsikan dengan baik lagi yang disebabkan belum
mempunyai adanya bengkel khusus untuk perbaikan peralatan
dan perlengkapan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
cara membuat bangunan bengkel, lengkap dengan peralatan
dan perlengkapan serta merekrut personil teknis sesuai dengan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
d. Masalah Unit Distribusi :
➢ Seringnya terjadi pipa pecah sehingga banyak terjadi kehilangan
air yang mengakibatkan terganggunya pelayanan. Penyebabnya
adalah umur pipa yang sudah tua dan tidak sempurnanya
pemasangan pipa. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
cara penggantian pipa baru secara bertahap sesuai dengan
spesifikasi/standar yang berlaku.
➢ Seringnya terjadi kebocoran pada Valve yang disebabkan umur
Valve yang sudah tua dan sering dioperasikan sehingga banyak
yang mengalami kerusakkan.Rencana tindak perbaikannya
adalah dengan cara penggantian dan perbaikan Valve.
➢ Sulitnya mencari sistim jaringan perpipaan yang ada sehingga
kesulitan untuk melakukan penggantian/perbaikan yang
disebabkan belum adanaya gambar purna laksana (As Built
Drawing). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara
menata kembali dengan membuat peta secara lengkap dengan
kondisi yang ada di lapangan saat ini dan memasang patok
rambu–rambu tanda posisi jaringan pipa.
➢ Banyaknya pelanggan yang mengeluh karena banyaknya angin
yang keluar lebih dahulu sebelum air mengalir. Hal ini
disebabkan kurangnya pemasangan Air Valve, kondisi daerah
pelayanan yang berbukit–bukit dan pengoperasian pompa tidak
dilakukan 24 jam penuh per hari. Rencana tindak perbaikannya
adalah dengan cara menambah pemasangan Air Valve pada
tempat–tempat tertentu yang dibutuhkan di lapangan dan
meningkatkan jam operasi pompa menjadi 24 jam penuh per
hari.
➢ Seringnya air tidak mengalir terutama pada lokasi yang jaraknya
jauh dari pompa distribusi. Hal ini disebabkan kurangnya
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
dari pompa distribusi (kecil dari 0,5 atm). Rencana tindak
perbaikannya adalah dengan cara membangun bangunan
Boster untuk menambah tekanan air, melakukan penambahan
jaringan pipa dengan dia meter pipa yang lebih besar dan
menambah kapasitas pompa serta mencari penyebab-penyebab
lainnya.
b. Masalah Aspek Manajemen :
a. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) :
Kualitas Sumber Daya Manusia yang ada saat ini masih rendah
dimana PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin baru mempunyai
karyawan sebanyak 73 orang dengan latar belakang pendidikan :
➢ S1 14 orang yang terdiri dari S1 Teknis 5 orang dan S1 Non
Teknis 9.
➢ D3 3 Orang yang terdiri dari D3 teknis 2 orang D3 Non Teknis 1
orang.
➢ SLTA 54 Orang.
➢ SLTP 1 Orang.
➢ SD 1 Orang.
Hal ini disebabkan karena PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin
belum mampu untuk mengirimkan dan membiayai karyawan untuk
melanjutkan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan. Rencana
tindak perbaikannya adalah dengan cara setiap tahunnya mengirim
pegawai untuk mengikuti pelatihan air minum bidang Manajemen
dan bidang teknis, memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk melanjutkan pendidikan dibidang air minum dan melakukan
study banding ke PDAM yang lebih maju.
b. Masalah Kepegawaian :
Tata cara penerimaan pegawai yang belum mengikuti aturan yang
disebabkannya adanya titipan pegawai dari pejabat yang
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
sistem penerimaan pegawai harus dilakukan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
c . Masalah Kehilangan Air (NRW) :
Tingginya tingkat kehilangan air pada sistem jaringan pipa
distribusi yang sampai ke tingkat pelanggan yang disebabkan :
➢ Air yang didistribusikan belum dapat diukur dengan baik dan
akurat karena Water Meter Induk tidak berfungsi (rusak).
➢ Banyak Water Meter pelanggan yang tidak bisa dibaca dan
rusak.
➢ Banyaknya pencurian air pada jaringan pipa Sambungan Rumah
(SR) oleh pelanggan.
➢ Adanya pelanggan yang mengganjal jarum Water Meter yang
menyebabkan Water Meter tidak berfungsi.
➢ Adanya sambungan gelap (Ilegal Conection).
➢ Adanya pelanggan yang membalik Water Meter pada saat air
mengalir sehingga menyebabkan Water Meter berjalan mundur.
➢ Kurang cermatnya petugas dalam pembacaan meter.
➢ Terjadinya kesalahan dalam pengolahan data (Input ke
rekening pelanggan).
Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian
Water Meter Induk di seluruh unit IPA, penggantian Water Meter
pelanggan setiap tahun dengan target 1.500 Unit/Tahun,
membentuk tim terpadu untuk melakukan razia terhadap setiap
Water Meter pelanggan secara periodik, melakukan pembinaan
pembaca Water Meter serta melakukan perputaran wilayah
pembacaannya, meningkatkan kontrol/pengawasan oleh atasan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
menindak lanjuti segera pengaduan tentang kebocoran air baik
pada jaringan pipa distribusi maupun pada jaringan pipa
Sambungan Rumah pelanggan, mendidik/melatih para pembaca
Water Meter agar lebih teliti dan cermat dalam membaca Water
Meter, menyediakan staf khusus untuk melakukan cross chek
terhadap data-data yang sudah diolah.
d. Pengelolaan Aset :
Pengelolaan aset (Aset tetap) belum berjalan dengan baik yang
disebabkan masih banyak aktiva tetap yang belum ditetapkan
statusnya sehingga menyebabkan kesulitan dalam menginventarisir
aset PDAM. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara
membentuk tim manajemen aset untuk melakukan inventarisir
semua aset perusahaan agar aset-aset tersebut dapat dikelola
dengan baik dan mengusahakan aktiva tetap dapat ditetapkan
statusnya.
c. Aspek Keuangan :
PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin saat ini masih mempunyai
beban dan masalah di bidang keuangan yang meliputi :
a. Hutang Jangka Panjang :
Sampai saat ini PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin masih
mengalami kesulitan dalam pembayaran hutang jangka panjang
karena jumlah saldo kas yang tidak mencukupi untuk melakukan
angsuran pembayaran. Rencana tindak perbaikannya adalah
dengan cara mengajukan permohonan Kepada Departemen
Keuangan Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Keuangan
untuk dapat melakukan penghapusan hutang khususnya hutang
non pokok.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Piutang Air PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin, sampai saat ini
sebagian besar telah berumur diatas 2 tahun yang dihitung mulai
tahun 1984. Hal ini disebabkan belum diajukannya kepada Badan
Pengawas untuk pengahapusan piutang air yang telah berumur
lebih dari 2 tahun. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
cara mengajukan permohonan kepada Badan Pengawas untuk
dilakukan penghapusan namun tetap dicatat secara extra
comptable dan menggerakkan tim penagihan untuk melakukan
penagihan piutang rekening air yang berumur di bawah 2 tahun ke
pelanggan secara langsung.
c. Masalah Tarif Air :
Sampai saat ini tarif yang berlaku di PDAM Tirta Buana Kabupaten
Merangin masih jauh dibawah biaya produksi dan belum mencapai
Full Cost Recovery (FCR). Hal ini disebabkan sulitnya melakukan
proses kenaikan tarif yang telah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan
cara mengajukan permohonan penyesuaian tarif air sesuai dengan
Permendagri Nomor 23 tahun 2006 Kepada Bupati melalui Badan
Pengawas sesuai dengan harga pokok produksi dengan target Full
Cost Recovery (FCR) di tahun 2013.
d. Masalah Pelaporan
Pembuatan pelaporan PDAM Tirta Buana saat ini masih
menggunakan sistem manual. Hal ini disebabkan masih kurangnya
peralatan komputer yang ada serta belum adanya sistem program
pelaporan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara
mengajukan program pengadaan komputer serta melakukan
ekerjasama dengan BPKP untuk memakai sistim komputerisasi
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
1.3. Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan :
Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan diatas,
dibutuhkan dana investasi sebesar Rp. 64.086.300.000.- dengan
sumber pendanaan berasal dari :
- PDAM Tirta Buana Kab.Merangin Rp. 1.482.500.000.-milyar
- APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Rp. 8.055.400.000.-milyar
- APBD Pemerintah Propinsi Rp. 5.068.000.000.-milyar
- Investasi Pemerintah melalui APBN Rp.49.480.400.000.-milyar
7.2.3. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok
Selain rencana tindak diatas, diusulkan penjadwalan kembali
tunggakan hutang pokok untuk memperingan beban pengeluaran kas
PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin dapat dilihat pada Tabel 7.6
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Tabel 7.6 Rincian Rencana Penjadwalan dan Angsuran Pinjaman Pokok PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Periode 2013 s/d 2033
Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008
No. Tanggal Angsuran Angsuran
1. 15 Juni 2013 102.483.938,70
2. 15 Desember 2013 102.483.938,70
3. 15 Juni 2014 102.483.938,70
4. 15 Desember 2014 102.483.938,70
5. 15 Juni 2015 102.483.938,70
6. 15 Desember 2015 102.483.938,70
7. 15 Juni 2016 102.483.938,70
8. 15 Desember 2016 102.483.938,70
9. 15 Juni 2017 102.483.938,70
7. 15 Desember 2017 102.483.938,70
11. 15 Juni 2018 102.483.938,70
12. 15 Desember 2018 102.483.938,70
13. 15 Juni 2019 102.483.938,70
14. 15 Desember 2019 102.483.938,70
15. 15 Juni 2020 102.483.938,70
16. 15 Desember 2021 102.483.938,70
17. 15 Juni 2022 102.483.938,70
18. 15 Desember 2022 102.483.938,70
19. 15 Juni 2023 102.483.938,70
20. 15 Desember 2023 102.483.938,70
21. 15 Juni 2024 102.483.938,70
22. 15 Desember 2024 102.483.938,70
23. 15 Juni 2025 102.483.938,70
24. 15 Desember 2025 102.483.938,70
25. 15 Juni 2026 102.483.938,70
26. 15 Desember 2026 102.483.938,70
27. 15 Juni 2027 102.483.938,70
28. 15 Desember 2027 102.483.938,70
29. 15 Juni 2028 102.483.938,70
30. 15 Desember 2028 102.483.938,70
31. 15 Juni 2029 102.483.938,70
32. 15 Desember 2029 102.483.938,70
33. 15 Juni 2030 102.483.938,70
34. 15 Desember 2030 102.483.938,70
35. 15 Juni 2031 102.483.938,70
36. 15 Desember 2031 102.483.938,70
37. 15 Juni 2032 102.483.938,70
38. 15 Desember 2032 102.483.938,70
39. 15 Juni 2033 102.483.938,70
40. 15 Desember 2033 102.483.938,70
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
7.2.4. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok
Adapun hasil yang akan dicapai dari rencana tindak perbaikan
kinerja PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin tiap tahunnya dapat
dilihat pada Tabel 7.7 berikut ini :
Tabel 7.6 Rencana Tindak Kinerja PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin
No. Uraian
Pencapaian Pada Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Proyeksi Kenaikan Tarif Full Cost Recovery (%)
- - 43 50 33 25
2. Tingkat Kehilangan Air (%)
40,32 37 35 32 30 28
3. Cakupan
Pelayanan (%) 11,86 13,09 14,53 16,18 18,02 20,06
4. Jumlah Pegawai Per 1000 Pelanggan (Orang)
13 12 11 10 9 8
5. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Hari)
75 65 60 55,00 50,00 45,00
6. Rugi/Laba (Rp.000)
(2.281.517)
(1.437.707)
(1.375.060)
(885.506)
703.166
1.012.764 7. Investasi
(Rp.000)
- - 100.000
200.000
350.000
350.000 8. Saldo Kas
(Rp.000)
375.539
314.209 446.614
626.923
797.377
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
KECAMATAN MUARA SIAU
KECAMATAN JANGKAT KECAMATAN TABIR ULU
Kapuk Sinargading Sungaisahut Bungoantoi
Tanjunglamin
KECAMATAN SUNGAI MANAU
KECAMATAN PAMENANG KECAMATAN BANGKO
BANGKO
Rantauderas
Tuo
Parit ujung tanjung Markeh Air batu
KECAMATAN TABIR SELATAN
Bangko
Tanjungdalam
S. Simpangkanan
S. Simpangkiri
S. Urang
S. Semantuk
S. M
KECAMATAN LEMBAH MASURAI
SriSembilan
Buluran Panjang Tanjung Hilir Lubukbumbun
RTRW KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2006-2016 LEGENDA
PETA
JARINGAN DISTRIBUSI DAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MERANGIN
RPIJM PU/CIPTA KARYA PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( BAPPEDA ) Jl. Jenderal Sudirman No. 04 Telp. ( 0746 ) 21288 Fax. 322506
BANGKO Sp SawmilSp Dusun Jambi
Sp Bebako
Pintas Betung Bedarah
Mersan Sp Sengkati Gedang Sei Bengkal
Sp. TuanMa. JambiKemingking
Sp Talang Duku
Sei Gelam Pekan GedangKasilo Kampung Tengah
Sei Pinang Sei Salnk Muara Siau Sei ManauSp. Pulau Rengas
Sp. MargoyosoRantau Panjang Air Hitam MandianginTaman Dewa KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR KABUPATEN ANJUNG JABUNG BARAT
KABUPATEN BUNGO KABUPATEN TEBO
MA.TEBO MA. BUNGO
SEI. PENUH BANGKO
KABUPATEN
421+ Titik Ketinggian lainnya
T.2241 579 Triangulasi dengan nomor dan angka
ketinggiannya P = Primer S = Sekunder T = Tersier Jalan Arteri Primer
Jalan Batu
Jalan Tanah Jalan Arteri Sekunder
Kecamatan Tabir = 446 SR Kecamatan Bangko = 3.470 SR
Kecamatan Sungai Manau = 754 SR
Kecamatan Jangkat = 125 SR
U
Jaringan Distribusi Air Bersih
PDAM
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
BATAS KELURAHAN / DESA
BATAS WILAYAH KOTA
JEMBATAN
JARINGAN PIPA INDUK DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM PDAM
IPA
JALAN TANAH JALAN PERKERASAN/ BATU JALAN ASPAL JALAN TIGA JALUR
SUMUR BOR II
BOOSTER PUMP
AKSES DISTRIBUSI POMPA
AKSES DISTRIBUSI GRAVITASI
0.5 1.5
0
1 : 100.000
Km 1 WILAYAH DESA DUSUN MUDO
WILAYAH DESA TITIAN TERAS
WILAYAH DESA LANGLING WILAYAH KELURAHAN PEMATANG
KANDIS
WILAYAH KELURAHAN DUSUN BANGKO
KEC. BANGKO WILAYAH DESA SALAMBUKU
Desa Sungai Ulak
KE KECAMATAN SUNGAI MANAU
WILAYAH DESA KUNGKAI
WILAYAH DESA SUNGAI KAPAS
DESA DUSUN MUDO 102 16' 00'' BT
RUTRK KOTA BANGKO KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2006-2016 ARAH KE KERINCI
ARAH KE SAROLANGUN ARAH KE BUNGO
Bendengrejo Lubuk GaungTambang nibung
Titianteras KEC. SUNGAI MANAU
KEC. TABIR SELATAN KEC. TABIR KEC. TABIRULU
PETA
JARINGAN DISTRIBUSI DAN LOKASI IPA KOTA BANGKO
LEGENDA
Booster Pump
IPA Sumur Bor II Kapasitas 20 liter/detik
IPA RPD Bangko Tinggi Kapasitas 120 liter/detik
Booster Pump
IPA Waskita Karya Kapasitas 40 liter/detik
Perumnas Sungai Piul KODIM
WILAYAH DESA SUNGAI ULAK
SMP 1 Bangko Kebun Kelapa WILAYAH KELURAHAN PASAR BANGKO
Desa Salambuku
WILAYAH KELURAHAN PASAR ATAS
PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( BAPPEDA ) Jl. Jenderal Sudirman No. 04 Telp. ( 0746 ) 21288 Fax. 322506
BANGKO
RPIJM PU/CIPTA KARYA
BIDANG AIR MINUM