• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB vii - DOCRPIJM 439ee4eb9c BAB VIIBAB 7 Air Minum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB vii - DOCRPIJM 439ee4eb9c BAB VIIBAB 7 Air Minum"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

BAB vii

7.1. Gambaran Umum

Pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air minum di

Kabupaten Merangin telah dimulai sejak tahun 1980/1981 dengan sumber

dana APBN Departemen PU melalui Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih

Jambi. Pada saat itu Kabupaten Merangin masih menjadi bagian dari

Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko, sebelum akhirnya

dimekarkan menjadi Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun

pada Tahun 2000. Untuk memanfaatkan pembangunan sarana

penyediaan air minum tersebut dibentuklah Badan Pengelola Air Minum

(BPAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dengan Surat

Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum

Nomor : 161/KPTS/CK/IV/1984 tanggal 23 Agustus dan beroperasi sejak

bulan Agustus 1984.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

31/KPTS/1993 tertanggal 25 Januari 1993 ditetapkan penyerahan

pengelolaan prasarana dan sarana air bersih Kabupaten Daerah Tingkat II

Sarolangun Bangko kepada Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Jambi, yang selanjutnya diteruskan kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat

II Sarolangun Bangko untuk dikelola dalam status Perusahaan Daerah Air

(2)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dilaksanakan pada tanggal 18 Pebruari 1993 dengan nama PDAM Tirta

Buana Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko yang berkantor

pusat di Bangko.

Dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Sarolangun

Bangko menjadi Kabupaten Merangin dan Sarolangun, maka PDAM Tirta

Buana Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko menjadi PDAM Tirta Buana

Kabupaten Merangin. Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Bupati

Merangin Nomor : 80 Tahun 2001 tanggal 31 Maret 2001 tentang

Penyerahan sebagian aset PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin yang

berada di Sarolangun kepada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, maka

aset yang berada di Kabupaten Sarolangun menjadi milik Pemerintah

Kabupaten Sarolangun dan dalam pengelolaannya menjadi tanggung

jawab masing-masing. PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin adalah

Perusahaan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin sesuai dengan

Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Buana Kabupaten Sarolangun Bangko yang

berkantor induk di Bangko (Kabupaten Merangin).

Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin terdiri dari

sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola

oleh BPAB sedangkan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat.

Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh BPAB memanfaatkan

sumber air baku yang berasal dari air permukaan (sungai) dan air tanah

(sumur bor).

7.2.Gambaran Kondisi Pelayanan Air Minum

7.2.1. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan

Penyediaan air minum bagi penduduk yang sehat dan

menyehatkan, pada dasarnya sudah menjadi kebutuhan yang mendesak

(3)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

minum yang mayoritas masih mengandalkan pada sumber air yang ada,

bahkan tidak memenuhi unsur kesehatan. Sebagai akibatnya, masih

sering terjadi berbagai penyakit yang disebabkan sumber air minum ini.

Oleh karena itu, dalam upaya memperbaiki penyediaan air bersih ini perlu

dilakukan dengan segera. Terlebih-lebih cakupan penggunaan air bersih di

Kabupaten Merangin baru mencapai 13 persen, menjadikan upaya

penyediaan ini sebagai grand strategy yang bersifat mendesak.

Penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin, sampai saat ini

masih terdiri dari sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem

perpipaan pada awalnya dikelola oleh BPAB sedangkan sistem non

perpipaan dikelola oleh masyarakat. Sistem penyediaan air bersih yang

dikelola oleh BPAB memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air

permukaan (sungai) dan air tanah dalam (sumur bor). Namun itu semua

juga belum mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan pemerintah

daerah. Hal ini disebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam

penyediaan air bersih dengan jumlah penduduk yang terus tumbuh

dengan cepat.

Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Merangin tahun

2007, jumlah penduduk sebanyak 283.425 jiwa. Apabila dibandingkan

dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya, maka rata-rata proyeksi

pertumbuhan pertahun sebesar 1,3 % dari 281.735 jiwa pada tahun

2006. Dari jumlah tersebut, penduduk yang telah memperoleh pelayanan

air bersih juga terus mengalami peningkatan. Hal ini dicerminkan dari

cakupan pelayanan yang terus mengalami peningkatan pula, yaitu dari

11,48 % pada tahun 2006 menjadi 13,33 % pada tahun 2007.

Seiring denggan peningkatan cakupan pelayanan tersebut,

pelayanan air bersih di Kabupaten Merangin masih dilakukan oleh 7 unit

instalasi, dengan sistem pompanisasi dan gravitasi dalam memberikan

(4)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

memberikan pelayanan yang memanfaatkan sumber air permukaan, dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 7.1 Kappasitas Terpasang Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin

No. Lokasi Sumber Kapasitas

(Ltr/Dtk Ket. Terps. Prod.

1. Induk Bangko:

a.RPD (Bangko Tinggi) Kecamatan Bangko

Air

Permukaan

60 60 Berfungsi Baik

b.SSF (Waskita Karya) Kecamatan Bangko

Air

Permukaan

20 20 Berfungsi Baik

c.Sumur Bor II Kecamatan Bangko

Sumur dalam

20 - Tidak Berfungsi

(Rusak Berat) d.Pulau Rayo

Kecamatan Bangko

Air

Permukaan

10 - Tidak Berfungsi

(Rusak Berat) e.Boster Bukit Keramat

Kecamatan Bangko

Air

Permukaan

5 - Belum

Berfungsi 2. Unit IKK Sungai Manau

Kecamatan Pangkalan Jambu

Air

Permukaan

10 10 Berfungsi Baik

3. Unit IKK Muara Madras Kecamatan Jangkat

Air

Permukaan

2,5 2,5 Berfungsi Baik

4. Unit IKK Pasar Masurai Kecamatan Lembah Masurai

Air

Permukaan

5 5 Berfungsi Baik

5. Unit IKK Rantau Panjang Kecamatan Tabir

Air

Permukaan

10 10 Berfungsi Baik

6. Unit IKK Pamenang Kecamatan Pemenang

Air

Permukaan

10 - Tidak Berfungsi

(Rusak Berat) 7. Unit IKK Margoyoso

Kecamatan Margo Tabir

Air

Permukaan

5 - Tidak Berfungsi

(Rusak Berat) 8. Unit IKK Pulau Rengas

Kecamatan Bangko Barat Air

Permukaan

2,5 - Tidak Berfungsi

(Rusak Berat) 9. Unit IKK Sungai Kapas

Kecamatan Bangko

Air

Permukaan

5 - Belum

Berfungsi Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

Dari jumlah instalasi air bersih yang ada, secara nyata yang telah

berproduksi baru sebabanyak 6 ( enam ) unit dari 13 unit yang ada. Tentu

(5)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

masyarakat. Disisi lain, dari jumlah tersebut jumlah Water Meter induk

yang ada saat ini baru sebanyak 4 unit yang dipergunakan untuk

mendistribusikan air ke pelanggan. Jumlah ini baru ada di Bangko dan

Rantau Panjang. Sedangkan yang lainnya belum ada sama sekali, karena

aitu untuk proses produksinya tidak menggunakan Water Meter induk.

Water Meter induk yang ada saat ini kondisinya kurang baik dikarenakan

umur ekonominya telah habis, sehingga tidak akurat lagi dalam

penghitungannya.

Sedangkan berdasarkan aspek teknis, Dari seluruh sistem yang

ada saat ini, kapasitas terpasang baru sebesar 155 Ltr/Dtk. Namun

demikian jumlah kapasitas yang dapat dioperasikan untuk melayani

pelanggan baru sebesar 107,5 Ltr/Dtk/. Selisih antara kapasitas terpasang

dengan kapasitas yang dioperasikan (Idle Capacity) sebesar 47,5 Ltr/Dtk.

Terjadinya Idle Capacity disebabkan adanya bangunan instalasi yang

rusak dan tiidak berfungsi lagi. Sebagai implikasinya maka terjadi

penurunan distribusi kepada masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, maka

dalam pelaksanaan distribusi dilakukan secara bergiliran, sehingga dengan

pengaturan ini masyarakat mampu terlayani secara optimal.

Pemberian pelayanan air bersih, dilakukan dengan mendasarkan

waktu pelayanan dan mempertimbanggkan waktu operasional mesin.

Sampai saat ini, waktu beroperasinya pelayanan kepada pelanggan

dissuaikan dengan waktu produksi. Ini dilakukan dalam upaya pemerataan

distribusi, agar sasaran pelanggan semuanya dapat menikmatinya. Waktu

produksi yang ditetapkan sehari adalah 15 jam. Dengan waktu operasi ini

diperkirakan mampu memproduksi air bersih yang dibutuhkan pelanggan.

Jumlah produksi air minum pada tahun 2006 sebesar 1.875.212 M3,

sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 12,5 %

menjadi 2.139.645 M3. Dari jumlah produksi tersebut, air yang

didistribusikan ke pelanggan mengalami peningkatan sebesar 6,56 %

(6)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

tahun 2007. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada Tabel 7.2 berikut

ini :

Tabel 7.2 Data Produksi dan Distribusi Air Minum PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2006 dan Tahun 2007

Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

Dalam melaksanakan operasional pelayanan air bersih, juga harus

memperhatikan aspek manajemen. Salah satu manajemen yang perlu

diperhatikan dalam penanganan air bersih ini adalah tingkat kehilanggan

air pada waktu distribusi. Kebocoran yang terjadi sebagai akibat

sambungan yang tidak baik, kebocoran pipa distribusi dan pencurian oleh

orang yang tidak bertanggungjawab, telah menjadikan kehilangan air

minum yang cukup signifikan. Tingkat kehilangan air pada tahun 2007

mengalami peningkatan sebesar 40 % dari tahun sebelumnya (536.678,00

M3) menjadi 705.319,16 M3 yang diakibatkan kebocoran teknis dan

kebocoran non teknis. Sebagai akibat terjadinya kebocoran ini,

menjadikan perusahaan mengalami kerugian secara berkesinambungan.

Oleh karena itu, upaya penanggulangan kebocoran ini akan terus

dilakukan agar mampu mengurangi kerugian perusahaan.

Disisi lain, kerugian perusahaan ini juga disebabkan oleh tarif

dasar air minum. Taris dasar air munum PDAM Tirta Buana dalam

No. Uraian 2006 2007

1. Kapasitas Terpasang (Ltr/Dtk) 155,00 155,00

2. Kapasitas dioperasikan (Ltr/Dtk) 102,5, 107,50

3. Kapasitas Menganggur/Idle Capacity (Ltr/Dtk) 52,5, 47,50

4. Operasi Produksi (Jam) 18,00 18,00

5. Operasi Distribusi (Jam) 12,00 12,00

6. Jumlah Produksi Air 1.875.212,00 2.056.470,00

(7)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

melayani masyarakat, masih mendasarkan pada ketetapan pemerintah

daerah. Dalam Surat Keputusan Bupati Merangin Nomor 540 tanggal

29 Desember 2003, telah ditetapkan bahwa tarif dasar air minum sebesar

Rp. 1.400,-/ M3. Besarnyya tarif tersebut berlaku efektif sejak tanggal 5

Januari 2004 dan sampai saat ini belum dilakukan perubahan. Sementara

itu, terhadap barang-barang lainnya terus mengalami peningkatan,

sehingga telah menjadikan beban perusahaan yang begitu besar.

Disisi lain, dalam menunjang operasional perusahaan juga masih

dibebanu hutang yang begitu besar. Sementara itu, jangka waktu

penagihan piutang PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin selama 2

tahun terakhir mengalami penurunan yaitu dari 75 hari ( 2006 ) menjadi

65 hari (2007). Sbagai akibatnya, telah menurunkan kredibilitas

perusahaan, yang selanjutnya berimplikasi pada penurunan kinerja

perusahaan. Gambatran terhadap manejemen teknis lainnya dapat

digambarkan sebagai berikut :

a. Rasio karyawan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin per 1000

pelanggan selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada

tahun 2006, rasio karyawannya 1000/14 orang dan pada tahun 2007

mengalami peningkatan menjadi 1000/13 orang. Hal ini disebabkan

karena meningkatnya jumlah pelanggan (Sambungan Rumah).

b. Jumlah pelanggan air minum PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin

pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 9,01 %

yaitu dari 5.138 SR pada tahun 2006 menjadi 5.601 SR pada tahun

2007. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pelanggan

melalui program sambungan murah.

c. Pada tahun 2007, jumlah pelanggan yang Water Meternya tidak

berfungsi sebanyak 3.360 SR. Rusaknya Water Meter ini disebabkan

karena faktor umur dan kwalitas Water Meter yang ada kurang baik.

d. Jumlah penjualan air mengalami peningkatan dari 1.075.783 M3 pada

(8)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kepada pelanggan yang terbanyak adalah jenis pelanggan Rumah

Tangga/Niaga/Industri yaitu sebesar 95,5 % dari jumlah air terjual.

e. Cakupan pelayanan pada tahun 2007 sebesar 11,86 % dari jumlah

penduduk yang ada di Kabupaten Merangin. Rendahnya cakupan

pelayanan disebabkan karena rendahnya kapasitas yang ada dan

banyaknya pemukiman masyarakat di perdesaan yang belum

terjangkau oleh jaringan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin.

Untuk lebih lengkapnya tentang data jumlah pelanggan dan penjualan

air menurut golongan pelanggan dapat dilihat pada Table 4.3 berikut

(9)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 7.3. Data Jumlah Pelanggan dan Penjualan Air

Menurut Golongan Pelanggan

No. Uraian 2006 2007

1. Jumlah Kehilanggan Air (000 M3/Tahun) 713.144 766.615

2. Tarif Air Minum :

a. Tarif Dasar (Rp./M3) 1.400 1.400

b. Nomor dan Tanggal Keputusan 540 540

c. Berlaku Efektif Per Tanggal 5 -

3. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Hari) 75 65

4. Jumlah Karyawan Per 1000 Pelanggan (Orang) 14/1000 13/1000

5. a.Jumlah Pelanggan (Unit) :

- Sosial dan Hidran Umum 111 111

- Rumah Tangga 4.509 4.935

- Instansi Pemerintah 166 175

- Niaga 343 377

- Industri 3 3

- Khusus - -

- Lain–lain - -

b. Jumlah Pelanggan Water Meter Tidak Berfungsi (Unit)

980 600

6. Jumlah Air Terjual (000 M3/Tahun) :

- Sosial 47.490 45.206

- Rumah Tangga 839.107 902.507

- Instansi Pemerintah 144.482 126.255

- Niaga 71.370 89.806

- Industri 2.294 1.082

- Khusus - -

- Lain–lain 1.040 2.610

(10)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Aspek keuangan dalam pengelolaan PDAM, hampir diseluruh

Indonesia mengalami berbagai permasalahan.

Permasalahan-permasalahan, baik yang menyangkut biaya tetap maupun biaya

komplementer senantiasa terjadi setiap waktu. Hal yang menyangkut

biaya tetap, berkaitan dengan gaji pegawai yang selama ini tidak

disesuaikan antara besarnya jumlah pegawai dengan income yang

diperoleh dari kegiatan operasional pelayanan. Dengan besarnya biaya

gaji, maka untuk biaya operasional senantiasa mengalami kekurangan

atau defisit. Sebagai akibatnya, apabila terjadi defisit secara berlanjut

maka dapat mengakibatkan gulung tikarnya perusahaan, sebagai akibat

pay back yang didapat tidak selaras dengan pengeluarannya.

Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh PDAM, secara umum

dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Pendapatan penjualan air dan pendapatan lain–lain meningkat

10 % dari sebesar Rp. 3.469.308.708,- pada tahun 2006 menjadi

Rp. 3.860.814.550,64 pada tahun 2007. Peningkatan pendapatan ini

disebabkan karena meningkatnya jumlah pelanggan.

b. Untuk biaya operasional, mengalami peningkatan sebesar 14 % dari

Rp. 2.235.466.664,- pada tahun 2006 menjadi Rp.

2.608.007.274,- pada tahun 2007.

c. Saldo kas mengalami peningkatan sebesar 9 % dari

Rp. 341.590.233,- pada tahun 2006 menjadi Rp. 375.539.389,- pada

tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pelanggan

(Sambungan baru).

d. Posisi pinjaman sampai dengan Cut–Off Date berdasarkan hasil

rekonsiliasi pada tanggal 13 Mei tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel

(11)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 7.4. Posisi Pinjaman PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

N o. Uraian Kewajiban

Pembayar-an

Yang Mau

Dibayar

Belum Jatuh

Tempo

Hak Tagih

Pemerintah

1. Pokok 3.806.546.295,06 - 3.806.546.295,06 292.811.253,43 4.099.357.548,06

2. Bunga 4.885.246.684,98 - 4.885.246.684,98 376.579.672,85 5.261.826.357.83

3. Jasa

Bank

- - - - -

4. Biaya

Komitmen

5.254.783,31 5.254.783.31 - - -

5. Denda

Bunga

2.676.362.024,02 - 2.676.362.024,02 594.331.209,70 3.270.693.233,70

6. Denda

Pokok

753.008.873,26 - 753.008.873,25 167.223.693,47 920.232.566,73

Jumlah

13.552.109.706,33

Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

e. Kondisi keuangan selama 2 tahun (2006-2007) terakhir selengkapanya

dapat dilihat pada Table 4.5 berikut ini :

Tabel 7.5 Kondisi Keuangan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2006 dan 2007

Uraian 2006 (Rp.) 2007 (Rp.) A. Laba/Rugi

I. Pendapatan (Air, Non Air) 3.375.845.360 3.698.860.740

II. Biaya Langsung Usaha 2.200.552.084 2.406.018.462

Laba (Rugi) 1.175.293.276 1.292.842.278

III. Biaya Umum dan Administrasi 3.498.280.960 3.684.394.968

Laba (Rugi) (2.322.987.684) (2.391.552.690)

IV. Pendapatan Lain-lain 93.463.348 140.164.897

Biaya Lain-lain 34.914.580 30.129.922

Jumlah 58.548.768 17.034.975

Laba (Rugi) (2.264.438.916) (2.281.517.715)

B. Arus Kas

(12)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

III. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (476.672.501) (5.179.869.828 ) IV. Kenaikan (Penurunan) Kas dan set. 183.651.706 33.949.156 V. Saldo Awal Kas Periode 157.938.527 341.590.233 VI. Saldo Kas Periode akhir 341.590.233 375.539.389

C. Neraca

I. Kas Bank 341.590.233 375.539.389

II. Jumlah Aktiva Lancar 934.377.178 1.016.764.859

III. Jumlah Aktiva Tetap 6.908.421.927 12.095.694.329

IV. Jumlah Aktiva Lain-lain 79.870.984 58.583.956

Jumlah Aktiva 7.922.670.089 13.171.043.144

V. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

7.373.369.301 12.723.390.243

VI. Kewajiban lain-lain 59.307.850 59.307.850

VII. Kewajiban Jangka Panjang 2.635.301.286 2.049.678.774 VIII

.

Ekuitas (5.145.308.348) (1.661.333.723)

Jumlah Pasiva 7.922.670.089 13.171.043.144 Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

7.2.2. Permasalahan, Penyebab Masalah dan Rencana Tindak

Perbaikan Pelayanan Air Minum

Dalam penyediaan air minum, secara umum juga dijumpai

berbagai permasalahan. Dengan permasalahan tersebut menjjadikan

upaya pengembangan dalam penyediaan pelayanan air bersih ini menjadi

tidak dapat tumbuh dan berkembang secara baik tanpa adanya dukungan

dari pemerintah. Permasalahan utama, penyebab masalah yang dihadapi

PDAM selaku perusahaan pelayanan air minum berikut dengan rencana

tindak perbaikan perlu diiambil, agar perusahaan tersebut mampu

berjalan dengan baik dalam melayani masyarakat. Berbagai permasalahan

(13)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

a. Aspek Teknis :

Dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kepada

masyarakat, permasalahan mendasar yang dihadapi menyangkut

berbagai aspek. Permasalahan aspek teknis yang dihadapi adalah

sebagai berikut :

a. Masalah Kapasitas:

PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin sampai saat ini dirasakan

belum dapat memuaskan/melayani sepenuhnya masyarakat

dibidang penyediaan pelayanan sarana dan prarana air minum

khususnya di wilayah perkotaan sehingga banyak pelanggan yang

tidak mendapatkan air dan tidak dapat melayani permintaan calon

pelanggan yang mangajukan pemasangan sambungan baru.

Penyebabnya adalah kapasitas yang tersedia masih kurang, kondisi

topografi daerah pelayanan dikategorikan berbukit-bukit, adanya

instalasi dengan kapasitas 20 Ltr/Dtl dimanfaatkan menjadi 30

Ltr/Dtl sehingga air yang didistribusikan tidak maksimal dan

tingginya biaya pemeliharaan. Rencana tindak perbaikannya adalah

mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin

untuk membangun Instalasi baru sesuai dengan Kapasitas yang

dibutuhkan.

b. Masalah Unit Air Baku :

 Kecilnya debit air yang ada sehingga pada waktu musim

kemarau menjadi kering khususnya pada instalasi SSF (Waskita

Karya). Salah satu penyebabnya adalah lahan pada Cathmen

Area (Daerah Tangkapan) sudah banyak yang beralih fungsi

menjadi daerah pemukiman. Rencana tindak perbaikan PDAM

adalah sebagai berikut:

1. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten

(14)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

lokasi sumber air baku dan kapasitas produksi yang

dibutuhkan.

2. Mengambil air baku ke sungai terdekat dengan cara

memompanya langsung ke IPA SSF Waskita Karya.

3. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten

Merangin melalui Dinas/Instansi terkait untuk melakukan

reboisasi (penghijauan) disepanjang DAS (Daerah Aliran

Sungai).

➢ Banyaknya endapan lumpur pada sumur intake yang

menyebabkan kekeruhan air dari sungai semakin tinggi (NTU

meningkat). Rencana tindak perbaikannya yaitu dengan

memasang pompa penghisap Lumpur.

➢ Permukaan air pada intake turun pada musim kemarau yang

diseebabkan rendahnya debit sungai pada saat musim kemarau.

Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membangun

bendungan untuk menaikkan permukaan air agar permukaan air

menjadi normal.

➢ Sering rusaknya pompa intake dan tidak adanya pompa

cadangan yang disebabkan umur pompa intake sudah tua dan

tidak adanya dana untuk membeli pompa baru dan pompa

cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa

cadangan.

c. Masalah Unit Produksi :

➢ Kwalitas air hasil produksi yang masih rendah yang disebabkan

belum berfungsinya secara maksimal sebagian Instalasi

Pengolahan Air (IPA) dalam memproses air baku menjadi air

bersih. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

merencanakan (membuat Desain Engineering Detail) dan

(15)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

➢ Pompa Dozing Kimia sudah tidak berfungsi lagi, penyebabnya

adalah Pompa Dozing Kimia yang sudah rusak. Rencana tindak

perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian baru

Pompa Dozing Kimia.

➢ Sering rusaknya Pompa akibat umur pompa yang sudah tua dan

perawatan yang kurang baik serta tidak adanya pompa

cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa

cadangan serta meningkatkan fungsi staf dibagian perawatan.

➢ Sering rusaknya Valve pengatur pengurasan yang disebabkan

umur Valve sudah tua. Rencana tindak perbaikannya adalah

dengan melakukan penggantian Valve pengatur pengurasan

yang baru.

➢ Water Meter induk tidak berfungsi dan rusak yang disebabkan

umur ekonomis Water Meter sudah habis dan tingginya tekanan

air. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara

melakukan penggantian Water Meter induk baru dan

pemasangan alat khusus untuk menstabilkan aliran tekanan.

➢ Terganggunya pelayanan air kepada pelanggan yang

disebabkan sering matinya PLN secara bergiliran. Rencana

tindak perbaikannya adalah dengan cara mengusulkan kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin untuk melakukan

pengadaan mesin Gen-Set sesuai dengan kapasitas yang

dibutuhkan.

➢ Tingginya tingkat kehilangan air pada bangunan IPA yang

disebabkankurang optimalnya fungsi IPA dan seringnya

dilakukan pengurasan. Rencana tindak perbaikannya adalah

dengan cara penggantian sebagian peralatan IPA seperti

(16)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

➢ Tidak adanya rumah jaga untuk petugas operator di lokasi IPA.

Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara

pembangunan rumah jaga untuk petugas operator di lokasi IPA.

➢ Tidak dapat menentukan komposisi campuran bahan kimia

(tawas dan kaporit) yan g disebabkan belum adanya peralatan

dan perlengkapan labor serta personil yang ahli dibidangnya.

Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara membangun

fasilitas labor dan perlengkapannya serta merekrut tenaga

teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang dan

kompetensinya.

➢ Sering matinya pompa secara mendadak pada sebagian IPA

yang disebabkan adanya gangguan kelistrikan dari PLN.

Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menambah

daya lisrik sesuai kebutuhan spesifikasi pompa.

➢ Tidak terukurnya tekanan pompa pada pipa distribusi, yang

disebabkan tidak berfungsinya presure gauge (alat pengukur

tekanan). Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara

melakukan penggantian presure gauge (alat pengukur tekanan)

yang baru.

➢ Peralatan dan perlengkapan perbaikan yang ada tidak dapat

difungsikan dengan baik lagi yang disebabkan belum

mempunyai adanya bengkel khusus untuk perbaikan peralatan

dan perlengkapan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

cara membuat bangunan bengkel, lengkap dengan peralatan

dan perlengkapan serta merekrut personil teknis sesuai dengan

(17)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

d. Masalah Unit Distribusi :

➢ Seringnya terjadi pipa pecah sehingga banyak terjadi kehilangan

air yang mengakibatkan terganggunya pelayanan. Penyebabnya

adalah umur pipa yang sudah tua dan tidak sempurnanya

pemasangan pipa. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

cara penggantian pipa baru secara bertahap sesuai dengan

spesifikasi/standar yang berlaku.

➢ Seringnya terjadi kebocoran pada Valve yang disebabkan umur

Valve yang sudah tua dan sering dioperasikan sehingga banyak

yang mengalami kerusakkan.Rencana tindak perbaikannya

adalah dengan cara penggantian dan perbaikan Valve.

➢ Sulitnya mencari sistim jaringan perpipaan yang ada sehingga

kesulitan untuk melakukan penggantian/perbaikan yang

disebabkan belum adanaya gambar purna laksana (As Built

Drawing). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara

menata kembali dengan membuat peta secara lengkap dengan

kondisi yang ada di lapangan saat ini dan memasang patok

rambu–rambu tanda posisi jaringan pipa.

➢ Banyaknya pelanggan yang mengeluh karena banyaknya angin

yang keluar lebih dahulu sebelum air mengalir. Hal ini

disebabkan kurangnya pemasangan Air Valve, kondisi daerah

pelayanan yang berbukit–bukit dan pengoperasian pompa tidak

dilakukan 24 jam penuh per hari. Rencana tindak perbaikannya

adalah dengan cara menambah pemasangan Air Valve pada

tempat–tempat tertentu yang dibutuhkan di lapangan dan

meningkatkan jam operasi pompa menjadi 24 jam penuh per

hari.

➢ Seringnya air tidak mengalir terutama pada lokasi yang jaraknya

jauh dari pompa distribusi. Hal ini disebabkan kurangnya

(18)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dari pompa distribusi (kecil dari 0,5 atm). Rencana tindak

perbaikannya adalah dengan cara membangun bangunan

Boster untuk menambah tekanan air, melakukan penambahan

jaringan pipa dengan dia meter pipa yang lebih besar dan

menambah kapasitas pompa serta mencari penyebab-penyebab

lainnya.

b. Masalah Aspek Manajemen :

a. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) :

Kualitas Sumber Daya Manusia yang ada saat ini masih rendah

dimana PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin baru mempunyai

karyawan sebanyak 73 orang dengan latar belakang pendidikan :

➢ S1 14 orang yang terdiri dari S1 Teknis 5 orang dan S1 Non

Teknis 9.

➢ D3 3 Orang yang terdiri dari D3 teknis 2 orang D3 Non Teknis 1

orang.

➢ SLTA 54 Orang.

➢ SLTP 1 Orang.

➢ SD 1 Orang.

Hal ini disebabkan karena PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin

belum mampu untuk mengirimkan dan membiayai karyawan untuk

melanjutkan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan. Rencana

tindak perbaikannya adalah dengan cara setiap tahunnya mengirim

pegawai untuk mengikuti pelatihan air minum bidang Manajemen

dan bidang teknis, memberikan kesempatan kepada karyawan

untuk melanjutkan pendidikan dibidang air minum dan melakukan

study banding ke PDAM yang lebih maju.

b. Masalah Kepegawaian :

Tata cara penerimaan pegawai yang belum mengikuti aturan yang

disebabkannya adanya titipan pegawai dari pejabat yang

(19)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

sistem penerimaan pegawai harus dilakukan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

c . Masalah Kehilangan Air (NRW) :

Tingginya tingkat kehilangan air pada sistem jaringan pipa

distribusi yang sampai ke tingkat pelanggan yang disebabkan :

➢ Air yang didistribusikan belum dapat diukur dengan baik dan

akurat karena Water Meter Induk tidak berfungsi (rusak).

➢ Banyak Water Meter pelanggan yang tidak bisa dibaca dan

rusak.

➢ Banyaknya pencurian air pada jaringan pipa Sambungan Rumah

(SR) oleh pelanggan.

➢ Adanya pelanggan yang mengganjal jarum Water Meter yang

menyebabkan Water Meter tidak berfungsi.

➢ Adanya sambungan gelap (Ilegal Conection).

➢ Adanya pelanggan yang membalik Water Meter pada saat air

mengalir sehingga menyebabkan Water Meter berjalan mundur.

➢ Kurang cermatnya petugas dalam pembacaan meter.

➢ Terjadinya kesalahan dalam pengolahan data (Input ke

rekening pelanggan).

Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian

Water Meter Induk di seluruh unit IPA, penggantian Water Meter

pelanggan setiap tahun dengan target 1.500 Unit/Tahun,

membentuk tim terpadu untuk melakukan razia terhadap setiap

Water Meter pelanggan secara periodik, melakukan pembinaan

pembaca Water Meter serta melakukan perputaran wilayah

pembacaannya, meningkatkan kontrol/pengawasan oleh atasan

(20)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

menindak lanjuti segera pengaduan tentang kebocoran air baik

pada jaringan pipa distribusi maupun pada jaringan pipa

Sambungan Rumah pelanggan, mendidik/melatih para pembaca

Water Meter agar lebih teliti dan cermat dalam membaca Water

Meter, menyediakan staf khusus untuk melakukan cross chek

terhadap data-data yang sudah diolah.

d. Pengelolaan Aset :

Pengelolaan aset (Aset tetap) belum berjalan dengan baik yang

disebabkan masih banyak aktiva tetap yang belum ditetapkan

statusnya sehingga menyebabkan kesulitan dalam menginventarisir

aset PDAM. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara

membentuk tim manajemen aset untuk melakukan inventarisir

semua aset perusahaan agar aset-aset tersebut dapat dikelola

dengan baik dan mengusahakan aktiva tetap dapat ditetapkan

statusnya.

c. Aspek Keuangan :

PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin saat ini masih mempunyai

beban dan masalah di bidang keuangan yang meliputi :

a. Hutang Jangka Panjang :

Sampai saat ini PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin masih

mengalami kesulitan dalam pembayaran hutang jangka panjang

karena jumlah saldo kas yang tidak mencukupi untuk melakukan

angsuran pembayaran. Rencana tindak perbaikannya adalah

dengan cara mengajukan permohonan Kepada Departemen

Keuangan Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Keuangan

untuk dapat melakukan penghapusan hutang khususnya hutang

non pokok.

(21)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Piutang Air PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin, sampai saat ini

sebagian besar telah berumur diatas 2 tahun yang dihitung mulai

tahun 1984. Hal ini disebabkan belum diajukannya kepada Badan

Pengawas untuk pengahapusan piutang air yang telah berumur

lebih dari 2 tahun. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

cara mengajukan permohonan kepada Badan Pengawas untuk

dilakukan penghapusan namun tetap dicatat secara extra

comptable dan menggerakkan tim penagihan untuk melakukan

penagihan piutang rekening air yang berumur di bawah 2 tahun ke

pelanggan secara langsung.

c. Masalah Tarif Air :

Sampai saat ini tarif yang berlaku di PDAM Tirta Buana Kabupaten

Merangin masih jauh dibawah biaya produksi dan belum mencapai

Full Cost Recovery (FCR). Hal ini disebabkan sulitnya melakukan

proses kenaikan tarif yang telah ditetapkan dengan Surat

Keputusan Bupati. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan

cara mengajukan permohonan penyesuaian tarif air sesuai dengan

Permendagri Nomor 23 tahun 2006 Kepada Bupati melalui Badan

Pengawas sesuai dengan harga pokok produksi dengan target Full

Cost Recovery (FCR) di tahun 2013.

d. Masalah Pelaporan

Pembuatan pelaporan PDAM Tirta Buana saat ini masih

menggunakan sistem manual. Hal ini disebabkan masih kurangnya

peralatan komputer yang ada serta belum adanya sistem program

pelaporan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara

mengajukan program pengadaan komputer serta melakukan

ekerjasama dengan BPKP untuk memakai sistim komputerisasi

(22)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

1.3. Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan :

Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan diatas,

dibutuhkan dana investasi sebesar Rp. 64.086.300.000.- dengan

sumber pendanaan berasal dari :

- PDAM Tirta Buana Kab.Merangin Rp. 1.482.500.000.-milyar

- APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Rp. 8.055.400.000.-milyar

- APBD Pemerintah Propinsi Rp. 5.068.000.000.-milyar

- Investasi Pemerintah melalui APBN Rp.49.480.400.000.-milyar

7.2.3. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok

Selain rencana tindak diatas, diusulkan penjadwalan kembali

tunggakan hutang pokok untuk memperingan beban pengeluaran kas

PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin dapat dilihat pada Tabel 7.6

(23)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 7.6 Rincian Rencana Penjadwalan dan Angsuran Pinjaman Pokok PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Periode 2013 s/d 2033

Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

No. Tanggal Angsuran Angsuran

1. 15 Juni 2013 102.483.938,70

2. 15 Desember 2013 102.483.938,70

3. 15 Juni 2014 102.483.938,70

4. 15 Desember 2014 102.483.938,70

5. 15 Juni 2015 102.483.938,70

6. 15 Desember 2015 102.483.938,70

7. 15 Juni 2016 102.483.938,70

8. 15 Desember 2016 102.483.938,70

9. 15 Juni 2017 102.483.938,70

7. 15 Desember 2017 102.483.938,70

11. 15 Juni 2018 102.483.938,70

12. 15 Desember 2018 102.483.938,70

13. 15 Juni 2019 102.483.938,70

14. 15 Desember 2019 102.483.938,70

15. 15 Juni 2020 102.483.938,70

16. 15 Desember 2021 102.483.938,70

17. 15 Juni 2022 102.483.938,70

18. 15 Desember 2022 102.483.938,70

19. 15 Juni 2023 102.483.938,70

20. 15 Desember 2023 102.483.938,70

21. 15 Juni 2024 102.483.938,70

22. 15 Desember 2024 102.483.938,70

23. 15 Juni 2025 102.483.938,70

24. 15 Desember 2025 102.483.938,70

25. 15 Juni 2026 102.483.938,70

26. 15 Desember 2026 102.483.938,70

27. 15 Juni 2027 102.483.938,70

28. 15 Desember 2027 102.483.938,70

29. 15 Juni 2028 102.483.938,70

30. 15 Desember 2028 102.483.938,70

31. 15 Juni 2029 102.483.938,70

32. 15 Desember 2029 102.483.938,70

33. 15 Juni 2030 102.483.938,70

34. 15 Desember 2030 102.483.938,70

35. 15 Juni 2031 102.483.938,70

36. 15 Desember 2031 102.483.938,70

37. 15 Juni 2032 102.483.938,70

38. 15 Desember 2032 102.483.938,70

39. 15 Juni 2033 102.483.938,70

40. 15 Desember 2033 102.483.938,70

(24)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

7.2.4. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok

Adapun hasil yang akan dicapai dari rencana tindak perbaikan

kinerja PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin tiap tahunnya dapat

dilihat pada Tabel 7.7 berikut ini :

Tabel 7.6 Rencana Tindak Kinerja PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin

No. Uraian

Pencapaian Pada Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Proyeksi Kenaikan Tarif Full Cost Recovery (%)

- - 43 50 33 25

2. Tingkat Kehilangan Air (%)

40,32 37 35 32 30 28

3. Cakupan

Pelayanan (%) 11,86 13,09 14,53 16,18 18,02 20,06

4. Jumlah Pegawai Per 1000 Pelanggan (Orang)

13 12 11 10 9 8

5. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Hari)

75 65 60 55,00 50,00 45,00

6. Rugi/Laba (Rp.000)

(2.281.517)

(1.437.707)

(1.375.060)

(885.506)

703.166

1.012.764 7. Investasi

(Rp.000)

- - 100.000

200.000

350.000

350.000 8. Saldo Kas

(Rp.000)

375.539

314.209 446.614

626.923

797.377

(25)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

KECAMATAN MUARA SIAU

KECAMATAN JANGKAT KECAMATAN TABIR ULU

Kapuk Sinargading Sungaisahut Bungoantoi

Tanjunglamin

KECAMATAN SUNGAI MANAU

KECAMATAN PAMENANG KECAMATAN BANGKO

BANGKO

Rantauderas

Tuo

Parit ujung tanjung Markeh Air batu

KECAMATAN TABIR SELATAN

Bangko

Tanjungdalam

S. Simpangkanan

S. Simpangkiri

S. Urang

S. Semantuk

S. M

KECAMATAN LEMBAH MASURAI

SriSembilan

Buluran Panjang Tanjung Hilir Lubukbumbun

RTRW KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2006-2016 LEGENDA

PETA

JARINGAN DISTRIBUSI DAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MERANGIN

RPIJM PU/CIPTA KARYA PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

( BAPPEDA ) Jl. Jenderal Sudirman No. 04 Telp. ( 0746 ) 21288 Fax. 322506

BANGKO Sp SawmilSp Dusun Jambi

Sp Bebako

Pintas Betung Bedarah

Mersan Sp Sengkati Gedang Sei Bengkal

Sp. TuanMa. JambiKemingking

Sp Talang Duku

Sei Gelam Pekan GedangKasilo Kampung Tengah

Sei Pinang Sei Salnk Muara Siau Sei ManauSp. Pulau Rengas

Sp. MargoyosoRantau Panjang Air Hitam MandianginTaman Dewa KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR KABUPATEN ANJUNG JABUNG BARAT

KABUPATEN BUNGO KABUPATEN TEBO

MA.TEBO MA. BUNGO

SEI. PENUH BANGKO

KABUPATEN

421+ Titik Ketinggian lainnya

T.2241 579 Triangulasi dengan nomor dan angka

ketinggiannya P = Primer S = Sekunder T = Tersier Jalan Arteri Primer

Jalan Batu

Jalan Tanah Jalan Arteri Sekunder

Kecamatan Tabir = 446 SR Kecamatan Bangko = 3.470 SR

Kecamatan Sungai Manau = 754 SR

Kecamatan Jangkat = 125 SR

U

Jaringan Distribusi Air Bersih

PDAM

(26)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

BATAS KELURAHAN / DESA

BATAS WILAYAH KOTA

JEMBATAN

JARINGAN PIPA INDUK DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM PDAM

IPA

JALAN TANAH JALAN PERKERASAN/ BATU JALAN ASPAL JALAN TIGA JALUR

SUMUR BOR II

BOOSTER PUMP

AKSES DISTRIBUSI POMPA

AKSES DISTRIBUSI GRAVITASI

0.5 1.5

0

1 : 100.000

Km 1 WILAYAH DESA DUSUN MUDO

WILAYAH DESA TITIAN TERAS

WILAYAH DESA LANGLING WILAYAH KELURAHAN PEMATANG

KANDIS

WILAYAH KELURAHAN DUSUN BANGKO

KEC. BANGKO WILAYAH DESA SALAMBUKU

Desa Sungai Ulak

KE KECAMATAN SUNGAI MANAU

WILAYAH DESA KUNGKAI

WILAYAH DESA SUNGAI KAPAS

DESA DUSUN MUDO 102 16' 00'' BT

RUTRK KOTA BANGKO KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2006-2016 ARAH KE KERINCI

ARAH KE SAROLANGUN ARAH KE BUNGO

Bendengrejo Lubuk GaungTambang nibung

Titianteras KEC. SUNGAI MANAU

KEC. TABIR SELATAN KEC. TABIR KEC. TABIRULU

PETA

JARINGAN DISTRIBUSI DAN LOKASI IPA KOTA BANGKO

LEGENDA

Booster Pump

IPA Sumur Bor II Kapasitas 20 liter/detik

IPA RPD Bangko Tinggi Kapasitas 120 liter/detik

Booster Pump

IPA Waskita Karya Kapasitas 40 liter/detik

Perumnas Sungai Piul KODIM

WILAYAH DESA SUNGAI ULAK

SMP 1 Bangko Kebun Kelapa WILAYAH KELURAHAN PASAR BANGKO

Desa Salambuku

WILAYAH KELURAHAN PASAR ATAS

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

( BAPPEDA ) Jl. Jenderal Sudirman No. 04 Telp. ( 0746 ) 21288 Fax. 322506

BANGKO

RPIJM PU/CIPTA KARYA

BIDANG AIR MINUM

Gambar

Tabel 7.1 Kappasitas Terpasang  Distribusi Air Bersih
Tabel 7.3.  Data Jumlah Pelanggan dan Penjualan Air          Menurut Golongan Pelanggan
Tabel 7.4.  Posisi Pinjaman PDAM Tirta Buana          Kabupaten Merangin Tahun 2008
Tabel 7.6 Rincian Rencana Penjadwalan dan Angsuran                   Pinjaman    Pokok    PDAM    Tirta     Buana
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian kedua hipotesis penelitian, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan

// use the breadth-first traversal algorithm to // determine the minimum number of edges in any // path from sVertex to all vertices in the graph // reachable from sVertex; upon

Selain mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh institusi negara, review ini juga mencatat tindakan kriminal yang dilakukan oleh warga dan/ atau

Nilai-Nilai Variabel Keputusan Pembaruan Model IRC pada kasus 3 (� dan � Sebagai Variabel) Berdasarkan Fungsi Utilitas Quasi Linier pada Setiap Skema Pembiayaan 46 Tabel

Pemberian media 50% serbuk gergaji + 50% feses sapi kaur yang diberi pakan (50% rumput setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok) memberikan dampak positif terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dengan keberadaan industri baja terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat dusun Dimoro.. Pendekatan

Komposit dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih elemen yang dipersatukan dengan suatu matriks (Berglund dan Rowell dalam Rowell 2005). Pengembangan produk komposit