• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

CEREBRAL DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Studi Pendidikan Diploma III Keperawatan

RINI NUR’AENI YULIATUN A01401950

PROGRAM STUDI DIII AKADEMI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iv

DAFTAR ISI ... v

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan ... 6

B. Perfusi Jaringan Cerebral ... 20

C. Oksigenasi ... 21

D. Tekanan Intrakranial Pada Stroke Hemoragik ... 23

E. Managemen Stabilisasi Tekanan Intrakranial ... 26

BAB III METODE STUDI KASUS A. DesainStudi Kasus ... 29

B. Subyek Studi Kasus ... 29

(6)

vi

D. Definisi Operasional ... 30

E. Instrumen Studi Kasus ... 30

F. Metode Pengumpulan Data ... 30

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 31

H. Analisis Data dan Penyajian Data ... 31

I. Etika Studi Kasus ... 32

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. HasilStudi Kasus ... 34

1. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. M ... 34

2. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. P ... 40

B. Pembahasan ... 44

C. Keterbatasan Studi Kasus ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Lembar Konsultasi

2. Lampiran 2 : Format pengkajian

3. Lampiran 3 : Catatan Asuhan Keperawatan

4. Lampiran 4: SOP Pemberian Oksigenasi

5. Lampiran 5 : Lembar SAP

6. Lampiran 6 : Lembar Balik & Leafet

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah banyak

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Hanya dengan pertolongan-Nya

penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir DIII Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami StrokeNon Hemoragik Dengan Masalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral di Ruang Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril

maupun materil, ataupun hal-hal lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih yang tak

terhingga kepada yang terhormat :

1. Bpk. Moh. Darikin dan Ibu Liasih, selaku orang tua yang telah memberikan dukungan, do’a dan materil dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

2. Hj. Herniyatun M.Kp, Sp.Mat, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong

3. Nurlaila S.Kep.Ns.M.Kep Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan

ilmunya dan waktu untuk kelancaran pembuatan proposal karya tulis

ilmiah ini.

4. Dadi Santoso S.Kep.Ns M.Kep, selaku pembimbing yang telah

memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah

DIII Keperawatan ini.

5. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan

tahun akademik 2017 yang selalu memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah akhir DIII Keperawatan ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

(9)

ix

Gombong, Juni 2017

(10)

x

Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2017

Rini Nur’aeni Yuliatun¹, Dadi Santoso S.Kep Ns, M.Kep²

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

CEREBRAL DI RUANG KENANGA RSUDDr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar belakang: Stroke merupakan gejala kerusakan otak yang mendadak, dan disebabkan oleh iskemik maupun hemorhagik. Oksigenasi sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

Tujuan: Memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien stroke non hemorhagik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

Metode: Penggunaan metode karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, pememeriksaan fisik, dan dokumentasi. Subyek 2 pasien stroke non hemorhagik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

Hasil: Setelah dilakukan pemberian oksigen dan posisi yang tepat pada pasien stroke non hemoragik, gangguan perfusi jaringan serebral pada pada pasien berkurang.

Kesimpulan: Asuhan keperawatan dengan pemberian oksigenasi dan posisi yang tepat pada pasien terbukti dapat mengurangi ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada stroke non hemorhagik.

(11)

xi

D III Program of Nursing Department MuhammadiyahHealth Science Institute of Gombong Scientific Paper, August 2017 Rini Nur’aeni Yuliatun¹, Dadi Santoso S.Kep Ns, M.Kep²

ABSTRACT

THE NURSING CARE FOR NON-HEMOR1RHAGIC STROKE CLIENTS HAVING PROBLEMS WITHINEFFECTIVENESS OF CEREBRAL TISSUE

PERFUSIONIN KENANGA WARD OF DR.SOEDIRMAN HOSPITAL KEBUMEN

Background: Stroke is a symptom of sudden brain disorder caused by ischemic and or hemorrhagic. Oxygenation is needed by stroke patients with ineffective perfusion of cerebral tissue.

Objective: Describing the nursing care for non-hemorrhagic stroke patients having problems with the ineffective cerebral tissue perfusion.

Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data were obtained through interview, observation, physical examination, and documentation study. The subjects were 2 patients suffering from non-hemorrhagic stroke with ineffective perfusion of cerebral tissue.

Result:After having oxygenation and the right position of the patients, there was a decrease in the disorder of cerebral tissue perfusion.

Conclusion: Giving oxygenation and right position of patient can help solve the ineffectiveness of celebral tissue perfusion.

(12)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke didefinisikan sebagai gejala kerusakan atau serangan otak secara

mendadak yang disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak. Gejala

ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat berkurangnya

aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian (Widjaja, 2012).

Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa

tanda-tanda klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24

jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan gangguan peredaran

darah ke otak, antara lain peredaran darah sub arakhnoid, peredaran intra

serebral dan infark cerebral (Israr 2008). Jumlah penderita stroke terus

meningkat setiap tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua,

tetapi juga orang muda pada usia produktif (Anderson, 2008).

Menurut WHO setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami

stroke. Sekitar 5 juta menderita kelumpuhan permanen. Dikawasan Asia

Tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO, 2010). Stroke

merupakan penyebab kematian kedua di dunia, sedangkan di amerika serikat

stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak setelah penyakit

kardiovaskuler dan kanker. Kasus stroke meningkat di negara maju seperti

Amerika, dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Setiap tahun,

hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke, dan stroke mengakibatkan

hampir 150.000 kematian. Amerika Serikat mencatat setiap 45 detik terjadi

kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke (Kalim, 2011).

Di Indonesia, jumlah penderita stroke terbanyak dan menduduki urutan

pertama di Asia dan ke empat di dunia, setelah India, Cina, dan Amerika.

Berdasarkan data terbaru dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi

stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per

(13)

2

sebanyak 57,9% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes (Riskesdas

2013). Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes dan gejala tertinggi

terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), diikuti daerah Istimewa Yogyakarta

(16,9%) (RisKesDas, 2013).

Di kabupaten kebumen sendiri penyakit stroke menduduki peringkat

ke-4 dalam daftar penyakit tidak menular di Puskesmas dan Rumah Sakit di

kabupaten Kebumen, setelah Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Stroke

Hemoragik. Jumlah penderita penyakit stroke pada tahun 2015 sebanyak 137

penderita, dan meningkat setiap tahunnya. 78 penderita mengalami Stroke

Hemoragik, dan sisanya adalah Stroke Non Hemoragik. (Profil Kesehatan

Kabupaten Kebumen 2015).

Menurut (Amir Huda, 2015), Stroke Non Hemoragik mengakibatkan

beberapa masalah yang muncul, seperti Gangguan menelan, Nyeri akut,

Hambatan mobilitas fisik, Hambatan komunikasi verbal, Defisit perawatan

diri, ketidakseimbangan nutrisi, dan salah satunya yang menjadi masalah

yang menyebabkan kematian adalah gangguan perfusi jaringan cerebral.

Gangguan perfusi jaringan adalah suatu penurunan jumlah oksigen yang

mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat perifer.

Ketidakefektifan perfusi apabila tidak ditangani dengan segera akan

meningkatkan tekanan intra kranial. Sehingga penanganan utama pada pasien

ini adalah meningkatkan status O2 dan memposisikan pasien head up 15-30˚

(Kusuma, 2012). Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur

vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup

seluruh sel tubuh (Imelda, 2009). Adanya kekurangan oksigen ditandai

dengan Hipoksia yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian

jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan (Anggraini dan Hafifah, 2014).

Pada gangguan perfusi serebral di jumpai adanya Peningkatan Tekanan

Intra Kranial (PTIK) dengan tanda klinis berupa nyeri kepala yang tidak

hilang-hilang dan semakin meningkat, penurunan kesadaran, dan untah

(14)

3

irreversibel atau kematian dapat dihindari dengan intervensi tepat pada

waktunya (Hisam, 2013).

Penanganan kegawatan pada pasien gangguan perfusi serebral salah

satunya adalah melakukan pengontrolan PTIK yaitu dengan memberikan

posisi kepala head up (15-30˚). Pemberian posisi head up (15-30˚) dilakukan

dengan tujuan untuik meningkatkan venous drainage dari kepala selain itu

elevasi kepala dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistemik dan

dapat dikompromi oleh tekanan perfusi serebral. Teori yang mendasari

elevasi kepala ini adalah peninggian anggota tubuh diatas jantung dengan

vertical axis, akan menyebabkan cairan cerebro spinal (CSS) terdistribusi dari

cranial ke subarakhnoid spinal dan memfasilitasi venus return serebral

(Sunardi, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Satariyah (2012), didapatkan hasil

bahwa ada perbedaan bermakna antara tekanan darah dan nadi sebelum dan

sesudah pemberian posisi kepala head up (15-30˚) pada pasien dengan PTIK.

Pemberian posisi ini membutuhkan pemantauan ketat terhadap adanya

perubahan TIK (Nyeri kepala, tingkat kesadaran, denyut nadi, tekanan darah,

dan suhu tubuh).

Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan, sebagai perawat harus

mengkaji dan memastikan bahwa tindakan medis telah dilakukan.

Pemantauan peningkatan TIK dan status respirasi pada pasien dengan Stroke

Non Hemoragik penting dilakukan oleh perawat untuk mencegah perluasan

kerusakan otak. Sebagai salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu

pemberian oksigenasi yang tepat dan memposisikan kepala head up (15-30˚)

untuk mencegah bahaya aliran balik vena ke kepala.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

Asuhan keperawatan, dan menganalisis hasil Asuhan keperawatan pada klien

dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan serebral pada pasien

(15)

4

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pasien Stroke Non Hemoragik

dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada

pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi

jaringan cerebral.

b. Penulis mampu melakukan perumusan diagnosa asuhan keperawatan

pada pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi

jaringan cerebral.

c. Penulis mampu membuat intervensi keperawatan asuhan keperawatan

pada pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi

jaringan cerebral.

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien

Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan

cerebral.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Stroke

Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral.

f. Penulis mampu menganalisa hasil asuhan keperawatan pada dua

pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi

jaringan cerebral

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi masyarakat pengelola pasien dengan Stroke Non Hemoragik dapat

(16)

5

2. Bagi pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :

Menambah keluasan Ilmu dan Teknologi terapan bidang keperawatan

dalam pemberian asuhan dengan gangguan perfusi jaringan cerebral pada

pasien Stroke Non Hemoragik.

3. Bagi penulis :

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus mengenai asuhan keperawatan

pasien dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral pada pasien

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson.2008.Konsep Keperawatan Dasar,Jakarta:EGC

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan,Jakarta:EGC

Blissit, et al. Cerebrovaskuler Dynamic with head-of-bed elevation in patient with mild or moderate vasospasme after aneurysmal subarachnoid hemorrhage American Journal Of Critical Care volume:15 issue:2 page:206-216.Published ; Mar 2006. Di akses tanggaal 11/06/2017

Carpenito-Moyet,L J.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 10.Jakarta: EGC

Carpenito,Lynda jual.2009.Diagnosa Keperawatan Aplikasi Klinis.Jakarta:EGC

Dermawan.2012.Proses Keperawatan Konsep dan Kerangka Kerja.Jilid 1, Yogyakarta:Gosyen Publishing

Guston A.C dan J.E Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:FK UI 2007

Harsono.2010.Buku Ajar Neurologi Klinis,Yogyakarta : UGM pres

Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011/editor Herdman : alih bahasa, Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Esti Tiarz; editor edisi bahasa indonesiaa, Monica Ester.Jakarta:EGC.

Herdman.H.T.2012.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Jakarta: EGC

Iskandar.2011.Teknik Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif.www.slideshare,net/NastitiChristianto/Teknik+analisis+data+ku antitatif+dan+kualitatif.Di akses tanggal 10/06/2017

Israr.2008.Stroke.Karya Tulis Ilmiah.Fakultas Kedokteran Universitas Riau.RSU Arifin Achmad Pekanbaru

Kalim.2012.Mengenal Jenis-Jenis

Stroke.Medicastro.com/Strokke+mengenal+jenis-jenis+stroke.php diakses tanggal 09/06/2017

(18)

Amir Huda N Nardi Kusuma.2015.NANDA NIC NOC.2015.Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.Jilid3.diterjemahkan

oleh,Yogyakarta

Petter & Perry.2009.Fundamental of Nursing 7 th Edition, Jakarta:EGC

Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas).(2013).Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun 2013.Diakses. 19 Oktober 2014,dari http://www.depkes.go.id/resource/general/hasil%20Riskesdas%202013.pd f. Diakses tanggal 06/06/2017

Satariyah.2012.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid3,Jakarta:Pusat Penerbitan FKUI

Vincent Thamburaj.2008.Intracranial Pressure.Diambil 12 Mei 2017.www. intracranial pressure monitoring

Widjaja.2012.Customer Relationship Managemen.Jakarta:Harvarindo.

Wilkinson, Judith M.2011.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC

(19)

LAMPIRAN

(20)
(21)

2. Format pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA

Tanggal masuk Rumah sakit :

Tanggal Pengkajian :

b. Identitas Penanggung Jawab

(22)

Pekerjaan :

Hub. Dengan pasien :

2. Keluhan Utama

3. Riwayat penyakit sekarang

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat Penyakit Keluarga

6. Pola pengkajian menurut Virginia Handerson

a. Pola Oksigenasi

g. Pola Menjaga Suhu Tubuh

h. Pola Personal Hygiene

(23)

Suhu :

RR :

d. Pemeriksaan Head to Toe

(24)

8) Ekstremitas :

9) Kulit :

10)Genetalia :

8. Pemeriksaan Penunjang

9. Program Therapy

B. ANALISA DATA

No. Hari/tanggal Data Fokus Problem Etiologi TTD

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

E. IMPLEMENTASI

Hri/Tanggal Dx Implementasi Evaluasi TTD

F. EVALUASI

Hari/Tangg

al Dx S O A P

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

4. SOP Pemberian oksigenasi

OKSIGEN DENGAN BINASAL KANUL No dokumen

PENGERTIAN Pemberian oksigen melalui hidung dengan Non

Rebreathing Masker

TUJUAN Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen

KEBIJAKAN Pasien dengan gangguan oksigenasi

PETUGAS Perawat

PERALATAN 1. Tabung O2 lengkap dengan manometer

2. Pengukuran aliran aliran flow dan humidifier

3. Selang Non Rebreathing Masker

4. Cotton bud

5. APD (sarung tangan dan masker)

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien

2. Mengecek kembali kelengkapan alat

(45)

4. Mendekatkan alat dengan benar

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam sebagai pendekatan teraupetik

2. Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada

keluarga/klien

3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan

dilakukan

C. Tahap Kerja

1. Membaca tasmiyah

2. Memastikan tabung masih berisi oksigen dengan

melihat manometer

3. Mengobservasi kebersihan lubang hidung bila kotor

bersihkan menggunakan cotton bud

4. Menyambung selang Non Rebreathing masker O2

dengan himidifier

5. Mengatur posisi semi fowler dan menjaga privasi

pasien

6. Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai

dengan kebutuhan dan memastikan ada aliran udara

dengan cara merasakan aliran oksigen di punggung

telapak tangan

(46)

pasien dengan hati-hati

8. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon

pasien

9. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi

1. Merapikan pasien

2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan pasien

3. Membereskan alat

4. Hand hygiene (Hand wash/Hand Scrup)

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan

UNIT TERKAIT Rawat Inap

IGD

(47)

5. Lembar SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) STROKE

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan

keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Stroke.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, penyebab, jenis

penyakit serta cara penanganan penyakit Stroke.

2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang menderita Stroke.

C. MATERI

Terlampir

D. METODE

Ceramah dan tanya jawab.

E. MEDIA

Leaflet dan lembar balik.

(48)

No. Kegiatan Waktu Evaluasi salam, mempersilahkan masuk

dan menyampaikan keadaan

Pasien.

2. Menjelaskan maksud

kedatangan dan

membuat kontrak

waktu

5’ Pasien dan keluarga mendengarkan dengan seksama

dan menyetujui kontrak waktu

yang ditetapkan bersama

3. Melakukan pendidikan

kesehatan tentang

Stroke

10’ Pasien memperhatikan dengan seksama.

pasien/ keluarga pasien

mengajukan pertanyaan

5’ Menanggapi dengan memberikan pertanyaan

Menjawab pertanyaan dari pasien

atau keluarganya

5. Mengakhiri kontrak

waktu dan berpamitan

kepada pasien dan

keluarganya

(49)

G. EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan melihat proses

selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah

(50)

Lampiran

MATERI PENYULUHAN

STROKE

A. Pengertian Stroke

Stroke didefinisikan sebagai gejala kerusakan atau serangan otak secara

mendadak yang disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak. Gejala

ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat

berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian

(Widjaja, 2012). Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara

mendadak berupa tanda-tanda klinis baik lokal maupun global yang

berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang

disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah

sub arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark cerebral (Israr 2008).

B. Tanda dan Gejala

Kenali gejala stroke dengan kata “WASPADA”

 Wajah perot

 Anggota gerak lemah

 Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh  Pelo atau bicara tidak jelas

 Afasia atau sukar berkomunikasi  Disorientasi atau bingung mendadak

 Apabila ada salah satu gejala di atas segera ke RS

C. Penyebab

 Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak

 Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah di

(51)

 Faktor resiko medis : Hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol,

Gangguan jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga

 Faktor resiko perilaku : Merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang

olahraga

D. Jenis Stroke

1. Stroke Hemoragik

Pada stroke hemoragik pembuluh darah pecah sehingga menghambat

aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di

otak dan merusaknya.

2. Stroke Iskemik

Pada stroke iskemik aliran darah ke otak terhenti karena penumpukkan

kolesterol pada dinding pembuluh darah (arterosklerosis) atau

menyumbatnya pembuluh darah ke otak karena pembekuan darah.

E. Pencegahan

 Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukan rajin kontrol

mengurangi 40% risiko stroke

 Lakukan latihan olahraga

 Konsumsi makanan yang bergizi  Kurangi makanan berlemak  Jauhi alkohol

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Satariyah.2012.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid3,Jakarta:Pusat Penerbitan

FKUI

(53)

6. Lembar Balik

hemoragik di otak. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian

(54)

JENIS STROKE

 Stroke Hemoragik Pada stroke hemoragik pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya

 Stroke Iskemik

Pada stroke iskemik aliran darah ke otak terhenti karena penumpukkan kolesterol pada dinding pembuluh darah (arterosklerosis) atau menyumbatnya pembuluh darah ke otak karena pembekuan darah.

PENYEBAB

 Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak

 Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah di otak

 Faktor resiko medis : Hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol, Gangguan jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga

 Faktor resiko perilaku : Merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang olahraga

(55)

TANDA DAN GEJALA

 Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukan rajin kontrol mengurangi 40% risiko stroke

 Lakukan latihan olahraga

 Konsumsi makanan yang bergizi

 Kurangi makanan berlemak

 Jauhi alkohol

Referensi

Dokumen terkait

Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena

Untuk mengatasi gangguan citra tubuh pada pasien stroke, dapat dilakukan dengan cara : mendiskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya yang dulu dan saat

Diagnosa yang muncul adalah ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral, intervensi dan implementasi yang dilakukan memonitor tanda-tanda vital, teknik distraksi

Stroke berdasarkan definisi WHO adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal dengan gejala-gejala yang berlangsung

Stroke atau serangan otak adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif, cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam

Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak

jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.. Stroke adalah kehilangan fungsi otak diakibatkan oleh berhentinya

Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih dari