• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi. Oleh: DENI FAHRIZAL S-1 AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi. Oleh: DENI FAHRIZAL S-1 AKUNTANSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN

DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL

ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

DENI FAHRIZAL

1301035136

S-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

v

RIWAYAT HIDUP

Deni Fahrizal lahir pada tanggal 19 Juli 1995 di Kota Samarinda dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sugiran dan ibu Wiani. Penulis memulai pendidikan di Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 02 Samarinda pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah pertama (SMP) Negeri 21 Samarinda pada tahun yang sama dan lulus pada tahun 2010. Jenjang pendidikan atas dilanjutkan penulis di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 04 Samarinda pada tahun 2010 dan kemudian lulus pada tahun 2013.

Penulis melanjutkan pendidikan tinggi akademis pada tahun 2013 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda jurusan akuntansi. Pada Tahun 2016 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kompetensi di Dinas Pasar Pagi Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia.

Samarinda, 10 Juni 2020 Mahasiswa

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia dan limpahan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

Banyak dukungan, motivasi, dan bantuan dari banyak pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku rektor Universitas Mulawarman.

2. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

3. F. Defung SE., MA., Ph. D Selaku wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Dr. H. Irwansyah, SE., MM Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Yunus Tete Konde, SE., M.Si., CA., CPAI selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

4. Dwi Risma Deviyanti SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

(7)

vii

5. Dr. H. Zaki Fakhroni, Akt., CA., CTA., CFrA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

6. Rusliansyah, SE.,MSi selaku Dosen wali yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Mulawarman. Saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila terdapat pemahaman dan perilaku saya yang kurang berkenan.

7. Prof. Dr. Hj. Sri Mintarti, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila selama dibimbing terdapat pemahaman dan prilaku saya yang kurang berkenan.

8. Iskandar SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila selama dibimbing terdapat prilaku dan pemahaman saya yang kurang berkenan.

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, khususnya Bapak/Ibu Dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan nasehat-nasehat yang sangat berharga bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

10. Seluruh Staf Akademik dan Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman yang telah membantu kelancaran penulian dalam hal administrasi dan lainnya.

11. Kedua Orang tua yang saya sayangi dan cintai Bapak Sugiran dan Ibu Wiani dan juga saudara saya, Mas Feki dan Kak Dian. Terima kasih tiada tara

(8)

viii

karena selalu memberikan dukungan, doa, motivasi dan perhatian selama proses penyelesaian skripsi ini.

12. Terimakasih kepada kekasih tercinta Nur Hikmah yang telah mendampingi hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

13. Terima kasih kepada kawan-kawan di kelas dan juga lembaga, khususnya kawan-kawan LKPE dan HMJ Akuntansi FEB Unmul atas pelajaran dan dukungannya selama ini.

14. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Besar harapan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Samarinda, 10 Juni 2020

(9)

ix

ABSTRAK

Deni Fahrizal. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dibawah bimbingan Bapak Iskandar dan Ibu Sri Mintarti.

Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan property dan real estate. Variabel independen yang digunakan adalah likuiditas menggunakan Current Ratio (CR), leverage diukur dengan debt payout ratio (DER), profitabilitas diukur dengan return on assets (ROA) dan ukuran perusahaan (Size). Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan dividen yang diukur dengan menggunakan dividend payout ratio (DPR). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 9 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018, sehingga diperoleh 45 data perusahaan. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas dan ukuran perusahaan berpengaruh negatife dan tidak signifikan tehadap kebijakan dividen. Sementara itu, leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividend dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen

Kata Kunci: Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen

(10)

x

ABSTRACT

Deni Fahrizal. The effect of Liquidity, leverage,Profitability, and Firm Size on

Dividend Policy on Property and Real Estate Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange, Supervised by Mrs. Sri Mintarti and Mr. Iskandar.

This study aims to obtain empirical evidence about The effect of Liquidity, leverage,Profitability, and Firm Size on Dividend Policy on Property and Real Estate companies. The independent variable used is liquidity measured using current ratio (CR), leverage measured using a debt payout ratio (DER), profitability measured using return on assets (ROA). The dependent variable used is the dividend policy measured using dividend payout ratio (DPR). This research is a quantitative study using the annual financial statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The sampling technique uses purposive sampling. The sample used was 9 property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2018 period, in order to obtain 45 company data. Data analysis techniques used multiple linear regression. The results of this study indicate that liquidity and firm size have a negative and not significant effect on dividend policy. Meanwhile, leverage have a positive and not significant effect on dividend policy and profitability have a positive and significant effect on dividend policy.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN IDENTITAS PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Dasar Konsep, Definisi, Construct, dan Proposisi Penelitian ... 10

2.1.1 Agency Theory ... 11 2.1.2 Dividen ... 11 2.1.3 KebijakanDividen... 13 2.1.4 Likuiditas ... 17 2.1.5 Leverage ... 18 2.1.6 Profitabilitas ... 19 2.1.7 Ukuran Perusahaan ... 20 2.2 Penelitian Terdahulu ... 21 2.3 Kerangka Konsep ... 22 2.4 Pengembangan Hipotesis ... 25

2.4.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen ... 25

2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen ... 26

2.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen ... 27

2.4.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen . 28 BAB III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Definisi Operasional danPengukuran Variabel ... 30

3.1.1 Variabel Dependen ... 30

3.1.2 Variabel Independen ... 31

3.2 Populasi, Sampel ... 33

(12)

xii

3.2.2 Sampel ... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.5 Metode Analisis Data ... 36

3.5.1 Statistik Deskriptif... 36

3.5.2 UJi Asumsi Klasik ... 37

3.5.3 Analisis Regresi Berganda ... 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 44

4.2 Analisis dan Hasil Penelitian Pengembangan Hipotesis ... 44

4.2.1 Statistik Deskriptif... 44

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

4.3 Pembahasan ... 56

4.3.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen ... 57

4.3.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen ... 57

4.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen ... 59

4.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen . 60 BAB V. PENUTUP ... 63

5.1 Simpulan... 63

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Kriteria Sampel Penelitian ... 35

Tabel 4.1 Data Sampel Perusahaan ... 44

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.3 Uji One Sample Kolmogorov Smlrnov ... 48

Tabel 4.4 Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor ... 49

Tabel 4.5 Uji Durbin-Watson ... 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Anova ... 52

Tabel 4.7 Hasil Model Summary ... 53

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 24 Gambar 2.2 Model Penelitian …. ... 25 Gambar 4.1 Grafik Scatterplot ... 50

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

BEI Bursa Efek Indonesia

CR Current Ratio

DER Debt to Equity Ratio

DPR Dividend Payout Ratio

DPS Dividen Perlembar Saham

ROA Return On Assest

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Populasi Penelitian ... 67

Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian dan Rekapitulasi Data Penelitian ... 69

Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif ... 71

Lampiran 4 Uji Normalitas ... 71

Lampiran 5 Uji Multikolinearitas ... 71

Lampiran 6 Uji Autokorelasi ... 72

Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas ... 72

Lampiran 8 Uji Statistik F ... 72

Lampiran 9 Koefisien Determinasi ... 73

(17)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar aktivitas suatu perusahaan adalah kegiatan investasi. Dalam menginvestasikan sejumlah dana, hal utama yang diharapkan seorang investor adalah adanya keuntungan yang akan diperoleh di masa datang. Untuk itu investor perlu melakukan analisis untuk menentukan dasar yang dapat digunakan dalam menilai kelayakan saham suatu perusahaan untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif investasi (Parica dkk,2013).

Menurut Ang (1997) dalam Pasadena (2013) Manajer sebagai agen pengelola perusahaan diharapkan mampu menghasilkan keuangan yang akhirnya dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil atau cenderung naik dari waktu ke waktu karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividend) lebih diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam bentuk aktivitas investasinya ke dalam perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan mengenai pembagian laba perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan. Pembagian dividen di satu sisi akan memenuhi harapan

(18)

investor untuk mendapatkan return sebagai hasil dari investasinya, sedangkan di satu sisi pembagian dividen diharapkan tidak mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya dapat membuat suatu kebijakan dividen yang optimal dimana kebijakan tersebut harus menghasilkan semacam keseimbangan antara kepentingan pemegang saham melalui dividen dan kepentingan perusahaan dalam hal pertumbuhannya. Kebijakan dividen akan memengaruhi nilai perusahaan dan penting di mata investor (Parmitasari dan Sutrisna, 2016).

Fenomena yang terjadi yaitu pada PT. Sentul Citra Tbk (BKSL) yang tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. ”Tidak ada pembagian dividen tahun ini karena fokus untuk ekspansi”, kata Keith Stephen Muljadi, Presiden BKSL, kepada Kontan.co.id.Sentul City berencana melakukan ekspansi pada tahun 2018. Beberapa rencana emiten ini adalah memperluas landbank dan mengembangkan proyek-proyek dengan mengincar segmen menengah ke atas. Di sepanjang tahun 2017, Pada tahun 2017 perusahaan ini mencatatkan laba sebesar Rp 464 Miliar. Laba ini turun sebesar 17% dibandingkan dengan perolehan laba di sepanjang tahun 2016 yakni sebesar Rp 564 miliar.

Fenomena selanjutnya terjadi pada PT. Real Jaya Property Tbk yang membagikan dividen sebesar Rp. 357,5 miliar dari total laba bersih perusahaan ditahun 2018. “Alokasi itu naik dibandingkan tahun lalu 32%” kata Sekertaris Perusahaan Jaya Real Property Niken Larasati dilansir dari Harian Neraca. Hal tersebut tidak sejalan dengan laba bersih perusahaan yang mengalami penurunan sebesar 7,2% dibandingkan tahun sebelumnya. (insight.kontan.co.id)

(19)

Berdasarkan pemaparan beberapa fenomena yang terkait dengan kebijakan dividen perusahaan maka tidak dipungkiri betapa pentingnya kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio terhadap banyak pihak, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen berdasarkan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan perlu untuk diidentifikasi. Hal tersebut menjadikan alasan penulis tertarik untuk meneliti terkait kebijakan dividen.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam menjalankan kebijakan dividen. Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Fahmi, 2012). Likuiditas perusahaan sangat berpengaruh terhadap perusahaan dalam memperoleh laba dan dibayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Laba tersebut akan digunakan perusahaan untuk mendanai investasi atau dibayarkan dalam bentuk dividen. semakin likuid sebuah perusahaan, kemungkinan pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan tersebut akan semakin besar (Parmitasari dan Hasrianto, 2017).

Dalam penelitian ini likuiditas diproksikan dengan Current Ratio yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana bias diketahui sampai seberapa jauh sebenernya jumlah aktiva lancer perusahaan bias menjamin utang lancarnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan

(20)

dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancer yang dimilikinya (Sutrisno, 2017).

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya besarnya jumlah hutang yang digunkan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri (kasmir, 2014). Penggunaan hutang ditujukan untuk membantu dalam pencapaian laba yang diharapkan perusahaan. Namun laba bersih yang diperoleh tidak serta merta diikuti dengan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.Sebab kewajiban membayar hutang lebih diutamakan daripada membayar dividen. Oleh karena itu semakin besar rasio leverage maka semakin tinggi penggunaan hutang perusahaan sehingga menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk membayar dividen (Wicaksana, 2012).

Leverage diproksikan dengan Debt to equity Ratio (DER) yang merupakan rasio keuangan utama dan digunakan untuk menilai posisi keungan suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya.

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah dimilikinya (Kasmir, 2014).

(21)

Profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset (ROA) yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Hanafi dan Halim (2005) menyatakan bahwa rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan. Perusahaan dengan ukuran besar cenderung memiliki suatu kemudahan dalam aksesnya menuju pasar modal. Hal tersebut mempengaruhi fleksibilitas perusahaan besar dalam memperoleh dana dalam jumlah yang besar. Perolehan dana tersebut dapat digunakan sebagai pembayaran dividenbagi pemegang sahamnya. Semakin besar tingkat ukuran suatu perusahaan, kemungkinan tingkat pembayaran dividen akan semakin besar pula (Parmitasari dan Hasrianto, 2017).

Ukuran perusahaan (size) diukur berdasarkan log natural dari total asset. Sedangkan hubungan ukuran perusahaan dengan kebijakan dividen dapat dijelaskan menurut Sartono (2014) ukuran perusahaan didefinisikan sebagai perusahaan besar yang sudah well establishedakan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal disbanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar.

(22)

Terdapat beberapa penelitian yang melakukan kajian mengenai hubungan maupun pengaruh dari rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.Namun, dari masing-masing penelitian yang ada, terdapat beberapa perbedaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Variabel Likuiditas pada penelitian yang dilakukan oleh Darma (2018) menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), namun hasil dari penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2016) yang menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).

Variabel leverage pada penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2018) menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), namun hasil dari penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2016) dan Pasadena (2013) yang menyatakan bahwa variabel debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Debt to Equity Ratio (DER).

Variabel Profitabilitas pada penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2012) menyatakan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), namun hasil dari penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2016) yang menyatakan bahwa variabel Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).

(23)

Variabel Ukuran Perusahaan pada penelitian yang dilakukan oleh Darma (2013) menyatakan bahwa variabel Ukuran Perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), namun hasil dari penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pasadena (2013) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan (size) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).

Dari hasil penelitian diatas ditemukan adanya ketidak konsistenan pada pengujian data atau pengujian rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Maka dari itu ketidak konsistenan ini akan dijadikan dasar untuk menguji ulang mengenai pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.

Dalam penelitian ini, objek yang diambil adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti memilih perusahaan property dan real estate yang menjadi objek penelitian karena perusahaan property dan real estate merupakan salah satu sektor yag memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba yang besar, dan hal tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap pembagian dividen kepada pemegang saham. Property dan real estate juga merupakan bagian dari sektor bisnis yang menjadi bagian indikator bangkitnya pasar modal dan pasar uang di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena-fenomena yang dikemukakan diatas, maka penulistertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahan Terhadap

(24)

Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasai masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah yang akan menjadi poko pembahasan, yaitu:

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan tumusan masalah yang telah disusun diatas, maka tujuan peelitian ini adalah:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan

dividen

1.4 Manfaat Penelitian

(25)

maka manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagaui bahan kajian serta masukan dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya dalam ilmu akuntansi keuangan yang berkaitan dengan kebijakan dividen

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dan juga sebagai bahan bahan sumbangan pemikiran kepada perusahaan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dividen

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori 2.1.1 Agency Theory

Michael dan Wiliam (1976) dalam pasadena (2013) mengungkapkan bahwa hubungan agensi muncul saat satu orang atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk memberikan layanan dan kemudian mendelegasikan otoritas dalam pengambilan keputusan kepada agent. Manajemen perusahaan atau yang disebut dengan agen akan membuat keputusan yang cenderung untuk membuat keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri. Di sisi lain, pemegang saham tidak memiliki kemampuan untuk mengawasi aktifitas manajemen setiap harinya untuk memastikan bahwa agen bekerja tidak hanya untuk kepentingannya sendiri, namun juga sesuai dengan keinginan pemegang saham selaku investor. Dalam prakteknya sebagai manajer perusahaan tentu manajer tahu lebih banyak informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibandingkan dengan pemilik dana atau pemegang saham. Jadi sebagai manajer, manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi tentang kondisi perusahaan kepada pemilik.

Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka mendelegasikan wewenang kepada agen untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik. Manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen,

(27)

pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Dalam struktur kepemilikan saham, teerdapat kelompok pemegang saham pengendali dan pemegang saham non pengendali. Pemegang saham pengendali cenderung menginginkan agar keputusan yang diambil manajemen menguntungkan dirinya contohnya seperti melakukan pembagian dividen khusus kepada pemegang saham pengendali yang dapat mengakibatkan kerugian pada pihak pemegang saham non pengendali. Oleh karena hal tersebut, sering terjadi masalah keagenan diantara manajemen, pemegang saham pengendali dan juga pemegang saham non pengendali.

2.1.2 Dividen

2.1.3.1 Pengertian Dividen

Rudianto (2012) menyatakan dividen adalah bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sebagai imbalan atas kesediaannya menanamkan hartanya didalam perusahaan. Jenis-jenis Dividen

Menurut Gumarti (2013) terdapat beberapa cara untuk membedakan jenis-jenis dividen, diantaranya yaitu:

1. Stock Dividend

Stock dividend atau tambahan saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan saham. Dividen jenis ini dapat menambah jumlah saham yang beredar, namun tidak menambah jumlah dana pada saham. 2. Cash Dividend

(28)

Cash dividend atau dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai yang besarannya ditentukan oleh perusahaan Dividen tunai dibayarkan bias dalam jangka waktu empat kali setahun, dua kali setahun, dan sekali dalam setahun tergatung keputusan dari perusahaan.

3. Likuidating Dividend

Likuiditing dividend atau dividen likuidasi adalah dividen yang dibayarkan dari kelebihan sisal aba perusahaan. Dividen likuidasi bias berasal dari sisa laba ditahan ataupun sisal aba yang ditunjukkan dalam nilai bukunya. 2.1.3.2 Prosedur Pembayaran Dividen

Menurut Sundjaja dan Barlin (2010), terdapat beberapa prosedur dalam pembayaran dividen yaitu:

1) Tanggal pengumuman (date of declaration)

Tanggal pengumuman merupakan tanggal keputusan untuk membagikan dividen pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen.

2) Cum-dividend date

Cum-dividend date merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen.

3) Tanggal pencatatan pemegang saham (date of record)

Date of record adalah tanggal dimana pemiik saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan. Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran.

(29)

4) Tanggal pemisahan dividen (ex-dividend date)

Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Oleh sebab itu, pada bursa internasional disepakati adanya exdividend date yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan (date of record).

2.1.3 Kebijakan Dividen

Atmaja (2008) dalam Aini (2017), menyatakan kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan apakah perusahaan akan membagikan dividen kepada para pemegang saham atau menahan laba untuk diinvestasikan kembali pada proyek-proyek yang menguntungkan guna menigkatkan pertumbuhan perusahaan. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut pengambilan keputusan, dimana laba perusahaan akan dibagikan atau ditahan untuk diinvestasikan kembali untuk kegiatan perusahaan. Kebijakan dividen dikatakan optimal bagi suatu perusahaan apabila kebijakan tersebut dapat menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dengan pertumbuhan dividen dimasa yang akan datang yang bertujuan untuk memaksimalkan harga saham. Kebijakan dividen dapat diukur menggunakan rasio pembayaran dividen atau yang sering disebut Dividend Payout Ratio (DPR).

2.1.4.1 Teori Kebijakan Dividen

Menurut Sutrisno (2017) dalam buku Manajemen Keuangan terdapat 3 Teori yang bersangkutan dengan Kebijakan Dividen, antara lain sebagai berikut:

(30)

Teori Residu Dividen atau Residual Dividend of Theory adalah teori yang menyatakan bahwa bahwa dividen adalah sisa laba yang tidak diinvestasikan kembali. Pada dasarnya laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hak bagi para pemegang saham (investor) karena mereka telah menanam sahamnya di suatu perusahaan, namun terkadang manajer keuangan tidak sepenuhnya membagikan laba dalam suatu periode tersebut. Sebagian dari laba biasanya digunakan untuk kegiatan perusahaan sebagai laba ditahan dan juga dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Ketika manajer keuangan lebih memilih laba ditahan daripada membagikan dividen biasanya disebabkan karena ada kesempatan investasi yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Laba sebaiknya tidak dibagikan kepada pemegang saham jika jumlah keuntungan yang diperoleh atas kesempatan investasi sama atau lebih besar dari keuntungan yang disyaratkan, sebaliknya jika laba dibagikan kepada pemegang saham yaitu apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan atas kesempatan investasi lebih kecil dari keuntungan yang disyaratkan.

2.

Teori Dividen Model Walter

Teori Dividen Model Walter atau Walter’s Dividend Theory menyatakan bahwa jika manajer keuangan memilih laba ditahan untuk kesempatan investasi dan keuntungan yang diperoleh dari kesempatan investasi tersebut jumlahnya lebih besar dari biaya, maka dampak dari kesempatan investasi tersebut adalah meningkatnya harga saham dan nilai perusahaan.

(31)

Teori Dividen Model Walter atau Walter’s Dividend Theory menyatakan bahwa jika manajer keuangan memilih laba ditahan untuk kesempatan investasi dan keuntungan yang diperoleh dari kesempatan investasi tersebut jumlahnya lebih besar dari biaya, maka dampak dari kesempatan investasi tersebut adalah meningkatnya harga saham dan nilai perusahaan.

3.

Teori Dividen Model Modigliani dan Miller

Teori Dividen Model Modigliani dan Miller atau Modigliani dan Miller’s Model menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya rasio pembayaran dividen, karena nilai suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau earning power dari aset perusahaan sehingga, nilai perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh keputusan investasi perusahaan. Dalam teori Modigliani dan Miller keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan nantinya akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat Modigliani dan Miller menekankan bahwa pengaruh dari pembayaran dividen bagi kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dari sumber dana lainnya, artinya jika perusahaan membayar dividen maka perusahaan harus menyeimbanginya dengan mengeluarkan saham baru yang sebagai pengganti dari pembayaran dividen tersebut. Ketika adanya kenaikan pembayaran dividen makaperusahaan akan mengimbanginya dengan menurunkan harga saham, sebagai akibat dari penjualan saham baru.

(32)

2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Rodoni dan Ali (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya.

2) Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak.

3) Leverage, faktor ini mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya. Dan semakin rendah rasio ini akan

(33)

menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya.

Sedangkan Al-Shuburi (2011) dalam Arjana dan Suputra (2017) mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu ukuran perusahaan (size) dimana perusahaan-perusahaan yang lebih besar akan cenderung membagikan dividen yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil.

2.1.4.3 Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2014). Semakin besar dividend payout ratio yang dibagikan, maka akan semakin kecil dana yang yang ditahan oleh perusahaan dan sebaliknya semakin kecil dividend payout ratio yang dibagikan, maka semakin besar laba yang ditahan oleh perusahaan.

Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2.1.4 Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu aspek yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan, karena likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Sutrisno, 2017). Likuiditas perusahaan dalam laporan keuangan dapat dilihat dari aktiva lancar

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Dividen persaham Laba persaham

(34)

atau aset lancar yang dapat dijadikan uang tunai berupa kas, piutang, persediaan dan sebagainya (Sutrisno, 2017).

Dalam Kasmir (2014) current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aset lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Current Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno, 2017)

2.1.5 Leverage

Leverage adalah penggunaan aktiva (aset) atau sumber dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung atau membayar biaya tetap (Sutrisno, 2017). Sumber dana perusahaan pada dasarnya berasal dari modal sendiri dari perusahaan maupun pinjaman atau hutang (leverage), namun apabila perusahaan menggunakan hutang maka perusahaan nantinya secara rutin harus membayar biaya bunga yang merupakan biaya atau beban tetap bagi perusahaan (Sutrisno, 2017).

Menurut Sutrisno (2017) Rasio leverage menunjukkan ukuran dari kebutuhan dana perusahaan yang akan digunakan atau dibelanjai dengan hutang, apabila perusahaan tidak memiliki leverage atau hutang (leverage factor = 0) artinya dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan menggunakan modal sendiri (tanpa menggunakan hutang). Semakin rendah tingkat leverage factor

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (CR) = Aktiva Lancar Hutang Lancar

(35)

suatu perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki resiko yang rendah pula apabila kondisi ekonomi merosot, sebaliknya jika semakin besar tingkat leverage factor suatu perusahaan maka semakin besar tingkat resiko bisnis yang akan dialami perusahaan ketika kondisi perekonomian memburuk (Sutrisno, 2017).

Debt to equity ratio (DER) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Sutrisno, (2017):

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau untuk mengukur seberapa besar tingkat laba yang dapat diperoleh perusahaan, semakin besar tingkat profitabilitas mencerminkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan (Sutrisno, 2017).

Dalam Kasmir (2014), rasio profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan yaitu Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva, atau dapat dikatakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Menurut Sutrisno (2017) pengertian ROA adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

(36)

Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On Assets merupakan rasio yang dapat menunjukkan seberapa besar persentase perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset yang digunakan dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini dianggap semakin baik kemajuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.

Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno, 2017)

2.1.7 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan, suatu perusahaan besar yang sudah mapan maka akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal. Dalam artian lain, Ukuran perusahaan (size) menjelaskan mengenai bagaimana kondisi suatu perusahaan baik itu berupa jumlah karyawan, jumlah pendapatan perusahaan, total aset, total ekuitas (selisih antara aktiva dan kewajiban), dan kapitalisasi pasar (nilai saham yang beredar dipasar) (Agustina, 2016).

Ukuran perusahaan dapat dikatakan memiliki pengaruh terhadap pembayaran dividen karena ketika perusahaan dengan ukuran aset yang cukup besar, maka akan menarik para investor atau pemegang saham. Semakin besar skala ukuran perusahaan dan semakin bnayak investor yang masuk, maka semakin besar pula modal yang didapat perusahaan serta semakin banyak pula kewajiban perusahaan dalam membayar kewajibannya termasuk dividen (Marietta, 2013).

(37)

Penelitian ini mengukur size dengan log natural dari total aset. Tujuan total aset diukur dengan menggunakan log natural agar angka pada size tidak memiliki angka yang terlalu jauh dengan angka-angka pada variabel lain.

Rumus Size dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1.

No. Peneliti Judul Alat

Analisis Variabel Hasil

1. Rizka Persia Pasadena (2013) Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas

dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Regresi linear berganda Likuiditas (CR), leverage (DER), profitabilitas (ROI), ukuran perusahaan (size) dan kebijakan dividen (DPR). - Likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen - Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Indra Cahya Peatama Putra (2016)

Pengaruh Debt To Equity

Ratio (DER), Return On Asset

(ROA), Return On

Equity

(ROE), dan Current

Ratio

(CR) terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR) pada

perusahaan Properti dan Real Estate di Indonesia Regresi Linear Berganda Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),Current Ratio (CR) dan Dividend Payout Ratio (DPR). - Variabel Debt To

Equity Ratio (DER), Return On Asset

(ROA), dan Current (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) - Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadapDividend Payout Ratio (DPR). 3. Fadila Aini (2017) Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Harga Saham terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2011-2015) Regresi panel Likuiditas (CR), profitabilitas (ROE), Harga Saham dan kebijakan dividen (DPR). - Likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen - Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen - Harga saham berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Ukuran Perusahaan (𝑠𝑖𝑧𝑒) = Ln (total aset)

(38)

Sambungan Tabel 2.1

No. Peneliti Judul Alat

Analisis Variabel Hasil

4. Evi Komalasari Aji Darma (2018) Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Studi Kasus pada Sektor Industri Makanan dan Minuman 2013-2017) - Eviews 9 - Regresi linear berganda Likuiditas (CR), profitabilitas ( ROA) leverage (DER), ukuran perusahaan (size) dan kebijakan dividen (DPR) - Likuiditas berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kebijakan dividen - Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap kebijakan dividen - Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen - Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen 5. Chintya Putri Ramadhanti (2019) Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate dan Kontriksi Bangunan yang Terdaftar di BEI periode 2014-2017) Regresi linear berganda Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROE), dan kebijakan dividen (DPR Likuiditas dan Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen 6. Suriani Ginting (2018) Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016 Analisis Regresi Linear Berganda Kebijakan Dividen (DPR), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Leverage (DER). Likuiditas, profitabilitas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 2.3 Kerangka Konsep

Penelitian ini memiliki beberapa variabel yang ingin diteliti karena diindikasikan mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya yaitu likuiditas,

(39)

leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan yang dalam hal ini menjadi variabel independen dan kebijakan dividen yang akan menjadi variabel yang dependen.

Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Penelitian ini didasarkan pada teori keagenan. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat dengan karakteristik populasi yang dicari oleh peneliti sehingga relevan dengan rancangan penelitian yang diharapkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

Adapun kerangka konsep penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(40)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Pengaruh Likuiditas (CR), Leverage (DER), Profitabilitas (ROI), Ukuran Perusahaan (SIZE) Terhadap Kebijakan Dividen

Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI 2014-2018

Agency Theory

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) - Current Ratio (X1)

- Debt to Equity Ratio (X2)

- Return On Assests (X3)

- Size (X4)

Kebijakan Dividen

Statistik Deskriptif

Uji Asumsi Klasik : - Uji Multikolienaritas

- Uji Heteroskedastisitas

- UJi Normalitas - Uji Autokorelasi

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran Uji Regresi Berganda

Uji Hipotesis : - Uji Statistik T - Uji Arah Pengaruh

(41)

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka peneliti dapat menggambarkan model penelitian antara variabel sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk membayar hutang dan dividen, karena dividen yang dibagikan adalah arus kas keluar atau pengeluaran bagi perusahaan maka semakin besar kas dan likuiditas yang dimiliki perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Sutrisno, 2017). Perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka memungkinkan melakukan pembayaran dividen lebih baik

Leverage (X2) Profitabilitas (X3) Likuiditas (X1) Ukuran Perusahaan (X4) Kebijakan Dividen (Y)

(42)

pula. Semakin baik likuiditas perusahaan akan mengakibatkan semakin besar pula tingkat pengembalian investasi berupa dividen.

Hal Ini Sejalan dengan Agency Theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan likuiditas yang baik akan cenderung memberikan informasi kepada pemegang saham atau investor untuk meningkatkan kepercayaan kepada perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Evi Komalasari Aji Darma (2018) dan Suriani Ginting (2018) menunjukan bahwa current ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sedangkan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Pasadena (2013) menunjukan hasil yang berbeda, yaitu CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini menunjukkan masih terdapat perbedaan terhadap hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :

H1 :Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen 2.4.2 Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen

Leverage merupakan penggunaan aset atau sumber dana dimana perusahaan harus menanggung atau membayar biaya tetap (Sutrisno, 2017). Sumber dana perusahaan pada dasarnya berasal dari modal sendiri dari perusahaan maupun pinjaman atau hutang (leverage), namun apabila perusahaan menggunakan hutang maka perusahaan nantinya secara rutin harus membayar biaya bunga yang merupakan biaya atau beban tetap bagi perusahaan (Sutrisno, 2017).

(43)

Hal ini sejalan dengan Agency Theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat utang yang rendah akan cenderung membagikan dividen. Hal tersebut merupakan informasi bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan dapat menumbuhkan kepercaan investor terhadap perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2018) menunjukan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sedangkan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Pasadena (2013) menunjukan hasil yang berbeda, yaitu DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR). Hal ini menunjukan masih terdapat perbedaan terhadap hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:

H2 :Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen 2.4.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit/laba, semakin besar tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka mencerminkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan (Sutrisno, 2017). Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Nurraiman, 2014).

Hal ini sejalan dengan Agency Theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung memberikan informasi yang positif kepada pemegang saham atau investor agar dapat meningkatkan investasi mereka di perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2018) menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan

(44)

terhadap Dividen Payout Ratio (DPR). Sedangkan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Aini (2017) menunjukan hasil yang berbeda yaitu ROA tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR). Hal ini menunjukkan masih terdapat perbedaan terhadap hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:

H3 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan

Dividen

2.4.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen

Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan.Dalam Penilitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan log natural dari total asset. Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung memiliki suatu kemudahan dalam aksesnya menuju pasar modal. Hal ini mempengaruhi fleksibilitas perusahaan besar tersebut dalam memperoleh dana dalam jumlah besar. Perolehan dana tersebut dapat digunakan sebagai pembayaran dividen bagi pemegang sahamnya. Semakin besar tingkat ukuran suatu perusahaan, kemungkinan tingkat pembayaran dividen akan semakin besar pula (Parmitasari dan Hasrianto, 2017).

Hal ini sejalan dengan Agency Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki total asset yang besar maka akan cenderung memberikan informasi positif kepada pemegang saham atau investor bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan akan cenderung membagikan dividen yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darma (2018) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sedangkan

(45)

dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Pasadena (2013) menunjukan hasil yang berbeda yaitu ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini menunjukan masih terdapat pebedaan terhadap hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :

H4 :Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kebijakan dividen. Kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang (Sutrisno 2017).

Setiap kebijakan dividen dapat menjadi bahan penilaian oleh investor (pihak yang tidak memiliki informasi lengkap mengenai perusahaan) tentang kinerja perusahaan. Ketika perusahaan membayar dividen untuk pertama kalinya, investor dapat menginterprestasikan bahwa saat ini manajer yakin bahwa profitabilitas perusahaan tidak hanya cukup untuk membiayai kesempatan investasi tetapi juga dapat untuk membayarkan dividen. Karena investor dan manajer mengerti bahwa sekali dividen dibayarkan maka sangat jarang dividen tersebut besarnya akan diturunkan maka investor juga akan menganggap inisiasi tersebut sebagai keyakinan manajer bahwa laba perusahaan di masa yang akan datang akan dapat menunjang kesempatan-kesempatan investasi. Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai indikator dari kebijakan dividen yang digunakan dalam

(47)

penelitian ini dan emiten sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018 sebagai objek penelitiannya.

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara dividen perlembar saham (DPS) dengan laba perlembar saham (EPS) atau merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada masing-masing pemegang saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dalam penelitian ini kebijakan dividen adalah variabel dependen yang dilambangkan dengan Y dan diukur menggunakan Dividen Payout Ratio (DPR) (Fahmi, 2014).

3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi varabel lain. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen yang akan diuji dalam kaitannya dengan pengaruh yang diberikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) yaitu:

1. Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membyar semua kewajiban-kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Kewajiban yang segera harus dipenuhi dalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Dividen persaham

(48)

perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.Current ratio (CR) dirumuskan sebagai berikut (Sutrisno, 2017).

2. Leverage (X2)

Rasio Rasio leverage mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Semakin besar tingakat leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah hutang yang digunakan, dan semakin besar risiko bisnis yang dihadapi tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian. Ukuran rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER) yaitu imbangan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rumus Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut (Sutrisno, 2017).

3. Profitabilitas (X3)

Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.Semakin besar tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran rasio profitabiltas yang

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (CR) = Aktiva Lancar Hutang Lancar

(49)

digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan, sehingga ROA merupakan rasio laba sebelum bungan dan pajak terhadap total aset. Return On Asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut (Sutrisno, 2017).

4. Ukuran Perusahaan (X4)

Menurut Sartono (2014) ukuran perusahaan didefinisikan sebagai perusahaan besar yang sudah well established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan dapat diukur dengan menggunakan log natural dari total aset.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah 54 (limapuluh empat) perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 - 2018.

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (ROA) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝐸𝐵𝐼𝑇 x 100%

(50)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Pemilihan sampel diseleksi secara purpossive sampling dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teknik purpossive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel non probabilitas dimana teknik pemilihan secara tidak acak yang informasinya diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu dan umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun berturut-turut periode 2014-2018. Dengan demikian, pertimbangan atau kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018. Dengan demikian, kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini, yaitu :

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, perusahaan-perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel adalah 9 (sembilan) perusahaan property dan real estate untuk periode tahun 2014 sampai 2018. Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 sampel dengan 5 tahun pengamatan.

(51)

Table 3.1 Kriteria Sampel Penelitian

No. Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa Efek Indonesia yang secara berturut-turut selama 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018

54

2 Perusahaan yang mengalami kerugian tahun 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (6) 3 Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak konsisten membagikan

dividen kas selama lima tahun penelitian yaitu tahun 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018

(39)

Jumlah perusahaan sampel 9

Tahun amatan 5

Jumlah unit yang dianalisis 45

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan menggunakan analisis statistik atau data kualitatif yang diangkakan (Martono, 2016).

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data sekunder.Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau memenfaatkan data yang sudah tersedia (Martono, 2016). Keuntungan data sekunder ialah sudah tersedia, ekonomis, dan cepat didapat sedangkan kelemahannya ialah tidak dapat menjawab secara keseluruhan masalah yang sedang diteliti dan kurang akurasi karena data dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu dengan metode yang tidak diketahui. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan property dan

(52)

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018.Sumber data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik atau metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data dan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu laporan tahunan perusahaan-perusahaan perbankan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka peneliti menggunakan program IBM SPSS 21. Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh leverage (X1), likuiditas (X2), profitabilitas (X3), size (X4) terhadap

kebijakan dividen (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian serta memperhatikan sifat-sifat data yang dikumpulkan, maka analisis data dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

3.5.1 Statistik Deskriptif

(53)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

1) Mean, yaitu rata-rata dari nilai data penelitian.

2) Deviasi Standar, yaitu besarnya varian atau perbedaan nilai antara data minimal dan maksimal.

3) Nilai Maksimum, yaitu nilai tertinggi dari data penelitian. 4) Nilai Minimum, yaitu nilai terendah dari data penelitian. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linear berganda yang baik ialah terbebas dari gejala normalitas, multikolonieritas, autokolerasi dan heteroskedastisitas, sehingga sebelum melakukan model regresi terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu : uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokolerasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2013) Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal.

Penelitian ini akan menggunakan uji one sample Kolmogorov Smirnov (K-S) dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Menurut Priyatno (2013) data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05 dan data dinyatakan tidak

(54)

normal jika signifikansi < 0,05. 3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Menurut Ghozali (2018) menyatakan bahwa uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen yang akan dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena (VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya autokorelasi.

(55)

Dampak yang diakibatkan dengan adanya autokorelasi yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya.

Menurut Ghozali (2018) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Dasar pengambilan keputusan diambil berdasarkan Sunyoto (2009):

1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai Durbin Watson dibawah 2 (DW < -2).

2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada diantara -2 dan +2 atau (-2 < DW < +2).

3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai Durbin Watson diatas +2 (DW > +2). 3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Model Penelitian
Table 3.1 Kriteria Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Data Sampel Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Dengan Menggunakan Metode Masuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penilaian persediaan barang jadi yang diterapkan oleh perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap laporan laba

fungsi utama. Sebagai ukuran profitabilitas, menunjukkan bahwa laba bersih yang diperuntukan unit setiap unit dari jumlah modal saham biasa. Semakin tinggi EPS, semakin baik

1) Advertising (Iklan), yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas. Bentuk yang paling

Hasil penelitian menunjukkan penelitian dan membandingkan unsur- unsur sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan oleh PT Hadji Kalla Toyota Cabang Daya dengan unsur- unsur

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Proses Perhitungan, Pencatatan, dan Penyetoran

Surandar Property Makassar periode 2010-2019 hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik t yang bernilai positif untuk variabel Perputaran Kas dengan nilai thitung 10,907 >

38 tahun 2018 bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 308 undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan