• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi. Oleh :"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PERTAMA KELUAR PERTAMA (MPKP)

BERDASARKAN SAK EMKM PADA TOKO

BANGUNAN BERKAT BERKAWAN BARABAI

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

IKHLASUL WAFI

NIM D010316042

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2019

(2)

ii

PERTAMA KELUAR PERTAMA (MPKP)

BERDASARKAN SAK EMKM PADA TOKO

BANGUNAN BERKAT BERKAWAN BARABAI

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

IKHLASUL WAFI

NIM D010316042

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2019

(3)

Kepada Yth.:

Kefua Jurusan Akuntansi Politeknik 1\egeri Banj arm asin

Di Tenpat

Dengan hormat.

Setelah men:baca, nrengoreksi dan nrelaknkan perbaikan" maka kami selaku pernbirnbing herpendapat bahlva Tugas Akhk yang disusun oleh :

Nalna iIKlllコAS(JL WAFI NIゝ/1 1D010316042 P■ogralll Smdi :D3AKモ JNTANSI

Judul Tugas Akhir iPENGAKUAN DAN PENGUKURAN SERTA

PENYA」IAN PERSEDIAAN BARフヘ

NG

DAGANGAN DENGAN W肥

NGGI」

NAKAN

Ⅳ肥TODE.IIASUK PERTAヽ〔

A KELUAR

PERTAⅣ鋏

(NIPKP)BERDASARKAN SAK

E卜区[ゝ

IPADA TOKO BANGUNAN BERKAT

BERKAWAN BARABAI

dapat diajukan daiam sidang ujian Tugas Akhir untuk memenuhi salah satu pers.vat'atan nreurperoleh gelar: Ahli Madya pada Program Studi

Il3

Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Demikian persetujuan ini. Atas perhatiannya, karri ucapkan terima kasih

B額Jどmattn)1 7 Jllli 201 9 Pembimbing I Saldl・alriawaniSE.,lplM,Ak.,CA NIP 197411232000031001 Invans-vah, SE, MM blIP 197203032014091002

(4)

PENGAKUAI{ DAN PENGUKTIRAI{ SERTA PEI\{YAJIAI{ PERSEDIAAN

BARAI{G DAGANGAN DEIi{GAN MENGGUNAKAN METODE NTASTIK

PERTAIIA KELUAR PERTAMA (MPKP) BERDASARKAIY SAK EMKNT

PAI}A TOKO BAhIGUNAI\ BERKAT BERI(AWAIY BARABAI

Yang disusun oleh:

Nama

: IKHLASUL WAFI

NIM

: D0103 rc442

Program

Studi

: AKUNTANSI

Telah dinyatakan lulus dalam sidang ujian Tugas Akhir

di

.lurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Banjarmasin pada

tanggai

..

dengan predikat

dan diterirna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Madya (A.Md)

Ketua Penguji

Anggota Penguji

Pembimbing I

Pembimbing II

: Hi. Nurul Mukhlisah, SE." MM

NIP 1975012t2001lD2441

: Julkawait, SE, MM

NlP 19770108200501 1 002

: Sandra lriar.ran, SE., MM, Ak., CA

NlP 19741 123200003 1 001

: Rusman Irwansyah, SE, MM

NrP 197203032014091002 ) 一 一 一 一 . R ′ 癖 轟 議

Tim Penguji dan Pembimbing

rtn

..,,,,..,..)

\

(5)

v

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil dari karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin. Tugas Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan lain oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin.

Banjarmasin,

Yang membuat pernyataan,

Ikhlasul Wafi NIM. D010316042

(6)

vi

Buatlah keputusan. yakin pada dirimu sendiri, atau mengikuti

orang lain. Aku tak tahu mana yang harus kau pilih. Tak akan

ada yang tahu mana yang benar. Tapi, satu hal yang perlu kau

ketahui. Kau harus percaya bahwa keputusan yang kau ambil tak

kau sesali nantinya!!.

Akan banyak pelajaran yang kita peroleh

saat kita berani mengambil resiko.

(7)

vii Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan banyak Nikmat, Karunia dan Kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. 2. Kedua orang tua, adik-adik dan keluarga saya yang tercinta yang tak

putus-putus memberikan do’a dan mendukung penuh baik secara meril maupun materil.

3. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah mendidik kami dan banyak memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

4. Seluruh teman-teman kelas VI B Akuntansi 2016 yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 5. Politeknik Negeri Banjarmasin.

(8)

viii

Ikhlasul Wafi (D010316042). Pengakuan dan Pengukuran serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai. Tugas Akhir. Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama berdasarkan SAK EMKM Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai merupakan kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan berbagai alat dan bahan bangunan.

Dari hasil pengakuan dan pengukuran serta penyajian 10 (sepuluh) jenis barang dagangan dengan menggunakan metode MPKP fisik yang sesuai dengan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai yang dihitung berdasarkan data persediaan awal, pembelian barang dagangan, penjualan barang dagangan periode 1 Januari – 31 Maret 2019 dapat diketahui jumlah persediaan akhir 10 jenis barang dalam perbulan yaitu persediaan akhir bulan Januari sebesar Rp64.786.420,00, bulan Februari sebesar Rp63.989.662,00 dan bulan Maret sebesar Rp55.372.938,00. Selain itu diketahui pula laba (rugi) untuk 10 (sepuluh) sampel barang periode 1 Januari – 31 Maret 2019 dalam perbulan yaitu bulan Januari sebesar Rp863.960,00, bulan Februari sebesar Rp2.105.042,00, dan bulan Maret sebesar Rp4.368.876,00. Penelitian ini menggunakan metode MPKP fisik karena mudah dipahami serta diterapkan pada entitas yang memiliki jenis barang yang banyak serta penjualannya yang cukup tinggi.

Kata Kunci : Pengakuan, Pengukuran, Persediaan Barang Dagang, Metode MPKP

(9)

ix

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt karena hanya berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai”. Tak lupa kita panjatkan sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SWT. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, meskipun kami telah berusaha semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangununtuk kesempurnaan tugas akhir ini kami terima lapang dada.

Dari persiapan sampai dengan selesaainya tugas akhir ini, penyusun banyak menerima bantuan berupa bimbingan serta arahan, baik secara moriil maupun materiil dari berbagai pihak. Dengan tulus dan rendah hati penulis iningin menyampaikan rasaterima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin. 2. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Banjarmasin.

3. Bapak Sandra Iriawan, SE., MM., Ak., CA selaku dosen Pembimbing I yang sangat banyak membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Rusman Irwansyah, SE, MM selaku dosen Pembimbing II yang dengan teliti membimbing penulis dalam sistematika penulisan Tugas Akhir ini

5. Dosen-dosen pengajar dan staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

(10)

x data yang dibutuhkan penulis.

7. Kedua orang tua adik-adik saya tercinta yang selalu mendo’akan,

memberikan semangat dan dukungan secara moril maupun materi.

8. Kepada Alis Lusiana Prayogi Putri yang selalu memberikan do’a dan motivasi.

9. Seluruh teman-teman Akuntansi B 2016 khususnya Shafaryan Naufal, Anceria Timur, Hernandi Hassman, Renaldy Juianto Saputra, Wahyudi, Ahmad Nazli Nur Akbar, dan Taufik Rahmat yang selalu memberi dukungan dan semangan satu sama lain.

10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca pada umumnya dan kepada penulis khususnya. Tugas Akhir ini sangatlah jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kelak menjadi pembelajaran bagi penulis.

Banjarmasin, Juli 2019

(11)

xi

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan Tugas Akhir ... iv

Halaman pernyataan Keaslian ... v

Halaman Motto ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Abstrak ... viii

Kata pengantar ... ix

Daftar isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar lampiran ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Pemasalahan ... 2 C. Rumusan Masalah ... 3 D. Tujuan Penelitian ... 3 E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Landasan Teori ... 4

1. Pengertian Persediaan ... 4

2. Klasifikasi Persediaan ... 5

3. Kepemilikan Persediaan ... 6

4. Biaya Persediaan Barang Dagang ... 7

5. Rumus Biaya ... 8

6. Metode Pencatatan Persediaan berdasarkan SAK EMKM ... 9

7. Harga Pokok Penjualan ... 10

8. Laporan Laba rugi ... 10

9. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)... 11

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

BAB III : METODE PENELITIAN ... 15

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 15

B. Variabel Penelitian ... 15

C. Jenis dan Sumber Data ... 16

D. Metode Pengumpulan Data ... 17

E. Teknik Analisis Data ... 18

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 19

(12)

xii

4. Sistem Pengakuan Persediaan Toko Bangunan

Berkat Berkawan Barabai ... 23

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 27

1. Metode Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai ... 27

2. Evaluasi Terhadap Metode Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan ... 28

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(13)

xiii

Tabel 2.1 Metode MPKP periodik ... 10

Tabel 2.2 Laporan Laba Rugi ... 11

Tabel 2.3 Laporan Posisi Keuangan ... 12

Tabel 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 13

Tabel 4.1 Persediaan Awal Barang Dagang ... 24

Tabel 4.2 Daftar Pembelian ... 25

Tabel 4.3 Rekap Per Bulan Pembelian ... 25

Tabel 4.4 Daftar Penjualan ... 26

Tabel 4.5 Rekap Per Bulan Penjualan ... 27

Tabel 4.6 Rekap Persediaan Akhir ... 48

Tabel 4.7 Rekap Harga Pokok Penjualan ... 49

Tabel 4.8 Laporan Laba Rugi Periode 31 Januari 2019 ... 50

Tabel 4.9 Laporan Posisi Keuangan (Sebagian) Periode 31 Januari 2019 ... 50

Tabel 4.10 Laporan Laba Rugi Periode 31 Februari 2019 ... 51

Tabel 4.11 Laporan Posisi Keuangan (Sebagian) Periode 31 Februari 2019 . 52 Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi Periode 31 Maret 2019 ... 53

(14)

xiv

Lampiran 1. Surat Balasan Ijin Penelitian Perusahaan Terkait ... 58

Lampiran 2. Surat Keterangan Tempat Usaha ... 59

Lampiran 3. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1) ... 60

Lampiran 4. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2) ... 61

Lampiran 5. Lembar Saran Anggota Penguji 1 Tugas Akhir ... 62

Lampiran 6. Lembar Saran Anggota Penguji 2 Tugas Akhir... 63

Lampiran 7. Denah Perusahaan ... 64

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan memiliki banyak kegiatan rutin untuk mempertahankan jalannnya operasional usaha mereka salah satunya pada kegiatan penjualan. Penjualan merupakan suatu proses kegiatan transaksi yang mana kita dapat menghasilkan keuntungan dari transaksi tersebut. Keuntungan tersebut bisa digunakan untuk memproduksi barang atau bisa juga untuk membeli barang lebih banyak lagi dan dijual kembali.

Pemilik perusahaan harus bisa memanejemen persediaan barang dagang mereka karena persediaan barang dagang pada perusahaan dagang selaku entitas bisnis yang mana membeli barang tanpa mengubah barang tersebut kemudian dijual kembali dan merupakan kompenen paling penting untuk mendapat laba atau keuntungan.

Pengendalian dalam persediaan untuk menjaga kualitas barang konsumen merupakan langkah kunci keberhasilan perusahaan. Apabila ada kesalahan yang terjadi dalam pencatatan nilai persediaan laporan keuangan pada perusahaan akan berpengaruh pada laporan laba rugi dan neraca. Nilai persediaan pada neraca berperan dalam unsur aktiva lancar yang sangat penting di bandingkan nilai aktiva lancar lainnya dan dilaporan laba rugi nilai persediaan berperan dalam harga pokok penjualan yang menjadi hasil penentu kinerja dalam suatu periode. Jadi perusahaan harus bisa fokus agar tidak terjadi kelalaian dalam mencantumkan nilai persediaan pada laporan keuangan.

Mendapatkan nilai persediaan pada akhir periode baik transaksi pembelian maupun penjualan harus ditentukan dengan benar dilihat dari persediaan awal. Agar menentukan nilai persediaan yang wajar disetiap akhir periode dan menghasilkan laporan keuangan yang benar, perusahaan menetapkan metode sesuai dengan standar akuntansi yang tepat.

(16)

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai adalah toko yang bergerak dalam usaha jual beli beli alat dan bahan bangunan. Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai beralamat di Jl.Bukat RT. 5 simpang tiga bawan Barabai dan pemilik toko bernama H. Samlan. Dari hasil wawancara dan pengamatan oleh penulis dengan pemilik toko, Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai hanya melakukan pencatatan transaksi penjualan hanya dinota biasa saja dan melakukan transaksi pembelian (pemesanan) ke supplier sesuai dengan kebutuhan atas barang tertentu.

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai belum menggunakan metode yang sesuai dengan standar akuntansi yang tepat. Maka dari itu penilaian persediaan barang dagang dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MKMP) Merupakan metode yang tepat agar terjaga persedian barang dagang Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul “Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai.”

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, terdapat permasalahan yang dimana Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai tidak menggunakan metode apapun dalam menilai persediaannya. Entitas juga hanya mencatat transaksi penjualan dinota dan melakukan transaksi pembelian ke supplier. Untuk berfokus pada permasalahan, penulis tidak membahas perhitungan retur pembelian dan retur penjualan dan membatasi masalah pada perhitungan pengakuan dan pengukuran persediaan alat dan bahan bangunan pada periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 maret 2019 dengan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM. C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Bagaimana Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Dengan

(17)

Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Berkat Berkawan Barabai?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai.” E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan yang diteliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu yang berguna untuk Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai dalam mengelola persedian barang dagang yang benar sesuai dengan metode yang ada di penelitian ini. 2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini menambah ilmu pengetahuan penulis dan semoga dapat di terapkan di masa yang akan datang.

3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah ilmu dan wawasan mahasiswa tentang persediaan barang dagang.

(18)
(19)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Persediaan

Menurut SAK EMKM tahun 2018 mendifinisikan persedian yaitu: a. Ruang lingkup persediaan

1) Untuk dijual dalam keadaan normal.

2) Dalam proses produksi untuk kemudian dijual.

3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Persediaan juga berlaku untuk produk agrikultur, yaitu hewan atau tanaman hidup, yang telah dipanen untuk kemudian dijual, atau digunakan dalam proses produksi dan kemudian dijual.

b. Pengakuan dan pengukuran persediaan

1) Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh, sebesar biaya perolehan.

2) Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan untuk membawa persediaan ke kondisi atau lokasi siap digunakan.

3) Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti sistem biaya standar atau sistem eceran, demi kemudahan, dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya perolehan.

4) Entitas dapat memilih dengan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan persediaan. 5) Jumlah persediaan yang mengalami penurunan dan/atau

kerugian, misalnya karena persediaan rusak, diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan dan/atau kerugian tersebut.

(20)

c. Penyajian persediaan

1) Persediaan disajikan dalam kelompok asset dalam laporan posisi keuangan.

2) Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui. (IAI, 2016:21)

Persediaan adalah barang dagang yang masih ada sampai akhir periode akuntansi dan dinamakan persediaan barang dagang. (Hery, 2013:27)

Secara istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk di jual kembali. Barang-barang yang dibeli dan dijual kembali dalam perusahaan dagang disebut persediaan barang. (Baridwan, 2015:149)

Sedangkan menurut Manurung “Persediaan dikategorikan sebagai barang dagangan yang dimiliki dan disimpan untuk dijual kembali ke konsumen. Akun persediaan dalam laporan posisi keuangan sebagai bagian dari asset lancer, sedangkan barang dagangan yang sudah laku terjual akan dilaporkan pada laporan Laba Rugi sebagai harga pokok penjualan yang akan mengurangi pendapatan penjualan”. Manurung (2011: 53)

2. Klasifikasi Persediaan

Menentukan klafikasi persediaan sangat penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan itu adalah perusahaan dagang maka hanya ada satu kali klasifikasi persediaan yaitu persediaan barang dagang.

Perusahaan manufaktur, persediaannya perlu diolah terlebih dahulu karena persediaannya diklasifikasikan dari bahan mentah, Barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk akhir). (Hery, 2013: 54)

(21)

3. Kepemilikan persediaan a. Barang dalam perjalanan

Barang yang masih dalam perjalanan seharusnya di hitung sebagai bagian persediaan dari pihak yang memang secara hukum sudah sah memiliki hak atas barang tersebut. Hak kepemilikan barang biasanya ditentukan pada awal transaksi, yaitu berdasarkan perjanjian dan syarat-syarat yang sudah di sepakati antara penjual dan pembeli. Hery (2013:56)

b. Barang titipan

Terkadang dalam beberapa transaksi barang dapat diperoleh atas dasar konsinyasi (barang titipan). Dalam hal ini, pihak pengirim (penitip) memiliki hak kepemilikan barang buka pada pihak yang dititpkan. Barang konsinyasi bukan milik dari pihak yang dititipkan, sehingga barang konsinyasi tersebut tidak dihitung sebagai persediaan dari pihak yang dititipkan. Sedangkan bagi pihak yang menitipkan, barang yang dititip masih tetap akan dihitung sebagai bagian persediaan sampai barang yang dititip tersebut terjual ke konsumen. Hery (2013:56)

c. Barang-barang yang dipisahkan

Barang-barang yang akan dijual dalam jumlah yang besar pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus dan dilakukan secara bertahap. Barang-barang terebeut akan dipisahkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk memenuhi kontrak yang ada. Walaupun belum terkirim, hak atas barang sudah berpindah ke pembeli. Jadi, pada saat menyusun laporan keuangan terdapat status barang yang dipisahkan pada penjual harus mengeluarkan barang tersebut dari persediaan atau mencatat sebagai penjualan. (Baridwan, 2013:152)

(22)

4. Biaya Persediaan Barang Dagang

Biaya persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.

a. Biaya pembelian

Biaya pembelian terdiri dari harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagihkan kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat, dan hal-hal yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. b. Biaya konversi

Biaya konversi adalah biaya yang timbul untuk memproduksi bahan baku menjadi barang jadi. Biaya ini terdiri dari biaya yang secara langsung terkait dengan unit produksi, termasuk alokasi sistematis biaya overhead produksi yang bersifat variabel atau bersifat tetap yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi. Biaya overhead yang bersifat tetap dialokasikan berdasarkan kapasitas fasilitas produksi normal. Sedangkan biaya overhead yang bersifat varibel, biayanya dialokasikan berdasarkan pada setiap unti produksi atas dasar penggunaan aktual fasilitas produksi. Pengalokasian jumlah overhead tetap perunit produksi tidak bertambah dan overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode yang terjadi jika suatu entitas mengalami produksi yang rendah. Sebaliknya jika suatu entitas mengalami produksi yang tinggi, maka jumlah overhead teatap yang dialokasikan pada tiap unit produksi menjadi berkurang sehingga persediaan tidak diukur di atas biayanya.

c. Biaya lainnya

Biaya yang timbul dalam kondisi dan lokasi saat ini adalah bagian biaya lain yang dapat dibebankan sebagai biaya persediaan.

(23)

Yang dimaksud biaya lainnya seperti biaya desain dan biaya sebelum melakukan produksi yang di tujukan ke konsumen. Untuk biaya yang tidak dapat dibebankkan sebagai biaya persediaan yaitu biaya penelitian dan pengembangan, biaya administrasi dan penjualan, biaya pemborosan, dan biaya penyimpanan. Martani, dkk (2016:249)

5. Rumus Biaya

Rumus biaya yang digunakan oleh entitas dapat berbeda-beda sesuai dengan asumsi arus fisik dari barang persediaannya. Standar akuntansi tidak mengatur suatu entitas harus memiliki rumus biaya yang sesuai dengan arus fisik persediaan. Suatu entitas akan mempertimbangkan dampak pemilihan rumus biaya tersebut dalam laporan laba rugi. Ada tiga alternative yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas terkait dengan rumus biaya yaitu rumus biaya identifikasi khusus, masuk pertamaa keluar pertama, rata-rata tertimbang. Adapun penulis menggunan metode masuk pertama keluar pertama untuk mempermudah dalam menyusun persediaan. Martani (2016:250)

a. Rumus biaya dengan sistem Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

Sistem Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan digunakan terlebih dahulu sehingga unknit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibelu atau diproduksi kemudian. Sistem ini merupakan metode relative konsisten dengan arus fisik dari persediaan terutama untuk industry yang memiliki perputaran persediaan yang tinggi.

Sistem ini mempunyai kelebihan salah satunya adalah dari sisi relevansi nilai persediaan yang dimasukkan dalam laporan posisi keuangan entitas. Hal ini disebabkan karena nilai persediaan yang dimasukkan merupakan nilai yang didasarkan pada harga yang paling kini. Dalam menggunakan metode ini entitas dapat

(24)

menghasilkan laporan posisi keuangan yang kini entitas. Sedangkan untuk kelemahan pada sistem ini adalah tidak merefleksikan nilai laba yang paling akurat karena metode ini kurang cocok antara biaya dengan pendapatan. Martani (2016:253)

6. Metode Pencatatan Persediaan berdasarkan SAK EMKM Contoh:

Pada tanggal 1 Desember 20X8, Entitas A tidak memiliki saldo persediaan. Pada 5 Desember 20X8, Entitas A membeli 1.000 unit persediaan pada biaya perolehan Rp1.000 per unit. Pada tanggal 10 Desember 20X8, Entitas A membeli persediaan pada biaya perolehan Rp 1.100 unit. Pada tanggal 15 Desember 20X8, Entitas A menjual 1.000 unit persediaan dengan harga jual Rp1.500 per unit secara tunai.

Adapun penulis menggunakan metode periodik dalam melakukan pencatatan persediaan. Dengan metode periodik, HPP di hitung dengan dicatat entitas pada akhir periode pelaporan. Untuk persediaan barang dagang. HPP di hitung dengan formula sebagai berikut:

Persediaan awal xxx

(+) Pembelian xxx

(-) Persediaan akhir (xxx)

(=) HPP xxx

Nilai persediaan akhir yang digunakan bergantung pada rumus biaya yang digunakan. Dengan rumus MPKP maka nilai persediaan akhir diasumsikan adalah nilai pembelian terakhir. Pada contoh di atas sebagai berikut:

(25)

Tabel 2.1. Metode MPKP Periodik

Sumber: IAI (2016:57)

7. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah harga pokok yang dimana produksinya ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok persediaan barang jadi akhir periode. Harga pokok penjualan menunjukkan jumlah harga pokok barang yang dijual selama periode terjadi. Apabila barang yang dijual berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualannya adalah harga beli kuantitas barang yang dijual. Tetapi jika barang yang dijual itu berasal berasal dari hasil produksi itu sendiri, maka harus dihitung terlebih dahulu harga pokok produksinya. (Baridwan,2015:31)

8. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu entitas yang disajikan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK EMKM) yang dapat mencakup pos-pos yaitu pendapatan, beban keauangan dan beban pajak. Berikut ilustrasi laporan laba rugi .(IAI, 2016:11)

Rumus Biaya MPKP – Periodik

Persediaan awal Rp – (+) Pembelian Rp2.100.000 (-) Persediaan akhir (Rp1.100.000) (=) HPP Rp1.000.000 Ayat jurnal penyesuaian (31 Desember 20X8)

D. HPP Rp1.000.000 K. Persediaan Rp1.000.000

(26)

Tabel 2.2. Laporan Laba Rugi

Sumber: IAI (2016:51)

9. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan menyajikan informasi keuangan tentang ragam aset (mencerminkan penggunaan dana) maupun ragam liabilitan dan ekuitas (mencerminkan sumber perolehan dana). Akun yang terdapat di laporan posisi keuangan, yaitu akun-akun aset, liabilitas, dan ekuitas, lazim disebut akun rill atau akun permanen (permanent accounts). Laporan posisi keuangan menyajikan keseimbangan penggunaan dana dan pemerolehan dana yang harus selalu terjaga sebagai perwujudan dari hukum dana (the law of fund). Berikut ilustrasi laporan posisi keuangan bentuk T yang menggambarkan posisi persediaan di aset lancar. (Warsono, dkk, 2013:117) PENDAPATAN Pendapatan usaha Pendapatan lain-lain JUMLAH PENDAPATAN BEBAN Beban usaha Beban lain-lain JUMLAH BEBAN

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

Beban pajak penghasilan

LABA (RUGI) SETELAH PAJAK PENGHASILAN

(27)

Tabel 2.3. Laporan Posisi Keuangan

ASET

Kas dan setara kas Kas

Giro Deposito

Jumlah kas dan setara kas

Piutang usaha Persediaan

Beban dibayar dimuka Aset tetap Akumulasi penyusutan JUMLAH ASET LIABILITAS Utang usaha Utang bank JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal

Saldo laba (defisit)

JUMLAH EKUITAS

JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS

xxx xxx xxx Rp xxx xxx xxx xxx xxx (Rp xxx) Rp xxx xxx xxx Rp xxx xxx xxx Rp xxx Rp xxx Sumber: IAI (2016:50)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas tentang penilaian harga persediaan barang dagang dengan menggunakan metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) selama ini telah cukup banyak dilakukan oleh para peneliti sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.4.

(28)

Tabel 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Muhammad Fahrizal (2017)

Usman (2018) Ikhlasul Wafi (2019)

Judul Penilaian dan Pencatatan Persediaan Barang Dagang Dengan Menggunakan Metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama)-Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun 2016 Pada Apotek Anugerah Farma Marabahan Penilaian dan Pencatatan Persediaan Barang Dagang dengan Menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) - Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 Pada Apotek Rahmat 2 Banjarmasin

Pengakuan dan Pengukuran serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai.

Institusi yang diteliti

Apotek Anugera Farma Marabahan

Apotek Rahmat 2 Banjarmasin

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai Periode Analisis Januari – Maret 2017 Januari – Maret 2018 Januari – Maret 2019 Rumusan Masalah Bagaimana penilaian dan pencatatan persediaan barang dagang dengan menggunakan metode MPKP-Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun 2016 pada Apotek Anugerah Farma Marabahan ? Bagaimana penilaian persediaan dan pencatatan barang dagang dengan menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) - Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 Pada Apotek Rahmat 2 Banjarmasin ? Bagaimana Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Berkat Berkawan?

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penilaian dan pencatatan persediaan barang dagang dengan menggunakan metode MPKP–Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun 2016 Pada Apotek Anugerah Farma Marabahan Untuk mengetahui bagaimana penilaian persediaan barang dagang dengan menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) - Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 Pada Apotek Rahmat 2 Banjarmasin

Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagang dengan menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Berkat Berkawan Barabai.”

(29)

Lanjutan Metode Penelitian Menggunakan Penelitian Kepustakaan dan Penelitian Lapangan (Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi) Serta Menggunakan Metode MPKP Menggunakan Penelitian kepustakawan Dan Penelitian Lapangan (Observasi, Wawancara dan Dokumentasi) Serta Mengunakan Rumus Biaya MPKP-perpetual Menggunakan Penelitian Kepustakaan dan Penelitian Lapangan(Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi) Serta Menggunakan Metode MPKP Hasil Penenlitian Hasil penilaian persediaan metode MPKP-Perpetual pada Apotek Anugerah Farma Marabahan jumlah persediaan akhir Rp 9.702.200,00 terjadi selisih jumlah persediaan akhir sebesar Rp 8.000,00, Harga Pokok Penjualan Rp 60.785.400,00, Laba Kotor Rp 7.439.600. Hasil penilaian persediaan menggunakan rumus biaya MPKP – perpetual pada Apotek Rahmat 2 Banjarmasin jumlah persediaan akhir Rp 7.361.700,00 dan laba kotor Rp 8.491.200,00 Hasil pengukuran persediaan dengan metode MPKP pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai jumlah pers akhir bulan Januari Rp64.786.420,00, bulan Februari Rp63.989.662,00, dan bulan Maret Rp55.372.938,00 untuk laba (rugi) bulan Januari Rp863.960,00, bulan Februari

Rp2.105.042, dan bulan Maret Rp4.368.876

Sumber : Muhammad Fahrizal(2017), Usman(2018)

Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal: (1) metode analisis yang digunakan, yaitu metode MPKP; (2) variabel independen yang digunakan, yaitu persediaan barang dagang.

Sementara itu, penelitian penulis memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut dalam hal subyek penelitian-penelitian dan periode analisis. Penulis hanya membahas Toko Bangunan Berkat Berkat Berkawan dan periode analisisnya dari 1 januari hingga 31 maret 2019 untuk menentukan hasil persediaan akhir dan HPP selama per bulan dari 3 periode sedangkan penelitian terdahulu hanya menentukan persediaan akhir dan HPP nya pada akhir periode saja. Selain itu, penulis memfokuskan penelitian pada perhitungan persediaan barang toko bangunan, sedangkan penelitian-penelitian terdahulu melakukan perhitungan persediaan barang apotek.

(30)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian adalah studi kasus dengan menggunakan cara yang sistematis dalam pengumpulan data dan pendekatan penelitian deskriptif yang bertujuan meyajiikan gambaran lengkap dan mempelajari suatu masalah yang ada pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai. Studi kasus berupa pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) berdasarkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai dan dibatasi dengan 10 (sepuluh) jenis alat bahan bangunan sebagai sampel untuk diteliti degan batasan masalah yang terperinci yaitu, pada 1 Januari 2019 sampai 31 Maret 2019

B. Variabel Penelitian

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan istilah pokok untuk mendukung pembahasan perlu adanya variabel sebagai pedoman. Adapun variable penelitian yang digunakan penulis sebagai berikut:

1. Pengakuan Persediaan Dengan Sistem Fisik

Pengakuan persediaan pada entitas adalah mengakui persediaan ketika diperoleh barang yang dibeli sebesar biaya perolehannya. Dengan sistem fisik, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian bukan akun persediaan barang dagangan seperti yang dilkukan pada sistem perpetual. (Hery, 2015:114)

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai pengakuan persediaan adalah ketika membeli alat dan bahan bangunan dari supplier dan barang sudah berada ditoko maka akan diakui sebagai persediaan sebesar nilai transaksi pembelian.

(31)

2. Pengukuran Persediaan

Pengukuran persediaan adalah teknik pengukuran biaya persediaan yang digunakan untuk menentukan biaya perolehannya.

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai pengukuran persediaan yang digunakan dalam menentukan biaya perolehannya adalah nilai transaksi pembelian

3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama – (MPKP)

Harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan.

Dengan menggunakan metode MPKP, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli. (Hery, 2015:242)

Sedangkan menurut Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai adalah apabila terjadi penjualan maka barang dengan harga pokok produk yang digunakan adalah harga pokok yang terdahulu kemudian masuk berikutnya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang dikumpulkan oleh penulis yaitu: a. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (V Wiratna Sujarweni,2015:39). Dalam penelitian ini, data kuantitatif Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai berupa data dari daftar persediaan awal, daftar pembelian dan daftar penjualan.

b. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, dan gambar (V Wiratna Sujarweni,2015:21). Data kualitatif pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai berupa karakteristik perusahaan yang meliputi sejarah singkat, struktur organisasi dan uraian tugas yang berhubungan dengan penelitian.

(32)

2. Sumber data yang digunakan yaitu: a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan narasumber. Data yang diperoleh harus diolah lagi (V Wiratna Sujarweni, 2015:89). Data primer ini seperti data tentang sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi. Data diperoleh langsung dari pemilik Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai lewat wawancara dan diolah kembali oleh penulis.

b. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung berupa catatan, laporann dan lain-lain yang tidak perlu diolah kembali (V Wiratna Sujarweni, 2015:89). Data sekunder yang didapat dalam penelitian ini seperti dokumentasi, daftar pembelian, dan daftar penjualan.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan tugas akhir ini, untuk mengumpulkan data-data pendukung yang diperoleh dengan metode pengumpulan data yang relevan. Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Wawancara

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang lengkap seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi serta bagaimana sistem pencatatan persediaan barang dagang dengan cara tanya jawab langsung kepada pemilik Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai. 2. Teknik Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data berupa dokumen atau laporan serta catatan akuntansi yang diperlukan dan berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini seperti data persediaan barang dagang awal, bukti pembelian dan bukti penjualan barang pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai.

(33)

3. Studi Pustaka

Penulis mempelajari dan mengumpulkan bahan referensi dari beberapa literatur yang berhubungan dengan masalah yang ada dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh landasan teori yang bisa dijadikan pedoman dan arahan yang tepat dalam pembahasan dan pemecahan masalah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan penulis pada penelitian ini yaitu: 1. Mengumpulkan data-data yang akan diteliti pada Toko Bangunan Berkat

Berkawan Barabai yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu data persediaan awal, data pembelian, dan data penjualan.

2. Melakukan perhitungan persediaan akhir barang dagang dengan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) pada periode 1 Januari 2019 sampai 31 Maret 2019.

3. Menghitung Harga Pokok untuk 10 (sepuluh) sampel alat dan bahan bangunan.

4. Membuat laporan posisi keuangan (sebagian) dan laporan laba rugi untuk 10 jenis bahan bangunan yang akan diteliti.

(34)

19 A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai merupakan toko yang menjual alat bahan bangunan yang didirikan pada tahun 2010. Pemilik toko ini bernama H. Samlan dan beralamat di di Jl.Bukat RT. 5 simpang tiga bawan Barabai.

Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai didirikan sebagai sarana dalam menjual alat bahan bangunan untuk memudahkan masyarakat yang ingin mencari atau membeli peralatan dan bahan bangunan. Toko ini dulunya juga menjual suku cadang (spare parts) mobil, tetapi sekarang lebih berfokus menjual alat bahan bangunan.

2. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan tempat kehidupan dalam menghidupkan fungsi manajemen agar mencapai kegiatan perusahaan secara efisien. Agar organisasi dapat mencapai tujuan yang diperlukan adanya penetapan struktur organisasi yang baik dengan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada didalam perusahaan secara jelas. Pentingnya organisasi dalam perusahaan maka disusun suatu organisasi yang meliputi tindakan didalam pembagian kerja yang harusnya dilakukan, menempatkan orang-orang diposisi yang sesuai dengan keahlian dibidang yang mereka kuasai serta dapat mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan.

Dengan adanya struktur organisasi, karyawan-karyawan yang ada didalam entitas dapat diorganisir dengan tepat dan efektif untuk menciptakan kinerja yang maksimal. Dengan demikian dalam struktur organisasi harus mampu mendapatkan sumber daya manusia yang tepat sehingga berbagai kendala dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dapat dihindarkan.

(35)

Berikut ini adalah bentuk struktur organisasi yang ada di Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai.

Bagan 4.1. Struktur organisasi Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai Sumber: Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai

Dari struktur organisasi di atas pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai, berikut ini penjelasan mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Pemilik Toko

Pemilik toko memiliki tugas sebagai berikut: 1) Memimpin kegiatan usaha secara kesuluruhan. 2) Memanage seluruh karyawan.

3) Mengatur gaji karyawan.

4) Ikut juga membantu di bagian kasir PEMILIK TOKO KASIR BAGIAN GUDANG BAGIAN PENGIRIMAN NN

(36)

b. Kasir

Kasir memiliki tugas sebagai berikut:

1) Mengelola dan mencatat transaksi penjualan dan pembelian. 2) Melayani pelanggan.

c. Bagian Gudang

Bagian gudang memili tugas sebagai berikut: 1) Menerima dan mengeluarkan barang dari gudang. 2) Merapikan barang yang ada di gudang.

d. Bagian Pengiriman

Bagian pengiriman memiliki tugas sebagai berikut:

1) Mengatur pengiriman barang yang ingin dikirim dengan pemilik toko.

2) Mengirim barang yang barangnya sudah sesuai dengan yang dipesan.

3. Sistem Pencatatan Transaksi Pembelian dan Penjualan Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai

Melihat dari kenyataan yang ada pada toko bangunan berkat berkawan Barabai tidak melakukan pencatatan terhadap transaksi pembelian dan pencatatan penjualan hanya dilakukan pada nota biasa saja. Entitas hanya menerima bukti (nota) pembelian dari para supplier, dan memberikan bukti (nota) penjualan kepada pembeli. Contoh nota pembelian dan penjualan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.

(37)

Berikut adalah Contoh Nota Pembelian sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Nota Pembelian Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai Sumber: Toko Bangunan Berkat Berkawan

(38)

Berikut adalah Contoh Nota Penjualan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Nota Penjualan Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai Sumber: Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai

4. Sistem Pengakuan Persediaan Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai

Melihat dari kenyataan yang ada pada Toko Bangunan Berkat Berserkawan Barabai, entitas selama ini tidak melakukan pencatatan dalam persediaan barang dagangnya. Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai hanya melakukan perhitungan langsung terhadap jumlah fisik

(39)

barang bila sewaktu – waktu diperlukan. Perhitungan persediaan yang sesuai dengan metode yang berlaku dalam dunia usaha sangat diperlukan agar menjaga kestabilan serta pengawasan terhadap jalannya kegiatan usaha. Oleh karena itu, pentingnya koreksi antara bagian-bagian yang berhubungan dengan transaksi keluar masuknya persediaan barang dagang. Dengan adanya koreksi disetiap bagian dapat tercipta keadaan saling kontrol yang akan menghasilkan suatu sistem pengendalian yang dapat menghindari terjadinya tindak penyelewengan atas persediaan barang dagang yang dimiliki oleh entitas, dapat menghindari terjadinya kehilangan persediaan barang di gudang serta dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi pemilik toko dan pengelola toko dalam pengambilan keputusan. Di bawah ini adalah data persediaan awal, data pembelian, dan data penjualan pada Toko Banguna Berkat Berkat Berkawan Barabai dapat dilihat pada tabel 4.1,4.2, dan 4.4 :

Tabel 4.1 Persediaan Awal Barang Dagangan Toko Bangunan Berkat Berkawan Periode 1 Januari 2019

No Nama Barang Satuan Unit Harga/Unit Jumlah 1 Semen Conch 50 Kg Sak 40 Rp 41.364 Rp 1.654.560 2 Semen Gresik 50 Kg Sak 26 Rp 51.500 Rp 1.339.000 3 Baja Ringan Taso

c75.75 Btg 54 Rp 85.000 Rp 4.590.000 4 Seng Gelombang Kecil Biasa Lbr 56 Rp 45.750 Rp 2.562.000 5 Seng Gelombang Kecil Fumira Lbr 30 Rp 51.000 Rp 1.530.000 6 Seng Plat Talang Meter 28 Rp 46.000 Rp 1.288.000 7 Kalsiboard 3,5 mm Lbr 60 Rp 50.000 Rp 3.000.000 8 Avian Cat Kayu dan

Besi Base C 0,9 Lt

Pcs 27 Rp 45.900 Rp 1.239.300 9 Avian Cat Kayu dan

Besi Base B 0,9 Lt

Pcs 20 Rp 52.700 Rp 1.054.000 10 Lem Red Kecil 60gr Tube 18 Rp 6.500 Rp 117.000

Jumlah 359 Rp 18.373.860

(40)

Keterangan :

Tabel persediaan awal pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai per 1 Januari 2019 diperoleh dari hasil perhitungan fisik barang yang ada di gudang.

Berikut ini adalah daftar pembelian dalam penelitian ini dengan jumlah unit 1964 dan totalnya Rp96.558.200 dengan perincian sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Daftar Pembelian Barang Dagangan Toko Bangunan Berkat Berkawan Periode 1 Januari 2019 – 31 Maret 2019

No Nama Barang Satuan Unit Harga/Unit Jumlah

1 Semen Conch 50 Kg Sak 600 Rp 41.364 Rp 24.818.400 2 Semen Gresik 50 Kg Sak 320 Rp 51.500 Rp 16.480.000 3 Baja Ringan Taso c75.75 Btg 160 Rp 85.000 Rp 13.600.000 4 Seng Gelombang Kecil

Biasa

Lbr 100 Rp 45.750 Rp 4.575.000

5 Seng Gelombang Kecil Fumira

Lbr 200 Rp 51.000 Rp 10.200.000

6 Seng Plat Talang Meter 40 Rp 46.000 Rp 1.840.000 7 Kalsiboard 3,5 mm Lbr 400 Rp 50.000 Rp 20.000.000 8 Avian Cat Kayu dan Besi

Base C 0,9 Lt

Pcs 48 Rp 45.900 Rp 2.203.200

9 Avian Cat Kayu dan Besi Base B 0,9 Lt

Pcs 48 Rp 52.700 Rp 2.529.600

10 Lem Red Kecil 60gr Tube 48 Rp 6.500 Rp 312.000

Jumlah 1964 Rp96.558.200

Sumber: Diolah penulis

Berikut ini adalah rekap per bulan pembelian dari Januari – Maret 2019 dengan perincian sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rekap Per Bulan Pembelian Barang Dagangan Toko Bangunan Berkat Berkawan Periode 1 Januari 2019 – 31 Maret 2019

No Nama Barang Bulan

Unit Januari Unit Februari Unit Maret

(41)

2 Semen Gresik 50 Kg 160 Rp 8.240.000 160 Rp 8.240.000 - -

3

Baja Ringan Taso

c75.75 - - - - 160 Rp 13.600.000 4 Seng Gelombang Kecil Biasa 100 Rp 4.575.000 - - - - 5 Seng Gelombang Kecil Fumira 100 Rp 5.100.000 - - 100 Rp 5.100.000 6 Seng Plat Talang 20 Rp 920.000 - - 20 Rp 920.000 7 Kalsiboard 3,5 mm 400 Rp 20.000.000 - - - -

8

Avian Cat Kayu dan

Besi Base C 0,9 Lt - - 24 Rp 1.101.600 24 Rp 1.101.600

9

Avian Cat Kayu dan

Besi Base B 0,9 Lt - - 24 Rp 1.264.800 24 Rp 1.264.800 10 Lem Red Kecil 60gr - - - - 48 Rp 312.000

Jumlah 1180 Rp 55.380.600 408 Rp 18.879.200 376 Rp22.298.400

Sumber: Diolah Penulis

Berikut ini adalah daftar penjualan dalam penelitian ini dengan jumlah unit 1216 dan totalnya Rp66.897.000 dengan perincian sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Daftar Penjualan Barang Dagangan Toko Bangunan Berkat Berkawan Periode 1 Januari 2019 – 31 Maret 2019

Sumber: Diolah Penulis

No Nama Barang Satuan Unit Harga/Unit Jumlah

1 Semen Conch 50 Kg Sak 298 Rp 51.000 Rp 15.198.000 2 Semen Gresik 50 Kg Sak 107 Rp 56.000 Rp 15.198.000 3 Baja Ringan Taso c75.75 Btg 80 Rp 87.000 Rp 6.960.000 4 Seng Gelombang Kecil

Biasa

Lbr 147 Rp 49.000 Rp 7.203.000

5 Seng Gelombang Kecil Fumira

Lbr 164 Rp 58.000 Rp 9.512.000

6 Seng Plat Talang Meter 65 Rp 50.000 Rp 3.250.000 7 Kalsiboard 3,5 mm Lbr 250 Rp 56.000 Rp 14.000.000 8 Avian Cat Kayu dan Besi

Base C 0,9 Lt

Pcs 46 Rp 52.000 Rp 2.392.000

9 Avian Cat Kayu dan Besi Base B 0,9 Lt

Pcs 40 Rp 55.000 Rp 2.197.700

10 Lem Red Kecil 60gr Tube 19 Rp 10.000 Rp 190.000

(42)

Berikut ini adalah rekap per bulan dari Januari – Maret 2019 dengan perincian sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekap Per Bulan Penjualan Barang Dagangan Toko Bangunan Berkat Berkawan Periode 1 Januari 2019 – 31 Maret 2019

No Nama Barang Bulan

Unit Januari Unit Februari Unit Maret

1 Semen Conch 50 Kg 10 Rp 510.000 22 Rp 1.122.000 266 Rp 13.566.000 2 Semen Gresik 50 Kg 12 Rp 672.000 39 Rp 2.184.000 56 Rp 3.136.000

3

Baja Ringan Taso

c75.75 18 Rp 1.566.000 32 Rp 2.784.000 30 Rp 2.610.000 4 Seng Gelombang Kecil Biasa 28 Rp 1.372.000 23 Rp 1.127.000 96 Rp 4.704.000 5 Seng Gelombang Kecil Fumira 10 Rp 580.000 68 Rp 3.944.000 86 Rp 4.988.000 6 Seng Plat Talang 22 Rp 1.100.000 21 Rp 1.050.000 22 Rp 1.100.000 7 Kalsiboard 3,5 mm 50 Rp 2.800.000 134 Rp 7.504.000 66 Rp 3.696.000

8

Avian Cat Kayu dan

Besi Base C 0,9 Lt 11 Rp 572.000 28 Rp 1.456.000 7 Rp 364.000

9

Avian Cat Kayu dan

Besi Base B 0,9 Lt 10 Rp 550.000 10 Rp 550.000 20 Rp 1.100.000 10 Lem Red Kecil 60gr 11 Rp 110.000 6 Rp 60.000 2 Rp 20.000

Jumlah 182 Rp 9.832.000 383 Rp 21.781.000 651 Rp35.284.000

Sumber: Diolah Penulis

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Metode Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagang Pada Toko Bangunan Berkat Berkawan Barabai Toko bangunan berkat berkawan Barabai sampai sekarang tidak menggunakan metode pengakuan dan pengukuran serta penyajian dalam persediaan barang dagangnya. Entitas hanya melakukan pencatatan jika terjadi transaksi penjualan dinota saja dan menyimpan nota pembelian yang diterima dari supplier sebagai bukti transaksi pembelian.

Ketika ingin melakukan pembelian, toko bangunan berkat berkawan barabai melakukan perhitungan fisik persediaan yang tersisa. Keadaaan ini mengakibatkan sulitnya dalam pengendalian serta pengawasan

(43)

terhadap persediaan, kehilangan atau kerusakan barang dagangan tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.

2. Evaluasi Terhadap Metode Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan

Berdasarkan evaluasi terhadap analisis yang digunakan oleh toko bangunan berkat berkawan Barabai selama ini tidak melakukan pengakuan dan pengukuran terhadap persediaan barang dagangannya. Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengakuan dan pengukuran serta penyajian barang dagangan pada toko bangunan berkat berkawan Barabai adalah metode fisik. Metode fisik merupakan metode yang sederhana dan sangat mudah dilakukan dan dipahami. Dalam metode fisik setiap pembelian dicatat ke dalam rekening pembelian dan harga pokok penjualan dapat diketahui setelah melakukan perhitungan persediaan akhir.

Penulis menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) - Periodik. Metode ini sangat sederhana dan mudah dipahami serta tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pencatatan persediaan, sehingga alokasi waktu serta tenaga dapat dikendalikan secara efektif dan efisien karena pencatatan tidak dilakukan setiap saat namun hanya dilakukan pada akhir periode.

Berdasarkan data persediaan awal, pembelian, dan penjualan toko bangunan berkat berkawan barabai selama bulan Januari-Maret, maka perhitungan persediaan akhir barang dagangan dan harga pokok penjualan dihitung dengan cara sebagai berikut:

1. Semen Conch 50 Kg Persediaan Akhir Januari Persediaan Barang

Dagangan Awal 40 Unit @ Rp 41.364 = Rp 1.654.560 Pembelian:

22/01/2019 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 31/01/2019 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 Barang tersedia untuk

(44)

Penjualan (periode

januari): 10 Unit

Total Persediaan Akhir: 430 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 30 Unit @ Rp 41.364 = Rp 1.240.920

430 Rp 17.786.520

Harga Pokok Penjualan Januari

Persediaan Awal Rp 1.654.560 Pembelian selama periode (+) Rp 16.545.600 Barang tersedia untuk dijual Rp 18.200.160 Persediaan Akhir (-) Rp 17.786.520 HPP Metode Fisik MPKP: Rp 413.640

Persediaan akhir Februari Persediaan Barang

Dagangan Awal 430 Unit @ Rp 41.364 = Rp 17.786.520 Pembelian:

02/02/2019 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 Barang tersedia untuk

dijual: 630 Unit Rp 26.059.320

Penjualan (periode

Februari): 22 Unit

Total Persediaan Akhir: 608 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP: 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 200 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.272.800 208 Unit @ Rp 41.364 = Rp 8.603.712

608 Rp 25.149.312

Harga Pokok Penjualan Februari

Persediaan Awal Rp 17.786.520

Pembelian selama periode (+) Rp 8.272.800 Barang tersedia untuk dijual Rp 26.059.320 Persediaan Akhir (-) Rp 25.149.312 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 910.008

(45)

Persediaan akhir Maret Persediaan Barang

Dagangan Awal 608 Unit @ Rp 41.364 = Rp 25.149.312 Pembelian :

= Barang tersedia untuk

dijual : 608 Unit Rp 25.149.312

Penjualan (periode

Februari) 266 Unit

Total Persediaan Akhir 342 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 342 Unit @ Rp 41.364 = Rp 14.146.488

342 Rp 14.146.488

Harga Pokok Penjualan Maret

Persediaan Awal Rp 25.149.312 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 25.149.312 Persediaan Akhir (-) Rp 14.146.488 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 11.002.824

2. Semen Gresik 50 Kg Persediaan Akhir Januari Persediaan Barang

Dagangan Awal 26 Unit @ Rp 51.500 = Rp 1.339.000 Pembelian :

06/01/2019 160 Unit @ Rp 51.500 = Rp 8.240.000 Barang tersedia untuk

dijual : 186 Unit Rp 9.579.000

Penjualan (Periode

Januari) 12 Unit

Total Persediaan Akhir 174 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 160 unit @ Rp 51.500 = Rp 8.240.000 14 unit @ Rp 51.500 = Rp 721.000

(46)

Harga Pokok Penjualan Januari

Persediaan Awal Rp 1.339.000 Pembelian selama periode (+) Rp 8.240.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 9.579.000 Persediaan Akhir (-) Rp 8.961.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 618.000

Persediaan akhir Februari Persediaan Barang

Dagangan Awal 174 Unit @ Rp 51.500 = Rp 8.961.000 Pembelian:

11/02/2019 160 Unit @ Rp 51.500 = Rp 8.240.000 Barang tersedia untuk

dijual: 334 Unit Rp 17.201.000

Penjualan (periode

Februari) 39 Unit

Total Persediaan Akhir 295 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 160 Unit @ Rp 51.500 = Rp 8.240.000 135 Unit @ Rp 51.500 = Rp 6.952.500

295 Rp 15.192.500

Harga Pokok Penjualan Februari

Persediaan Awal Rp 8.961.000 Pembelian selama periode (+) Rp 8.240.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 17.201.000 Persediaan Akhir (-) Rp 15.192.500 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 2.008.500

(47)

Persediaan Akhir Maret Persediaan Barang

Dagangan Awal 295 Unit @ Rp 51.500 = Rp 15.192.500 Pembelian :

= Rp - Barang tersedia untuk

dijual : 295 Unit Rp 15.192.500

Penjualan (periode

maret) 56 Unit

Total Persediaan Akhir 239 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 160 Unit @ Rp 51.500 = Rp 8.240.000 79 Unit @ Rp 51.500 = Rp 4.068.500

239 Rp 12.308.500

Harga Pokok Penjualan Maret

Persediaan Awal Rp 15.192.500 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 15.192.500 Persediaan Akhir (-) Rp 12.308.500 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 2.884.000

3. Baja Ringan Taso c75.75 Persediaan Akhir Januari Persediaan Barang

Dagangan Awal 54 Unit @ Rp 85.000 = Rp 4.590.000 Pembelian :

= Barang tersedia untuk

dijual : 54 Unit Rp 4.590.000

Penjualan (periode

Januari) 18 Unit

Total Persediaan Akhir 36 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 36 Unit @ Rp 85.000 = Rp 3.060.000

36 Rp 3.060.000

(48)

Harga Pokok Penjualan Januari

Persediaan Awal Rp 4.590.000 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 4.590.000 Persediaan Akhir (-) Rp 3.060.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 1.530.000

Persediaan akhir Februari Persediaan Barang

Dagangan Awal 36 Unit @ Rp 85.000 = Rp 3.060.000 Pembelian :

= Rp - Barang tersedia untuk

dijual : 36 Unit Rp 3.060.000

Penjualan (periode

Februari) 32 Unit

Total Persediaan Akhir 4 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 4 Unit @ Rp 85.000 = Rp 340.000

4 Rp 340.000

Harga Pokok Penjualan Februari

Persediaan Awal Rp 3.060.000 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 3.060.000 Persediaan Akhir (-) Rp 340.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 2.720.000

(49)

Persediaan akhir Maret Persediaan Barang

Dagangan Awal 4 Unit @ Rp 85.000 = Rp 340.000 Pembelian :

04/03/2019 160 Unit @ Rp 85.000 = Rp 13.600.000 Barang tersedia untuk

dijual : 164 Unit Rp 13.940.000

Penjualan (periode

Maret) 30 Unit

Total Persediaan Akhir 134 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 134 Unit @ Rp 85.000 = Rp 11.390.000

134 Rp 11.390.000

4. Seng Gelombang Kecil Biasa Persediaan akhir Januari

Persediaan Barang

Dagangan Awal 56 Unit @ Rp 45.750 = Rp 2.562.000 Pembelian :

28/01/2019 100 Unit @ Rp 45.750 = Rp 4.575.000 Barang tersedia untuk

dijual : 156 Unit Rp 7.137.000

Penjualan (periode

Januari) 28 Unit

Total Persediaan Akhir 128 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 100 Unit @ Rp 45.750 = Rp 4.575.000 28 Unit @ Rp 45.750 = Rp 1.281.000

128 Rp 5.856.000

Harga Pokok Penjualan Maret

Persediaan Awal Rp 340.000 Pembelian selama periode (+) Rp 13.600.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 13.940.000 Persediaan Akhir (-) Rp 11.390.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 2.550.000

(50)

Persediaan Akhir Februari Persediaan Barang

Dagangan Awal 128 Unit @ Rp 45.750 = Rp 5.856.000 Pembelian :

= Rp - Barang tersedia untuk

dijual : 128 Unit Rp 5.856.000

Penjualan (periode

Februari) 23 Unit

Total Persediaan Akhir 105 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 100 Unit @ Rp 45.750 = Rp 4.575.000 5 Unit @ Rp 45.750 = Rp 228.750

105 Rp 4.803.750

Harga Pokok Penjualan Januari

Persediaan Awal Rp 2.562.000 Pembelian selama periode (+) Rp 4.575.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 7.137.000 Persediaan Akhir (-) Rp 5.856.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 1.281.000

Harga Pokok Penjualan Februari

Persediaan Awal Rp 5.856.000 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 5.856.000 Persediaan Akhir (-) Rp 4.803.750 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 1.052.250

(51)

Persediaan Akhir Maret Persediaan Barang

Dagangan Awal 105 Unit @ Rp 45.750 = Rp 4.803.750 Pembelian :

= Rp - Barang tersedia untuk

dijual : 105 Unit Rp 4.803.750

Penjualan (periode

Maret) 96 Unit

Total Persediaan Akhir 9 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 9 Unit @ Rp 45.750 = Rp 411.750

9 Rp 411.750

5. Seng Gelombang Kecil Fumira Persediaan Akhir Januari

Persediaan Barang

Dagangan Awal 30 Unit @ Rp 51.000 = Rp 1.530.000 Pembelian :

28/01/2019 100 Unit @ Rp 51.000 = Rp 5.100.000 Barang tersedia untuk

dijual : 130 Unit Rp 6.630.000

Penjualan (periode

Januari) 10 Unit

Total Persediaan Akhir 120 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 100 Unit @ Rp 51.000 = Rp 5.100.000 20 Unit @ Rp 51.000 = Rp 1.020.000

120 Rp 6.120.000

Harga Pokok Penjualan Maret

Persediaan Awal Rp 4.803.750 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 4.803.750 Persediaan Akhir (-) Rp 411.750 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 4.392.000

(52)

Harga Pokok Penjualan Januari

Persediaan Awal Rp 1.530.000 Pembelian selama periode (+) Rp 5.100.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 6.630.000 Persediaan Akhir (-) Rp 6.120.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 510.000

Harga Pokok Penjualan Februari

Persediaan Awal Rp 6.120.000 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 6.120.000 Persediaan Akhir (-) Rp 2.652.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 3.468.000 Persediaan Akhir Februari

Persediaan Barang

Dagangan Awal 120 Unit @ Rp 51.000 = Rp 6.120.000 Pembelian :

= Rp - Barang tersedia untuk

dijual : 120 Unit Rp 6.120.000

Penjualan (periode

Februari) 68 Unit

Total Persediaan Akhir 52 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 52 Unit @ Rp 51.000 = Rp 2.652.000

(53)

Persediaan Akhir Maret Persediaan Barang

Dagangan Awal 52 Unit @ Rp 51.000 = Rp 2.652.000 Pembelian :

04/03/2019 100 Unit @ Rp 51.000 = Rp 5.100.000 Barang tersedia untuk

dijual : 152 Unit Rp 7.752.000

Penjualan (periode

Maret) 86 Unit

Total Persediaan Akhir 66 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 66 Unit @ Rp 51.000 = Rp 3.366.000

66 Rp 3.366.000

6. Seng Plat Talang Persediaan Akhir Januari Persediaan Barang

Dagangan Awal 28 Unit @ Rp 46.000 = Rp 1.288.000 Pembelian :

28/01/2019 20 Unit @ Rp 46.000 = Rp 920.000 Barang tersedia untuk

dijual : 48 Unit Rp 2.208.000

Penjualan (periode

Januari) 22 Unit

Total Persediaan Akhir 26 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 20 Unit @ Rp 46.000 = Rp 920.000 6 Unit @ Rp 46.000 = Rp 276.000

26 Rp 1.196.000

Harga Pokok Penjualan Maret

Persediaan Awal Rp 2.652.000 Pembelian selama periode (+) Rp 5.100.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 7.752.000 Persediaan Akhir (-) Rp 3.366.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 4.386.000

(54)

Harga Pokok Penjualan Januari

Persediaan Awal Rp 1.288.000 Pembelian selama periode (+) Rp 920.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 2.208.000 Persediaan Akhir (-) Rp 1.196.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 1.012.000

Harga Pokok Penjualan Februari

Persediaan Awal Rp 1.196.000 Pembelian selama periode (+) Rp - Barang tersedia untuk dijual Rp 1.196.000 Persediaan Akhir (-) Rp 230.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 966.000 Persediaan Akhir Februari

Persediaan Barang

Dagangan Awal 26 Unit @ Rp 46.000 = Rp 1.196.000 Pembelian :

= Rp - Barang tersedia untuk

dijual : 26 Unit Rp 1.196.000

Penjualan (periode

Februari) 21 Unit

Total Persediaan Akhir 5 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 5 Unit @ Rp 46.000 = Rp 230.000

5 Rp 230.000

(55)

Persediaan Akhir Maret Persediaan Barang

Dagangan Awal 5 Unit @ Rp 46.000 = Rp 230.000 Pembelian:

04/03/2019 20 Unit @ Rp 46.000 = Rp 920.000 Barang tersedia untuk

dijual : 25 Unit Rp 1.150.000

Penjualan (periode

Maret) 22 Unit

Total Persediaan Akhir 3 Unit

Persediaan Akhir

Metode Fisik MPKP : 3 Unit @ Rp 46.000 = Rp 138.000

3 Rp 138.000

7. Kalsiboard 3,5 mm Persediaan Akhir Januari Persediaan Barang

Dagangan Awal 60 Unit @ Rp 50.000 = Rp 3.000.000 Pembelian :

28/01/2019 400 Unit @ Rp 50.000 = Rp 20.000.000 Barang tersedia untuk

dijual : 460 Unit Rp 23.000.000

Penjualan (periode

Januari) 50 Unit

Total Persediaan Akhir 410 Unit

Persediaan Akhir Metode

Fisik MPKP : 400 Unit @ Rp 50.000 = Rp 20.000.000 10 Unit @ Rp 50.000 = Rp 500.000

410 Rp 20.500.000

Harga Pokok Penjualan Maret

Persediaan Awal Rp 230.000 Pembelian selama periode (+) Rp 920.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 1.150.000 Persediaan Akhir (-) Rp 138.000 HPP Metode Fisik MPKP : Rp 1.012.000

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah sampel sebanyak 12

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENGARUH

SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT MENGGUNAKAN SISTEM NANOKOMPOSIT NIFEDIPIN - NATRIUM MONTMORILLONIT - KITOSAN” adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja pada

“Pengeluaran Barang Konsolidasi Yang Tertukar Milik Perusahaan Kawasan Berikat Dengan Kawasan Tidak Berikat (Studi Kasus PT Andalan Pacific Samudra)”..

Akad musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan/atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian

Mengetahui besarnya angka kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan subdosis pada peresepan obat antihipertensi pasien geriatrik di Instalasi Rawat Jalan RSUD

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non analitik menggunakan berkas rekam medik yang dikumpulkan secara retrospektif dan bertujuan untuk