• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PELABUHAN PERIKANAN BANJARMASIN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

FIRDA ARIYANI NURFITRI D010318040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2021

(2)

i

PERHITUNGAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI DALAM RANGKA MENGUKUR KINERJA

ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA LANGSUNG PADA PELABUHAN PERIKANAN BANJARMASIN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

FIRDA ARIYANI NURFITRI D010318040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

MOTTO

“SEMAKIN KERAS KAMU BERUSAHA, SEMAKIN NIKMAT RASANYA KETIKA

KAMU BERHASIL”.

-ANONIM

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :

1.

Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.

2.

Kepada kedua orang tua tercinta dan adik-adik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan do’a.

3.

Teruntuk diriku yang mampu bertahan dan menjalani proses tugas akhir ini.

4.

Dosen Akuntansi yang telah membimbing dan memberikan penulis ilmu pengetahuan yang berharga.

5.

Tayo Squad dan teman-teman Akuntansi B angakatan 2018 yang telah menemani dan bersama – sama menghadapi suka maupun duka, terima kasih atas dukungan dan semangat yang dipancarkan.

6.

Ibu Nadiyah, S.Si M.I.L Selaku Plt Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan data yang Penulis perlukan.

7.

Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(8)

vii

ABSTRAK

FIRDA ARIYANI NURFITRI (D010318040). PERHITUNGAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI DALAM RANGKA MENGUKUR KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA LANGSUNG PADA PELABUHAN PERIKANAN BANJARMASIN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Tugas Akhir, Program Studi D3 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, Tahun 2021.

Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan suatu entitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sekaligus sebagai pengguna anggaran yang harus membuat pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan perhitungan efektivitas dan efisiensi dalam rangka mengukur kinerja anggaran dan realisasi belanja langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2016 sampai 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, menganalisis suatu data kejadian dengan data yang ada untuk dapat mengambil hasil kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan perbandingan anggaran dan realisasi belanja langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin tahun anggaran 2016 sampai 2020 adalah baik. Kinerja anggaran dan realisasi belanja langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin jika dilihat dari perhitungan tingkat efektivitas yaitu efektif. Sementara itu, jika dilihat dari perhitungan tingkat efisiensi secara keseluruhan kinerja yang dicapai Pelabuhan Perikanan Banjarmasin tidak efisien.

Kata Kunci: Perhitungan Kinerja, Anggaran, Realisasi Belanja, Efisiensi dan

Efektivitas

(9)

viii

ABSTRACT

FIRDA ARIYANI NURFITRI (D010318040). CALCULATION OF EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY IN MEASURING BUDGET PERFORMANCE AND REALIZATION OF DIRECT EXPENDITURE PELABUHAN PERIKANAN BANJARMASIN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Final Project, D3 Accounting Study Program, Accounting Department, Banjarmasin State Polythecnic, 2021.

This research was conducted at the Banjarmasin Fishery Port, Marine and Fisheries Service of South Kalimantan Province Kalimantan which is an entity of the Regional Apparatus Work Unit as well as a budget user who must make accountability for the authority it carries out. The purpose of this study is to describe the calculation of effectiveness and efficiency in order to measure budget performance and direct expenditure realization at the Banjarmasin Fisheries Port, Marine and Fisheries Service of South Kalimantan Province for the 2016 to 2020 fiscal year. The type of research used is descriptive quantitative research. By using a case study approach, analyzing an incident data with existing data to be able to draw conclusions. From the results of the study, it can be concluded that the comparison of the budget and the realization of direct expenditure at the Banjarmasin Fishery Port for the 2016 to 2020 fiscal year is good. Budget performance and direct expenditure realization at the Banjarmasin Fishing Port when viewed from the calculation of the level of effectiveness are effective.

Meanwhile, when viewed from the calculation of the overall efficiency level, the performance achieved by the Banjarmasin Fishing Port is not efficient.

Keywords: Performance calculation, Budget, Spending Realization,

Effectiveness and Efficiency

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III pada Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Banjarmasin. Proses menuju selesainya Tugas Akhir ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimaskasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta dan adik-adik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan do’a.

2.

Bapak Joni Riadi, SST., MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.

3.

Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin, sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan mengenai tata penulisan selama penyelesaian Tugas Akhir.

4.

Ibu Hj. Nurul Qolbiah, SE, Ak, selaku Ketua Prodi D3 Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

5.

Ibu Noor Safrina, SE, MM, MSA, selaku dosen pembimbing I yang telah sabar memberikan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir ini, sekaligus sebagai wali kelas VI B Akuntansi 2018 yang dengan sabar dan penuh kasih sayang dalam membimbing, membina dan merangkul Penulis beserta teman-teman selama ini.

6.

Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Akuntansi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, nasehat dan bimbingan selama Penulis melaksanakan pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

7.

Ibu Nadiyah, S.Si M.I.L Selaku PLt Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan yang telah memberikan

(11)

x

izin penelitian dan data yang Penulis perlukan serta meluangkan waktu untuk Penulis dalam melakukan wawancara.

8.

Seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan yang telah memeberikan dukungan berupa data dan semangat untuk melakukan penelitian ini.

9.

Sahabat penulis Ichioca dan Tayo Squad yang telah menemani dan bersama- sama menjalani suka dan duka dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan segala keterbatasan yang Penulis miliki.

10.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis telah berusaha untuk menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini, namun penulis sadar Tugas akhir ini tak ada kata sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun hal lainnya. Semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Agustus 2021

Penulis

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian ... iv

Halaman Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

1. Bagi Penulis ... 3

2. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin ... 3

3. Bagi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Landasan Teori ... 4

1. Akuntansi Keuangan ... 4

2. Laporan Keuangan ... 5

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ... 6

4. Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran ... 7

5. Pengertian Anggaran dan Fungsi Anggaran ... 8

6. Belanja Langsung ... 9

7. APBN dan APBD ... 10

8. Realisasi ... 11

9. Kinerja ... 11

10. Pengukuran Kinerja ... 12

11. Indikator Kinerja ... 12

12. Konsep Efisiensi ... 13

13. Konsep Efektivitas ... 14

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 15

(13)

xii

BAB III : METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Variabel Penelitian ... 18

1. Kinerja Anggaran Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan ... 18

2. Kinerja Realisasi Belanja Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan ... 19

C. Jenis dan Sumber Data ... 19

1. Jenis Data ... 19

2. Sumber Data ... 19

D. Metode Pengumpulan Data ... 20

1. Wawancara ... 20

2. Dokumentasi ... 20

3. Teknik Pengamatan (Observasi) ... 20

E. Teknik Analisis Data ... 20

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Hasil Penelitian ... 22

1. Gambaran Umum Pelabuhan Perikanan Banjarmasin ... 22

2. Mekanisme Pelaksanaan Anggaran sampai dengan Realisasi ... 27

3. Laporan Realisasi Belanja ... 27

B. Hasil Pembahasan ... 55

1. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin ... 55

2. Perhitungan Tingkat Efektivitas Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin periode 2016 sampai 2020 ... 85

3. Perhitungan Tingkat Efisiensi Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin periode 2016 sampai 2020 ... 88

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Simpulan ... 91

B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 4.1 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2016 ... 28

Tabel 4.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2017 ... 33

Tabel 4.3 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2018 ... 39

Tabel 4.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2019 ... 44

Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2020 ... 49

Tabel 4.6 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2016 ... 56

Tabel 4.7 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2017 ... 61

Tabel 4.8 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2018 ... 67

Tabel 4.9 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2019 ... 72

Tabel 4.10 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2020 ... 78

Tabel 4.11 Efektivitas Belanja Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Tahun Anggaran 2016 sampai 2020 ... 87

Tabel 4.12 Efisiensi Belanja Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

Tahun Anggaran 2016 sampai 2020 ... 90

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor Publik merupakan sarana pelayanan kepada masyarakat.

dikatakan bahwa anggaran sektor publik adalah rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan. Oleh karena itu organisasi sektor publik tentunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat Deddi dan Ayuningtyas (2010: 70) dalam (Julita, 2014).

Sedangkan dari pandangan sektor publik, menurut Harun (2008: 100) dalam (Julita, 2014) “Anggaran merupakan pernyataan kuantitatif dari perencanaan badan pemerintah yang dinyatakan baik dalam bentuk fisik maupun keuangan atau keduanya”.

Mardiasmo (2005) dalam (Julita, 2014) “Mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, dan penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran”.

Anggaran merupakan salah satu elemen dari sistem pengendalian manajemen digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian sehingga pengelola dapat mengatur aktivitas dengan lebih efektif dan efisien. Tujuan perencanaan anggaran untuk menghindari kerancuan dan memberikan rincian mengenai aktivitas yang akan dilaksanakan.

Pelabuhan Perikanan Banjarmasin yang berkedudukan dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan suatu entitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mana hanya melakukan pelaporan pertanggungjawaban pada belanja langsung saja atas kewenangan yang dilaksanakannya, dengan mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensi untuk pengambilan keputusan selanjutnya.

Pelabuhan Perikanan Banjarmasin memiliki tanggung jawab atas

anggaran yang telah ditetapkannya sehingga pada saat perealisasian anggaran

(16)

2

tersebut tidak lepas dari penyusunan awal. Perkiraan keadaan yang akan terjadi di masa mendatang menjadi pertimbangan penting dalam penyusunan anggaran. Kemampuan melihat jauh ke depan akan menentukan ketepatan anggaran dengan realisasinya untuk dapat dievaluasi dan perbaikan di periode tahun berikutnya.

Demi mewujudkan tata kelola yang baik, pengelolaan keuangan pemerintah daerah, upaya yang dapat dilakukan dengan menyampaikan laporan anggaran dan realisasi setiap akhir periode pertanggungjawaban.

Hasil evaluasi kinerja anggaran sebagai salah satu dasar penyusunan tema, sasaran, arah kebijakan, dan prioritas kegiatan tahunan yang direncanakan sebagaimana dimaksud untuk keluaran (output) Kegiatan dan keluaran program yang bersifat strategis dan prioritas.

Maka perlu perhitungan dengan membandingan periode berjalan agar pemerintah dapat menilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah, mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dalam merealisasikan pendapatan daerah, dengan melakukan pengukuran kegiatan pemerintah dalam membelanjakan pendapatan daerahnya, dalam periode waktu tertentu dilakukan pengukuran kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapatan daerah dan dapat melihat pertumbuhan perolehan pendapatan dan pengeluaran.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan”.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah pentingnya perhitungan efektivitas

dan efisiensi dalam rangka mengukur kinerja anggaran dan realisasi belanja

langsung pada pelabuhan perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2016 sampai 2020.

(17)

C. Rumusan Masalah

Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2016 sampai 2020?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan ini tujuan dari penelitian ini adalah Untuk memaparkan perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2016 sampai 2020.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Manfaat untuk penulis bertambahnya wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat menerapkan dalam bidang akuntansi keuangan daerah khususnya pada pengelolaan keuangan daerah serta mengaplikasikan teori pada objek penelitian.

2. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan penting dalam meluasnya wawasan bagi kajian ilmu akuntansi keuangan daerah untuk menjadi refrensi bagi para pembaca Tugas Akhir atau Penelitian dalam bidang yang sama, dan diharapkan menjadi sumbangan untuk diangkat menjadi jurnal.

3. Bagi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi

Kepala Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Perikanan dan Kelautan

untuk menyetujui anggaran kegiatan tahunan yang akan dibuat.

(18)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Akuntansi Keuangan

Kartikahadi (2016:3) dalam (Rawis et al., 2020) Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Suwardjono (2013:10) dalam (Korompot & Poputra, 2014) menyatakan bahwa akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa informasi keuangan harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomik negara tempat akuntansi diterapkan

“Keuangan daerah dapat diartikan sebagai sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak- pihak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk semua hak dan kewajiban, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku” (Mamesah, 1995) dalam (Halim, 2007:25).

Menurut Mamesah (1995) dalam (Halim, 2007:27) “Tata usaha

keuangan daerah dibagi menjadi dua golongan, yaitu tata usaha

umum dan tata usaha keuangan. Tata usaha umum menyangkut

kegiatan surat-menyurat, mengagenda, mengekspedisi, menyimpan

surat-surat penting atau mengarsipkan, dan kegiatan dokumentasi

lainnya. Dipihak lain, tata usaha keuangan pada intinya adalah “tata

buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara

sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip, standardisasi,

dan prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi actual

di bidang keuangan.”Tata usaha keuangan atau tata buku ilnilah

yang sering disebut dengan akuntansi keuangan keuangan daerah,

meskipun tidak tepat benar karena tata buku hanya merupakan

sebagian kecil dari akuntansi.

(19)

“Salah satu lingkup dari keuangan Negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), disamping barang-barang inventaris kekayaan negara dan Badan Usaha Milik Negara(BUMN)”

(Halim, 2007:11).

2. Laporan Keuangan

Roviyantie (2011) dalam (Diani, 2014) menyebutkan bahwa Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi.

Menurut Prasetya, (2005:123), dalam (Sari et al., 2018) “Secara umum laporan ini menyediakan informasi mengenai pososi keuangan, kinerja, dan arus kas dalam satu periode. Laporan keuangan adalah produk pertanggung jawaban manajemen dalam penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”.

“Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah pada akhir tahun dikerjakan oleh fungsi akuntansi SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah) dilakukan dengan cara mengkonsolidasikan laporan keuangan dari setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan laporan keuangan SKPKD(Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah) yang prosesnya” (Tanjung, 2015:3).

Menurut PP No.71 tahun 2010 tentang “Standar Akuntansi Pemerintahan Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber alokasi dan pemakian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintahan pusat/daerah, yang mengambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan” (Untari, 2015).

Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah menyusun neraca saldo

penyesuaian, disusunlah laporan-laporan keuangan dengan mengambil

data dari neraca saldo setelah penyesuaian. Berdasarkan Permendagri

Nomor 4 Tahun 2017 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang

selanjutnya disingkat LKPD adalah pertanggungjawaban pelaksanaan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Komponen LKPD sebagaimana

dimaksud pada ayat 3 huruf c, meliputi:

(20)

6

a. LRA (Laporan Realisasi Anggaran)

b. LPSAL (Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih) c. Neraca

d. LO (Laporan Keuangan) e. LAK (Laporan Arus Kas)

f. LPE (Laporan Perubahan Ekuitas)

g. CaLK (Catatan atas Laporan Keuangan) (Kumolo, 2018)

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan, dengan tujuan memberikan informasi tentang realisasi anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang – undangan(Rampengan et al., 2016).

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Entitas akuntansi salah satunya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki kewajiban menyelenggarakan akuntansi atas transaksi- transaksi pendapatan, belanja aset dan selain kas yang terjadi dilingkungan satuan kerja. PPK SKPD menyusun laporan keuangan untuk satuan kerja bersangkutan, proses pencatatan tersebut dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan Keauangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) dan pada akhir periode, dari catatan tersebut.

Pada SKPD ada dua klasifikasi transaksi-transaksi akuntansi yaitu:

transaksi-transaksi sebagai satuan kerja dan transaksi-transaksi sebagai pemerintah daerah. Dari kedua transaksi-transaksi tersebut SKPD menyusun laporan keuangan sebagai kantor pusat (home office).(Tanjung, 2015:2)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran atau barang yang mempunyai tugas dan wewenang:

a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) – SKPD.

b. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) – SKPD.

c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran belanja.

(21)

d. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.

e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

f. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.

g. Mengadakan ikatan atau perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

h. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.

i. Mengelola barang milik daerah atau kekayaan yang menjadi tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya.

j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya.

k. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya.

l. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran atau pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

m. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah (Nurlan Darise, 2009:33).

Pelaksanaan tugas SKPD diatas sebagai pengguna anggaran dibantu oleh:

a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

b. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) c. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)

d. Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran (Nurlan Darise, 2009:34).

4. Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran a. Bendahara Pengeluaran SKPD

Kegiatan penatausahaan pengeluaran atau belanja, Bendahara Pengeluaran memiliki tugas dan wewenang untuk:

1) Mempersiapkan dokumen Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang (GU)/Tambah Uang (TU) dan Langsung(LS) serta lampirannya.

2) Mengajukan SPP UP UP/GU/TU dan LS kepada PPK-SKPD.

3) Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK.

4) Mengembalikan dokumen pendukung SPP LS yang diberikan PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat/tidak lengkap.

5) Menerima dan menyimpan uang persediaan.

6) Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya.

7) Menata usahakan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran

uang dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

(22)

8

8) Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan (Tanjung, 2015:182).

b. Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD

Bendahara pengeluaran pembantu, dalam kegiatan penata usahaan pengeluaran atau belanja memiliki tugas dan wewenang untuk :

1) Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-TU dan SPP-LS kepada PPK SKPD

2) Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK.

3) Mengembalikan dokumen pendukung SPP LS yang diberikan PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat/tidak lengkap.

4) Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang Persediaan dan/atau pelimpahan UP dari Bendahara Pengeluaran

5) Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya.

6) Menata usahakan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

7) Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan(Tanjung, 2015:183).

5. Pengertian Anggaran dan Fungsi Anggaran a. Pengertian Anggaran

Hariadi, Yanuar dan Icuk (2010:7) dalam Korompot & Poputra, (2014) menyebutkan “Anggaran adalah estimasi yang akan dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial”.

Salah satu fungsi utama anggaran adalah sebagai salah satu instrument perencanaan. “Anggaran adalah rencana kuantitatif yang meliputi aspek keuangan dan non-keuangan” Fahrianta & Carolina (2012).

Anggaran Sektor Publik adalah perencanaan finansial tentang

perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan

terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang diperoleh

dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran. Dalam

organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses

politik. Karena pada sektor publik anggaran harus

(23)

diinformasikan kepada publik untuk di kritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Penggunaan anggaran pada pemerintah sebagai alat penuntun bagi perencanaan dan pengendalian sumber daya, baik itu keuangan atau sebaliknya.(Rampengan et al., 2016) b. Fungsi Anggaran Sektor Publik

1) Anggaran merupkan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2) Anggaran merupkan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.

3) Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.

4) Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi.

5) Anggaran merupkan instrument politik .

6) Anggaran merupkan instrument kebijakan fiskal (Bastian, 2001:80).

6. Belanja Langsung

Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (Uang Persediaan), GU (Ganti Uang), TU (Tambah Uang), dan akuntansi belanja LS (Langsung) . UP atau uang persediaan adalah uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving). Setiap SKPD biasanya akan mendapatkan UP diawal tahun anggaran dari Bendahara Umum Daerah. Belanja yang dilakukan oleh SKPD menggunakan uang persediaan ini dicatat dalam buku jurnal khusus belanja dengan mendebet akun belanja yang sesuai dan mengkredit Kas di Bendahara Pengeluaran. Secara periodik, Bendahara Pengeluaran SKPD akan membuat SPJ (Surat Pertanggungjawaban) Pengeluaran dan mengajukan Surat Permintaan (SPP) GU (Ganti Uang), yatiu penggantian uang persediaan (Pangkey & Pinatik, 2015).

Menurut UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran yang bersangkutan (Fahlevi & Ananta, 2015).

Berdasaran Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006

sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No.59 Tahun 2007

dan adanya perubahan kedua dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No.21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua, belanja

langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja

pegawai yang dimaksudkan untuk pengeluaran honorarium/ upah

(24)

10

dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah;

belanja barang dan jasa; dan belanja modal.

Berdasarkan Permendagri No. 21 tahun 2011 Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, lainlain pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga (Fauzi, 2011)

7. APBN dan APBD

Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dimaksud dengan APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Agar terjadi keseimbangan yang dinamis sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan negara dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 merupakan tujuan penyusunan APBN (Nyoman et al., 2018).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu dokumen rencana kinerja dari aspek finansial, dimana anggaran itulah yang akan digunakan pemerintah daerah sebagai dasar untuk melakukan pembangunan daerahnya. Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, pembiayaan dan transfer. Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Standar Akuntansi Pemerintahan, struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas :

a. Anggaran pendapatan b. Anggaran belanja c. Transfer, dan

d. Pembiayaan (Cahya & Sari 2013).

Adisasmita (2011:3) mengutip dalam (Daling, 2013) APBD

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah suatu rencana

operasional keuangan daerah, di satu pihak menggambarkan penerimaan

(25)

pendapatan daerah dan di lain pihak merupakan pengeluaran untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek pembangunan daerah.

Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 dalam (Muryanti, 2017) belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

8. Realisasi

Erina & Suartana (2016) mengatakan “Pada proses penyusunan suatu anggaran partisipasi anggaran melibatkan pelaksanaan. Partispasi penganggaran melibatkan semua tingkat manajemen untuk ikut serta dalam mengembangkan rencana anggaran”.

Hingga saat ini penyusunan APBD masih dilakukan berdasarkan pertimbangan incremental budget yang seringkali tidak mempeerhatikan Kinerja Keuangan dalam APBD. Terjadinya inefisiensi karena belanja memiliki sifat yang relatif mudah dilakukan dan rentan akan kebocoran sehingga kemungkinan anggaran belanja dibuat lebih besar dari potensi realisasi belanja yang sebenarnya. Diharapkan realisasi pendapatan lebih besar jumlahnya dari anggaran pendapatan yang telah dibuat pada tahap pelaporan realisasi anggaran, dari potensi pendapatan yang mungkin didapat anggaran seringkali dibuat lebih kecil (Assidiqi, 2016).

9. Kinerja

Kinerja secara umum merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,tujuan,misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi”

(Bastian, 2001:329).

Marizka (2010:41) dalam (Daling, 2013) mengungkapkan bahwa

analisis belanja daerah sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi

apakah pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis,

(26)

12

efisien, dan efektif. Sejauh mana pemerintah daerah telah melakukan efisiensi anggaran, menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan pengeluaran yang tidak tepat sasaran.

10. Pengukuran Kinerja

“Purnamasari (2019) mengatakan pengukuran kinerja keuangan mampu mengetahui kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan suatu instansi serta mengevaluasi kinerja keuangan dan menetapkan tujuan untuk kinerja masa mendatang” (Rawis et al., 2020).

Menurut Mahsun (2016) dalam (Nusarifa Tantri & Irmawati, 2018)

“Pengukuran kinerja merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial”.

Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and objectives) dengan elemen kunci sebagai berikut:

a. Perencanaan dan penetapan tujuan.

b. Pengembangan ukuran yang relevan.

c. Pelaporan formal atas hasil.

d. Penggunaan informasi (Verasvera, 2016).

11. Indikator Kinerja

“Indikator Kinerja menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang memperhitungkan elemen indikator yang terdiri atas : indikator masukan (Inputs), keluaran (Outputs), hasil (Outcomes), manfaat (Benefits) dan dampak (Impacts)” (Bastian, 2001:337).

(Nusarifa Tantri & Irmawati, 2018) mengatakan “Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan”.

Persyaratan penyusunan indikator dan sasaran kinerja menurut Darise

(2007) adalah:

(27)

a. spesifik dan jelas, sehingga tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi,

b. dapat diukur secara objektif,

c. harus menangani aspek aspek objektif yang relevan

d. harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan operasional, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak,

e. sensitif terhadap perubahan,

f. terukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dan

g. dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis datanya dengan biaya yang tersedia

.

12. Konsep Efisiensi

Konsep produktifitas berhubungan dengan efisiensi. Pengukuran efisiensi dengan melakukan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan prnggunaan sumber daya dan dana yang serendah – rendahnya (spending well) (Rampengan et al., 2016).

Dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah – rendahnya maka proses kegiatan operasional dapat dicapai.

“Keputusan menteri dalam negeri no. 690.900-327 tahun 1996, kriteria tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut:

a. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan tidak efisien.

b. Jika hasil perbandingan antara 90%-100%, maka anggaran belanja dikatakan kurang efisien.

c. Jika hasil perbandingan antara 80%-90%, maka anggaran belanja dikatakan cukup efisien.

d. Jika hasil perbandingan antara 60%-80%, maka anggaran belanja dikatakan efisien.

e. Jika hasil perbandingan dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan sangat efisien” (Palilingan et al., 2020).

Rumus efisiensi belanja sebagai berikut : (

)...(1) Sumber : (Palilingan et al., 2020)

Dalam rumus diatas dapat dijelaskan bahwa output penelitian ini

adalah anggaran belanja langsung dan input adalah realisasi belanja

langsung. Adapun rumusnya :

(28)

14

(

)...(2) Sumber : (Suherlan, 2014)

13. Konsep Efektivitas

“Efektivitas menurut Mardiasmo (2009:132) memiliki dasar dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna) efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wesely)” (Muryanti, 2017).

Keputusan mentri dalam negri no. 690.900-327 Tahun 1996, kriteria tingkat efektifitas anggaran belanja sebagai berikut: Jika hasil Perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja sangat efektif a. Jika hasil pencapaian antara 90%-100%, maka anggaran belanja

dikatakan efektif

b. Jika hasil pencapaian antara 80%-90%, maka anggaran belanja dikatakan cukup efektif

c. Jika hasil pencapaian antara 60%-80%, maka anggaran belanja dikatakan kurang efektif

d. Jika hasil pencapaian antara 60%, maka anggaran belanja dikatakan tidak efektif (Palilingan et al., 2020).

Rumus efektivitas belanja sebagai berikut : (

)...(3) Sumber : (Palilingan et al., 2020)

Maka diperoleh dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja langsung dengan target anggaran belanja langsung (Mardiasmo, 2009:132) adapun rumusnya:

…...(4)

Sumber : (Sabrina, 2018)

(29)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang menjadi referensi penulis dalam melakukan penelitian:

Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu Dengan Penulis

Aspek Riswan Yudhi Fahrianta dan Viani Carolina (2012)

Jamiatul Muhdinati (2017)

Firda Ariyani Nurfitri (2021) Judul Analisis Efisiensi Anggaran

Belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas

Perhitungan Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar

Perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan Institusi yang

Diteliti

Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar

Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan

Periode Analisis

Jan 2008- Des 2010 Jan 2015-Des 2016 Jan 2015- Des 2020

Permasalahan 1. Bagaimana

tingkat efisiensi anggaran belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas periode 2008 s.d 2010 2. Bagaimana

analisis penyebab naik turunnya efisiensi anggaran belanja pada periode 2008 s.d 2010?

1. Bagaimana

perbandingan anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016?

2. Bagaimana perhitungan tingkat efisiensi anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016?

3. Bagaimana perhitungan tingkat

Bagaimana Perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2016 sampai 2020?

(30)

16

efektivitas anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016?

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis anggaran dan realisasi belanja pada SKPD Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas

1. Untuk membandingkan anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016. 2. Untuk menghitung tingkat efisiensi anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016. 3. Untuk

menghitung tingkat efektivitas anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk memaparkan perhitungan Efektivitas dan Efisiensi dalam Rangka Mengukur Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun anggaran 2016 sampai 2020.

Metode Penelitian

Pengamatan dan Wawancara Observasi, wawancara, dan dokumentasi

Wawancara, dokumentasi, dan observasi Hasil

Penelitian

Secara keseluruhan total belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas baik yang dianggarkan maupun yang direalisasikan tren-nya meningkat, dengan

tingkat/rasio efisiensi anggaran belanja yang dicapai tren-nya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari sudut efisiensi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas telah efisien dalam menggunakan dan

mengelola anggaran belanja

Perbandingan anggaran dan realisasi belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016 adalah baik, karena realisasi belanja pada tahun 2016 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2015. Jika dilihat dari rasio efisiensi, kinerja anggaran dan realisai belanja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar untuk tahun anggaran 2015 dan 2016

Lanjutan

(31)

atau dengan kata lain tidak ada realisasi anggaran belanja yang melebihi dari anggaran belanja yang telah ditetapkan.

menunjukkan kategori efisien, karena nilai persentase efisiensi yang dicapai kurang dari 100%. Sementara itu, jika dilihat dari rasio efektivitas menunjukkan kategori efektif, karena nilai persentase yang dicapai lebih dari 100%.

Sumber : (Jamiatul Muhdinati, 2017) & (Fahrianta & Carolina, 2012)

Antara penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Persamaan antara Riswan Yudhi Fahrianta dan Viani Carolina (2012) dan Jamiatul Muhdinati (2017), yaitu topik yang diteliti anggaran sektor publik.

2. Perbedaan antara penelitian terdahulu yang penulis lakukan dengan hasil Riswan Yudhi Fahrianta dan Viani Carolina (2012) dan Jamiatul Muhdinati (2017) yaitu pada objek yang diteliti, variabel penelitian dan periode penelitian.

Lanjutan

(32)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian tugas akhir ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, menganalisis suatu data kejadian dengan data yang ada untuk dapat mengambil hasil kesimpulan. Agar mengetahui perbandingan anggaran dan realisasi belanja langsung serta tingkat efektivitas dan efisiensi pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 sampai 2020 dengan mendeskripsikan variabel berupa anggaran dan realisasi belanja langsung dengan penyelesaian masalah pada subjek penelitian.

B. Variabel Penelitian

Agar tidak salah dalam mengartikan maka diperlukan adanya pendefinisian variabel-variabel penelitian dari istilah pokok pada penelitian ini.

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada 2 yaitu:

1. Kinerja Anggaran Belanja Langsung Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan

Kinerja anggaran belanja langsung Pelabuhan Perikanan

Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan

mengenai rencana kerja untuk tahun anggaran 2016 dan 2020 yang

digambarkan sebagai satuan pernyataan perkiraan penerimaan dan

pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam tahun tersebut. Tingkat

pencapaian hasil yang telah direncanakan yang kemudian dihubungkan

dengan tujuan yang dipegang, setelah itu pimpinan dapat mengetahui

dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang telah

dilaksanakan. Dalam hal ini, data anggaran tahun 2016 sampai 2020

akan menjadi tolak ukur dalam pengukuran tingkat efektivitas dan

efisiensi.

(33)

2. Kinerja Realisasi Belanja Langsung Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan

Kinerja realisasi belanja langsung Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan data realisasi belanja langsung tahun 2016 sampai 2020 menjadi tolak ukur dalam pengukuran tingkat efektivitas dan efisiensi yang merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada Sekretaris Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan mengenai tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan untuk tahun anggaran 2016 sampai 2020.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif yang penulis kumpulkan berupa struktur organisasi, uraian tugas, catatan dan dokumen yang digunakan dan fungsi yang terkait Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dikumpulkan penulis yang berkaitan dengan anggaran berupa Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

(34)

20

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, yang berupa hasil wawancara dengan Bendahara Pengeluaran Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan.

b. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dalam bentuk dokumen, catatan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penyusunan anggaran kegiatan keuangan dan pertanggungjawaban realisasi kegiatan keuangan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (interview)

Teknik wawancara yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara langsung dengan Bendahara Pengeluaran untuk mengetahui penyebab naik atau turunnya tingkat efektivitas dan efisiensi pada anggaran dan realisasi belanja kegiatan keuangan di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar atau sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

3. Teknik Pengamatan (Observasi)

Teknik pengamatan yang dilakukan penulis adalah pengamatan secara langsung dengan kegiatan yang berhubungan anggaran dan realisasi belanja langsung pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan.

E. Teknik Analisis Data

(35)

Secara sistematis teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang didapat dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah :

1. Mengumpulkan data realisasi belanja langsung tahun 2016 sampai 2020.

2. Mengumpulkan data anggaran belanja langsung tahun 2016 sampai 2020 3. Memasukkan data anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016

sampai 2020 tersebut ke dalam rumus efektivitas belanja.

……..(2)

4. Memasukkan data anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 sampai 2020 tersebut ke dalam rumus efisiensi belanja.

(

)...(4) 5. Memasukkan hasil perhitungan efektivitas dan efisiensi belanja langsung

tahun 2016 sampai 2020 ke dalam tabel efektivitas belanja dan tabel efisiensi belanja.

6. Mendeskripsikan hasil perhitungan efektivitas dan efisiensi belanja

langsung tahun 2016 sampai 2020.

(36)

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Pelabuhan Perikanan Banjarmasin a. Profil Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

Pelabuhan Perikanan Banjarmasin merupakan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan.

Berkedudukan dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan. Pelabuhan Perikanan Banjarmasin ini terletak di Jalan Barito Hulu, RT 26, RW 02, No.47, Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat.

Hal ini berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-Unsur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Dan Unit – Unit Pelaksana Teknis Di Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.16/MEN/2006 bahwa Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran.

b. Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin 1) Visi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

Visi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin yang merupakan

bagian integral dari visi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Kalimantan Selatan adalah“Terwujudnya Pelabuhan

Perikanan Banjarmasin yang tertib, nyaman dan maju

sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan“

(37)

Perumusan visi tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

a) Lokasi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin yang strategis, sebagai pusat produksi dan distribusi hasil perikanan tangkap yang dapat dijangkau dari berbagai wilayah Kalimantan, Jawa dan Sulawesi melalui darat maupunperairan.

b) Tuntutan peningkatan pengelolaan manajamen Pelabuhan Perikanan, pengelolaan fasilitas, ketertiban umum, pemeliharaan kebersihan lingkungan dan sanitasi, serta kenyamaan berusaha.

c) Tersedianya sistem informasi dan potensi SDM yang besar sebagai sumber tenaga kerja di pemerintahan maupun swasta.

d) Pelabuhan Perikanan tidak hanya melayani aktifitas di Pelabuhan, melainkan pembinaan dan pengembangan pertumbuhan ekonomi perikanan yang berkelanjutan (sustainable) di Kalimantan Selatan.

2) Misi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

Misi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin merupakan upaya yang sistematis, terarah dan berkesinambungan dalam mendukung tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan Pelabuhan Perikanan Banjarmasin serta penjabaran dari visi, sebagai berikut :

a) Meningkatkan pengelolaan dan mengembangkan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan Banjarmasin.

b) Meningkatkan upaya pengawasan mutu hasil perikanan yang di daratkan.

c) Melaksanakan ketertiban, keamanan dan kebersihan.

d) Memberikan pelayanan teknis bagi kapal perikanan dan

kesyahbandaran perikanan.

(38)

24

e) Meningkatkan pengawasan penangkapan ikan.

f) Melaksanakan administrasi, informasi dan laporan.

g) Meningkatkan kemampuan sumberdaya aparat.

c. Tugas dan Fungsi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin 1) Tugas Pokok

Pelabuhan Perikanan Banjarmasin mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pengembangan pelabuhan perikanan, pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan.

Uraian tugas yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Menyusun dan menetapkan program pengelolaan, pengembangan, pengendalian dan memelihara sarana pelabuhan perikanan.

b) Mengelola, mengembangkan dan memelihara sarana pelabuhan perikanan.

c) Memberikan layanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran perikanan.

d) Melaksanakan pengawasan administratif dan ketaatan kapal perikanan.

e) Melaksanakan urusan keamanan, ketertiban dan kebersihan f) Melaksanakan pengawasan mutu hasil penangkapan.

g) Menyiapkan bahan dan melaksanakan penerapan sistem pusat pelabuhan perikanan (PIPP).

h) Mengelola urusan ketatausahaan.

i) Melaksanakan tugas lain yang diberikanan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2) Fungsi

Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok pelabuhan

perikanan sebagaimana dimaksud, Pelabuhan Perikanan

Banjarmasin mempunyai fungsi sebagai berikut :

(39)

a) Penyusunan program pengelolaan, pengembangan, pengendalian dan memelihara sarana pelabuhan perikanan.

b) Pengelolaan, pengembangan dan pemeliharaan sarana pelabuhan perikanan.

c) Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran perikanan.

d) Pengawasan Penangkapan ikan.

e) Pengelolaan urusan keamanan, ketertiban dan kebersihan.

f) Pengawasan mutu hasil penangkapan.

g) Pengelolaan urusan ketatausahaan.

d. Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

“Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan”. Mulyadi (2010:165).

Struktur organisasi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin sebagai

berikut:

(40)

26

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA PELABUHAN PERIKANAN BANJARMASIN

SEKSI

KESYAHBANDARAN PERIKANAN

SEKSI TATA OPERASIONAL SUB BAGIAN TATA

USAHA

Bagan 4.1. Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber : Pelabuhan Perikanan Banjarmasin e. Uraian Tugas Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

1) Kepala Pelabuhan Perikanan Banjarmasin

a) Melaksanakan program dan kegiatan operasional pelabuhan perikanan.

b) Mendukung kegiatan operasional pelabuhan perikanan.

c) Mendukung kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan serta lingkungannya mulai dari praprosduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran.

2) Sub Bagian Tata Usaha

a) Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan program.

b) Pengelolaan penatausahaan keuangan

c) Administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, surat

menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.

(41)

3) Seksi Kesyahbandaran Perikanan

a) Mempunyai tugas dalam mengelola kegiatan – kegiatan dibidang kesyahbandaran

b) Pelayanan teknis dan izin berlayar.

c) Pengawasan penangkapan untuk kesiapan dan keselamatan operasi kapal perikanan.

4) Seksi Tata Operasional

a) Mempuyai tugas mengelola keamanan, ketertiban, kebersihan, pemeliharaan dan perawatan fasilitas di lingkungan pelabuhan perikanan.

b) Pelayanan jasa pemanfaatan fasilitas penerapan mutu hasil penangkapan ikan.

2. Mekanisme Pelaksanaan Anggaran sampai dengan Realisasi Dana anggaran berasal dari Negara yaitu APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) proses pengajuan anggaran pada Pelabuhan Perikanan Banjarmasin menggunakan aplikasi SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) yang dianggarkan ditahun sebelumnya. Anggaran tersebut dikoordinator oleh BAKUDA (Badan Keuangan Daerah) yang nantinya akan dibahas terlebih dahulu bersama DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) , setelah pembahasan tersebut maka akan disahkan anggaran yang telah diajukan. Kemudian diinput dalam aplikasi SIPKD yang nantinya akan otomatis masuk di aplikasi dan DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran) . Kemudian pada awal tahun akan ada nomor DPA yang diserahkan, dan dana bisa dicairkan dan direalisasikan oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).

3. Laporan Realisasi Belanja

Berikut laporan realisasi anggaran Pelabuhan Perikanan

Banjarmasin tahun anggaran 2016 sampai 2020.

(42)

28

Tabel 4.1. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2016

Kode Rekening Uraian Anggaran Realisasi

5.2 BELANJA LANGSUNG Rp 2,835,393,000 Rp 2,600,103,920

2.05.2.05.01.01 Program pelayanan administrasi perkantoran Rp 1,366,715,000 Rp 1,170,679,085

2.05.2.05.01.01.01 Penyediaan jasa surat menyurat Rp 78,300,000 Rp 75,090,000

2.05.2.05.01.01.01.5.2.2.01.04 Belanja prangko,materai dan benda pos lainnya Rp 2,340,000 Rp 2,340,000

2.05.2.05.01.01.01.5.2.2.03.06 Belanja paket/pengiriman Rp 1,800,000 Rp 750,000

2.05.2.05.01.01.01.5.2.2.03.29 Belanja jasa tenaga teknis Rp 72,000,000 Rp 72,000,000

2.05.2.05.01.01.01.5.2.2.03.31 Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS)-Non PNS Rp 2,160,000 -

2.05.2.05.01.01.02 Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik Rp 545,255,000 Rp 390,897,585

2.05.2.05.01.01.02.5.2.2.03.01 Belanja telpon Rp 6,000,000 Rp 4,285,716

2.05.2.05.01.01.02.5.2.2.03.02 Belanja air Rp 96,000,000 Rp 94,458,953

2.05.2.05.01.01.02.5.2.2.03.03 Belanja listrik Rp 402,500,000 Rp 251,585,602

2.05.2.05.01.01.02.5.2.2.03.05 Belanja kawat/faksmili/internet/tv kabel Rp 40,755,000 Rp 40,567,314

2.05.2.05.01.01.07 Penyediaan jasa administrasi keuangan Rp 54,600,000 Rp 54,600,000

2.05.2.05.01.01.07.5.2.1.01.01 Honorarium panitia pelaksana kegiatan Rp 54,600,000 Rp 54,600,000

2.05.2.05.01.01.07.5.2.2.01.01 Belanja alat tulis kantor - -

2.05.2.05.01.01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor Rp 30,000,000 Rp 25,856,000

2.05.2.05.01.01.10.5.2.2.01.01 Belanja alat tulis kantor Rp 30,000,000 Rp 25,856,000

2.05.2.05.01.01.11 Penyediaan barang cetakan dan penggadaan Rp 40,800,000 Rp 40,765,000

2.05.2.05.01.01.11.5.2.2.06.01 Belanja cetak Rp 30,000,000 Rp 29,965,000

2.05.2.05.01.01.11.5.2.2.06.02 Belanja Penggandaan Rp 10,800,000 Rp 10,800,000

2.05.2.05.01.01.12

Penyediaan komponen instalasi listrik/penanganan bangunan

kantor Rp 30,000,000 Rp 14,819,500

2.05.2.05.01.01.12.5.2.2.01.03 Belanja alat listrik dan elektronik (lampu pijar,battery kering) Rp 15,000,000 Rp 14,819,500

(43)

Lanjutan

2.05.2.05.01.01.12.5.2.3.25.01 Belanja modal pengadaan instalasi listrik Rp 15,000,000 -

2.05.2.05.01.01.15 Penyediaan bahan bacaan peraturan perundang-undangan Rp 6,360,000 Rp 6,360,000

2.05.2.05.01.01.15.5.2.2.03.11 Belanja surat kabar/majalah Rp 6,360,000 Rp 6,360,000

2.05.2.05.01.01.16 Penyediaan bahan Logistik Rp 162,100,000 Rp 156,675,000

2.05.2.05.01.01.16.5.2.2.01.05 Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih Rp 4,600,000 Rp 4,593,500

2.05.2.05.01.01.16.5.2.2.01.06 Belanja bahan bakar minyak/gas Rp 85,000,000 Rp 81,216,500

2.05.2.05.01.01.16.5.2.2.01.08 Belanja pengisian tabung gas Rp 4,000,000 Rp 3,950,000

2.05.2.05.01.01.16.5.2.2.02.05 Belanja bahan kimia Rp 66,000,000 Rp 64,515,000

2.05.2.05.01.01.16.5.2.2.02.09 Belanja bahan praktek/keterampilan Rp 2,500,000 Rp 2,400,000

2.05.2.05.01.01.17 Penyediaan makanan dan minuman Rp 114,300,000 Rp 113,291,000

2.05.2.05.01.01.17.5.2.2.11.01 Belanja makan dan minum pegawai Rp 105,380,000 Rp 105,240,000

2.05.2.05.01.01.17.5.2.2.11.02 Belanja makan dan minum rapat Rp 5,000,000 Rp 4,150,000

2.05.2.05.01.01.17.5.2.2.11.03 Belanja makan dan minum tamu Rp 3,920,000 Rp 3,901,000

2.05.2.05.01.01.18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Rp 220,000,000 Rp 207,430,000

2.05.2.05.01.01.18.5.2.2.15.01 Belanja perjalanan dinas luar daerah Rp 220,000,000 Rp 207,430,000

2.05.2.05.01.01.19 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah Rp 85,000,000 Rp 84,895,000

2.05.2.05.01.01.19.5.2.2.15.02 Belanja perjalanan dinas dalam daerah Rp 85,000,000 Rp 84,895,000

2.05.2.05.01.02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Rp 835,288,000 Rp 819,320,500

2.05.2.05.01.02.07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor Rp 54,500,000 Rp 53,418,600

2.05.2.05.01.02.07.5.2.3.09.13 Belanja modal pengadaan mesin pemotong rumput Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

2.05.2.05.01.02.07.5.2.3.11.02 Belanja modal pengadaan almari Rp 12,000,000 Rp 11,700,000

2.05.2.05.01.02.07.5.2.3.11.04 Belanja modal pengadaan filling kabinet Rp 6,000,000 Rp 5,625,000

2.05.2.05.01.02.07.5.2.3.11.08 Belanja modal pengadaan alat peraga Rp 5,000,000 Rp 5,000,000

2.05.2.05.01.02.07.5.2.3.13.04 Belanja modal pengadaan kursi kerja Rp 3,000,000 Rp 3,000,000

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu Dengan Penulis
Tabel 4.1. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2016
Tabel 4.2. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2017
Tabel 4.3.Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini sesuai dengan adanya asas desentralisasi ataupun dekosentrasi dimana pemerintahan pusat memberikan wewenang terhadap pemerintahan daerah dalam

Jika adik diberi tugas untuk maju ke depan kelas dan diminta untuk menerangkan hasil laporan yang telah adik buat dengan topik ‘tempat umum’, maka adik akan:a. Maju ke

Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

Naïve Bayes adalah salah satu metode klasifikasi berbasis numeris dengan pendekatan probabilistic [13] yang berakar pada teorema bayes dimana proses klasifikasi dilakukan dengan

Dari paparan diatas dapat diketahui Literasi dini (emergent Literacy) merupakan pembentukan ketrampilan baca tulis awal sebelum anak masuk sekolah dengan melibatkan

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis sebagai tuli mendadak oleh dokter spesialis THT-KL, sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien yang

memperlihatkan bahwa responden yang merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang diterimanya menilai bahwa mutu pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan sangat

Pada buku-buku pelajaran matematika di sekolah , khususnya Geometri, sering terjadi penyimbulan yang tidak konsisten, yakni symbol yang sama untuk objek yang berbeda,