PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SERTA
PENYAJIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG
DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS BIAYA MASUK
PERTAMA KELUAR PERTAMA (MPKP)-PERPETUAL
BERDASARKAN SAK EMKM TAHUN 2018 PADA
APOTEK NAMIRA BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi
Oleh:
ZULHIJATIL UMRAH
NIM D010316057
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2019
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SERTA PENY』
AN PERSEDI AAN
BARANG DAGANG DENGAN MENGGUNAKAN RUMLI S BI AYA PI ASUK
PERTAPI A―
KELUAR PERTAPI A oTKP) ‐
PERPETUAL BERDASARKAN
漱 EⅣ
I KM TAI I UN 2018 PADA APOmK NApI I RA BANJ ARpI ASI N
Tel ah di nyat akal l bl us dal arn si dang t t l an Tugas Al chi r di J urusan Akunt ansi
Pol i t ekni k Negeri Bt t arl nasi n pada t anggal ` …
… … … … …
dengan predi kat ―・・・・・・・・・dan di t eri ma sebagai sal ah sat u syaFat l l nt uk memperol ch gel ar Ahl i Madya体 。Mdl .
Yang di susun ol eh:
Nt t a
NI M
Pr03ram St udi Ket ua Pen. q」1 Anggot a Pengul l Pembi l l nbi ng I Pembi l ■ bi ng I I: ZI I LHI 」
ATI L■
l MRAH
: D010316057
: AKUNTANSI
Widya Ai s Sahl a, SE, Ak, M.Sc
NI P 198802282014042002
Nal l i ya Ni b■ ah, S. Pd, Ⅳl , Pd
NI P 198012092005012002
司. Nurul Qal bi 由
, SE, MM,Ak
NI P 197411222005012001
Rusman l rl ■
ansyah, SE, MM
卜I I P 197203032014091002l V
Ketua Jurusan Akuntansi,
Pembimbing
イ
v
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Tugas Akhir ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tugas Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan
lain oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila dikemudiaan hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin.
Halaman Pernyataan Keaslian
Banjarmasin, 06 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Zulhijatil Umrah
NIM D010316057
vi
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah : 5)
vii
Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dengan ini
penulis persembahkan Tugas Akhir ini untuk ibu tercinta dan ayah tersayangi,
terimakasih atas limpahan kasih sayang dan Doa yang selalu dipanjatakan. Sebagai
bakti, hormat, dan rasa terimakasih, saya persembahkan karya kecil ini untuk ibu dan
ayah yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan yang tak terhingga, yang
tidak mungkin dapat saya balas, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
persembahan ini semoga menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bangga.
Terimakasih ibu dan ayah.
viii
SERTA PENYAJIIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DENGAN
MENGGUNAKAN
RUMUS
BIAYA
MASUK
PERTAMA-KELUAR
PERTAMA (MPKP)-PERPETUAL BERDASARKAN SAK EMKM TAHUN
2018 PADA APOTEK NAMIRA BANJARMASIN, Program Studi Akuntansi,
Jurusan Akuntansi, Politekenik Negeri Banjarmasin, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran serta
penyajian persediaan barang dagang pada Apotek Namira Banjarmasin
menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual
berdasarkan SAK EMKM tahun 2018. Apotek Namira merupakan entitas dagang
yang bergerak di bidang usaha dagang yakni dalam jual-beli obat-obatan sehingga
penting untuk melakukan pengelolaan persediaan yang menjadi aset utama di usaha
dagang.
Kerangka teoritis yang terdapat dalam Tugas Akhir ini adalah pengertian
persediaan, Klasifikasi Persediaan, Pengakuan dan Pengukuran Persediaan, Metode
pencatatan Persediaan barang dagang, Harga Pokok Penjualan, Kartu Persediaan,
Laporan Posisi Keuangan, dan Laporan Laba Rugi
Dari hasil pengukuran 10 (sepuluh) jenis barang dagang dengan
menggunakan metode MPKP-Perpetual sesuai dengan SAK EMKM tahun 2018
pada Apotek Namira Banjarmasin yang dihitung berdasarkan persediaan awal,
transaksi pembelian dan penjualan barang dagang periode 1 Januari
– 31 maret 2019
maka dapat diketahui jumlah persediaan akhir 10 (sepuluh) jenis barang (sampel)
periode 31 Maret 2019 adalah Rp10.863.050,00. selain itu, diketahui pula Harga
Pokok Penjualan sebesar Rp15.784.750,00 dan laba penjualan sebelum pajak adalah
Rp1.787.800,00. Penelitian ini menggunakan metode MPKP-Perpetual karena
dianggap sangat sesuai dengan kondisi di Apotek Namira karena mampu
memberikan informasi persediaan setiap waktu.
Kata Kunci : Pengakuan Persediaan, Pengukuran Persediaan, penyajian
Persediaan Rumus Biaya masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP), Metode
Perpetual.
ix
(FIFO)-Perpetual Directly Based on EMKM IFRS in 2018 at Namira
Banjarmasin Pharmacy, Accounting D3 Study Program, Accounting
Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2019
This research aims to determine the recognition and measurement and
presentation of inventory at Namira Banjarmasin Pharmacy using the First In-First
Out (FIFO)-Perpetual based on IFRS EMKM in 2018. Namira Pharmacy is a trading
entity engaged in the business of trading in the sale and purchase of medicines so it
is important to manage inventory which is the main asset in the trading business.
The Theoretical framework contained in this Final Project is definition of
inventory, Inventory Classification, Inventory Recognition and Measurement,
Merchandise Inventory recording method, Cost of Goods Sold, Inventory Card,
Financial Position Report, and Income Statement.
From the results of measuring 10 (ten) types of merchandise inventory using
the FIFO-Perpetual method in accordance with the SAK EMKM in 2018 at the
Namira Banjarmasin Pharmacy which is calculated based on initial inventory, the
purchase and sale transactions of trade goods from 1 January to 31 March 2019 then
we can know the number of final inventory of 10 (ten) types of goods (samples) for
the period of March 31, 2019 are Rp. 10,863,050.00. in addition, it is also known
that the Cost of Sales is Rp. 15,784,750.00 and sales profit before tax is Rp.
1.787,800.00. This research uses the FIFO-Abadi method because it is very suitable
with the conditions at Namira Pharmacy because it is able to provide inventory
information every time.
Keywords : Inventory Recognition, Inventory Measurement, Inventory
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... i
Halaman Judul ... ii
Halaman Persetujuan Tugas Akhir ... iii
Halaman Pengesahan Tugas Akhir ... iv
Halaman Pernyataan Keaslian ... v
Halaman Motto ... vi
Halaman Persembahan ... vii
Abstrak...viii
Abstract ... ix
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xiv
Kata Pengantar ... xv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Permasalahan ... 2
C.
Rumusan Masalah ... 3
D.
Tujuan Penelitian ... 3
E.
Manfaat Penelitian ... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A.
Landasan Teori ... 5
1.
Pengertian persediaan ... 5
2.
Klasifikasi persediaan ... 5
3.
Pengakuan dan Pengukuran Persediaan ... 6
4.
Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang ... 8
5.
Harga Pokok Penjualan ... 10
6.
Kartu Persediaan ... 10
7.
Laporan Posisi Keuangan ... 11
8.
Laporan Laba Rugi ... 12
B.
Hasil Penelitian Terdahulu ... 12
BAB III : METODE PENELITIAN ... 15
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 15
1.
Jenis Penelitian ... 15
2.
Pendekatan Penelitian ... 16
B.
Variabel Penelitian ... 17
C.
Jenis dan Sumber ... 18
D.
Teknik Pengumpulan Data ... 18
E.
Teknik Analisis Data ... 19
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN ... 20
xi
A.
Hasil Penelitian... 20
1.
Sejarah Singkat Perusahaan ... 20
2.
Struktur Organisasi ... 20
3.
Pencatatan Transaksi Penjualan dan Pembelian pada Apotek
Namira... ... 22
4.
Sistem Pencatatan Persediaan pada Apotek Namira ... 23
B.
Pembahasan Hasil Penelitian... 34
1.
Pengakuan dan Pengukuran Persediaan pada Apotek Namira
Banjarmasin ... 34
2.
Penyajian Persediaan Barang Dagang ... 60
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 63
A.
Simpulan ... 63
B.
Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaaan Pencatatan Metode Periodik (Fisik) dan Metode
Perpetual ...9
Tabel 2.2 Kartu Persediaan MPKP Perpetual untuk Barang 206 SAG10 ...10
Tabel 2.3 Laporan Posisi Keuangan ...11
Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi ...12
Tabel 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ...12
Tabel 4.1 Persediaan Awal Barang Dagang Apotek Namira Per 1 Januari
2019 ...24
Tabel 4.2 Daftar Pembelian Barang Dagang Apotek NamiraPer 1 Januari -
31 Maret 2019 ...24
Tabel 4.3 Daftar Penjualan Barang Dagang Apotek Namira Per 1 - 31
Januari 2019 ...25
Tabel 4.4 Daftar Penjualan Barang Dagang Apotek Namira Per 1
– 28
Februari 2019...29
Tabel 4.5 Daftar Penjualan Barang Dagang Apotek Namira Per 1 – 31
Maret 2019 ...32
Tabel 4.6 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Rhinos Neo
Drop Syrup 10 ml Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...36
Tabel 4.7 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Tremenza
Syrup60 ml Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...37
Tabel 4.8 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Paratusin Syr
60 ml Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...38
xiii
Tabel 4.9 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Rhinos SR
Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...40
Tabel 4.10 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Lapifed Syr
Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...41
Tabel 4.11 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Lapifed
Ekspektoran Syr 60 ml Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...42
Tabel 4.12 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Alco Drop
Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...43
Tabel 4.13 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Lapifed DM
100 ml Syrup Periode 1 Januari – 31 maret 2019 ...44
Tabel 4.14 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Rhinos Junior
Syrup 60 ml Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...45
Tabel 4.15 Kartu Persediaan Rumus Biaya MPKP-Perpetual Rhinofed Tablet
Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...47
Tabel 4.16 Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan (HPP) Apotek Namira
Banjarmasin Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...48
Tabel 4.17 Rekapitulasi Persediaan Akhir Apotek Namira Banjarmasin
Periode 1 Januari
– 31 maret 2019 ...49
Tabel 4.18 Jurnal Umum Apotek Namira Banjarmasin Periode 1 Januari
– 31
Maret 2019 ...50
Tabel 4.19 Laporan Laba Rugi Apotek Namira Banjarmasin Per 31 Maret
2019 ...61
Tabel 4.20 Laporan Posisi Keuangan Apotek Namira Banjarmasin Per 31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
A. Surat Balasan Ijin Penelitian Perusahaan Terkait
B. Surat Keterangan Tempat Usaha
C. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1)
D. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2)
E. Lembar Saran Ketua Penguji Tugas Akhir
F. Lembar Saran Anggota Penguji Tugas Akhir
G. Denah Perusahaan
xv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat penulis
selesaikan dengan tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas
Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tidak ada suatu hal yang sempurna begitu pula dalam penyusunan Tugas Akhir ini
penulis menyadari masih ada kekurangan baik isi, bentuk, dan penyajian. Hal ini
disebabkan penulis memiliki kelemahan dan kekurangan baik dari segi keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan dari penulis. Namun harapan penulis Tugas Akhir inni
dapat bermanfaat dan berguna bagi semua.
Dari persiapan sampai selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dan bimbingan serta arahan dari semua pihak. Dengan tulus
dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin.
2. Ibu Andriani, SE. MM. M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
3. Bapak Nurul Qolbiah selaku dosen Pembimbing I yang selalu memberikan
arahan dan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Rusman Irwansyah, SE, MM selaku dosen pembimbing II yang
dengan teliti membimbing dalam penulisan Tugas Akhir Ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
6. Ibu Fitria, S.Far., Apt selaku pemilik Apotek Namira Banjarmasin yang
selalu memberikan support dan ijin penelitian demi kelancaran penyusunan
xvi
7. Ibu dan Ayah tercinta serta kakak dan adik yang selalu memberikan
dukungan dari studi perkuliahan hingga selesainya penyusunan Tugas
Akhir ini.
8. Seluruh teman-teman kelas Akuntansi B 2016 yang selalu memberikan
dukungan.
9. Seluruh teman-teman LPM Lensa Poliban yang selalu memberikan
dukungan serta menghibur penulis dikala sedang menyusun Tugas Akhir.
Akhir kata penulis sekali lagi mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini. Semoga apa
yang mereka berikan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Semoga dengan
adanya tugas akhir ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi yang
membacanya, khususnya bagi mahasiswa/i Jurusan Akuntansi. Jazakumullah
Khairan
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Banjarmasin, Juli 2019
Zulhijatil Umrah
D010316057
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Entitas dagang merupakan entitas yang bergerak di bidang jual-beli
barang. Barang yang dibeli merupakan barang jadi yang siap untuk dijual tanpa
proses pengolahan terlebih dahulu, sehingga dalam usaha dagang tidak ada
kegiatan produksi.
Persediaan barang dagangan yang dimiliki oleh entitas dagang merupakan
aset lancar yang paling penting dalam usaha dagang, sebab perputaran
persediaan inilah yang akan menjadi peningkatan laba. Semakin cepat
perputaran persediaan menandakan bahwa entitas bekerja secara efisien dan
produ ktif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada penumpukan persediaan
barang dagang di gudang, karena jika terjadi penumpukan barang, maka akan
mengakibatkan biaya tambahan dan risiko kerugian seperti barang yang cacat.
Pengelolaan persediaan yang baik dan tersistematis dalam suatu entitas
sangat berperan penting. Hal ini dilakukan demi kelancaran dalam penyusunan
laporan keuangan yang mana persediaan di sajikan di laporan posisi keuangan
dan setiap penjualan persediaan akan mempengaruhi laba di laporan laba rugi.
Jika pengelolaan persediaan telah dilakukan dengan baik, maka entitas akan
mengetahui kapan harus melakukan pembelian persediaan barang dagang. Hal
ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan barang dagangan serta memastikan
keadaan barang dagang tersebut.
Apotek Namira menyediakan berbagai macam jenis obat, baik itu obat
bebas, obat bebas terbatas dan juga obat terbatas dengan resep dokter. Setiap
transaksi yang terjadi dicatat di nota yang kemudian disimpan tanpa melakukan
pencatatan khusus untuk persediaan. Sehingga hal tersebut membuat Apotek
Namira tidak bisa menentukan nilai persediaan akhir dan Harga Pokok
Penjualan (HPP) setiap saat, sehingga tindak penyelewengan sewaktu-waktu
dapat terjadi dikarenakan tidak terkontrolnya persediaan.
Kecil dan Menengah (UMKM) dengan omzet Rp300.000.000,00
–
Rp2.500.000.000,00. Dan nilai omzet yang didapat dari hasil wawancara
langsung dengan pemilik entitas, omzet Apotek Namira berkisar antara
Rp300.000.000,00
– Rp350.000.000,00 pertahun, dan tergolong kedalam entitas
kecil. Dari entitas sendiri masih belum memahami metode dan standar
akuntansi, maka dari itu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah (SAK EMKM) yang mulai efektif pada Januari 2018 dianggap paling
tepat untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian persediaan barang dagang di
Apotek Namira (
https://jdih.kemenkeu.go.id
). Dalam SAK EMKM tahun 2018,
Apotek Namira dapat menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama
(MPKP)-Perpetual untuk mengukur nilai persediaan secara terus-menerus.
Rumus biaya ini lebih mudah dikarenakan persediaan mana yang pertama kali
masuk maka saat transaksi penjualan persediaan itulah yang akan dikeluarkan
terlebih dahulu. Selain itu, penggunaan metode Perpetual juga sangat berguna
untuk memanajemen persediaan barang dagang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
pen
elitian yang berjudul “Pengakuan dan Pengukuran serta penyajian
Persediaan Barang Dagang dengan Menggunakan Rumus Biaya Masuk Pertama
Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018
Pada Apotek Namira Banjarmasin
”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang terjadinya penelitian, permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini mengenai pengakuan dan pengukuran serta
penyajian persediaan barang dagang dengan menggunakan rumus biaya masuk
pertama keluar pertama (MPKP) Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun
2018 pada Potek Namira Banjarmasin. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka penulis memberi batasan hanya untuk 10 (sepuluh) item obat yang
termasuk dalam kategori obat bebas terbatas selama 3 (tiga) bulan pada 1 Januari
2019 sampai dengan 31 Maret 2019 berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018
dengan menggunakan Rumus Biaya MPKP untuk pencatatan pada kartu
persediaan.
Berdasarkan permasalahan yang yang dikemukakan oleh penulis, maka
dapat dirumuskan dalam penelitian pada Apotek Namira Banjarmasin adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengakuan dan pengukuran persediaan barang dagang untuk
mengetahui persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) yang sesuai
dengan SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin ?
2. Bagaimana penyajian persediaan barang dagang yang sesuai dengan SAK
EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran persediaan barang dagang
untuk mengetahui persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) yang
sesuai dengan SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin
2. Untuk mengetahui penyajian persediaan barang dagang yang sesuai dengan
SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka manfaat dalam penelitian
ini terdiri dari manfaat praktis dan manfaat teoritis, berikut uraiannya:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penerapan dan
menambah ilmu pengetahuan bagi penulis, terutama dalam pengakuan
dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagang berdasarkan
SAK EMKM tahun 2018
b. Bagi Entitas
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
entitas dalam pengambilan keputusan, seperti untuk menerapkan
perhitungan persediaan barang dagangan dengan menggunakan rumus
biaya MPKP yang sesuai dengan SAK EMKM tahun 2018 dimasa
yang akan datang.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin dan Dunia Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau
tambahan informasi dan referensi bagi pihak yang ingin melakukan
penelitian tentang pengakuan dan pengukuran serta penyajian
persediaanbarang dagang yang sesuai dengan SAK EMKM tahun 2018.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian persediaan
Persediaan adalah suatu aset yang sangat penting bagi suatu entitas
baik bagi perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya.
Menurut Stice (2009:571), “persediaan adalah barang-barang yang tersedia
untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam perusahaan
manufaktur adalah barang dalam proses produksi atau yang ditempatkan
dalam kegiatan produksi”. Sedangkan menurut Libby (2008:336),
“persediaan adalah properti berwujud yang dimiliki untuk dijual dalam
operasi bisnis yang normal atau digunakan untuk menghasilkan produk atau
jasa yang akan dijual”.
2. Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan antara satu entitas dengan entitas lainnya
berbeda-beda. Entitas perdaangan baik perusahaan ritel maupun grosir
mencatat persediaan sebagai persediaan barang dagangan (merchandise
inventory). Persediaan barang dagang yang dibeli oleh perusahaan
perdagangan untuk dijual kembali dalam kegiatan usaha normal. (Martani
dkk, 2016:246)
Sedangkan dalam entitas manufaktur mengklasifikasikan persediaan
relatif lebih beragam, yaitu:
a. Persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku adalah barang (bahan) yang dibeli untuk
digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan bahan dalam proses
Persediaan dalam proses adalah bahan-bahan yang telah diproses,
namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat
dijual.
c. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi adalah barang yang sudah selesai
diproduksi dan menunggu untuk dijual. (Stice, 2009:573)
3. Pengakuan dan Pengukuran Persediaan
a. Pengakuan Persediaan
Menurut SAK EMKM Tahun 2018 “Entitas mengakui persediaan
ketika diperoleh sebesar biaya perolehannya” (IAI, 2018:21). Biaya
perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya
konversi, dan biaya lainnya yang terjadi hingga persediaan berada di
lokasi dan siap untuk digunakan.
Berikut uraian biaya perolehan persediaan menurut Dwi Martani,
dkk (2016:249), yaitu:
1) Biaya pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor,
pajak lainya (kecuali yang kemudian dapat ditagihkan kembali
kepada otoritas jasa pajak), biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon
dagang, rabat, dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
2) Biaya konversi
Biaya konversi merupakan biaya yang timbul untuk
memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau barang dalam
produksi. Biaya ini meliputi biaya yang secara langsung terkait
dengan unit yang diproduksi, termasuk juga alokasi sistematis
biaya overhead produksi yang bersifat tetap ataupun variabel yang
timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi.
3) Biaya lainnya
Biaya lain yang dapat dibebankan sebagai biaya persediaan
adalah biaya yang timbul agar persediaan tersebut berada dalam
kondisi dan lokasi saat ini. Yang termasuk biaya lainnya misalnya
biaya desain dan biaya praproduksi yang ditujukan untuk
konsumen spesifik. Sedangkan biaya-biaya seperti penelitian dan
pengembangan, biaya-biaya administrasi dan penjualan, biaya
pemborosan, dan biaya penyimpanan tidak dapat dibebankan
sebagai biaya persediaan.
b. Pengukuran Persediaan
Menurut SAK EMKM Tahun 2018 “Teknik pengukuran biaya
persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi
kemudahan, dapat digunakan jika has
ilnya mendekati biaya perolehan”
(IAI, 2018:21). Entitas dapat memilih menggunakan rumus biaya
Masuk Pertama-Keluar Pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang
dalam menentukan biaya perolehan persediaan. Kedua rumus biaya
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Metode biaya masuak pertama keluar pertama (MPKP)
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) adalah
metode biaya yang mengasumsikan bahwa unit persediaan yang
pertama dibeli akan digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang
tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau di
produksi kemudian. Rumus biaya ini merupakan metode relatif
konsisten dengan arus fisik dari persediaan terutama untuk industri
yang memiliki perputaran persediaan tinggi.
Metode rumus biaya MPKP memiliki kelebihan salah satunya
adalah dari sisi relevansi nilai persediaan yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan entitas. Hal ini dikarenakan nilai
persediaan yang disajikan merupakan nilai yang didasarkan pada
harga yang paling kini. Penggunaan metode ini menghasilkan
laporan posisi keuangan yang sesuai dengan entitas. Sedangkan
kelemahan dari pengguanaan rumus biaya ini adalah tidak
merefleksikan nilai laba yang paling akurat karena metode ini
kurang cocok antara biaya dengan pendapatan. (Martani dkk,
2016:253)
2) Metode rata-rata tertimbang
Rumus biaya rata-rata tertimbang adalah rumus yang
digunakan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya
rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya
unit serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode. Entitas
dapat menghitung rata-rata biaya secara berkala atau pada saat
penerimaan kiriman.
Untuk menghitung biaya persediaan dengan metode ini, maka
harus dihitung biaya rata-rata per unit yaitu dengan membagi biaya
barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk
dijual. Persediaan akhir dan beban pokok penjualan dihitung
dengan dasar harga rata-rata terebut. (Martani dkk, 2016:254-255)
4.
Metode
Pencatatan Persediaan Barang Dagang
Ada 2 (dua) metode yang dapat digunankan untuk pencatatan
persediaan barang dagang, yaitu:
a. Metode Periodik (Fisik)
Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan
barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian
diperhitungkan harga pokoknya. Dalam sistem ini digunakan untuk
perusahan yang memiliki fast moving atau murah biasanya lebih
memilih untuk menggunakan sistem ini, alasanya alokasi waktu dan
tenaga yang lebih efektif dan efesien, tidak membutuhkan waktu yang
lama hanya untuk melakukan pencatatan persediaan
Namun dalam sistem ini, mutasi persediaan barang tidak diikuti
dalam buku-buku, setiap pembeliaan barang dicatat dalam rekening
pembeliaan. Karena tidak ada cacatan mutasi persediaan barang maka
harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.
Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir
sudah dihitung (Baridwan,2015:151).
b. Metode Perpetual
Penggunaan metode perpetual dalam pencatatan persediaan
barang adalah dengan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang
merupakan buku pembantu persediaan. Rekening yang digunakan
untuk mencacat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat
dipakai untuk mencacat pembeliaan,penjualan, dan saldo persediaan.
Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencacatan dalam
rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat
diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan.
Penggunaan metode perpetual akan memudahkan penyusunan
neraca dan laporan laba rugi jangka pendek,karena tidak perlu lagi
mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan
akhir. Metode perpetual merupakan cara yang lebih baik untuk
mencacat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan
neraca dan laporan laba rugi, juga dapat untuk mengawasi
barang-barang yang ada digudang (Baridwan, 2015:151-152).
Perbedaan pencatatan antara metode perpetual dan metode fisik
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaaan Pencatatan Metode Periodik (Fisik) dan Metode Perpetual
Transaksi Metode Periodik (Fisik) Metode Perpetual
1 2 3
Pada saat pembelian barang dagangan
Pembelian xxx Persediaan Barang Dagang xxx
Kas/Utang xxx Kas/Utang xxx
Pada saat penjualan barang dagangan
Kas/Piutang xxx Kas/Piutang xxx
Penjualan xxx Penjualan xxx
Harga Perolehan xxx
Persediaan Barang Dagang xxx
Retur Penjualan
Retur Penjualan xxx Retur Penjualan xxx
Piutang xxx Piutang xxx
Persediaan Barang Dagang xxx
Harga Perolehan xxx
Retur Pembelian Utang xxx Kas/Utang xxx
Retur Pembelian xxx Persediaan Barang Dagang xxx
Penyesuaian
Ikhtisar L/R xxx
No Entry
Persediaan Barang Dagang xxx Persediaan Barang Dagang xxx
Ikhtisar L/R Xxx
5. Harga Pokok Penjualan
Menurut SAK EMKM “Jika persediaan dijual, maka jumlah
tercatatnya diakui sebagai beban periode di mana pendapatan yang terkait
diakui
” (IAI, 2018:21). Harga pokok penjualan (HPP) merupakan salah satu
unsur dari laporan laba-rugi suatu entitas dagang. Apabila entitas akan
menyusun laporan keuangan khususnya laporan laba rugi maka harus
dilakukan perhitungan harga pokok penjualan yang terjadi dalam periode
berjalan. Ketepatan perhitungan HPP akan mempengaruhi keakuratan laba
yang diraih perusahaan atau rugi yang diitanggung entitas. Dengan
demikian semakin tepat perhitungan HPP yang dilakukan akan berakibat
semakin akurat laporan laba rugi perusahaan. (Ferra, 2015:147)
6. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat transaksi
keluar-masuknya persediaan barang dagang, sehingga dari kartu persediaan
tercermin nilai unit persediaan yang ada di gudang dengan tujuan untuk
mengawasi mutasi persediaan barang dagang yang disimpan digudang.
Kartu persediaan biasanya dibuat per item barang dagang dan tidak
digabung antara satu barang dengan barang lainnya yang berbeda. Berikut
ini adalah contoh kartu persediaan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel
2.2.
Tabel 2.2 Kartu Persediaan MPKP Perpetual untuk Barang 206 SAG
Tanggal
Masuk Keluar Saldo
Kuantitas Unit
Biaya Total Biaya Kuantitas Unit Biaya
Total
Biaya Kuantitas Unit
Biaya Total Biaya
1 Jan Saldo awal 100 20.000 2.000.000
3 Jan 70 20.000 1.400.000 30 20.000 600.000 7 Jan 80 21.000 1.680.000 30 80 20.000 21.000 600.000 1.680.000 16 Jan 30 10 20.000 21.000 600.000 210.000 70 21.000 1.470.000 27 Jan 20 21.000 420.000 50 21.000 1.050.000 30 Jan 100 22.000 2.200.000 50 100 21.000 22.000 1.050.000 2.700.000 31 Jan Saldo 2.630.000 3.750.000
Sumber : Agoes (2013:91)
7. Laporan Posisi Keuangan
Menurut SAK EMKM “Persediaan disajikan dalam kelompok aset
dalam laporan posisi keuangan
”(IAI, 2018:21). Menurut Farida (2016:51)
Laporan posisi keuangan (neraca) adalah “suatu daftar yang memuat secara
terperinci keadaan aset perusahaan, kewajiban perusahaan kepada pihak
ketiga dan besarnya modal milik perusahaan pada suatu waktu te
rtentu”.
Susunan akun dalam laporan posisi keuangan dilihat dari tingkat
likuiditasnya. Penyajian persediaan dalam laporan posisi keuangan adalah
di golongan aset lancar. Sesuai dengan tingkat likuiditasnya, susunan aset
lancar dilaporan posisi keuangan adalah kas yang pertama karena kas
merupakan aset yang paling likuid(lancar) setelah itu piutang dagang
kemudian persediaan dan seterusnya. Berikut ilustrasi laporan posisi
keuangan bentuk T yang menggambarkan posisi persediaan di aset lancar
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Laporan Posisi Keuangan
ASET
Kas dan setara kas
Kas Giro Deposito
Jumlah kas dan setara kas
Piutang usaha Persediaan
Beban dibayar dimuka Aset tetap Akumulasi penyusutan JUMLAH ASET LIABILITAS Utang Dagang Utang Bank JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal
Saldo laba (defisit)
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS
Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx (Rp xxx) Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx
Sumber : I A I (2018:41)
8. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi me
nurut Farida (2016:55) adalah “Daftar yang
memuat perincian tentang pendapatan (atau penjualan) yang diterima oleh
perusahaan dan pengeluaran/beban yang dikeluarkan oleh perusahaan
beserta besar laba bersih/rugi bersih perusahaan selama periode waktu
tertentu”. Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi beserta
perhitungannya sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2.4.
Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi
Pendapatan penjualan:
Penjualan
Penjualan lain-lain
JUMLAH PENDAPATAN
Beban:
Harga pokok Penjualan Beban Usaha
JUMLAH BEBAN
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN Rp xxx Rp xxx (+) Rp xxx Rp xxx (+) Rp xxx Rp xxx (-) Rp xxx
Sumber : I A I (2018:42)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang membahas tentang pengukuran persediaan dengan metode
MPKP-Perpetual dengan acuan SAK EMKM selama ini telah cukup banyak
dilakukan oleh para peneliti sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Rio Ildha Ariyani (2018) Tamim Rosadi (2018) Zulhijatil Umrah (2019) Judul Penilaian dan Pencatatan
Persediaan Barang Dagang Menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) – Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 pada Toko Kosmetik Nanda Plaihari
Penilaian dan Pencatatan Persediaan Barang Dagang Menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) – Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 pada Toko Obat Riyadh Banjarmasin
Pengakuan dan Pengukuran serta penyajian Persediaan Barang Dagang dengan Menggunakan Rumus Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 Pada Apotek Namira Banjarmasin Institusi/Entitas
yang diteliti
Toko Kosmetik Nanda Plaihari
Toko Obat Riyadh Banjarmasin
Apotek Namira Banjarmasin
Periode Analisis 01-31 Mei 2018 01 Januari s.d 31 Maret 2018 01 Januari s.d 31 Maret 2019
Rumusan Masalah
Bagaimana penilaian dan pencatatan persediaan barang dagangan dengan menggunakan rumus biaya Masuk-Pertama Keluar-Pertama (MPKP) Perpetual yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) pada Toko kosmetik Nanda Pelaihari ?
Bagaimana penilaian dan pencatatan persediaan barang dagang dengan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Perpetual berdasarkan SAK EMKM tahun 2018 pada toko obat Riyadh Banjarmasin?
1.Bagaimana pengakuan dan pengukuran persediaan barang dagang untuk
mengetahui persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) yang sesuai dengan SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin ? 2.Bagaimana penyajian
persediaan barang dagang yang sesuai dengan SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin ? Tujuan
Penelitian
Untuk menilai dan mencatat persediaan barang dagangan dengan menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) – Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 pada Toko Kosmetik Nanda Plaihari
Untuk mengetahui penilaian pencatatan persediaan barang dagangan dengan menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) – Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 pada Toko Obat Riyadh Banjarmasin
1.Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran persediaan barang dagang untuk mengetahui persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) yang sesuai dengan SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin 2.Untuk mengetahui
penyajian persediaan barang dagang yang sesuai dengan SAK EMKM Tahun 2018 pada Apotek Namira Banjarmasin Metode
Penelitian
Menggunakan penelitian kepustakawan dan penelitian lapangan (dokumentasi, dan wawancara) serta
menggunakan metode MPKP-Perpetual
Menggunakan penelitian kepustakawan dan penelitian lapangan (dokumentasi, dan wawancara) serta menggunakan metode MPKP-Perpetual Menggunakan penelitian kepustakawan dan penelitian lapangan (dokumentasi dan wawancara) serta menggunakan metode MPKP-Perpetual Hasil Penelitian
Hasil perhitungan persediaan di Toko Kosmetik Nanda berjumlah: persediaan akhir 30 jenis barang akhir periode sebesar Rp 11.299.275,00. Untuk harga pokok penjualan sebesar Rp 17.607.479,00 dan laba penjualan sebelum pajak sebesar Rp 1.021.521,00
Hasil penelitian dari 10 sampel obat paa Toko Obat Riyadh Banjarmasin diketahui jumlah persediaan akhir barang dagangan per 31 Maret 2018 sebesar Rp 9.247.348 dan laba ruginya sebesar Rp 8.432.252
Sumber : Rio Ildha Ariyani (2018), Tamim Rosadi (2018), dan Zulhijtail Umrah (2019)
Lanjutan
Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan dengan
penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal: (1) metode penelitian yang
digunakan, yaitu penelitian kepustakawan dan penelitian lapangan (dokumentasi
dan wawancara); (2) metode yang digunakan yaitu Masuk Pertama
– Keluar
Pertama (MPKP)-Perpetual.
Sementara itu, penelitian penulis memiliki perbedaan dengan
penelitian-penelitian tersebut dalam hal subjek penelitian-penelitian dan periode penelitian-penelitian. Penulis
melakukan penelitian pada Apotek Namira Banjarmasin dengan periode
penelitian dari 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Maret 2019.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Jenis Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah diterapkan (Sugiono, 2015:35-36)
b. Jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme/enterpretif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi
(gabungan),
analisis
data
bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2015:38)
c. Penelitian Kombinasi
“Penelitian kombinasi adalah penelitian dimana peneliti
mengumpulkan dan menganalisis data, mengintegrasi temuan, dan
menarik kesimpulan secara inferrensial dengan menggunakan metode
terbaik untuk penelitian sehingga mencapai maksud dan tujuan yang
diharapkan”. (Sugiono, 2015:41-42)
Berdasarkan definisi dan ketiga jenis penelitian diatas maka
penulis pengambil kesimpulan bahwa jenis penelitian yang dilakukan
oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif yang dilakukan pada Apotek Namira Banjarmasin
adalah pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang
dagang pada periode 01 Januari s.d 31 Maret 2019
2. Pendekatan Penelitian
b. Pendekatan Eksploratif
“Pendekatan Eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mencari sebab atau hal-
hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu”
(Sedarmayanti, 2011:33)
c. Pendekatan Deskriptif
“Pendekatan deskriptif adalah penelitian bukan eksperimen,
karena tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala,
atau
keadaan” (Hikmawati, 2017:88)
d. Pendekatan Hipotesis
“Pendekatan hipotesis merupakan saran penelitian ilmmiah
karena hipotesis adalah instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat
spesifik yang siap diuji secara empiris” (Hikmawati, 2017:16)
Berdasarkan definisi dari ketiga jenis pendekatan penelitian
diatas maka jenis pedekatan penelitian yang sesuai dengan penelitian
ini adalah pendekatan deskriptif yang mana penulis melakukan
penelitian dengan mengumpulkan seluruh sumber data kemudian
dilakukan analisis data. Kegiatan analisis yang dilakukan penulis
dimulai dengan mengelompokkan data sesuai variabel, menyajikan
variabel yang diteliti selanjutnya melakukan perhitungan sehingga
dapat mwnjawab rumusan masalah yang sedang diteliti. Dan dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap Apotek Namira
Banjarmasin adalah dengan mengumpulkan bukti transaksi penjualan
dan pembelian kemudian mencatat dan mengolahnya sehingga
menghasilkan pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan
barang dagang berupa 10 jenis obat berdasarkan SAK EMKM tahun
2018.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada pengakuan dan pengakuan serta penyajian
persediaan barang dagang menggunakan Rumus Biaya Masuk Pertama Keluar
Pertama (MPKP)-Perpetual berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 pada
Apotek Namira Banjarmasin, antara lain:
1. Pengakuan dan Pengukuran Persediaan Barang Dagang
Menurut SAK EMKKM Pengakuan dan pengukuran persediaan
adalah entitas mengakui persediaan sebesar biaya perolehannya dan entitas
dapat memilih menggunakan rumus biaya masuk-pertama keluar-pertama
(MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan
persediaan.(IAI, 2016:21) sedangkan pengakuan persediaan pada Apotek
Namira adalah mengakui persediaan ketika membeli obat-obatan dari
supplier dan barang sudah berada ditoko maka akan diakui sebagai
persediaan sebesar nilai transaksi pembelian. Dan pengukuran persediaan
menurut Apotek Namira adalah cara yang digunakan dalam menentukan
biaya perolehan persediaan adalah dari nilai transaksi pembelian obat yang
mana barang pertama kali dibeli akan dijual lebih dahulu.
2. Penyajian Persediaan Barang Dagang
Penyajian persesiaan adalah Persediaan disajikan di laporan posisi
keuangan di kelompok aset lancar. (IAI, 2018:21) sedangkan penyajian
persediaan menurut Apotek Namira adalah menilai persediaan yang masih
ada di toko yang akan disajikan di laporan keuangan.
3. Rumus Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual
Rumus Biaya MPKP-Perpetual adalah penilaian persediaan secara
terus-menerus yang mana unit persediaan yang pertama dibeli akan
digunakan atau dijual terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam
persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. (Martani
dkk, 2016:253) sedangkan rumus biaya Masuk Pertama-Keluar Pertama
(MPKP)-Perpetual menurut Apotek Namira adalah metode yang apabila
terjadi penjualan, maka akan dicatat jumlah unit yang terjual dengan harga
pokok yang digunakan adalah harga pokok yang terdahulu kemudian yang
masuk berikutnya.
C. Jenis dan Sumber
Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas data
primer dan data sekunder yaitu:
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung diberikan oleh
entitas kepada penulis. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini
seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. Data
didapatkan langsung dari Apotek Namira berdasarkan hasil dari wawancara
dan hasil dari pengamatan langsung oleh penulis kemudian diolah kembali
oleh penulis.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan oleh entitas
kepada pengumpul data, tetapi diperoleh dari orang lain atau dokumen yang
dimiliki entitas. Data sekunder yang diperoleh penulis dari dokumen yang
dimiliki Apotek Namira adalah NPWP, Surat Izin Apotek (SIA), nota
pembelian, dan nota penjualan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan tugas akhir ini digunakan untuk
memperoleh data-data pendukung yang diperoleh dari suatu rumus biaya
pengumpulan data yang relevan. Rumus biaya pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh data-data yaitu:
1. Teknik Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan
referensi dan literature terkait teori-teori yang memiliki
hubungan-hubungan dengan permasalahan yang dibahas atau yang sedang diteliti.
2. Penelitian kelapangan
a. Teknik wawancara
Teknik wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara
untuk mendapatkan informasi. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data yang lengkap dengan cara melakukan tanya jawab
secara langsung kepada pihak Apotek Namira. Data yang diperoleh dari
hasil wawancara seperti sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, tugas dan fungsi setiap jabatan yang ada di entitas, serta
bagaimana pencatatan persediaan barang dagang pada Apotek Namira.
(Arikunto, 2013:198)
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Teknik ini digunakan
penulis untuk mengumpulkan data-data berupa dokumen-dokumen
atau laporan serta catatan akuntansi yang diperlukan yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas seperti nota pembelian, dan nota
penjualan. (Arikunto, 2013:274)
E. Teknik Analisis Data
Berikut adalah teknik analisis data dari penelitian yang penulis buat:
1. Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang
akan diteliti dan dibahas seperti data persediaan awal, data transaksi
penjualan dan data transaksi pembelian pada Apotek Namira.
2. Berdasarkan data yang didapat penulis membuat daftar persediaan awal,
daftar pembelian dan rekapitulasi daftar penjualan periode 1 Januari sampai
dengan 31 Maret 2019 untuk 10 (Sepuluh) sampel item obat.
3. Berdasarkan data yang diperoleh, maka penulis akan membuat kartu
persediaan untuk 10 (sepuluh) sampel item obat dengan menggunakan
Rumus Biaya MPKP-Perpetual berdasarkan SAK EMKM tahun 2018
untuk periode 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2019.
4. Menentukan hasil perhitungan persediaan akhir barang dagang dengan
Rumus Biaya MPKP-Perpetual periode 1 Januari sampai dengan 31 Maret
2019 untuk 10 (Sepuluh) sampel item obat.
5. Menghitung Harga Pokok Penjualan untuk 10 (sepuluh) sampel item obat.
6. Membuat Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan dan Rekaptulasi Persediaan
Akhir untuk 10 (sepuluh) sampel item obat.
7. Membuat laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan sebagian untuk 10
(sepuluh) sampel item obat.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Apotek Namira merupakan salah satu Usaha Kecil Mikro Menengah
(UMKM) yang merupakan usaha perdagangan obat-obatan dan melayani
penjualan obat tanpa resep (bebas) dan obat dengan resep yang beralamat
di Jalan Cemara Raya RT 41 No. 22 Kayutangi Kecamatan Banjarmasin
Utara Kota Banjarmasin. Apotek Namira sudah memiliki Surat Izin Apotek
dari Dinas Kesehatan Banjarmasin Pemerintah Kota Banjarmasin, dengan
Nomor 503/3092/SIA-P-APA/XII.07/Dinkes yang berlaku sampai dengan
12 April 2021.
Apotek Namira berdiri pada tahun 2002 yang didirikan oleh Bapak H.
Hasan Ahmad dengan dikelola sendiri oleh beliau. Seiring berjalannya
waktu, dilihat bahwa Apotek Namira memiliki prospek yang menjanjikan,
akhirnya Bapak H. Hasan Ahmad menambah karyawan untuk membantu
beliau mengelola Apotek Namira. Dan di tahun 2007 Apotek Namira
dikelola oleh anak Beliau yang bernama Ibu Fitria hingga sekarang.
Apotek Namira beroperasi dari hari Senin sampai dengan Sabtu dari
pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 22.00 WITA yang dibagi dalam 2
(dua) shif, shif siang yang dimulai dari pukul 08.00 WITA sampai dengan
pukul 17.00 WITA dan shif malam yang dimulai dari pukul 17.00 WITA
sampai dengan pukul 22.00 WITA. Karyawan yang terdapat di Apotek
Namira terdiri dari 1 (satu) orang Apoteker, 4 (empat) orang Asisten
Apoteker, dan 6 (enam) orang bagian penjulan.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan harus sesuai dengan alur
koordinasi antara tiap bagian. Berikut adalah struktur organisasi yang ada
di Apotek Namira dapat dilihat pada bagan 4.1.
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Apotek Namira
Sumber: Apotek Namira (Diolah Oleh Penulis)
Struktur organisasi pada Apotek Namira ini termasuk dalam bentuk
organisasi garis (Line Organization) dimana kekuasaan, arahan serta
petunjuk berasal dari pimpinan kepada seluruh karyawan dan
pertanggungjawaban berjalan dari bawah ke atas. Dari struktur organisasi
tersebut dapat diuraikan tanggungjawab masing-masing bagian yag terdapat
pada Apotek Namira sebagai berikut:
a. Pimpinan
Salah satu syarat untuk mendirikan apotek adalah harus ada
seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan memiliki Surat Izin
Apotek (SIA), dalam mengelola dan mengawasi jalannya apotek. Pada
Apotek Namira pimpinan berfungsi sebagai apoteker dan juga bisa
merangkap di fungsi kas. Selain mengambil keputusan dan kebijakan,
pimpinan juga bertanggungjawab dalam proses penjualan dan
pembelian obat-obatan.
b. Asisten Apoteker
Asisten Apoteker merupakan Apoteker sementara apabila
apoteker sedang ada kesibukan.selain itu, asisten apoteker di Apotek
Namira juga bisa merangkap sebagai fungsi penjualan apabila apotek
sedang ramai oleh pembeli.
Pimpinan (Apoteker)
c. Bagian Penjualan
Bagian penjualan di Apotek Namira bertugas untuk melayani
pembeli, menyiapkan obat dan mengisi nota penjualan 2 rangkap sesuai
dengan obat yang dibeli, kemudian menerima uang dari transaksi
penjualan tunai obat dengan resep maupun non resep. Setelah itu
menyerahkan obat beserta nota penjualan rangkap pertama ke pembeli.
3. Pencatatan Transaksi Penjualan dan Pembelian pada Apotek Namira
Dalam pencatatan transaksi penjualan untuk jenis obat bebas terbatas
di apotek Namira menggunakan Nota 2 rangkap yang mana lembar pertama
untuk pembeli dan lembar kedua untuk di arsip. Nota penjualan tersebut
berisikan tanggal transaksi, jumlah unit, dan total harga pembelian yang
kemudian diparaf oleh bagian penjualan. Sedangkan untuk transaksi
pembelian, nota pembelian diperoleh dari pihak supplier yang disimpan
untuk di arsip. Nota pembelian berisikan tanggal transaksi, jumlah unit, dan
total harga pembelian obat yang diberi tanda tangan dan stampel dari
supplier. Nota transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4.1 Nota Penjualan Apotek Namira Banjarmasin
Sumber: Apotek Namira
Gambar 4.2 Nota Pembelian Apotek Namira Banjarmasin
Sumber : Apotek Namira
4. Sistem Pencatatan Persediaan pada Apotek Namira
Apotek Namira dalam pencatatan persediaan masih belum melakukan
pencatatan yang sesuai dengan standar akuntansi. Apotek Namira hanya
mencatat setiap transaksi dalam nota penjualan untuk setiap barang yang
dijual. Untuk transaksi pembelian didapat dari supplier. Hal tersebut akan
menyulitkan dalam menentukan harga pokok penjualan dan nilai persediaan
akhir. Dalam dunia usaha, sangat penting mengelola persediaan barang
dagang demi menjaga stabilitas dan pengawasan terhadap usaha yang
dijalankan. Maka, diperlukan perhitungan dengan menggunakan metode
yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang cocok untuk entitas
tersebut.
Data yang didapat sehubungan dengan persediaan barang dagang
dalam pembuatan kartu persediaan menggunakan rumus biaya Masuk
Pertama-Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual. Berikut data persediaan awal,
data pembelian dan data penjualan pada Apotek Namira untuk periode 1
Janurari
– 31 Maret 2019 (Lihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 dan 4.5)
Tabel 4.1 Persediaan Awal Barang Dagang Apotek Namira
Per 1 Januari 2019
No Nama Barang Unit Satuan Harga/Unit Jumlah
1 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 14 Botol Rp 47.000 Rp 658.000
2 Tremenza Syrup 60 ml 6 Botol Rp 19.500 Rp 117.000
3 Paratusin Syr 60 ml 38 Botol Rp 25.500 Rp 969.000
4 Rhinos SR 54 Blister Rp 4.750 Rp 256.500
5 Lapifed Syr 4 Botol Rp 23.000 Rp 92.000
6 Lapifed Ekspektoran Syr 60 ml 5 Botol Rp 25.000 Rp 125.000
7 Alco Drop 17 Botol Rp 75.500 Rp 1.283.500
8 Lapifed DM 100 ml Syrup 10 Botol Rp 27.500 Rp 275.000 9 Rhinos Junior Syrup 60 ml 12 Botol Rp 33.000 Rp 396.000
10 Rhinofed Tab 169 Blister Rp 1.700 Rp 287.300
Jumlah 329 Rp 282.450 Rp 4.459.300
Sumber: Apotek Namira Banjarmasin (Diolah oleh penulis)
Tabel 4.2 Daftar Pembelian Barang Dagang Apotek Namira
Per 1 Januari - 31 Maret 2019
Tanggal Nama obat Unit Satuan Harga Total
01/01/2019 Lapifed Ekspektoran Syr 60 ml 30 Botol Rp 25.200 Rp 756.000
Total 30 Rp 756.000
02/01/2019 Lapifed Syr 20 Botol Rp 23.500 Rp 470.000
Lapifed DM 100 ml Syrup 25 Botol Rp 27.800 Rp 695.000
Total 45 Rp 1.165.000
05/01/2019 Tremenza Syrup 60 ml 12 Botol Rp 19.500 Rp 234.000
Alco Drop 30 Botol Rp 75.500 Rp 2.265.000
Rhinos Junior Syrup 60 ml 20 Botol Rp 33.000 Rp 660.000
Total 62 Rp 3.159.000
15/01/2019 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 10 Botol Rp 47.000 Rp 470.000
Total 10 Rp 470.000
20/01/2019 Tremenza Syrup 60 ml 24 Botol Rp 19.500 Rp 468.000
Total 44 Rp 938.000 30/01/2019 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 10 Botol Rp 47.500 Rp 475.000 Lapifed DM 100 ml Syrup 25 Botol Rp 27.800 Rp 695.000
Total 35 Rp 1.170.000
31/01/2019 Paratusin Syr 60 ml 20 Botol Rp 26.000 Rp 520.000
Rhinos SR 150 Blister Rp 4.750 Rp 712.500
Rhinos Junior Syrup 60 ml 20 Botol Rp 33.200 Rp 664.000
Rhinofed Tab 150 Blister Rp 1.700 Rp 255.000
Total 340 Rp 2.151.500
04/02/2019 Alco Drop 20 Botol Rp 75.700 Rp 1.514.000
Lapifed Ekspektoran Syr 60 ml 20 Botol Rp 25.300 Rp 506.000
Total 40 Rp 2.020.000
12/02/2019 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 20 Botol Rp 47.500 Rp 950.000
Total 20 Rp 950.000
20/02/2019 Rhinos SR 200 Blister Rp 5.000 Rp 1.000.000
Lapifed DM 100 ml Syrup 20 Botol Rp 28.000 Rp 560.000
Rhinofed Tab 150 Blister Rp 1.800 Rp 270.000
Total 370 Rp 1.830.000
24/02/2019 Lapifed Syr 25 Botol Rp 23.700 Rp 592.500
Total 25 Rp 592.500
28/02/2019 Paratusin Syr 60 ml 10 Botol Rp 26.000 Rp 260.000 Lapifed Ekspektoran Syr 60 ml 25 Botol Rp 25.300 Rp 632.500 Rhinos Junior Syrup 60 ml 25 Botol Rp 33.500 Rp 837.500
Total 60 Rp 1.730.000
14/03/2019 Tremenza Syrup 60 ml 24 Botol Rp 20.000 Rp 480.000
Total 24 Rp 480.000
25/03/2019 Lapifed Syr 25 Botol Rp 23.700 Rp 592.500
Total 25 Rp 592.500
28/03/2019 Paratusin Syr 60 ml 15 Botol Rp 26.200 Rp 393.000
Total 15 Rp 393.000
30/03/2019 Alco Drop 20 Botol Rp 76.000 Rp 1.520.000
Lapifed DM 100 ml Syrup 20 Botol Rp 28.300 Rp 566.000 Rhinos Junior Syrup 60 ml 20 Botol Rp 33.500 Rp 670.000
Total 60 Rp 2.756.000
31/03/2019 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 15 Botol Rp 47.500 Rp 712.500 Lapifed Ekspektoran Syr 60 ml 30 Botol Rp 25.500 Rp 765.000
Rhinofed Tab 150 Blister Rp 1.800 Rp 270.000
Total 195 Rp 1.747.500
Total Transaksi Pembelian 1400 Rp22.901.000
Sumber: Apotek Namira Banjarmasin (Diolah oleh penulis)
Lanjutan
Tabel 4.3 Daftar Penjualan Barang Dagang Apotek Namira
Per 1 - 31 Januari 2019
Tanggal Nama Obat Unit Satuan Harga Total
01/01/2019 Lapifed Syr 1 Botol Rp 26.000 Rp 26.000
Alco Drop 3 Botol Rp 80.000 Rp 240.000
Lapifed DM 100 ml Syrup 3 Botol Rp 30.000 Rp 90.000
Total 7 Rp 356.000
02/01/2019 Tremenza Syrup 60 ml 2 Botol Rp 21.000 Rp 42.000
Paratusin Syr 60 ml 1 Botol Rp 27.000 Rp 27.000
Lapifed Syr 1 Botol Rp 26.000 Rp 26.000
Alco Drop 2 Botol Rp 80.000 Rp 160.000
Rhinos Junior Syrup 60 ml 4 Botol Rp 37.000 Rp 148.000
Rhinofed Tab 8,5 Blister Rp 2.300 Rp 19.550
Total 18,5 Rp 422.550
03/01/2019 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 2 Botol Rp 50.000 Rp 100.000 Tremenza Syrup 60 ml 2 Botol Rp 21.000 Rp 42.000
Paratusin Syr 60 ml 2 Botol Rp 27.000 Rp 54.000
Rhinos SR 10 Blister Rp 5.500 Rp 55.000
Lapifed DM 100 ml Syrup 1 Botol Rp 30.000 Rp 30.000 Rhinos Junior Syrup 60 ml 1 Botol Rp 37.000 Rp 37.000
Rhinofed Tab 10 Blister Rp 2.300 Rp 23.000
Total 28 Rp 341.000
04/01/2019 Rhinos SR 20 Blister Rp 5.500 Rp 110.000
Lapifed Syr 3 Botol Rp 26.000 Rp 78.000
Lapifed DM 100 ml Syrup 2 Botol Rp 30.000 Rp 60.000
Total 25 Rp 248.000
05/01/2019 Rhinos Neo Drop Syrup 10 ml 1 Botol Rp 50.000 Rp 50.000 Lapifed Ekspektoran Syr 60 ml 3 Botol Rp 27.000 Rp 81.000 Rhinos Junior Syrup 60 ml 3 Botol Rp 37.000 Rp 111.000
Rhinofed Tab 10 Blister Rp 2.300 Rp 23.000
Total 17 Rp 265.000
07/01/2019 Paratusin Syr 60 ml 1 Botol Rp 27.000 Rp 27.000
Alco Drop 2 Botol Rp 80.000 Rp 160.000
Rhinofed Tab 5 Blister Rp 2.300 Rp 11.500
Total 8 Rp 198.500
08/01/2019 Tremenza Syrup 60 ml 1 Botol Rp 21.000 Rp 21.000
Paratusin Syr 60 ml 2 Botol Rp 27.000 Rp 54.000