• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Koperasi memainkan peran yang semakin penting terutama terkait dengan sektor ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia dalam pengentasan kemiskinan, memfasilitasi penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Dimana dalam proses mengembangkan dan mempertahankan keberadaan atau eksistensi koperasi harus melibatkan proses pengembangan dan peningkatan semangat komunitas, identitas dan organisasi sosial. Di Indonesia, koperasi merupakan perwujudan dari organisasi bersama yang pengelolaannya dilandasi prinsip kekeluargaan dan bertujuan mencapai kemajuan bersama (Undang-Undang No. 25 Tahun 1992). Peran koperasi di era ketika banyak orang merasa tidak berdaya untuk mengubah hidup, koperasi telah mewakili alternatif ekonomi yang kuat, bersemangat, dan layak. koperasi memiliki peran penting dalam mengembangkan keragaman kelembagaan dalam ekonomi pasar. Koperasi adalah alat penting untuk melawan monopoli dan monopsoni. Koperasi dapat dianalisis dalam kaitannya dengan organisasi jaringan yang memungkinkan pelaku yang lebih lemah di pasar untuk mengembangkan bisnis yang bermanfaat bagi mereka sendiri sebagai pengguna maupun bagi masyarakat nasional yang lebih luas. Perkembangan koperasi baru sangat bergantung pada jejaring sosial yang ada di lingkungan setempat. Pelaku berusaha untuk mempromosikan pendirian koperasi baru karena itu memiliki peluang sukses yang lebih baik jika jejaring sosial yang ada digunakan sebagai basis untuk pengembangan bisnis milik anggota. Koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan bersama masyarakat yang didasarkan pada ide yang kuat bahwa bersama-sama, sekelompok orang dapat mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai secara sendiri-sendiri.

Koperasi telah menjadi cara yang efektif untuk digunakan sebagai kontrol atas mata pencaharian masyarakat. Komperasi mampu menyediakan alat unik untuk mencapainya atau lebih banyak tujuan ekonomi dalam ekonomi global yang semakin kompetitif. Banyak Pemerintah di seluruh dunia yang mengambil kebijakan terkait dengan pengembangan koperasi. Koperasi dianggap sebagai mekanisme yang berguna untuk mengelola risiko bagi masyarakat, memiliki apa yang mungkin sulit dimiliki oleh individu melalui usahanya, memperkuat komunitas melalui penyediaan pekerjaan dan pembayaran pajak. Koperasi umumnya juga memberikan dorongan ekonomi bagi masyarakat. Melihat uraian di atas, tergambar bahwa koperasi memiliki nilai penting bagi kehidupan ekonomi dan koperasi harusnya memiliki kesempatan untuk tumbuh kembang usahanya dalam hal ini terkait dengan

(2)

kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Entitas Koperasi yang melibatkan masyarakat di dalamnya membutuhkan suatu transparansi dan profesionalitas pengelolaan yang diwujudkan melalui upaya pelaporan hasil dari aktivitas yang dijalankan. Akuntabilitas, transparansi dan profesionalitas menjadi aspek penting pengelolaa/manajemen koperasi dan menjadi perhatian bagi upaya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap usaha koperasi.

Pengukuran kinerja koperasi menjadi bentuk transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban yang secara tepat menilai efektivitas pengelolaan kperasi oleh pihak manajemen, dimana sebagai suatu entitas, koperasi tidak bisa dilepaskan dari tuntutan untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Mulyadi, 2010). Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi operasi masa lalu dan merupakan dasar untuk manajemen dan operasi keputusan tentang proyek masa depan. Dewan direksi menggunakan laporan untuk umpan balik tentang status keuangan koperasi, untuk mengevaluasi kemajuan dan untuk membuat keputusan tentang operasi masa depan. Penyajian laporan keuangan yang akurat dan terkini juga penting kepada anggota koperasi. Laporan keuangan harus menunjukkan laba bersih, tingkat perlindungan setiap anggota rekening dan jumlah ekuitas yang dimiliki anggota koperasi. Hal ini memfasilitasi distribusi pendapatan yang adil dan memastikan bahwa koperasi beroperasi sesuai dengan prinsip koperasi yang benar. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan (Fahmi, 2012). Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) Laporan keuangan menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi pihak internal dan eksternal (SAK ETAP, 2009). Sistem akuntansi koperasi adalah sebuah metode mencatat dan melaporkan hasil keuangan dari transaksi bisnisnya. Pembukuan mencatat transaksi bisnis koperasi dalam jurnal harian-nal. Catatan ini kemudian digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan keuangan yang memberikan catatan sejarah kegiatan usaha koperasi. Laporan keuangan yang umum digunakan dalam entitas bisnis termasuk koperasi didalamya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Entitas melaporkan posisi keuangan koperasi, kinerjanya melebihi yang diberikan jangka waktu, dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban kas. Laporan keuangan adalah dasar untuk merencanakan operasi di masa depan. Setiap laporan berisi informasi yang berbeda, tetapi saling terkait yang bersama-sama memberikan gambaran lengkap tentang keuangan operasi koperasi. Manajer, pemegang buku dan anggota dewan harus dapat memahami dan menafsirkan laporan ini sehingga mereka dapat membuat informasi keputusan bisnis tentang masa depan koperasi. Koperasi sebagai

(3)

organisasi bersama dan didalamnya terdapat unsur modal dari anggota, maka diperlukan adanya penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan.

Penyajian laporan keuangan dalam hal ini terkait dengan entitas koperasi mengacu pada surat edaran Deputi Kelembagaan Koperasi dan UKM Nomor: 200/SE/Dept.1/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 dimana entitas Koperasi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya mengacu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan koperasi. SAK-ETAP disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK-IAI) dan diberlakukan bagi perusahaan UMKM sebagai bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang selama ini berlaku. Selain perusahaan UMKM, koperasi juga menggunakan SAK-ETAP sebagai standar akuntansinya berdasarkan peraturan pemerintah bersama IAI. Dalam penyusunan laporan keuangan, akuntansi menghadapi risiko kemungkinan penyimpangan dan ketidaktepatan, untuk meminimalkan bahaya ini, profesi akuntansi mengotorisasi seperangkat standar dan prosedur umum yang disebut akuntansi prinsip yang diterima secara umum. Di Indonesia prinsip akuntansi tersebut diatur dalam akuntansi keuangan standar (SAK). Standar akuntansi merupakan pedoman dasar penyusunan laporan keuangan yang harus dilakukan dirujuk oleh masing-masing perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Dengan adanya SAK ETAP diharapkan koperasi dapat menghimpun keuangannya sendiri laporan, dan dapat diaudit untuk mendapatkan opini dari auditor. SAK ETAP lebih sederhana dari PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dilaksanakan dengan tetap memberikan informasi yang andal dalam penyajian laporan keuangan.

Koperasi adalah salah satu badan usaha yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Laporan keuangan yang dimiliki oleh koperasi telah disajikan dan diungkapkan secara teratur, tetapi terdapat laporan keuangan beberapa koperasi yang belum pernah dilakukan pemeriksaan ekuitas saldo dan kepatuhan terhadap standar yang berlaku. Keberlangsungan bisnis yang baik tidak lepas dari pembukuan akuntansi proses entitas terkait. Pada dasarnya kejelasan penyampaian informasi akuntansi untuk bisnis akan mempengaruhi sikap pengambilan keputusan dalam konteks kemajuan bisnis yang berkembang. Pembukuan akuntansi tidak terbatas pada penyajian laporan keuangan, tetapi dimulai dari bukti transaksi untuk mempersiapkan laporan keuangan yang benar. Setiap akuntan memiliki kemampuannya sendiri dalam menyusun pencatatan transaksi, namun dalam menyusun pencatatan pembukuan tersebut mereka tidak sepenuhnya menggunakan ilmu akuntansi, ada pula yang masih dilakukan secara sederhana. Padahal pembukuannya relatif sederhana, koperasi telah menggunakan bukti transaksi yang

(4)

dapat dipertanggungjawabkan. Menggunakan transaksi bukti berupa tanda terima dari koperasi terlihat bahwa dalam menjalankan kelangsungan usahanya koperasi selalu memperhatikan ketelitian dan ketertiban dalam transaksi, terutama yang berkaitan dengan masuk dan keluarnya uang koperasi. Kondisi sumber daya manusia yang terbatas khususnya yang menguasi bidang akuntansi serta pengalaman yang rendah menjadi salah satu alasan kenapa koperasi belum mampu menyajikan laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan ketentuan SAK ETAP (Andreas, 2014). Di sisi lain, dukungan finansial dari pihak manajemen juga masih rendah, yang tidak bisa dilepaskan dari adanya pandangan bahwa laporan keuangan koperasi hanya digunakan untuk seperlunya saja, selama dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban pegawai koperasi terhadap pengurus koperasi. Kondisis tersebut menjadikan pengelolaan keuangan yang baik termasuk dalam koperasi masih sulit terwujud. Kebijakan dan strategi khusus harus dirumuskan oleh koperasi terkait dengan pengelolaan keuangan dan usaha. Hal ini mengingat pentingnya koperasi dalam melakukan pengelolaan keuangan yang baik sehingga perkembangan usahanya dapat terpantau dan dikontrol, serta memudahkan mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan memudahkan pengurus mengambil kebijakan dan keputusan strategis bagi pengelolaan koperasi.

SAK ETAP merupakan standar akuntansi yang menjadi acuan regulasi baru dalam penyajian laporan keuangan untuk suatu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan yaitu koperasi. Adanya standar akuntansi keuangan khusus untuk badan usaha sejenis koperasi yaitu SAK ETAP memerlukan perubahan yang mengarah pada kemudahan pemahaman dalam membaca atau memahami isinya. dari laporan keuangan yang disajikan oleh koperasi. Untuk dapat melaksanakan atau sepenuhnya memenuhi ketentuan SAK ETAP, entitas harus menyajikan laporan keuangan yang menyatakan kepatuhan. dengan segala persyaratan yang ada di SAK ETAP. Pernyataan kepatuhan laporan keuangan dinyatakan secara eksplisit dan lengkap dalam catatan atas laporan keuangan. Kehadiran koperasi diharapkan mampu mendorong potensi masyarakat untuk terus mengembangkan sektor produktifnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, Koperasi juga berperan sebagai fasilitator dan juga pendamping bagi masyarakat dalam menjalankan tugasnya bisnis mereka, misalnya melalui bantuan permodalan, manajemen, pemasaran, dan lainnya pendampingan. Sesuai dengan SAK ETAP, neraca, laporan SHU, perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan merupakan komponen lengkap laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. Lengkap Laporan keuangan berarti bahwa entitas harus menyajikan minimal dua periode dari masing-masing yang disyaratkan laporan keuangan dan catatan terkait atas laporan

(5)

keuangan. Jadi SAK-ETAP dapat digunakan untuk memberikan proses pencatatan dan pembukuan akuntansi keuangan yang dilakukan di masing-masing koperasi, penerapan SAK-ETAP di koperasi, dan kendala dalam penerapan SAK-ETAP dan menyesuaikan pembukuan akuntansi yang telah dilakukan dengan standar yang diatur dalam SAK-ETAP. SAK ETAP memberikan pedoman cara pelaporan keuangan yang lebih sederhana daripada SAK Umum.

Beberapa penelitian sebelumnya tentang SAK ETAP yang dijadikan acuan dan kajian empiris dalam penelitian ini adalah pertama, penelitian Hertiyo dan Hisamudin (2015), yang mendapatkan hasil penelitian secara umum bahwa koperasi serba usaha Buah Ketakasi tidak menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP. Dalam hal ini koperasi tersebut hanya membuat laporan perhitungan hasil usaha dan neraca. Koperasi terkendala masih belum tersedianya tenaga akuntansi yang memahami implementasi SAK ETAP secara baik. Kedua, penelitian Siagian dan Pangemanan (2016) yang betujuan mengkaji dan menganalisis penyajian laporan keuangan pada Kopkar Bank Sulut Go. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koperasi tidak menyajikan laporan yang lengkap sesuai dengan ketentuan SAK ETAP. Laporan keuangan yang dibuat oleh Kopkar Bank Sulut Go neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas. Dalam hal ini koperasi tidak membuat catatan atas laporan keuangan (CALK) dan di sisi lain masih terdapat kesalahan klasifikasi terkait akun atau pos-pos transaksi keuangan. Koperasi juga masih tidak konsisten dalam menyajikan laporan arus kas. Ketiga, penelitian Indawatika (2017) yang ditujukan untuk menilai dan menganalisis penyajian laportan keuangan mengacu SAK ETAP pada Koperasi Intako. Hasil penelitian menyatakan koperasi tidak membuat laporan kuangan sesuai dengan ketentuan dalam SAK ETAP. Laporan keuangan yang disusun oleh koperasi meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang sebenarnya sudah dibuat dengan mengacu SAK ETAP, namun masih ada kelemahan dalam penentuan pos yang tidak tepat. Dan keempat, penelitian Herlina (2018) yang bertujuan menganalisis implementasi SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan pada koperasi RRKR. Temuan penelitian menunjukkan laporan keuangan koperasi RRKR tidak sesuai dengan SAK ETAP dan dinilai kualitas laporan keuangan masih sangat sederhana. Koperasi tidak menyajikan laporan keuangan secara lengkap, koperasi hanya membuat neraca dan belum dibuat laporan perubahan ekuitas, arus kas dan CALK.

Temuan penelitian empiris yang berbeda-beda dan tidak konsisten, mendorong dan menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Peneliti menjadikan penelitian empiris tersebut sebagai rujukan mengingat tema penelitian yang sama yaitu tentang penyajian laporan keuangan dan penerapan SAK ETAP. Adapaun yang membedakan penelitian ini dengan kelima penelitian sebelumnya adalah terkait

(6)

dengan objek penelitian (dalam penelitian ini Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri menjadi objek yang diteliti). Pemilihan Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri sebagai objek penelitian dilandasi argumentasi bahwa koperasi tersebut mencatatkan perkembangan yang pesat yang dapat dinlihat dan dinilai dari tinggi kinerja penyaluran kredit di Kabupaten Bondowoso.

Tabel 1.1 Data Perkembangan Kinerja Keuangan yang dilihat dari Penyaluran Kredit Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri Tahun 2015 – 2018 Tahun Kredit yang Disalurkan (dalam Rp)

2015 2.771.145.000,00

2016 3.084.644.000,00

2017 3.632.386.000,00

2018 4.103.762.000,00

Sumber: Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri tahun 2019

Berdasarkan data sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1, diperoleh ilustrasi atau gambaran betapa pesatnya perkembangan jumlah kredit yang disalurkan oleh Kredit Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri . Seperti terlihat pada tabel tersebut, penyaluran kredit oleh koperasi pada tahun 2018 sebesar Rp. 4.1 Milyar atau mengalami peningkatan dari jumlah kredit yang disalurkan pada tahun sebelumnya (2017) sebesar Rp. 3,63 Milyar atau dapat dikatan meningkat sebesar 13,8% secara year on year. Kondisi tersebut memberikan bukti bahwa Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri mendapatkan trust yang baik dari masyarakat (nasabah) di Kabupaten Bondowoso. Jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan kinerja keuangan yang dicapai oleh koperasi dan mengindikasikan besarnya potensi pendapatan yang diperoleh melalui pendapatan bunga sebagai imbal balik dari kredit yang dikeluarkan. Melihat perkembangan dan kinerja keuangan yang sekilas dapat dikatakan baik, maka tentunya akan lebih tepat bagi koperasi untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi terkait dengan pengelolaan keuangan koperasi. Pengejawantahan dari prinsip tersebut dapat salah satunya menggunakan instrumen penyususan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan tertulis yang menyampaikan kegiatan bisnis dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan sering diaudit oleh lembaga pemerintah, akuntan, firma, dan lain-lain. Untuk memastikan keakuratan dan untuk tujuan pajak, pembiayaan, atau investasi. Analisis keuangan pada umumnya berfungsi sebagai dasar pengembangan ini fungsi. Ini juga mengikuti perkembangan baik di bidang keuangan dan akuntansi fungsi yang, menjadi aturan dasar yang darinya fungsi manajemen keuangan dan fungsi akuntansi diluncurkan hingga saat itu menjadi bagian integral dari mata kuliah Keuangan dan otonom administrasi diajarkan di universitas dan sekolah khusus di bidang keuangan dan bisnis. Koperasi

(7)

Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri melalui penyajian laporan dapat mengetahui jumlah keuntungan dan keseimbangan hak dan kewajiban koperasi serta kesehatan pengelolaan dan manajemen koperasi. Hal ini menjadi penting mengingat banyak pihak yang tentunya membutuhkan informasi mengenai kinerje keuangan koperasi, khususnya terkait dengan pengambilan keputusan dalam investasi.

Koperasi dituntuk untuk memberikan informasi melalui laporan keuangan yang terpercaya dan dalam hal ini sesuai dengan prinsip akuntansi yang baik (SAK ETAP), sehingga dapat mendorong trust dari pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan koperasi mengacu dan sesuai SAK ETAP, mencerminkan adanya akuntabilitas yang baik dalam pengelolaan kuangan koperasi yang akhirnya akan berdampak dan berkontribusi positif bagi koperasi. salah satu dampak tersebut adalah adanya penambahan anggota baru dari koperasi yang artinya modal koperasi baik melalui simpanan wajib, sukarela, maupun peningkatan jumlah nasabah dan hal ini berarti eksistensi dan keberadaan koperasi akan terjaga. Koperasi akan mampu mewujudkan tujuan utamanya yaitu menyejahterkan anggotanya serta turut berkontribusi dalam peningkatan kesejehateraan dan ekonomi masyarakat. Hasil pra penelitian mengindikasikan bahwa laporan keuangan yang dibuat Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri masih sederhana dan hanya seadanya, dengan kata lain laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK ETAP. Kompetensi staf khususnya bagian akuntanbsi dan keuangan masih rendah dan merupakan alasan utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Melihat uraian ini diperlukan upaya untuk menyajikan dan merekonstruksi laporan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP menjadi relevan dan urgen untuk dilakukan penelitian. Berdasarkan uraian tersebut maka dinilai perlu untuk melakukan kajian mengenai “Merekonstruksi Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri Berbasis SAK ETAP”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka diajukan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP?

2. Bagaimanakah rekonstruksi laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri yang sesuai dengan SAK-ETAP?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat dinyatakan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kesesuaian penyajian laporan keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri dengan SAK-ETAP.

2. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri sesuai dengan SAK-ETAP.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yaitu:

1. Bagi Koperasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi infromasi tambahan bagi Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri dalam penyajian dan penyusunan laporan keuangan.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menambah wawasan mengenai SAK ETAP dan penerapannya dalam entitas koperasi, serta bermanfaat sebagai rujukan dalam melakukan penelitian lanjutan dengan tema sejenis.

3. Bagi penulis

Penelitian ini sebagai pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dengan mengetahui kesesuaian penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.

Gambar

Tabel 1.1 Data Perkembangan Kinerja Keuangan yang dilihat dari Penyaluran Kredit  Koperasi Simpan Pinjam Bank Mitra Jaya Mandiri Tahun 2015 – 2018  Tahun  Kredit yang Disalurkan (dalam Rp)

Referensi

Dokumen terkait

pembiayaan tetep akan diberikan dengan jumlah pembiayaan di.. kurangi, hal ini tentunya akan berdampak kepada pihak BPRS Haji Miskin tersebut, yang mana nantinya

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu

Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas