• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk sebagai perusahaan Perseroan pada tanggal 16 agustus 1971. sejarah berdirinya PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Terdiri atas beberapa periode yaitu :

a. Periode I (1957-1959)

Pada periode ini malaksanakan nasionalisasi perusahaan farmasi milik bangsa Belanda yang ada di Indonesia. Program nasionalisasi ini di koordinasi oleh Badan Pengambil alihan Farmasi (BAPHAR) yang meliputi :

1. NV. Rathkamp & NV. Bavosta di Jakarta

2. NV. Bandoengshche Kinine Fabriek di Bandung 3. NV. Orderneming Iodium Watudakon di Mojokerto 4. NV. Industri Tella di Surabaya

5. CV. Apotek Malang di Malang

(2)

b. Periode II (1960-1968)

Periode ini adalah periode pembentukan Perusahaan Negara farmasi (PNF) dari perusahaan-perusahaan farmasi milik Belanda yang telah di nasionalisasikan sebelumnya. Pembentukan PNF ini berdasarkan PP. No.60/1961 dibawah koordinasi Badan Pimpinan Umum Farmasi Negara sebagai peleburan BAPPHAR yang bernaung di bawah Departemen kesehatan.

Perusahaan-perusahaan yang didirikan adalah : 1. PNF. Radja farma (ex. Rathkamp) di Jakarta 2. PNF. Nurani Farma (ex. Van Gorkomp) di Jakarta 3. PNF. Nakula Farma (ex. Bavosta) di Jakarta 4. PNF Bhineka Kina farma di Bandung

5. PNF. Sari Husada (ex. Sari Delle) di Yogyakarta 6. PNF. Kasa Husada (ex. Varbanstaffen) di Surabaya 7. PNF. Biofarma (ex. Pasteur Institute) di Bandung

c. Periode III

Untuk meningkatkan efisiensi setiap BUMN, dikeluarkan instruksi Presiden No.17/1967 sehingga Departemen Kesehatan melebur perusahaan milik negara terrsebut ke ddalam perusahaan Negara Farmasi dan alat-alat kesehatan Bhineka Farma dan PNF Kasa Husada di Surabaya di rubah menjadi perusahaan umum dan perusahaan daera, kemudian PN Sari Husada di Yogyakarta berdiri sendiri sebagai anak perusahaan.

(3)

d. Periode IV

Periode IV di mulai tahun 1971 ditandai dengan dikeluarkannya PP No. 116 tahun 1971 yang berlaku sejak tanggal 19 maret 1971. Perusahaan Negara Farmasi dan Alat-Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma setelah melalui proses audit dinyatakan lulus untuk menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya disahkan pada tanggal 16 agustus 1971 sebagai PT. Kimia Farma (Persero) dengan Akta Notaris dan di umumkan dalam berita negara.

e. Periode V

Pada periode ini tepatnya tanggal 28 juni 2001 PT. Kimia Farma (Persero) menjadi Perusahaan terbuka (Tbk) dengan nama PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dimana untuk privatisasi tahap I saham yang lepas adalah sebanyak 9% dengan rincian 3 % untuk program Kepemilikan Saham karyawan dan Manajemen (KSKM) PT. Kimia Farma dan sebanyak 6 % untuk masyarakat umum.

PT. Kmia Farma (Persero) Tbk. Didukung oleh6 unit produk farmasi yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Watukadon – Jawa Timur dan Tanjung Morawa- Medan. Keenam Pabrik ini yang telah memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini adalah :

1. Unit produksi Formulasi Jakarta

Memproduksi obat-obatan golongan narkotika yang merupakan stau-satunya perusahaan yang memproduksi obat jenis narkotika karena merupakan penugasan dari pemerintah.

(4)

2. Unit Produksi Formulasi Bandung

Mempunyai produk utama berupa pil-pil KB, namun tetap memproduksi produk-produk formulasi.

3. Unit Produksi Manufaktur Bandung

Memproduksi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), juga bahan baku kina dan derivat – derivatnya serta bahan baku antibiotik rifampicin. Pabrik ini telah mendapatkan US-FDA Approval.

4. Unit Produksi Manufaktur Semarang.

Memproduksi minyak jarak yang banyak dipakai dalam bidang kosmetika dan industri farmasi, juga melakukan pemurnian minyak-minyak nabati. Pabrik ini telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari Lloyd’s Register Quality

Asusurance (LRQA).

5. Unit Produksi Manufaktur Watukadon

Merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang Yodium di Indonesia. Produk yang dihasilkan Iodium, Kalium Klorida, Kapsul Lunak

Yodiol serta Yodium Test. Selain itu juga memproduksi bahan baku Ferro Sulfat dan tablet tambah darah.

6. Unit Produksi Formulasi Medan

Merupakan satu-satunya pabrik obat PT. Kimia Farma (Persero), Tbk yang berada diluar jawa, yang fungsinya terutama memenuhi kebutuhan obat di wilayah Sumatera

(5)

PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan merupakan unit produksi formulasi yang memproduksi obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), obat rutin, dan obat generik. Pabrik ini berdiri pada tahun 1967 dengan nama PT. Radja Farma dan dulunya juga merupakan perusahaan farmasi milik Belanda yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 1971 perusahaan ini berubah nama menjadi PT. Kimi Farma dan menjadi perusahaan cabang dari PT. Kimia Farma Jakarta. Dengan adanya SK Direksi No. Kep. 14/DIR/IV/2004 pada tanggal 14 juni 2004 maka PT. Kimia Farma cabang berubah menjadi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan. Distribusi obat-obatan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan dikelola oleh Unit Logistik Sentral (ULS) yang ada di jakarta. ULS inilah yang mendistibusikannya melalui PT. Trading & Distribution PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Kimia Farma (Persero), Tbk memiliki beberapa bidang usaha yang terdiri atas :

1. Bidang Produksi

Produk-produk andalan yang dihasilkan perusahaan ini adalah : - Produk Bahan Baku

- Produk Kontrasepsi

- Produk – produk penugasan pemerintah (narkotika) - Produk etikal

(6)

- Produk ”Over The Counter” (OTC) yaitu obat yang dapat dijual bebas

- Produk Generik berlogo

- Produk lisensi dari beberapa perusahaan asing yaitu : sankyo (Jepang), heinrich (Jerman), Solvay Duphar (Belanda).

2. Bidang Pelayanan (PT. Health & Care)

3. Bidang Distribusai (PT. Trading & Distribution) 4. Klinik Kesehatan dan Optik

2.3. Letak dan Lokasi Perusahaan

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terletak di jalan Tanjung Morawa km 9, Kabupaten Deli serdang, Propinsi sumatera Utara, Indonesia. Perusahaan ini berdiri dengan luas lahan 20.269 m yang terdiri dari :

a. Ruang Perkantoran. b. Ruang Laboratorium

c. Ruang Produksi Tablet/Kapsul d. Ruang Produksi krim/salep e. Ruang Penimbangan f. Gudang Bahan Baku g. Gudang Bahan Kemas h. Gudang etiket

(7)

j. Bangunan penunjang seperti tempat pencucian, dapur, mushola dan tempat olahraga.

2.4. Daerah Pemasaran

Proses Produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan dilakukan berdasarkan pesanan dari pelanggan (Job order). Pesanan ini sudah diatur oleh Unit Logistik Sentral (ULS), sehingga jumlah pesanan akan disampaikan ke PT. Kimia Farma (Persero) tbk Plant Medan untuk kemudian direncanakan jadwal produksinya. Semua produk hasil produksi plant Medan harus dikirimkan kembali ke Unit Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF inilah yang mengatur pemasaran produk ke masing-masing daerah. Untuk hasil produksi plant Medansebagian besar dipasarkan di pulau Sumatera dan sebagian dipasarkan di Jawa dan daerah lainnya di Indonesia.

2.5. Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan diantara mereka diberikan pembagian tugas. Struktur organisasi adalah merupakan gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik.

(8)

2.5.1. Struktur Organisasi

Gambar struktur organisasi di PT. Kimia Farma Tbk Plant Medan dapat dilihat pada gambar 2.1. dimana didalamnya mencakup level manager sampai pada asisten manager dan supervisor.

PLANT MANAGER PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN INVENTORI KEUANGAN AKUNTANSI ADMINISTRASI DAN PERSONALIA TEKNIK DAN PEMELIHARAAN PENYIMPANAN GUDANG PENGADAAN PENGENDALIAN DATA DAN INFORMASI

UMUM DAN RUMAH TANGGA PENGEMASAN PEMASTIAN MUTU PENUNJANG PROSES PRODUKSI PEMASTIAN MUTU PROSES PRODUKSI PENGENDALIAN MUTU PENGENDALIAN PRODUKSI DAN INVENTORI KRIM TABLET DAN KAPSUL PERENCANAAN PRODUKSI DAN INVENTORI PRODUKSI = HUBUNGAN LINI = HUBUNGAN FUNGSIONAL KETERANGAN MANAGER ASISTEN MANAGER SUPERVISOR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (persero) Tbk Plant Medan

(9)

Berdasarkan dari keterangan tersebut maka hubungan kerja dalam organisasi perusahaan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk adalah hubungan campuran lini-fungsional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan lini pada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab manager pabrik kepada asisten manager sehingga terbentuk departemen produksi, PPIC, dan pengendalian mutu. Hubungan fungsional dijumpai pada hubungan antara sesama karyawan dengan bagian personalia, keuangan, akutansi, pengendalian data dan informasi, pengadaan, gudang, teknik pemeliharaan dan umum dan rumah tangga.

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menjalankan suatu organisasi diperlukan personil yang menduduki jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut. Adapun uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada masing – masing jabatan dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1. Plant Manager

a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran anggaran perusahaan dan ekspansi perusahaan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

(10)

2. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

a. Melakukan perencanaan keperluan bahan baku, bahan pengemas sesuai pesanan pemasaran dan stock produk jadi yang ada di Unit Logistik Sentral.

b. Menjaga kontinuitas produk yang ada di Unit Logistik Sentral serta melakukan pemantauan pelaksanaan proses produksi.

c. Pengendalian stock bahan baku, bahan pengemas dan produk jadi yang ada di gudang penyimpanan, sesuai batas-batas tertentu sehingga dicapai tingkat stock yang optimal.

d. Pengendalian pemantauan lead time proses produksi, penggunaan bahan baku dan bahan pengemas, serta melakukan pengiriman produk jadi yang dihasilkan.

e. Melakukan penyelesaian proses informasi yang diperlukan sesauai dengan batas waktu yang ditentukan.

f. Melakukan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana yang ada di jajaran PPIC dan melakukan Cost Reduction dalam semua aspek pelaksanaan tugas.

g. Menglola pelaksanaan kebijakan perencanaan tenaga kerja dan pembinaan SDM di lingkungan Asisten Manager PPIC

3. Perencanaan Produksi dan Inventory

a. melakukan perencanaan dan pemantauan ke[erluan bahan baku, bahan pengemas yang diperlukan untuk proses produksi sesuai rencana proses produksi.

(11)

b. Pendataan kebutuhan bahan baku dan gahan pengemas berdasarkan pesanan obat jadi dan persdiaan bahan baku dan bahan pengemas serta produk antara dan produk ruahan.

c. Pemantauan dan evaluasi harga Pokok Produksi berdasarkan obat jadi berdasarkan harga bahan baku dan bahan pengemas

d. Melakukan penyelesaian proses informasi yang diperlukan sesuai dengan batas waktu yan ditentukan.

e. Melakukan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana yang ada di jajaran Supervisor Perencanaan Bahan dan melakukan cost reductiondalam semua aspek pelaksanaa tugas.

4. Pengendalian Produksi dan Inventory

a. Melaksanakan dan pemantauan rencana dan jadwal produksi serta pemantauan pesanan obat jadi, penyediaan bahan baku dan bahan penggemas, pendistribusian dan pengiriman obat jadi.

b. Pemantauan penyiapan dan pelaksanaan produksi obat sesuai dengan pesanan (pending order)

c. Perhitungan realisasi pengiriman dan jumlah nilai rupiah barang yang akan diasuransikan.

d. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan Seksi Pengendalian Produksi. e. Melakukan penyelesaian proses informasi yang diperlukan sesuai dengan

batas waktu yang ditentukan.

f. Melakukan efisiensi penggunaan sarana da prasarana yang ada di jajaran Supervisor Pengendalian Produksi.

(12)

g. Melaksanakan program Cost Reduction dijajaran Supervisor Pengendalian Produksi.

h. Mengelola pelaksanaan kebijakan perencanaan tenaga kerja dan pembinaan SDM di jajaran Supervisor Pengendalian Produksi.

5. Produksi

a. Merencanakan, menata, melaksanakan dan mengawasi penyajian rencana kebutuhan, jadwal produksi.

b. Mengawasi kegiatan produksi, penerimaan bahan serta hasil produksi dari mulai produk antara, produk ruahan sampai obat jadi.

c. Pemeliharaan dan penggunaan sarana dan prasarana yang diperlukan o;eh Plant Medan baik untuk kegiatan prouksi maupun kegiatan yang lainnya. d. Mengelola pelaksanaan kebijakan perencanaan tenaga kerja dan

pembinaan SDM di lingkungan Asisten Manager. 6. Supervisor Tablet/Kapsul

a. Mengatur agar obat di produksi menurut prosedur pembuatan yang telah ditentukan CPOB sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan oleh PPIC.

b. Pemantauan, pengambilan, penimbangan/pengukuran bahan baku pada formulir catatan Pengolahan Batch produksi tablet/kapsul yang sesuai dengan CPOB.

c. Pemantauan kegiatan produksi Tablet/kapsul sesuai dengan CPOB serta menjaga kebersihan alat maupun tempat kerja dan menjamin peralatan yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan siap pakai.

(13)

d. Mengatur tugas para operator secara efektif, efisien dan menangani kesukaran teknis pembuatan obat.

e. Mengatur ketertiban/disiplin bawahan serta menjaga suasana kerja yang baik.

f. Pemantauan penyimpanan sementara bat setengah jadi dan penyerahan obat setengah jadi ke Seksi Pengemasan.

g. Memeriksa dan mengisi dengan benar catatan Pengolahan Batch dan penyajian laporan hasil produksi tablet/kapsul.

h. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai dilingkungan seksi tblet/kapsul.

i. Penyelenggaraan administrasi dilingkungan seksi tablet/kapsul.

j. Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja di lingkungan seksi tablet/kapsul.

k. Pengusulan Investasi dan Rehabilitasi sarana kerja di lingkungan seksi tablet/kapsul.

l. Penggunaan dan pemeliharaan Inventaris perusahaan dilingkungan seksi tablet/kapsul.

m. Penyelenggaraan kegiatan lain yang ditugaskan secara insidentil.

7. Supervisor Krim/Salep.

a. Mengatur agar obat diproduksi menurut prosedur pembutan yang telah ditentukan CPOB sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan oleh PPIC.

(14)

b. Pemantauan, pengambilan, penimbangan /pengukuran bahan baku, pada formulir Catatan Pengolahan Batch produksi krim/obat luar yang sesuai dengan CPOB.

c. Pemantauan kegiatan produksi krim/obat luar sesuai dengan CPOB seta menjaga kebersihan alat maupun tempat kerja dan menjamin peralatan yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan siap pakai.

d. Mengatur tugas para operator secara efektif dan efisien dan menangani kesukaran teknis pembuatan obat.

e. Mengatur ketertiban/disiplin bawahan serta menjaga suasana kerja yang baik.

f. Pemantauan penyimpanan sementara obat setengah jadi dan penyerahan obat setengah jadi ke Seksi Pengemasan.

g. Memeriksa dan mengisi dengan benar Catatan Pengolahan Batch dan penyajian laporan harian hasil produksi krim/obat luar.

h. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai dilingkungan seksi krim/obat luar.

i. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan seksi krim/obat luar.

j. Pengusulan dan penerapan Rencana kerja di lingkungan seksi krim/obat luar.

k. Pengusulan Investasi dan rehabilitasi sarana kerja di lingkungan seksi krim/obat luar.

l. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris peruasahaan di lingkungan seksi krim/obat luar.

(15)

m. Penyelenggaraan kegiatan lain yang ditugaskan secara insidentil. 8. Supervisor Pengemasan

a. Mengatur agar obat dikemas menurut prosedur pengemasan yang telah ditentukan CPOB dan sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan oleh PPIC. b. Pemantauan penerimaan produk ruahan, penerimaan dan penandaan bahan

kemasan sesuai dengan formulir catatan pengemasan batch yang telah ditentukan oleh CPOB.

c. Pemantauan kegiatan pengemasan primer dan sekunder sesuai dengan CPOB serta kebersihan alat maupun tempat kerja di lingkungan seksi pengemasan.

d. Pemantauan penyimpanan sementara obat jadi di gudang karantina dan penyerahan obat jadi ke gudang obat jadi.

e. Memeriksa dan mengisi dengan benar catatan pengemasan batch dan penyajian laporan hasil pengemasan.

f. Mengatur tugas operator/pelaksana secara efektif, efisien dan menanganikesukaran teknis pengemasan obat.

g. Mengatur ketertiban/disiplin bawahan serta menjaga suasana kerja yang baik.

h. Pengusulan pengadaan, pengembangan dan pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai dilingkungan seksi pengemasan.

(16)

9. Pengendalian Mutu

a. Merencanakan, menata, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan bahan baku,bahan pengemas, produk antara, prodk ruahan dan produk jadi serta melaksanakan pemeriksaan selama proses produksi. b. Pemantauan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pemeriksaan bahan

baku, bahan pengemas dan pemeriksaan produk dalam proses.

c. Pemantauan dan pemeliharaan kondisi lingkungan pabrik dan melaksanakan pemantauan baku mutu air limbah yang dihasilkan plant medan.

d. Melaksanakan semua ketentuan cGMP atau CPOB terkini dalam melakukan tugas pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahandan produk jadi serta pemeriksaan selama proses produksi.

e. Mengelola pelaksanaan kebijakan perencanaan tenaga kerja dan pembinaan SDM di lingkungan Asisten Manager Pengendalian Produksi. 10. Pemastian Mutu Proses Produksi.

a. Pemantauan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas dan produk dalam proses yang harus diperiksa.

b. Pemantauan pendataan dan inventarisasi bahan baku, bahan pengemas dan produk dalam proses.

c. Penyiapan laporan hasil pemantauan kegiatan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas dan produk dalam proses.

(17)

d. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan seksi pemeriksaan bahan baku dan IPC.

e. Penyusunan konsep surat menyurat yang meliputi kegiatan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas dan produk dalam proses.

11. Pemastian Mutu Penunjang Proses Produksi

a. Pemantauan pemeriksaan bahan jadi, pemeriksaan mikrobologi dan pemeriksaan limbah.

b. Pemantauan pendataan dan inventarisasi obat jadi yang harus diperiksa. c. Pemantauan pemanfaatan sarana pemeriksaan obat jadi, pemeriksaan

mikrobiologi dan limbah.

d. Penyiapan laporan hasil pemantauan kegiatan pemeriksaan obat jadi, pemerikasaan mikrobiologi dan limbah.

12. Supervisor Pemeliharaan dan energi.

a. Pemantauan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan produksi, sarana laboratorium, tata usaha, PPIC, gudang serta kelengkapannya.

b. Membantu pemantauan pemanfaatan sarana untuk pemeliharaan dan perbaikan sarana produksi dan energi, sarana laboratorium, tata usaha, PPIC serta lingkungan dan kelengkapannya.

c. Penyajian laporan hasil pemantauan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan instalasi energi sarana produksi, sarana laboratorium, tata usaha, PPIC, serta lingkungan dan kelengkapannya.

(18)

d. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan seksi pemeliharaan dan energi.

e. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan seksi pemeliharaan dan energi.

f. Pengusulan dan penggunaan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) di lingkungan seksi pemeliharaan dan energi.

g. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai dilingkungan seksi pemeliharaan dan energi.

h. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan di lingkungan seksi pemeliharaan dan energi.

i. Penyelenggaraan kegiatan lain yang ditugaskan secara insidentil.

13. Supervisor Penyimpanan

a. Pemnatauan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran bahan baku obat, bahan pengemas dan obat jadi.

b. Penyusunan laporan permohonan periksa atas barang yang diterima sesuai dengan permintaan bahan.

c. Pengawasan penimbangan dan pengeluaran bahan sesuai dengan surat perintah pengeluaran bahan.

d. Merencanakan penyusunan dan penempatan bahan baku obat, bahan pengemas dan obat jadi sesuai dengan kapasitas gudang.

e. Pemantauan persediaan bahan baku, bahan pengemas dan obat jadi serta pendataan kartu APG.

(19)

f. Menolak barang yang tidak sesuai kualitas dan kuantitas (secara visual) dan membuat berita acara.

g. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan seksi pergudangan.

h. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan seksi pergudangan.

i. Pengusulan dan penerapan rencana kerja di lingkungan seksi pergudangan. j. Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja di lingkungan seksi

pergudangan

k. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan dilingkungan seksi pergudangan.

l. Penyelenggaraan kegiatan lain yang ditugaskan secara insidentil.

14. Supervisor Pengadaan

a. Menerima BPPB (Bon Permintaan Pembelian Bahan Baku/Bahan Kemasan) dari supervisor PPIC, setelah ditandatangani tanda terimanya menyerahkan kembali arsipnya kepada supervisor PPIC.

b. Membuat penawaran harga kepada beberapa supplier untuk mengetahui harga, melalui telepon maupun surat yang di fax.

c. Setelah menerima harga, maka harga terendah dari supplier yang digunakan untuk membuat harga peasanan bahan baku/bahan kemasan. d. Membuat surat pesanan bahan baku/bahan kemasan.

e. Sebelum mengirimkan surat pesanan terlebih dahulu mencatatnya ke buku ekspedisi.

(20)

f. Menelpon supplier kembali apakah mereka menerima surat pesanan atau belum, apakah mereka sanggup melayani dan kapan mengirimkan bahan baku/kemasan yang dipesan tersebut.

g. setelah barang diterima mengecek kembali melalui BM (Barang Masuk) apakah barang yang dikirim sesuai dengan surat pesanan, baik jenis maupun jumlahnya, ataupun kalau keadaan barang tidak memenuhi syarat setelah diperiksa

h. Mengecek faktur yang diberikan oleh supplier, apakah harga sesuai dengan penawaran/perjanjian seperti yang tertera di surat pesanan.

i. Setelah menerima faktur mencatat harganya diblanko BM (Barang Masuk) dan mencatat BM tersebut ke buku besar (catatan pengadaan)

j. Faktur yang belum datang sampai akhir bulan, menelponnya untk mengirimkan faktur segera guna kebutuhan laporan akutansi pada setiap bulannya.

k. Penyelenggaraan kegiatan lain yang ditugaskan secara insidentil.

15. Supervisor Akutansi

a. Penerapan peraturan/instruksi sistem prosedur akutansi yang diterapkan perusahaan.

b. Pencatatan pengeluaran/penerimaan kas, bank dengan sarana jurnal kas/Bank yang menghasilkan (output ) Buku Harian Kas Dan Bank.

c. Pencatatan barang masuk dengan sarana Nomor Barang Masuk di jurnal menghasilkan Buku Penerimaan Barang.

(21)

d. Pencatatan pembelian Barang dengan sarana faktur-faktur yang diterima dari leveransir di jurnal yang menghasilkan Buku Penjualan.

e. Pencatatan Penjualan Barang dengan sarana Faktur Penjualan (NPI) di jurnal yang menghasilkan Buku Penjualan.

f. Pencatatan Nota Debet (ND) dan Nota Kedit (CN) yang dibebankan atau diperhitungkan dari kantor pusat dan Unit/Outlet lain dengan sarana di jurnal yang menghasilkan Buku Memorial (Buku Tambahan).

g. Pengolahan dan penyusunan hasil perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) dari hasil produksi.

h. Pengolahan dan penyusunan laporan keuangan antara lain : - Neraca

- Rugi laba - Alokasi Biaya - Cash Flow

i. Daftar aktiva dan penyusutannya. j. Rincian-rincian rekening.

k. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan Seksi Akuntansi.

l. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan Seksi Akuntansi.

m. Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja di lingkungan seksi Akuntansi. n. Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja dilingkungan akuntansi.

(22)

16. Supervisor Keuangan.

a. Penyusunan Rencana Anggaran Keuangan Perusahaan untuk masa periode satu tahun dan membreakdown Anggaran Keuangan perusahaan PT.Kimia Farma (persero) Tbk Plant Medan yang sudah disetujui RUPS.

b. Pemeriksaan kebenaran bukti-bukti pendukung pengeluaran , penerimaan kas &bank dari pihak intern maupun ekstern sebelum pihak tersebut diberikan kepada kasir.

c. Pengaturan anggaran perusahaan dengan cara memberi kode rekening biaya terhadap bukti pendukung biaya pengeluaran kas dan bank sebelum diberikan kepada kasiragar biaya-biaya operasional perusahaan tidak melebihi anggaran keuangan setiap bulannya.

d. Pencatatan bukti-bukti pengeluaran dan penerimaan menjadi bukti kas dan bank harian.

e. Pemeriksaan buku harian kas bank yang dibuat oleh Bagian Akuntansi. f. Pemeriksaan kebenaran (NPI) penjualan serta Faktur Pajak Keluaran yang

dibuat oleh bagian penjualan maupun Buku Penjualan yang dibuat oleh bagian Penjualan yang dibuat oleh bagian penjualan.

g. Pelaksanaan laporan surat Setoran Pajak PPN Kepres 56.

17. Supervisor Umum/RT dan Personalia.

a. Pemantauan dan penyusunan daftar komposisi pegawai serta kedisiplinan pegawai berdasarkan data absensi, menyiapkan data tegoran tertulis bagi pegawai yang melanggar disiplin dan Peraturan Perusahaan.

(23)

b. Pemantauan dan Penyusunan daftar gaji, pendapatan lainnya pemotongan dan pelaporan IP, ISP, iuran Jamsostek, perhitungan seta pelaporan pajak penghasilan pegawai.

c. Penyusunan dan pemeliharaan arsip data kepegawaian, daftar pembayaran gaji serta pendapatan lainnya.

d. Penyiapan kartu pegawai dan pendataan kehadiran pegawai serta konduite pegawai.

e. Menyiapkan usulan pegawai yang akan diusulkan untuk kenaikan golongan, promosi jabatan dan mutasi pegawai.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.3.1.Jumlah tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang berada di PT. Kimia Farma (Persero), Tbk ini terdiri dari tenaga kerja tetap yang merupakan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik, sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan produksi.

Jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Kimia Farma, Tbk persero ini berjumlah 77 orang tenaga kerja.

2.5.3.2.Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku di PT. Kimia Farma (Persero), Tbk berlaku dari pukul 07.30 s/d 16.00 WIB dengan waktu istirahat 30 menit. Sehingga jumlah jam

(24)

kerja sehari adalah 8 jam kerja. Jumlah hari kerja dalam seminggu adalah 5 hari kerja yaitu pada hari senin s/d jum’at.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan

Jabatan/ Bagian Pria Wanita Total

Plant Manager 1 - 1 Asisten Manager Produksi 1 - 1 Supervisor Personalia Penyimpanan Tablet/kapsul Pengemasan PMPP PPIC Pengadaan

Teknik dan Pemeliharaan Akuntansi Keuangan 1 - - - - - - - - 1 - 1 1 1 1 - - 1 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1 -

(25)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan (Lanjutan)

Jabatan/ Bagian Pria Wanita Total

Staff Keuangan PPIC Pengadaan PMPP Gudang

Teknik dan Pemeliharaan Tablet/kapsul Pengemasan Satpam - 1 - - 3 1 2 1 6 1 3 1 6 1 - 22 19 - 1 4 2 6 4 1 24 20 6 Total 18 59 77

Sumber : PT. Kimia Farma (Persero) tbk.

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya 2.5.4.1.Sistem pengupahan

Sistem pengupahan di PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan terdiri dari :

1. Gaji dasar I, yaitu berupa gaji pokok ppegawai. Gaji dasar ini diberikan setiap tanggal 25 tiap bulannya.

(26)

2. Gaji dasar II, yaitu berupa tunjangan transportasi. Gaji dasar ini diberikan setiap tanggal 5 tiap bulannya.

3. Tunjangan lainnya, yaitu berupa tunjangan tertib kerja dan upah lembur. Diberikan setiap tanggal 15 tiap bulannya.

2.5.4.2.Fasilitas Tenaga Kerja

Adapun fasilitas yang diberika perusahaan untuk tenaga kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan memberikan Tunjangan Hari raya (THR) dan bonus

2. tunjangan dan pelayanann kesehatan dengan menyediakan dokter perusahaan dan memberikan rumah sakit rujuka n.

3. pemberian alat keselamatan krja seperti : head cover, masker, sarung tangan, dan sepatu kerja.

2.6. Proses roduksi

Sebelum dimulainya kegiatan produksi, petugas yang terlibat dalam kegiatan produksi ataupun yang memasuki area produksi harus memakai pakaian bersih, penutup kepala, mulut dan mendesinfeksi tangan dengan desinfektan yang tersedia sebelum memakai sarung tangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan produksi adalah :

(27)

1. Ruang produksi harus tetap terjaga kebersihannya, dimana kegiatan pembersihan dilakukan tiap pagi sebelum dimulai kegiatan produksi dan sore hari sesudah selesai kegiatan produksi.

2. Temperatur dan kelembaban tiap ruangan produksi distur sedemikian rupa menggunakan Air handling unit (AHU) menggunakan AC sentral.

3. Peralatan yang digunakan harus dipastikan selalu dalam keadaan bersih sebelu dan sesudah digunakan dalam kegitan produksi.

4. Ruangan produksi harus mendapat penerangan dan pertukaran udara yang cukup agar kegiatan produksi berjalan dengan lancar.

2.6.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Standar mutu di PT kimia Farma (Persero), Tbk ini diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No : 43/Menkes/SK/II/1989 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik dan makanan Depkes RI No : 05410/A/SK/XII/1989 tentang petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik.

Pengawasan mutu adalah semua pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi spesifikasi, identifikasi, kekuatan, kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu merupakan bagian yang paling penting dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) agar tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.

(28)

2.6.1.1.Pemeriksaan Mutu Bahan Baku dan Bahan Pengemas

Bahan baku dan bahan pengemas datang dari pemasok ke bagian gudang, kemudian petugas laboratorium melakukan sampling dan pemerikksaan terhadap : 1. Bahan baku dan bahan tambahan

a. Pemeriksaan organoleptis, meliputi bentuk, warna, bau dan rasa. b. Pemeriksaan kimia, meliputi pemeriksaan kualitati, kuantitatif PH. c. Pemeriksaan fisika, meliputi titk lebur, kelarutan dan berat jenis. 2. Bahan pengemas

f. Pemeriksaan kemasan meliputi ukuran dan kebocoran wadah

g. Pemeriksaan etiket, meliputi ukuran, kebenaran tulisan dan lambang, desain dan warna.

2.6.1.2.Pengawasan Selama Proses (In Process Control/IPC)

Tujuan dilakukan pengawasan selama berlangsungnya pengolahan yaitu untuk mencegah terjadinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Laboratorium pengujian IPC terletak diarea produksi. Pengawasan ini dilakukan dengan cara mengambil beberapa contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada tahap-tahap tertentu dari proses pengolahan.

Pengawasan dalam proses pengolahan dilaksanakan oleh 2 pihak yaitu :

1. Bagian Produksi, yang menjamin bahwa mesin dan perlatan produksi serta proses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

(29)

2. Bagian Pengawasan Mutu, yang meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan pada tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum dilanjutkan ke proses berikutnya. Bagian pengawasan mutu memastikan apakah tahapan lanjutan dari proses pengolahan dapat dilaksanakan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan.

Pengawasan dalam proses pengolahan IPC hendaklah mengikuti ketentuan parameter kualitas antara lain :

1. Tablet : pemberian, bobot rata-rata, bobot satuan, kadar bahan aktif, kekerasan, friabilitas, wktu hancur dan disolusi.

2. Kapsul : pemerian, bobot rata-rata, bobot satuan, kadar bahan aktif, waktu hancur dan disolusi.

3. Krim dan salep : pemerian, pH (kecuali salep), bobt rata-rata, homogenitas, dan kadar bahan aktif.

2.6.1.3.Pengawasan dalam Proses Pengemasan

Pengawasan dalam proses pengemasan hendaklah mengikut i pemeriksaan parameter kualitas antara lain :

a. Kerapatan tutp wadah seperti tutup botol dan tutup tube. b. Jumlah satuan produk dalam kemasan

c. Kebenaran dan kebersihan bahan pengemas yang dipakai.

d. Kerapian pengemasan, penulisan nomor batch dan tanggal kadaluarsa. e. Kebocoran produk yang dikemas dalam strip.

(30)

2.6.2. Bahan yang Digunakan 2.6.2.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana bentuknya akan mengalami perubahan, yang langsung ikut dalam proses produksi dan terjual pada barang jadi.

Untuk pembuatan tablet antalgin 500 mg, bahan baku yang digunakan adalah : 1. MT 2. AM 3. MP 4. PP 5. LC 6. TV 7. MS 8. Aq 2.6.2.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk bersama-sama untuk membentuk baran jadi. Bahan-bahan ini tidak ikut dalam proses tetapi merupakan bagian dalam proses. Yang menjadi bahan tambahannya adalah sebagai berikut :

1. Kantong Plastik yang berfungsi sebagai media kemasan awal 2. silika Gel, yang berfungsi sebagai pengawet obat

(31)

3. Leaflet, berfungsi sebagai kertas reklame dan penjelasan komposisi bahan.

2.6.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi untuk menpatkan produk yang diinginkan tetpai bahan ini tidak ikut dalam bahan jadi. Pada proses produksi tablet ini tidak terdapat bahan penolong karena semua bahan yang digunakan dalm proses akan terdapat pada produk jadi.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Setelah adanya perintah produksi dari PPIC, bagian produksi meminta bahan baku ke bagian gedung dengan surat perintah pengeluaran bahan baku dan bahan pengemas, petugas gudang melakukan penimbangan atau penyerahan bahan sesuai dengan yang ditulis pada SPPBB/SPPBK tersebut. Selama produksi berlangsung, dibuat laporan proses produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai pengemasan yang bertujuan untuk dokumentasi.

Sehingga bila terjadi kekeliruan ataupun kesalahan pada proses produksi, dapat segera diketahui pada proses mana kesalahan tersebut terjadi dan diambil tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Laporan proses produksi membuat nama sediaan, No batch, Besar Batch, tahapan proses, operator, tanggal, jam, hasil, pengawasan yang berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu batch

(32)

sediaan. Laporan proses produksi ini diisi oleh petugas yang melakukan suatu petugas yang melakukan suatu tahapan proses produksi dan diketahui oleh supervisor produksi.

Selama proses produksi berlangsung dilakukan pengawasan dalam proses (In Process Control/IPC). IPC yang dilakukan ada 2 macam yaitu :

1. Dilakukan oleh pihak produksi, yaitu setiap 15 menit sekali dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot.

2. Dilaksanakan oleh pengawasan mutu, antara lain : Uji kekerasan, waktu hancur, disolusi, friabilitas, keseragaman bobot dan kadar zat berkhasiat.

Obat yang telah selesai diproduksi akan dilakukan pengemasan primer di bagian produksi yang selanjutnya diserahkan ke bagian pengemasan melalui pass

box untuk dilakukan pengemasan sekunder sampai dihasilkan obat jadi. Obat jadi

yang telah selesai dikemas, ditimbang bobotnya dan dicatat, selanjutnya dibuat permohonan pemeriksaan ke bagian pengawasan mutu untuk dilakukan finished

pack analysis. Obat jadi yang lulus pemeriksaan selanjutnya diserahkan ke

gudang penyimpanan obat jadi.

Bagian produksi pada PT. Kimia Farma (persero) Tbk Plant medan terdiri dari :

1. Jalur Produksi Tablet

Jalur produksi tablet terletak terpisah dari jalur produksi krim untuk menghindari terjadinya pencemaran silang. Pada unit tablet juga terdapat beberapa ruangan dimana setiap ruangan tersebut telah diatur suhu,

(33)

kelembaban dan tekanan dengan AHU, juga dilengkapi dengan dust collector sentral. Adapun jalur produksi terdiri dari :

a. Ruang Pencampuran

Semua bahan tambahan dan bahan aktif dimasukkan ke dalam super mixer dan dicampur hingga homogen, pengecualian untuk bahan pelicin dan bahan penghancur luar. Massa diatas digranulasi dengan menggunakan alat rotary

wet granulator sehingga didapat garnul basah. Untuk selanjutnya granul basah

tersebut dipindahkan ke ruang pengeringan. b. Ruang Pengeringan

Granul basah yang dihasilkan dikeringkan didalam oven dengan suhu 50-60° selama 10 jam (tergantung pada bahan baku yang dikeringkan). Kapasitas oven tersebut 450 kg/hari. Setelah kering dilakukan pemeriksaan laboratorium dan selanjutnya dipindahkan ke ruangan granulasi untuk dilkukan pengayakan.

c. Ruang Granulasi.

Massa granul yang telah dikeringkan digranulasi dengan alat communiting fitz

mill, kemudian dipindahkan ke ruang pencampuran.

d. Ruang Pencampuran Akhir

Massa yang telah digranulasi dimasukkan ke dalam alat V-mixer dan ditambahkan dengan bahan pelicin dan bahan penghancur luar. Hasil yang diperoleh kemudian diperiksa di bagian IPC. Massa yang telah memenuhi syarat dipindahkan ke ruang pencetakan.

(34)

e. Ruang Pencetakan.

Setelah dicampur di pencampuran akhir maka massa yang telah memenuhi syarat maka operator akan memasukkan massa tersebut ke dalam ruang pencetakan. Pencetakan dilakukan misalnya dengan menggunakan mesin cetak tablet merek cadmach (Cu) dengan kecepatan mesin 50 ribu tablet/jam. Setiap 15 menit operator harus memeriksa keseragaman bobot. Bagian pengawasan mutu di ruangan produksi melakukan pemeriksaan/pengujian terhadap produk yang meliputi : Pemerian, friabilitas, waktu hancur, kekerasan tablet, disolusi dan keseragaman bobot.

f. Ruang Sortir

Tablet yang dihasilkan akan disortir oleh petugas dari debu dan juga bentuk tablet yang tidak bagus/pecah, kemudian dipindahkan keruang pengemasan. g. Ruang Pengemasan.

Tablet yang telah disortir akan dibawa keruang pengemasan primer dan dikemas dalam kantong plastik. Tiap kantong berisi 1000 tablet dengan menggunakan mesin penghitung dan silica gel. Setelah selesai dilakukan pengemasan primer, tablet yang telah dikemas akan dipindahkan ke ruangan melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder.

(35)

Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan dalam melaksanakan proses produksi menggunakan sarana produksi berupa mesin-mesin dan peralatan sebagai berikut:

1. Kualifikasi Mesin Krim a. Tube Filling Machine

Fungsi : Untuk pengisian massa krim ke dalam tube kosong secara semi otomatis

Spesifikasi Motor Penggerak Mere : ELEMECH

Voltase: 380 V Daya : 2.5 HP Cos ∅ : 0,8 b. Mixer

Fungsi : Untuk mencampur massa krim sehingga menghasilkan campuran yang homogen

Spesifikasi motor penggerak Merek : BTT

Voltase: 380 V Daya : 2 HP Cos ∅ : 0,75

(36)

Fungsi : Untuk pengisian massa krim ke dalam tube kosong. Spesifikasi Motor Penggerak

Merek : PHARMEQ ATF-12 Voltase : 380 V

Daya : 4 HP Cos ∅ : 0,8 d. Ultra Turrax

Fungsi : Untuk mencampur massa krim sehingga menghasilkan campuran yang homogen..

Spesifikasi Motor Penggerak Mere : IKA WERK Voltase : 380 V Daya : 4 HP Cos ∅ : 0,75

e. Double Jacket Tank 50 LTR

Fungsi : Untuk mendidihkan Aquadest dan melebur bahan baku krim Spesifikasi Motor Penggerak

Merek : ELEMECH Voltase: 380 V

Daya : 2.5 HP Cos ∅ : 0,8

f. Double Jacket Tank 50 LTR

(37)

Spesifikasi elemen pemanas Merek : BTT

Voltase : 380/220 V Daya : 0,4 HP Cos ∅ : 0,8

2. Kualifikasi Peralatan Mesin Tablet a. Transfer Powder

Fungsi : Untuk mentransfer powder pada wadah penyimpanan powder ke corong hopper.

Spesifikasi motor penggerak Merek : CFM

Voltase : 380/220 V Daya : 0,55 KW Cos ∅ : 0,8

b. Rotari Tabletting Machine

Fungsi : Untuk mencetak massa yang berupa serbuk butiran menjadi tablet dengan sistem kempa cetak.

Spesifikasi motor penggerak Merek : CMB-4

Voltase : 380V Daya : 5 HP Cos ∅ : 0,75

(38)

c. Transfer Powder

Fungsi : Untuk mentransfer powder pada wadah penyimpanan powder kecorong hopper.

Spesifikasi motor penggerak Merek : CFM

Voltase : 380V Daya : 4 HP Cos ∅ : 0,8 d. Transfer Powder

Fungsi : Untuk mentransfer powder pada wadah penyimpanan powder kecorong hopper.

Spesifikasi motor penggerak Merek : CFM

Voltase : 380/220V Daya : 0,55 KW Cos ∅ : 0,8

e. Rotary Tabletting Machine Fungsi : Untuk mencetak tablet. Spesifikasi motor penggerak Merek : NRT 25

Voltase : 380V Daya : 7 HP Cos ∅ : 0,8

(39)

f. Transfer Powder

Fungsi : Untuk mentransfer powder pada wadah penyimpanan powder kecorong hopper.

Spesifikasi motor penggerak Merek : CFM

Voltase : 380V Daya : 4 HP Cos ∅ : 0,75

g. Oscilating Granulator

Fungsi : Untuk menggranulasi granul kering yang berasal dari pengeringan.

Spesifikasi motor penggerak Merek : JACKSON

Voltase : 380V Daya : 1,5 HP Cos ∅ : 0,75

h. Cumminiting Fitz Mill

Fungsi : Untuk menggranulasi granul kering yang berasal dari pengeringan.

Spesifikasi motor penggerak Merek : RIMEK

Voltase : 380V Daya : 4 HP

(40)

Cos ∅ : 0,85

i. Cumminiting Fitz Mill

Fungsi : Untuk menggranulasi granul kering yang berasal dari pengeringan.

Spesifikasi motor penggerak Merek : RIMEK

Voltase : 380V Daya : 7,5 HP Cos ∅ : 0,85 j. Oven

Fungsi : Untuk mengeringkan granul basah yang berasal dari pencampuran.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : BTT

Voltase : 380V Daya : 8 HP Cos ∅ : 0,8 k. Oven

Fungsi : Untuk mengeringkan granul basah yang berasal dari pencampuran.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : PHARMEQ- Bandung Voltase : 380V

(41)

Daya : 8 HP Cos ∅ : 0,8 l. Drying Oven

Fungsi : Untuk mengeringkan granul basah yang berasal dari pencampuran.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : ANGEAL

Voltase : 380V Daya : 8 HP Cos ∅ : 0,8 m. Oven

Fungsi : Untuk mengeringkan granul basah yang berasal dari pencampuran.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : PHARMEQ R-154 Voltase : 380V

Daya : 8 HP Cos ∅ : 0,8

n. Double Jacket Tank

Fungsi : Untuk mendidihkan Aquadest dan melarutkan bahan pengikat, pelarut serta pengawet.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : BTT

(42)

Voltase : 380V Daya : 8 HP Cos ∅ : 0,8 o. Rotary Granulator

Fungsi : Untuk memproses bahan campuran yang berupa massa lembab untuk di proses menjadi granul-granul sehingga kadar air dalam massa tersebut berkurang..

Spesifikasi motor penggerak Merek : PIER LIH MACHINERY Voltase : 380V

Daya : 5 HP Cos ∅ : 0,75 p. Super Mixer

Fungsi : Untuk mencampur bahan berkhasiat, pengikat, pengawet, pewarna serta bahan pembawa lainnya sehingga menghasilkan campuran yang homogen.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : JAW CHUANG/SM 100 Voltase : 380V

Daya : 25,5 HP Cos ∅ : 0,8

(43)

3. Kualifikasi Peralatan Mesin Kapsul a. Capsule Inspection Machine

Fungsi : Untuk proses seleksi kapsul dari kerusakan yang terjadi pada saat proses pengisian kapsul.

Spesifikasi motor penggerak Merek : KWANG DAH Voltase : 220/380V Daya : 0,25 HP Cos ∅ : 0,75

b. Capsule Polishing Machine

Fungsi : Untuk membersihkan kapsul dariserbuk obat yang menempel pada kapsul produk.

Spesifikasi motor penggerak Merek : KWANG DAH Voltase : 220/380V Daya : 0,6 HP Cos ∅ : 0,75 c. Poleshing Machine

Fungsi : Untuk membersihkan cangkang kapsul dari powder yang melekat pada cangkang, yang terjadi pada saat proses pengisian kapsul.

Spesifikasi motor penggerak Merek : KWANG DAH Voltase : 220/380V

(44)

Daya : 0,55 HP Cos ∅ : 0,85 d. Transfer Powder

Fungsi : Untuk memindahkan massa cetak dari wadah ke corong/hopper pada mesin pengisian kapsul.

Spesifikasi motor penggerak Merek : CFM

Voltase : 380V Daya : 0,55 KW Cos ∅ : 0,85

e. Capsule Filling Machine

Fungsi : Untuk proses pengisian massa ke dalam cangkang kapsul sekaligus penutupan cangkang kapsul secara otomatis.

Spesifikasi motor penggerak Merek : KWANG DAH Voltase : 380V

Daya : 2,5 HP Cos ∅ : 0,85 f. V- Mixer

Fungsi : Untuk mencampur bahan-bahan baku obat sehingga menghasilkan campuran yang homogen.

Spesifikasi motor penggerak Merek : SHANG YUFF

(45)

Voltase : 380V Daya : 1,5 HP Cos ∅ : 0,85 g. Drying Oven

Fungsi : Untuk mengeringkan bahan baku yang akan ditambahkan ke dalam campuran massa kapsul.

Spesifikasi elemen pemanas Merek : PHARMEQ

Voltase :380V Daya : 4 HP Cos ∅ : 0,8 h. Counting Machine

Fungsi : Untuk menghitung tablet atau kapsul sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.

Spesifikasi motor penggerak Merek : KWANG DAH Voltase : 220/380V Daya : 0,2 HP Cos ∅ : 0,8 i. Counting Machine

Fungsi : Untuk menghitung tablet atau kapsul sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.

(46)

Merek : OHI VIEW JB2B Voltase : 220/380V Daya : 0,2 KW Cos ∅ : 0,8

2.7.3. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan selama proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Timbangan A

Fungsi : Untuk menimbang bahan baku obat sebelum proses pengolahan. Merek : EDB-SART

Model : QTT2-OOV2 Kapasitas : 12 Kg

Buatan : Sartorius AG-Jerman Jumlah : 1 Unit

2. Timbangan B

Fungsi : Untuk menimbang bahan baku obat sebelum proses pengolahan. Merek : EDB-SART

Model : Avery Berkel L115 Kapasitas : Max 150 Kg

Buatan : Sartorius AG-Jerman Jumalah : 1 Unit

(47)

3. Timbangan C

Fungsi : Untuk menimbang bahan baku obat sebelum proses pengolahan. Merek : EDB-SART

Model : BA 3105 Kapasitas : 310 Kg

Buatan : Sartorius AG-Jerman Jumalah : 1 Unit

4. Timbangan D

Fungsi : Untuk menimbang hasil kemas. Merek : EDB-SART

Model : Avery Berkel L115 Kapasitas : 35 Kg

Buatan : Sartorius AG-Jerman Jumalah : 1 Unit

2.7.3. Utilitas

a. Listrik

Penggunaan listrik yang digunakan untuk menjalankan perusahaan ini disuplai dari PLN dengan daya sebesar 865 KVA, 20000 volt.

b. Air

PDAM Tirtanadi menyediakan air bersih untuk produksi, seangkan untuk kegiatan pendukung seperti kegiatan dapur, disediakan dari sumur bor, dimana

(48)

digunakan pompa air untuk mensuplai air dari dalam tanah dan ditampung ke dalam bak penampungan.

2.7.4. Safety and Fire Protection

Untuk keamanan serta keselamatan para pekerja, maka para pekerja pada perusahaan ini menggunakan :

a. Sepatu kerja b. Baju Lab c. Masker

d. Penutup Kepala

Perusahaan memberikan perlengkapan pada pekerja untuk menjamin keselamatan secara individual bagi pekerja.

Untuk fire protection, disediakan tabung pemadam api (fire extinguisher) di setiap departemen agar ketika terjadi kebakaran dapat langsung diatasi.

2.8. Pengolahan Limbah 2.8.1. Pengolahan Limbah Padat

Sumber limbah padat berasal dari :

1. Debu yang ada pada dust collector di ruang produksi.

2. Debu yang berasal dari vacuum cleaner yang digunakan untuk membersihkan ruang produksi dan alat produksi.

3. Wadah, etiket, yang rusak dari bagian pengemasan. Untuk tube sebelum dimusnahkan digunting terlebih dahulu.

(49)

4. Bahan-bahan yang tidak memenuhi spesifikasi ataupun yang telah rusak yang berasal dari bagian gudang

Semua limbah padat tersebut dibakar oleh petugas dan sisa pembakaran tersebut di pembuangan akhir.

2.8.2. Pengolahan Limbah Cair

Sumber limbah cair berasal dari air cucian di ruang produksi dan air cucian alat-alat laboratorium

Proses pengolahan limbah cair yaitu :

1. Limbah cair yang dikeluarkan ditampung dalam bak penampungan selanjutnya dipompakan dengan msin pompa ke bak netralisasi.

2. Pada bak netralisasi ditambahkan air kapur untuk menetralkan limbah cair yang dikeluarkan. Selanjutnya limbah cair yang telah netral dialirkan ke bak aerasi.

3. Pada bak aerasi dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara ke dalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke bak aerasi dengan mendapatkan perlakuan yang sama. Lalu dialirkan ke bak sedimentasi.

4. Pada Bak sedimentasi, limbah cair tersebut didiamkan/diendapkan beberapa hari dan selanjutnya dialirkan ke bak biokontrol.

(50)

5. Pada bak biokontrol pengujian terhadap hasil pengolahan limbah cair tersebut berupa nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen

Demand). Bila telah memenuhi syarat nilai BOD dan COD maka limbah cair

yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Air buangan limbah cair yang telah diolahj tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Air buangan (limbah) digunakan untuk menyiram tanaman dilingkungan pabrik.

Parameter pengukuran limbah cair dapat dilihat pada tabel 2.2. dibawah ini.

Tabel 2.2. Parameter Pengukuran Limbah Cair

Parameter Proses Pembuatan

Bahan Formula (mg/L)

Formulasi (Pencampuran)

(mg/L)

BOD (Biological Oxygen Demand) COD (Chemical Oxygen Demand) TSS (Total Suspensial Solid) Total- N Fenol pH 100 300 100 30 1,0 6,0 – 9,0 75 150 75 - - 6,0 – 9,0

Gambar

Gambar struktur organisasi di PT. Kimia Farma Tbk Plant Medan dapat  dilihat pada gambar 2.1
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Kimia Farma (Persero), Tbk  Plant Medan
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Kimia Farma (Persero), Tbk  Plant Medan (Lanjutan)
Tabel 2.2. Parameter Pengukuran Limbah Cair  Parameter  Proses Pembuatan

Referensi

Dokumen terkait

Profil Negara Asean Lengkap – Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau mungkin sebagian orang megenalnya dengan istilah “Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tengggara

Kajian tentang harmonisa pada motor induksi tiga fasa khususnya tipe rotor sangkar tupai yang dititik beratkan pada sisi beban (motor induksi) dapat dilakukan dengan cara

Setelah penetapan Taliwang sebagai pusat pemerintahan sampai tahun 2010 perkembangan kawasan perdagangan terbangun secara merata perumahan telah berubah fungsi menjadi

Indikator  kinerja  yang  disajikan  di  sini  dirancang  untuk  memberikan  panduan  dalam  mengukur  kepatuhan  dengan  Kriteria  GSTC  bagi  Hotel  dan  Operator 

Pengeringan dengan metode oven drying dengan perlakuan pendahuluan perendaman dalam asam sitrat dan larutan maltodekstrin berpotensi untuk mendapatkan pewarna bit merah

Penelitian yang dilakukan pada rawa Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, diperoleh terdapat 5 spesies vegetasi rawa yang diklasifikasikan sebagai rumput

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta adalah lembaga pendidikan tinggi seni yang berfungsi sebagai wadah untuk menimbah ilmu dan praktik seni, terutama seni tradisi.Melalui

Sadoso Sumosardjuno (1992:35) menyarankan bahwa dalam mengembangkan program latihan sirkuit harus memperhatikan karakteristik berikut ini; 1) Sirkuit pendek terdiri