• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan - Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming di PT. Jakarana Tama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan - Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming di PT. Jakarana Tama"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.Sejarah Perusahaan

Perkembangan industri mie instan di Indonesia dimulai dari tahun 1970. Dalam jangka waktu 10 tahun mie instan di Indonesia hanya diproduksi oleh satu atau dua perusahaan saja. Seiring dengan semakin majunya perekonomian di Indonesia menyebabkan pertumbuhan industri mie instan semakin pesat sehingga mendukung adanya pengembangan produk mie instan tersebut.

Karena alasan di atas dan penguasaan manajemen serta pengalaman marketing selama 27 tahun menjadikan dan memutuskan pemilik-pemilik saham PT. Wicaksana Overseas Internasional terjun ke industri mie instan. Pada tahun 1992 PT. Jakarana Tama didirikan.

Setelah mendapat izin dari pemerintah untuk mendirikan sebuah perusahaan baru yang bergerak dibidang produksi Mie Instan maka didirikanlah perusahaan tersebut dengan nama PT. Jakarana Tama.

(2)

tersebut, khususnya dari Pulau Sumatera maka didirikan pabrik yang berlokasi di Medan, yang mulai dibangun pada bulan November tahun 1992. Produksi perdana dimulai 7 Juni 1993 yang sekaligus menjadi peresmian berdirinya PT. Jakarana Tama, sedangkan produksi komersial PT. Jakarana Tama dimulai pada bulan Juli 1993.

Pemilihan usaha dalam bidang industri makanan ini juga dapat dikaitkan dengan himbauan dan usaha pemerintah pada saat itu, yakni pengadaan makanan yang bergizi dan non beras.

Dengan semakin meningkatkan permintaan konsumen menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan baru yang menanamkan modalnya untuk mengembangkan industri mie instan.

Dalam perjalanan perusahaan ini, dapat dilihat bahwa disamping mencapai tujuan-tujuan bagi pihak perusahaan sendiri, terdapat pula tugas dan tanggung jawab yang senantiasa dilaksanakan, yakni :

1. Membantu pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat. 2. Membantu mengembangkan produksi makanan yang bergizi.

3. Memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar pabrik.

Dalam memasarkan produknya PT. Jakarana Tama bekerja sama dengan PT. Wicaksana Overseas Internasional sebagai distributor.

(3)

Adapun produk mie instan yang telah diluncurkan oleh PT. Jakarana Tama di pasar domestik pada saat ini adalah mie instan dengan merek Gaga Mie 100 dan Gaga Mie 1000.

Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi mie instan adalah tepung terigu, tepung tapioka, minyak goreng, bumbu, kemasan dan karton. PT. Jakarana Tama Cabang Medan pada saat ini hanya memproduksi mie saja. Sedangkan bumbu sebagai salah satu bahan baku di datangkan dari Ciawi Bogor yang juga diproduksi oleh PT. Jakarana Tama Bogor, mengingat besarnya biaya peralatan yang dikeluarkan apabila memproduksi bumbu sendiri dibandingkan dengan mendatangkan dari Ciawi, yang mampu memproduksi sebanyak yang dibutuhkan.

PT. Jakarana Tama Cabang Medan menitik beratkan produksinya pada produk mie instan, dengan memproduksi berbagai jenis mie instan yaitu :

(4)

9. Gaga mie 100 Kaldu Ayam

Pada dasarnya efisiensi bahan dalam proses produksi mie ini sangat tinggi, dimana bahan yang terbuang masih dapat dimanfaatkan kembali. Misalnya makanan ringan. Krip-krip adalah merupakan pecahan-pecahan mie (remah-remah) yang diperoleh dari lintasan produksi yang masih steril yang kemudian diolah kembali menjadi makanan ringan.

2.3.Daerah Pemasaran

PT. Jakarana Tama Cabang Medan memasarkan produknya untuk wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Aceh, dan Sumatera Selatan. Masing-masing daerah pemasaran ini berusaha untuk dapat memasarkan produk sebaik-baiknya untuk meningkatkan jumlah penjualan.

2.4.Struktur Organisasi Perusahaan

Pengertian organisasi secara umum adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Metode pembagian tugas memunculkan empat jenis hubungan kerja dalam organisasi yaitu hubungan garis (hubungan lini atau komando), hubungan garis, fungsional, garis dan staf, organisasi staf dan fungsional.

(5)

bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

Suatu struktur yang diperoleh dari mengelompokkan orang-orang sehingga mereka dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan bersama disebut organisasi, atau kata lain organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari kelompok individu yang saling berinteraksi dengan pola tertentu sehingga setiap anggota mempunyai tugas tertentu, dan sebagai satu kesatuan yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Untuk menjalankan suatu perusahaan secara efektif dan efesien diperlukan adanya suatu keraturan baik intern maupun ekstern perusahaan tersebut. Struktur organisasi turut menunjang keberhasilan dari manajemen. Tanpa organisasi kita akan menghadapi kesimpang siuran di tempat kerja. Nilai yang sangat besar dari sebuah organisasi adalah kemampuannya memanfaatkan berbagai sumber daya manusia secara lebih efektif. Para karyawan yang bekerja secara invidual dengan tujuan berbeda-berbeda memerlukan koordinasi dan pengarahan yang dapat dilakukan melalui organisasi.

(6)

ada, setiap personil mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Jika setiap personil ahli dalam bidangnya dan melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya maka organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien, sistematik dan terkoordinir.

Struktur Organisasi yang diterapkan pada PT. Jakarana Tama Cabang Medan adalah jenis struktur organisasi lini dan fungsional, dimana pempinan tertinggi dipegang oleh Factory Manager. Disebut berbentuk organisasi lini dan fungsional adalah organisasi yang wewenangnya dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya.

(7)

Keterangan :

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa

(8)

V-30 2.5.Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1.

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.6.1.Jumlah Tenaga Kerja

PT. Jakarana Tama Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja/karyawan yang ditempatkan langsung pada bagian proses pembuatan/pengolahan produk, yaitu pekerja yang ada di bagian pengolahan (pabrik), sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan/tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan pembentukan produk atau yang tidak langsung bekerja di pabrik, yaitu yang ditempatkan pada bagian kantor, baik kantor manajer, maupun kantor-kantor pada setiap departemen.

(9)

Latihan dan pendidikan tenaga kerja langsung dilakukan dalam pabrik melalui latihan oleh pekerja yang terlatih. Untuk tenaga kerja langsung terlebih dahulu diberikan masa percobaan selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan peraturan dan persyaratan bagi karyawan baru. Dan dalam masa percobaan harus bersedia lembur dan patuh terhadap peraturan. Perincian alokasi jumlah tenaga kerja pada PT. Jakarana Tama dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja Pada PT Jarakana Tama Medan

No Bagian Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

1. HRD 21 4 24

2. Accounting 2 2 4

3. Sales/Marketing 10 2 12

4. Purchasing 1 - 1

5 Quality Control 7 6 12

6 Gudang Bahan Jadi 12 1 13

7 Gudang Bahan Baku 11 1 12

8 Produksi 77 179 256

9 Anodle 6 4 10

10 Teknik 13 1 14

11 PPIC 1 - 1

Jumlah Karyawan 161 200 361

2.6.2. Jam Kerja

Jam kerja pada perusahaan ini secara umum dibagi atas 2 shift. dengan perincian sebagai berikut :

1. Kantor

(10)

V-32

Hari kerja Senin sampai Jumat Pukul 08.00 – 12.00 WIB ( Bekerja) Pukul 12.00 – 13.00 WIB (Istirahat) Pukul 13.00 – 16.00 WIB (Bekerja) Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur 2. Pabrik

Senin sampai Sabtu diatur dalam 2 shift sebagai berikut:

- Shift I bertugas mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB - Shift II bertugas mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB 3. Khusus karyawan keamanan dibagi dalam satu kelompok 4 orang. Untuk

setiap kelompok dilakukan pergantian tiap 12 jam dari hari Senin sampai Minggu

2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Pendukung 2.7.1. Sistem Pengupahan

(11)

Disamping upah tersebut perusahaan juga memberikan subsidi konsumsi karyawannya satu kali setiap hari kerja untuk masing-masing shift, sebanyak Rp.5500,- per orang dan uang transportasi Rp.3000,- per orang. Perusahaan juga memberi tambahan gaji kepada karyawan intensif yang besarnya ditentukan berdasarkan prestasi dan lamanya kerja. Untuk masa kerja mulai dari 0-3 tahun sebesar Rp.0,- per bulan. Untuk 3-5 tahun sebesar Rp.10.000 per bulan sedangkan Untuk 5 > tahun sebesar Rp.20.000 per bulan.

2.7.2. Jaminan Sosial

Untuk menolong karyawannya agar bekerja lebih giat dalam meningkatkan prestasinya, perusahaan memberikan jaminan social dalam tunjangan antara lain:

1. Asuransi

a. Asuransi Tenaga Kerja - Jaminan Hari Tua - Dana Pensiun - Santunan Hari Tua

- Asuransi Kecelakaan Kerja - Asuransi Kematian

(12)

V-34

2. Tunjangan

a. Tunjangan Hari Besar Agama

Setiap tahunnya karyawan juga mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) dan paket Hari Raya yang beragama Islam dan paket Tahun Baru bagi yang beragama Kristen.

b. Tunjangan jabatan/fungsional c. Tunjangan Hari Tua

d. Tunjangan Sosial dalam kemalangan maupun sukacita e. Tunjangan kesehatan Karyawan dan Keluarga, yaitu:

- Berobat ke dokter yang ditunjuk perusahaan - Rawat inap

- Perawatan gigi

2.7.3. Fasilitas Pendukung

Perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung produjtivitas dan efektifitas karyawan berupa pelayanan kesejahteraan bagi karyawan seperti:

1. Sarana Kesehatan

Berupa poliklinik yang ada dipabrik, dimana karyawan dapat memperoleh perobatan secra cuma – cuma.

2. Perlengkapan Kerja

(13)

3. Koperasi dan Toko Koperasi

Perusahaan menyediakan koperasi karyawan berupa koperasi simpan pinjam dan toko koperasi yang dikelolah karyawan di bawah pengawasan perusahaan.

4. Sarana ibadah/Musollah 5. Keanggotaan SPSI 6. Transportasi

Perusahaan menyediakan bus angkutan untuk antar jemput pekerja dan mobil untuk antar jemput karyawan kantor.

7. Kamar mandi dan kamar ganti pakaian 8. Fasilitas trainning dan pelatihan 9. Cuti yang meliputi:

- Cuti tahunan selama 12 hari kerja

- Cuti melahirkan selama 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan - Cuti perkawinan selama 3 hari

2.9. Proses Produksi

2.9.1.Standard Mutu Bahan/Produk

(14)

V-36

dengan menjaga mutu mie instan agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Untuk menjaga nilai rasa dalam pembuatan mie maka perlu adanya standar mutu bahan produk yang dilakukan agar kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk tetap terjaga sehingga dapat meningkatkan daya beli mie Instan terhadap konsumen dan dapat bersaing dengan produk lain.

Adapun standar mutu yang telah di tentukan oleh perusahaan PT. Jakarana Tama dalam menjaga mutu produk dengan memperhatikan Standar Mutu Produksi dan Standar Mutu Pengemasan adalah sebagai berikut.

1. Standard Mutu Produksi

Standar Mutu Produksi yang dilakukan untuk menjaga kualitas produk adalah sebagai berikut

a. Pemeriksaan Kandungan Mie

Analisis pemeriksaan kandungan Mie dilakukan di dalam laboratorium yaitu dengan mengambil sampel mie yang berada dalam mesin produksi di setiap stasiun pengolahan secara random setiap 15 menit sekali. Standar mutu mie kering dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering

Jenis Pemeriksaan Standar

(15)

Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering (Lanjutan)

Jenis Pemeriksaan Standar

Kadar Free Fatty Acid (FFA) mie Maksimal 0,25 %

Kadar Peroksida Maksimal 3,00 mg/100 gr

Kadar Air Mie Maksimal 17-19 %

Kadar Lemak Maksimal 17-19 %

Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai standar maka dilakukan proses pengolahan ulang.

b. Pengontrolan Berat Mie

Pemeriksaan berat mie dilakukan di mesin packing setiap 0,5 menit setiap jalur. Adapun pengontrolan berat jenis pada setiap mie instan adalah sebagai berikut:

1. Gaga 100 Ayam Bawang = 65 gr 2. Gaga 100 Soto Mi = 65 gr 3. Gaga 100 Kaldu Ayam = 65 gr 4. Gaga 100 Goreng Extra Pedas = 88 gr 5. Gaga 100 Soto Cabe Rawit = 65 gr 6. Gaga 1000 Ayam Bawang = 75 gr 7. Gaga 1000 Rasa Soto = 75 gr 8. Gaga 1000 Goreng Spsesial = 88 gr 9. Gaga 1000 Kaldu Ayam = 75 gr

(16)

V-38

Keutuhan dari kepingan mie juga diperhatikan yaitu minimal 96%. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka mie tersebut tidak dapat dibungkus/dikemas.

2. Standar Mutu Pengemasan

Mie yang akan dikemas harus berbentuk rapi, tidak panas, tidak pecah, juga tidak ada kontaminasi. Kemasan yang digunakan harus bersih. Etiket yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Kondisi bagian belakang dan daerah penutup

Kondisi yang masih diterima pada bagian ini adalah bagian penutup harus kuat, berwarna kontras dan berwarna dasar berwarna biru sebagai latar belakang.

b. Kondisi tulisan

Tulisan harus jelas dan dapat dibaca. c. Pengkodean

Etiket harus dilengkapi dengan kode produksi dan batas pemakaiannya (batas kadaluarsa)

Standar pengemasan kepingan mie instan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berikut ini

Tabel 2.3. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan

No Jenis Pemeriksaan Standar

1 Berat netto kepingan mie

(17)

Tabel 2.3. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan (Lanjutan)

No Jenis Pemeriksaan Standar

2 Kode

- Etiket - ada dan sesuai

- karton - ada dan sesuai

3 Mutu Sealing Tidak bocor dan tidak berlipat 4 Mutu Etiket Baik dan gambarnya jelas 5 Kelengkapan bumbu ada dan sesuai

6 Isi tiap karton 40 cs

2.9.2. Bahan yang Digunakan

Produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama adalah mie instan. Produk ini diproduksi dengan berbagai rasa.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan suatu produk dimana keberadaan bahan tersebut mempengaruhi nilai produk. Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk. a. Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan mie instan sehingga mie dapat dihasilkan sebagai bahan makanan. Dalam membuat satu adonan atau satu adukan dibutuhkan 225 kg ( 9 sak @ 25 kg ) tepung terigu.. yang di datangkan dari Surabaya (PT. Bogasari) dengan frekueni kedatangan satu kali seminggu.

(18)

V-40

b. Tepung Tapioka

Tepung tapioka merupakan zat berbentuk bubuk berwarna putih. berfungsi sebagai bahan baku yang ditambahkan pada tepung terigu yang dapat membuat adonan menjadi kenyal pada setiap keping mie blok. Dalam membuat satu adonan dibutuhkan 10 kg tepung tapioka dalam satu kali proses pembuatan mie yang di impor dari brazil.

c. Larutan Konsui

Larutan alkali atau larutan konsui adalah campuran formula-formula tertentu dengan air dengan komposisi formula dan air adalah 1:3, formula-formula yang dimaksud adalah komposisi dari sodium polipospat, sodium karbonat, garam, karboksimentil, selulosa, tetrazine yang berfungsi untuk memberi warna, mengatur keasaman, mengentalkan dan member rasa dari mie yang dibuat. Dikatakan larutan alkali karena bersifat basa dengan pH 9-10.

d. Minyak goreng

Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng mie yang sudah diadon dan dibentuk dalam mangkok-mangkok penggorengan. Minyak goreng yang dipakai harus mempunyai titik didih yang tinggi dan mengandung lemak rendah, sehingga hasil produksi tidak berbau tengik dan dapat bertahan lama. Minyak goreng didatangkan dari PT. Asianagro Tanjung Balai.

2. Bahan Tambahan

(19)

keberadaannya sebagai bahan pelengkap dan merupakan bagian dari produk akhir. Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini biasanya tidak dapat dibedakan secara jelas pada barang jadi tersebut.

Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

1. Etiket atau pembungkus

Etiket atau pembungkus terbuat dari plastik yang telah diberi merek berbagai jenis dan rasa mie yang hendak dibungkus. Etiket atau pembungkus adalah plastik kedap udara agar kualitas mie terjaga. Etiket ini dibuat berbentuk roll gulungan yang telah disesuaikan dengan keadaan mesin pembungkus. Pembungkus di peroleh dari PT. Indomas Belawan.

2. Kotak karton

Kotak karton digunakan untuk mengepak mie yang telah dibungkus pada masing-masing etiket yang memuat 40 bungkus. Kotak karton ini juga telah diberi label berdasarkan jenis dan rasa mie yang akan dikemas.

3. Selotif

Selotif digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton satu sama lain. 4. Bumbu penyedap dan sauce

(20)

berbeda-V-42

beda menurut jenisnya dan rasa mie. Bumbu dan mie disatukan pada waktu pembungkusan. Bumbu ini terdiri dari pala, lada. Monosodium glutamate, rasa daging ayam, garam, hidrolisa, protein sayur, bumbu seledri, kecap, bumbu bawang putih dan daun bawang.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong ini tidak tampak pada barang jadi. Bahan penolong yang digunakan adalah :

1. Air

Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

2.9.3. Uraian Proses

1. Pembuatan Larutan Konsui

(21)

Larutan alkali ini digunakan untuk campuran dalam pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan pembentuk mie di mesin mixer.

2. Pencampuran Pengadukan di Mesin Mixer

Tepung terigu sebanyak 9 sak (225 kg) dan tepung tapioka sebanyak 10 kg yang berada di lantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor ke mesin mixer yang berada pada lantai II.

Pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka merupakan tahap awal proses pembuatan mie instan ini. Proses ini merupakan proses pencampuran tepung terigu dan tepung tapioka dengan larutan alkali pada temperatur 300 – 360C selama 12-15 menit, dengan kecepatan 60-70 rpm. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan sampai terbentuk adonan yang homogen dan memiliki tekstur yang elastis. Adonan yang dihasilkan berwarna kuning muda, yang tidak menggumpal (tidak mudah pecah/hancur). Adonan yang baik adalah adonan yang lembut dan kadar airnya cukup. Proses kerja mesin mixer ini diatur melalui sebuah panel control untuk mengetahui suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan.

3. Penampungan di Mesin Feeder

(22)

V-44

Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untuk diratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan di press, agar adonan yang akan di press rata.

Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehingga proses dapat berjalan secara kontiniu selama masih ada adonan di dalam mesin ini. Mesin ini juga dilengkapi sensor infra merah, yang akan mengatur jumlah adonan yang akan jatuh ke mesin press.

4. Pengepresan di Mesin Press

Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin press dengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan adonan menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri. Dari masing-masing roller akan keluar lembaran-lembaran dengan ketebalan yang semakin kecil. Pada hasil output roller ke-8 akan memberikan ketebalan yang dikehendaki yaitu pada toleransi antara 1,0-1,2 mm. Ketebalan dari lembaran adonan ini selalu dikendalikan dengan menyetel setiap pasangan-pasangan roller. Lebar lembaran adonan adalah 80 cm dan lembaran yang dihasilkan tidak boleh putus atau berlubang, bersifat elastis dan tidak tegang.

5. Penyisiran di Mesin Slitter

(23)

dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan mie dari mesin slitter.

Kecepatan yang lebih kecil atau lebih lambat ini dibuat dengan tujuan agar potongan-potongan mie menjadi menumpuk, sehingga mie menjadi mengendur dan akhirnya bergelombang dan keriting. Selanjutnya mie dilewatkan pada alat pemisah yang berbentuk roda-roda yaitu alat-alat yang membagi-bagi mie menjadi 5 bagian. Perbedaan kecepatan dari motor conveyor dengan motor slitter juga digunakan untuk menentukan berat mie yang akan diproduksi. Jika conveyor bergerak lambat maka gelombang mie akan rapat yang berarti akan semakin berat dan sebaliknya.

6. Penguapan atau Pengukuran di Steam Box

Selanjutnya untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkan melalui steam box. Steam box ini sepanjang ± 12 meter berisi uap panas 1000C yang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Disini dimasak dengan cara mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontak dengan api. Pengukuran mempunyai tujuan :

a. Mendapatkan mie dengan kematangan yang baik

b. Menghasilkan mie dengan tekstur yang empuk dan elastis

c. Mempercepat pemasakan mie pada saat dikonsumsi oleh konsumen.

(24)

V-46

7.Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter

Untaian mie yang dilewatkan melalui 2 unit kipas angin (fan) untuk menurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dan dilipat dengan alat pelipat. Cutter ini terdiri dari pisau pemotong dan alat pelipat sendiri dari pengkait.

Untaian mie pada akhir conveyor dilewatkan pada mesin pemotong dan kemudian untaian mie tersebut dipotong berdasarkan ukuran panjang yang ditentukan yaitu sekitar 24 cm dan kemudian untaian mie yang telah dipotong dilipat dengan pengkait yang tepat berada dibawah pisau pemotong, sehingga panjang mie hasil lipatan menjadi 12 cm.

8.Pendistribusian

Kemudian mie yang telah dilipat dijatuhkan ke conveyor distribusi yang membawa potongan-potongan mie conveyor penggorengan yang berisi mangkok-mangkok. Ketika meletakkan mie dari bagian distribusi sering mie yang dijatuhkan tidak tepat pada mangkok karena kecepatan antara conveyor tidak sama. Untuk menghindari hal ini perusahaan menggunakan tenaga karyawan untuk mengatur atau meletakkan mie pada mangkok.

9.Penggorengan

(25)

agar tidak mengembang melebihi ukuran yang diinginkan dan tidak mengapung saat digoreng.

Mangkok-mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telah berisi minyak yang telah dipanaskan. Penggorengan berbentuk memanjang sekitar 6 meter dan dilalui conveyor dengan kecepatan sangat lambat. Sebelum penggorengan dimulai, minyak dipanaskan dulu dengan pipa-pipa panas yang dipanaskan oleh uap panas dari boiler dengan tekanan 0,5 kg/cm2. Dibagian awal penggorengan sekitar 1350C, dibagian tengah 1650C dan dibagian ujung 1500C. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng lalu dialirkan kembali ke heat exchanger, agar panasnya tetap. Lalu dipompakan kembali ke penggorengan.

Lama penggorengan sekitar 2 menit. Mie keluar dari penggorengan dijatuhkan ke conveyor lain yang berbentuk jaring-jaring. Ini dimaksudkan untuk meniriskan sisa minyak dari penggorengan.

10. Pendinginan

Potongan-potongan mie yang telah digoreng kemudian dibawa ke mesin pedingin (cooling fan) dengan menggunakan conveyor. Pendinginan mie ini dilakukan di dalam cooling box dengan menghembuskan udara kea rah mie melalui kipas angin yang ditempatkan sedemikian rupa di dalam cooling box. Adapun jumlah kipas angin yang berada dalam mesin pendingin adalah 20 unit.

(26)

V-48

Temperatur ideal untuk produk akhir ialah pada temperature kamar atau suhu sekitar 270C.

11.Pembungkusan

Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikan oleh conveyor menjadi 2 jalur dan di bawa ke mesin pembungkus di bagian kiri dan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operator yang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan panjangnya dan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksa agar setiap conveyor

Pada mesin pembungkus berisi mie. Selanjutnya operator pengisi bumbu memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenis mie dan kemudian conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana plastik pembungkus telah ada pada mesin tersebut. Mesin ini dilengkapi dengan sensor yang memberi nomor produksi dari masing-masing mie dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan.

12.Pengepakan

Dipengepakan, mie dikemas ke dalam karton-karton yang masing-masing berisi 40 bungkus. Mie dimasukkan ke dalam karton dengan cara manual. Kemudian karton atau kardus ditutup dengan selotip. selanjutnya dibawa ke gudang bahan jadi untuk disimpan.

Di kotak karton dicantumkan jenis mie, isi karton, tanggal produksi, batas tanggal pemakaian produk, kode produksi dan nama perusahaan.

(27)

Bahan Baku Di Gudang

Pencampuran di Mesin Mixer

Penampungan di Mesin Feeder

Pengepresan di Mesin Press

Pengukusan di Mesin Steam Box

Penyisiran di Mesin Slitter

Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter

Pendistribusian

Penggorengan

Pendinginan di Colling Fan

Pembungkusan ( Packing )

Pembuatan larutan Alkali Konsui

Uap air ( Steam )

Bumbu, Pembungkus, dan Kotak Karton Minyak Goreng

Gambar 2.2. Urutan Proses Pembuatan Mie Instan di PT. Jakarana Tama

(28)

V-50

2.10. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan digunakan sebagai alat untuk memproduksi suatu produk. PT. Jakarana Tama Cabang Medan dalam menjalankan aktivitas produksinya menggunakan mesin – mesin yang sebagian besar buatan luar negeri. Adapun spesifikasi mesin – mesin dan peralatan dapat dilihat pada Lampiran 2

2.10.1. Utilitas

Adapun unit – unit pendukung atau unit pembantu yang terdapat di perusahaan antara lain adalah :

1. Uap (Steam)

Uap merupakan salah satu unit pendukung di bagian produksi. Uap yang digunakan oleh pabrik dihasilkan oleh boiler. Uap adalah bentuk gas dari zat (air) yang dalam kondisi normal tidak berbentuk gas. Yang dimaksud dengan uap jenuh adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Uap yang terbentuk pada saat air mendidih. Unsaturated adalah uap yang suhunya masih dibawah titik didih air. Steam Boiler di PT. Jakarana Tama cabang Medan menggunakan uap Saturated. Uap yang dihasilkan seluruhnya digunakan di bagian produksi yakni untuk :

a. Proses pengukusan pada steam box, yang digunakan untuk memasak mie. b. Proses penggorengan pada fryer, yang digunakan untuk memanaskan minyak

goring.

(29)

2. Air

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi. Kegunaan air di perusahaan ini adalah :

a. Untuk proses produksi

b. Untuk keperluan boiler sebagai penghasil uap c. Untuk keperluan laboratorium

d. Untuk kebutuhan karyawan

e. Untuk zat pendingin, pembersih dan perawatan instalasi.

Air yang digunakan di perusahaan adalah air yang berasal dari sumur bor yang kemudian diolah sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan. Pengolahan air ini disebut dengan water treatment. Pengolahan air dibagai menjadi dua tahap yaitu :

1. Tahap pertama adalah eksternal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk pabrik, kantor dan keperluan lainnya.

2. Tahap kedua adalah internal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk boiler.

Kapasitas air sesuai dengan kapasitas tangki yaitu 20.000/jam. Kebutuhan akan air sebesar 12.000 – 15.000/hari.

3. Listrik

a. Sumber Listrik dari PLN

(30)

V-52

yang kedua daya listrik digunakan untuk bagian utilitas, kantor dan lain-lain. Daya yang dibutuhkan dari PLN adalah 555KVA.

b. Mesin Listrik Tenaga Disel

Mesin ini dipersiapkan sebagai tenaga cadangan apabila pemutusan aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba. Terdapat 1 generator yang mempunyai kapasitas 590 KVA, 472 kW dengan type Caperpilar seri 3412. Sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar.

4. Laboratorium

Pengadaan laboratorium di perusahaan ini merupakan suatu ketentuan yang dikeluarkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan. Aktivitas di laboratorium ini meliputi pemeriksaan mutu standar yang dihasilkan dan pengadaan riset dalam menciptakan jenis produk baru dan modifikasi produk yang telah ada sebagai usaha diffrensiasi pasar dalam menghadapi persaingan.

Pemeriksaan standar mutu produk dilakukan dengan pemeriksaan bahan baku yang digunakan, bahan setengah jadi dan barang jadi. Pemeriksaan terhadap bahan-bahan baku dilakukan dengan menguji setiap jenis bahan yang digunakan seperti tepung dan bahan-bahan tambahan. Untuk produk jadi dilakukan pemeriksaan terhadap isi bungkus dari mie.

2.10.2. Safety dan Fire Protection

(31)

1. Regu pemadam kebakaran yang terdiri atas karyawan

2. Tabung pemadam kebakaran yang diletakkan disetiap ruangan 3. Menyediakan pakaian kerja seperi masker, tpoi dan sarung tangan.

2.10.3. Pengolahan Limbah

Sistem dan proses penanganan limbah pada PT. Jakarana Tama menghasilkan 3 (tiga) jenis limbah yaitu:

1. Limbah Gas

Limbah gas berupa asap yang keluar dari cerobong asap pabrik yang berasal dari steam box dan fryer

2. Limbah Padat

Limbah padat berupa plastik, pecahan mie dan adonan. Limbah ini dikumpulkan dalam suatu tempat, kemudian dibakar pada waktu tertentu tergantung banyaknya tidaknya limbah, tetapi biasanya dilakukan setelah habis produksi.

3. Limbah Cair

Limbah cair berupa minyak dari air steam. Proses pengolahan Limbah cair ini melalui beberapa proses. Adapun tahapan pengolahan limbah yaitu sebagai berikut:

a. Tahap I (Primary Treatment)

(32)

V-54

yang berbentuk cairan putih dan tidak berbau. Sedangkan TCN adalah senyawa aluminium sulfat ( Al2(SO4)3) yang berguna untuk membuat

disperse yang selanjutnya air mengalami suatu pemisahan yaitu padatan dan cairan. Di dalam bak ini terdapat baling-baling yang terus berputar yang dapat mencapurkan TCN dan TCF serta limbah dengan konsentrasi 100 ml.

b. Tahap II (Second Treatment)

Tahap ini adalah proses kelanjutan dari tahap I. Dalam tahap ini terjadi proses kontak dengan udara yang dilakukan oleh kincir untuk proses penyegaran.

c. Tahap III (Third treatment)

Tahap ini merupakan tahap akhir. Dalam bak penampungan air tahap terakhir ini, air dialirkan dalam dua aliran. Pertama, menuju kesebuah kolam dan kedua, langsung ke saluran air yang akan menuju sungai.

(33)

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa
Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja Pada PT Jarakana Tama Medan
Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering
Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering (Lanjutan)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilakukan dengan membuat model matematis dimana yang menjadi fungsi tujuan adalah maksimisasi keuntungan, sedangkan yang menjadi kendala adalah jumlah pemakaian,

Optimasi perencanaan produksi pada penelitian memiliki beberapa sasaran yaitu memaksimalkan volume produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan kendala pemakaian bahan

Batasan-batasan yang digunakan dalam memformulasikan fungsi tujuan perencanaan produksi yang optimal adalah data penjualan pada periode tertentu, biaya produksi, pemakaian

Tahap ini adalah tahap dimana bijih plastik telah diterima oleh perusahaan dan melewati tahap pengujian mutu oleh departemen Quality Assurance,yang dibawah dari gudanag bahan baku

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, standar mutu bahan baku dan produk jadi, uraian proses produksi, mesin dan peralatan

Bahan yang digunakan untuk memproduksi produk berbahan aluminium yang berupa bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong adalah sebagai berikut :..

Optimasi perencanaan produksi pada penelitian memiliki beberapa sasaran yaitu memaksimalkan volume produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan kendala pemakaian bahan

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan tidak menjadi bagian yang esensial dari suatu produk. Bahan penolong yang digunakan untuk