• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa HALAMAN 7 NYANYIAN: 69, 89. Hargai Kemurahan Hati dan Sikap Masuk Akal Yehuwa HALAMAN 12 NYANYIAN: 22, 110

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa HALAMAN 7 NYANYIAN: 69, 89. Hargai Kemurahan Hati dan Sikap Masuk Akal Yehuwa HALAMAN 12 NYANYIAN: 22, 110"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PELAJARAN 5-11 AGUSTUS

Hargai Sepenuhnya

Sifat-Sifat Yehuwa

HALAMAN 7˙NYANYIAN: 69, 89 12-18 AGUSTUS

Hargai Kemurahan

Hati dan Sikap

Masuk Akal Yehuwa

HALAMAN 12˙NYANYIAN: 22, 110 19-25 AGUSTUS

Hargai Keloyalan

dan Pengampunan

Yehuwa

HALAMAN 17˙NYANYIAN: 63, 77 26 AGUSTUS–1 SEPTEMBER

Biarlah Disiplin Yehuwa

Membentuk Saudara

HALAMAN 24˙NYANYIAN: 120, 64

34567

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dariKitab Suci Terjemahan Dunia Baru.

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published

semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.

34567

June 15, 2013

Vol. 134, No. 12 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

ˇ Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa

ˇ Hargai Kemurahan Hati dan

Sikap Masuk Akal Yehuwa

ˇ Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa

Banyak orang Kristen tahu bahwa Yehuwa memiliki empat sifat utama. Tetapi, melalui ketiga artikel ini, kita akan sema-kin menghargai beberapa sifat Yehuwa yang lain yang tidak terlalu sering kita bahas. Sewaktu membahas setiap sifat itu, kita akan menjawab pertanyaan: Apa arti sifat itu? Bagaimana Yehuwa menunjukkannya? Dan bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam memperlihatkannya?

ˇ Biarlah Disiplin Yehuwa Membentuk Saudara

Alkitab menggambarkan wewenang Yehuwa atas manusia dengan menyebut Yehuwa sebagai ”Tukang Tembikar”. (Yes. 64:8) Artikel ini menunjukkan apa yang dapat kita pelajari tentang Sang Tukang Tembikar Agung dari cara Ia membentuk orang-orang dan bangsa-bangsa di masa lalu. Selain itu, kita juga akan membahas tentang caranya kita bisa mendapat manfaat sewaktu dibentuk oleh-Nya.

ARTIKEL LAIN

3 Banyak Berkat Karena Menaati Yehuwa

22 Pertanyaan Pembaca

29 Penatua—Apakah Kalian Menyegarkan ”Jiwa yang Lelah”?

32 Apakah Saudara Ingat?

JERMAN

SAMPUL: Mengabar di alun-alun di Frankfurt, Jerman.                                     PENDUDUK

81.751.600

SAKSI-SAKSI

162.705

PAR

74.466

HADIRIN PERINGATAN 2012

265.407

JUMLAH (DALAM JUTAAN) BUKU YANG DICETAK DI KANTOR CABANG JERMAN SELAMA 25 TAHUN TERAKHIR

20JT 15JT 10JT 5JT 0 2 010 2005 2000 1 995 1 990 1 985

(3)

ITULAH hal paling awal yang masih bisa saya ingat tentang Ayah, seorang pria yang sederhana dan pekerja keras. Karena memiliki rasa keadilan yang besar, ia langsung tertarik pada be-rita Alkitab yang ia dengar pada tahun 1953. Sejak itu, ia ber-upaya keras menceritakan kepada anak-anaknya apa yang ia pelajari. Pada mulanya, Ibu enggan meninggalkan tradisi Kato-lik. Namun, lama-kelamaan ia mau menerima ajaran Alkitab. Awalnya, mengajar kami bukanlah hal mudah. Kemampu-an membaca Ibu sKemampu-angat kurKemampu-ang, dKemampu-an Ayah bekerja keras di ladang seharian. Kadang, ia begitu lelah sampai-sampai tidak bisa membuka mata selama pelajaran. Namun, upayanya mem-buahkan hasil. Saya punya satu adik perempuan dan dua adik laki-laki. Dan, karena saya anak sulung, sayalah yang mem-bantu mengajar mereka. Ini termasuk mengajarkan apa yang sering Ayah sebut-sebut, yaitu kasih Nuh kepada keluarganya dan ketaatannya kepada Allah. Saya sangat suka kisah Alkitab itu. Tak lama kemudian, kami semua ikut menghadiri perhim-punan di Balai Kerajaan di Roseto degli Abruzzi, sebuah kota di Pesisir Adriatik, Italia.

Tahun 1955, ketika saya dan Ibu pertama kali menghadiri ke-baktian di Roma, saya baru berumur 11 tahun. Saat itu, kami melintasi pegunungan menuju daerah barat. Sejak itu, perte-muan-pertemuan akbar ini saya anggap sebagai bagian yang paling indah dari kehidupan Kristen.

Tahun berikutnya, saya dibaptis dan segera memasuki dinas sepenuh waktu. Ketika berumur 17 tahun, saya melayani seba-gai perintis istimewa di Latina, Roma bagian selatan, sekitar 300 kilometer jauhnya dari rumah. Kota ini baru berkembang sehingga penduduknya tidak terlalu peduli satu sama lain. Saya dan teman merintis saya senang sekali bisa menyiarkan banyak bacaan Alkitab. Namun, karena masih remaja, hati saya mau-nya pulang saja! Tetapi, saya tetap ingin menaati petunjuk yang saya terima.

Kemudian, saya ditugasi ke Milan untuk membantu persiap-an Kebaktipersiap-an Internasional ”Kabar Kesukapersiap-an ypersiap-ang Kekal” ta-hun 1963. Di kebaktian itu, saya menjadi sukarelawan bersama banyak saudara-saudari lain, termasuk bersama Paolo Piccioli, seorang saudara muda dari Florence. Pada hari kedua kebak-tian itu, ia menyampaikan khotbah yang menggugah tentang

KISAH HIDUP

Banyak Berkat

Karena

Menaati

Yehuwa

SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH

ELISA PICCIOLI

”Bagus ya, pelajaran tentang Nuh ini!” kata Ayah.

”Nuh menaati Yehuwa dan mengasihi keluarganya,

dan mereka semua selamat dari Air Bah karena

mereka sekeluarga masuk ke dalam bahtera.”

(4)

kelajangan. Pada waktu itu saya berpikir, ’Saudara itu pasti tidak akan pernah menikah.’ Tetapi, kami mulai surat-suratan dan ternyata kami punya banyak kesa-maan dalam hal cita-cita, kasih kepada Yehuwa, dan keinginan yang besar untuk menaati-Nya. Akhirnya, pada tahun 1965, saya menikah dengan Paolo.

MENGHADAPI PENDETA-PENDETA

Saya menjadi perintis biasa di Florence selama se-puluh tahun. Senang sekali rasanya melihat pertum-buhan di sidang-sidang, khususnya kemajuan yang dibuat oleh kaum muda. Saya dan Paolo sering meng-habiskan waktu bersama mereka untuk mengobrol tentang hal-hal rohani dan berekreasi, yang buat Paolo berarti waktunya bermain sepak bola. Memang, saya senang kalau bisa selalu bersama suami, tetapi saya sadar bahwa anak-anak muda itu dan keluar-ga-keluarga di sidang juga membutuhkan waktu dan perhatiannya.

Sampai sekarang pun, saya masih merasa bahagia kalau mengingat lagi orang-orang yang pernah belajar Alkitab dengan kami. Salah satunya adalah Adriana. Ia menceritakan apa yang ia pelajari kepada dua ke-luarga lainnya. Lalu, mereka mengatur pertemuan de-ngan seorang pendeta untuk membahas doktrin gere-ja seperti Tritunggal dan jiwa yang tak berkematian. Tiga wali gereja datang. Penjelasan mereka berbelit-belit dan tidak konsisten. Hal itu segera disadari oleh

para pelajar itu ketika mereka membandingkan pen-jelasan tersebut dengan ajaran Alkitab yang jelas. Ya, pertemuan itu ternyata menjadi titik balik. Setelah beberapa waktu, sekitar 15 anggota keluarga itu men-jadi Saksi.

Tentu saja, metode pengabaran kita sekarang jauh berbeda. Pada masa itu, Paolo ”ahli” dalam dapi para pendeta, dan ia memang sering mengha-dapi mereka. Saya masih ingat salah satu pertemu-an di hadappertemu-an bpertemu-anyak hadirin non-Saksi. Belakpertemu-angpertemu-an ketahuan bahwa para penentang sudah mengatur se-belumnya agar beberapa orang mengajukan perta-nyaan yang kelihatannya tidak masuk akal. Tetapi, pembahasan itu berbalik. Ada yang menanyakan apa-kah gereja boleh ikut berpolitik, seperti yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Pada saat itu, je-las sekali bahwa para pendeta merasa terpojok. Tiba-tiba listrik padam, dan pertemuan itu dibubarkan. Bertahun-tahun kemudian kami mendengar bahwa mereka telah merencanakan untuk memadamkan lis-trik seandainya pembahasan tidak berjalan sesuai de-ngan yang diharapkan oleh para pendeta.

CORAK DINAS YANG LAIN

Setelah sepuluh tahun menikah, kami diundang untuk melayani dalam pekerjaan wilayah. Paolo mempunyai pekerjaan yang bagus, jadi kami su-lit membuat keputusan. Namun, setelah menimbang

Pada hari pernikahan kami Kami sering menghabiskan waktu bersama anak-anak muda, yang buat Paolo berarti bermain sepak bola

(5)

dan mendoakannya, kami merelakan diri untuk co-rak dinas yang baru itu. Kami senang bergaul de-ngan keluarga-keluarga yang menyediakan tempat menginap untuk kami. Pada malam hari, kami se-ring belajar Alkitab bersama mereka, lalu Paolo membantu anak-anak mereka mengerjakan PR, khu-susnya matematika. Selain itu, karena Paolo sangat senang membaca, ia dengan penuh semangat men-ceritakan hal-hal menarik dan membina yang telah ia baca. Pada hari Senin, kami sering mengabar di kota-kota yang tidak ada Saksinya dan mengundang orang-orang ke khotbah yang akan diadakan pada pe-tang harinya.

Baru dua tahun dalam pekerjaan wilayah, kami di-undang untuk melayani di Betel di Roma. Paolo ditu-gasi untuk menangani masalah hukum, dan saya di Departemen Majalah. Membuat perubahan memang tidak mudah, tetapi kami bertekad untuk taat. Se-nang sekali rasanya melihat cabang ini sedikit demi sedikit diperluas dan melihat jumlah saudara-saudari meningkat pesat di Italia. Pada masa itu, Saksi-Saksi Yehuwa di Italia memperoleh pengakuan secara hu-kum. Kami benar-benar bahagia melayani dalam co-rak dinas ini.

Sewaktu kami melayani di Betel, pendirian kita tentang darah mencuat di Italia. Pada awal 1980-an, ada kasus hukum mengenai hal ini yang sempat menggegerkan masyarakat. Sepasang suami istri

Saksi dituduh menyebabkan kematian putri mere-ka, padahal anak itu sebenarnya meninggal karena mengidap kelainan darah keturunan yang diderita oleh banyak orang di kawasan Mediterania. Saudara-saudari di keluarga Betel membantu para pengacara yang mewakili orang tua Kristen itu. Sebuah selebar-an dselebar-an edisi khusus Sedarlah! disebarkselebar-an agar masya-rakat mengetahui fakta-faktanya dan mendapat pen-jelasan yang benar tentang apa yang Alkitab katakan mengenai darah. Selama bulan-bulan tersebut, Paolo sering bekerja hingga 16 jam sehari tanpa henti. Saya berupaya keras untuk mendukungnya dalam proyek penting ini.

PERUBAHAN LAIN

Setelah menikah selama 20 tahun, kami meng-hadapi perubahan yang tidak kami sangka-sangka. Saat itu saya berumur 41 tahun dan Paolo 49 tahun. Saya memberi tahu dia bahwa sepertinya saya hamil. Dalam buku hariannya, saya menemukan kata-kata yang ia tulis pada hari itu, ”Doa: Kalau memang be-nar, bantulah kami agar bisa tetap dalam dinas sepe-nuh waktu, tidak bersantai-santai secara rohani, dan bantulah kami agar menjadi orang tua yang baik de-ngan memberikan teladan. Yang terpenting, bantu saya mempraktekkan sedikitnya 1 persen dari semua yang pernah saya katakan dari mimbar selama 30 ta-hun ini.” Kalau melihat hasilnya, saya yakin Yehuwa pasti telah menjawab doanya, dan doa saya juga.

(6)

Dengan lahirnya Ilaria, kehidupan kami benar-be-nar berubah. Sejujurnya, kadang kami merasa kecil hati, seperti yang dikatakan Amsal 24:10, ”Apakah engkau kecil hati pada hari kesesakan? Kekuatanmu akan kurang.” Namun, kami saling mendukung ka-rena kami tahu bahwa saling menganjurkan itu ber-manfaat.

Ilaria sering mengatakan bahwa ia sangat baha-gia karena memiliki dua orang tua Saksi yang sibuk dalam dinas sepenuh waktu. Ia tidak pernah mera-sa diabaikan; ia bertumbuh dalam keluarga yang mera- sa-ngat normal. Pada siang hari, saya ada di rumah ber-samanya. Pada petang hari, Paolo bisa menemani dia. Walaupun sering membawa pulang pekerjaan yang harus ia selesaikan, Paolo meluangkan waktu untuk membantu Ilaria mengerjakan PR dan bermain bersa-manya. Hal itu ia lakukan meskipun setelah itu ia ha-rus bergadang hingga pukul dua atau tiga pagi un-tuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Ilaria sering mengatakan, ”Papa itu sahabatku.”

Memang, kami perlu konsisten, dan kadang bersi-kap tegas untuk membantu Ilaria tetap berada di ja-lan Kristen. Saya ingat, suatu kali saat sedang ber-main dengan temannya, ia melakukan sesuatu yang tidak baik. Kami menjelaskan dari Alkitab mengapa ia tidak boleh seperti itu. Kami juga menyuruhnya meminta maaf kepada temannya di depan kami.

Ilaria sangat terkesan akan kasih yang orang tua-nya perlihatkan terhadap pelayanan. Sekarang, se-telah menikah, dia lebih memahami lagi betapa

pentingnya menaati Yehuwa dan mengikuti bimbing-an-Nya.

TETAP TAAT BAHKAN SAAT BERDUKA

Tahun 2008, Paolo didiagnosis mengidap penyakit kanker. Mula-mula, kelihatannya Paolo bisa meng-atasi penyakitnya, dan ia terus menguatkan saya. Se-lain mengupayakan pengobatan yang terbaik, kami sering berdoa dengan khusyuk bersama Ilaria me-minta bantuan Yehuwa agar kami bisa tabah meng-hadapi masa depan. Meskipun demikian, saya tidak berdaya melihat pria yang tadinya begitu kuat dan dinamis itu menjadi makin lemah. Kami sangat ter-pukul oleh kematiannya pada tahun 2010. Namun, saya sangat terhibur apabila mengingat apa yang lah kami capai berdua selama 45 tahun ini. Kami te-lah memberikan yang terbaik kepada Yehuwa. Saya yakin upaya kami tidak akan pernah Ia lupakan. Dan, saya benar-benar menantikan saatnya Paolo dibang-kitkan, selaras dengan kata-kata Yesus di Yohanes 5: 28, 29.

Jauh dalam lubuk hati saya, saya masih gadis cilik yang sangat menyukai kisah Nuh. Tekad saya belum berubah. Saya ingin menaati Yehuwa, tidak soal apa yang Ia minta. Saya yakin bahwa rintangan, pengor-banan, atau kehilangan apa pun tidak ada artinya jika dibandingkan dengan berkat-berkat menakjub-kan yang telah Allah berimenakjub-kan. Saya telah mengalami sendiri hal ini, dan yakinlah, semuanya itu tidak akan sia-sia.

”Jauh dalam lubuk

hati saya, saya masih

gadis cilik yang sangat

menyukai kisah Nuh.

Tekad saya belum

berubah”

(7)

JIKA Saudara memikirkan kepribadian Yehuwa, sifat-sifat-Nya yang mana yang langsung muncul dalam be-nak Saudara? Banyak yang akan menjawab kasih, ke-adilan, hikmat, dan kuasa. Namun, kita tahu bahwa Yehuwa memiliki banyak sifat yang menyentuh hati. Bahkan, kita bisa menyebutkan lebih dari 40 sifat Ye-huwa, dan masing-masing pernah dibahas dalam pub-likasi kita. Bayangkan, ada begitu banyak fakta yang menakjubkan tentang kepribadian Yehuwa yang bisa kita gali melalui pelajaran pribadi atau pelajaran ke-luarga kita! Apa manfaatnya mempelajari sifat-sifat itu? Hal itu bisa membuat kita lebih menghargai Bapak surgawi kita. Dan, semakin besar penghargaan kita terhadap Yehuwa, semakin kuat keinginan kita untuk mendekat kepada-Nya dan meniru Dia.—Yos. 23:8; Mz. 73:28.

2Bagaimana kita bisa memupuk penghargaan yang

lebih besar akan sesuatu? Hal itu dilakukan secara bertahap. Misalnya, kita disuguhi suatu jenis masak-an baru. Mula-mula, kita nikmati arommasak-anya ymasak-ang mem-bangkitkan selera, lalu kita cicipi rasanya yang nikmat, dan akhirnya kita ingin memasaknya sendiri. Demiki-an pula, kita bisa lebih menghargai salah satu sifat Ye-huwa jika kita memahami sifat itu, merenungkannya, lalu memperlihatkan sifat itu dalam kehidupan kita. (Ef. 5:1) Artikel ini dan dua artikel berikutnya bertu-juan untuk membuat kita lebih menghargai sifat-sifat Allah yang lebih jarang kita pikirkan dibanding empat sifat utama-Nya. Kita akan membahas beberapa sifat tersebut, cara Yehuwa memperlihatkannya, dan cara kita bisa meniru Yehuwa dalam memperlihatkan sifat tersebut.

1. (a) Sifat Yehuwa mana saja yang bisa dipelajari orang Kris-ten? (b) Apa manfaatnya memeriksa sifat-sifat Allah?

2. (a) Ilustrasikan bagaimana kita bisa lebih menghargai sifat-sifat Yehuwa. (b) Apa yang akan kita bahas?

H

ARGAI

S

EPENUHNYA

S

IFAT-

S

IFAT

Y

EHUWA

”Jadilah peniru Allah,

sebagai anak-anak

yang dikasihi.”

—EF. 5:1

.

APA JAWABAN SAUDARA?

Bagaimana kita bisa lebih menghargai sifat-sifat Yehuwa?

Seperti apakah orang yang mudah didekati itu?

Bagaimana kita bisa meniru sifat tidak berat sebelah Yehuwa?

(8)

YEHUWA MUDAH DIDEKATI

3Pertama-tama, mari kita bahas sifat

mu-dah didekati. Seperti apakah orang yang mudah didekati itu? Saudara mungkin akan menjawab, ’Baik hati, siap membantu, dan siap diajak bicara.’ Sering kali kita bisa me-rasakan apakah seseorang mudah didekati atau tidak melalui kata-katanya dan bahasa tubuhnya, yaitu gerak gerik, air muka, dan tanda-tanda lainnya.

4Bagaimana Yehuwa menunjukkan

bah-wa Ia mudah didekati? Meskipun Dia ada-lah Pencipta yang mahakuasa, Yehuwa me-yakinkan kita bahwa Dia bersedia dan ingin sekali mendengarkan doa kita dan menja-wabnya. (Baca Mazmur 145:18; Yesaya 30:

18, 19.) Kita bisa berbicara panjang lebar

ke-pada Allah kapan saja dan di mana saja. Kita bisa mendekati-Nya dengan leluasa karena kita tahu bahwa Ia tidak akan pernah meng-kritik kita jika kita melakukannya. (Mz. 65:2; Yak. 1:5) Untuk menunjukkan bahwa

3, 4. (a) Bagaimana Saudara akan

menggambar-kan seseorang yang mudah didekati? (b) Bagai-mana Yehuwa meyakinkan kita bahwa Ia mudah didekati?

Ia ingin didekati, Firman Allah menggam-barkan Yehuwa dengan cara yang bisa di-mengerti oleh manusia. Misalnya, Daud me-nulis bahwa ”mata Yehuwa tertuju kepada” kita dan bahwa ’tangan kanan-Nya terus memegang erat’ kita. (Mz. 34:15; 63:8) Nabi Yesaya menyamakan Yehuwa seperti gemba-la, dengan mengatakan, ”Dengan lengannya ia akan mengumpulkan anak-anak domba; dan di dadanya ia akan membawa mereka.” (Yes. 40:11) Bayangkan! Yehuwa ingin agar kita dekat dengan-Nya bagaikan anak dom-ba dalam pelukan hangat seorang gemdom-ba- gemba-la yang menyayanginya. Bapak kita benar-benar mudah didekati! Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam hal ini?

SIFAT YANG SANGAT DIHARGAI

5Baru-baru ini, Saksi-Saksi yang

berse-mangat di berbagai benua ditanya, ”Sifat apa dari seorang penatua yang paling Sauda-ra hargai?” Sebagian besar menjawab, ”Mu-dah didekati.” Memang, sifat itu perlu di-kembangkan sepenuhnya oleh setiap orang

5. Mengapa para penatua perlu mudah dide-kati?

”Yehuwa dekat kepada semua orang yang berseru kepadanya.”—Mz. 145:18

(Lihat paragraf 9)

”Yehuwa, Allahmu . . . tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun.” —Ul. 10:17

(9)

Kristen, tetapi para penatualah yang khusus-nya perlu mudah didekati. (Yes. 32:1, 2) Ke-tika ditanya mengapa ia menganggap sifat ini sangat penting, seorang saudari menya-takan, ”Kalau seorang penatua mudah dide-kati, barulah kita bisa mengenal sifat-sifat bagusnya yang lain.” Bukankah pernyataan saudari itu masuk akal? Namun, apa yang membuat seseorang mudah didekati?

6Resepnya agar mudah didekati adalah

memperlihatkan minat yang tulus kepada orang lain. Jika seorang penatua peduli ter-hadap orang lain dan rela membantu, sauda-ra-saudarinya, termasuk kaum muda, akan merasakan bahwa ia mudah didekati. (Mrk. 10:13-16) Carlos yang berumur 12 tahun me-ngatakan, ”Saya perhatikan bahwa para pe-natua di balai murah senyum dan baik hati. Hal itu yang paling saya sukai dari mere-ka.” Tentu saja, tidaklah cukup jika seorang penatua mengatakan bahwa ia siap memban-tu. Ia perlu memperlihatkan sifat imemban-tu. (1 Yoh. 3:18) Bagaimana caranya?

7Untuk mengilustrasikannya,

perhati-kan contoh berikut. Belum lama ini, se-orang saudara mengenakan tanda pengenal kebaktian di pesawat dalam perjalanan-nya pulang dari kebaktian. Ketika seorang pramugara memerhatikan tanda pengenal-nya yang bertuliskan ”Datanglah Kerajaan Allah!”, ia berkata, ”Ya, semoga itu datang. Nanti kita ngobrol lagi tentang ini, ya.” Be-lakangan, mereka mengobrol dan pramuga-ra itu mau menerima majalah kita. Banyak dari antara kita memiliki pengalaman seru-pa. Nah, mengapa orang bisa tertarik untuk bercakap-cakap dengan kita sewaktu meli-hat tanda pengenal yang kita kenakan? Ka-rena tanda pengenal itu seolah-olah berka-ta, ”Ayo dekati saya. Silakan tanya saya mau ke mana.” Tanda pengenal itu memperlihat-kan kepada orang-orang bahwa kita berse-dia menceritakan kepercayaan kita.

Demi-6. Apa resepnya agar mudah didekati?

7. Mengapa orang bisa tertarik untuk bercakap-cakap dengan kita sewaktu melihat tanda penge-nal yang kita kenakan? Apa pelajarannya bagi kita?

kian pula, para penatua Kristen tentu ingin agar rekan-rekan seiman mereka melihat tanda-tanda yang seolah-olah mengatakan, ”Ayo dekati saya.” Apa saja tanda-tandanya?

8Kebiasaan di berbagai negeri bisa jadi

berbeda-beda. Namun biasanya, melalui se-nyuman yang tulus, jabat tangan yang ha-ngat, dan sapaan yang ramah, kita mem-berikan tanda kepada saudara-saudari kita bahwa kita benar-benar peduli. Siapa yang harus lebih dahulu memperlihatkannya? Perhatikan teladan Yesus. Matius mence-ritakan bahwa sewaktu Yesus bertemu de-ngan murid-muridnya, ”Yesus datang men-dekat dan berbicara kepada mereka”. (Mat. 28:18) Demikian pula, para penatua dewa-sa ini juga berinisiatif untuk mendekati dan berbicara kepada rekan-rekan seiman me-reka. Apa pengaruh hal itu bagi sidang? Seorang perintis berumur 88 tahun berko-mentar, ”Sewaktu saya masuk ke Balai Kera-jaan, para penatua menyambut saya dengan senyuman hangat dan kata-kata yang mem-bina. Hal itu membuat saya semakin me-ngasihi mereka.” Saudari lain mengatakan, ”Walaupun kelihatannya sepele, kalau orang penatua menyambut saya dengan se-nyuman, pengaruhnya besar buat saya.”

MUDAH DIDEKATI DAN MENYEDIAKAN WAKTU

9Tentu saja, kita tidak akan mudah

dide-kati jika kita tidak punya waktu untuk orang lain. Yehuwa memberikan teladan dalam hal ini. ’Dia tidak jauh dari kita masing-masing.’ (Kis. 17:27) Salah satu cara para penatua bisa meniru Yehuwa adalah dengan meluangkan waktu sebelum dan sesudah perhimpunan untuk bercakap-cakap dengan saudara-sau-dari mereka, baik tua maupun muda. Se-orang perintis mengatakan, ”Sewaktu para penatua menanyakan kabar saya dan mau mendengarkan cerita saya, saya merasa

8. Bagaimana para penatua memberikan tanda bahwa mereka benar-benar peduli kepada orang lain? Apa pengaruh hal itu bagi sidang?

9, 10. (a) Teladan apa yang Yehuwa berikan

bagi kita? (b) Bagaimana para penatua bisa meni-ru Yehuwa?

(10)

dihargai.” Seorang saudari yang telah mela-yani Yehuwa selama hampir 50 tahun ber-komentar, ”Para penatua yang menyediakan waktu untuk mengobrol dengan saya setelah perhimpunan membuat saya merasa diang-gap penting.”

10Memang, para gembala Kristen perlu

menangani berbagai tugas lain. Namun, di perhimpunan, mereka hendaknya berupaya untuk terlebih dahulu memberikan perhati-an kepada kawperhati-anperhati-an domba mereka.

YEHUWA TIDAK BERAT SEBELAH

11Sifat Yehuwa yang juga menyentuh hati

adalah sifat tidak berat sebelah. Apa mak-sudnya tidak berat sebelah? Itu berarti adil, tidak pilih kasih atau tidak memihak. Kalau kita ingin benar-benar bersikap tidak berat sebelah, kita perlu memiliki sifat itu dan me-nunjukkannya. Mengapa kedua hal itu tidak terpisahkan? Karena kalau seseorang sudah memiliki sifat tidak berat sebelah, barulah ia

11, 12. (a) Apa maksudnya bersikap tidak

be-rat sebelah? (b) Apa yang Alkitab katakan ten-tang sifat Yehuwa yang tidak berat sebelah?

akan tergerak untuk memperlakukan semua orang dengan adil. Dalam Kitab-Kitab Yu-nani Kristen, ungkapan ”tidak berat sebe-lah” secara harfiah berarti bukan ”pengam-bil muka”, maksudnya tidak lebih menyukai muka yang satu dibanding muka yang lain. (Kis. 10:34) Jadi, orang yang tidak berat se-belah akan memerhatikan kepribadian sese-orang dan bukan penampilan luar atau ke-adaan ekonominya.

12Yehuwa adalah teladan terbaik dalam

hal tidak berat sebelah. Firman-Nya menga-takan bahwa Ia ”tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun”.(Baca Kisah 10:34, 35;

Ulangan 10:17.) Hal ini nyata dari suatu

pe-ristiwa pada zaman Musa.

13Persis sebelum orang Israel memasuki

Tanah Perjanjian, ada lima gadis kakak-ber-adik yang menghadapi problem pelik. Apa itu? Seperti keluarga lainnya di Israel, me-reka berharap untuk menerima jatah tanah yang akan diberikan kepada ayah mereka. (Bil. 26:52-55) Namun, ayah mereka Zelofe-had, dari suku Manasye, telah meninggal. Biasanya, hak atas tanah diwariskan kepada anak laki-laki. Tetapi, Zelofehad hanya pu-nya anak-anak perempuan. (Bil. 26:33) Nah, karena di keluarga mereka tidak ada anak laki-laki, apakah itu berarti jatah tanah luarga mereka akan diserahkan kepada ke-rabat mereka dan para gadis itu sama sekali tidak mendapat warisan?

14Kelima gadis itu datang kepada Musa

dan bertanya, ”Mengapa nama bapak kami harus dihapus dari tengah-tengah keluarga-nya karena ia tidak mempukeluarga-nyai anak laki-laki?” Mereka memohon, ”Oh, berilah kami milik pusaka sama seperti saudara-sauda-ra lelaki bapak kami.” Apakah Musa menja-wab, ’Memang demikian peraturannya, jadi tidak ada pengecualian’? Tidak. Musa ”mengajukan perkara mereka ke hadapan Yehuwa”. (Bil. 27:2-5) Apa jawaban yang di-terimanya? Yehuwa berkata kepada Musa, ”Perkataan putri-putri Zelofehad itu benar.

13, 14. (a) Problem apa yang dihadapi kelima

putri Zelofehad? (b) Bagaimana Yehuwa mem-perlihatkan bahwa Ia tidak berat sebelah? Putri-putri Zelofehad menghargai

sifat tidak berat sebelah Allah

(11)

Engkau memang harus memberi mereka milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak mereka, dan engkau harus me-merintahkan agar milik pusaka bapak mere-ka dialihmere-kan kepada meremere-ka.” Bumere-kan hanya itu. Yehuwa bahkan membuat perkecuali-an itu menjadi sebuah peraturperkecuali-an. Ia meme-rintahkan Musa, ”Apabila seorang pria mati tanpa mempunyai anak laki-laki, kamu ha-rus memerintahkan agar milik pusakanya dialihkan kepada anak perempuannya.” (Bil. 27:6-8; Yos. 17:1-6) Sejak saat itu, semua wa-nita Israel yang menghadapi problem serupa akan mendapat warisan.

15Betapa baik hati dan tidak berat

se-belah keputusan itu! Yehuwa memperlakan para wanita ini, yang kondisinya ku-rang menguntungkan, dengan bermartabat, sama seperti Ia memperlakukan orang-orang Israel lain yang kondisinya lebih baik. (Mz. 68:5) Ini hanyalah salah satu dari banyak contoh Alkitab yang menun-jukkan bahwa Yehuwa memperlakukan se-mua hamba-Nya dengan tidak berat sebe-lah.—1 Sam. 16:1-13; Kis. 10:30-35, 44-48.

KITA BISA MENIRU YEHUWA

16Bagaimana kita bisa meniru sifat tidak

berat sebelah Yehuwa? Ingatlah, sifat tidak berat sebelah mencakup dua hal. Kita per-lu terlebih dahuper-lu memiliki sifat itu, baru se-telah itu kita bisa memperlakukan semua orang dengan adil. Memang, kita semua bisa jadi merasa sudah berpikiran terbuka dan tidak berat sebelah. Namun, tidakkah Saudara setuju bahwa kita tidak selalu bisa menilai diri kita sendiri dengan jujur? Jadi, bagaimana caranya untuk mengetahui apa-kah kita memang dikenal tidak pilih kasih? Perhatikan contoh Yesus. Sewaktu ia ingin tahu apa kata orang tentang dirinya, ia ber-tanya kepada para sahabat kepercayaannya,

15. (a) Bagaimana Yehuwa memperlakukan umat-Nya, termasuk mereka yang kondisinya kurang menguntungkan? (b) Sebutkan contoh Alkitab lainnya yang menunjukkan bahwa Yehu-wa tidak berat sebelah.

16. Bagaimana caranya agar kita bisa seperti Ye-huwa dalam hal tidak berat sebelah?

”Kata orang, siapa Putra manusia itu?” (Mat. 16:13, 14) Cobalah tiru Yesus. Saudara bisa bertanya kepada seorang sahabat yang pasti akan berkata terus terang. Tanyakan apakah Saudara dianggap tidak berat sebelah oleh orang-orang. Jika ia memberi tahu bahwa kelihatannya Saudara kadang-kadang masih memperlakukan orang menurut latar bela-kang ras, sosial, ataupun ekonomi mereka, apa yang perlu Saudara lakukan? Curahkan-lah isi hati Saudara dalam doa kepada Ye-huwa untuk meminta bantuan agar Saudara bisa mengubah sikap dan bisa lebih meniru Dia dalam hal bertindak tidak berat sebelah. —Mat. 7:7; Kol. 3:10, 11.

17Di sidang Kristen, kita menunjukkan

bahwa kita ingin meniru Yehuwa yang ti-dak berat sebelah dengan memperlakukan semua saudara-saudari secara bermartabat dan baik hati. Misalnya, dalam hal memper-lihatkan keramahtamahan, kita ingin meng-undang saudara-saudari tanpa pilih kasih, termasuk yang latar belakangnya berbeda dari kita maupun yang miskin, yatim piatu, dan janda-janda. (Baca Galatia 2:10;

Yako-bus 1:27.) Selain itu, dalam pekerjaan

pe-ngabaran, kita menyampaikan kabar baik kepada semua orang tidak soal latar bela-kang mereka, termasuk kepada orang-orang asing. Betapa senangnya kita bisa menda-patkan lektur Alkitab dalam kira-kira 600 bahasa. Ini benar-benar merupakan bukti nyata dari sifat tidak berat sebelah!

18Ya, jika kita merenungkan betapa

mu-dahnya Yehuwa didekati dan betapa ti-dak berat sebelahnya Dia, kita akan se-makin menghargai-Nya. Selanjutnya hal ini akan menggerakkan kita untuk meniru si-fat-sifat Yehuwa dengan lebih sepenuh-nya dan untuk memperlihatkansepenuh-nya sewaktu berurusan dengan rekan-rekan seiman dan orang-orang yang kita jumpai dalam penga-baran.

17. Dengan cara apa saja kita bisa memperlaku-kan orang lain dengan tidak berat sebelah?

18. Jika Saudara merenungkan bahwa Yehuwa mudah didekati dan tidak berat sebelah, apa yang Saudara secara pribadi ingin lakukan?

(12)

”KAMI sudah menikah hampir 35 tahun,” kata seorang saudari bernama Monika. ”Saya dan suami saling menge-nal dengan baik. Meskipun begitu, masih saja ada hal-hal yang baru kami ketahui tentang satu sama lain!” Hal se-rupa pasti dialami juga oleh banyak pasangan suami istri dan orang-orang yang bersahabat.

2Kita senang jika bisa lebih mengenal orang yang kita

sayangi. Namun, dari semua persahabatan yang bisa kita bina, persahabatan dengan Yehuwa-lah yang paling pen-ting. Kita tidak akan pernah bisa mengetahui semua hal tentang Dia. (Rm. 11:33) Kelak, kita akan memiliki ke-sempatan untuk lebih mengenal dan menghargai sifat-si-fat Yehuwa untuk selama-lamanya.—Pkh. 3:11.

3Artikel sebelumnya telah membantu kita lebih

menghargai dua sifat Yehuwa, yaitu mudah didekati dan tidak berat sebelah. Sekarang, mari kita bahas dua sifat Yehuwa lainnya yang menyentuh hati, yaitu kemurahan hati dan sikap masuk akal. Dengan membahasnya, kita akan semakin memahami bahwa ”Yehuwa itu baik kepa-da semua orang, kepa-dan belas kasihannya akepa-da bagi segala hasil karyanya”.—Mz. 145:9.

YEHUWA MURAH HATI

4Apa artinya murah hati? Jawabannya ada dalam

kata-kata Yesus yang dicatat di Kisah 20:35, ”Lebih ba-hagia memberi daripada menerima.” Dengan kata-kata yang sederhana itu, Yesus menunjukkan apa sebenar-nya kemurahan hati yang sejati itu. Orang yang murah hati rela memberikan waktu, tenaga, dan sumber daya-nya untuk kepentingan orang lain, dan dia melakukan-nya dengan senang hati. Ya, kemurahan hati tidak diukur

1, 2. Kesempatan apa yang dimiliki oleh sahabat-sahabat

Ye-huwa?

3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

4. Apa sebenarnya kemurahan hati yang sejati itu?

H

ARGAI

K

EMURAHAN

H

ATI

DAN

S

IKAP

M

ASUK

A

KAL

Y

EHUWA

”Yehuwa itu baik

kepada semua orang,

dan belas kasihannya

ada bagi segala hasil

karyanya.”

—MZ. 145:9.

DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN?

Kita ingin lebih menghargai dua sifat Yehuwa yang mana?

Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa?

Dengan cara apa saja kita bisa meniru sikap masuk akal Yehuwa?

(13)

dari besarnya pemberian, tetapi dari niat hati si pemberi.(Baca 2 Korintus 9:7.) Priba-di yang paling murah hati Priba-di seluruh jagat raya adalah ’Allah kita yang bahagia’, Yehu-wa.—1 Tim. 1:11.

5Bagaimana Yehuwa menunjukkan

ke-murahan hati? Dia menyediakan kebutuhan semua manusia, termasuk orang yang be-lum menyembah-Nya. Ya, ”Yehuwa itu baik kepada semua orang”. Dia ”membuat mata-harinya terbit atas orang-orang yang fasik dan yang baik dan menurunkan hujan atas orang-orang yang adil-benar dan yang tidak adil-benar”. (Mat. 5:45) Itulah sebabnya ke-tika berbicara kepada orang-orang yang ti-dak percaya, rasul Paulus bisa mengatakan, ”[Yehuwa] melakukan kebaikan, dengan memberi kamu hujan dari langit dan mu-sim-musim dengan hasil yang limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta kegembiraan yang limpah.” (Kis. 14:17) Je-laslah, Yehuwa murah hati kepada semua manusia.—Luk. 6:35.

6Yehuwa khususnya senang

menyedia-kan kebutuhan para penyembah-Nya yang setia. Raja Daud mengatakan, ”Dahulu aku seorang pemuda, kini aku telah menjadi tua, namun aku tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti.” (Mz. 37:25) Banyak orang Kristen yang setia telah merasakan sendiri kepedulian Yehuwa. Per-hatikan contoh berikut.

7Beberapa tahun yang lalu, Nancy,

se-orang rohaniwan sepenuh waktu, sedang mengalami kesulitan. ”Saya butuh 66 dolar (AS) untuk membayar sewa rumah, dan be-soknya sudah jatuh tempo,” kenang Nancy. ”Saya tidak tahu dari mana saya bisa men-dapatkan uang itu. Saya mendoakannya, lalu berangkat untuk bekerja sebagai pra-musaji di sebuah restoran. Karena hari itu

5. Dengan cara apa saja Yehuwa menunjukkan kemurahan hati?

6, 7. (a) Yehuwa khususnya senang

menyedia-kan kebutuhan siapa? (b) Berimenyedia-kan contoh bagai-mana Allah menyediakan kebutuhan para pe-nyembah-Nya yang setia.

adalah hari yang biasanya sepi pengunjung, saya pikir tidak mungkin saya terima ba-nyak tip. Tanpa diduga, pada malam itu be-berapa pelanggan datang. Pada akhir jam kerja saya, ketika saya menghitung tip yang saya terima, jumlahnya 66 dolar.” Nancy ya-kin bahwa Yehuwa-lah yang dengan murah hati menyediakannya.—Mat. 6:33.

8Pemberian Yehuwa yang paling besar

disediakan bagi semua orang. Apa itu? Kor-ban tebusan Putra-Nya. Yesus mengatakan, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diper-anakkan, agar setiap orang yang memper-lihatkan iman akan dia tidak akan dibina-sakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yoh. 3:16) Dalam ayat itu, ”dunia” memaksudkan seluruh umat manusia. Ya, pemberian Yehuwa yang paling besar itu tersedia bagi semua yang mau menerima-nya. Setiap orang yang beriman kepada Ye-sus akan mendapat kehidupan abadi! (Yoh 10:10) Sesungguhnya, itu adalah bukti yang paling kuat bahwa Yehuwa murah hati.

8. Apa pemberian Yehuwa yang paling besar? Orang-orang Israel dianjurkan untuk meniru kemurahan hati Yehuwa

(14)

TIRULAH KEMURAHAN HATI YEHUWA

9Bagaimana kita bisa meniru

kemurah-an hati Yehuwa? Yehuwa ”memberikkemurah-an se-gala sesuatu dengan limpah kepada kita un-tuk kesenangan kita”; maka, kita hendaknya juga ’rela berbagi’ dengan orang lain agar mereka bahagia. (1 Tim. 6:17-19) Kita tentu senang memberikan hadiah kepada orang-orang yang kita kasihi dan membantu orang-orang yang berkekurangan.(Baca Ulangan 15:7.) Apa yang bisa mengingatkan kita agar mu-rah hati? Beberapa orang Kristen menggu-nakan cara praktis ini: Setiap kali mereka menerima hadiah, mereka akan berupaya memberikan hadiah juga kepada orang lain. Di sidang Kristen ada banyak saudara-sau-dari yang memupuk sifat murah hati.

10Salah satu cara terbaik untuk

bermu-rah hati adalah melalui kata-kata dan per-buatan kita. Bagaimana caranya? Dengan

9. Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa?

10. Apa salah satu cara terbaik untuk bermurah hati?

menggunakan waktu dan tenaga kita untuk membantu dan membina orang lain. (Gal. 6:10) Untuk mengetahui apakah kita su-dah melakukan hal itu, kita bisa merenung-kan, ’Apakah orang-orang melihat bahwa saya mau meluangkan waktu dan mende-ngarkan keluhan mereka? Kalau seseorang meminta bantuan saya untuk suatu tugas tertentu, apakah saya bersedia membantu-nya jika saya sanggup? Kapan terakhir kali saya memberikan pujian yang tulus kepada anggota keluarga atau rekan seiman?’ Jika kita ’mempraktekkan hal memberi’, pasti-lah kita akan semakin dekat dengan Ye-huwa dan sahabat-sahabat kita.—Luk. 6:38; Ams. 19:17.

11Kita juga bisa bermurah hati kepada

Yehuwa. ”Hormatilah Yehuwa dengan ba-rang-barangmu yang bernilai,” kata Alki-tab. (Ams. 3:9) ’Barang-barang yang ber-nilai’ itu antara lain adalah waktu, tenaga,

11. Dengan cara apa saja kita bisa bermurah hati kepada Yehuwa?

”Hormatilah Yehuwa dengan barang-barangmu yang bernilai.” —Ams. 3:9

(Lihat paragraf 11)

”Apa pun yang kamu lakukan, kerjakanlah dengan sepenuh jiwa.” —Kol. 3:23

(15)

dan sumber daya kita, yang dapat kita gu-nakan untuk melayani Dia. Anak kecil pun bisa belajar bermurah hati kepada Yehuwa. ”Kalau keluarga kami ingin menyumbang di Balai Kerajaan, kami menyuruh anak-anak kami memasukkan uangnya ke kotak sum-bangan,” kata seorang ayah bernama Jason. ”Mereka suka sekali melakukannya, karena mereka bilang, mereka ’memberikan sesua-tu unsesua-tuk Yehuwa’.” Anak-anak yang merasa-kan sukacita karena memberi untuk Yehu-wa ketika masih kecil kemungkinan besar akan terus bermurah hati kepada-Nya keti-ka mereketi-ka dewasa kelak.—Ams. 22:6.

YEHUWA BERSIKAP MASUK AKAL

12Sifat Yehuwa yang juga menyentuh

hati adalah sikap masuk akal. Apa artinya bersikap masuk akal? Dalam bahasa asli-nya, kata yang oleh Terjemahan Dunia Baru biasa diterjemahkan menjadi ”bersikap ma-suk akal” secara harfiah berarti ”mengalah”. (Tit. 3:1, 2) Orang yang bersikap masuk akal tidak akan berkeras agar hukum selalu dija-lankan dengan kaku, juga tidak akan bersi-kap terlalu ketat atau keras. Sebaliknya, ia berupaya untuk memperlakukan orang lain dengan lembut dan mempertimbangkan ke-adaan mereka. Dia bersedia mendengarkan orang lain, dan jika memungkinkan, akan memenuhi permohonan mereka dan me-nyesuaikan permintaannya.

13Bagaimana Yehuwa menunjukkan

si-kap masuk akal? Ia dengan baik hati mem-pertimbangkan perasaan hamba-hamba-Nya, dan Ia sering kali bersedia memenuhi permintaan mereka. Misalnya, perhatikan bagaimana Yehuwa memperlakukan Lot, pria yang adil-benar. Ketika Yehuwa memu-tuskan untuk membinasakan Sodom dan Gomora, Ia memberi Lot instruksi yang je-las untuk lari ke pegunungan. Namun, ka-rena satu dan lain hal, Lot memohon agar

12. Apa artinya bersikap masuk akal?

13, 14. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan

sikap masuk akal? (b) Dari cara Allah memperla-kukan Lot, apa yang bisa kita pelajari tentang si-kap masuk akal?

diperbolehkan lari ke lokasi lain. Coba ba-yangkan, Lot meminta Yehuwa mengubah instruksi-Nya!—Baca Kejadian 19:17-20.

14Orang bisa saja menganggap Lot lemah

atau tidak taat. Lagi pula, Yehuwa pasti bisa melindungi Lot di mana pun. Jadi, sebenar-nya Lot tidak perlu takut. Namun, Lot tetap takut, dan Yehuwa pun mengalah. Ia meng-izinkan Lot lari ke kota yang sebenarnya ingin Ia binasakan.(Baca Kejadian 19:21, 22.) Jelaslah, Yehuwa tidak keras atau kaku. Ia mau mengalah dan bersikap masuk akal.

15Perhatikan contoh lain tentang sikap

masuk akal Yehuwa yang nyata dari Hu-kum Musa. Jika seorang Israel begitu miskin sehingga tidak sanggup memberikan anak domba atau kambing sebagai korban, dia bisa memberikan dua ekor burung tekukur atau dua ekor burung dara. Tetapi, bagai-mana jika dua ekor burung dara pun tidak sanggup ia berikan? Yehuwa mengizinkan orang Israel yang miskin itu memberikan sedikit tepung. Tetapi, perhatikan perincian penting ini: Tepungnya tidak boleh tepung sembarangan; harus ”tepung halus”, yang biasa digunakan untuk menjamu tamu ter-hormat. (Kej. 18:6) Mengapa hal itu penting? —Baca Imamat 5:7, 11.

16Bayangkan kalau Saudara adalah

se-orang Israel yang sangat miskin. Ketika Saudara tiba di tabernakel dengan memba-wa sedikit tepung untuk dipersembah-kan, Saudara melihat orang-orang Israel lain yang lebih berada membawa ternak. Sau-dara mungkin merasa malu karena hanya membawa tepung yang kelihatannya tidak berarti. Tetapi, Saudara ingat bahwa di mata Yehuwa, persembahan Saudara itu berarti. Mengapa? Salah satu alasannya adalah ka-rena Yehuwa meminta tepung yang bermu-tu tinggi. Yehuwa seolah-olah mengatakan kepada orang Israel yang miskin, ’Aku tahu kamu tidak mampu memberikan sebanyak yang diberikan orang lain, tetapi Aku juga tahu bahwa yang kamu berikan kepada-Ku

15, 16. Bagaimana Hukum Musa

memperlihat-kan bahwa Yehuwa bersikap masuk akal? (Lihat gambar di awal artikel.)

(16)

adalah milikmu yang terbaik.’ Ya, Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal dengan mempertimbangkan keterbatasan dan ke-adaan hamba-hamba-Nya.—Mz. 103:14.

17Kita bisa merasa terhibur karena

me-ngetahui bahwa Yehuwa itu bersikap ma-suk akal dan mau menerima pelayanan kita yang sepenuh jiwa. (Kol. 3:23) Seorang sau-dari lansia sau-dari Italia bernama Constance mengatakan, ”Saya paling senang bercerita tentang Pencipta saya. Karena itulah saya te-rus mengabar dan memandu PAR. Kadang-kadang saya merasa sedih tidak bisa ber-buat lebih banyak karena kesehatan saya tidak mengizinkan. Tetapi, saya tahu bahwa Yehuwa memaklumi keterbatasan saya dan bahwa Dia mengasihi saya dan menghargai apa yang bisa saya lakukan.”

TIRULAH SIKAP MASUK AKAL YEHUWA

18Bagaimana kita bisa meniru sikap

ma-suk akal Yehuwa? Coba ingat lagi cara Ye-huwa memperlakukan Lot. YeYe-huwa adalah pihak yang berkuasa; namun, Dia dengan baik hati mendengarkan Lot mengungkap-kan perasaannya. Dan, Allah memenuhi permintaan Lot. Jika Saudara adalah orang tua, dapatkah Saudara meniru Yehuwa? Da-patkah Saudara mendengarkan permintaan anak Saudara, dan memenuhinya jika per-mintaan itu pantas? Mengenai hal ini, Mena-ra Pengawal 1 September 2007 menyebutkan bahwa orang tua mungkin bisa mengajak anak mereka ikut membahas peraturan di rumah. Misalnya, orang tua mungkin ingin membuat peraturan tentang jam pulang, dan mereka tentu saja berhak menentukan jam berapa anak mereka sudah harus ada di rumah. Meskipun demikian, orang tua Kristen bisa mendengarkan pendapat anak mereka tentang waktu yang ditentukan itu. Kadang-kadang, orang tua bisa menyesuai-kan waktu itu selama tidak ada prinsip Alki-tab yang dilanggar. Orang tua bisa jadi akan

17. Yehuwa bersedia menerima pelayanan yang seperti apa?

18. Apa salah satu cara yang bisa digunakan orang tua dalam meniru Yehuwa?

mendapati bahwa jika mereka mempertim-bangkan pendapat anak-anak dalam hal peraturan di rumah, anak-anak lebih mudah memahami dan menaati peraturan itu.

19Para penatua di sidang juga

berupa-ya keras meniru sikap masuk akal Yehu-wa dengan mempertimbangkan keadaan re-kan-rekan seiman mereka. Ingatlah bahwa persembahan orang Israel yang miskin pun Yehuwa hargai. Demikian pula, apa yang dapat dilakukan beberapa saudara-saudari dalam pelayanan bisa jadi sangat terbatas, mungkin karena problem kesehatan atau usia lanjut. Bagaimana jika saudara-saudari yang terkasih ini merasa kecil hati karena keterbatasan mereka? Para penatua dapat dengan baik hati meyakinkan mereka bah-wa Yehubah-wa mengasihi mereka karena mere-ka sudah memberimere-kan yang terbaik.—Mrk. 12:41-44.

20Tentu saja, kita tidak ingin

mengang-gap bahwa bersikap masuk akal sama de-ngan melakukan pelayanan ala kadarnya dengan tujuan ’berbaik hati terhadap diri sendiri’. (Mat. 16:22) Kita tentu tidak mau bersantai-santai lalu membenarkan diri de-ngan mengatakan bahwa kita bersikap ma-suk akal. Sebaliknya, kita semua per-lu ’mengerahkan diri sekuat tenaga’ dalam mendukung kepentingan Kerajaan. (Luk. 13:24) Ya, kita berupaya menerapkan ke-dua prinsip itu dengan seimbang. Di satu sisi, kita mengerahkan diri dan tidak mela-kukan pelayanan ala kadarnya. Di sisi lain, kita ingat bahwa Yehuwa tidak pernah me-minta sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Kita bisa yakin bahwa Yehuwa senang jika kita memberikan yang terbaik. Betapa bahagianya kita karena melayani Majikan yang bersikap masuk akal dan yang meng-hargai upaya kita! Di artikel berikutnya, kita akan membahas dua aspek lain dari kepribadian Yehuwa yang menyentuh hati. —Mz. 73:28.

19. Bagaimana para penatua bisa berupaya ke-ras meniru sikap masuk akal Yehuwa?

20. Apakah bersikap masuk akal berarti mela-kukan pelayanan ala kadarnya? Jelaskan.

(17)

MENURUT Saudara, seperti apa sahabat sejati itu? ”Buat saya, sahabat sejati adalah orang yang selalu siap memban-tu dan yang mengampuni kita jika kita berbuat salah,” kata seorang saudari bernama Ashley. Kita semua pasti meng-hargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni. Mereka membuat kita merasa aman dan disayangi.—Ams. 17:17.

2Yehuwa adalah Sahabat kita yang paling loyal dan

suka mengampuni. Sang pemazmur mengungkapkan hal itu dengan kata-kata, ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih [atau, ”kasih yang loyal”] berlimpah bagi semua orang yang ber-seru kepadamu.” (Mz. 86:5) Apa artinya loyal dan suka mengampuni? Bagaimana Yehuwa menunjukkan sifat-si-fat yang sangat bagus itu? Dan, bagaimana kita bisa me-niru teladan-Nya? Jawabannya akan membuat kita sema-kin mengasihi Sahabat terbaik kita, Yehuwa. Hal itu juga akan memperkuat persahabatan kita dengan saudara-sau-dari.—1 Yoh. 4:7, 8

YEHUWA ITU LOYAL

3Keloyalan adalah sifat yang menyejukkan hati, yang

mencakup pengabdian dan kesetiaan yang tak tergoyah-kan. Orang yang loyal tidak angin-anginan. Sebaliknya, ia akan dengan penuh kasih mengikatkan diri pada sese-orang (atau sesuatu), dan berpaut erat pada sese-orang (atau hal) tersebut sekalipun situasinya sulit. Ya, Yehuwa ada-lah ’Pribadi yang paling loyal’.—Pny. 16:5.

4Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? Ia

ti-dak pernah meninggalkan para penyembah-Nya yang se-tia. Salah satu penyembah-Nya, Raja Daud, meneguhkan hal tersebut.(Baca 2 Samuel 22:26.) Selama masa-masa

1, 2. (a) Mengapa kita menghargai sahabat yang loyal dan

suka mengampuni? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita ba-has?

3. Apa artinya bersikap loyal?

4, 5. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? (b)

Ba-gaimana kita bisa dikuatkan dengan merenungkan keloyalan Yehuwa?

H

ARGAI

K

ELOYALAN

DAN

P

ENGAMPUNAN

Y

EHUWA

”Engkau, oh, Yehuwa,

baik dan siap

mengam-puni; dan kebaikan hati

yang penuh kasih

berlimpah bagi semua

orang yang berseru

kepadamu.”

—MZ. 86:5.

DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN?

Dengan cara apa saja kita bisa meniru keloyalan Yehuwa?

Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni?

Mengapa Saudara ingin terus mempelajari dan meniru sifat-sifat Yehuwa?

(18)

sulit yang Daud hadapi, Yehuwa dengan lo-yal membimbing, melindungi, dan menyela-matkan Daud. (2 Sam. 22:1) Daud tahu bah-wa keloyalan Yehubah-wa tidak hanya di bibir saja. Mengapa Yehuwa loyal kepada Daud? Karena Daud sendiri adalah ”orang yang lo-yal”. Yehuwa menghargai keloyalan para pe-nyembah-Nya, dan Ia membalasnya dengan menunjukkan keloyalan kepada mereka. —Ams. 2:6-8.

5Kita bisa dikuatkan jika kita

merenung-kan keloyalan Yehuwa. ”Sewaktu memba-ca tentang memba-cara Yehuwa membantu Daud di saat-saat susah, saya merasa sangat dikuat-kan,” kata Reed, seorang saudara yang setia. ”Bahkan ketika Daud menjadi buron dan ke-luar-masuk gua, Yehuwa terus mendukung-nya. Menurut saya, hal itu sangat mem-besarkan hati! Saya jadi diingatkan bahwa tidak soal bagaimana keadaannya, dan tidak soal betapa parah situasinya, selama saya lo-yal kepada Yehuwa, Ia akan siap membantu saya.” Pastilah Saudara juga merasakan hal yang sama.—Rm. 8:38, 39.

6Dengan cara apa lagi Yehuwa

menun-jukkan keloyalan? Dengan selalu berpaut pada standar-Nya. Ia meyakinkan kita de-ngan mengatakan, ”Bahkan sampai usia tuamu aku tetap Pribadi yang sama.” (Yes. 46:4) Ia selalu membuat keputusan berda-sarkan standar-Nya tentang yang benar dan yang salah, dan standar-Nya itu tidak per-nah berubah. (Mal. 3:6) Selain itu, Ia se-lalu memenuhi janji-janji-Nya. (Yes. 55:11) Ya, keloyalan Yehuwa bermanfaat bagi se-mua penyembah-Nya yang setia. Mengapa demikian? Jika kita berupaya sebisa-bisanya untuk menaati hukum-hukum Yehuwa, kita bisa yakin bahwa Ia akan menepati janji-Nya untuk memberkati kita.—Yes. 48:17, 18.

TIRULAH KELOYALAN YEHUWA

7Bagaimana kita bisa meniru keloyalan

6. Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Apa manfaat hal itu bagi para pe-nyembah-Nya?

7. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Ye-huwa?

Yehuwa? Salah satu caranya adalah dengan melakukan sesuatu yang baik untuk orang yang sedang menghadapi kesukaran. (Ams. 3:27) Misalnya, apakah ada rekan seiman yang sedang kecil hati, mungkin kare-na problem kesehatan, tentangan keluarga, atau kelemahan pribadi? Cobalah berinisia-tif untuk memberikan ”kata-kata yang baik, kata-kata yang menghibur”. (Za. 1:13)1 De-ngan melakukannya, Saudara akan terbukti sebagai sahabat sejati yang loyal, yang ’le-bih karib daripada seorang saudara’.—Ams. 18:24.

8Kita juga bisa meniru keloyalan Yehuwa

dengan tetap setia pada orang yang kita sa-yangi. Misalnya, kalau kita sudah menikah, kita tahu bahwa kita harus setia pada teman hidup kita. (Ams. 5:15-18) Jadi, kita tidak akan melakukan apa pun yang bisa beru-jung pada perzinaan. (Mat. 5:28) Selain itu, kita menunjukkan keloyalan pada rekan se-iman dengan menjauhi gosip yang menya-kitkan atau fitnah; tidak menyebarkan atau bahkan mendengarkan omongan negatif se-macam itu.—Ams. 12:18.

9Yang terutama, kita ingin tetap loyal

ke-pada Yehuwa. Bagaimana caranya? Dengan berupaya memiliki cara pandang Yehuwa, yaitu dengan mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci, lalu ber-tindak sesuai dengan hal itu. (Baca

Maz-mur 97:10.) Semakin kita berupaya

menye-laraskan pikiran dan perasaan kita dengan pikiran dan perasaan Yehuwa, kita akan se-makin termotivasi untuk menaati perintah-perintah-Nya.—Mz. 119:104.

1 Saran-saran yang bagus tentang hal ini dapat di-lihat dalam artikel ”Sudahkah Saudara Menganjur-kan Seseorang Akhir-Akhir Ini?” di Menara Pengawal 15 Januari 1995 dan artikel ”Menggerakkan kepada Kasih dan Pekerjaan Baik—Bagaimana Caranya?” di Menara Pengawal 1 April 1995.

8. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehu-wa, misalnya dalam perkawinan?

9, 10. (a) Kepada siapa khususnya kita ingin

te-tap loyal? (b) Mengapa menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah?

(19)

10Memang, menaati perintah Yehuwa

ti-dak selalu mudah. Kita mungkin harus ber-juang agar tetap loyal. Sebagai contoh, bebe-rapa saudara-saudari lajang ingin menikah tetapi belum menemukan pasangan yang cocok di antara para penyembah Yehuwa. (1 Kor. 7:39) Seorang saudari lajang mung-kin selalu dijodoh-jodohkan oleh teman-te-man sekerjanya yang tidak seiteman-te-man. Bisa jadi, saudari itu sedang berjuang mengatasi rasa kesepian. Namun, ia berupaya keras untuk mempertahankan integritasnya kepa-da Yehuwa. Pastilah kita menghargai tela-dan keloyalan yang luar biasa semacam itu! Yehuwa pun pasti akan mengupahi semua orang yang tetap setia kepada-Nya sekali-pun menghadapi keadaan yang sulit.—Ibr. 11:6.

YEHUWA SUKA MENGAMPUNI

11Salah satu sifat Yehuwa yang paling

menyentuh hati adalah kerelaan-Nya untuk mengampuni. Apa artinya suka mengam-puni? Pada dasarnya, itu berarti memaafkan orang yang berbuat salah jika memang ada

11. Apa artinya suka mengampuni?

alasan untuk melakukannya. Hal itu tidak berarti bahwa orang yang suka mengampuni akan menyetujui perbuatan itu atau meng-anggapnya tidak pernah terjadi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyingkirkan keke-salan dari hatinya. Alkitab mengatakan bah-wa Yehubah-wa ”siap mengampuni” orang yang sungguh-sungguh bertobat.—Mz. 86:5.

12Seperti apa pengampunan Yehuwa itu?

Sewaktu Yehuwa mengampuni seseorang, Ia ”memberi ampun dengan limpah”; Ia meng-ampuni dengan sepenuhnya dan secara perma-nen. (Yes. 55:7) Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni dengan sepenuhnya? Coba perhatikan jaminan di Kisah 3:19.

(Baca.) Rasul Petrus mendesak para

pende-ngarnya untuk ’bertobat dan berbalik’. Per-tobatan yang sungguh-sungguh berarti se-orang pedosa menyesali perbuatannya. Dia juga akan bertekad untuk tidak mengulangi dosanya. (2 Kor. 7:10, 11) Selain itu, jika ia sungguh-sungguh bertobat, ia akan terge-rak untuk ’berbalik’, meninggalkan jalan-nya yang salah, dan menempuh haluan yang

12. (a) Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? (b) Apa artinya jika dosa seseorang ”dihapus”? ’Ada sahabat yang lebih karib

daripada seorang saudara.’ —Ams. 18:24

(Lihat paragraf 7)

’Dengan lapang hati ampunilah satu sama lain.’—Ef. 4:32

(20)

menyenangkan Yehuwa. Jika orang-orang yang mendengarkan Petrus menunjukkan pertobatan seperti itu, apa hasilnya? Petrus mengatakan bahwa dosa-dosa mereka akan ”dihapus”. Kata itu berasal dari bahasa Yu-nani yang artinya ”menyapu bersih”. Jadi, ketika Yehuwa mengampuni seseorang, Ia menghapus dosanya sampai bersih tanpa bekas. Ya, Ia mengampuni sepenuhnya. —Ibr. 10:22; 1 Yoh. 1:7.

13Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa

mengampuni secara permanen? Perhatikan nubuat Yeremia tentang perjanjian baru yang diadakan dengan orang Kristen ter-urap. Dengan adanya perjanjian itu, orang-orang yang beriman pada tebusan dapat diampuni sepenuhnya. (Baca Yeremia

31:34.) Yehuwa mengatakan, ”Aku akan

mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” Jadi, Yehu-wa meyakinkan kita bahYehu-wa setelah Ia meng-ampuni, Ia tidak akan mempersoalkan dosa itu lagi di kemudian hari. Ia tidak akan mengungkit-ungkit lagi dosa kita dengan maksud menghukum kita berulang kali. Sebaliknya, Yehuwa mengampuni dosa itu dan melupakannya, secara permanen. —Rm. 4:7, 8.

14Hati kita akan terhibur jika kita

me-renungkan pengampunan Yehuwa. Perha-tikan contoh berikut. Bertahun-tahun yang lalu, seorang saudari, kita sebut saja Elaine, dipecat. Beberapa tahun kemudian, dia di-terima kembali. Elaine mengakui, ”Meski-pun saya bilang pada diri sendiri dan orang-orang bahwa saya yakin Yehuwa sudah mengampuni saya, tetap saja saya merasa se-pertinya Yehuwa jauh dari saya atau orang lain lebih akrab dengan-Nya dan Ia lebih nyata bagi mereka.” Namun, Elaine mera-sa terhibur setelah membaca dan merenung-kan kata-kata dalam Alkitab yang meng-gambarkan pengampunan Yehuwa. ”Saya

13. Kata-kata ”dosa mereka tidak akan kuingat lagi” meyakinkan kita akan hal apa?

14. Bagaimana kita bisa terhibur dengan me-renungkan pengampunan Yehuwa? Berikan contoh.

jadi lebih merasakan kasih dan kelembutan Yehuwa terhadap saya dibandingkan yang sudah-sudah,” sambung Elaine. Dia khusus-nya merasa tersentuh oleh kata-kata ini, ”Se-waktu Yehuwa mengampuni dosa-dosa kita, kita tidak perlu takut kalau-kalau noda dosa-dosa itu akan terus melekat pada diri kita sepanjang sisa hidup kita.”1 Elaine me-ngatakan, ”Saya sadar bahwa saya tadinya ti-dak percaya Yehuwa bisa mengampuni saya sepenuhnya, dan saya pikir saya akan me-mikul beban ini seumur hidup. Memang bu-tuh waktu, tetapi sekarang saya sudah mulai merasa yakin bahwa saya bisa mendekat ke-pada Yehuwa, dan rasanya beban itu sudah diangkat dari pundak saya.” Betapa penga-sih dan pengampun Allah yang kita sembah itu!—Mz. 103:9.

TIRULAH YEHUWA DALAM MENGAMPUNI

15Kita bisa meniru Yehuwa dalam

meng-ampuni dengan memilih untuk memaaf-kan satu sama lain jika memang ada alas-an untuk itu.(Baca Lukas 17:3, 4.) Ingatlah bahwa kalau Yehuwa mengampuni, Ia me-lupakan dosa-dosa kita, dalam arti Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi di kemudi-an hari. Demikikemudi-an pula, kalau kita mengam-puni orang lain, kita hendaknya melupakan kesalahannya dan tidak mengungkit-ungkit-nya lagi di masa depan.

16Suka mengampuni bukan berarti

me-nyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan ti-dak adil. Bukan. Suka mengampuni berar-ti kita memutuskan untuk berhenberar-ti mera-sa kemera-sal. Dan yang lebih penting, agar kita diampuni Allah, kita harus meniru Yehuwa

1 Lihat paragraf 10 di pasal 26 buku Mendekatlah kepada Yehuwa.

15. Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni?

16. (a) Apakah suka mengampuni berarti kita menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil? Jelaskan. (b) Agar diampuni Allah, apa yang harus kita lakukan?

(21)

dalam mengampuni orang lain. (Mat. 6: 14, 15) Lagi pula, Yehuwa memaklumi keti-daksempurnaan kita karena Ia ingat bahwa ”kita ini debu”. (Mz. 103:14) Maka, tidakkah kita tergerak untuk memaklumi kekurang-an sesama kita dengkekurang-an mengampuni mere-ka dengan lapang hati?—Ef. 4:32; Kol. 3:13.

17Memang, mengampuni itu tidak selalu

mudah. Bahkan beberapa orang Kristen ter-urap di abad pertama pun merasa sulit me-nyelesaikan perselisihan mereka. (Flp. 4:2) Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya? Ingatlah kisah Ayub. Dia merasa sangat sa-kit hati ketika ”teman-temannya”, yaitu

Eli-17. Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya?

faz, Bildad, dan Zofar, melontarkan tuduh-an palsu terhadapnya. (Ayb. 10:1; 19:2) Pada akhirnya, Yehuwa memarahi para penu-duh itu. Allah memerintahkan mereka un-tuk mendatangi Ayub dan mempersembah-kan korban untuk dosa-dosa mereka. (Ayb. 42:7-9) Tetapi, Ayub juga diminta untuk me-lakukan sesuatu. Apa itu? Yehuwa meme-rintahkan Ayub untuk berdoa demi kepen-tingan orang-orang yang telah menuduhnya. Ayub memenuhi permintaan Yehuwa, dan Yehuwa pun memberkati dia karena rela mengampuni.(Baca Ayub 42:10, 12, 16, 17.) Apa pelajarannya? Jika kita mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita, kita akan lebih mudah menyingkirkan kekesal-an kita.

TERUSLAH HARGAI SEPENUHNYA SIFAT-SIFAT YEHUWA

18Kita tentu disegarkan setelah

memba-has berbagai aspek dari kepribadian Yehu-wa yang penuh kasih. Kita sudah belajar bahwa Yehuwa itu mudah didekati, tidak be-rat sebelah, murah hati, masuk akal, loyal, dan suka mengampuni. Memang, yang kita pelajari itu baru kulit luarnya saja. Kita pu-nya kesempatan untuk belajar lebih bapu-nyak tentang Yehuwa selama-lamanya. (Pkh. 3:11) Kita tentu setuju dengan kata-kata rasul Paulus ini, ”Oh, dalamnya kekayaan, hik-mat, dan pengetahuan Allah”—juga kasih-Nya dan keenam sifat-kasih-Nya yang sudah kita bahas.—Rm. 11:33.

19Semoga kita semua terus

memperbe-sar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehu-wa yang menyentuh hati. Kita bisa melaku-kannya dengan mempelajari, merenungkan, dan meniru sifat-sifat-Nya itu. (Ef. 5:1) De-ngan melakukannya, perasaan kita tentu akan semakin mirip dengan apa yang di-nyanyikan oleh sang pemazmur, ”Mengenai aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.”—Mz. 73:28.

18, 19. Bagaimana kita bisa terus memperbesar

penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati?

Berdoalah dengan tulus memohonkan pengampunan

(22)

ˇ Bukti-bukti menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah putra-putra rohani Allah. Apa saja buktinya?

Kejadian 6:2 menyatakan, ”Putra-putra dari Allah yang benar mulai memperhatikan bahwa anak-anak perempuan manusia itu elok parasnya; lalu mereka mengambil istri-istri, yaitu semua yang mereka pilih.” Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata-kata ”putra-putra dari Allah yang benar” dan ”putra-putra dari Allah” di-sebutkan di Kejadian 6:2, 4; Ayub 1:6; 2:1; 38:7; dan Mazmur 89:6. Berdasarkan ayat-ayat itu, apa yang bisa kita simpulkan tentang ”putra-putra dari Allah”?

”Putra-putra dari Allah yang benar” yang disebut-kan di Ayub 1:6 dengan jelas memaksuddisebut-kan makh-luk-makhluk roh yang berkumpul di hadapan Allah. Di antara mereka ada Setan, yang baru saja ”menjelajahi bumi”. (Ayb. 1:7; 2:1, 2) Demikian pula, di Ayub 38:4-7, kita membaca bahwa ”semua putra Allah mulai berso-rak menyatakan pujian” ketika Allah ’meletakkan batu penjuru’ bumi. Mereka pasti adalah para malaikat,

ka-rena pada waktu itu manusia belum diciptakan. ”Put-ra-putra Allah” yang disebutkan di Mazmur 89:6 juga pasti memaksudkan makhluk-makhluk yang berada di surga bersama Allah; mereka bukan manusia.

Maka, siapakah ”putra-putra dari Allah yang benar” yang disebutkan di Kejadian 6:2, 4? Selaras dengan fakta-fakta yang berdasarkan Alkitab di atas, tentu ma-suk akal jika kita menyimpulkan bahwa catatan itu adalah tentang putra-putra rohani Allah yang turun ke bumi.

Ada yang sulit menerima bahwa malaikat bisa me-miliki keinginan untuk melakukan hubungan seks. Kata-kata Yesus yang dicatat di Matius 22:30 menun-jukkan bahwa di surga tidak ada yang menikah dan mengadakan hubungan seks. Namun, kadang-kadang ada malaikat yang menjelma menjadi manusia, bah-kan mabah-kan dan minum bersama orang-orang. (Kej. 18: 1-8; 19:1-3) Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa keti-ka menjelma menjadi manusia, mereketi-ka bisa melaku-kan hubungan seks dengan wanita.

Berdasarkan Alkitab, kita yakin bahwa para malai-kat memang melakukan hal itu. Di Yudas 6, 7, dosa pria-pria di Sodom, yang memuaskan keinginan da-ging secara tidak alami, disamakan dengan dosa ”ma-laikat-malaikat yang tidak mempertahankan kedu-dukan mereka yang semula tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka sendiri yang cocok”. Kesa-maannya adalah bahwa baik para malaikat itu mau-pun orang-orang Sodom ”melakukan percabulan seca-ra berlebihan dan mengejar daging untuk digunakan berlawanan dengan kebiasaan yang alami”. Demiki-an pula, 1 Petrus 3:19, 20 menyebutkDemiki-an tentDemiki-ang para malaikat yang berlaku tidak taat pada ”zaman Nuh”. (2 Ptr. 2:4, 5) Jadi, ketidaktaatan para malaikat pada za-man Nuh dapat disamakan dengan dosa Sodom dan Gomora.

Kesimpulan tersebut juga masuk akal jika kita me-mahami bahwa ”putra-putra dari Allah yang benar” yang disebutkan di Kejadian 6:2, 4 adalah malaikat yang menjelma menjadi manusia dan melakukan per-buatan amoral dengan wanita.

PERTANYAAN PEMBACA

Siapakah ”putra-putra dari Allah yang benar” yang hidup

sebelum Air Bah, seperti yang disebutkan di Kejadian 6:2, 4?

(23)

ˇ Rasul Petrus menunjukkan bahwa mereka ini adalah roh-roh yang ”dahulu tidak taat ketika Allah menunggu dengan sabar pada zaman Nuh”. (1 Ptr. 3:20) Jelaslah, Petrus memaksudkan makhluk-makhluk roh yang memilih untuk ikut memberontak bersama Setan. Yudas menyebutkan tentang malaikat-malaikat yang ”tidak mempertahankan kedudukan mereka yang semu-la tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka sendiri yang co-cok”. Ia mengatakan bahwa Allah ’menahan mereka dengan be-lenggu kekal dalam kegelapan yang pekat untuk dihakimi pada hari besar itu’.—Yud. 6.

Dalam hal apa makhluk-makhluk roh ini tidak taat pada za-man Nuh? Sebelum Air Bah, roh-roh yang fasik ini menjelma menjadi manusia padahal Allah tidak memerintahkan hal itu. (Kej. 6:2, 4) Dan, para malaikat tersebut berhubungan seks de-ngan para wanita, sesuatu yang tidak alami. Allah tidak mencip-takan makhluk roh untuk berhubungan seks dengan wanita. (Kej. 5:2) Para malaikat yang fasik dan tidak taat itu akan dibi-nasakan pada waktu yang telah Allah tetapkan. Namun saat ini, seperti yang dikatakan Yudas, mereka berada dalam ”kegelap-an y”kegelap-ang pekat”, secara roh”kegelap-ani mereka seolah-olah dalam pen-jara.

Kapan dan bagaimana Yesus memberitakan kepada ”roh-roh dalam penjara” ini? Dalam tulisannya, Petrus mengatakan bah-wa ini terjadi setelah Yesus ”dihidupkan sebagai roh”. (1 Ptr. 3:18, 19) Sewaktu mengatakan bahwa Yesus ”memberitakan”, Petrus menggunakan kata kerja bentuk lampau yang menun-jukkan bahwa itu telah terjadi sebelum Petrus menulis suratnya yang pertama. Jadi tampaknya, tidak lama setelah kebangkit-annya, Yesus mengumumkan kepada roh-roh fasik itu hukum-an yhukum-ang selayaknya mereka terima kelak. Ini bukhukum-anlah berita harapan bagi mereka. Ini adalah berita penghukuman. (Yun. 1:1, 2) Yesus berhak menyatakan berita penghukuman itu kare-na ia telah terbukti beriman dan loyal sampai mati, lalu dibang-kitkan, dan dengan demikian membuktikan bahwa Iblis tidak berkuasa atasnya.—Yoh. 14:30; 16:8-11.

Di masa depan, Yesus akan mengikat dan mencampakkan Setan beserta malaikat-malaikat itu ke jurang yang tidak terdu-ga dalamnya. (Luk. 8:30, 31; Pny. 20:1-3) Sebelum saat itu tiba, roh-roh yang tidak taat itu berada dalam kegelapan rohani yang pekat, dan mereka pasti akan dibinasakan.—Pny. 20:7-10.

Alkitab mengatakan bahwa Yesus ”memberitakan kepada

roh-roh dalam penjara”. (1 Ptr. 3:19) Apa maksudnya?

(24)

”MENGENAI aku, baiklah bagiku untuk datang men-dekat kepada Allah. Kepada Tuan Yang Berdaulat Ye-huwa kutaruh perlindunganku.” (Mz. 73:28) Melalui kata-kata ini, sang pemazmur menunjukkan bahwa ia percaya kepada Allah. Mengapa ia sampai mengucap-kan kata-kata itu? Setelah mengamati kedamaian yang dinikmati orang fasik, sang pemazmur sempat merasa gundah. Ia meratap, ”Sia-sialah aku membersihkan ha-tiku dan mencuci tanganku tanda tidak bersalah.” (Mz. 73:2, 3, 13, 21) Namun, ketika ia masuk ke ”tempat suci Allah yang agung”, suasana di tempat itu membantunya untuk menyesuaikan pikirannya dan mempertahankan keakrabannya dengan Allah. (Mz. 73:16-18) Pria yang takut akan Allah ini menarik suatu pelajaran penting dari pengalamannya itu: Berada di antara umat Allah, mau menerima nasihat, dan mau menerapkannya ada-lah hal-hal yang mutlak perlu untuk bisa akrab dengan Yehuwa.—Mz. 73:24.

2Kita pun ingin memiliki hubungan yang akrab

de-ngan Allah yang benar. Untuk itu, rela menerima nasi-hat atau disiplin-Nya sangatlah penting! Hal itu akan membentuk kita menjadi orang-orang yang diperkenan oleh-Nya. Di masa lalu, Allah dengan berbelas kasih-an memberikkasih-an kesempatkasih-an kepada orkasih-ang-orkasih-ang dkasih-an bangsa-bangsa untuk menerima disiplin-Nya. Catatan tentang tanggapan mereka dilestarikan dalam Alkitab ”untuk mengajar kita” dan ”untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu akhir sistem-sistem ini tiba”. (Rm. 15:4; 1 Kor. 10:11) Dengan memeriksa catat-an ini, kita akcatat-an memahami kepribadicatat-an Yehuwa dcatat-an mengetahui bagaimana kita bisa mendapat manfaat se-waktu Ia membentuk kita.

1, 2. (a) Hal apa saja yang mutlak perlu untuk bisa memiliki

hubungan baik dengan Yehuwa? (b) Apa manfaatnya memerik-sa catatan Alkitab tentang tanggapan orang-orang atas disiplin dari Allah?

B

IARLAH

D

ISIPLIN

Y

EHUWA

M

EMBENTUK

S

AUDARA

”Dengan nasihatmu

engkau akan menuntun

aku, kemudian engkau

akan membawa aku

menuju kemuliaan.”

—MZ. 73:24.

APA JAWABAN SAUDARA?

Apa yang menunjukkan bahwa Tukang Tembikar Agung tidak sewenang-wenang ataupun berat sebelah sewaktu memberikan disiplin?

Mengapa kita senang karena Tukang Tembikar Agung kita dapat ”merasa menyesal”?

Bagaimana hendaknya kita menanggapi nasihat atau disiplin dari Yehuwa?

(25)

CARA SANG TUKANG TEMBIKAR MENGGUNAKAN WEWENANGNYA

3Sewaktu menggambarkan wewenang

Yehuwa atas orang-orang dan bangsa-bang-sa, Yesaya 64:8 mengatakan, ”Oh, Yehuwa, engkaulah Bapak kami. Kami adalah tanah liat, dan engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tangan-mu.” Seorang tukang tembikar bisa menen-tukan bejana apa yang ingin ia buat. Tanah liat tidak bisa memilih akan dibuat menja-di bejana apa. Demikian pula halnya dengan hubungan antara manusia dan Allah. Manu-sia tidak berhak untuk memprotes apa yang Allah lakukan atas dirinya, sama seperti ta-nah liat di tangan tukang tembikar.—Baca

Ye-remia 18:1-6.

4Yehuwa membentuk bangsa Israel

za-man dahulu seperti halnya seorang tukang tembikar membentuk tanah liat. Tetapi ada perbedaan yang nyata di antara kedua-nya. Tukang tembikar akan membuat beja-na apa pun sesuai dengan yang ia inginkan dari segumpal tanah liat. Bagaimana de-ngan Yehuwa? Apakah Yehuwa membentuk orang-orang atau bangsa-bangsa dengan se-wenang-wenang, ada yang menjadi baik dan ada yang menjadi buruk? Menurut Alkitab, tidak demikian. Yehuwa memberi manusia karunia yang sangat berharga, yaitu kebe-basan untuk memilih. Ia tidak mengguna-kan wewenang-Nya untuk memaksa orang menaati Dia. Manusia harus memilih apakah mereka rela dibentuk oleh Pencipta mereka, Yehuwa, atau tidak.—Baca Yeremia 18:7-10.

5Bagaimana jika manusia berkeras tidak

mau dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung? Bagaimana Ia akan menjalankan wewenang-Nya? Pikirkan apa yang akan terjadi atas ta-nah liat yang sulit dibentuk menjadi

beja-3. Bagaimana wewenang Yehuwa atas orang-orang digambarkan di Yesaya 64:8 dan Yeremia 18:1-6? (Lihat gambar di awal artikel.)

4. Apakah Allah membentuk orang-orang atau bangsa-bangsa dengan sewenang-wenang? Jelas-kan.

5. Sewaktu manusia tidak mau dibentuk oleh Yehuwa, apa yang Ia lakukan?

na yang diinginkan. Tukang tembikar bisa memilih untuk membuatnya menjadi beja-na lain atau membuangnya! Kalau tabeja-nah liat sampai tidak bisa dipakai lagi, biasanya itu akibat kesalahan si tukang tembikar. Tetapi, tidak demikian halnya dengan Tukang Tem-bikar yang membentuk kita. (Ul. 32:4) Se-waktu seseorang tidak mau dibentuk oleh Yehuwa, orang itulah yang salah. Yehuwa menyesuaikan cara Ia berurusan dengan ma-nusia sesuai dengan tanggapan mereka se-waktu dibentuk oleh-Nya. Orang-orang yang mau menanggapi dengan positif akan diben-tuk menjadi sesuatu yang baik. Misalnya, orang-orang Kristen terurap adalah ”bejana-bejana belas kasihan” yang dibentuk men-jadi ”bejana untuk tujuan yang terhormat”. Sebaliknya, orang-orang yang berkeras tidak mau menaati Allah akhirnya menjadi ”be-jana-bejana kemurkaan yang memang patut untuk dibinasakan”.—Rm. 9:19-23.

6Salah satu cara Yehuwa membentuk

orang-orang adalah melalui nasihat atau di-siplin. Kita bisa melihat cara Ia menjalankan wewenang atas orang-orang yang Ia bentuk dengan memerhatikan pengalaman dua raja Israel yang pertama, yaitu Saul dan Daud. Sewaktu Raja Daud berzina dengan Bat-sye-ba, tindakannya itu berdampak buruk atas dirinya dan orang lain. Sekalipun Daud ada-lah raja, Yehuwa tidak menahan diri dari memberinya disiplin yang tegas. Allah meng-utus nabi Natan untuk menyampaikan pesan yang keras kepada Daud. (2 Sam. 12:1-12) Ba-gaimana tanggapan Daud? Ia sangat menye-sal dan bertobat. Daud pun menerima belas kasihan Allah.—Baca 2 Samuel 12:13.

7Di sisi lain, Raja Saul tidak menanggapi

nasihat yang diterimanya. Melalui nabi Sa-muel, Yehuwa telah memberikan perintah kepada Saul: Semua orang Amalek beser-ta ternak mereka harus dibinasakan. Saul ti-dak menaati perintah Allah ini. Ia mengecua-likan Agag, raja Amalek, dan ternak-ternak terbaik. Mengapa? Salah satu alasannya ada-lah untuk mencari nama bagi dirinya sendiri.

6, 7. Bagaimana Raja Daud dan Raja Saul

(26)

(1 Sam. 15:1-3, 7-9, 12) Sewaktu dinasihati, Saul seharusnya melembutkan hatinya dan mau dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung. Tetapi, Saul tidak mau dibentuk. Ia membe-narkan tindakannya. Ia bernalar bahwa apa yang ia lakukan tidak salah karena ternak itu bisa digunakan sebagai korban. Ia juga remehkan nasihat Samuel. Yehuwa pun me-nolak Saul sebagai raja, dan hubungan baik Saul dengan Allah yang benar tidak pernah pulih lagi.—Baca 1 Samuel 15:13-15, 20-23.

ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH

8Selain kepada orang-orang, Yehuwa

juga memberikan kesempatan kepada bang-sa-bangsa untuk mau dibentuk oleh-Nya. Pada tahun 1513 SM, bangsa Israel yang di-bebaskan dari perbudakan di Mesir

meng-8. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari cara bangsa Israel menanggapi sewaktu dibentuk oleh Yehuwa?

adakan perjanjian dengan Yehuwa. Israel menjadi bangsa pilihan-Nya dan menda-pat hak istimewa untuk dibentuk oleh-Nya. Mereka seolah-olah berada di atas roda pu-tar Tukang Tembikar Agung. Namun, me-reka terus melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, dan bahkan menyembah para dewa dari bangsa-bangsa di sekitar mere-ka. Berulang kali, Yehuwa mengutus para nabi untuk menyadarkan mereka, tetapi Israel tetap tidak mau mendengarkan. (Yer. 35:12-15) Karena keras kepala, Israel ha-rus didisiplin dengan keras. Bagaikan beja-na yang layak dibibeja-nasakan, kerajaan sepu-luh suku di utara ditaklukkan oleh bangsa Asiria, dan kerajaan dua suku di selatan juga mengalami hal yang sama di tangan bang-sa Babilonia. Benar-benar pelajaran yang bang- sa-ngat penting bagi kita! Kita akan mendapat manfaat hanya jika kita rela dibentuk oleh Yehuwa. Saul meremehkan dan menolak nasihat. Ia tidak mau dibentuk! (Lihat paragraf 7)

Daud sangat menyesal dan mau menerima nasihat. Ia rela dibentuk oleh Allah. Bagaimana dengan Saudara?

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah memprediksi pertumbuhan penumpang 5 tahun kedepan berdasarkan pertumbuhan penduduk yang berpengaruh terhadap

2. Gambarkan tanda dan geala yang biaa m4n64l pada penyakit, dengan 6ara yang tepat.. Berikan penilaian tentang tingkat pengeta14an paien tentang  proe penyakit

Dari hasil perhitungan fracture mechanics, analisa perilaku kepecahan dengan menghitung perambatan retak yang terjadi pada struktur scantling support

Berdasarkan Permenhut No.44 Tahun 2012 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan, tanda batas kawasan hutan di lapangan yang rusak dan/atau hilang dapat diusulkan oleh

Di sisi lain, kebutuhan masyarakat untuk memperoleh tambahan penghasilan semakin mendesak sehingga perlu meningkatkan nilai tambah (value added) terhadap produk

Pada penelitian ini bulan laktasi tidak berpengaruh terhadap kadar bahan kering tanpa lemak susu hal tersebut terjadi karena pengaruh yang diberikan oleh adanya

Berikut adalah mekanisme atau cara kerja dari alat rotary sample devider1 "ara kerja dari alat ini yaitu menggunakan prinsip getaran yang berasal dari tenaga elektrik

Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai