• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN METODE PENELITIAN PERTEMUAN 4

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Merancang waktu dan tempat penelitian.

2. Menentukan metode penelitian yang tepat sesuai dengan fokus

penelitian.

3. Menentukan populasi dan sampel penelitian dengan menggunakan

teknik sampling.

4. Merumuskan variabel penelitian dan defnisi operasional. 5. Menggunakan instrumen sebagai dasar pengumpulan data.

6. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis

(3)

MERANCANG BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Metode Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

(4)

CONTOH BAB III

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di wilayah Majelis Pendidikan Katolik

Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ). Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan berlangsung selama 4

(empat) bulan, terhitung mulai instrumen penelitian disetujui untuk uji coba pada akhir bulan September 2010. Adapun jadwal peneitian adalah sebagai

(5)

CONTOH BAB III

A. Waktu dan Tempat Penelitian (lanjutan)

(6)

CONTOH BAB III

B. Metode penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan korelasional. Penelitian survei ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan kedudukan sesaat variabel (status quo variable) berdasarkan data yang ada saat itu (status quo data) dan hubungan-hubungan antara variabel-variabel yang diteliti kemudian dapat ditentukan dan ditarik kesimpulan.

(7)

CONTOH BAB III

B. Metode penelitian (lanjutan)

Hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas ditunjukkan dalam bentuk konstelasi keterkaitan antar variabel sebagai berikut :

Gambar 3-1 Model Konstelasi Keterkaitan antar variabel. X 1

X 2

X 3

Y

Keterangan :

X 1 = Gaya Kepemimpinan

X 2 = Kecerdasan Emosional

X 3 = Pengambilan Keputusan Rasional

(8)

CONTOH BAB III

C. Populasi dan Sampel Penelitian

A.

1. Unit Analisis

Berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini, maka yang menjadi unit analisis adalah kepala sekolah.

2. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah 80 kepala sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di wilayah Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ).

3. Sampel

Ukuran dalam pengambilan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah didasarkan pada Rumus Slovin:

Di mana :

n = number of samples (jumlah sampel)]

N = Total Population (jumlah seluruh anggota populasi)

(9)

CONTOH BAB III

Maka dengan populasi terjangkau sebesar 80 dan menggunakan taraf kesalahan 5 % maka dengan menggunakan rumus Slovin akan diperoleh sampel sejumlah 67,

dengan perhitungan sebagai berikut: n = 80 / (1 + 80 x 0,05 x 0,05)

n = 80 / ( 1 + 0,2) n = 80 / 1,2

n = 66,67 = 67

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Simple

Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak karena anggota populasi homogen. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara undian, di mana populasi sebelumnya diberi nomor urut 1 sampai dengan nomor 80. sesuai dengan jumlah populasi, lalu diundi hingga keluarnya nomor sampai

(10)

CONTOH BAB III

D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional

Sesuai dengan variabel-variabel yang ada di dalam

penelitian ini, maka penentuan responden yang menilai adalah sebagai berikut:

a.Gaya kepemimpinan dengan responden guru, di mana setiap tiga orang guru menilai satu orang kepala sekolah.

b.Kecerdasan emosional, dengan responden kepala sekolah.

c.Pengambilan keputusan Rasional, dengan responden kepala sekolah.

(11)

CONTOH BAB III

D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional (lanjutan)

Adapun defnisi konseptual dan defnisi operasional dari keempat variabel yang digunakan dalam

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1.Variabel Akuntabilitas (Y)

a. Defnisi Konseptual.

Akuntabilitas adalah: pertanggungjawaban manajer atas

(12)

CONTOH BAB III

D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional

b.Defnisi Operasional.

(13)

CONTOH BAB III

E. Teknik Pengumpulan Data & Instrumen

(14)

CONTOH BAB III

Angket yang digunakan sebagai instrumen

penelitian pada variabel gaya kepemimpinan (X1), disusun dengan menggunakan skala lima opsi,

yaitu: Selalu (SL) = 5, Sering (SR) = 4, Jarang (JRG) = 3, SKL (Sekali-kali) = 2, dan Tidak Pernah (TP) = 1. Sedangkan untuk variabel kecerdasan emosional (X2), pengambilan keputusan rasional (X3) dan

akuntabilitas (Y) digunakan angket dengan

menggunakan Skala Likert, yaitu : Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak

(15)

CONTOH BAB III

(16)

CONTOH BAB III

a. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen Akuntabilitas dapat diuraikan pada tabel

berikut ini :

Tabel 3-4.

Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas

N O

INDIKATOR NOMOR BUTIR Jml

1. Menetapkan tujuan secara tepat, 1,2,3,4 4

2. Mengalokasikan sumber daya secara efisien

4. Mengontrol pekerjaan bawahan, 16,17,18,19 ,20, 5

5. Melakukan tindakan korektif atas

pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan standar

21,22,23,24,25 5

6. Meminta pelaporan kerja dari bawahan 26,27,28,29,30 5 7. Mempertanggungjawabkan hasil

sesuai standar kepada manajer superior.

31,32,33,34,35 5

(17)

CONTOH BAB III

d. Uji Coba Instrumen.

(18)

CONTOH BAB III

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan

validitas dan reliabilitas instrumen.

(1) Pengujian Validitas Instrumen

Sebelum instrumen variabel Akuntabilitas digunakan untuk

bahan penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas. Yang

diukur dengan validitas internal consistency menggunakan

rumus Pearson Product Moment1:

n. ∑ XY– (∑X) (∑Y)

(19)

CONTOH BAB III

Hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara koefsien korelasi (skor rbutir atau r hitung) dan nilai kritis (skor rtabel) pada taraf signifkan α = 0,05, dengan kriteria kesahihan butir sebagai berikut :

• Jika rhitung > skor rtabel, maka butir sudah valid (sahih) dan dipakai untuk penelitian sebenarnya.

(20)

CONTOH BAB III

(21)

CONTOH BAB III

.

Tabel 3-5

Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas Hasil Uji Coba

(22)

CONTOH BAB III

. (1) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan penilaian instrumen apakah

reliabel/ajeg/andal/memiliki tingkat kepercayaan atau tidak.

Instrumen disebut reliabel apabila besarannya mendekati 1.

Adapun langkah-langkah perhitungan reliabilitas sebagai

(23)

CONTOH BAB III

.

a. Menghitung varians tiap butir, dengan rumus :

∑ X2 – (∑X)2

n Si 2 =

n

b. Menghitung varians total, dengan rumus :

∑ Y2 – (∑Y)2

n St 2 =

(24)

CONTOH BAB III

. a. Menghitung reliabilitas (Alpha Cronbach), dengan rumus :1

di mana :

k = mean kuadrat antar subyek. ∑ Si 2 = mean kuadrat kesalahan

S t 2 = varians total

1 Sugiyono, Op.Cit, P. 365.

k ∑ S i 2

r i = 1 -

(25)

CONTOH BAB III

(26)

CONTOH BAB III

F. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistika deskriptif yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: akuntabilitas (Y), gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional (X2), dan pengambilan keputusan rasional (X3), Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisa data pada penelitian ini adalah :

(27)

.

1.

2. Melakukan uji persyaratan analisis dengan Uji Normalitas Data Galat Taksiran dan uji Homogenitas.

a. Menentukan garis persamaan regresi.

Sebelum melakukan uji normalitas dan homogenitas, maka terlebih

dahulu dilakukan menghitung/menentukan garis persamaan

regresi, dengan menggunakan rumus :

dan rumus untuk mencari nilai dari :

(28)

CONTOH BAB III

.

 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 ; 1

Dengan:

∑X1Y = b1 ∑X12 + b2 ∑X1∑X2 + b3 ∑X1∑X3

∑X2Y = b1 ∑X1 ∑X2 + b2 ∑X22 + b3 ∑X2∑X3

∑X3Y = b1 ∑X1 ∑X2 + b2 ∑X2 ∑X3 + b3 ∑X32

(29)

CONTOH BAB III

b. Melakukan uji normalitas data.

(30)

CONTOH BAB III

Uji normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (statistik L) pada α = 0,05. Hipotesis statistik pengujian normalitas data adalah:

H0 : e berdistribusi normal Kriteria pengujian:

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L untuk Uji Liliefors dengan taraf α = 0,05., maka: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar, atau dengan lain :

H0 = diterima jika Lhitung < Ltabel, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

(31)

Adapun prosedur pengujian normalitas dengan Uji Liliefors dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Lakukan pengamatan terhadap x1, x2, ....xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ...zn, dengan menggunakan rumus zi = xi – x dan

s

(x dan s) masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel.

• Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z ≤ zi ).

• Selanjutnya hitung proporsi z1, z2, ....zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka

S (zi) = banyaknya zi, z2, ..., zn yang ≤ zi n

• Hitung selisih F (zi) – S (zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

(32)

CONTOH BAB III

.

c. Melakukan uji persyaratan analisis dengan Uji Homogenitas

Salah satu persyaratan dalam melakukan analisa regresi

adalah adanya normalitas residu dari setiap variabel. Untuk pengujian

homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Barlet.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho: Pasangan variabel memiliki varians yang homogen.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:1

Ho : ditolak jika 2 ≥ 2 (1 – α ) ( k – 1), di mana

2 (1 – α ) ( k – 1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan

peluang ((1 – α ) dan dk = ( k – 1)

(33)

CONTOH BAB III

Adapun prosedur perhitungan dengan menggunakan uji Bartlett adalah sebagai berikut:

• Menentukan varians gabungan dari semua

sampel:

S2 = { ∑ (ni – 1) si2 / ∑ (ni – 1) }

• Menentukan harga satuan B :

B = ( log s2 ) ∑ (ni – 1)

• Menggunakan statistik chi kuadrat :

(34)

CONTOH BAB III

• Hipotesis statistik :

H1 = regresi berarti (signifkan)

H0 = regresi tidak berarti (tidak signifkan)

• Kriteria pengujian keberartian regresi adalah: H1 diterima, jika Fhitung > Ftabel

Ho ditolak, jika Fhitung < Ftabel.

(35)

.

a. Melakukan Pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji

Koefisien Korelasi Sederhana, Korelasi Ganda dan Uji

Keberartian (Signifikansi) Koefisien Korelasi.

 Uji Koefisien Korelasi dan Uji Keberartian hipotesis pertama:

variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan variabel

akuntabilitas (Y).

Uji Koefisien Korelasi Hipotesis pertama adalah menghitung

seberapa besar hubungan dependen variabel/variabel

terikat (akuntabilitas) dengan variabel independen/variabel

bebas (gaya kepemimpinan) dengan menggunakan rumus

perhitungan korelasi product moment sebagai berikut:1

n ∑ xi yi – (∑xi) (∑yi)

r X1Y =

n ∑ xi 2 - (∑ xi ) 2 n ∑ yi 2 - (∑ yi ) 2

(36)

CONTOH BAB III

Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi adalah

(37)

CONTOH BAB III

.

 Menghitung Koefisien Determinasi, yaitu suatu koefisien

yang menunjukkan besar kecilnya sumbangan variabel X

terhadap Y, yang dinyatakan dalam angka persentase,

dengan rumus koefisien determinasi adalah:1

KP = r2 x 100%

Di mana :

KP = Nilai Koefisien Determinan

r = Nilai Koefisien Korelasi

(38)

CONTOH BAB III

.  Melakukan uji keberartian (signifikansi) koefisien korelasi

dengan uji t.1

Rumus :

r √ n - 2

t = √ 1 - r2

Hipotesis statistik :

H0 = tidak signifikan

H1 = signifikan.

Kriteria pengujian:

H1 diterima jika thitung > ttabel

Ho diterima jika thitung < ttabel

(39)

CONTOH BAB III

Pengujian keberartian (signifkansi) dilakukan pada taraf signifkan 0,05 dan dengan derajat kebebasan (dk) = n = 2. Apabila H1 diterima maka koefsien korelasi signifkan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X dan Y terdapat hubungan yang positif, tetapi jika H0 diterima maka tidak terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan Y.

(40)

CONTOH BAB III

G. Hipotesis Statistik

Untuk pengujian statistik maka dirumuskan hipotesis statistik sbagai berikut :

1. H0 : ρy1 ≤ 0 H1 : ρy1 > 0 Keterangan :

H0 : Gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.

(41)

CONTOH BAB III

2. H0 : ρy2 ≤ 0 H1 : ρy2 > 0

Keterangan :

H0 : Kecerdasan emosional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.

(42)

CONTOH BAB III

3. H0 : ρy3 ≤ 0 H1 : ρy3 > 0

Keterangan :

H0 : Pengambilan keputusan rasional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.

(43)

CONTOH BAB III

4. H0 : ρy.123 ≤ 0

H1 : ρy.123 > 0 Keterangan :

H0 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.

H1 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.

Di mana :

H0 : Hipotesis nol.

H1 : Hipotesis alternatif

(44)

SELESAI

Gambar

Gambar 3-1 Model Konstelasi Keterkaitan antar variabel.
Tabel 3-4.
Tabel 3-5 Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas Hasil Uji Coba

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang dilakukan oleh PSRG un- tuk menghadapi zaman baru adalah de- ngan cara: Unsur penting dalam pertun- jukan, yaitu bentuk pertunjukan, pemain, dan penonton menjadi acuan

Dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku kurang baik lebih banyak terdapat pada kepala keluarga dengan sikap yang tidak mendukung terhadap buang air besar

Gerakan tiap motor servo pada lengan robot akan dikontrol oleh gabungan antara kontrol RMAC dan PID sehingga lengan bergerak sesuai sudut yang diberikan oleh hasil

When designing a custom battery, design engineers need to understand cell technology for an application based on what is the best technical fit, which, in some cases, can have

Namun klaim ini tentu mendapatkan perdebatan dari kalangan yuris barat, yang memperdebatkan “jika Tuhan yang membuat semua hukum, dimanakah ruang bagi pembuatan

Kita akan membahas lebih detil tentang asuransi pada tutorial selanjutnya dalam seri ini, namun ini adalah pilihan yang bagus dalam menangani risiko yang memiliki dampak yang

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa inggris dan mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri serta dapat meningkatkan kemampuan siswa tunanetra

Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan memberikan motivasi pada anak didik baik dari guru maupun orang tua dan pengadaan bahan baca yang baik