• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Ekohidrolika dalam Peningkatan Ni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Ekohidrolika dalam Peningkatan Ni"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP EKOHIROLIKA DALAM PENINGKATAN NILAI DAN FUNGSI RIPARIAN (Studi Kasus : Zona Riparian Sungai Siak- Riau)

Oleh : Reskiana/F451120011

(Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan IPB)

A. Pendahuluan

Sungai merupakan komponen sumber daya air yang memiliki peranan yang sangat besar untuk kelangsungan mahluk hidup. Saat ini banyaknya sungai-sungai kritis akibat pengelolaan yang tidak sesuai dengan kaidah alamiahnya diperparah dengan meningkatnya aktivitas manusia di sekitar bantaran sungai baik pertanian maupun pemukiman yang menyebabkan penurunan fungsi sungai sehingga terjadi bencana longsor tebing sungai dan banjir di hilir yang menyebabkan kerugian baik materil maupun nyawa. Oleh karena itu diperlukan sebuah konsep untuk mempertahankan kondisi sungai sebagai mana mestinya sesuai dengan konsep alamiahnya melalui konsep eko-hidraulika. Selain itu akan memberikan nilai dan fungsi ganda yang bernilai positif untuk keberlanjutan sungai dan peradaban manusia itu sendiri.

Pengelolaan sungai dengan berbasis konsep ekohidrolik merupakan suatu model yang kompleks dengan memperhitungkan kondisi eksisting sungai yaitu kondisi hidrolika dan ekologi. Kondisi hidrolika terkait dengan profil sungai dan muka air banjir. Sedang kondisi ekologi terkait dengan vegetasi pada tebing dan bantaran sungai. Konsep pengelolaan sungai diterapkan dengan melakukan rekayasa hidrolika pada sungai yaitu dengan memperbesar penampangnya dan memperkecil kecepatan air serta melakukan penataan pada bantaran sungai.

(2)

eco-engineering yaitu vegetasi dengan tajuk tanaman akan memperkecil kecepatan air hingga ke tanah. Dengan memperkecil kecepatan air pada sungai maka masalah banjir pada daerah hilir dapat dikurangi serta kondisi alamiah sungai dapat dipertahankan.

Wilson (1994) dalam Pratiwi (2010) menguraikan bahwa manajemen sungai secara terpadu bertujuan untuk mengurangi bahaya banjir dan erosi, melindungi kualitas air dan habitat sungai, meningkatkan fungsi rekreasi dan manfaat ekonomisnya. Karaktersitik dari manajemen terpadu tersebut mencakup perancanaan tata guna lahan, kontrol kualitas air, manajemen spesies, pemanfaatan sumber daya, kontrol limbah, fasilitas energi, pemanfaatan transportasi dan konservasi lahan pertanian.

B. Nilai dan Fungsi Ekosistem Riparian

Ekosistem riparian meliputi semua komponen biotic maupun abiotik yang salaing berpengaruh menjadi satu kesatuan dan memiliki kemampuan untuk membuat system sendiri. Pengaruh komponen fisik misalnya kecepatan aliran sungai, substrat, kualitas air, iklim mikro, karakteristik penyinaran matahari dan perubahan temperature sangat menentukan jenis-jenis vegetasi dan biotope (fauna) yang ada pada wilayah sungai tersebut (Maryono, 2005).

Jenis flora dan fauna pada wilayah sungai tergantung pada berbagai macam factor abiotik (fisik). Factor abiotik yang dominan adalah iklim dan formasi geologi permukaan. Kedua factor ini memberikan kerangka geografis untuk kelangsungan hidup jenis-jenis flora dan fauna sungai. Kondisi tampang memanjang sungai dengan berbagai macam karakteristik sunstrat, kecepatan air, komposisi unsure kimia yang ada dan penyinaran matahari, temperature dan jenis kandungan sedimen merupakan factor-faktor yang mempengaruhi variditas serta jumlah flora dan fauna sungai.

zona riparian mempunyai fungsi dalam mengurangi kontaminasi nitrat dari bahan pupuk pertanian yang mana akan merusak ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Zona riparian juga bertindak sebagai penyangga erosi, penutup tanah dan vegetasinya sebagai peneduh, mempercepat pembentukan kompos daun, hunian dari berbagai organisme seperti tumbuhan kayu, tumbuhan buah, tumbuhan air, tumbuhan tepi-tepi sungai, lumut, jamur, serangga, binatang memamah biak, berbagai macam jenis ikan, burung, binatang melata, kera dan lain-lain.

(3)

bahwa vegetasi pada bantaran sungai berpengaruh terhadap proses pengendapan dan pencegahan terhadap erosi.

Penyangga riparian berfungsi untuk menjaga kelestarian fungsi sungai dengan cara menahan atau menangkap tanah (lumpur) yang tererosi serta unsur-unsur hara dan bahan kimia termasuk pestisida yang terbawa dari lahan di bagian kiri dan kanan sungai agar tidak sampai masuk ke sungai. Selain itu, penyangga riparian juga menstabilkan tebing sungai. Pohonan yang ditanam di sepanjang sungai juga lebih mendinginkan air sungai yang menciptakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan berbagai jenis binatang air.

Gambar 1. Bentuk Morfologi Sungai (Waryono, 2008)

Vegetasi bantaran sungai berfungsi untuk menjaga stabilitas tebing sungai dari gempuran arus air, dari energi mekanik hujan dan dari peresapan air ke pori – pori rekahan tebing sungai. Ranting, cabang dan daun tanaman yang tumbuh di pinggir sungai berperan sebagai komponen pemecah energi mekanik arus air maupun air hujan, juga berfungsi sebagai pengarah arus dan pengarah aliran sekunder memanjang sungai. Perakaran tanaman berfungsi sebagai komponen stabilitas tebing sungai dan sebagai barrier (penangkal) untuk mengurangi erosi akibat gerusan tebing maupun erosi dari aliran permukaan.

Pada sliding zone, dilakukan penataan vegetasi dengan tujuan agar longsoran tebing dapat dicegah. Penataan ini dilakukan dengan penerapan soil bioegineering yaitu melakukan rekayasa biologi terhadap tanah untuk mencegah erosi dan keruntuhan lereng. Howell dalam Lammeranner etal. (2004) menguraikan bahwa soil bioegineering adalah penggunaan tanaman hidup atau potongan material tanaman secara bersama-sama

(4)

atau parsial untuk mengontrol erosi dan perpindahan tanah.Maryono (2005) mengungkapkan bahwa tanaman yang dapat digunakan sebagai pelindung tebing sungai di Indonesia adalah Vetiveria Zizanioides(rumput vetiver), Ipomoea Carnea(karangkungan) dan bambu.

vegetasi pada bantaran sungai diharapkan dapat memperkecil kecepatan air. Helmio dan Jarvela (2004) menguraikan bahwa konsep bioengineering sangat berpengaruh pada hidrolika saluran yaitu pada faktor friksi Darcy Weisbach, koefisien Manning dan kekasaran dinding saluran. Ketiga faktor ini berpengaruh pada kecepatan aliran air. Selanjutnya Jarvela (2004) dalam Pratiwi (2010) menguraikan hasil penelitiannya bahwa dedaunan pada vegetasi bantaran banjir berpengaruh terhadap resistensi aliran air. pengaruh tersebut berbeda-beda untuk setiap jenis dedaunan.

C. Vegetasi Lokal yang Perlu dipertahankan pada zona riparian sungai Siak

a. Zona Perakaran Pohon

Zona perakaran pohon pinggir sungai merupakan tempat yang sangat disenangi

berbagai jenis ikan. Lokasi ini sangat perlu dipertahankan karena secara hidraulik

dapat menahan gerusan atau erosi tebing sungai, sekaligus menjadi pemecah energi sungai (Maryono, 2005). jenis tanaman lokal yang dapat digunakan untuk

mempertahankan zona ini adalah jenis rengas (Glutha renghas) dan bintaro (Cerbera manghas, L).

Gambar 2. Glutha Rengas Gambar 3. Binatro (Cerbera manghas, L).

b. Zona Tumbuhan Perdu dan Herba

(5)

darat). Keberadaan vegetasi ini berperan penting bagi ekologi fauna sungai maupun secara hydraulik sungai. Perdu dan herba merupakan habitat bagi fauna sungai yang berperan sebagai pelindung matahari, peredaran kecepatan aliran air dan sebagai penyedia bahan makanan. Zona ini juga digunakan sebagai tempat berlindung, beristirahat, dan sebagai tempat meletakkan telur dari fauna sungai (Maryono, 2005). Jenis – jenis tanaman lokal yang dapat digunakan untuk mempertahankan zona ini yaitu pandan (Pandanus, sp), keduduh (Melastoma candidum D.Don), rumput teki (Cyperus rotundus), rumput kumpai (Hymenachne

acutigluma) dan alang – alang(Imperata cylindrica).

Gambar 4. a) Kenduduh, b) Pandan c) Rumput Kumpai d) Rumput teki c. Zona Tumbuhan Besar

Vegetasi pada zona ini mempunyai fungsi hidraulik dan ekologi yang signifikan sehingga perlu dipertahankan. Fungsi hidrauliknya antara lain sebagai penahan tebing dari longsor, penahan erosi kaki tebing, peredam energi zona perakaran yang masuk ke badan sungai, serta sebagai media munculnya mata air di pinggir sungai. Sedangkan fungsi ekologinya antara lain sebagai pemasok bahan makanan bagi fauna sungai, sebagai stabilisator temperatur dan kelembaban udara, pemasok oksigen (O2), penyerap CO2, dsb (Maryono, 2005).

jenis tanaman yang dapat digunakan untuk mempertahankan Zona Tumbuhan Besar adalah bambu kuning (Bambusa vulgaris, Schrad), bambu kasap (Pogonatherum, sp), nipah (Nypa fruticans, Wurmb).

(6)

Gambar 5. a) Bambu Kuning b) Nipah (Nypa fruticans, Wurmb)

D. Kesimpulan

Konsep Ekohidrolika pada pengelolaan sungai dapat meningkatkan nilai dan fungsi ekosistem riparian sehingga keberlanjutan sungai dan peranannya dalam penyediaan sumber daya air maupun fungsi lainnya dapat dipertahankan dan dikembangkan untuk mendukung tatanan lingkungan yang kondusif dan berdaya guna di masa akan datang. Selain diperoleh manfaat dari fungsi ekologi maupun hidrologi lingkungannya juga diperoleh nilai tambah yaitu nilai social, ekonomi dan artistic dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia seperti sarana rekreasi, cagar alam maupun sarana eco-riparian education.

Referensi :

1. Maryono A. 2005. Eko Hidraulik Pembangunan Sungai (Edisi Kedua). Magister Teknik Program Pascasarjana. Yogyakarta.

2. Euthalia Hanggari Sittadewi. 2008. IDENTIFIKASI VEGETASI DI KORIDOR SUNGAI SIAK DAN PERANANNYA DALAM PENERAPAN METODE BIOENGINEERING. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 112-118

Gambar

Gambar 1. Bentuk Morfologi Sungai (Waryono, 2008)Vegetasi bantaran sungai berfungsi untuk menjaga stabilitas tebing
Gambar 4. a) Kenduduh,     b) Pandan       c) Rumput Kumpai   d) Rumput tekic. Zona Tumbuhan Besar

Referensi

Dokumen terkait

Untuk jam buka semawis sendiri mulai dari jam 18.00 hingga 23.00, namun persiapan (pasang tenda) bisa dilakukan mulai pukul 16.00. semawis buka pada hari jumat,sabtu dan minggu.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Keterlibatan Pemakai, Kemampuan Pemakai, Ukuran Organisasi, dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management Pada Siswa Kelas Vii C Mts Mazro’atul Huda Wonorenggo

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kesehatan, kesempatan, dan petunjuk kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.. Penyusun

Bandar-bandar di Malaysia kini sedang mengalami proses perbandaran yang pesat dengan melibatkan pelbagai aktiviti ekonomi, pergerakan barangan dan manusia serta

dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2) Dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Bagi guru. 1) Penggunaan metode pembelajaran discovery learning lebih

Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Semarang ).. Skripsi pada Fakultas

Hubungan antara fraksi lumpur dengan bahan organik diduga memiliki hubungan positif ditunjukkan dengan semakin meningkatnya lumpur semakin banyak bahan organik