• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bor Breda Tipe R-35 Dengan Menggunakan Algoritma Genetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisa Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bor Breda Tipe R-35 Dengan Menggunakan Algoritma Genetika"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISA OPTIMASI PEMESINAN PADA MESIN BOR

BREDA TIPE R-35 DENGAN MENGGUNAKAN

ALGORITMA GENETIKA

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya lah penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

ANALISA OPTIMASI PEMESINAN PADA MESIN BOR BREDA TIPE R-35

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan

Strata-1 (SStrata-1) pada Departemen Teknik Mesin Sub Bidang Konversi Energi, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang dihadapi

penulis, namun berkat dorongan, semangat, doa dan bantuan baik materiil, moril,

maupun spirit dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu

sebagai manusia yang harus tahu berterima kasih, degan penuh ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc selaku dosen pembimbing, yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ing. Ir Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik Mesin

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. M. Syahril Gultom MT. Selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin

Universitas Sumatera Utara.

4. Kedua orang tua penulis, Marius dan Fatimah Darlis yang tidak pernah

purus-putusnya memberikan dukungan, doa serta kasih sayangnya yang tak terhingga

kepada penulis.

5. Kakak Wira Deswita dan Abang Meliadi yang selalu menasehati untuk cepat

menyelesaikan skripsinya.

6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin yang telah

membimbing serta membantu segala keperluan penulis selama penulis kuliah.

7. Bapak Ir. Andianto Pintoro selaku dosen wali.

8. Rekan-rekan satu tim kerja, Ficky Hamdani, Ramadhan, Robby dan Rudi yang

(11)

ii 9. Teman-Teman lain yaitu, Ikram, Syahrul Ramadhan, , Daniansyah, Ismail Husin

Tanjung, Aldiansyah Leo, Fahrul Rozzy, Felix Asade, Parulian Siahaan,

Ferdinan Lubis, Joshua Surbakti, Daniel Ortega panjaitan, Indra Gunawan

Purba, Fransiscus Sitompul, rekan-rekan mahasiswa 2008 yang tidak mungkin

disebutkan satu-persatu, para abang senior dan adik-adik junior semua yang

telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis akan sangat berterima kasih dan dengan

senang hati menerima saran dan kritik yang membangun demi tercapainya tulisan

yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberi

manfaat kepada pembaca. Terima kasih.

Medan, Mei 2013

(12)

iii

ABSTRAK

Algoritma Genetika merupakan suatu algoritma yang terinspirasi dari teori

evolusi Darwin dimana dinyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu makhluk

dipengaruhi aturan bahwa yang kuat adalah yang menang. Algoritma genetika

didasarkan pada proses seleksi gen, perkawinan silang dan mutasi. Salah satu

masalah yang dapat diselesaikan dengan algoritma genetika adalah persoalan

optimasi. Optimasi algoritma genetika dilakukan dengan mencari variabel untuk

spesiman ST-37 dan mata bor HSS dengan kecepatan potong (V) dari 30 m/min

sampai 50 m/min, diameter(d) dari mata bor adalah 5,5 mm sampai 8,5 mm,

kemudian menurunkan rumus waktu pemesinan (tc) sebagai fungsi optimasi.

Variabel yang telah ditetapkan selanjutnya akan melakukan evolusi seperti seleksi,

crossover dan mutasi. Individu terbaik dapat dilihat dari nilai fitness terbesar karena

fungsi optimasi yang digunakan adalah waktu pemesinan (tc) maka dipilih

pengerjaan dengan waktu paling singkat, sehingga didapat hasil optimasi pemesinan

Putaran poros utama (n) 1251rev/min, Gerak makan (f) 0,194 mm/rev, Kecepatan

potong (v) 48,532 m/min, Waktu pemotongan (tc) 0,00440 min, Kecepatan

penghasilan geram (z) 14,5 cm3/min.

(13)

iv

ABSTRACT

Genetic Algorithm is an algorithm inspired by Darwin's evolutionary theory

which stated that influenced the survival of a creature that the strong rule is a win.

Genetic algorithms are based on the process of gene selection, crossover and

mutation. One problem that can be solved by genetic algorithm is the optimation

problem. Genetic algorithm optimization is performed to find variables to spesiman

ST-37 and HSS twist drill with cutting speed (V) of 30 m / min to 50 m / min,

diameter twist drill(d) 5,5 mm to 8,5 mm and reduce machining time formula (tc) as

a function of optimization. Predefined variables will further evolution such as

selection, crossover and mutation. Individuals can best be seen from the bigest

fitness value is used as the optimization function is machining time (tc) then selected

work with most short time, so we got the result optimization main shaft rotation

machining (n) 1251rev / min, deep feed (f) 0,194 mm/rev, 0,194 mm/rev cutting

speed (v) 48,532 m / min, , the cutting time (tc) 0,00440 min, Material Removal Rate

(z) 14,5 cm3/min.

(14)

v

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Manajemen Pemeliharaan Pemesinan ... 5

2.1.1 Sistem Pemeliharaan Mesin ... 5

2.1.2 Strategi Pemeliharaan... 9

2.2 Algoritma Genetika ... 12

2.2.1 Sejarah ... 12

2.2.2 Pemasalahan yang Membutuhkan Algoritma Genetika ... 13

2.2.3Aplikasi Algoritma Genetika ... 14

2.3 Prosedur Algoritma Genetika... 16

2.3.1 Pengertian Individu ... 17

2.3.2 Teknik Penyandian (Pengkodean)... 19

2.3.3 Prosedur Inisialisasi (Membangkitkan Populasi Awal) .... 21

(15)

vi

2.3.5 Seleksi Orang Tua ... 23

2.3.6 Rekombinasi ... 27

2.3.7 Crossover... 29

2.3.8 Mutasi ... 33

2.3.9 Elitism... 35

2.3.10 Evaluasi Tingkat Keseragaman Unsur Kromosom ... 35

2.4 Mesin Bor... 37

2.4.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor... 37

2.4.2 Jenis-Jenis Mesin Bor... 38

2.4.3 Bagian-Bagian Mesin Bor ... 39

2.4.4 Mata bor (Twist Drill) dan Geometri Mata Bor ... 40

2.4.5 Pengerjaan yang berhubungan dengan proses gurdi ... 45

2.4.6 Pencekaman Mata bor dan benda kerja ... 46

2.4.7 Parameter proses Gurdi ... 47

2.5 Algoritma Genetika Dalam MATLAB ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 53

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 53

3.2 Peralatan Pengujian ... 53

3.3 Bahan Pengujian ... 58

3.4 Experimental Set-Up ... 59

3.4.1 Model Optimasi ... 59

3.4.2 Parameter yang Digunakan ... 59

3.5 Prosedur Pengujian ... 62

BAB IV ANALISA DATA ... 64

4.1 Algoritma Genetika Manual ... 64

4.1.1 Fungsi Optimasi ... 64

4.1.2 Membangkitkan Populasi Awal ... 66

4.1.3 Seleksi ... 68

4.1.4 Crossover... 74

(16)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 85

(17)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor penentu keberhasilan pemeliharaan menurut Paul (1989) ... 10

Tabel 2.2 SkemaBinary Encoding... 20

Tabel 2.3 Ukuran tirus ... 39

Tabel 2.4 Geometri mata bor (twist drill) yang disarankan... 41

Tabel 4.1 Populasi acak awal ... 67

Tabel 4.2 Fitness Relatif(Pk)... 69

Tabel 4.3 Finess kumulatif(qk)... 71

Tabel 4.4 Bilang acak untuk seleksi(r) ... 72

Tabel 4.5 Kromosom baru hasil seleksi ... 73

Tabel 4.6 Kromosom-kromosom yang akan dicrossover... 75

Tabel 4.7 Kromosom setelah dilakukan crossover ... 76

Tabel 4.8 Kromosom dan posisinya yang terkena mutasi ... 78

Tabel 4.9 Kromosom setelah dilakukan mutasi ... 79

(18)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis manajemen pemeliharaan ... 6

Gambar 2.2 Kerangka berpikir sistem pemeliharaan ... 12

Gambar 2.3 Siklus algoritma genetika ... 16

Gambar 2.4 Ilustrasi representasi penyelesaian permasalahan dalam Algoritma genetika ... 18

Gambar 2.5 Kemungkinan jalur dalam TSP dan representasi dalam individu... 19

Gambar 2.6 Ilustrasi seleksi dengan mesin roulette ... 25

Gambar 2.7 Proses Cross-over ... 33

Gambar 2.8 Proses Mutasi... 34

Gambar 2.9 Mesin bor ... 37

Gambar 2.10 Nama-nama bagian mata bor dengan sarung tirusnya ... 40

Gambar 2.11 Mata bor khusus untuk pengerjaan ... 42

Gambar 2.12 Bor senter (center drill) ... 45

Gambar 2.13 Proses kelanjutan setelah dibuat lubang ... 46

Gambar 2.14 Cekam mata bor rahang tiga dengan kapasitas maksimal mata bor 13 mm ... 46

Gambar 2.15 Bagian-bagian Cekam Bor... 47

Gambar 2.16 Parameter mesin bor ... 47

Gambar 2.17 Optimtool... 49

Gambar 2.18 Jendela optmasi... 49

(19)

x

Gambar 2.20Solver tool... 50

Gambar 2.21Start Tool... 51

Gambar 3.1NotebookACERaspire4736G ... 53

Gambar 3.2 Mesin Bor Breda R35 ... 54

Gambar 3.3 Mata borhigh speed steelHSS... 56

Gambar 3.4 Kuncichuck ... 57

Gambar 3.5Stopwatch... 57

Gambar 3.6 Jangka sorong ... 58

Gambar 3.7 Baja ST 37 ... 58

Gambar 3.8 Flow chart dari metodologi penelitian... 63

(20)

xi

DAFTAR SIMBOL

Simbol Arti Satuan

Kedalaman pemotongan

Diameter rata–rata spesimen

Diameter awal specimen

Diameter akhir specimen

Gerak makan ⁄

F Fitnesstotal

-K Kromosom

-n Putaran poros utama Rev/min

̇ Panjang pemesinan

ST-37 Baja karbon rendah

-Waktu pemesinan

Z Kecepatan penghasilan geram ⁄

Huruf Yunani

Simbol Arti Satuan

Referensi

Dokumen terkait

Penggolongan ini sangat erat sekali dengan unsur biaya dari suatu produk (bahan-bahan, upah buruh, dan biaya overhead pabrik) dan tujuan pengawasan. Dua kategori

[r]

Standar hasil penelitian ini dicapai dengan penerapan secara konsisten topik yang relevan dengan bidang keilmuan yang ada di program studi Pendidikan dan Pengajaran Agama

Bibit Jati dengan pemberian aquasorb jenis A dan B tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam mencapai waktu layu awal, tengah dan akhir sama halnya terhadap parameter

Happy Ayu Agmila Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik MIN Jati Pandansari Ngunut Tulungagung Dalam Belajar Matematika  Sama-sama

Selanjuntya akan diberikan teorema yang menunjukkan syarat yang harus dipenuhi sebuah fungsi yang terintegral Lebesgue agar terintegral Riemann yaitu fungsi tersebut harus

Dengan tersedianya pola pikir yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada klien tentunya akan mempercepat proses

Model OECD menambahkan ketentuan ayat 4, yaitu ketentuan dari ayat 1 tidak berlaku bagi pendapatan yang diperoleh atau kekayaan yang dimiliki oleh penduduk dari suatu Negara