BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan
2.1.1.1Definisi Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu
berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan
untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan
yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi. Warren, et
al (2006:10) “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan”.
Warren, et al (2006:24) mengatakan bahwa “laporan keuangan merupakan
laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh
dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan
ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi
letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan
di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut
laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki
kriteria sebagai berikut ini :
1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap
laporan harus sama.
2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam
pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan
penjelasan yang sama.
3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan
dari perubahan diungkapkan.
4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari
diungkapkan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan
analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat
adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.
Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk
menginterpretasikannya.
Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai
menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam
satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan
terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam
mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa
lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang.
Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu
mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan,
setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan
apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195)
terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :
1.Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit) 3.Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4.Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar
perusahaan.
5.Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan (rating) 6.Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain:
1) dapat menilai prestasi perusahaan.
2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu:
a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal)
b. Hasil usaha perusahaan
c. Likuiditas
d. Solvabilitas
e. Aktivitas
f. Rentabilitas
g. Indikator pasar modal
4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu
5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
7.Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang
8.Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9.Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa
yang akan datang.
Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat
bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan menurut Kasmir
(2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan
adalah :
1.Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode;
2.Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan;
3.Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4.Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5.Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6.Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil
2.1.2 Rasio Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan atau analisis rasio ( ratio analysis )”merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild dan
Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi
pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu
membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode
tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan
lainnya.
Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi
yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area
yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat
mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya,
rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering
menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren
dan ukurannya di masa depan.
Rasio keuangan memiliki keunggulan, sehingga para pihak pemakai
laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap
(2006:298) ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score). 5. Rasio menstandarisir size perusahaan.
6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik
atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan
suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka
pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva
lancar. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas
perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.
Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk
likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya,
perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.
Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti
current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.
2. Rasio Solvabilitas
Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor
jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti
pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild dan Subramanyam.
2010:46).
Menurut Kasmir (2008:155) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang
sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, time interest earned, dan fixed charge coverage”. 3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur
tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau
pemanfaat asset menurut Wild dan Subramanyam (2010:45) dapat
perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset turnover).
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat
efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan
harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak
kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a. Gross Profit margin
b. Net Profit Margin
2. Return on Investment (ROI) 3. Return on Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham
5. Rasio Ukuran Pasar
Rasio ini disebut juga market meansure (Wild dan Subramanyam,
peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling
sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini
menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat
ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan
perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang
di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka
semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang
berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.
2.1.3 Market Value
Market value merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor,
kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. MV adalah keseluruhan nilai
saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, MV adalah jumlah yang
harus dibayar untuk membeli perusahaan secara keseluruhan. Nilai pasar (MV)
adalah harga saham pada akhir tahun. Nilai pasar yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan
semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar.
2.1.4 Economic Value Added
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja
keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari
modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham.
2.1.4.1 Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, sebagai penilai
kinerja perusahaan EVA memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan
EVA:
1. EVA memiliki hubungan yang erat dengan Net Present Value (NPV) 2. EVA dipengaruhi oleh semua keputusan yang dibuat oleh manajer.
3. EVA merupakan indeks yang tepat untuk menentukan reward manajer.
4. EVA merupakan ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk
menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan
ukuran lain.
5. Ada hubungan antara EVA dengan Market Value perusahaan.
6. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan
kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu.
7. EVA menunjukkan bahwa nilai perusahaan tergantung langsung pada
kinerja manajemen.
Namun EVA juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1. EVA biasanya dihitung berdasarkan langkah historis
2. Analisis Economic Value Added kadang-kadang tidak praktis, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan.
2.1.4.2 Perhitungan EVA
Untuk dapat menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut
(Brigham dan Houston, 2006:165):
EVA = (Modal ekuitas)(ROE – Biaya modal ekuitas)
Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas yaitu sebagai berikut:
1. Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
2. Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis
bagi perusahaan.
3. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan impas
karena semua laba yang tersedia digunakan untuk membayar kewajiban
kepada para pemegang saham dan investor.
2.1.5 Return on Equity
ROE (Return on Equity) Merupakan pengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dengan rasio
ini investor maupun manajer dapat mengidentifikasikan kekuatan laba dalam nilai
investasi dari para investor. Biasanya rasio ini dibandingkan dngan perusahaan
yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut dapat atau mampu menghasilkan kas
untuk kegiatan internal perusahaan.
ROE = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 ℎ𝑆𝑆𝐵𝐵𝑆𝑆𝐵𝐵𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ 𝑃𝑃𝐿𝐿𝑎𝑎𝐿𝐿𝑎𝑎 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝐿𝐿𝑆𝑆 𝑆𝑆𝐵𝐵𝑆𝑆𝑀𝑀𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
2.1.6 Earning per Share
EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan,karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.
Dalam berinvestasi di bursa, setidaknya investor akan memperlihatkan berbagai
aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share atau EPS)”.
EPS = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 ℎ𝑆𝑆𝐵𝐵𝑆𝑆𝐵𝐵𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ 𝑃𝑃𝐿𝐿𝑎𝑎𝐿𝐿𝑎𝑎 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ 𝑆𝑆𝐿𝐿ℎ𝐿𝐿𝐽𝐽 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀𝐿𝐿𝐵𝐵
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis
disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Noer
menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan 5% pada harga
saham. EVA, ROA, ROE,
ROS,,BEP dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
2. Dwiatma
Hasil menunjukkan bahwa
EPS berpengaruh
(EPS), Return on Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Harga Saham
Return on Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel dependen: Harga Saham
saham, ROE berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham,
DER berpengaruh tidak
signifikan dan negatif terhadap harga saham. Secara simultan
EPS,ROE,DER
berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
3. Wibowo
Mailani (2010)
Analisis
Pengaruh Book
Value,
menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial
variabel Book Value,
Economic Value Added, Intellectual Capital
berpengaruh signifikan
terhadap Market Value
4. Leony
Secara parsial, Economic
Value Added (EVA)
berpengaruh signifikan
terhadap Market Value
Added (MVA). Kenaikan atau penurunan EVA akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan MVA. Semakin tinggi MVA, maka semakin baik kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan.
5. Niekie
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan ROS berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham dan ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga
saham. Nilai Adjusted R
dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 16,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
6. Zadollah added, Return on equity, Return on assets, Earning per share, and Prifitability.
Variabel dependen:
Market Value
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Economic value added, Return on equity,
Profitabilitas dan Earning per share berpengaruh positif signifikan terhadap
Market Value. Selain itu, tidak ada hubungan yang signifikan antara Return on asset terhadap Market Value
Sumber: data diolah penulis (2014)
2.3 Kerangka Konseptual
Alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menjadi penting bagi investor
maupun perusahaan terkait untuk mengetahui bagaimana kondisi kinerja
keuangan perusahaan yang dialami perusahaan. Apakah perusahaan berada
diposisi bertumbuh, konstan ataupun mengalami penurunan kondisi keuangan.
Faktor ini menjadi penting untuk menstimulus minat investor untuk tetap
mempertahankan dana yang dimilikinya pada perusahaan. Banyaknya alat ukur
yang digunakan dalam mengukur kondisi kinerja keuangan perusahaan. Namun,
pada penelitian ini penulis membatasi tiga alat ukur yang dianggap penting
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja
keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari
modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham. Menurut hasil
penelitian Mailani (2010), Shidiq (2012), Fathi (2012) yang menemukan bahwa
EVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Market Value.
ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). ROE adalah rasio
yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat
pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan
menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang
diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan
dianggap semakin menguntungkan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian Fathi (2012) yang menemukan bahwa ROE berpengaruh positif
signifikan terhadap Market Value. Selain Shidiq (2012) menemukan ROE berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham.
EPS adalah rasio antara laba bersih dibagi jumlah saham yang beredar.
Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan
yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Seorang investor
membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan
memperoleh dividend atau capital gain. Apabila EPS perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga
Patriawan (2008), Shidiq (2012), Fathi (2012) menemukan bahwa EPS
berhubungan positif dan signifikan terhadap Market Value.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual ini dapat
dikemukakan sebagai berikut : Market Value (Y) dipengaruhi oleh Economic
Value Added (X1), Return on Equity (X2) dan Earning per Share (X3). Secara sistematis kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis
sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang
memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari
penelitian yang akan dilakukan”. Economic Value Added
(EVA)(X1)
Return on Equity (ROE)
(X2)
Earning per Share (EPS)
(X3)
H1 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
H2 : Return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.