• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA KERETA API DIESEL PATAS BANDUNG - CICALENGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of ANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA KERETA API DIESEL PATAS BANDUNG - CICALENGKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA KERETA API DIESEL PATAS

BANDUNG - CICALENGKA

Oleh :

Jajan Rohjan,1 Surdia Reza M.,2 Aryandi H. 3

1 Dosen Tetap Prodi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Pasundan Bandung, jabatan fungsional Asissten ahli, email : jajanr@gmail.com

2 Dosen Tetap Prodi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Pasundan Bandung, jabatan fungsional Asissten ahli, email : polaris18@gmail.com

3 Alumni Prodi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Pasundan Bandung

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat puasan pengguna KA Komuter Bandung – Cicalengka terhadat pelayanan yang di berikan oleh PT.KAI Daop II Bandung yang pada akhirnya merupakan masukan untuk perbaikan sarana dan prasaran kereta api menurut para pengguna.

Dalam mencapai tujuan studi ini, maka dilakukan pengumpulan data baik primer maupun sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran quesioner kepada 100 orang pengguna secara acak pada hari kerja (Senin-Jumat) maupun hari libur (Sabtu-Minggu), dimana pengguna diminta menilai terhadap variabel-variabel yang terkait dengan kereta api dan stasiun kereta api. Metodologi yang di gunakan adalah pendekatan deskriptif dengan menggunakan metoda analisis tingkat kepuasan dan tingkat pelayanan.

Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memerlukan perbaikan menurut pengguna kereta api yaitu variabel yaitu keleluasaan ketika berada di dalam kereta api, dan variabel ketersediaan udara/sirkulasi di dalam gerbong kereta api, variabel keamanan di dalam kereta api, variabel ketepatan waktu kedatangan dan variabel ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api dan variabel waktu tunggu kedatangan kereta api, variabel kebersihan di dalam kereta api, dan variabel ketersediaan papan informasi jadwal. Kata Kunci : Metropolitan, Angkutan Umum Massal, Kereta Api Diese Patas, Ketepatan, Keamanan dan

Kebersihan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bandung Metropolitan Area (BMA) merupakan salah satu Kawasan yang terdapat dalam empat pemerintah daerah kabupaten: (i) Kota Bandung, (ii) Kabupaten Bandung, (iii) Kota Cimahi dan (iv) sebagian Kabupaten Sumedang. Dimana Kota Bandung merupakan wilayah inti BMA dan juga sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat dan pusat komersial, industri, pendidikan dan kegiatan budaya di wilayah ini sedangkan untuk Kota cimahi, Kabupaten Bandung dan sebagian kabupaten sumedang menjadi wilayah suburban. Total penduduk BMA pada tahun 2002 adalah lebih dari 6,9 juta yang diprediksi meningkat menjadi hampir 14,6 juta pada tahun 2025. Pertumbuhan penduduk di wilayah Bandung Raya mengakibatkan peningkatan kegiatan dan

peningkatan pergerakan penduduk. Peningkatan pergerakan ini karena tidak diimbangi dengan perbaikan sarana dan prasarana transportasi, mengakibatkan timbulnya masalah-masalah seperti kemacetan dan kecelakaan masih mewarnai wajah Kota Bandung terutama pada jam-jam sibuk kerja yaitu pagi hari, siang dan sore hari.

(2)

alternatif solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Angkutan ini memiliki kapasitas besar dan mampu mengangkut banyak penumpang. Selain itu, kelebihan lain yang dapat menjadi nilai tambah moda angkutan ini ialah karena memiliki lintasan tersendiri sehingga dapat bergerak dengan cepat dan tidak terhambat kemacetan lalu lintas. Kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka merupakan salah satu contoh moda yang akan membantu mobilitas penduduk di Metropolitan Bandung, terutama penduduk yang bermukim di sub urban (pinggiran kota) namun bekerja di Kota Bandung. Tercatat penduduk kota Bandung pada siang hari diperkirakan mencapai 5 juta jiwa sedangkan pada malam menyusut menjadi 2,7 juta jiwa. Berarti ada sekitar 2,3 juta jiwa yang di harapkan memanfaatkan jasa kereta api sehingga akan mengurangi kemacetan di Kota Bandung. Kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka merupakan salah satu kereta api yang berjarak tempuh pendek yang berada pada DAOP II Bandung yang di targetkan untuk melayani arus ulak-alik (komuter) penduduk kota Bandung dan sekitar nya terutama wilayah sub urban seperti Rancaekek dan Cicalengka. Dalam daerah Operasi II Bandung PT. KAI memiliki 4 kereta Komuter yang terdiri dari 3 kereta patas dan 1 kereta ekonomi, dari hasil rekapitulasi pemasaran penumpang (sarpen) DAOP II Bandung jumlah penumpang KRD Patas pada tahun 2010 sebanyak 1.653.798 penumpang dimana 661.519 (40%) berasal dari Cicalengka dan 578.829 (35%) berasal dari rancaekek, sisa nya sebesar 25% berasal dari stasiun-stasiun yang berada di wilayah BMA. Kereta api komuter di yakini akan menjadi alternative terbaik untuk mengatasi masalah angkutan darat yang semakin padat. Akan tetapi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh angkutan penumpang ini diantaranya seperti terjadinya perebutan moda pada jam puncak pagi dan sore hari menyebabkan tingkat pengisian melebihi kapasitas selain itu permasalahan lainnya yang dihadapi oleh angkutan KRD Patas Bandung-Cicalengka sebagai moda angkutan massal seperti keterlambatan kedatangan dan keberangkatan kereta api, kurangnya fasilitas-fasilitas di stasiun, serta jaminan keamanan yang di berikan.

Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Angkutan kereta api memiliki peran yang sangat strategis dalam sistem transportasi kota khususnya untuk mobilitas dari wilayah penyangga ke pusat kota Bandung serta dapat mengurangi beban jalan raya yang diperlukan. Untuk itu, diperlukan studi mengenai tingkat kepuasan pengguna terhadap atribut-atribut pelayanan yang ditawarkan oleh moda transportasi KRD Patas ini dalam rangka memberikan usulan perbaikan pelayanan guna meningkatkan kinerja pelayanan yang diberikan.

1.2 Perumusan Masalah

Ketidakoptimalan pelayanan angkutan umum banyak dipengaruhi oleh faktor pelayanan yang belum kompetitif, baik dari segi kenyamanan, keamanan, keteraturan, biaya perjalanan, keandalan, ketepatan waktu perjalanan serta kualitas pelayanan yang diberikan. Seperti halnya pada pelayanan moda angkutan KRD patas Bandung - Cicalengka yang memiliki banyak permasalahan, dimana jika permasalahan tersebut tidak ditangani tentu saja dapat menyebabkan penurunan kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan guna memberikan kepuasan bagi pengguna moda serta mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dibutuhkan perbaikan pelayanan. Namun, belum diketahuinya atribut yang memiliki tingkat pelayanan buruk dan membutuhkan perbaikan berdasarkan persepsi atau penilaian pengguna

moda transportasi mengakibatkan

ketidakoptimalan pelayanan yang diberikan. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana persepsi pengguna terhadap atribut pelayanan moda KRD patas Bandung -Cicalengka sehingga dapat diketahui kondisi pelayanan dan permasalahan yang dirasakan serta prioritas perbaikan yang diharapakan guna meningkatkan kinerja pelayanan untuk mencapai keadaan ideal yang sesuai dengan harapan pengguna, sehingga tidak terjadi penurunan jumlah pengguna kereta api yang diakibatkan oleh peralihan moda angkutan yang digunakan. Adapun permasalah pada Kereta Api Diesel Bandung-Cicalengka sebagai berikut : 1. Jadwal kereta api yang sering terlambat pada

waktu keberangkatan dan kedatangan. Ini berdampak terhadap kepuasan pengguna yang biasanya mengejar waktu untuk mencapai tempat tujuan nya seperti : Kantor, Sekolah, Universitas dan lain-lain. berdasarkan uu no. 23 tahun 2007tentang perkeretaapian pada Pasal 133 ayat 1 huruf d,e Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tarif angkutan kepada masyarakat; dan mematuhi jadwal keberangkatan kereta api.

2. Permasalahan pada jaminan keamanan yang di berikan bagi pengguna kereta api dimana hal ini dapat berpengaruh pada buruknya kualitas pelayan yang di berikan pihak penyelenggara apabila jaminan keamanan tidak dapat terselenggara serta dapat berdampak kepada menurunnya jumlah penumpang yang akan menggunakan moda transportasi ini karena para calon pengguna Kereta api akan memilih moda lain yang lebih aman.

(3)

penumpang yang baru pertama kali menggunakan moda ini akan mengalami kesulitan untuk mengetahui tujuan perjalanan, harga tiket serta kereta, jam keberangkatan serta kereta api yang akan di gunakan. Selain itu permasalah ketersediaan lahan untuk parkir kendaraan pengguna kereta api (park and ride) di setiap stasiun. Sesuai dengan undang-undang perkeretaapian no.23 tahun 2007 pada pasal 35 ayat 3 huruf a menyatakan fasilitas minimal stasiun kereta api yaitu toilet,mushola, restoran dan yang berhubungan dengan kenyamanan salah satun nya papan informasi jadwal.

Kecenderuang penurunan jumlah penumpang Kereta api Diesel Patas. (Sarpen, Daop II Bandung) Berdasarkan permasalahan yang telah di jabarkan pada paragraph-paragraph di sebelumnya maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab Bagaimana Tingkat Kepuasan pengguna dari kereta api Deisel (komuter) Bandung – Cicalengka?

1.3 Tujuan Dan Sasaran Studi 1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan persoalan yang ada maka penelitian ini di lakukan untuk mengetahui Tingkat kepuasan pengguna Kereta Api Komuter Bandung-Cicalengka sehingga dapat dirumuskan rekomendasi dalam memberikan usulan perbaikan guna mengoptimalkan kinerja KRD patas Bandung-Cicalengka dari hasil persepsi pengguna.

1.3.2 Sasaran

Guna mencapai tujuan tersebut maka dibuatlah sasaran untuk mencapai tujuan yang dinginkan, yaitu :

1. Terindentifikasi karakteristik pengguna kereta diesel patas Bandung-Cicalengka. 2. Teridentifikasi persoalan yang dihadapi oleh

Kereta Api Diesel Patas melalui pengamatan dan identifikasi persepsi pengguna KRD menyangkut variabel Waktu (kedatangan dan keberangkatan serta waktu tunggu), Keamanan (keamanan ketika berada didalam kereta api dan di stasiun kereta api serta keberadaan petugas keamanan) , kebersihan, dan fasilitas stasiun.

3. Teridentifikasi tingkat kepuasan pengguna secara menyeluruh yang terukur dari factor tingkat kepentingan konsumen dan tingkat kepuasan kereta api diesel Bandung-Cicalengka dengan dengan cara perhitungan indek kepuasan pelanggan.

4. Merumuskan rekomendasi perbaikan pelayanan berdasarkan persepsi pengguna terhadap variabel pelayanan untuk

peningkatan kinerja pelayanan kereta api patas Bandung-Cicalengka.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang dilakukan dalam studi ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu, pendekatan studi, metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam studi ini.

2.1 Pendekatan Studi

Berdasarkan tujuan yang telah ditentukan dan yang ingin dicapai, maka pendekatan studi yang dilakukan dalam studi ini adalah :

1. Identifikasi rencana struktur tata ruang wilayah metropolitan Bandung tahun 2025. 2. Tinjauan Penilaian pengguna terhadap

fasilitas dan pelayanan Kereta api diesel Patas Bandung-Cicalengka.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam studi ini cara memperoleh data-data yang diperlukan untuk memperlancar studi adalah melalui survey primer dan sekunder.

1. Survey primer ini dilakukan dengan melakukan : [1]. Penyebaran questioner guna mendapatkan data yang diperoleh langsung dari penumpang yang berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuisioner bisa juga didapat dari hasil wawancara dan observasi lapangan; [2]. Pengamatan dan perhitungan secara langsung dilapangan terhadap 23 variabel yang dilibatkan didalam penelitian ini.

2. Data sekunder (data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak-pihak manapun yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini), seperti PT. KAI DAOP II, dan lain sebagainya.

2.3 Teknik Penentuan Sampling

Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan metode sampel acak (Simple Random Sampling), dimana setiap responden di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dimana ukuran sampel yang diambil digunakan, mengacu pada pendapat slovin sesuai dengan rumus:

n =

( ) ...(1)

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

(4)

Berdasarkan hasil rumusan diatas dan dikaitkan dengan nilai kritis atau batas kesala

digunakan dalam penelitian adalah 10%, maka diperoleh banyaknya sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

N = 1.653.798 penumpang E = 0,10

Jawaban :

Gambar 1. Kerangka Berfikir

III. PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1 Wilayah Metropolitan Bandung

dan Sistem Angkutan Umum Massal

Wilayah perkotaan Bandung Metropolitan Area (BMA) merupakan tempat berpopulasi terpadat kedua setelah Jabodetabek. Luas wilayah Metropolitan Bandung adalah 338.394,38 Ha, terdiri dari Kabupaten Bandung seluas 1.756,65 km2, Kota Bandung 167,27 km, Kota Cimahi 41,2 km2, dan Kabupaten Bandung barat 1305,77 km1032. Dimana rata-rata kepadatan penduduk di Metropolitan Bandung pada tahun 2010 sebesar 2.330,9 km2.

Berdasarkan hasil rumusan diatas dan dikaitkan dengan nilai kritis atau batas kesalahan yang digunakan dalam penelitian adalah 10%, maka diperoleh banyaknya sampel yang akan diteliti

PEMBAHASAN DAN HASIL Wilayah Metropolitan Bandung dan Sistem Angkutan Umum

Wilayah perkotaan Bandung Metropolitan Area (BMA) merupakan tempat berpopulasi terpadat kedua setelah Jabodetabek. Luas wilayah Metropolitan Bandung adalah 338.394,38 Ha, n Bandung seluas 1.756,65 km2, Kota Bandung 167,27 km, Kota Cimahi 41,2 km2, dan Kabupaten Bandung barat 1305,77 rata kepadatan penduduk di Metropolitan Bandung pada tahun 2010 sebesar

3.2 Karakteristik Pengguna Kereta Api Diesel Patas

3.2.1 Karakteristik Personal

Pada sub bab ini berisikan data personal seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat penilaianan, pendidikan dan lain

A. Umur

Untuk kelompok umur yang menggunakan Kereta Api Diesel Patas di dominasi oleh kelompok umur 18-25 tahun yaitu sekitar 35% dari 100 sampel yang di sebar dan yang paling sedikit berada pada kelompok umur 30-35 tahun sekitar 9%. Dimana pada usia 18-25 merupakan usia yang produktif dan kondisi fisik masih dalam keadaan yang bai Kelompok umur <18 tahun dan 18

mendominasi pengguna kereta api diesel patas dimana pada kelompok umur ini merupakan pelajar dan mahasiswa serta pegawai swasta. Ini menunjukan bahwa pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka yang melaya

komuter merupakan usia

dengan berbagai macam latar belakang pendidik dan serta pekerjaan.

Gambar 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

B. Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada pengguna kereta api Diesel Patas sebanyak 100 sampel sekitar 54% respondennya adalah laki dan sisa nya sebanyak 46% adalah perempuan.

Gambar 3. Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Karakteristik Pengguna Kereta

Karakteristik Personal

Pada sub bab ini berisikan data personal seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat penilaianan, pendidikan dan lain-lain.

Untuk kelompok umur yang menggunakan Kereta asi oleh kelompok umur 25 tahun yaitu sekitar 35% dari 100 sampel yang di sebar dan yang paling sedikit berada pada 35 tahun sekitar 9%. Dimana 25 merupakan usia yang produktif dan kondisi fisik masih dalam keadaan yang baik. Kelompok umur <18 tahun dan 18-25 tahun mendominasi pengguna kereta api diesel patas dimana pada kelompok umur ini merupakan pelajar dan mahasiswa serta pegawai swasta. Ini menunjukan bahwa pengguna kereta api diesel Cicalengka yang melayani arus komuter merupakan usia-usia yang produktif dengan berbagai macam latar belakang pendidik

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada pengguna kereta api Diesel Patas sebanyak 100 sampel sekitar 54% respondennya adalah laki-laki dan sisa nya sebanyak 46% adalah perempuan.

(5)

C. Pekerjaan

Pengguna kereta api di dominasi oleh Pelajar dengan proporsi 32% dari 100 responden dan yang terendah terdapat pada kelompok pekerjaan lainnya sebanyak 7% dimana kelompok pekerjaannya adalah Pegawai Swasta. Sedangkan untuk wiraswasta 15% dan mahasiswa terdir 25%, dimana pengguna kereta api ini kebanyakan menggunakan kereta api pada pukul 05.30 sampai pukul 07.28. Berdasarkan jenis pekerjaan ini dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api patas Bandung-Cicalengka sebesar 63% merupakan mereka yang tinga

urban (Cicalengka dan Rancaekek) sedangkan tempat kerja berada pada pusat kota (Bandung) dimana para komuter ini melakukan pergerakan setiap harinya kerja menuju tempat bekerja/sekolah di Kota Bandung.

Gambar 4. Jumlah Responden Jenis Pekerjaan D. Tingkat Pendapatan

Karakteristik pengguna kereta api berdasarkan tingkat pendapatan pada penelitian ini didominasi oleh pengguna kereta yang berpenghasilan Rp. 1.500.000,-/bln, ini disebabkan pengguna kereta api berdasarkan jenis pekerjaan merupakan wiraswasta dan pegawai swasta. Sedangkan untuk tingkat pendapatan yang terendah berada pada < Rp. 250.000,-/bln, dengan kondisi yang demikian dapat di tarik kesimpulan pengguna kereta api patas rata-rata merupakan masyarakat ya berpenghasilan menengah sedangkan untuk berpenghasilan di bawah kebanyakan menggunakan kereta api diesel ekonomi.

Gambar 8. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

gguna kereta api di dominasi oleh Pelajar dengan proporsi 32% dari 100 responden dan yang terendah terdapat pada kelompok pekerjaan lainnya sebanyak 7% dimana kelompok pekerjaannya adalah Pegawai Swasta. Sedangkan untuk wiraswasta 15% dan mahasiswa terdiri dari 25%, dimana pengguna kereta api ini kebanyakan menggunakan kereta api pada pukul 05.30 sampai pukul 07.28. Berdasarkan jenis pekerjaan ini dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api Cicalengka sebesar 63% merupakan mereka yang tingal di wilayah sub urban (Cicalengka dan Rancaekek) sedangkan tempat kerja berada pada pusat kota (Bandung) dimana para komuter ini melakukan pergerakan setiap harinya kerja menuju tempat bekerja/sekolah di Kota Bandung.

Jumlah Responden Berdasarkan

Karakteristik pengguna kereta api berdasarkan tingkat pendapatan pada penelitian ini didominasi oleh pengguna kereta yang berpenghasilan Rp. /bln, ini disebabkan pengguna kereta jenis pekerjaan merupakan wiraswasta dan pegawai swasta. Sedangkan untuk tingkat pendapatan yang terendah berada pada < /bln, dengan kondisi yang demikian dapat di tarik kesimpulan pengguna kereta api rata merupakan masyarakat yang berpenghasilan menengah sedangkan untuk berpenghasilan di bawah kebanyakan menggunakan kereta api diesel ekonomi.

Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

E. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada sub bab ini terdiri dari 6 kelompok yaitu tidak, sekolah, SD, SLTP, SLTA, Sarjana (S1) serta lainnya. Dimana jumlah responden sebanyak 100 yang tersebar pada 3 stasiun yang di lalui oleh KRD Patas yaitu Stasiun Bandung, Stasiun Rancaekek dan Stasiun Cicalengka. Untuk tingkat pendidikan dapat terlihat pada tabel diatas tingkat pendidikan SLTA yang paling dominan yaitu sekitar 42% dan yang terkecil terdapat pada tingkat pekerjaan tidak sekolah yaitu 0%. Sedangkan untuk pendidikan lainnya merupakan mereka yang memiliki tingkat pendidikan D3 sebanyak 13% dari 100 responden.

Gambar 9. Jumlah Responden Tingkat Pendidikan

F. Kendaraan yang digunakan sebelum beralih ke KRD Patas

Kendaraan yang biasanya digunakan pengguna kereta api sebelum beralih menggunakan kereta api dan dari 100 responden 49% diantara nya merupakan pengguna sepeda motor untuk mencapai tujuannya di kota Bandung dan yang paling kecil yaitu menggunakan bus. Dari karakteristik tersebut dapat ditarik kesimpulan kereta api ini sedikit banyak dapat membantu mengurangi beban jalan raya yang telah begitu padat pada jam-jam tertentu akan tetapi target dari PT. KAI untuk merubah prilaku pengguna mobil pribadi belum tercapai dengan masih rendah nya proporsi pengguna mobil pribadi yang beralih ke KRD Patas.

Gambar 10. Kendaraan yang digunakan sebelum beralih Ke KRD Patas Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada sub bab ini terdiri dari 6 kelompok yaitu tidak, sekolah, SD, SLTP, SLTA, Sarjana (S1) serta lainnya. Dimana jumlah responden sebanyak 100 yang tersebar pada 3 stasiun yang di lalui oleh KRD Patas yaitu Stasiun caekek dan Stasiun Cicalengka. Untuk tingkat pendidikan dapat terlihat pada tabel diatas tingkat pendidikan SLTA yang paling dominan yaitu sekitar 42% dan yang terkecil terdapat pada tingkat pekerjaan tidak sekolah yaitu 0%. Sedangkan untuk pendidikan nnya merupakan mereka yang memiliki tingkat pendidikan D3 sebanyak 13% dari 100 responden.

Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kendaraan yang digunakan sebelum beralih ke KRD Patas

Kendaraan yang biasanya digunakan pengguna kereta api sebelum beralih menggunakan kereta api dan dari 100 responden 49% diantara nya merupakan pengguna sepeda motor untuk mencapai tujuannya di kota Bandung dan yang paling kecil yaitu menggunakan bus. Dari karakteristik tersebut dapat ditarik kesimpulan kereta api ini sedikit banyak dapat membantu mengurangi beban jalan raya yang telah begitu jam tertentu akan tetapi target dari PT. KAI untuk merubah prilaku pengguna mobil apai dengan masih rendah nya proporsi pengguna mobil pribadi yang beralih ke

(6)

G. Alasan Menggunakan Kereta Api Alasan mengguna kereta api diesel patas Bandung Cicalengka berdasarkan jawaban dari responden sebanyak 53% pelanggan beralasan menggunakan KRD Patas lebih cepat di bandingkan dengan moda angkutan lain dan hanya 10% responden yang menjawab alasan menggunaka

karena dekat sama rumah. Dari tabel diatas dapat tergambar bahwa pengguna kereta api diesel patas merupakan orang-orang yang mementingkan waktu untuk mencapai tempat tujuan nya dimana para pekerja (PNS, Swasta), pelajar/mahasiswa yang identik terhadap pengguna KRD patas ini.

Gambar 11. Alasan menggunakan kereta api Diesel Patas

H. Maksud Perjalanan

Dilihat dari maksud perjalanan nya, dari 100 responden berdasarkan tujuan perjalanannya maka dapat di bedakan menjadi dua kelompok yaitu komuter dan non komuter dimana pengguna kereta api yang komuter sebesar 61% dari total responden, adapun tujuannya adalah bekerja sebesar 32% dan 29% tujuan bersekolah/kuliah. Sedangkan untuk pengguna yang non komuter sebesar 39% dimana tujuan nya adalah untuk berbelanja, bisnis, serta rekreasi. Maka dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka didominasi oleh pengguna komuter.

Gambar 12. Maksud Perjalanan

I. Kendaraan yang di Gunakan Menuju Stasiun Naik

Salah satu yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api yaitu ketersediaan/kemudahan mereka mencapai stasiun baik berupa kendaraan

Alasan Menggunakan Kereta Api Alasan mengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka berdasarkan jawaban dari responden sebanyak 53% pelanggan beralasan menggunakan KRD Patas lebih cepat di bandingkan dengan moda angkutan lain dan hanya 10% responden yang menjawab alasan menggunakan KRD Patas karena dekat sama rumah. Dari tabel diatas dapat tergambar bahwa pengguna kereta api diesel patas orang yang mementingkan waktu untuk mencapai tempat tujuan nya dimana para pekerja (PNS, Swasta), pelajar/mahasiswa

erhadap pengguna KRD patas ini.

Alasan menggunakan kereta api

Dilihat dari maksud perjalanan nya, dari 100 responden berdasarkan tujuan perjalanannya maka dapat di bedakan menjadi dua kelompok yaitu r dan non komuter dimana pengguna kereta api yang komuter sebesar 61% dari total responden, adapun tujuannya adalah bekerja sebesar 32% dan 29% tujuan bersekolah/kuliah. Sedangkan untuk pengguna yang non komuter sebesar 39% dimana tujuan nya adalah untuk berbelanja, bisnis, serta rekreasi. Maka dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api diesel Cicalengka didominasi oleh

Maksud Perjalanan

Kendaraan yang di Gunakan

Salah satu yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api yaitu ketersediaan/kemudahan mereka mencapai stasiun baik berupa kendaraan

umum seperti angkot, ojeg, becak dan lain Semakin mudah mereka mendapatkan alat transportasi menuju ke Stasi

semakin terlanyani dengan baik dan akan berpengaruh terhadap pemilihan moda ini. Dilihat dari kendaraan yang digunakan menuju stasiun naik pengguna kereta api paling banyak menggunakan sepeda/sepeda motor yaitu sebanyak 40% setelah itu pengguna yang menggunakan Sepeda/sepeda motor serta ojeg yaitu 22% sedangkan pengguna yang menggunakan mobil pribadi sebesar 2%. Dari proporsi yang terdapat di tabel di atas dapat disimpulkan bahwa angkutan umum, sepeda motor dan ojeg merupakan alat yang mudah didapatkan serta lebih cepatmencapai tujuan.

Gambar 13. Kendaraan Yang Di Gunakan Menuju Stasiun Naik

J. Kendaraan yang di Gunakan Menuju Tujuan Akhir

Berdasarkan hasil observasi yang di dapat dari 100 kuestioner, 75% pengguna kereta api berasa rancaekek dan Cicalengka dan tujuan terkahir mereka yaitu Kota Bandung.

Proporsi kendaraan yang digunakan oleh pengguna kereta api untuk mencapai tujuan mereka masing masing di dominasi oleh angkutan kota lebih dari setengah total responden yaitu s

sedangkan yang paling sedikit adalah pengguna yang menggunakan motor untuk mencapai tujuan terakhirnya.

Gambar 14. Kendaraan yang di gunakan menuju Tujuan Akhir

umum seperti angkot, ojeg, becak dan lain-lain. Semakin mudah mereka mendapatkan alat transportasi menuju ke Stasiun maka mereka akan semakin terlanyani dengan baik dan akan berpengaruh terhadap pemilihan moda ini. Dilihat dari kendaraan yang digunakan menuju stasiun naik pengguna kereta api paling banyak menggunakan sepeda/sepeda motor yaitu sebanyak pengguna yang menggunakan Sepeda/sepeda motor serta ojeg yaitu 22% sedangkan pengguna yang menggunakan mobil pribadi sebesar 2%. Dari proporsi yang terdapat di tabel di atas dapat disimpulkan bahwa angkutan umum, sepeda motor dan ojeg merupakan alat mudah didapatkan serta lebih cepatmencapai

Kendaraan Yang Di Gunakan Menuju Stasiun Naik

Kendaraan yang di Gunakan Menuju Tujuan Akhir

Berdasarkan hasil observasi yang di dapat dari 100 kuestioner, 75% pengguna kereta api berasal dari rancaekek dan Cicalengka dan tujuan terkahir mereka yaitu Kota Bandung.

Proporsi kendaraan yang digunakan oleh pengguna kereta api untuk mencapai tujuan mereka masing-masing di dominasi oleh angkutan kota lebih dari setengah total responden yaitu sebesar 68%, sedangkan yang paling sedikit adalah pengguna yang menggunakan motor untuk mencapai tujuan

(7)

3.2.2 Karakteristik Non Personal

Pada sub bab ini membahas mengenai penggunaan parkir di 3 stasiun, luas parkir yang tersedia, kemudahan mendapatkan kendaraan umum untuk mencapai tujuan akhir dari perjalanan, stasiun naik dan jam keberangkatan, stasiun pulang dan jam pulang.

A. Penggunaan Parkir Kendaraan

Untuk penggunaan lahan parkir yang ada pada stasiun yang di lalui oleh Kereta api Diesel Patas Bandung-Cicalengka dari 100 responden pengguna kereta api yang menggunakan fasilitas parkir hanya 34% ini menandakan pengguna kereta api rata-rata menggunakan angkutan umum untuk mencapai stasiun kereta api, sedangkan untuk yang tidak menggunakan fasilitas parkir 66%.

Gambar 15. Parkir Kendaraan B. Luas Lahan Parkir

Berdasarkan hasil kuisioner yang di sebarkan kepada pengguna kereta api 74

merasa cukup untuk luas lahan parkir. Sedangkan untuk penilaian yang merasa luas lahan parkir kurang sebanyak 26% dimana pengguna yang merasa luas lahan parkir yang kurang ini berasal dari Stasiun Rancaekek dimana pada kawasan ini banyak penggun kereta api menggunakan sepeda motor untuk menuju stasiun.

Gambar 16. Luas Lahan Parkir

C. Kemudahan Mendapatkan Kendaraan ke Stasiun/ Tempat Tujuan

Berdasarkan penilaian dari pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka sekitar 42%

Karakteristik Non Personal

Pada sub bab ini membahas mengenai penggunaan parkir di 3 stasiun, luas parkir yang tersedia, kemudahan mendapatkan kendaraan umum untuk mencapai tujuan akhir dari perjalanan, stasiun naik dan jam keberangkatan, stasiun pulang dan jam

Parkir Kendaraan

Untuk penggunaan lahan parkir yang ada pada stasiun yang di lalui oleh Kereta api Diesel Patas Cicalengka dari 100 responden pengguna kereta api yang menggunakan fasilitas parkir hanya 34% ini menandakan pengguna kereta api rata menggunakan angkutan umum untuk mencapai stasiun kereta api, sedangkan untuk yang tidak menggunakan fasilitas parkir 66%.

Berdasarkan hasil kuisioner yang di sebarkan kepada pengguna kereta api 74 % pengguna merasa cukup untuk luas lahan parkir. Sedangkan untuk penilaian yang merasa luas lahan parkir kurang sebanyak 26% dimana pengguna yang merasa luas lahan parkir yang kurang ini berasal dari Stasiun Rancaekek dimana pada kawasan ini n kereta api menggunakan sepeda

Kemudahan Mendapatkan Kendaraan ke Stasiun/ Tempat Tujuan

Berdasarkan penilaian dari pengguna kereta api Cicalengka sekitar 42%

mereka berpenilaian sangat mudah untuk mendapatkan kendaraan ke stasiun/tempat tujuan dan 44% menganggap mudah, dan hanya 14% pengguna yang merasa sulit untuk mendapatkan kendaraan ke stasiun/ tempat tujuan.

Gambar 17. Kemudahan Mendapatkan Kendaraan ke

Tujuan

D. Stasiun Naik dan Jam Keberangkatan Pergerakan untuk kawasan Cicalengka sebanyak 40% dari jumlah sampel sebanyak 100, dimana pada Stasiun Cicalengka jam puncaknya terdapat pada jam 06.05 sebanyak 18 responden atau 45% dari total pergerakan dari Stasiun Cicalengka karena pada jam ini pengguna yang mayoritas adalah pennguna yang bertujuan untuk bekerja dan sekolah.

Tabel 15. Stasiun naik dan jam keberangkatan

Untuk Stasiun Rancaekek juga kebanyakan pengguna nya merupakan pelajar da

dimana pada stasiun Rancaekek ini jam puncaknya yaitu padajam 05.30 sebanyak 34,28% hingga untuk mencapai tujuan akhirnya seperti sekolahan dan perkantoran tepat pada waktunya.

Pada jam-jam ini kondisi kereta api diesel patas penuh dengan penumpang hingga kebanyakan penumpang yang berdiri. Sedangkan Pada stasiun Bandung jam puncak pergerakan yang menuju ke Rancaekek dan Cicalengka yaitu pada jam 08.20 yaitu sebanyak 12 responden atau 48%.

berpenilaian sangat mudah untuk mendapatkan kendaraan ke stasiun/tempat tujuan dan 44% menganggap mudah, dan hanya 14% pengguna yang merasa sulit untuk mendapatkan kendaraan ke stasiun/ tempat tujuan.

Kemudahan Mendapatkan Kendaraan ke Stasiun/ Tempat

Stasiun Naik dan Jam Keberangkatan Pergerakan untuk kawasan Cicalengka sebanyak 40% dari jumlah sampel sebanyak 100, dimana pada Stasiun Cicalengka jam puncaknya terdapat pada jam 06.05 sebanyak 18 responden atau 45% erakan dari Stasiun Cicalengka karena pada jam ini pengguna yang mayoritas adalah pennguna yang bertujuan untuk bekerja dan

Stasiun naik dan jam keberangkatan

Untuk Stasiun Rancaekek juga kebanyakan pengguna nya merupakan pelajar dan pegawai dimana pada stasiun Rancaekek ini jam puncaknya yaitu padajam 05.30 sebanyak 34,28% hingga untuk mencapai tujuan akhirnya seperti sekolahan dan perkantoran tepat pada waktunya.

(8)

E. Stasiun Dan Jam Kembali

Dilihat dari hasil yang terdapat pada tabel di atas pengguna kereta api kebanyakan kembali melalui stasiun Bandung sebesar 75% dari 100 responden sedangkan untuk stasiun kembali melalui cicalengka hanya 16% dan stasiun Rancaekek 9%. Tabel 16. Stasiun Kembali dan jam kembali

Ini menandakan pengguna kereta api diesel patas merupakan pengguna yang berasal dari kawasan Rancaekek dan Cicalengka dengan tujuan perjalanan ke Kota Bandung dan dengan aktifitas pekerjaan yang mereka lakukan. Sedangkan untuk jam kembali menunjukan jam puncak dimana kondisi KRD patas penuh dengan pengguna, dari hasil kuisioner yang di dapat untuk pengguna yang kembali melalui Stasiun Bandung sebanyak 13, 33% pengguna kembali pada jam 13.45 WIB dan 21,33% pengguna kembali jam 15.30 WIB serta untuk penumpang yang pulang jam 17.35 WIB sebanyak 65,34%. Dari data tersebut dapat di ketahui jam puncak kembali nya penumpang dari Bandung menuju ke Rancaekek dan Cicalengka yaitu pada jam 17.35 WIB.

3.3 Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Dalam sub bab ini membahas mengenai hasil kuisioner sebanyak 100 sampel yang telah di sebar dimana dari hasil tersebut di dapat tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dari pengguna Kereta Api Diesel Patas Bandung – Cicalengka dengan menggunakan importance performance analysis dan dari hasil analisis di dapat tingkat kepuasan pengguna secara menyeluruh.

3.3.1 Kereta Api A. Waktu

1) Waktu Tempuh Perjalanan

Dilihat dari waktu tempuh perjalanan, penilian pengguna di dominasi oleh pengguna kereta api yang menganggap waktu tempuh perjalanan kereta api sangat penting dengan prosentase sebanyak 48% dan pengguna yang menjawab penting sebanyak 40%. Berdasarkan hasil pada tabel di atas maka pengguna sangat mementingkan waktu tempuh perjalanan sedangkan untuk keadaan nyata yang di rasakan oleh pengguna kereta api terhadap waktu tempuh dimana pengguna merasa puas sebanyak 26% dan yang merasa biasa 43%.

b) Ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api

Untuk tingkat kepentingan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api menurut pengguna KRD Patas Bandung-Cicalengka sangat lah penting dimana dari 100 responden 56% menilai sangat penting dan 11% menjawab biasa. Ini membuktikan bahwa pengguna yang menggunakan KRD Patas mementingkan ketepatan waktu. Berdasarkan tingkat kepuasan pengguna kereta api terhadap ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan rata-rata pengguna nya merasa tidak puas dan sangat tidak puas yaitu sebanyak 49% dan yang merasa puas dan sangat puas hanya 38% jadi ini menandakan tingkat pelayanan yang tidak baik di berikan oleh PT.KAI Daop II Bandung yang kepada pengguna.

c) Waktu Tunggu kereta api

Waktu tunggu kereta yang akan mengangkut pengguna untuk melakukan perjalan sangat di pentingkan untuk di perhatikan untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna, dimanan apa bila waktu tunggu yang lama maka pengguna akan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna kereta api. Berdasarkan tabel di atas, pengguna menilai bahwa waktu tunggu sangat penting dimana pengguna kereta api kebanyakan mementingkan waktu untuk mencapai tempat tujuan, dari 100 responden yang menjawab sangat penting dan penting sebanyak 87% ini menandakan sangat pentingnya waktu tunggu semakin cepat waktu tunggu maka semakin puas pengguna. Sedangkan untuk tingkat pelayanan pengguna kereta api diesel patas 6% menjawab sangat puas dan puas 31%, untuk yang menjawab tidak puas sebanyak 25%.

B. Keamanan

1) Keamanan ketika berada di dalam kereta api

(9)

2) Keberadaan petugas keamanan di kereta api

Dilihat dari tingkat kepentingan keberadaan petugas keamanan di setiap gerbong kereta api berdasarkan penilaian pengguna sebanyak 52% pengguna merasa sangat penting dan 36% responden menjawab penting serta sebanyak 6% merasa biasa, ini berarti keberadaan petugas keamanan di setiap gerbong keretaapi merupakan harapan yang di ingin kan oleh pengguna. Sedangkan untuk tingkat kepuasan keberadaan petugas keamanan di setiap gerbong kereta api diesel patas terdiri dari responden yang menjawab sangat puas dengan prosentase 27% dan yang merasa puas 26% sedangkan untuk pengguna yang merasa tidak puas 6%, untuk yang menjawab biasa sebanyak 41%. Dari tabel tingkat kepentingan dan kepuasan di atas dimana tingkat kepentingan menurut peneliaan pengguna sangat penting dan tingkat kepuasan menurut pengguna biasa ini menandakan bahwa keberadaan petugas di dalam kereta api sudah ada akan tetapi tidak pada setiap gerbongnya ada petugas keamanan. Dari tingkat kepentingan dan kepuasan keberadaan petugas keamanan di setiap gerbong kereta api didapat tingkat kesesuaian sebesar 81,412%.

C. Kenyamanan

1) Jumlah tempat duduk di dalam kereta api Jumlah tempat duduk merupakan hal yang sangat penting dalam kepuasan pengguna dimana pada tabel di atas dapat di lihat bahwa sekitar 57% responden menganggap jumlah tempat duduk yang tersedia di dalam kereta sangat penting dan 30% responden menganggap penting, sedangkan responden yang menganggap jumlah tempat duduk yang tersedia di dalam gerbong kereta api tidak penting dan sangat tidak penting tidak ada 0%. Untuk kepuasan dari pengguna kereta api mengenai jumlah tempat duduk di di dalam gerbong kereta api sendiri dari 100 kuisioner sekitar 31% menyatakan sangat puas dan yang menyatakan tidak puas sekitar 19%, untuk sisanya responden menyatakn puas dan biasa. Berdasarkan hasil kuisiner tersebut dan observasi di lapangan memang jumlah tempat duduk yang tersedia sudah dapat menampung jumlah penumpang yang ada akan tetapi pada jam-jam sibuk seperti jam 05.30 – 08.46 dan 15.30 – 17.35 penumpang banyak yang berdiri.

2) Ketersediaan udara/sirkulasi di dalam kereta api

Berdasarkan penilaian dari para pengguna kereta api diesel patas Bandung- Cicalengka mengenai tingkat kepentingan ketersedian sirkulasi dari 100% responden sebesar 53% menjawab untuk tingkat kepentingan ketersediaan sirkulasi biasa yang artinya pengguna kereta api tidak begitu memperdulikan kondisi sirkulasi yang ada di

dalam kereta api diesel patas sedangkan yang menganggap sangat penting untuk ketersediaan sirkulasi hanya sebesar 18%. Sedangkan untuk tingkat kepuasan pengguna kereta api patas Bandung- Cicalengka mengenai ketersediaan sirkulasi sebanyak 44% pengguna nya merasa tidak puas ini terbukti dengan kondisi kipas angin yang tidak terjaga dengan baik dimana kebanyakan kipas angin pada setiap gerbongnya dalam kondisi rusak. Sedangkan untuk pengguna yang merasa sangat puas hanya 10%.

3) Ketersediaan Fasilitas Pegangan untuk berdiri di dalam kereta

Ketersediaan fasilitas pegangan untuk penumpang berdiri pada kereta api sangat lah penting dimana dari 100% responden yang menjawab ketersediaan fasilitas pegangan untuk berdiri sangat penting sebanyak 53% dan menjawab biasa sebanyak 12%, ini berarti penumpang kereta api sangat mementingkan keberadaan fasilitas pegangan untuk berdiri.

Tingkat kepuasan pengguna kereta api untuk fasilitas berdasarkan kuisioner yang telah di sebar kepada para pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka sebanyak 12% merasa sangat puas, 25% merasa puas dan 50% merasa biasa. Ini berarti fasilitas pegangan untuk berdiri pada tiap gerbongnya ada akan tetapi tidak seluruh penumpang berdiri yang mendapatkanfasilitas pegangan untuk berdiri.

4) Ketersediaan lampu sebagai penerangan di dalam kereta

Kondisi lampu sebagai penerangan di dalam gerbong kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka dapat di ketahui melalui tingkat kepuasan pengguna dimana sebanyak 44% responden merasa puas dan hanya 12% yang merasa tidak puas terhadap Lampu Sebagai penerangan di dalam kereta.

5) Keleluasaan ketika berada di dalam kereta api

Berdasarkan hasil yang didapat proporsi pengguna yang berpenilaian bahwa keleluasaan ketika berada di dalam Kereta api diesel Patas sangat penting sebanyak 34% sedangkan untuk yang menjawab penting sebanyak 52%, ini berarti keleluasaan ketika berada di dalam KRD Patas penting.

(10)

menggunakan kereta api pada waktu yang bersamaan yaitu pada jam 05.00-07.00 dan jam 17.00-19.00.

D. Kebersihan

1) Kebersihan di dalam kereta api

Berdasarkan hasil kuisioner yang di sebar Kebersihan didalam kereta api sangat lah penting ini terlihat pada tabel diatas dimana dari 100 responden sekitar 57% merasa tingkat kepentingan untuk kebersihan di dalam kereta api sangat penting dan hanya 13% responden yang merasa biasa.

3.3.2 Stasiun Kereta Api A. Keamanan

1) Keamanan ketika berada di dalam Stasiun Kereta Api

Keamanan di dalam stasiun kereta api berdasarkan penilaian pengguna sangat penting ini dapat terlihat dari prosentase pengguna sebanyak 62% yang menganggap sangat penting dan sisanya sebanyak 28% menganggap penting, ini menandakan pengguna sangat mementingkan sekali keamanan di stasiun kereta api terutama pada saat pengguna kereta api sedang menunggu kereta api yang akan di gunakan karena pada waktu ini lah banyak terjadi gangguan keamanan. Untuk kondisi nyata mengenai keamanan di 3 stasiun yang dilayani oleh Kereta api diesel patas dapat di ketahui melalui kepuasan dari pengguna dimana dari 100 responden sebanyak 62% pengguna merasa sangat puas dan puas sedangkan untuk pengguna yang merasa tidak puas sebanyak 12% ini memandakan bahwa PT. KAI Daop II Bandung sudah berhasil menyelenggarakan keamanan pada 3 stasiun yang di layani oleh KRD Patas Bandung-Cicalengka.

2) Keberadaan petugas keamanan di stasiun kereta api

Pengguna Kereta api Diesel Patas Bandung – Cicalengka menganggap bahwa Keberadaan petugas keamanan di stasiun kereta api sangatlah penting ini terlihat pada jumlah responden yang menjawab sangat penting sebanyak 60% dari total responden, sedangkan yang menjawab untuk tingkat kepentingan tidak penting dan sangat tidak penting tidak ada (0%). Selain tingkat kepentingan pengguna juga diminta untuk menilai tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang di berikan dimana dari 100 responden 94% merasa sangat puas dan puas terhadap keberadaan petugas keamanan di stasiun kereta api dan 3% pengguna merasa biasa serta 3% sangat tidak puas. Dari hasil tingkat kepentingan dan kepuasan untuk keberadaan petugas keamanan di stasiun kereta api di dapat nilai kesesuaian sebesar 61,851%.

B. Biaya

1) Harga tiket yang di tawarkan

Berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan mengenai harga tiket yang di tawarkan. Penilaian pengguna terhadap tingkat kepentingan harga tiket yang di tawarkan, pengguna yang menjawab sangat penting sebanyak 59% dan yang menjawab penting 29%. Dari distribusi jawaban responden mengenai harga tiket yang di tawarkan memang pengguna kereta api sangat mementingkan harga tiket yang di tawarkan. Sedangkan untuk tingkat kepuasan pengguna kereta api mengenai harga tiket yang di tawarkan sebanyak 51% berpendapat puas dan biasa 28% merasa biasan sedangkan untuk pengguna yang merasa tidak puas sebanyak 7% sedangkan untuk pengguna yang merasa tidak puas sebesar 1%. Dan dari tabel kepentingan dan kepuasan pengguna mengenai harga tiket yang di tawarkan pelayanan yang di berikan sudah sesuai dengan harapan pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka.

2) Harga tiket di bandingkan dengan angkutan lain

Tingkat kepentingan untuk harga tiket KAI di bandingkan dengan angkutan lain maka pengguna kereta diesel patas Bandung-Cicalengka menilai sangat penting dengan prosentase sebanyak 46% dan penting 43%. Pengguna yang merasa sangat puas dan puas sebesar 87% dari total responden sedangkan yang terkecil penilian pengguna terhadap harga tiket di bandingkan dengan angkutan lain yaitu sangat tidak puas sebesar 20%. C. Fasilitas Stasiun

1) Luas Stasiun Kereta Api

Berdasarkan tingkat kepentingan mengenai luas lahan stasiun dari 100 responden yang menilai luas lahan sangat penting sebanyak 57% dan yang menilai penting sebanyak 31% serta yang menggap biasa sebanyak 12%, dari prosentase tersebut maka dapat di simpulkan pengguna kereta api diesel patas sangatlah mementingkan luas stasiun. Sedangkan untuk tingkat kepuasan pengguna dari 100 responden sebanyak 40% yang menjawab biasa dan hanya 26% pengguna yang merasa sangat puas.

2) Keberadaan Papan Informasi Jadwal Papan informasi merupakan fasilitas stasiun yang wajib ada dan tersedia bagi calon pengguna dimana papan informasi jadwal ini dapat mempermudah calon pengguna untuk mengetahui jam keberangkatan stasiun-stasiun tujuan pengguna.

(11)

bahwa berdasarkan penilaian pengguna kereta api diesel patas papan informasi jadwal sangat penting. Sedangkan untuk tingkat kepuasan pengguna dapat terlihat dari distribusi jawaban tingkat kepuasan pengguna terhadap keberadaan papan informasi jadwal dimana jawaban responden di dominasi oleh pengguna yang menilai sangat tidak puas yaitu sebedar 31% dan 24% tidak puas. 3) Pelayanan Loket Tiket

Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada para pengguna kereta api diesel patas didapat proporsi yang menjawab bahwa tingkat kepentingan loket tiket sangat penting sebanyak 47% dan penting 41% sisanya penumpang menjawab tingkat kepentingan loket tiket biasa sebanyak12%.

Di lihat dari tingkat kepuasan pengguna atas pelayanan mengenai loket tiket yang di berikan PT. KAI dapat di lihat bahwa sekitar 80% pengguna merasa sangat puas dan sekitar 15% pengguna merasa puas dan yang terkecil terdapat pada penilaian yang merasa tidak puas yaitu sebesar 1%. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat di ketahui bahwa pengguna kereta api sangat puas atas pelayanan yang di berikan terutama loket tiket, ini juga menandakan PT. KAI Daop II Bandung telah dapat memenuhi keingginan dari pengguna untuk loket tiket.

4) Jumlah tempat duduk yang terdapat di stasiun kereta api

Untuk mengetahui tingkat kepentingan dari jumlah tempat duduk yang tersedia di stasiun kereta api maka dalam penelitian ini di minta untuk menilai tingkat kepentingan, hasil yang didapat dari 100 responden sebanyak 47% yang menilai bahwa jumlah tempat duduk yang terdapat di stasiun kereta api sangat penting dan 41% yang menganggap penting.

Sedangkan untuk tingkat kepuasan pengguna kereta api mengenai jumlah tempat duduk yang terdapat di stasiun kereta api di dominasi oleh pengguna yang menjawab puas sebanyak 27% dan 23% sangat puas, sedangkan pengguna yang merasa tidak puas sebanyak 21%. Berdasarkan penjelasan dan tabel tingkat kepentingan, tingkat kepuasan maka dapat disimpulkan keberadaan tempat duduk pada setiap stasiun nya telah dapat mengakomodasi semua pengguna yang menunggu kereta api.

5) Perlindungan dari gangguan Cuaca Dilihat dari tingkat kepentingan dengan keberadaan perlingdungan dari gangguan cuaca sebanyak 48% pengguna menganggap perlindungan dari gangguan cuaca itu sangat penting dan hanya 12% yang menganggap biasa. Hasil yang di dapat dari tingkat kepuasan pengguna dengan cara penyebaran kuisioner

kepada pengguna sebanyak 100 responden dan 59% pengguna kereta api diesel patas puas serta hanya sekitar 2% sangat tidak puas. Berdasarkan pengamatan di lapangan yang di lakukan, dari 3 stasiun yang di lalui kereta api diesel keberadaan perlindungan sudah tersedia dan dalam kondisi yang baik.

6) Ketersediaan Lahan Parkir di Stasiun kereta api

Berdasarkan hasil penilaian pengguna kereta api diesel patas Bandung- Cicalengka, pengguna menganggap ketersediaan lahan parkir di stasiun kereta api sangat penting sebanyak 58% dan 29% responden menilai ketersediaan lahan parkir di stasiun penting. Sedangkan untuk tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka pengguna kereta api merasa puas dimana prosentase nya sebesar 45% dan 14% untuk pengguna yang menilai ketersediaan lahan parkir sangat puas serta hanya 8% yang berpendapat sangat tidak puas. Dapat terlihat pada tabel tingkat kepentingan dan kepuasan pengguna terhadap ketersediaan lahan parkir di stasiun diatas menunjukan bahwa pengguna kereta api sebagian besar merasa puas ini menandakan ketersediaan lahan parkir pada 3 stasiun yang di lalui oleh kereta diesel patas yaitu Bandung, Rancaekek, dan Cicalengka sudah tersedia bagi pengguna kereta api akan tetapi belum bisa menampung seluruh pengguna yang menggunakan kendaraan ke stasiun kereta api.

D. Kebersihan

1) Kebersihan di Stasiun Kereta Api

Mengenai tingkat kepentingan kebersihan di stasiun kereta api berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden sekitar 52% menjawab bahwa kebersihan di stasiun sangat penting untuk di perhatikan dan 13% menjawab bahwa tingkat kepentingan kebersihan di stasiun biasa.Sedangkan untuk tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pengguna kereta api sebanyak 43% menjawab sangat puas dan 9% yang merasakan sangat tidak puas dan tidak puas. Dari 9 responden yang merasa tidak puas, 7 respondennya merupakan penumpang yang naik stasiun Rancaekek ini bararti menggambarkan keadaan stasiun rancaekek yang dari segi kebersihan masih kurang. Untuk penumpang yang naik dari stasiun Bandung seluruhnya merasa puas dan sangat puas ini juga berarti kondisi yang baik untuk kebersihan yang berada di Stasiun Bandung.

2) Kebersihan di Toilet Stasiun

(12)

yang beranggapan kebersihan toilet stasiun tidak penting dan sangat tidak penting.

Kebersihan toilet yang ada di stasiun kereta api dapat di nilai dengan menyakan kepada pengguna mengenai kepuasan mereka terhadap kebersihan toilet stasiun naik dan dari 100 responden sebesar 16% responden yang merasa sangat puas dan 28% merasa puas ini yang menandakan kebersihan di toilet di stasiun kereta api Bandung, Rancaekek serta cicalengka masih terjaga kebersihannya akan tetapi ada juga pengguna yang merasa sangat tidak puas sebesar 23%.

Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Analisis Kepuasan Kepentingan dan Kesesuaian Responden.

Tingkat kesesuaian di dapat dari bobot tingkat kepuasan di bagi bobot tingkat kepentingan dan hasilnya di kali 100, nilai kesesuaian ini menunjukan kepuasan pengguna dimana semakin besar nilai kesesuaian maka pengguna semakin merasa puas terhadap pelayanan

oleh PT. KAI sebagai penyelenggara perjalanan kereta api diesel patas Bandung

Nilai rata-rata kesesuaian dari keseluruhan pengguna kereta api patas ini sebesar 60,45% yang artinya apa bila nilai kesesuaian tiap variabel di bawah nilai rata-rata berarti pelayanan yang di berikan belum dapat memenuhi permintaan dari para pengguna. Tingkat kesesuaian ini merupakan langkah yang harus di lakukan untuk mengetahi rata-rata dari tingkat kepentingan dan kepuasan pengguna dimana rata-rata ini untuk mengetahui letak tiap-tiap variabel pada diagram kartesius. yang beranggapan kebersihan toilet stasiun tidak

k penting.

Kebersihan toilet yang ada di stasiun kereta api dapat di nilai dengan menyakan kepada pengguna mengenai kepuasan mereka terhadap kebersihan toilet stasiun naik dan dari 100 responden sebesar 16% responden yang merasa sangat puas dan 28% sa puas ini yang menandakan kebersihan di toilet di stasiun kereta api Bandung, Rancaekek serta cicalengka masih terjaga kebersihannya akan tetapi ada juga pengguna yang merasa sangat tidak

Rekapitulasi Hasil Analisis Kepuasan, Kepentingan dan Kesesuaian

Tingkat kesesuaian di dapat dari bobot tingkat kepuasan di bagi bobot tingkat kepentingan dan hasilnya di kali 100, nilai kesesuaian ini menunjukan kepuasan pengguna dimana semakin besar nilai kesesuaian maka pengguna semakin merasa puas terhadap pelayanan yang di berikan oleh PT. KAI sebagai penyelenggara perjalanan kereta api diesel patas Bandung – Cicalengka.

rata kesesuaian dari keseluruhan pengguna kereta api patas ini sebesar 60,45% yang artinya apa bila nilai kesesuaian tiap variabel di rata berarti pelayanan yang di berikan belum dapat memenuhi permintaan dari para pengguna. Tingkat kesesuaian ini merupakan langkah yang harus di lakukan untuk mengetahi rata dari tingkat kepentingan dan kepuasan ata ini untuk mengetahui tiap variabel pada diagram kartesius.

Tabel 18. Penghitungan Rata

Kepentingan dan Penilaian Kepuasan

Pada gambar di bawah mengenai diagram katesius dapat terlihat bahwa letak variable

mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas Bandung

menjadi 4 bagian. Adapun interpretasi dari diagram kartesius di atas dapat di jelas kan sebagai berikut :

1. Kuadran A

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas Bandung Cicalengkadimana penanganannya perlu di utamakan karena berdasarkan hasil pe

pengguna kereta tingkat kepentingannya sangat penting sedangkan tingkat kepuasan nya masih belum sesuai dengan apa yang di harapkan oleh pengguna.

Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

 Ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api (1.b)

 Waktu tunggu kereta api(1.c)

 Keamanan di dalam kereta api (2.a)

Penghitungan Rata-Rata Penilaian Kepentingan dan Penilaian Kepuasan

Pada gambar di bawah mengenai diagram katesius dapat terlihat bahwa letak variable-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka terbagi menjadi 4 bagian. Adapun interpretasi dari dapat di jelas kan sebagai

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengkadimana penanganannya perlu di utamakan karena berdasarkan hasil penilaian dari pengguna kereta tingkat kepentingannya sangat penting sedangkan tingkat kepuasan nya masih belum sesuai dengan apa yang di harapkan oleh

variabel yang termasuk dalam kuadran

Ketepatan waktu kedatangan dan angkatan kereta api (1.b)

(13)

 Ketersediaan udara/sirkulasi di dalam kereta api (3.b)

 Keleluasaan Ketika berada di dalam kereta api (3.e)

 Kebersihan di dalam kereta api (4.a)

 Papan informasi jadwal (7.b) 2. Kuadran B

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas Bandung Cicalengka dimana variable-variabel yang masuk pada kuadran ini perlu dipertahankan karena berdasarkan hasil penilaian dari pengguna kereta tingkat kepentingannya dan tingkat kepuasan sudah sesuai dengan harapan pengguna sehingga dapat memuaskan pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka. Variabel

termasuk dalam kuadran ini adalah:

 Jumlah tempat duduk yang tersedia di dalam kereta api (3.a)

 Fasilitas pegangan untuk berdiri (3.c)

 Ketersediaan lampu untuk penerangan di dalam kereta (3.d)

Gambar 17. Diagram Kartesius

 Keberadaan petugas keamanan di dalam kereta api (2.b)

 Keamanan di stasiun kereta api (5.a)

 Keberadaan petugas keamanan di stasiun kereta api (5.b),

 Waktu tempu perjalanan kereta api (1.a)

 Harga tiket yang ditawarkan (6.a),

 Harga tiket dibandingkan dengan angkutan lain (6.b)

 Kebersihan di dalam stasiun (9.a),

 Luas stasiun kereta api (7.a)

 Pelayanan Loket tiket (7.c),

 Jumlah tempat duduk di stasiun kereta api (7.d)

 Perlindungan dari gangguan cuaca (7.e),

 Ketersediaan lahan parkir di stasiun kereta api (7.f)

3. Kuadran C

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan

Ketersediaan udara/sirkulasi di dalam kereta

Keleluasaan Ketika berada di dalam kereta

Kebersihan di dalam kereta api (4.a) (7.b)

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kereta api diesel patas

Bandung-variabel yang masuk pada kuadran ini perlu dipertahankan karena hasil penilaian dari pengguna kereta tingkat kepentingannya dan tingkat kepuasan sudah sesuai dengan harapan pengguna sehingga dapat memuaskan pengguna kereta api diesel patas Cicalengka. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

mlah tempat duduk yang tersedia di dalam

Fasilitas pegangan untuk berdiri (3.c) Ketersediaan lampu untuk penerangan di

Diagram Kartesius

Keberadaan petugas keamanan di dalam

stasiun kereta api (5.a)

Keberadaan petugas keamanan di stasiun

Waktu tempu perjalanan kereta api (1.a) Harga tiket yang ditawarkan (6.a),

Harga tiket dibandingkan dengan angkutan

Kebersihan di dalam stasiun (9.a), stasiun kereta api (7.a) Pelayanan Loket tiket (7.c),

Jumlah tempat duduk di stasiun kereta api

Perlindungan dari gangguan cuaca (7.e), Ketersediaan lahan parkir di stasiun kereta

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan

pengguna kereta api diesel patas Bandung Cicalengka dimana kepentingan nya dianggap rendah oleh pengguna dan tingkat tingkat kepuasan nya juga biasa atau pun rendah. PT.

Bandung selaku penyelenggara harus memperbaiki variable-variabel yang terdapat di dalam kuadaran ini. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

 Kebersihan di dalam toilet stasiun kereta api (8.b)

4. Kuadran D

Pada kuadran ini dapat menunjukan variable variabel yang pelayanan nya berlebihan dalam pelaksanaan nya hal ini di sebabkan tingkat kepentingan di nilai tidak penting sedangkan pelayanan yang baik di berikan oleh pihak perusahaan. Peningkatan kinerja variable

ini akan meyebabkan terjadi nya pemborosan sumber daya maka tidak perlu ada penambahan pada kuadran ini. Pada hasil penelitian ini tidak ada variable yang masuk kedalam kuadran ini yang berarti tidak ada pelayanan yang berlebihan yang di berikan oleh pihak p

pengguna Kereta api.

Berdasarkan diagram kartesius pada gambar di atas, dapat terlihat varibel

pembentuk kepuasan pengguna kereta api terbagi menjadi 4 kuadran, dimana pada kuadran A di dalam teori menjelaskan bahwa

masuk pada kuadran pertama ini merupakan prioritas utama yang harus di perhatikan dan diperbaiki pelayanannya karena variabel ini di anggap penting bagi pengguna akan tetapi pada kenyataan nya para pelanggan tidak puas dengan kinerja/pelayanan yang telah di berikan.

Jadi PT. KAI Daop II harus lebih memperhatikan varibel seperti keleluasaan, keamanan dan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan, waktu tunggu, kebersihan di dalam kereta apiserta papan informasi jadwal. Untuk variabel yang termasuk kedalam kuadaran

variabel, pada kuadran ini berdasarkan hasil analisis pada studi ini menunjukan bahwa tingkat kepentingan dari varibel ini sangat lah penting dan pelayanan yang telah di berikan oleh pihak PT. KAI Daop II Bandung sudah sesuai dengan keinginan pengguna. Jadi dapat disimpulkan pengguna sudah puas dengan pelayanan varibel yang masuk pada kuadran kedua ini oleh kerena pihak PT. KAI harus memastikan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja pada varibel-variabel tersebut.

Pada kuadran C merupakan variabel yang di anggap oleh pengguna kereta api kurang penting untuk tingkat kepentingan nya dan dari segi pelayanan nya biasa-biasa saja. Jadi pihak penyelenggara tidak perlu atau mempertimbangkan pengguna kereta api diesel patas Bandung-Cicalengka dimana kepentingan nya dianggap rendah oleh pengguna dan tingkat tingkat kepuasan nya juga biasa atau pun rendah. PT. KAI Daop II Bandung selaku penyelenggara harus memperbaiki variabel yang terdapat di dalam kuadaran variabel yang termasuk dalam

Kebersihan di dalam toilet stasiun kereta api

i dapat menunjukan variable-variabel yang pelayanan nya berlebihan dalam pelaksanaan nya hal ini di sebabkan tingkat kepentingan di nilai tidak penting sedangkan pelayanan yang baik di berikan oleh pihak perusahaan. Peningkatan kinerja variable-variabel i akan meyebabkan terjadi nya pemborosan sumber daya maka tidak perlu ada penambahan pada kuadran ini. Pada hasil penelitian ini tidak ada variable yang masuk kedalam kuadran ini yang berarti tidak ada pelayanan yang berlebihan yang di berikan oleh pihak penyelenggara kepada

Berdasarkan diagram kartesius pada gambar di atas, dapat terlihat varibel-variabel yang dalam pembentuk kepuasan pengguna kereta api terbagi menjadi 4 kuadran, dimana pada kuadran A di dalam teori menjelaskan bahwa variabel yang masuk pada kuadran pertama ini merupakan prioritas utama yang harus di perhatikan dan diperbaiki pelayanannya karena variabel ini di anggap penting bagi pengguna akan tetapi pada kenyataan nya para pelanggan tidak puas dengan

an yang telah di berikan.

Jadi PT. KAI Daop II harus lebih memperhatikan varibel seperti keleluasaan, keamanan dan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan, waktu tunggu, kebersihan di dalam kereta apiserta papan informasi jadwal. Untuk variabel yang termasuk kedalam kuadaran ke B terdapat 15 variabel, pada kuadran ini berdasarkan hasil analisis pada studi ini menunjukan bahwa tingkat kepentingan dari varibel ini sangat lah penting dan pelayanan yang telah di berikan oleh pihak PT. KAI Daop II Bandung sudah sesuai dengan nan pengguna. Jadi dapat disimpulkan pengguna sudah puas dengan pelayanan varibel yang masuk pada kuadran kedua ini oleh kerena pihak PT. KAI harus memastikan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja pada

(14)

lagi untuk menambahkan atau memprioritasik varibel yang terletak pada kuadran ini dimana pada kuadran ini terdapat 1 varibel yang termasuk yaitu kondisi toilet di stasiun kereta api. Sedangkan pada kuadran D tidak terdapat variable yang termasuk dalam kuadran ini dimana ini berarti tidak ada pelayanan yang berlebihan yang berikan oleh pihak penyelenggara. Setelah melihat variabel berdasarkan grafik kartesius diatas selanjutnya akan dilihat tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan berdasarkan garis median dari kepuasan dan kepentingan, nilai maksimum dan minimum dari skala pengukuran serta nilai standar deviasi. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai hal tersebut diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 18. Tingkat Kepentingan dan kepuasan berdasarkan garis median, nilai maksimum dan nilai minimum serta standar deviasi

Pada gambar diatas dapat terlihat median x dan y dimana median ini di dapat dari nilai yang berada di tengah-tengah setelah nilai diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. Pada penelitian ini median untuk tingkat kepuasan (x) berada pada titik 2,268 dengan nilai tertinggi berada pada titik 2,804 dan yangterendah 1,138 sedangkan nilai standar deviasinya untuk (x) sebesar 0,361. Untuk tingkat kepentingan (y) nilai median nya terletak pada titik 3,667 dengan nilai tertinggi berada pada titik 3,755 dan yang terendah berada pada titik 2,751 sedangkan untuk nilai standar deviasi nya berada pada 0,034. Untuk variabel yang berada di luar garis minimum dan maksimum standar deviasi maka dapat dikatakan bahwa variabe

menyimpang dari nilai rata-rata. Adapun variabel yang menyimpang dari nilai rata

sebagai berikut:

 Variabel ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api (1.a), variabel papan informasi jadwal (7.b), Keleluasaan ketika berada di dalam kereta api (3.e) Variabel kebersihan di dalam kereta api (4.a). Dimana ke empat variabel tersebut berada di bawah/diluar garis minimun standar deviasi tingkat kepuasan yang arti nya penggu tidak puas dengan layanan yang di berikan akan lagi untuk menambahkan atau memprioritasikan varibel yang terletak pada kuadran ini dimana pada kuadran ini terdapat 1 varibel yang termasuk yaitu kondisi toilet di stasiun kereta api. Sedangkan pada kuadran D tidak terdapat variable yang termasuk dalam kuadran ini dimana ini berarti tidak ada ayanan yang berlebihan yang berikan oleh pihak penyelenggara. Setelah melihat variabel berdasarkan grafik kartesius diatas selanjutnya akan dilihat tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan berdasarkan garis median dari kepuasan ksimum dan minimum dari skala pengukuran serta nilai standar deviasi. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai hal tersebut diatas dapat dilihat pada gambar berikut

Tingkat Kepentingan dan kepuasan berdasarkan garis median, nilai dan nilai minimum serta

Pada gambar diatas dapat terlihat median x dan y dimana median ini di dapat dari nilai yang berada tengah setelah nilai diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. Pada penelitian ini k tingkat kepuasan (x) berada pada titik 2,268 dengan nilai tertinggi berada pada titik 2,804 dan yangterendah 1,138 sedangkan nilai standar deviasinya untuk (x) sebesar 0,361. Untuk tingkat kepentingan (y) nilai median nya terletak nilai tertinggi berada pada titik 3,755 dan yang terendah berada pada titik 2,751 sedangkan untuk nilai standar deviasi nya berada pada 0,034. Untuk variabel yang berada di luar garis minimum dan maksimum standar deviasi maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut rata. Adapun variabel yang menyimpang dari nilai rata-rata tersebut

Variabel ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api (1.a), variabel papan informasi jadwal (7.b), Keleluasaan rada di dalam kereta api (3.e) Variabel kebersihan di dalam kereta api (4.a). Dimana ke empat variabel tersebut berada di bawah/diluar garis minimun standar deviasi tingkat kepuasan yang arti nya penggu tidak puas dengan layanan yang di berikan akan

tetapi ke empat variabel tersebut masih berada di dalam garis standar deviasi tingkat kepentigan yang arti nya tingkat kepentingannya di anggap sangat penting oleh pengguna. Dapat di simpulkan ke empat variabel tersebut menurut pengguna kereta api sangat penting akan tetapi merasa tidak puas dengan layanan yang di berikan.

 Variabel kebersihan di toilet stasiun (8.b) untuk tingkat kepuasaan pengguna berada di bawah standart deviasi serta tingkat kepentingan juga berada di bawah nilai minimum standar deviasi yang

segi kepentingan pengguna beranggapan tidak begitu penting dan dari segi kepuasan pun pengguna tidak merasa puas atau biasa saja. Untuk itu pengelola tidak perlu memperioritaskan variabel ini.

Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode-metode diatas maka untuk selanjutnya di lakukan analisis mengenai indek kepuasan pelanggan dalam penelitian ini yaitu pengguna kereta api diesel patas Bandung

Tabel 19. Perhitungan Pelanggan

Pada tabel di atas dapat terlihat nilai Mean Importance Score (MIS) ini berasal dari rata tingkat kepentingan berdasarkan pendapat pengguna untuk tiap variabel nya, dimana berdasarkan tabel di atas di ketahui jumlah terbesar terdapat pada variabel keamanan di dalam kereta api dengan nilai MIS sebesar 3,755 dengan nilai total MIS sebesar 83,322. Sedangkan untuk analasis menggunakan indek kepuasan pelanggan yang di lakukan menunjukan bahwa dari keseluruhan pengguna kereta api sebesar 44,08% ini di dapat dari jumlah total WS di bagi skala tertinggi dan di kali seratus.

ke empat variabel tersebut masih berada di dalam garis standar deviasi tingkat kepentigan yang arti nya tingkat kepentingannya di anggap sangat penting oleh pengguna. Dapat di simpulkan ke empat variabel tersebut menurut pengguna kereta akan tetapi merasa tidak puas dengan layanan yang di berikan. Variabel kebersihan di toilet stasiun (8.b) untuk tingkat kepuasaan pengguna berada di bawah standart deviasi serta tingkat kepentingan juga berada di bawah nilai minimum standar deviasi yang arti nya dari segi kepentingan pengguna beranggapan tidak begitu penting dan dari segi kepuasan pun pengguna tidak merasa puas atau biasa saja. Untuk itu pengelola tidak perlu memperioritaskan variabel ini.

Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode diatas maka untuk selanjutnya di lakukan analisis mengenai indek kepuasan pelanggan dalam penelitian ini yaitu pengguna kereta api diesel patas Bandung – Cicalengka.

Perhitungan Indek Kepuasan

Gambar

Gambar 2  Karakteristik Karakteristik
Gambar 9.  Jumlah
Gambar 12. Maksud Perjalanan Maksud Perjalanan
Gambar 17.  Kemudahan Kemudahan
+5

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETISI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG. Universitas

Memberikan informasi terhadap pihak rumah sakit tentang ada tidaknya perbedaan berat badan pada pasien karsinoma nasofaring yang. mendapat pengobatan utama yakni

BAB III PROTES WARGA TERHADAP PJOK KOTA PADANG MENGENAI DANA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 SUMATERA BARAT TAHAP III 3.1 Kebijakan

[r]

Kepengurusan Nasional (DPPON dan Pengurus Nasional) untuk melanjutkan pembahasan dan melengkapi Peraturan – Peraturan Organisasi, pada rapat pimpinan yang diatur dalam Anggaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penggunaan model pembelajaran Conceptual Change terhadap penurunan beban kognitif siswa dalam pembelajaran sistem

bahwa yang lebih penting untuk menjadi seorang pemimpin adalah. memiliki jiwa nasionalisme atau rasa kebangsaan, tanpa

Dalam analisis varian hasil dari uji F ditemukan bahwa nilai F tabel adalah 2,47 diperoleh dari tabel nilai kritis distribusi dengan n= 43, k= 6 didapat