• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 5 SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 5 SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester "

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

40 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ngablak 02 yang terletak di Kelurahan Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Siswa SDN Ngablak 02 berjumlah 235 anak yang terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri dari 2 kelas kecuali kelas 6 hanya terdapat 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 12 guru kelas, 1 guru karawitan, 1 guru agama islam, 1 guru agama kristen, 1 guru olahraga.

SDN Ngablak 02 terdiri dari 12 kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 rumah dinas, dan 2 toilet. Suasana didalam kelas cukup baik, terdapat penerangan yang memadai dan jendela yang cukup untuk pertukaran udara. Pembelajaran di SDN Ngablak 02 dilaksanakan pada hari Senin sampai hari Sabtu. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.15 sampai dengan 12.30 siang, kecuali hari Jumat dan Sabtu yang berlangsung dari pukul 07.15 sampai dengan pukul 10.40 siang.

4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal

(2)

Tabel 4.1

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN Ngablak 02

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1. Tuntas* 11 50%

2. Tidak tuntas 11 50%

Jumlah 22 100%

Nilai Maksimum 75

Nilai Minimum 60

Nilai rata-rata 67,4

KKM* 68

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan siswa yang nilainya diatas KKM atau yang tuntas hasil belajarnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ada 11 siswa atau 50% siswa dalam kelas, sedangkan siswa yang belum tuntas 11 siswa atau 50%. Nilai tertinggi siswa adalah 75, sedangkan nilai terendah siswa adalah 60.

Ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa dapat disajikan pada gambar 2 sebagai berikut:

Sumber: Data Sekunder

Gambar 2

Gambar Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Ketuntasan Hasil Belajar

siswa tidak tuntas 50% siswa tuntas 50% Siswa

(3)

Berdasarkan data yang diperoleh, perlu upaya untuk menindak lanjutinya melalui penelitian tindakan kelas. Dari hasil diskusi observer dan guru memberikan kesimpulan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dan memberdayakan siswa dalam pembelajaran IPA dengan engembangkan keterampilan siswa untuk berpikir kritis selain itu pendidikan karakter seperti kerjasama dan tanggung jawab harus diajarkan agar siswa menjadi siswa yang berpikir kritis dan berkarakter. Dengan kondisi seperti ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaranCooperative Learning tipe Numbered Head Together.

4.1.3 Pelaksanaan siklus 1 4.1.3.1 Perencanaan

Setelah peneliti melakukan observasi dan mengkaji hasil observasi, peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran serta alat penunjang lainnya yang akan digunakan.

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti menyusun perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Proses pembentukan tanah, pengelolaan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa rangkuman materi beserta lembar kerja siswa.

4.1.3.2 Pelaksanaan Observasi 4.1.3.2.1 Pelaksanaan

a. Pertemuan pertama

(4)

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan pertama. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang jenis-jenis batuan beku (magma/vulkanik). Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan bekerja sama. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama kelompok. Saat berlangsungnya diskusi, peneliti dan guru mengeamati jalannya kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan keppada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami pelajaran pada pertemuan 1.

Kegiatan akhir

(5)

Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang batuan endapan / sedimen.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilakasanakan pada hari Rabu, 15 April 2015. Pada pertemuan kedua ini guru menyampaikan materi pelajaran IPA mengenai batuan endapan / sedimen. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua meliputi:

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Kegiatan Inti

(6)

yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami pelajaran pada pertemuan 2.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang batuan malihan / metamorf.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan kedua dilakasanakan pada hari Sabtu, 18 April 2015. Pada pertemuan kedua ini guru menyampaikan materi pelajaran IPA mengenai batuan malihan / metamorf. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua meliputi:

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Kegiatan Inti

(7)

kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami pelajaran pada pertemuan 3.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan. Kemudian guru memberikan refleksi tentang materi yang telah dipelajari yaitu jenis-jenis batuan.

4.1.3.2.2 Observasi

(8)

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 pertemuan 1

Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

- 1 0 0

4, 13, 15, 27, 29, 31 2 6 12

1, 3, 6, 7, 8, 14, 16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30

3 19 57

2, 5, 9, 10, 11, 12 4 6 24

93

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa aktivitas guru mengajar diperoleh jumlah skor 93 atau masuk kualifikasi B. Aktivitas guru mengajar masih terdapat kekurangan seperti, menyampaikan kompetensi atau tujuan pembelajaran belum dilakukan, menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media, menyampaikan dengan gaya yang sesuai, belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu dan belum memberikan tindak lanjut.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 1 pertemuan 2

Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

- 1 0 0

13, 14, 15 2 3 6

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 29, 31

3 17 51

9, 10, 11, 12, 18, 20, 21, 22, 23, 28, 30

4 11 44

101

(9)

belum menghasilkan pesan yang menarik, belum menggunakan media secara efektif dan efisien.

4.1.3.3 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, diskusi dilakukan oleh peneliti, guru kelas, dan guru yang melakukan observasi. Diskusi ini guna mencari kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran siklus 1 dalam rangka perbaikan pada siklus 2. Adapun hasilnya sebagai berikut : 1. Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru dan peneliti dengan baik b. Mulai tumbuh keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan

penndapat

c. Rasa percaya diri mulai tumbuh dari diri siswa d. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran 2. Kekurangan

a. Pada pertemuan pertama siswa masih bingung dengan model pembelajaran yang diterapkan

b. Waktu belum efisien

c. Masih ramai saat diskusi berlangsung

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan peneliti beserta guru menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu :

a. Guru lebih meningkatkan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa

(10)

4.1.4 Pelaksanaan Siklus II 4.1.4.1 Perencanaan

Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran pada siklus 1 dan memperoleh data yang valid, kemudian menganalisis dan merefleksi proses pembelajaran siklus 1. Peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai langkah perbaikan dan materi pembelajaran serta alat penunjang lain yang akan digunakan.

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti menyusun perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Proses pembentukan tanah, pengelolaan pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar penilaian proses dan perangkat pembelajaran yang berupa rangkuman materi beserta lembar kerja siswa.

4.1.4.2 Pelaksanaan Observasi 4.1.4.2.1 Pelaksanaan

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015. Pada pertemuan pertama ini guru menyampaikan materi IPA mengenai Proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama meliputi :

Kegiatan Awal

(11)

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan pertama. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan bekerja sama. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama kelompok. Saat berlangsungnya diskusi, peneliti dan guru mengeamati jalannya kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai.

Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang susunan tanah

b. Pertemuan kedua

(12)

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru menunjukkan gambar susunan tanah dan memberikan sedikit penjelasan. Kemudian guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together(NHT).

Kegiatan inti

(13)

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. c. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 April 2015. Pada pertemuan ini guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan 1 dan 2. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga meliputi :

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Kemudian guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru bertanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi yang sudah dibahas pada pertemuan 1 dan 2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Kemudian guru memberikan soal evaluasi pada siswa untuk dikerjakan secara mandiri.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan penekanan tentang konsep yang harus dikuasai siswa. Kemudian Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah dipelajari pada pokok bahasan

“Proses Pembentukan tanah”.

4.1.4.2.2 Observasi

(14)

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 2 pertemuan 1

Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

- 1 0 0

- 2 0 0

7, 8, 13, 14, 24, 25, 26, 27 3 8 24

1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 28,

29, 30, 31

4 23 92

116

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam mengajar diperoleh jumlah skor 116 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas guru dalam mengajar secara keseluruhan juga telah dilaksanakan dengan baik, karena guru sudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 2 pertemuan 2

Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

- 1 0 0

- 2 0 0

14, 15, 25, 26, 27, 28 3 6 18

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 29, 30, 31

4 25 100

(15)

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam mengajar diperoleh jumlah skor 118 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas guru dalam mengajar secara keseluruhan meningkat menjadi lebih baik dari proses belajar mengajar sebelum nya, karena guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapa. Setelah kegiatan pembelajaran guru di pertemuan ketiga memberikan rangkuman yang melibatkan siswa, guru juga melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Hal tersebut sejalan dengan teori Spencer Kagen dan Russ Frank untuk melibatakan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Setelah dilakukan refleksi pada pembelajaran siklus 1, pembelajaran siklus 2 ini sudah jauh lebih baik. Dalam pembelajaran guru melakukan kegiatan sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai dan tidak ada yang terlewatkan. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Setelah kegiatan pembelajaran guru di pertemuan ketiga memberikan rangkuman yang melibatkan siswa, guru juga memberikan evaluasi dan mengamati siswa secara teliti ketika siswa mengerjakan agar tidak terjadi kecurangan.

(16)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 pertemuan 1

Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

- 1 0 0

- 2 0 0

5, 6,7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21

3 13 39

1, 2, 3, 4, 9, 11, 12, 20, 22 4 9 36

75

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar diperoleh jumlah skor 75 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas siswa dalam belajar secara keseluruhan sudah dilaksanakan dengan baik. Siswa sudah mempersiapkan alat belajar dan menempati tempat duduk dengan rapi tanpa ditugaskan guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mata pelajaran IPA dengan baik dan jarang sekali siswa ngobrol dengan teman nya, siswa sudah terlihat semakin aktif.

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 pertemuan 2

Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

- 1 0 0

- 2 0 0

5, 8, 13, 14, 15, 17, 19, 21 3 8 24

1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 16, 18, 20, 22

4 14 56

80

(17)

Dalam pembelajaran siklus II siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, siswa sudah mempersiapkan alat belajar dan menempati tempat duduk dengan rapi tanpa ditugaskan guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mata pelajaran IPA dengan baik dan jarang sekali siswa mengobrol dengan temannya, siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Siswa antusias dalam berdiskusi kelompok dengan memberikan usulan tentang tugas yang dikerjakan. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan jelas serta terjadi kegiatan tanya jawab dan saling menanggapi. Siswa juga membuat rangkuman materi tentang pelajaran yang telah dilakukan dengan bantuan guru dan mengerjakan lembar evaluasi pada pertemuan ketiga. Hal ini sejalan dengan teori Hamsa (2009) tentang kelebihan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT bahwa model ini dapat menambah rasa tanggung jawab perorangan siswa untuk meningkatkan kerja sama dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi-bagi ide dan pertimbangan jawaban yang tepat.

4.2 Hasil Penelitian

Setelah melakukan pembelajaran siklus I dan siklus II diperoleh hasil yang disajikan dalam deskripsi data dan analisis data dengan uraian sebagai berikut : 4.2.1 Deskripsi Data

4.2.1.1 Data Siklus I

(18)

Tabel 4.8

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II tahun 2014/2015

Dari kegiatan evaluasi yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus II diperoleh hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 4.9

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

(19)

4.2.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif, untuk lebih jelasnya berikut uraiannya.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Pada analisis ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I disajikan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II tahun 2014/2015

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1. Tuntas* 16 73%

2. Tidak tuntas 6 27%

Jumlah 22 100%

Nilai Maksimum 93

Nilai Minimum 53

Nilai rata-rata 75

KKM* 68

(20)

Gambar 3

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Setelah mengetahui ketuntasan hasil belajar IPA pada pembelajaran siklus 1, berikut ini juga disajikan tabel analisis ketuntasan siklus 2 untuk mengetahui peningkatan ketuntasan pada hasil belajar IPA

Tabel 4.11

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa kelas V SDN Ngablak 02

Semester II Tahun 2014/2015

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1. Tuntas* 22 100%

2. Tidak tuntas 0 0%

Jumlah 22 100%

Nilai Maksimum 100

Nilai Minimum 70

Nilai rata-rata 83

KKM* 68

Berdasarkan tabel 4.11 setelah pembelajaran siklus 2 dilaksanakan memperoleh hasil belajar yang sangat baik dengan tingkat ketuntasan sempurna

Tuntas Tidak Tuntas

Tidak

(21)

yakni, 100% siswa kelas V mencapai KKM yang telah ditentukan guru pada mata pelajaran IPA.

Gambar 4

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

4.2.2.2 Analisis Komparatif

Hasil belajar siswa kelas V SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah. Pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum dilakukan tindakan masih terdapat 11 anak yang belum mencapai KKM yang di tentukan guru yaitu 68. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 ada 6 anak yang masih belum mencapai KKM. Setelah melakukan refleksi dilakukan perbaikan pada pembelajaran siklus 2. Pada siklus 2 semua siswa sudah memenuhi KKM. Perbandingan ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 23 dibawah ini.

(22)

Tabel 4.12

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II Tahun 2014/2015

No Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

Adapun hasil belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) telah mencapai 100% siswa tuntas dalam mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru. Kondisi tersebut dapat ditunjukkan pada grafik dibawah ini.

Gambar 5 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA kelas V SDN Ngablak 02 Semester II Tahun 2014/2015 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif diketahui sangat rendah. Berdasarkan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT)

50%

(23)

ternyata mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Setelah dilakukan tindakan kelas dengan 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 dengan pendekatan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), didapatkan perubahan positif terhadap siswa.

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA meningkat.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat yang ditandai dengan nilai ketuntasan siswa dalam belajar.

Analisa data menjelaskan bahwa ketuntasan belajar pada setiap siklus terlihat meningkat. Berdasarkan analisa data tingkat ketuntasan dan hasil belajar siswa siklus 1 mencapai 73% dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus II mencapai 100% dengan rata-rata 83.

Berdasarkan pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pelaksanaan pembelajaran IPA yang dilakukan di kelas V SDN Ngablak 02, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang tahun Ajaran 2014/2015.

(24)

dapat menambah rasa tanggung jawab perorangan siswa untuk meningkatkan kerja sama, dan memberi kesempatan pada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang tepat. Guru juga sudah melakukan perbaikan terhadap hasil refleksi dalam pembelajaran, guru sudah memberikan perhatian lebih ketika siswa melakukan kegiatan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dapat menunjang dalam meningkatkan prestasi belajar IPA. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat penguasaan materi. Disamping data prestasi siswa, temuan lainnya adalah adanya peningkatan kualitas pembelajaran selama dua siklus.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rima Chandra Novitasari (2011) “Upaya meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan

Perubahan Lingkungan Pada Siswa Kelas IV SDN Tegalrejo 05 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2010/2011.” Dan penelitian yang dilakukan oleh Alustina Isyuniarsih, berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan afektif pada mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa kelas V SD Negeri

03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012

“. Kedua penelitian itu mempunyai hasil bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar.

Gambar

gambar 2 sebagai berikut:
Tabel 4.3Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 1 pertemuan 2
Tabel 4.5Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 2 pertemuan 2
Tabel 4.7Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 pertemuan 2
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

BERBAHAN MOCAF, BIT DAN KOLANG-KALING ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

macam cara lainya. Pada prakteknya dua metode pertama adalah yang terpenting, metode.. gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen

♥ Skripsi ini saya persembahkan teruntuk KeDua orang tuasaya, terima kasih banyak Bapak Mamak yang selama ini sudah banyak berkorban untuk saya, yang selalu menjadi penyemangat dan

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

Batuan beku adalah batuan hasil pendinginan dari magma (batu pijar), batuan sedimen adalah batuan berlapis hasil proses pengendapan berbagai partikel mineral

lndikator atau aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: gagasan, ide atau tema, organisasi, kosa kata atau pilihan kata, penggunaan bahasa, dan mekanik

[r]