• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR - MODUL MANAJEMEN SDM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KATA PENGANTAR - MODUL MANAJEMEN SDM"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya maka penyusun dapat menyelesaikan modul ini Penulisan modul ini terdorong oleh tuntutan tugas dan tanggung jawab selaku dosen. Dewasa ini sumber daya manusia merupakan titik sentral untuk mencapai keunggulan bersaing yang telah mengarah kepada munculnya bidang manajemen sumber daya manusia strategik. Sumber daya manusia harus mempunyai komitmen dan integritas tinggi yang dapat dipertanggung jawabkan dalam segala karya kreativitas dan inovasi Untuk mengatasi berbagai masalah sumber daya manusia diperlukan upaya sistematis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar mampu bekerja optimal dalam memberikan pelayanan terbaik. Hal tersebut baru akan tercapai melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam berbagai aspek, baik aspek intelektual , manajerial maupun perilaku.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan modul ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan taufik dan hidayahNya memberi kekuatanlahir dan batin kepada kita semua dan menerima apa yang kita lakukan sebagai bagian dari ibagah kita.

Bandung Februari 2018

(2)

ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I : Pendahuluan 1

Bab II : Manajemen Sumber Daya Manusia 3

Bab III : Perencanaan Sumber Daya Manusia 8

Bab IV : System Informasi Sumber Daya Manusia 18

Bab V : Analisis Pekerjaan dan Analisis Jabatan. 24

Bab VI : Rekruitmen Pegawai. 34

Bab VII : Pelatihan Dan Pengembangan SDM 62

Bab VIII : Penilaian Kinerja. 91

Daftar Pustaka 101

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sumber Daya Manusia merupakan factor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena disamping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai penentu utama.

Oleh sebab itu sumber daya manusia harus memiliki kompetensi dan kinerja tinggi demi kemajuan organisasi.

Sumber daya manusia tidak saja dituntut untuk menjadi professional dan sebagai pembangun citra pelayanan public, tetapi dituntut juga sebagai perekat dan pemersatu bangsa

Untuk mengatasi berbagayai masalah sumber daya manusia diperlukan upaya sistematis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar mampu bekerja optimal dalam memberikan pelayanan terbaik.

Upaya perbaikan manajemen sumber daya manusia akan sangat membantu perbaikan produktivitas sumber daya manusia untuk menjalankan strategi organisasi agar ter capai tujuan organisasi.

TUJUAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip dasar Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM)

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang pemahaman MSDM

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang perencanaan MSDM

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang Sistem Informasi SDM

4. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang Analisis Pekerjaan dan

(4)

2

5. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang Recruitment SDM

6. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang Pelatihan dan

Pengembangan SDM

7. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang Penilaian Kinerja

SDM.

8. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang Perencanaan Karier

(5)

3 BAB II.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGERTIAN

Definisi :

Kebijakan dan praktik yang menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.

Tujuan Utama :

Memastika bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Tujuan Khusus :

1. Organisasi memiliki karyawan cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas SDM

2. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi 1) Perekrutan

2) Seleksi yang teliti

3) Sistem kompensansi dan insentif 4) Pelatihan

3. Menciptakan iklim kerja yang baik

1) Hubungan harmonis manajemen karyawan

2) Mempertahankan dan memperbaiki kesejaheraan fisik dan mental karyawan.

PERKEMBANGAN SDM 1.Konsep manajemen SDM 2.Konsep awal

(6)

4 1.1. Seleksi : SDM sesuai jabatan 1.2. Penilaian kinerja

1.3. Imbalan

1.4. Pengembangan SDM

b. Model Kerangka Kerja Harvard

Empat tujuan kebijakan (David Guest, 1984) 1. Integrasi startegik

Mengintegrasikan masalah Manejemen SDM ke dalam rencana strategic 2. Komitmen tinggi

Komitmen perilaku untuk mencapai tujuan yang disepakati 3. Kualitas tinggi

Kualitas barang dan jasa 4. Fleksibilitas

(7)

5

Gambar I.1.Kerangka Kerja Harvard untuk Manajemen SDM

AKTIVITAS POKOK MANAJEMEN SDM

1. Organisasi :

- Desain organisasi : fleksibel dan komunikatif - Desain jabatan

- Pengembangan organisasi

2. Akan berpengaruh kepada

• Keefektifan fungsi organisasi

• Pembuatan keputusan 3. Hubungan ketenaga kerjaan

(8)

6

- Pengembangan kontrak psikologi yang lebih positif - Pemberdayaan

- Perencanaan SDM - Perekrutan SDM

4.Manajemen kinerja

- Mengukur dan mengelola kinerja dalam kerangka kerja sasaran dan persyaratan kecakapan yang telah disepakati

- Memperbaiki kinerja

- Pelatihan dan pengembangan 5. Pengembangan sumber daya manusia

- Pembelajaran organisasi dan individu

- Merencanakan dan mengembangkan karir secara optima

- Manajemen karir, merencanakan dan mengembangkan karir secara optimal

6. Manajemen Imbalan

- Mengembangkan struktur pembayaran dan sistem yang layak, adil dan ….. 7. Hubungan karyawan :

Hubungan industrial untuk mengelola dan mempertahankan hubungan formal dan tidak formal dengan serikat perkerja dan anggotanya

KONSEP STRATEGI Strategi adalah :

(9)

7 KONSEP UTAMA STRATEGI

1. Keunggulan kompetitif - Inovasi

- Kualitas barang dan jasa

- Kepemimpinan biaya --- seefisian anggaran 2. Kapabilitas khusus

Yaitu : karakteristik yang tidak dapat ditiru atau sulit ditiru pesaing. 3. kriteria menurut Barney, 1991

a) Penciptaan nilai bagi pelanggan b) Memiliki sesuatu yang sangat langka c) Tidak dapat ditiru

d) Tidak ada substitusinya

DASAR STRATEGI

1. Tujuan Strategi : harus sesuai a. Visi

b. Misi

c. Tujuan spesifik

2. Strategi berbasis sumber daya 3. Kapabilitas strategi

konsep mengacu kepada kemampuan organisasi untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang akan mencapai keunggulan kompetitif secara berkelanjutan.

• Nilai dan keyakinan yang dianut bersama oleh sebuah angkatan kerja dinamakan “Budaya Organisasi”.

(10)

8 BAB III

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

3.1. Definisi Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah proses mengantisipasi dan

membuat ketentuan (persyaratan) untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja ke

dalam, di dalam, dan ke luar organisasi. (Bohlander, 1997)

Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan yang bertujuan

untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam

mencapai tujuan, melalui strategi pengembangan kontribusi pekerjanya di masa

depan. Dari ke dua definisi yang disebut di atas, sementara dapat disimpulkan

bahwa perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan

upaya merencanakan dalam mengantisipasi masa depan. (Steiner, 2009)

Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah kegiatan untuk mengantisipasi

permintaan atau kebutuhan dan suplai tenaga kerja organisasi di masa yang akan

datan, dengan memperhatikan :

1. Persediann sumber daya manusia sekarang.

2. Peramlan permintaan dan suplai sumber daya manusia.

3. Rencana untuk memperbesar jumlah sumber daya manusia.

Perencanaan sumber daya manusia :

1. Meramalkan secara sistematis tuntutan kebutuhan karyawan dan persediaan

karyawan dimasa mendatang.

2. Mengembangkan rencana pengembangan karyawan yang menunjang

strategi organisasi yang ada melalui pengisian lowongan kerja secara

proaktif.

3. Mengidentifikasikan kebutuhan karyawan jangka pendek dan jangka

panjang.

3.2. Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia (Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, 2007)

(11)

9

1. Memperbaiki penggunaan sumber daya manusia.

2. Memadukan kegiatan perusahaan dan tujuan organisasi di masa yang akan

datang secara efisien.

3. Melakukan pengadaan karyawan baru secara ekonomis.

4. Memperoleh tenaga kerja dalam posisi yang tepat.

5. Mengembangkan informasi dasar manajemen kepegawaian untuk

membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lain.

6. Membantu program penarikan tenaga kerja.

7. Mengkoordinasikan program manajemen kepegawaian, seperti :

Rekruitmen, seleksi.

8. Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang serasi dan dinamis.

3.3

. Teknik Peramalan

Teknik peramalan terbagi menjadi 4 :

1. Peramal Ahli

a. Teknik ini tergantung pada orang ahli dalam mengestimasi sumber daya

manusia.

b. Bersifat informal dan bukan merupakan upaya perencanaan sistematis.

2. Teknik Delphi

a. Estimasi dilakukan oleh sekelompok pimpinan.

b. Para perencana bagian kepegawaian berfungsi sebagai penengah,

menyimpulkan pendapat dan melaporkannya kembali kepada pimpinan.

c. Pimpinan melakukan survei kembali setelah menerima umpan balik.

Kegiatan ini diulang sampai ditemukan atau dicapai konsensus.Analisis

Pimpinan Kecenderungan

a. Ekstrapolasi ; membuat proyeksi kebutuhan karyawan pada waktu

yang akan datang, dengan didasarkan pada tingkat perubahan di

masa lalu.

b. Indeksi ; mengestimasi kebutuhan karyawan pada waktu yang akan

datang, dengan menandai tingkat perkembangan karyawan dengan

(12)

10 3.Analisis Anggaran dan Perencanaan

Estimasi kebutuhan tenaga kerja yang dilakukan berdasarkan data anggaran

dan rencana jangka pendek.

4.Analisis Usaha

Perencanaan mengestimasi kebutuhan sumber daya manusia sumber daya

yang dilakukan dengan cara mambandingkan dengan organisasi yang telah

menjalankan kegiatan serupa.

3.4. Ramalan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Peramalan sumber daya manusia secara terinci dan skematis dapat diikuti

ilustrasi berikut:

1. Ramalan permintaan sumber daya manusia

Ramalan akan kebutuhan permintaan ini sebaiknya dibagi ke dalam

permintaan jangka panjang dan permintaan jangka pendek. Dalam

membuat ramalan permintaan jangka panjang ini perlu

mempertimbangkan atau memperhitungkan, seperti rencana strategis

organisasi, perkembangan penduduk, perkembangan ekonomi,

perkembangan teknologi, serta kecenderungan perubahan-perubahan

sosial di dalam masyarakat. Sedangkan ramalan permintaan jangka

pendek perlu mempertimbangkan atau memperhitungkan jadwal

anggaran dan pemindahan. (Rachmawati, 2008)

2.Ramalan persediaan sumber daya manusia.

Dalam membuat ramalan persediaan sumber daya manusia ini perlu

memperhitungkan antara lain: persediaan sumber daya manusia yang

sudah ada sekarang ini baik jumlah maupun kualifikasinya, tingkat

produksi atau efektivitas kerja sumber daya yang ada tersebut, tingkat

pergantian tenaga, angka absensi karyawan atau tenaga kerja, dan

tingkat rotasi atau perpindahan kerja. (Rachmawati, 2008)

(13)

11

Berdasarkan perhitungan atau ramalan kebutuhan di suatu pihak, dan

ramalan persediaan sumber daya manusia yang ada saat ini maka perlu

tindak lanjut yaitu perlakuan (tindakan) yang akan di ambil. Ramalan

perlakuan ini misalnya: pengangkatan pegawai baru, penambahan

kemampuan terhadap pegawai yangsudah ada melalui pelatihan

pengurangan pegawai, dan sebagainya. (Rachmawati, 2008)

(14)

12 Gambar 3.2. Metode Peramalan

3.5. Perampingan

3.5.1.Pengertian

Perampingan (downsizing) adalah eliminasi terencana atas

berbagai pekerjaan dalam suatu organisasi. (Machdans, 2011)

Perampingan (downsizing) adalah kebalikan dari pertumbuhan

perusahaan yan merupakan perubahan sekali waktu dalam organisasi dan

dalam jumlah karyawan yang dipekerjakan. (Queen, 2015)

Bagi banyak perusahaan, kondisi saat ini adalah suatu kondisi yang

sulit dan memberikan tantangan tersendiri bagi setiap perusahaan untuk

(15)

13

tantangan, kadangkala perusahaan harus dapat melakukan langkah

strategis. Salah satunya adalah langkah strategis efisiensi. Salah satu

alternatif efisiensi adalah program "perampingan" sumber daya manusia.

3.5.2. Langkah Perampingan

Berikut langkah perampingan yang dapat dijalankan oleh suatu

perusahaan :

1) Melakukan Proses Transformasi Organisasi

Dalam melakukan proses transformasi organisasi ada baiknya

perusahaan melakukan kajian terhadap business process dari

organisasi. Bagaimana melakukan proses transformasi area kerja yang

sebelumnya adalah cost centre menjadi profit centre. Beberapa

tahapan dapat dilakukan seperti misalnya membentuk unit usaha

ataupun mengembangkan jenis usaha investasi dan holding

management. Dimana dalam konsep tersebut beberapa divisi yang

sebelumnya adalah pendukung dapat dialihkan menjadi profit centre.

2) Meningkatkan Nilai Kerja Sumber Daya Manusia

Langkah ini dilakukan dengan memberikan suatu program

strategis agar nilai kerja sumber daya manusia teroptimalkan.

Reorganisasi perlu untuk dilakukan untuk memastikan bahwa efisiensi

dan optimalisasi sumber daya manusia dapat dikelola secara maksimal.

3) Melakukan Proses Regenerasi Usaha

Dalam melakukan proses regenerasi usaha ada kemungkinan,

bahwa untuk menjawab tuntutan pasar, perusahaan harus mengubah

konsep produknya. Melakukan proses regenerasi yang tepat, dimana

perusahaan memberikan jawaban kepada pasar akan produk yang

dibutuhkan dan dipentingkan. Proses regenerasi usaha diharapkan

mendapatkan sistem organisasi yang sederhana, biaya yang efisien dan

produk dengan nilai jual tinggi.

(16)

14 3.5.3.Aspek Negatif Perampingan

Berikut aspek negatif dari perampingan :

1) Ada biaya yang terkait dengan penurunan moril para karyawan yang

bertahan, karyawan itu menjadi cemas akan masa depan mereka dan

tidak ingin berupaya lebih keras serta mengambil resiko, padahal itu

yang dibutuhkan perusahaan untuk menciptakan produk baru, pasar

baru dan pelanggan baru.

2) Seringkali tingkat hirarki dihapuskan dari suatu perusahaan,

membuat kemajuan karir dalam organisasi menjadi lebih sulit.

3) Para karyawan mulai mencari peluang yang lebih baik, karena

mereka yakin bahwa mereka tinggal menunnggu giliran untuk

diberhentikan.

4) Loyalitas karyawan berkurang secara signifikan.

5) Memori institusional (bagaimana organisasi menampilkan dirinya

pada para pelanggan dalam semua bisnis mereka) atau budaya

perusahaan yang hilang.

Sebagai dampak negatif dari perampingan, beberapa organisasi

membantu para karyawan yang diberhentikan dalam mencari pekerjaan

di tempat lain yang disebut dengan “outplacement”.

Berikut beberapa layanan yang diberikan dalam outplacment :

1) Bagaian keuangan yaitu menangani opsi pensiun, tunjangan

keamanan sosial, biaya wawancara, dan negosiasi upah gaji.

2) Panduan karier, mungkin mengguanakan tes melalui perangkat

lunak, bakat minat, dan profil kepribadian.

3) Membantu memahami teknik-teknik agar wawancara sukses.

4) Bimbingan dalam teknik-teknik promosi pribadi, riset dan

mendapatkan jalur masuk ke para pemberi kerja yang potensial.

Perusahaan mengguanakan outplacement untuk memberikan

perhatian bagi karyawan yang terkena perampingan. Respon proaktif ini

juga akan memberikan pengaruh positif terhadap karyawan yang masih

(17)

15 3.6. Analisis Beban Kerja Dan Tenaga Kerja

3.6.1.Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) 1. Pengertian

Analisa beban kerja atau (workload analysis) adalah sebuah

proses untuk menghitung jumlah jam yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Adapun

tujuan akhir dari proses analisa beban kerja atau workload analysis

adalah untuk mengetahui berapa jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan dalam sebuah proses kerja, baik dalam unit kerja,

departemen, divisi maupun dalam perusahaan.

(

Prabu Mangkunegara, 2009)

2.

Manfaat Analisa Beban Kerja

Kegiatan analisa beban kerja sangat diperlukan oleh semua

perusahaan, dengan dilakukannya analisa beban kerja banyak

manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan, pimpinan dan para

manager, berikut manfaat analisis beban kerja (Workload Analysis)

:

 Bermanfaat untuk menentukan Jumlah Kebutuhan Karyawan

yaitu dengan perhitungan dan penentuan jumlah tenaga kerja

yang tepat maka akan terjadi efisiensi dalam penggunaan

tenaga kerja yang pada akhirnya akan meminimalkan cost

perusahaan.

 Bermanfaat dalam proses HR (Human Resource) Planning

yaitu dapat dimanfaatkan dalam proses perencanaan, persiapan

recruitment, proses recruitmen, selection sampai

penempatannya.

 Bermanfaat untuk menentukan standar waktu dari sebuah

proses kerja yaitu setelah kita melakukan proses analisa beban

kerja atau workload analysis maka kita akan mendapatkan

(18)

16

sebuah pekerjaan. Jumlah jam ini dapat dijadikan standar waktu

(standard time) dari sebuah proses kerja.

 Bermanfaat untuk menghitung budget perusahaan terkait

dengan penggajian dan tunjangan karyawan yaitu dengan

proses analisa beban kerja, akan diketahui jumlah karyawan

yang dibutuhkan, sehingga perusahaan dengan mudah dapat

memproyeksikan budget untuk penggajian dan tunjangan

karyawan kedepannya.

 Bermanfaat untuk penyempurnakan (Redesign) Tugas Jabatan,

Standard Operating Procedure (SOP)

 Bermanfaat untuk penyusunan kebutuhan pelatihan (Training

Needs) karyawan

Dengan mengimplementasikan proses analisa beban kerja

atau workload analysis maka diharapkan perusahaan dapat

memperoleh tingkat efisiensi yang lebih baik atau tinggi dari

kinerja para karyawannya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

tingkat produktivitas perusahaan.(Sumber :Prabu Mangkunegara, 2009)

3.6.2.Analisis Tenaga Kerja (Workforce Analysis)

Analisis Tenaga Kerja (Workforce Analysis) merupakan

penilaian terhadap tenaga kerja yang ada dalam suatu departemen dan

yang pindah ke dalam, melalui atau keluar dari departemen tersebut.

Analisis ini dapat mencakup :

1. Jumlah Tenaga Kerja

Bertolak dari Tujuan Sumber Daya Manusia yang disusun

berdasarkan tugas-tugas di dalam Deskripsi Pekerjaan, termasuk

wewenang dan tanggung jawabnya, dapat ditetapkan Volume dan

Beban Kerja setiap unit kerja. Kemudian dapat dihitung jumlah

SDM yang diperlukan.

(19)

17

Analisis Komposisi ini, pertama kegiatannya untuk

mengetahui apakah semua posisi/jabatan telah terisi atau belum.

Dengan demikian akan dapat diketahui jika ternyata masih terdapat

posisi/jabatan yang kosong dari sudut jumlahnya. Kegiatannya yang

kedua adalah menginventarisasikan adanya promosi, pemindahan,

pensiun atau keluar/dikeluarkan.

3. Kualitas Tenaga Kerja

Kegiatannya dilakukan dalam bentuk “inventarisasi kemampuan” para pekerja, dihubungkan dengan tugas-tugas yang sedang atau akan diembannya. Kegiatan inventarisasi kemampuan

dalam rangka Analisis Tenaga Kerja, harus mampu mengungkapkan

informasi-informasi sebagai berikut :

a. Informasi mengenai posisi/jabatan yang terakhir setiap tenaga

kerja.

b. Posisi/jabatan yang terdapat dalam struktur

organisasi/perusahaan, dan yang ditempati sebelum

posisi/jabatan yang terakhir oleh tenaga kerja yang bersangkutan.

c. Jenis dan tingkat pendidikan, untuk yang Sarjana lengkap dengan

jurusan atau program studi atau disiplin ilmunya. Demikian pula

jika memiliki sertifikat atau lisensi kecakapan tertentu.

d. Pengalaman kerja di perusahaan dan ditempat lain sebelumnya,

yang penting dihubungkan dengan bisnis perusahaan.

e. Keterampilan/penguasaan bahasa asing dan pengalaman

internasional yang relevan.

f. Pelatihan dan Program Pengembangan yang pernah diikuti.

g. Tanggung Jawab Kepemimpinan di perusahaan/industri dan di

masyarakat.

h. Data tentang Penilaian Karya (kinerja) yang lalu dan terakhir.

i. Disiplin dalam bekerja.

j. Penghargaan yang pernah diterima.

(20)

18

BAB IV

SISTIM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA

4.1 Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Human Resourches Information System (HRIS) dikenal dengan nama

system informasi SDM, atau lebih khusus dikenal dengan System Informasi

Manajemen Kepegawaian (SIMPEG), berkenaan dengan merancang

format-format data kepegawaian dan mengatur system pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan dan pelaporan informasi kepegawaian yang terdiri dari data

pegawai, data jabatan, data pendidikan, data penghargaan, data pendidikan dan

pelatihan, data keluarga, data kehadiran dan lain-lain. Sehingga dapat dikelola

informasi tentang perencanaan kebutuhan pegawai, penilaian kinerja,

pembinaan dan pengembangan karirnya, kesejahteraan serta pemberhentian

atau kepensiunannya. Istilah lebih popular dalam dunia akademik ialah Sistem

Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM). Atau bisa juga menggunakan

istilah system informasi karyawan, system informasi personalia.

Sistem Informasi SDM menurut Veithzal Rivai (2009:1015) merupakan

prosedur sistematik untuk pengumpulan, menyimpan, mempertahankan,

meningkatkan keputusan SDM. Dengan kata lain, system informasi SDM

mempunyai kemampuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan atau

pilihan banyak orang yang lebih berhubungan dengan aktivitas perencanaan

SDM baru. Pilihan sistemnya impresif, hal ini meliputi termasuk sentralisasi,

desentralisasi, segmentasi dan komprehensif.

Hani Handoko (2001:237) menyatakan bahwa Sistem Informasi SDM

merupakan prosedur sistematik pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan,

perolehan kembali dan validasi berbagai data tertentu yang dibutuhkan oleh

(21)

19

4.2. Tujuan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

System informasi sumber daya manusia mempunyai dua tujuan utama

dalam organisasi. Tujuan utama system informasi sumber daya manusia

adalah untuk meningkatkan efisiensi, dimana data karyawan dan aktivitas

sumber daya manusia digabungkan menjadi satu. Banyak aktivitas sumber

daya manusia dapat dilakukan lebih efisiensi dan lebih sedikit pekerjaan

tulis-menulis dengan adanya otomatisasi, dan tersedianya informasi yang

lebih baik.

Tujuan kedua system informasi sumber daya manusia adalah supaya lebih

strategis dan berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia.

Dengan mempunyai data yang mudah diakses akan membuat perencanaan

sumber daya manusia dan pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih

banyak pada informasi dari pada mengandalkan persepsi dan institusi

manajerial.

4.3 Merancang dan Menerapkan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Untuk merancang system informasi sumber daya manusia yang efektif,

pakar menyarankan dengan pertanyaan mengenai data yang harus

dimasukkan. Pertanyaan yang diajukan adalah :

1. Informasi apa yang tersedia dan informasi apa yang dibutuhkan

mengenai orang-orang dalam organisasi.

2. Untuk kegunaan apa informasi tersebut.

3. Dalam format apa hasil akan dipresentasikan agar sesuai dengan

dokumen organisasional lainnya.

4. Siapa yang membutuhkan informasi tersebut

(22)

20

Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

A. Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Secara Mendasar System informasi sumber daya manusia mempunyai kegunaan

mendasar, yaitu otomatis dari system penggajian dan aktivitas tunjangan.

Dengan system informasi sumber daya manusia, catatan waktu karyawan

dimasukkan kedalam system, dan pengurangan yang sesuai dan

penyesuian karyawan lainnya akan tercermin dalam cek gaji akhir.

Sebagai hasil dari pengembangan dan penerapan system informasi sumber

daya manusia dalam banyak organisasi, beberapa fungsi penggajian telah

dialihkan dari bagian akuntansi kebagian sumber daya manusia. Diatas

aktivitas dasar ini, banyak aktivitas sumber daya manusia lainnya dapat

diuntungkan dengan penggunaan system informasi sumber daya manusia.

B. Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Bagian – Bagiannya

1. Perencanaan dan analisis SDM

(23)

21

 Peminatan dan pengalaman karier

5. Kompensasi dan tunjangan

 Struktur penggajian

 Pembiayaan upah/gaji

 Administrasi tunjangan yang fleksibel

 Pengambilan cuti tahunan

 Analisis penggunaan tunjangan

 Analis pengguanaan tunjangan

 Laporan pajak

 Laporan COBRA

6. Kesehatan, keselamatan, dan keamanan

(24)

22

 Catatan kecelakaan

 Laporan OSHA 200

 Catatan data material

7. Hubungan karyawan dan buruh

 Pembiayaan negosiasi serikat pekerja

 Caatatan audit

 Hasil survey sikap

 Analisis wawancara keluar kerja

 Sejarah kerja karyawan

4.4 Manfaat Sistem Informasi Sumber Daya manusia

Veinthzal Rivai (2005:530) mengemukakan Sembilan manfaat khusus dari

system informasi SDM yang meliputi :

1. Memeriksa kapabilitas – kapabilitas karyawan saat ini guna mengisi

kekosongan-kekosongan yang diproyeksikan didalam perusahaan.

2. Menyoroti posisi - posisi yang para pemegang jabatannya

diperkirakan akan dipromosikan, akan pensiun atau akan

diberhentikan.

3. Menggambarkan pekerjaan – pekerjaan yang spesifik atau kelas – kelas pekerjaan yang mempunyai tingkat perputaran, pemecatan,

ketidakhadiran, kinerja, dan masalah yang tinggi melebihi kadar

normal.

4. Mempelajari komposisi usia, suku jenis kelamin dari berbagai

pekerjaan dan kelas pekerjaan guna memastikan apakah semua itu

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Mengantisipasi kebutuhan – kebutuhan rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan dalam rangka memastikan penempatan yang

(25)

23

6. Perencanaan SDM untuk mengantisipasi pergantian – pergantian dan promosi.

7. Laporan – laporan kompensasi untuk memperoleh informasi

menyangkut seberapa besar setiap karyawan dibayar, biaya – biaya kompensasi keseluruhan, dan biaya – biaya finansial dari setiap kenaikan – kenaikan gaji dan perubahan – perubahan kompensasi. 8. Riset SDM untuk melaksanakan penelitian dalam permasalahan,

seperti perputaran karyawan dan ketidakhadiran atau menemukan tempat yang paling produktif guna mencapai calon – calon baru. 9. Penilaian kebutuhan pelatihan untuk menganalisis kinerja individual

(26)

24 BAB V

ANALISIS PEKERJAAN DAN ANALISIS JABATAN

5.1Pengertian Analisis Pekerjaan dan Analisis Jabatan

Analisis pekerjaan adalah cara sistematis mengumpulkan dan menganalisis

informasi tentang isi pekerjaan dan kebutuhan tenaga manusia, serta konteks

dimana pekerjaan dilaksanakan. Analisis pekerjaan biasanya melibatkan

pengumpulan informasi karakteristik pekerjaan yang membedakan dengan

pekerjaan lain.

Sedangkan, Analisis jabatan merupakan usaha yang sistematis dalam

mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan semua jenis pekerjaan yang

terdapat dalam suatu perusahaan, tentunya tujuan umumnya adalah untuk

memenuhi kebutuhan personalia.

5.2Tujuan dan Metode Analisis Jabatan A. Tujuan Analisis Jabatan

Beberapa tujuan analisis jabatan menurut Dale Yoder antara lain :

1. Menentukan kualifikasi yang diperlukan pemegang jabatan.

2. Melengkapi bimbingan dalam seleksi dan penarikan karyawan.

3. Mengevaluasi kebutuhan karyawan untuk pemindahan atau

promosi jabatan.

4. Menetapkan kebutuhan untuk program pelatihan.

5. Menentukan tingkat upah, gaji dan pemeliharaan administrasi

upah dan gaji.

6. Mempertimbangkan keadilan dari jasa yang kurang puas

terhadap pernyataan yang diberikan.

7. Menetapkan tanggung jawab, pertanggung jawaban, dan

(27)

25

8. Menetapkan tuntunan yang esensi dalam penetapan standar

produksi.

9. Melengkapkan kunci untuk meningkatkan metode dan

penyederhanaan kerja.

B. Metode Analisis Jabatan

Beberapa metode dalam analisis jabatan :

1. Metode Kuesioner

Metode ini menetapkan jabatan atas pertanyaan yang terdapat

pada formulir yang diisi oleh responden.

2. Metode Deskriftif Naratif

Merupakan metode pencatatan apa yang dikerjakan setiap hari,

setiap waktu yang digunakan, dan akhir pekerjaan, dll, selama

berlangsungnya pekerjaan.

3. Metode Wawancara

Metode ini dalam bentuk lisan dimana terdapat dua orang atau

lebih yang melakukan proses tanggung jawab dengan bertatap

muka. Dalam wawancara terdapat dua pihak yang mempunyai

kedudukan yang berbeda, pewawancara berperan sebagai

pencari informasi sedangkan terwawancara berperan sebagai

pemberi informasi.

4. Metode Observasi

Metode ini merupakan kajian yang terencana, disengaja, dan

mempunyai system mengenai gejala tertentu dengan cara

pengamatan dan pencatatan. Metode ini biasanya dilakukan

oleh penganalisis jabatan yang terlatih, dia dapat melakukan

(28)

26

5.3. Hubungan antara Analisis Jabatan dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Informasi yang diperoleh dari analisis jabatan berguna bagi perencanaan dan

implementasi fungsi atau aktivitas manajemen sumber daya manusia yang lain.

Beberapa kegunaan analisis jabatan :

1. Rancangan dan struktur organisasi.

2. Perencanaan sumber daya manusia.

3. Evaluasi jabatan dan balas jasa.

3. Rekrutmen.

4. Seleksi.

5. Penempatan.

6. Orientasi, pelatihan, dan pengembangan.

7. Penilaian kinerja.

8. Perencanaan jalur karier

9. Hubungan kerja.

10. Perancangan peralatan dan perbaikan metode kerja.

11. Perancangan jabatan/pekerjaan.

12. Keselamatan kerja (Cascio, 1992)

Langkah pokok dalam manajemen sumber daya manusia berdasarkan informasi

analisis jabatan :

1. Mengevaluasi pengaruh lingkungan terhadap pekerjaan.

2. Menghilangkan persyaratan jabatan yang tidak perlu, yang dapat

menciptakan diskriminatif dalam pengadaan tenaga kerja.

3. Merencanakan kebutuhan sumber daya manusia dimasa depan.

4. Mencocokan pelamar dengan lowongan yang tersedia.

5. Menentukan kebutuhan pelatihan bagi karyawan baru dan karyawan

berpengalaman.

6. Membuat rencana pengembangan potensi karyawan.

(29)

27

8. Menempatkan karyawan pada pekerjaan yang memungkinkan

menggunakan keterampilan secara efektif (Werter dan Davis, 1996).

5.4. Perancangan Jabatan

Unsur perancangan jabatan adalah :

1. Unsur organisasi :

a. Kemampuan dan ketersediaan karyawan.

b. Ekspektasi sosial dan budaya.

3. Unsur perilaku :

a. Otonomi.

b. Keragaman.

c. Identitas tugas.

d. Signifikansi/arti penting tugas.

e. Umpan balik (Werther dan Davis, 1996)

5.5. Desain Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan

Desain pekerjaan lebih luas sifatnya dan mempunyai tujuan utama mencocokan kebutuhan produktivitas organisasi dengan kebutuhan individu yang mengerjakan

bermacam tugas. Kecenderungan saat ini, tujuan utama desain pekerjaan

memberikan individu pekerjaan berarti yang cocok dan efektif dalam gerak

organisasi. Fokusnya mengubah, menyederhanakan, memperluas,

memperkaya/membuat pekerjaan sedemikian rupa sehingga usaha setiap tenaga

kerja lebih sejalan dengan pekerjaan lainnya.

Apnalisis pekerjaan mempunyai fokus lebih sempit, yaitu system formal mengumpulkan data tentang apa yang dikerjakan orang dalam pekerjaan.

(30)

28

pekerjaan, tetapi fokus utamanya untuk mendapatkan pengertian yang jelas

tentang apa yang dilakukan dalam pekerjaan dan kemampuan apa yang diperlukan

untuk mengerjakan sesuai dengan desainnya. Dokumen menggambarkan elemen

yang teridentifikasi selama analisis pekerjaan adalah uraian pekerjaan dan

spesifikasi pekerjaan.

5.6. Analisis Kerja dan Pendekatan Kompetensi pada Analisis Pekerjaan 5.6.1.Analisis Kerja

Analisis kerja mempelajari jalannya pekerjaan, aktivitas, konteks, dan output pekerjaan. Analisis ini dapat dilaksanakan pada tingkat

departemen, proses, bisnis, atau individu. Pada tingkat lain, hubungan

antara apa yang dikerjakan pada suatu departemen dapat dilihat pada

hubungan dengan aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan pada bidang lain.

Analisis kerja berdasarkan tugas

Menganalisis pekerjaan berdasarkan apa yang dilakukan pada

pekerjaan memfokuskan pada tugas dan tanggung jawab yang

dilaksanakan pada pekerjaan. Tugas adalah aktivitas pekerjaan yang

khusus dan dapat diidentifikasi, terdiri dari gerakan. Tanggung jawab

adalah segmen pekerjaan yang lebih besar terdiri dari beberapa tugas yang

dilaksanakan seseorang. Karena tugas dan tanggung jawab merupakan

aktivitas, tidak selalu mudah dan diperlu untuk membedakan keduanya.

5.6.2.Pendekatan Kompetensi Pada Analisis Kerja

Kompetensi

Karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

kinerja individu atau tim.

Perekrutan dan seleksi

Petunjuk kesetaraan kesempatan bekerja, membutuhkan analisis

pekerjaan mantap dan komperhensif untuk validasi kriteria

(31)

29

seorang pemberi pekerjaan dapat meminta syarat tida spesifik yang

berhubungan dengan pekerjaan.

Kompensasi

Informasi analisis pekerjaan sangat penting ketika menentukan

kompensasi. Sebagai bagian identifikasi kompensasi yang sesuai,

informasi analisis pekerjaan digunakan untuk menentukan isi

pekerjaan untuk perbandingan internal tanggung jawab dan

perbandingan eksternal dengan kompensasi yang diberikan

organisasi lain.

Pelatihan dan pengembangan

Dengan mendefinisikan aktivitas apa yang dijalankan pekerjaan,

analisis pekerjaan membantu pengawasan menjelaskan pekerjaan

pada karyawan baru.

Penilaian kerja

Dengan standar kinerja untuk membandingkan apa yang

diharapkan dilakukan karyawan dengan apa yang sesungguhnya

dikerjakan, pengawas dapat menentukan tingkat kinerja pegawai.

Proses penilaian kinerja harus dikaitkan dengan uraian pekerjaan

dan standar kinerja. Mengembangkan standar kinerja yang jelas

dan realistis dapat mengurangi problem komunikasi dalam umpan

(32)
(33)

31 5.7. Langkah-langkah Analisis Pekerjaan

Proses dalam menganalisis pekerjaan melalui langkah-langkah sebagai berikut

1. Menentukan penggunaan hasil informasi analisis pekerjaan. Artinya penganalisis harus mengatuhi secara jelas apa kegunaan hasil

informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan digunakan

untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik

pengumpulan datanya. Informasi hasil analisis pekerjaan digunakan

untuk menetapkan job description, job specification dan job evaluation

dalam pengadaan pegawai.

2. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang.

Artinya penganalisis harus mengumpulkan dan mengkualifikasikan

data, mininjau informasi latar belakang seperti bagan organisasi, bagan

proses, dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode penelitian deskriftif analisis, survey, sensus, dan sample,

sedangkan teknik pengumpulan data dapat dengan wawancara,

observasi, kuesioner, dan angket. Data yang terkumpul

dikualifikasikan, dianalisis, dan diaplikasikan kepada masa depan.

3. Menyeleksi muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.

Artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan untuk

dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat biaya dan waktu

jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis.

4. Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan.

Artinya penganalisis kemudian mengadakan analisis pekerjaan secara

actual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku

karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel

yang akan melaksanakan pekerjaan.

5. Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Artinya analisis pekerjaan menyediakan informasi tentang hakikat dan

fungsi pekerjaan. Informasi hendaknya diverifikasi dengan pekerja

(34)

32

langsung karyawan bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi itu

akan membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya

secara factual serta dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak

yang berkepentingan. Langkah peninjauan ini juga akan dapat

membantu perolehan penerimaan seseorang atas data analisis

pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi

orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang aktivitas yang

dilaksanakan.

6. Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.

Artinya penganalisis pekerjaan kemudian menyusun uraian pekerjaan,

uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.

7. Meramalkan/memperhitungkan perkembangan perusahaan. Artinya penganalisis harus harus juga memperhitungkan/meramalkan

perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, apakah di

kemudian hari diperlukan pengayaan pekerjaan, perluasan pekerjaan,

dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini perlu guna

memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa kini dan masa

depan supaya mereka dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun

ada pemakaian teknokrat canggih dan reorganisasi perusahaan.

Dengan analisis pekerjaan maka kita memperoleh informasi tentang uraian

pekerjaan, uraian jabatan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan pada

(35)

33 BUDAYA ORGANISASI

Definisi :

Budaya organisasi adalah sebuah keyakinan, sikap dan nilai yangmenjadi dasar bagi seorang karyawan , pimpinan atas kelompok karyawan pimpinan dalam bertindak mencapai tujuan.

Nilai (Value) adalah pedoman dasar yang digunakan oleh seseorang/kelompok dalam mempertimbangkan baik buruknya sesuatu.

(36)

34

di Indonesia mendebat orang tua → tidak baik

Norma adalah peraturan tak tertulis mengenai perilaku, yang menyatakan apabila aturan itu dilanggar maka pelanggaran itu dianggap sesuatu yang tidak benar.

Contoh : jalan-jalan pakai bikini→ salah

Keyakinan adalah keyakinan dasar yang dianut oleh seseorang /sekelompok orang.

Contoh : Konsumen puas →perusahaan maju IKLIM ORGANISASI Rousseau ( 1988 )

Iklim organisasi adalah persepsi yang bersifat deskriptif.

Persepsi adalah suatu sensasi atau realisasi yang dialami oleh seseorang.

Deskripsi adalah apa yang dilaporkan orang mengenai sensasi. Kegunaan Budaya

1. Merupakan perekat sosial dan meniadakan proses differensiasi yang merupakan bagian dari kehidupan oraganisasi yang tidak dapat dihindari. 2. Akan memberikan suatu sistim bersama mengenai arti dan menjadi dasar

untuk kominikasi dan pemahaman bersama. Strategi untuk Mendukung dan Mengubah Budaya

Analisis budaya dan pendukung serta penguatan budaya.

Program perubahan budaya idealnya dimulai dengan analisa budaya yang ada. Kemudian Budaya yang diinginkan ditetapkan ,akan tampak” kesenjangan budaya”.

Budaya kuat : 2 faktor yang mempengaruhi : 1. Sharedness.

(37)

35 tergantung dari :

a) Orientasi : pemahaman , pengalaman. b) Penghargaan

2. Intensity.

Seberapa jauh seseorang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai budaya. Mekanisme untuk menumbuhkan dan memperkuat budaya adalah ;

1) Apa yang mendapat perhatian dari pemimpin untuk diukur dan dikontrol 2) Reaksi pimpinan tehadap peristiwa dan krisis yang penting.

3) Model peran, pengajaran dan bimbingan yang dilaksanakan dengan

sengaja oleh pimpinan.

4) Kriteria untuk megalokasikan imbalan dan status.

5) Kriteria untuk perekrutan ,seleksi, promosi dan komitmen.

Perangkat Untuk Berubah

1. Kinerja. 2. Komitmen. 3. Kualitas.

4. Pelayanan Pelanggan. 5. Kerjasama Tim.

(38)

36 BAB VI

RECRUITMENT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

6.1. RECRUITMENT

6.1.1 DEFINISI

Rekrutmen merupakan komunikasi dua arah, para pelamar menghendaki

informasi yang akurat mengenai seperti apa rasanya bekerja di dalam sebuah

organisasi. Sedangkan organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat

tentang pelamar tersebut jika kelak mereka menjadi karyawan. Ada beberapa

pengertian rekrutmen menurut para ahli, sebagai berikut:

1. Dubois (2004:96) menyatakan rekrutmen adalah proses menarik sebanyak

mungkin kualifikasi pelamar untuk lowongan yang ada dan bukan diantisipasi. Ini

merupakan pencarian bakat, pengejaran kelompok terbaik pelamar untuk posisi

yang tersedia.

2. Drs. Fautisno Cardoso Gomes (1995:105) menyatakan bahwa “rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.”

3. Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997:227) dalam Nanang

Nuryanta (2008) rekrutmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon

karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka

perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi

lowongan pekerjaan yang ada.

4. Menurut Noe at. all (2000) rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau

aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari

tenaga kerja yang potensial.

Sebelum organisasi dapat mengisi sebuah lowongan pekerjaan, organisasi

(39)

37

posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan itu. Melalui rekrutmen

organisasi dapat melakukan komunikasi dengan pihak-pihak tertentu untuk

memperoleh sumber daya manusia yang potensial, sehingga akan banyak pencari

kerja dapat mengenal dan mengetahui organisasi yang pada akhirnya akan

memutuskan kepastian atau tidaknya dalam bekerja. Jadi, rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam

suatu organisasi.

6.1.2. TUJUAN RECRUITMENT

Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki beberapa tujuan,

antara lain sebagai berikut:

1. Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan

mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan

terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi

organisasi.

2. Tujuan pascapengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang

merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan

perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.

3. Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang gagal

mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi atau perusahaan.

6.1.3 PROSES RECRUITMENT

Adapun dalam proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, yaitu

sebagai berikut:

1. Penyusunan strategi untuk merekrut: Dalam penyusunan strategi ini, peran

departemen sumber daya manusia bertanggung jawab dalam menentukan

kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan direkrut, di mana

tempatnya, dan kapan pelaksanaannya.

2. Pencarian pelamar-pelamar kerja: Banyak atau sedikitnya pelamar

(40)

38

lowongan, salah satu caranya adalah dengan membina hubungan yang baik

dengan sekolah-sekolah atau universtas-universitas.

3. Penyaringan atau penyisihan pelamar-pelamar kerja yang tidak cocok : Di

dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk

membendung diskualifikasi karena alasan yang tidak tepat.

4. Pembuatan kumpulan pelamar: Kelompok pelamar yang sudah disaring

merupakan kumpulan individu-individu yang telah sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk

posisi yang dibutuhkan.

6.1.4.. JENIS PELAMAR

Menurut John Liptak, pencari kerja digolongkan menjadi 4 tipe. Apa saja

keempat tipe tersebut? Apa kelebihan dan kekurangannya?

1. Tipe Aktif

Dia adalah orang yang senang berkompetisi, senang jika berada dalam

tekanan pekerjaan, dan merasa tertantang dengan pekerjaan atau tugas yang rentan

stres. Dia juga senang melakukan pekerjaan yang berisiko.

“Orang yang masuk dalam tipe ini adalah orang yang aktif dan percaya diri pada apa yang dilakukannya. Dia juga akan tetap fokus pada suatu pekerjaan sampai

benar-benar menyelesaikannya,” ujar Liptak.

Dalam proses mencari kerja, orang dengan tipe ini sangat lihai mempromosikan

dirinya sendiri. Dia selalu aktif memantau lowongan pekerjaan yang ada, pintar

membangun network, dan gemar menonjolkan keahlian serta pengalamannya.

Si aktif juga tergolong agresif dalam mencari pekerjaan. Dia tak ragu untuk

menelepon orang yang memiliki wewenang dalam proses pencarian orang atau

karyawan. Kelemahan dari tipe ini, mereka cenderung tak sabar jika mencari

kerja. Saat proses wawancara pun mereka kerap terlalu percaya diri hingga lupa

(41)

39

Agar berhasil dalam proses mencari kerja, Liptak menyarankan agar orang dengan

tipe ini berhati-hati dengan rasa percaya dirinya yang berlebihan. Dia harus pandai

melihat kapan sifat tersebut menguntungkan situasinya dan mana yang bisa

menghancurkan keinginannya mendapatkan pekerjaan tersebut.

Coba juga untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara dan harus lebih

tenang dan bersabar saat proses mencari kerja. Jangan lupa juga untuk membuat

surat lamaran kerja yang bisa mencerminkan keahlian dan pengalamannya.

2. Tipe Penuh persiapan

Mereka adalah orang-orang yang sangat terorganisir, senang dengan

rutinitas, dan cenderung untuk tetap rendah hati.

“Mereka juga cenderung kaku dan sering menganggap perubahan sebagai sesuatu yang bisa membuat mereka lemah. Tapi jika berada dalam situasi yang

normal, mereka adalah orang-orang yang bersahabat, hangat, dan sangat ingin sukses dalam karier mereka,” ungkap Liptak.

Saat mencari pekerjaan, tipe ini biasanya cenderung tidak terburu- buru.

Jika ada penolakan, mereka juga dengan mudah menerimanya. Saat wawancara

kerja, orang seperti ini adalah orang yang menyenangkan, responsif, dan bisa

menciptakan suasana wawancara kerja yang menyenangkan.

Sayangnya, si penuh persiapan sering merasa tak percaya diri hingga sulit

mempromosikan dirinya sendiri. Dia juga sedikit sulit berlaku aktif dalam proses

mendapatkan pekerjaan, seperti menelepon pemberi pekerjaan atau membangun

jaringan kerja. Tentu saja mereka harus berlatih untuk melakukan self-marketing, belajar untuk tidak mengatakan “tidak”, belajar membangun network, dan harus melakukan aksi setelah melakukan persiapan matang.

3. Tipe Penuh Semangat

(42)

40

Dalam mencari kerja, mereka senang menggunakan segala metode, termasuk

menciptakan cara mereka sendiri. Mereka juga sering terlihat karismatik dan

penuh antusias saat wawancara kerja. Namun mereka sering kesulitan dalam

mengorganisasikan pekerjaan mereka karena gaya mereka yang impulsif dan

kurang peduli.

Karena itulah, mereka harus pandai mengontrol sifat impulsif ini, termasuk juga

mulai membuat surat lamaran kerja yang profesional dan memperhatikan detail

dalam proses pencarian kerja. Terakhir, mereka juga harus terbuka terhadap kritik

dan penolakan.

4. Tipe Pemikir

Mereka selalu berpikir logis, perfeksionis, dan terlalu sibuk dengan detail hingga lupa “gambaran utuh” dari sebuah situasi. Dalam proses mencari kerja, mereka adalah orang-orang yang pandai membuat surat lamaran kerja dan penuh

persiapan dalam wawancara kerja. Tak heran jika mereka cenderung

menggunakan langkah konservatif dalam mencari kerja, misalnya dengan

mengirim surat lamaran ketimbang menelepon langsung si pemberi pekerjaan.

Jika ingin berhasil dalam proses mencari pekerjaan, si pemikir harus

berusaha untuk mengurangi sifat logisnya dan mencoba untuk lebih percaya pada

perasaannya. Dia juga tidak boleh terlalu sinis atau penuh kritik, belajar untuk

lebih fleksibel, belajar membangun jaringan, dan jangan terlalu sibuk dengan

hal-hal detail hingga melupakan hal-hal yang lebih besar lagi

6.1.5. MEDIA RECRUITMENT

Metode-metode penarikan sering disebut sebagai saluran-saluran

(channels)/media. Metode penarikan ini adalah cara-cara yang dapat digunakan

oleh para pencari tenaga kerja untuk mendapatkan karyawan yang memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan jenis pekerjaan atau jabatan

yang dibutuhkan. Berbagai saluran-saluran atau sumber yang dapat digunakan

untuk penarikan karyawan adalah:

(43)

41

Berdasarkan pengalaman yang asa menunjukkan bahwa salah satu sumber

yang dapat dimanfaatkan adalah datangnya sendiri para pelamar langsung kepada

organisasi atau perusahaan yang melakukan perekrutan. Artinya adalah para

pencari kerja datang sendiri kepada perusahaan untuk melamar, ada kalanya

mereka tidak mengetahui apakah perusahaan yang bersangkutan ada atau tidak

ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilannya.

Pelamar atau pencari pekerjaan datang sendiri ke perusahaan dan mengisi blangko

lamaran yang disediakan. Kemudian lamaran-lamaran ini disimpan di dalam suatu

file sampai ada lowongan pekerjaan atau sampai lamaran dinyatakan tidak valid

lagi.

Sumber ini penting untuk dipertimbangkan terutama hal ini apabila dalam kondisi

pengangguran yang cukup tinggi, karena sangat dimungkinkan terdapat tenaga

kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang sangat tinggi namun

belum memiliki pekerjaan. Sehingga, mereka akan berusaha untuk mencari

lowongan pekerjaan walaupun ini dilakukannya secara untung-untungan saja

karena terdesak oleh adanya kebutuhan akan pekerjaan.

2. Pengiklanan

Pemasangan iklan merupakan jalur yang paling banyak dan sering

digunakan oleh perusahaan dalam melakukan perekrutan pekerja. Pengiklanan

(advertising) adalah suatu metode efektif lainnya untuk penarikan. Pemasangan

iklan dapat dilakukan melalui berbagai media, baik yang bersifat audio seperti

radio dan lainnya maupun yang bersifat visual seperti surat kabar, majalah

selebaran yang ditempelkan diberbagai tempat dan lan sebagainya. Selain itu

biasanya perusahaan memberitahukan informasi tentang iklan lowongan

pekerjaan untuk perusahaannya lewat papan pengumuman, surat kabar, dan

internet.

3. Agen-agen penempatan tenaga kerja

Salah satu perkembangan dalam dunia ketenaga kerjaan adalah tumbuh

kembangnya agen-agen penempatan ttenaga kerja. Penarikan tenaga kerja dapat

dilakukan oleh agen-agen penempatan tenaga kerja, baik pemerintah (Depnaker)

(44)

42

informasi pekerjaan melalui papan pengumuman atau penerbitan secara periodik

(job flow) yang berisi daftar lowongan pekerjaan.

Ada dua kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh apabila menggunakan

agaen-agen ini yaitu sebagai berikut ini:

Pertama, karena agen-agen ini beroperasi dengan tujuan untuk mencari

keuntungan sehinnga mereka berusaha untuk memberikan pelayanan yang sebaik

mungkin dan secepat mungkin agar pelanggan tiodak kecewa, sehingga

perusahaan yang menggunakan jasa ini akaan mendapatkan karyawan secara lebih

cepat.

Kedua, Dalam rangkla untuk memenuhi kepuasan para pelanggan maka

agen-agen tersebut berusaha mencari pelamar-pelamar pekerjaan sesuai dengan

persyaratan pelanggan dengan cepat, sehingga perusahaan pemakai tenaga kerja

dapat segera mengganti karyawan yang dibutuhkan dengan cepat sesuai dengan

kriteria yang diinginkan.

4. Lembaga-lembaga pendidikan

Lembaga-lembaga pendidikan jelas merupakan salah satu sumber utama

dalam perekrutan sumber daya manusia. Perusahaan bekerjasama dengan lembaga

pendidikan untuk mendapatkan tenaga kerja yang siap guna dan siap pakai,

biasanya dimulai dengan penerimaan magang mahasiswa, jika mahasiswa itu

layak mereka dapat direkrut menjadi karyawan tetap. Perlu ditekankan disini

bahwa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan sebagai sumber rekrutmen

tenaga pekerja baru adalah lembaga pendidikan tingkat menengah atas dan

perguruan tinggi. Hal ini karena hanyalah lembaga pendidikan tinglat menengah

atas dan perguruan tinggi yang dianggap mampu memberikan tenaga kerja yang

siap pakai.

Jalur ini sering dipakai karena pada lembaga pendidikan yng sudah mapan

biasanya terdapat “Biro penempatan” yang tugas pokoknya adalah untuk

membantu alumni lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jenis

pekerjaan yang sesuai dengan pengetahun dan keahliannya. Para pengari tenaga

kerja menghubungi biro tersebut kemudian mereka mencarikan tenaga kerja yang

(45)

43

6. Organisasi-organisasi karyawan

Di banyak negara organisasi karyawan tidak hanya terbentuk di organisasi

atau perusahaan dimana semua pekerja terlepas dari jenis pekerjaan dan jenjang

pangkatnya, namun ada juga serikat pekerja yang keanggotaannya didasarkan

pada jenis profesi dan keterampilan yang ada, misalnya adalah serikat pekerja

bangunan, serikat pekerja instalasi listrik, aerikat perawat dan lain sebagainya.

Perusahaan bekerjasama dengan organisasi karyawan dalam hal ini serikat

pekerja, yamg mana perusahaan biasanya meminta kepada serikat buruh daftar

tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang tepat. Karena serikat buruh belum

mempunyai kedudukan yang kuat, metode ini belum banyak digunakan.

7. Leasing

Gara yang biasa digunakan oleh para organisasi atau perusahaan adalah

dengan cara leasing. Yaitu penarikan tenaga kerja denagan cara menarik

tenaga-tenaga honorer dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dalakukan untuk

menyesuaikan fluktasi kebutuhan personalia jangka pendek, aehingga perusahaan

bisa menarik karyawan honorer yang dibayar secara harian atau per jam. Dengan

cara leasing perusahan tidak hanya mendapatkan tenaga kerja yang terlatih baik

dan terpilih tetapi juga menghindari dari kewajiban-kewajiban lain seperti dana

pensiun, asuransi, dan kompensasi tambahan lainnya.

8. Nepotisme

Cara lain yang dapat digunakan oleh para pencari pekerjaan adalah denagan

cara nepotisme, yaitu penarikan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga.

cara ini dapat digunakan apabila organisasi atau perusahaan hanya dimiliki oleh

perorangan saja. Penarikan anggota keluarga adalah komponen program penarikan

yang tak dapat dielakkan dalam perusahaan perseorangan atau keluarga.

Kebijaksanaan seperti ini tidak berkaitan dengan penarikan atas dasar kecakapan,

tetapi berdasarkan kepentingan dan kesetiaan kepada perusahaan. Sehingga dalam

penggunaan cara ini biasanya tidak mendapatkan tenaga kerja yang memiliki

(46)

44

9. Asosiasi-asosiasi professional

Salah satu bentuk perusahaan yang bergerak pada pengarian dan

penempatan tenaga kerja adalah perusahaan yang mengkhususkan pada pencarian

tenaga ker ja professional. Perusahaan atau asosiasi yang bergerak pada pengarian

tenaga kerja profesional mengkhususkan pada pencarian tega kerja tertentu saja,

misalnya adalah tenaga eksekutif dan tenaga kerja professional lainnya yang

memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus. Berbagai contoh asosiasi

professional adalah KADIN, IAI, HIPMI, IWAPI, dsb. Mereka biasanya dapat

berfungsi sebagai sumber penarikan tenaga kerja yang profesional.

10. Operasi-operasi militer

Salah stu sumber perekrutan tenaga kerja yang dapat digunkan oleh para

pencari tenaga kerja adalah lembaga-lembaga operasi militer, lembaga ini

digunakan apabila organisasi atau perusahaan yang bersangkutan memerlukan

tenaga kerja professional yang memiliki keahlian-keahlian khusus yang akan

ditempatkan pada jenis pekerjaan yang membutuhkan keteranpilan yang hanya

disediakan oleh lembaga-lembaga militer saja. Misalnya yang dibutuhkan adalah

sebagai pilot, penjaga keamanan, mekanik dan lain sebagainya. Biasanya

perusahaan memerlukan tenaga kerja yang berasal dari dinas militer yang telah

habis masa dinasnya (veteran) sehingga apabila mereka bergabung dengan

organisasi yang bersangkutan tidak akan mengganggu organisasi militer yang

merupakan tempat mereka bergabung dahulu.

11. Open House

Teknik penarikan tenaga kerja yang dibuat dengan cara penyelenggaran

open house perusahaan. Dengan cara ini orang-orang diharapkan tertarik bekerja

di perusahaan. Metode ini berguna bagi tenaga kerja yang langka, atau dengan

kata lain sumber suplainya terbatas.

12. Rekomendasi dari karyawan (employee Referrals)

Para karyawan perusahaan sekarang bisa merekomendasikan pencari

pekerjaan kepada departemen personalia. Biasanya karyawan yang telah lama

bergabung memberikan rekomendasi bahwa mereka mengetahui calon tenaga

(47)

45

para karyawan tersebut dapat memasukkan tenaga kerja baru dengan cara

mengusulkan kepada pihak personalia. Metode ini memang banyak kebaikannya,

diantaranya Yaitu perusahaan memperoleh informasi lengkap dari pemberi

rekomendasi tentang pelamar. Meskipun teknik ini legal dan baik, perusahaan

juga harus berhati-hati dalam penggunaannya. Karena dapat memungkinkan kalau

para karyawan memberikan rekomendasi yang tidak sesuai dengan kriteria

tentanmg kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut sesuai denagn

kenyataan yang sebenarnya.

6.1.6. PEREKRUT

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian integral

dari setiap perusahaan atau setiap organisasi besar yang bisa anda temukan

sehari-hari.Istilah Manajemen Sumber Daya Manusia, di sisi lain, merujuk kepada

departemen yang menaungi kerja sistem hubungan antar pekerja di sebuah

perusahaan, atau organisasi.Jadi intinya, departemen ini terlibat dalam segala hal

yang berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan karyawan, perekrutan tenaga

kerja, dan analisis terhadap kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan karyawa.

Secara definitif bisa dikatakan bahwa MSDM adalah sebuah singkatan yang

berkaitan secara langsung dengan fungsi organisasi yang mengatur berbagai topik

seperti manajemen kinerja, kesehatan karyawan, kompensasi, gaji, pengembangan

organisasi, keamanan, pelatihan pekerja, administrasi karyawan, dan komunikasi

karyawan.Berikut beberapa tanggung jawab kerja yang melekat pada bidang

seperti MSDM:

1. Desain Organisasi

2. Manajemen penilaian kinerja tenaga kerja

3. Pengaturan staff/pekerja

(48)

46

6.2. SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

6.2.1.DEFINISI SELEKSI

Seleksi adalah usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk

memperoleh karyawan yang qualified dan kompeten yang akan menjabat serta

mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Kiranya hal inilah yang

mendorong pentingnya pelaksanaan seleksi dan penerimaan karyawan baru bagi

setiap perusahaan. Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat, dan

objektif supaya karyawan yang diterima benar-benar qualifid untuk menjabat dan

melaksanakan pekerjaan.

6.2.2.METODE SELEKSI

Beberapa metode yang tepat untuk menyeleksi para calon karyawan

menurut Malayu Hasibuan (2002:50), metode-metode tersebut diantaranya,

sebagai berikut:

A.Metode Non Ilmiah

Metode non ilmiah adalah seleksi yang dilakukan dimana dasar

pemilihannya tidak didasarkan kepada kriteria atau standar ataupun spesifikasi

jabatan, tetapi hanya berdasarkan kepada perkiraaan pengalaman. Metode ini

merupakan metode seleksi yang berdasarkan tradisi lama atau metode lama, itu

mempunyai kelemahan besar yaitu tidak mempunyai pegangan yang pasti akan

tepat tidaknya seorang keryawan untuk memangku suatu jabatan.

Menggunakan bahan-bahan pertimbangan sebagai berikut:

1. Surat lamaran bermaterai atau tidak. 2. Ijazah sekolah dan daftar nilai.

3. Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman.

4. Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya.

(49)

47 B.Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah seleksi yang dalam pelaksanaannya berdasarkan

kepada spesifikasi jabatan dan kebutuhan nyata yang akan diisi serta pedoman

kepada kriteria dan standar tertentu. Seleksi metode ini merupakan pengembangan

seleksi non-ilmiah.

Dalam metode Ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan diadakan test kepada

calon karyawan yang mana nilai dan hasil test tersebut sangat berpengaruh

terhadap pengambilan keputusa apakah karyawan tersebut diterima atau ditolak.

Adapun presedur seleksi yang lazim diadakan adalah sebagai berikut:

1. Seleksi surat lamaran yang masuk.

2. Pengisian formulir lamaran.

3. Pemeriksaan referensi.

4. Wawancara pendahuluan.

5. Test-test pemeriksaan

6. Test psikologi.

7. Persetujuan atasan langsung.

8. Memutuskan diterima atau ditolak.

9. Prosedur Seleksi.

6.2.3. LANGKAH SELEKSI

1. Penerimaan pendahuluan

Proses seleksi merupakan dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan

para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon

pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi. Pada

saat ini biasanya dilakukan penyeleksian surat-surat lamaran yang masuk menjadi

dua bagian, yaitu surat lamaran yang memenuhi syarat dan surat lamaran yang

tidak memenuhi syarat. Lamaran yang tidak memenuhi syarat berarti gugur,

sedangkan lamaran yang memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti seleksi

(50)

48 2. Tes-tes Penerimaan

Tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif

objektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya

dan para karyawan yang sekarang. Selain itu tes penerimaan merupakan proses

untuk mencari data calon karyawan yang disesuaikan dengan spesifikasi jabatan

yang akan dijabat. Bentuk-bentuk tes penerimaan ini biasanya adalah:

1. Physical tes (medical tes), yaitu suatu proses untuk menguji kemampuan

fisik pelamar.

2. Academic tes (knowledge tes), yaitu proses menguji kecakapan yang

dimiliki pelamar sesuai dengan kebutuhan jabatan yang akan diisinya.

3. Physychological tes, yaitu proses menguji tentang kecerdasan, bakat,

prestasi, minat, dan kepribadian dari pelamar.

3. Wawancara Seleksi

Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang

dilakukan untuk mengevaluasi diterimanya atau tidak seorang pelamar. Dengan

percakapan langsung, pewawancara yang berpangalaman dan jeli akan dapat

menggali kemampuan seorang pelamar. Dengan wawancara ini pula akan

diperoleh informasi dari setiap pelamar, kemudian dibandingkan satu persatu

siapa yang paling tinggi kemampuannya untuk melakukan pekerjaan itu.

4. Pemerikasaan Referensi

Memeriksa referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau

tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat, perilaku, pengalamn kerja, dan

hal-hal lain yang dianggap penting dari pelamar. Referensi pada dasarnya adalah

seseorang yang dapat memberikan informasi dan jaminan mengenai pelamar yang

bersangkutan. Referensi yang digunakan biasanya adalah personel references dan

employement references.

Personal references adalah referensi yang dapat memberikan informasi mengenai

karakter dan kondisi kesehatan atau penyakit yang pernah dialami pelamar.

Referensi ini biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman dekat pelamar.

Employement references adalah referensi yang dapat memberikan informasi atau

Gambar

Gambar I.1.Kerangka Kerja Harvard untuk Manajemen SDM
Gambar 7.1. Tujuan Pelatihan dan PengembangaN 
Tabel 7.2. Kebutuhan Keterampilan Bagi 3 Tingkat Manajemen

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penilaian kinerja untuk kenaikan Jabatan pegawai proyek adalah suatu sistem yang dirancang untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu pengambilan

Sistem penilaian kinerja untuk kenaikan Jabatan pegawai proyek adalah suatu sistem yang dirancang untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu pengambilan

Penyusunan perencanaan kebutuhan pegawai telah dilakukan dengan mengacu pada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja masing-masing jabatan yang dibuktikan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penting bagi atasan untuk selalu memperhatikan sistem penilaian kinerja pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Batam,

Dengan adanya penilaian kinerja dapat mengetahui kinerja pegawai baik dari segi kemampuan, tingkah laku, dan sebagainya. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur standar

vi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Instansi 5 Gambar 3.1 Sistem Informasi Pegawai 8 Gambar 3.2 Wpsspreadsheet 9 Gambar 3.3 Sistem Informasi Manajemen Kinerja

Nilai Peringkat kinerja kegiatan atas Renja di tahun 2018 sebesar “100%” dengan kriteria penilaian realiasi kinerja “Sangat Baik” yang diukur dari realisasi capaian kinerja jumlah

Pengukuran kinerja dilakukan oleh atasan, diri sendiri, penilaian rekan , penilaian keatas atau kebawah dan penilaian pelanggan merupakan pihak yang berkepentingan terhadap penilaian