• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/JBA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL

IRWANTO HANDOJO

STIE Trisakti [email protected]

Abstract: The objective of this research is to identify the influence of size, sales

growth, tangibility, profitability, business risk, liquidity, non-debt tax shield and age to capital structure. Data collected from manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange for four years period 2011-2014. Sample was selected by using purposive sampling method. Only 54 companies meet the criteria and taken as sample. The statistical method used in this research is multiple regression. Result of this research showed that tangibility, profitability, liquidity, and age have influence to capital structure but size, sales growth, business risk, and non-debt tax shield have no influence to capital structure.

Keywords: Capital Structure, Size, Sales Growth, Tangibility, Profitability, Business Risk, Liquidity, Non-Debt Tax Shield, Age.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh ukuran

perusahaan, pertumbuhan penjualan, tangibilitas, profitabilitas, risiko bisnis, likuiditas, non-debt tax shield, umur perusahaan terhadap struktur modal. Data dikumpulkan dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun periode dari tahun 2011-2014. Sampel diseleksi menggunakan metode

purposive sampling. Hanya 54 perusahaan yang sesuai dengan kriteria dan

digunakan sebagai sampel. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan metode statistik multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tangibilitas, profitabilitas, likuiditas, dan umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur modal tetapi ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan

non-debt tax shield tidak memiliki pengaruh terhadap stuktur modal.

Kata kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Tangibilitas, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Likuiditas, Non-Debt Tax Shield, Umur Perusahaan.

PENDAHULUAN

Indonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) 2016, dimana memungkinkan suatu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain yang tergabung sebagai negara

(2)

anggota Association of South East

Asia Nations (ASEAN). Adanya

perdagangan bebas ini akan memunculkan pesaing-pesaing baru yang berasal dari negara lain. untuk meningkatkan daya saing dalam ketatnya persaingan dengan negara lain perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan banyak cara, beberapa diantaranya dengan peningkatan kemakmuran para pemegang saham atau dengan peningkatan investasi aset perusahaan.

MEA dijalankan dengan beberapa elemen utama, 2 diantaranya mengenai aliran bebas investasi dan aliran modal yang lebih bebas. Dengan adanya MEA ini perusahaan dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan antar negara anggota ASEAN. Perusahaan dapat berinvestasi dengan membangun pabrik dilokasi negara anggota ASEAN dengan bebas tanpa ada batasan. Menurut Lestari dan Dewi (2013), Keputusan investasi meliputi investasi jangka pendek dan jangka panjang. Investasi jangka pendek ditujukan untuk kegiatan operasional perusahaan, sedangkan investasi jangka panjang ditujukan untuk nilai perusahaan.

Untuk mengambil peluang investasi yang ada, perusahaan membutuhkan dana yang dapat berasal dari berbagai sumber yang berbeda. Permasalahan investasi ini seperti yang terjadi di PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. pada tahun 2014 yang akan memperoleh dana sebesar Rp 1,33 triliun, melalui penerbitan saham sebanyak 1,33 miliar lembar saham. Manajemen PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia akan

mengalokasikan dana tersebut untuk penambahan modal disetor PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia kepada PT. Oki Pulp & Paper Mills (OKI) yang akan membangun pabrik pulp dengan kapasitas 2 juta ton per tahun, dengan nilai investasi sebesar US$ 2,639 miliar.

Di sini peran seorang manajer keuangan sangatlah penting untuk menentukan porsi penggunaan dana untuk investasi yang terbaik bagi perusahaan. Penggunaan utang yang terlalu besar pada saat kondisi perekonomian buruk dapat menghalangi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan, dimana utang terbagi menjadi 2 kategori yaitu

current liabilities dan long-term liabilities.

Berdasarkan literatur terdahulu terlihat pentingnya struktur

modal dalam suatu perusahaan, banyak faktor yang mempengaruhi pembetukan suatu struktur modal dan ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian terdahulu maka timbul motivasi dan ketertarikan untuk menguji kembali penelitian-penelitian sebelumnya untuk mendapatkan bukti empiris. Penelitian ini dilakukan untuk

mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Alzomaia (2014) dengan tujuan untuk mengetahui variabel-variabel independen apa saja yang mempengaruhi tingkat leverage perusahaan dalam pembentukan struktur modal. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan Alzomaia (2014) dengan beberapa perbedaan dalam melakukan penelitian dari penelitian sebelumnya, yaitu: Pada penelitian sebelumnya menggunakan 5 variabel

(3)

bebas size, growth, tangibility of

assets, profitability, risk. Sedangkan

pada penelitian ini selain variabel di atas juga menambahkan 3 variabel lain yaitu liquidity, non-debt tax

shields, dan age yang diambil dari

penelitian Umer (2014).

Sampel yang digunakan

dalam penelitian sebelumnya oleh Alzomaia (2014) adalah perusahaan nonkeuangan di Saudi Arabia yang di peroleh dari konsultan keuangan Zughaibi dan Kabbani, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode sampel yang digunakan dari penelitian sebelumnya adalah dari tahun 2000 sampai dengan 2010 sedangkan pada penelitian ini akan menggunakan periode sampel dari tahun 2011 sampai dengan 2014.

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, tangibilitas, profitabilitas, risiko bisnis, likuiditas,

non-debt tax shield, dan umur

perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, tangibilitas, profitabilitas, risiko bisnis, likuiditas,

non-debt tax shield, dan umur

perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.

Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi perusahaan untuk menetapkan keputusan dalam penggunaan pendanaan yang akan mempengaruhi tingkat leverage perusahaan yang berhubungan langsung dengan

pembentukan struktur modal perusahaan. Penelitian ini juga memberikan informasi kepada investor mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi struktur pada sebuah perusahaan, sehingga dapat sebagai acuan investor untuk membuat keputusan investasi, lalu bagi penelitian selanjutnya dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan mengambil topik yang sama, serta peneliti selanjutnya dapat menambah variabel-variabel lain dan dapat lebih memperluas ruang lingkup penelitiannya.

Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan yaitu diawali dengan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penelitian, tujuan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Kedua, menguraikan penjelasan teoritis mengenai model penelitian, hasil-hasil penelitian terdahulu, model penelitian dan pengembangan hipotesis dan membahas masalah penelitian. Ketiga, menjelaskan tentang bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data serta metode analisis data. Keempat, berisi tentang gambaran umum obyek penelitian dan hasil dari analisa statistik deskriptif beserta pembahasannya yang mencakup hasil uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi, analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi, uji F dan uji t. kelima berisi simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

(4)

Pecking Order Theory

Teori ini menjelaskan mengenai pemilihan sumber pendanaan yang membandingkan antara sumber pendanaan internal dan eksternal, namun teori ini tidak menjelaskan mengenai kombinasi pendanaan perusahaan, melalui utang atau ekuitas (Firnanti 2011). Pecking

order theory menjelaskan tentang

hirarki pendanaan perusahaan mulai dari yang teraman yaitu perusahaan

mendahulukan penggunaan pendanaan internal (Sari 2014). Dana

internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sumber dana tanpa ada perhatian publik dan tidak perlu membuka diri terhadap pemodal luar (Santika dan Sudiyatno 2011). Urutan penggunaan sumber pendanaan berdasarkan pecking order theory

adalah pertama, perusahaan

meningkatkan modal internal dengan menginvestasikan kembali laba bersih dan penjualan surat berharga

jangka pendek. Kedua, ketika

pasokan dana tersebut telah habis, perusahaan akan menerbitkan utang. Ketiga, hanya sebagai pilihan terakhir perusahaan mengeluarkan saham biasa (Koh et al. 2014, 580). Hanya jika perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadahi, maka dana eksternal akan dipilih sebagai alternatifnya.

Trade-Off Theory

Trade-off theory merupakan

model yang didasarkan pada trade-off (pertukaran) antara keuntungan dan kerugian penggunaan hutang (Nuswandari 2013). Teori ini menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan target rasio utang yang optimal berdasarkan

perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki utang (Marsh 1982). Utang menimbulkan beban bunga yang dapat menghemat pajak, karena beban bunga dapat dikurangkan dari pendapatan sehingga laba sebelum pajak menjadi lebih kecil yang pada akhirnya pajak juga semakin kecil (Nuswandari 2013). Penggunaan utang yang semakin besar akan mengarah pada kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Perusahaan yang labanya lebih tidak stabil, menghadapi kesempatan lebih besar kebangkrutan oleh karena itu harus menggunakan sedikit utang dari pada perusahaan yang lebih stabil (Koh et

al. 2014, 577).

Agency Theory

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa agency

relationship merupakan sebuah ikatan kerja antara pemegang saham perusahaan (principal) dengan pihak lain yang ditunjuk (agent) untuk

memberikan pelayanan dan

pengambilan keputusan atas nama

principal. Nuswandari (2013)

menyatakan bahwa hubungan keagenan ini dapat menimbulkan konflik pada saat pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Konflik dapat terjadi

karena principal ingin

memaksimalkan kesejahteraan

mereka sedangkan agent ingin

melakukan ekspansi perusahaan. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham berkaitan dengan aktivitas pencarian dana dan bagaimana dana tersebut diinvestasikan (Firnanti 2011). Menurut Jensen dan Meckling

(5)

(1976), agency cost terdiri atas biaya

monitoring, bonding expenditure, dan residual loss.

Struktur Modal

Struktur modal akan menunjukkan proporsi atas utang yang digunakan untuk membiayai investasi, sehingga dengan begitu investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan (Finky et al. 2013). Menurut Gitman dan Zutter (2014, 575), Struktur modal merupakan salah satu daerah yang paling kompleks pengambilan keputusan keuangan karena keterkaitan dengan variabel keputusan keuangan lainnya.

Pengambilan keputusan struktur

modal yang tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya biaya modal. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik ataupun buruknya struktur modal akan berefek langsung terhadap finansial perusahaan (Finky et al. 2013).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang dapat ditinjau dari lapangan usaha dan ditentukan berdasarkan total penjualan perusahaan atau total aset perusahaan (Seftianne dan Handayani 2011). Apabila perusahaan membutuhkan pendanaan dari pihak luar dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya, ukuran perusahaan

mempengaruhi jumlah dana yang dibutuhkan perusahaan dan bagaimana cara perusahaan memperoleh pendanaan tersebut (Firnanti 2011).

Ha1 Ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal.

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan merupakan rasio untuk mengukur sebaik apa perusahaan dapat mempertahankan posisi ekonomi didalam industrinya (Sumani dan Rachmawati 2012). Sesuai dengan

pecking order theory bahwa perusahaan dengan pertumbuhan tingkat penjualan yang tinggi cenderung menggunakan dana eksternal apabila dana internal tidak cukup untuk mendanai pertumbuhan penjualan, aset-aset dan investasi perusahaan (Ticoalu 2013).

Ha2 Pertumbuhan penjualan

berpengaruh terhadap struktur modal.

Tangibilitas

Tangibilitas merupakan variabel penting dalam keputusan pendanaan perusahaan karena aset tetap menyediakan jaminan bagi kreditur. Semakin tinggi nilai aset tetap suatu perusahaan maka semakin tinggi jumlah utang yang dimiliki perusahaan (Sanjaya 2014). Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki struktur aset dalam jumlah yang besar akan memiliki kemampuan yang besar dalam menyediakan jaminan umtuk memperoleh pembiayaan dari kreditur (Windraesti 2013).

Ha3 Tangibilitas berpengaruh

terhadap struktur modal.

Profitabilitas

Tingkat profitabilitas dapat

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan

operasionalnya sendiri dan menghasilkan laba (profitabilitas)

(6)

pada tingkat penjualan, aset, dan modal (Joni dan lina 2010). Selain itu, profitabilitas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang dan bunganya.

Ha4 Profitabilitas berpengaruh

terhadap struktur modal.

Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya (Prabansari dan Kusuma 2005). Menurut Gitman dan Zutter (2014, 579), risiko bisnis merupakan risiko dari perusahaan saat tidak mampu menutupi biaya operasionalnya dan dipengaruhi oleh stabilitas pendapatan dan biaya. Perusahaan yang sebagian besar sumber pendanaannya berasal dari utang akan memiliki risiko kebangkrutan yang tinggi dikarenakan perusahaan akan menanggung pula kewajiban yang besar, oleh karena itu perusahaan harus lebih memperhatikan porsi utangnya agar tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan (Joni dan Lina 2010).

Ha5 Risiko bisnis berpengaruh

terhadap struktur modal.

Likuiditas

Tingkat likuiditas memberikan gambaran dana liquid

atau kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan pecking order theory, sebuah perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan melalui utang (Wimelda dan Marlinah 2013).

Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat menggunakan aset mereka saat ini untuk membiayai operasi mereka dan dengan demikian tidak ada kebutuhan mendesak untuk pembiayaan eksternal (Wahab dan Ramli 2014). Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maka hal tersebut dapat mengindikasikan perusahaan berada dalam keadaan yang sehat (Seftianne dan Handayani 2011).

Ha6 Likuiditas berpengaruh

terhadap struktur modal. Non-Debt Tax Shield

Perusahaan yang dikenai pajak tinggi dalam batas tertentu sebaiknya menggunakan banyak utang karena adanya tax shield

(perlindungan pajak). Dengan

menggunakan banyak utang maka akan timbul beban bunga utang yang tinggi. Beban bunga utang tersebut dapat digunakan sebagai tax shield sebagai pengurang laba sebelum pajak (Hidayat dan Sudarno 2013).

Ha7 Non-debt tax shield

berpengaruh terhadap struktur modal.

Umur Perusahaan

Umur perusahaan adalah lamanya suatu perusahaan berdiri dalam kegiatan bisnis dari tahun didirikannya perusahaan tersebut (Umer 2014). Umur perusahaan merupakan faktor yang mempermudah perusahaan untuk memperoleh pendanaan baru karena semakin bertambahnya umur perusahaan akan membangun nilai perusahaan, yang artinya nama perusahaan yang baik (Umer 2014). Umur perusahaan digunakan untuk menilai reputasi suatu perusahaan

(7)

sebagai peminjam dana atau pemilik utang. Perusahaan yang telah lama

berdiri dimungkinkan memiliki

reputasi yang lebih baik dari pada perusahaan yang baru saja berdiri, karena seiring dengan perjalanan waktu yang lebih lama berarti perusahaan telah menghadapi

berbagai kondisi yang selalu

berkembang dan berbeda menunjukkan adanya stabilitas dalam manajemen perusahaan (Windraesti 2013).

Ha8 Umur perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal.

METODE PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian ini menggunakan data dari tahun 2011 sampai dengan 2014 dan akan diambil beberapa sampel

perusahaan dari populasi tersebut. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling. Purposive sampling artinya

sampel dipilih berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sekaran dan Bougie 2013). Adapun kriteria sampel yang digunakan yaitu: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan 2014, (2) Perusahaan yang memiliki periode tutup buku laporan keuangan per 31 Desember dari tahun 2011 sampai dengan 2014, (3) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya menggunakan mata uang rupiah, tidak dalam mata uang asing dari tahun 2011 sampai dengan 2014, (4) Perusahaan yang memiliki tingkat laba bersih setelah bunga dan pajak positif dari tahun 2011 sampai dengan 2014.

Struktur Modal

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal merupakan gabungan dari berbagai jenis sumber pendanaan, yang utamanya adalah utang atau ekuitas dan digunakan perusahaan untuk mendanai investasi-investasi asetnya. Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan Alzomaia (2014) dan diukur menggunakan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

LEV = Total LiabilitasTotal Aset

Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan (SIZE) adalah suatu ukuran dari sebuah perusahaan yang dapat dilihat dengan besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan (Wimelda dan Marlinah 2013). Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan log

natural total aset. Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang

dilakukan Umer (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus: 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = 𝐿𝐿𝐿𝐿 (Total Aset)

(8)

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan (SG) merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun sebelumnya (Windraesti 2013). Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan Alzomaia (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

SG = PenjualanPenjualan𝑡𝑡 − Penjualan𝑡𝑡−1

𝑡𝑡−1 Tangibilitas

Tangibilitas merupakan seberapa besar aset tetap menyediakan jaminan bagi pihak kreditur untuk memperoleh dana (Joni dan Lina 2010). Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan Alzomaia (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

TANG = Aset Tetap

Total Aset

Profitabilitas

Profitabilitas (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan mendanai kegiatan operasionalnya sendiri dalam suatu periode tertentu dengan memaksimalkan penggunaan aset yang dimiliki perusahaan (wimelda dan Marlinah 2013). Pengukuran menggunakan return on assets (ROA) yang mengacu pada penelitian yang dilakukan Alzomaia (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

ROA = 𝑇𝑇𝑃𝑃𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝑁𝑁𝑁𝑁𝐴𝐴𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑁𝑁

Risiko Bisnis

Risiko bisnis (RISK) adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya seperti kebangkrutan (Prabansari dan Kusuma 2005). Pengukuran dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut kebelakang dari tahun periode penelitian. ROA diukur dengan membandingkan net profit terhadap total assets yang dimiliki perusahaan. Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan Alzomaia (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

RISK = σ(ROA)

Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Pengukuran yang digunakan adalah current ratio (CR) mengacu pada penelitian yang dilakukan Umer (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

CR = Liabilitas LancarAset Lancar Non-Debt Tax Shield

Non Debt Tax Shield (NDTS) merupakan besarnya biaya yang akan

(9)

penggunaan utang berupa depresiasi dan bisa digunakan sebagai modal untuk mengurangi utang (Umer 2014). Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan Umer (2014) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

NDTS = Beban DepresiasiTotal Aset

Umur Perusahaan

Umur perusahaan adalah lamanya suatu perusahaan berdiri dalam kegiatan bisnis dari sejak tahun didirikannya perusahaan tersebut (Umer 2014). Tahun pendirian perusahaan berdasarkan akta pendirian yang dibuat oleh notaris (Silondae dan Ilyas 2011, 44). Pengukuran yang digunakan mengacu pada penelitian yang dilakukan Mouamer (2011) dengan skala rasio yang diproksi dengan rumus:

AGE = Tahun Penelitian − Tahun Pendirian

HASIL PENELITIAN

Tabel 1

Prosedur pemilihan sampel

Kriteri Sampel Jumlah

Sampel per Tahun

Total Sampel

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan 2014.

121 484

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember dari tahun 2011 sampai dengan 2014.

(3) (12)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah dari tahun 2011 sampai dengan 2014.

(26) (104)

Perusahaan yang tidak memiliki tingkat laba bersih setelah bunga dan pajak positif dari tahun 2011 sampai dengan 2014.

(38) (152)

Jumlah perusahaan dan data yang digunakan 54 216

Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan periode waktu 2011 sampai dengan tahun 2014 maka jumlah data yang digunakan adalah 216 data. Setelah dilakukan uji normalitas, data penelitian normal. Sehingga, tidak perlu dilakukan uji outlier.

(10)

Tabel 2

Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LEV 216 0,09767 0,80045 0,4043143 0,16228037 SIZE 216 25,30843 33,09498 28,3395075 1,67143709 SG 216 -0,34992 1,48547 0,1425309 0,18089685 TANG 216 0,05071 0,84315 0,3489192 0,16636715 ROA 216 0,00061 0,41620 0,1099530 0,09558610 RISK 216 0,00046 0,14292 0,0229019 0,02255055 CR 216 0,40314 11,74282 2,4646577 1,66211279 NDTS 216 0,00164 0,07914 0,0309670 0,01395441 AGE 216 16,00000 83,00000 37,8148148 12,56436315

Sumber: Pengolahan data SPSS 19.0

Tabel 3 Hasil Uji t

No Variabel B Sig Kesimpulan

1 (Constant) 0,446 0,001

2 SIZE 0,006 0,185 Tidak Berpengaruh

3 SG 0,060 0,135 Tidak Berpengaruh

4 TANG -0,161 0,009 Berpengaruh

5 ROA -0,326 0,000 Berpengaruh

6 RISK -0,539 0,110 Tidak Berpengaruh

7 CR -0,069 0,000 Berpengaruh

8 NDTS -0,503 0,439 Tidak Berpengaruh

9 AGE 0,002 0,008 Berpengaruh

Sumber: Pengolahan data SPSS 19.0

Nilai konstanta menunjukkan angka 0,446 yang berarti bila semua variabel independen bernilai nol, maka struktur modal akan bernilai 0,446. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.10. dapat disimpulkan bahwa, nilai signifikansi ukuran perusahaan adalah sebesar 0,185 lebih besar dari

0,05 yang berarti bahwa Ha1 tidak

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Pengambilan keputusan mengenai jenis pendanaan tidak bergantung pada ukuran perusahaan, tetapi disesuaikan dengan kondisi

perusahaan dan dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Nilai signifikansi pertumbuhan penjualan adalah

sebesar 0,135 lebih besar dari 0,05

yang berarti bahwa Ha2 tidak

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Kenaikan penjualan tidak disertai kenaikan laba, misalnya dikarenakan biaya produksi yang meningkat, sehingga laba ditahan tidak meningkat maka hutang tidak berubah atau proporsi kenaikan penjualan tidak sebanding dengan

(11)

kenaikan laba sehingga laba ditahan kecil maka struktur modal tidak berubah.

Nilai signifikansi tangibilitas adalah sebesar 0,009 lebih kecil dari

0,05 yang berarti bahwa Ha3 diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa tangibilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap struktur modal. Semakin kecil persentase aset tetap mengindikasikan semakin kecil aset tetap yang dimiliki perusahaan terhadap total asetnya. Dengan kecilnya aset tetap yang dimiliki perusahaan maka perusahaan cenderung untuk melakukan ekpansi yang besar untuk meningkatkan aset tetapnya. Untuk melakukan ekpansi membutuhkan dana yang besar sesuai

pecking order theory perusahaan

lebih menyukai pendanaan internal, lalu hutang terakhir melalui penerbitan saham baru, karena dana yang dibutuhkan besar maka pendanaan internal tidak akan mencukupi sehingga dibutuhkan hutang.

Nilai signifikansi profitabilitas adalah sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05 yang berarti

bahwa Ha4 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini sesuai dengan pecking

order theory, perusahaan yang

memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih banyak memiliki dana internal sehingga perusahaan akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu dari pada menggunakan hutang untuk kebutuhan pendanaan perusahaan.

Nilai signifikansi risiko bisnis adalah sebesar 0,110 lebih kecil dari

0,05 yang berarti bahwa Ha5 tidak

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Tingkat risiko bisnis suatu perusahaan tidak dapat menunjukkan secara pasti sumber pendanaan yang akan dipilih oleh perusahaan. Risiko bisnis merupakan suatu keadaan ketidakpastian yang sulit untuk diukur atau ditentukan secara pasti yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Nilai signifikansi likuiditas adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05 yang berarti bahwa Ha6 diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan melalui utang dan lebih memilih pembiayaan internal karena pembiayaan ekternal memerlukan biaya yang lebih besar daripada pembiayaan internal.

Nilai signifikansi non-debt tax

shield adalah sebesar 0,439 lebih

besar dari 0,05 yang berarti bahwa

Ha7 tidak diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa non-debt tax

shield tidak berpengaruh terhadap

struktur modal. Hal ini menandakan bahwa nilai depresiasi dan amortisasi perusahaan manufaktur di Indonesia tidak cukup bermakna sebagai pengurang pajak perusahaan, sehingga tidak diperhitungkan dalam pengurangan struktur hutang perusahaan. Hasil analisis ini juga mencerminkan bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur di Indonesia

(12)

adalah perusahaan padat karya, sehingga depresiasi perusahaan kecil dan tidak cukup bermakna sebagai pengurang pajak perusahaan.

Nilai signifikansi umur perusahaan adalah sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05 yang berarti

bahwa Ha8 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Nilai koefisien menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap struktur modal. Semakin tua umur perusahaan akan semakin dipercaya dan semakin mudah pula untuk memperoleh pembiayaan utang. Umur perusahaan yang tua menggambarkan kemampuan keuangan perusahaan untuk tetap menjalankan bisnisnya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa tangibilitas, profitabilitas, likuiditas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Sementara, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan non-debt tax shield tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: (1) Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan dari tahun 2011 sampai 2014. (2) Penelitian ini hanya

menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian.

(3) Hanya delapan variabel independen yang diujikan terhadap variabel dependen yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, tangibilitas, profitabilitas, risiko bisnis, tingkat likuiditas, non-debt tax shield, umur perusahaan. (4) Data yang digunakan sebagai sampel memiliki beberapa keterbatasan seperti data terjadi autokorelasi serta terjadi heteroskedastisitas pada variabel risiko bisnis, likuiditas, dan umur perusahaan.

Untuk mengatasi keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1) Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian, sehingga diharapkan dapat menggambarkan kondisi perusahaan dengan lebih baik dan hasil pengujian dapat lebih akurat. (2) Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian sebagai sampel misalnya dari sektor non keuangan sehingga tidak terbatas pada sektor manufaktur saja. (3) Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen lainnya yang belum dimasukkan dalam penelitian ini, seperti kepemilikan manajerial, dividend payout ratio dan lain-lain. (4) Penelitian selanjutnya dapat melakukan transformasi data untuk

mengatasi masalah heteroskedastisitas dan menambah

data sampel baru untuk menghilangkan masalah autokorelasi. REFERENSI:

Acaravci, Songul Kakilli. 2015. The Determinants of Capital Structure: Evidence from the Turkish Manufacturing Sector. International Journal of

(13)

Alzomaia, Turki SF. 2014. Capital Structure Determinants of Publicly Listed Companies in Saudi Arabia. The International Journal of Business and

Finance Research, Vol. 8, No. 2: 53-67.

Booth, Laurence, Varouj Aivazian, Asli Demirguc Kunt, dan Vojislav Maksimovic. 2001. Capital Structures in Developing Countries. The Journal of Finance, Vol. 56, No. 1: 87-130.

Finky, Uung Victoria, Liliana Inggrit Wijaya, dan Endang Ernawati. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 2.

Firnanti, Friska. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi, Vol. 13, No. 2: 119-128.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21 Update PLS Regresi. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2014. Principles of Managerial Finance. Fourteenth Edition. England: Pearson Education, Inc.

Hair, Joseph F, William C. Black, Barry J. Babin, dan Rolph E. Anderson. 2010.

Multivariate Data Analysis A Global Perspective. Seventh Edition. United

State of America: Pearson Education, Inc.

Hidayat, Riza Fatoni dan Sudarno. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Diponegoro Journal of

Accounting, Vol. 2, No. 2.

Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of

Financial Economics, Vol. 3, No. 4: 305-360.

Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2: 81-96.

Kartika, Andi. 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI. Dinamika Keuangan dan

Perbankan, Vol. 1, No. 2: 105-122.

Koh, Annie, Ser-keng Ang, Eugene F. Brigham, dan Michael C. Ehrhardt. 2014.

Financial Management Theory and Practice an Asian Edition. Singapore:

Cengage Learning.

Lestari, Henny Setyo, dan Fardini Rahma Dewi. 2013. Pengaruh Growth dan Financial Strength Terhadap Financial Leverage. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi, Vol. 15, No. 2: 187-199.

Liem, Jemmi Halim, Werner R. Murhadi, dan Bertha Silvia Sutejo. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Consumer Goods yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.

Lim, Thian Cheng. 2012. Determinants of Capital Structure Empirical Evidence from Financial Services Listed Firms in China. International Journal of

(14)

Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2: 119 – 130.

Marsh, Paul. 1982. The Choice between Equity and Debt: An Empirical Study. The

Journal of Finance, Vol. 37, No. 1: 121-144.

Mas’ud, Masdar. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan. Manajemen dan

Bisnis, Vol. 7, No. 1: 82-99.

Mouamer, Faris M. Abu. 2011. The Determinants of Capital Structure of Palestine-Listed Companies. The Journal of Risk Finance. Vol. 12 No. 3: 226-241. Myers, Stewart C. 1984. The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance, Vol. 39,

No. 3: 1-25.

Nurrohim, Hasa. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 10, No. 1: 11-8.

Nuswandari, Cahyani. 2013. Determinan Struktur Modal Dalam Perspektif Pecking Order Theory dan Agency Theory. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan

Perbankan, Vol. 2, No. 1: 92 – 102.

Prabansari, Yuke, dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.

Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance: 1-15.

Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure among Non-Quoted Mauritian Firms under Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and

Economics, Vol. 31: 83-92.

Sanjaya, Riki. 2014. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1: 46-60.

Santika, Rista Bagus dan Bambang Sudiyatno. 2011. Menentukan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Keuangan dan

Perbankan, Vol. 3, No. 2: 172-182.

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta: Alex Media Koputindo.

Sari, Devi Verena dan A. Mulyo Haryanto. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Diponegoro Journal of Management, Vol. 2, No. 3: 1-11.

Sari, Ni Putu Ayu Pudak. 2014. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 7, No. 1: 33-47.

Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan

(15)

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. Sixth Edition. United Kingdom: John Willey & Sons Ltd.

Silondae, Arus Akbar dan Wirawan B. Ilyas. 2011. Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sumani dan Lia Rachmawati. 2012. Analisis Struktur Modal dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis Universitas Mayjend

Sungkono, Vol. 6, No. 1: 30-41.

Ticoalu, Rouben Meldrick Andrew. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan di Sektor Agriculture yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 2: 1-21.

Umer, Usman Muhammed. 2014. Determinant of capital Structure: Empirical Evidence from Large Taxpayer Share Companies in Ethiopia.

International Journal of Economics and Finance, Vol. 6, No. 1: 53-65.

Wahab, Siti Nur Aqilah Ab dan Nur Ainna Ramli. 2014. The Determinants of Capital Structure: An Empirical Investigation of Malaysian Listed Government Linked Companies. International Journal of Economics and

Financial Issues, Vol. 4, No. 4: 930-945.

Wald, John K. 1999. How Firm Characteristics Affect Capital Structure: An International Comparison. The Journal of Financial Research, Vol. 22, No. 2: 161-188.

Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso, 2013. Financial

Accounting, IFRS Edition. U.S.A.: John Wiley & Son, Inc.

Wimelda, Linda dan Aan Marlinah. 2013. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Non Keuangan. Media

Bisnis, Edisi Khusus November.

Windraesti, Jaladri Angleng. 2013. Pengaruh Kerakteristik Perusahaan Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia. JRAK, Vol 8, No. 2: 113-123.

Gambar

Tabel 3  Hasil Uji t

Referensi

Dokumen terkait

The Autumn Issue again presents a variety of subjects in the field of contemporary Indonesian Studies: political history, linguistics, Islam and democracy, gay

Submit two requests to the server with the following parameters and values: initial request case

Dinamaika perguruan tinggi dewasa ini menghadapi beragam tantangan berat, mulai dari persaingan antar perguruan tinggi untuk menjaring mahasiswa, hingga kewajiban untuk

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

THE ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION AND IMPLEMENTATION ON COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) METHOD:1. A CASE STUDY AT SMA

Laporan ini beriisikan tentang informasi Bagaimana menghasilkan pangan dengan jumlah yang cukup sedangkan populasi manusia terus meningkat, bagaimana menghasilkan

Disini peneliti menggunakan 2 (dua) siklus karena pada siklus I jumlah prosentase percaya diri peserta didik masih mencapai Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan1. industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa