Oleh :
Aris Wihajar Sumanto NIM. 110 500 028
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Balai Besar Kerajinan Anyaman dan Batik (BBKB) Yogyakarta
Nama : Aris Wihajar Sumanto
NIM : 110 500 028
Program Studi : Teknologi Hasil Hutan
Jurusan : Teknologi Pertanian
Lulus pada tanggal :
Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program StudiTeknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Syafii, MP NIP. 196806101995121001 Penguji I, Ir. Saini, MP NIP. 196006261987031003 Pembimbing, Ir. Syafii, MP NIP. 196806101995121001 Penguji II, Ir. Wartomo, MP NIP. 196310281988031003
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yang mana laporan ini dibuat sebagai syarat kelulusan dari perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Keluarga khususnya Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mengasuh dan memberikan bantuan yang sangat berharga kepada penyusun, sehingga penyusun mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.
2. Bapak Ir. Syafii, MP, selaku Pembimbing Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sekaligus dosen pembimbing PKL yang banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penyusun.
3. Bapak Heriad Daud Salusu S.Hut, MP, selaku Ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
4. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sekaligus selaku penguji II
5. Bapak Ir. Saini, MP selaku penguji I.
6. BapakSuprono, Bapak Sutarman, Ibu Sumiyati, Ibu Ngadiyah, Ibu Sri suwarmi, Mbak Nova Retnawati (Pokja Serat Alam non Kayu) dan Bapak
Bagiyo, Bapak Arif, Bapak Suwarna, Bapak Siswanto (pembimbing PKL di Pokja Kerajinan Umum) dan Ibu Retno, Mbakl ugas, BapakTupit beserta seluruh staf/karyawan yang telah membantu kami selama proses kegiatan PKL di BBKB.
7. Rekan – rekan mahasiswa yang turut serta membantu menyusun laporan sehingga dapat selesai tepat waktu.
Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan PKL ini. Penyusun juga mengucapkan mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan PKL ini.
Penyusun
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTARTABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Praktek Kerjal Lapang (PKL) ... 2
C. Hasil Yang Diharapkan ... 2
BAB II. TINJAUAN UMUM LOKASI PKL ... 4
A. Sejarah Singkat Balai Besar Kerajinan Dan Batik (BBKB) ... 4
B. Struktur organisasi dan Ketenaga Kerjaan(BBKB)... 5
BAB III.HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ... 12
A. Pewarnaan Iratan Bambu ... 12
B. Proses Bleaching Pelepah Pisang ... 16
C. Proses Anyaman Motif ... 20
D. Pembuatan Lembaran Anyaman Truntum ... 26
E. Pembuatan Kotak Tisu Dari Batok Kelapa ... 28
F. Lembaran Kertas Seni ...36
G. Pembuatan Kotak Kemasan Dari Kertas Seni...44
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN...49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran...49
DAFTAR PUSTAKA...51
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Waktu Kegiatan PKL... 53
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Bagan Struktur Kepegawaian BBKB ... 11
2. Penyiapan pewarna... 13
3. Pewarnaan iratan bambu ... 14
4. Pewarnaan pelepah pisang ... 14
5. Penjemuran iratan bambu ... 15
6. Penjemuran pelepah pisang ... 15
7. Persiapan air 10 liter dan H2O2 ... 17
8. Perebusan pelepah pisang ... 18
9. Proses penindisan pelepah pisang ... 18
10. Pembilasan ... 19
11. Proses penjemuran ... 19
12. Proses pembuatan anyaman dasar ... 22
13. Anyaman truntum dasaran utuh ... 23
14. Pembuatan anyaman kedua ... 24
15. Proses penyisipan ketiga ... 25
16. Proses penyisipan terakhir ... 25
17. Pembentukan kotak... 31
18. Pemecahan tempurung kelepa ... 31
19. Penempelan tempurung kelapa ... 32
20. Proses penggerindaan ... 33
21. Hasil pengecoran talek,resin,katalis dan pekmen ... 33
22. Proses penggerindaan setelah dicor ... 34
23. Pengecoran resin dengan katalis ... 34
24. Pemasangan lebel balai ... 35
25. Produk jadi ... 35
26. Pemotongan pelepah pisang ... 38
27. Penimbangan potongan pelepah pisang ... 38
28. Pengenceran kostik ... 39
29. Proses perebusan ... 39
30. Proses pencucian ... 40
31. Proses penggilingan kasar ... 40
32. Proses penggilingan halus ... 41
33. Penaburan pulp pada sekrin ... 41
34. Pencetakan ... 42
35. Penjemuran kertas seni ... 43
36. Lembaran kertas seni ... 43
37. Pembuatan pola sesui spek ... 45
38. Penempelan dengan selotip ... 46
39. Pemasangan kertas seni ... 46
40. Pemasangan kertas samson ... 47
41. Produk kotak kemasan ... 47
Lampiran 42. Kotak tisu dan kotak kemasan ... 54
43. Proses pencetakan kertas seni ... 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPada saat ini dan masa yang akan datang, kerajinan (Handycraft) memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata kerajinan (Handycraft) tidak hanya digunakan untuk skala pemakaian dalam rumah tangga tetapi sudah mulai masuk ke industri dan diekspor sampai keluar negeri.
Untuk mengantisipasi tuntutan akan kebutuhan serta kemajuan di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri kerajinan (Handycraft) yang terampil dan berinovasi baik yang memiliki skala produksi besar, menengah, atau pun skala kecil (home industry).
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memberikan tugas kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa yang duduk di semester akhir (Semester VI) untuk mengikuti kegiatan Pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL). Program ini berlangsung selama dua bulan di lapangan, dimana sebelumnya para mahasiswa dibekali pengarahan dari dinas terkait seperti Dinas Kehutanan, Departemen Tenaga Kerja, dari beberapa pihak industri serta para staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Dengan adanya kegiatan pengalaman kerja praktek mahasiswa ini, diharapkan para mahasiswa akan lebih mengetahui dan siap menghadapi dunia kerja yang sebenarnya sehingga jika nantinya apabila sudah terjun di lapangan sebagai pekerja tidak mengalami kesulitan dan akan lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan pekerjaanya.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Tujuan diadakanya kegiatan praktek kerja lapangan ini adalah agar mahasiswa mampu :
1. Memperluas wawasan, pengetahuan serta pemahamantentang perusahaan secara umum dan meningkatkan keterampilan mahasiswa.
2. Dapat dijadikan sebagai pengalaman sebelum memasuki dunia kerja.
3. Mampu memahami dan mengoperasikan alat, bahan, sarana dan urutan kerja yang tepat serta efisien dalam tahapan–tahapan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.
4. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan dirinya dalam menghadapi dunia kerja.
5. Menjadikan pengalaman kerja sebagai tolak ukur untuk membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kegiatan yang telah diterapkan di lapangan
C. Hasil Yang Diharapkan
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut :
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek di lapangan.
2. Mahasiswa dapat memadukan antara kegiatan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman yang sesuai dengan teori atau juga dipraktekkan sewaktu melaksanakan kegiatan yang pernah dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta mampu memadukan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan di lapangan.
4. Menemukan terobosan baru dalam pembuatan produk-produk kerajinan (Handycraft) yang mempunyai kreatifitas sehingga pemanfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN UMUM LOKASI PKL
A. Sejarah Singkat Balai Besar Kerajinan Dan Batik (BBKB) Yogyakarta
Pada awalnya lembaga ini di dirikan pada tahun 1922 dengan nama "TEXTILE INRICHTING EN BATIK PROEFSTATION" dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada perajin batik dan tekstil, yang perkembangannya kemudian lebih dikenal dengan nama Balai Penyelidikan Batik. Pada perkembangannya karena tuntutan ruang lingkup yang lebih luas maka dikembangkan menjadi Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.
Menghadapi tugas yang semakin luas, maka pada tahun 1980 Balai Penelitian Batik dan Kerajinan berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.
Pada tahun 2002 dalam rangka menyesuaikan misi organisasi dengan kebutuhan nyata masyarakat industri dan perdagangan maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik di reorganisasi lagi menjadi Balai Besar Kerajinan dan Batik.
Adapun visi dan misi Balai Besar Kerajinan Dan Batik (BBKB) Yogyakarta antara lain sebagai berikut :
Visi:
Visi yang ingin dicapai oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :
Menjadi Pusat penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif dan profesional.
Misi:
Dalam rangka mencapai visi beberapa hal yang akan dilakukan oleh BBKB yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh Industri kerajinan dan batik.
2. Melaksanakan standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing industri kerajinan dan batik.
3. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga pembina industri dan perguruan tinggi untuk menciptakan sinergi pengembangan industri kerajinan dan batik
4. Memberikan pelayanan yang berkualitas, efisien dan efektif dengan system pelayanan satu pintu.
5. Menciptakan sistem pengembangan SDM untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi.
B. Struktur Organisasi dan Ketenaga kerjaan Balai Besar Kerajinan Dan Batik (BBKB)
1. Struktur organisasi di Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah:
a. Kepala Balai : Dra. Zulmalizar, MM b. Bagian Tata Usah : Erikson Tampubolon, ST
c. Sub Bagian Program dan Pelaporan : Siti Rohmatul Umah, SE.MT
d. Sub Bagian Keuangan : Sri Nurwidiyanti, SE
e. Sub Bagian Kepegawaian : Heri Pramono, S.IP,SH.,MM f. Sub Bagian Umum : Dra. Maslahatul Hayah
g. Bidang Pengembangan Jasa Teknis : Drs. Andreas Wisnu Pamungkas, M. Si.
h. Bidang Sarana Riset dari standarisasi : Ir. Endang Pristiwati, M. Si
i. Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi : Dra. Evi Yuliati Rufaida, Msi
j. Bidang Pengembangan Kompetensi dan Ahli Teknologi : Sujanarto, SE
k. Seksi pemasaran :
Aan Eddy Antana, ST, M.Eng l. Seksi kerjasama :
Ir. Ivone De Carlo, M.Si m. Seksi Informasi : Wardi, S.Sos
n. Bidang Sarana Riset dan Kerajinan : Dr. Ir. Retno Widiastuti, MM,
o. Seksi Sarana Riset Batik Farida, S.Teks. M.Sc p. Seksi Standarisasi : Masiswo, S.Sn, M.Sn q. Seksi Pengujian :
Pratiwi, SE r. Seksi Sertifikasi :
Ir. Lies Susilaning Sri Hastuti, MM s. Seksi Kalibrasi :
Isnaini, ST
t. Seksi Konsultan :
Bachtiar Totosantoso, SH u. Seksi Pelatihan Teknis :
Suryawati Ristiani, S.Pd
v. Seksi Ahli Teknologi dan inkubasi : Suharyanto, ST, MT
2. Struktur Kepegawaian Balai Besar Kerajinan dan Batik
Di dalam lembaga Balai Besar Kerajinan dan Batik terdapat banyak pegawai yang terbagi kedalam sub-sub bagian dan seksi-seksi sesuai dengan tugas dan keahlian mereka masing-masing yang disebut Jabatan Fungsional diantaranya:
a. Bagian Tata Usaha (TU), terdiri atas:
1) Sub Bagian Program dan Pelaporan 2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Kepegawaian 4) Sub Bagian Umum
b. Bidang Pengujian, terdiri atas:
1) Seksi Pengujian 2) Seksi Sertifikasi 3) Seksi Kalibrasi
c. Bidang Pengembangan Kompetisi dan Alih Teknologi
1) Seksi Konsultasi 2) Seksi Pelatihan Teknis
3) Seksi Alih Teknologi dan Inkulturasi 3. Disiplin Kerja Balai Besar Kerajinan dan Batik
Untuk menjalankan pekerjaan dengan baik dan teratur, Balai Besar Kerajinan dan Batik membuat peraturan-peratuan kerja yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pegawai dan kilasan peraturan-peraturan tersebut diantaranya:
a. Mempunyai keahlian di dalam bidang pekerjaannya masing-masing b. Pembagian kerja
c. Bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan d. Prinsip 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin) 4. Layanan dan Fasilitas Balai Besar Kerajinan Dan Batik
Layanan pada industri Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan di bidang kerajinan dan batik b. Workshop mengenai kerajinan dan batik
c. Perekayasaan peralatan untuk kerajinan dan batik d. Pengujian barang kerajinan dan batik
e.Sertifikasi, meliputi spesifikasi produk tipe 1-8, dengan ruang lingkup kerajinan dan batik.
Adapun fasilitasnya antara lain: 1) Luas bangunan : 6.000 m²
3) Laboratorium
Laboratorium kerajinan bambu, rotan, kayu, sant, kerang Laboratorium perhiasan
Laboratorium proses batik Laboratorium zat warna alam Laboratorium garmen / fashion
Laboratorium desain batik dan garmen Laboratorium teknologi pencemaran Laboratorium desain dan engineering Laboratorium uji komoditi LKB 4) Perpustakaan
Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan buku-buku atau literatur mengenai kerajinan dan batik. Dengan lebih dari 12.000 koleksi buku dan majalah, boleh dikatakan perpustakaan Balai Besar Kerajinan dan Batik terlengkap di Indonesia di bidang kerajinan dan batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik juga memiliki 1 terbitan majalah ilmiah yaitu “Dinamika Kerajinan dan Batik”.
5. Fungsi Berdirinya Balai Besar Kerajinan dan Batik
Fungsi berdirinya Balai Besar Kerajinan dan Batik diantaranya:
a. Melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.
b. Melaksanakan perencanaan, pengolahan dan koordinasi sarana dan prasaran kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan Balai
Besar Kerajinan dan Batik, serta penyusunan dan penerapan standarisasi industri kerajinan dan batik.
c. Melaksankan Pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri kerajinan dan batik, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan.
d. Melaksanakan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang penelitian teknis, konsultasi alih teknologi, serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi dan penanggulangan pencemaran industri.
e. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Kerajinan dan Batik.
Untuk lebih jelas bagan struktur organisasi dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Gambar 1. Bagan Struktur Kepegawaian Balai Besar Kerajinan Anyaman dan Batik
Balai Besar Kerajinan dan Bartik (BBKB) Bagian Tata Usaha Sub Bagian Program dan Pelaporan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Umum Bidang Pengembangan Jasa Teknis Bidang Sarana Riset dari standarisasi Bidang Pengembangan Kompetensi dan Ahli Teknologi Bidang Pengujian,
Sertifikasi dan Kalibrasi
Seksi pemasaran Seksi kerjasama Seksi Informasi Bidang Sarana Riset dan Standarisasi Seksi Sarana Riset Batik Seksi Standarisasi Seksi Pengujian Seksi Sertifikasi Seksi Kalibrasi Kelompok Jabatan Fungsional Seksi Konsultan Seksi Pelatihan Teknis Seksi Ahli Teknologi dan inkubasi
BAB III
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pewarnaan Iratan Bambu
1. Tujuan
Pewarnaan bambu dan pelepah pisang bertujuan memberikan unsur seni pada barang yang dibuat.
2. Dasar teori
Dalam iratan bambu dan pelepah pisang di butuhkan proses pewarnaan agar nantinya dapat memberikan motif yang menarik ketika iratan tersebut dijadikan anyaman. Proses dimulai dari pemasakan air kemudian dicampurkan pewarna yang secukupnya kemudian ditiriskan kemudian dicuci kembali hingga air cucian tidak berwarna selanjutnya dijemur atau diangin-anginkan.
3. Alat dan bahan a. Alat : ? Panci besar ? Alat pengaduk ? Gelas ukur ? Gayung ? Tempat penjemuran ? Gelas aqua ? Baskom
? Kertas koran bekas ? Masker
b. Bahan ? Pewarna ? Pelepah pisang ? Irisan bamboo ? Asam cuka ? Air 4. Prosedur kerja
a. Menyiapkan air 10 liter dan kemudian di rebus
b. Siapkan pewarna dan di larutkan dengan air cuka agar pewarna bisa saling mengikat juga tidak mudah luntur
c. Pewarna yang di pakai 1-3 mg/1 liter air yang digunakan.
d. Masukan irisan bambu dan pewarna yang dicampur cuka kedalam panci setelah air mendidih.
Gambar 3. Pewarnaan iratan bambu
e. Masukan pelepah pisang dan pewarna yang dicampur cuka kedalam panci setelah air mendidih.
f. Bahan baku yang direbus dibolak-balik dalam proses perebusannya supaya pewarnaan bahan baku bisa lebih merata.
g. Perebusan dilakukan selama 15 menit
Gambar 5. Penjemuran iratan bambu
h. Setelah itu angkat bahan baku dan kemudian di tiriskan lalu di hamparkan di atas lantai yang di lapisi koran bekas untuk di keringkan dan di jemur.
f. Setelah di jemur, irisan bambu dan pelepah pisang yang telah di beri warna siap untuk di buat anyaman atau proses selanjutnya.
5. Hasil yang dicapai
Dalam proses awal pewarnaan hingga akhir pewarnaan
menghasilkan warna yang sama rata dan warna tersebut menambah nilai unsur seni pada irisan bambu dan pelepah pisang tersebut.
6. Pembahasan
Proses pewarnaan diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya, takaran cuka dan pewarna harus seimbang untuk menghasilkan pewarnaan yang maksimal.
B. Proses Bleaching Pelepah Pisang
1. Tujuan
Dalam pelepah pisang perlu adanya bleaching yang gunanya untuk memutihkan warna bahan baku dari warna aslinya.
2. Dasar teori
Pemutihan yang dilakukan memakai bahan kimia. Proses dimulai dari perebusan air dan dicampur dengan bahan kimia pada titik didih 800c karena bahan kimia H2O2 ada sistem peledakan yang terjadi pada
prosesnya. 3. Alat dan bahan
a. Alat
? Kompor gas 1 unit ? Tempat jemuran ? Panci
? Gelas ukur ? Pengaduk ? Sendok ? Bak besar ? Pemberat ? Gelas pencampur ? Masker b. Bahan : ? Air ? Pelepah pisang ? H2O2 (Hidrogen Peroksida) 4. Prosedur kerja
a. Masukan air 10 liter kedalam panci perebus dan dinyalakan kompor. b. Setelah itu masukan bahan kimia H2O2 dalam air pada titik didih 80
0
C sampai suhu mencapai 100 0C.
c. Selanjutnya masukkan bahan baku pelepah pisang yang akan di putihkan kedalam panci selama 30 menit dalam air mendidih.
Gambar 8. Proses perebusan pelepah pesang
d. Setelah proses perebusan bahan baku di ditindis dengan pemberat dan di diamkan selama 24 jam.
e. Setelah itu bahan baku yang teleh di tindis dengen pemberat selama 24 jam lalu pelepah pisang di bilas dengan air bersih sampai bahan baku bersih dari kandungan bahan kimia.
Gambar 10. Pembilasan
f. Kemudian bahan baku yang sudah di cuci dengan air bersih kemudian di jemur tidak langsung dibawah sinar matahari.
g. Bahan yang sudah di jemur siap di olah menjadi produk lanjutan. 5. Hasil yang di capai
Dalam proses bleaching ini yang semula warna pelepah pisang yang berwarna natural akan menghasilkan satu jenis warna yaitu putih.
6. Pembahasan
Proses bleaching diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya, takaran H2O2 harus seimbang untuk menghasilkan pemutihan yang maksimal.
C. Proses Anyaman Motif :
1. Tujuan
Untuk mendapatkan motif yang akan dibuat berbagai produk anyaman dan nantinya sebagai peralatan kantor dan hiasan.
2. Dasar teori
Menurut Basuki (1982), Anyaman meupakan suatu bidang atau bentuk yang terjadi karena adanya jalinan, silang-menyilang, antara lungsi dan pakan dari iratan secara teratur dan berulang. Pengertian belah lungsi dan pakan sebenarnya bukan pada jenis bahan atau sifat-sifat fisiknya, tetapi peranannya didalam membentuk sebuah bidang anyaman. Sebelum ada proses mengayam bahan lungsi dan pakan itu adalah sama, yang disebut iratan.setelah dalam proses mengayam barulah dapat ditentukan bahwa yang diangkat dahulu untuk disusupi pakan adalah lungsi, dan yang dimasukan berikutnya adalah pakan.
Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam pekerjaan dasar anyaman adalah sebagai berikut:
? Lungsi : bagian anyaman yang membujur ? Pakan : bagian anyaman yag melintang
? Anyaman kepang : cara menganyam dengan angkat dua (pakan/lungsi) dan tumpang dua (pakan/lungsi)
? Anyaman sasag : cara menganyam dengan angkat satu (pakan/lungsi) dan tumpang satu (pakan/lungsi).
3. Alat dan bahan a) Alat ? Cutter ? Gunting ? Kuas ? Mangkok ? Lakban b) Bahan ? Irisan bambu ? Lem Pvac/ lem putih ? Air
4. Proses kerja
a) Anyaman Truntum
Motif ini sama juga seperti motif anyaman lain dapat di aplikasikan untuk pembuatan berbagai macam produk kerajinan. Sebelumnya harus di siapkan bilah-bilah bambu yang sudah teriris tipis 1 -1,5 mm. Iratan dibagi dalam 2 atau 3 macam lembar yang berbeda-beda. Untuk di pergunakan dua macam iratan yaitu 5 mm dan 2,5 mm. Anyaman teruntum adalah anyaman yang terdiri atas dua lapisan (layer) yang berbeda, disatukan dengan cara jelujur bilah-bilah iratan kecil dengan pola tertentu.
b) Proses kerja anyaman truntum :
? Silangkan dua iratan (a) dan (b) dan sisipkan sebuah iratan lagi (c) dari arah atas persilangan tersebut.
? Sisipkan iratan baru dari arah bawah persilangan sejajar iratan (c). ? Dengan mengangkat ujung dua iratan yang mengarah ke kanan
sisipkan iratan baru (e) sejajar dengan iratan (a).
Gambar 12. Proses pembuatan anyaman dasar
? Angkat iratan (e) dan (a) kemudian sisipkan iratan sejajar iratan (b), kemudian kunci bagian yang dilingkari dengan cara memindah atas ke bawah dan bawah ke atas.
? Angkat iratan (b) dan (f) kemudian sisipkan iratan baru (g) dari arah bawah pesilangan sejajar dengan iratan (d).
? Angkat iratan (a) dan (e) dari bawah kemudian sisipkan sebuah iratan baru (h) dari arah kanan sejajar (f) dilanjutkan dengan mengunci persilangan yang di tandai dengan bulatan dengan cara memindah atas kebawah dan bawah ke atas.
? Lakukan langkah-langkah selanjutnya hingga berbentuk satu lembar anyaman penuh.
Gambar 13. Anyaman truntum dasaran utuh
? Lembar anyaman pertama sudah selesai dibuat, di lanjutkan dengan membuat lembar anyaman kedua. Cara membuatnya sama dengan lembar anyaman pertama,namun lebar motif dirubah menjadi lebih lebar dengan cara mengacu pada ujung persilangan bintang yang terbentuk dari lembar yang pertama.
Gambar 14. Pembuatan anyaman kedua
? Setelah selesai pembuatan lembar anyaman yang kedua, maka kemudian dua lembar anyaman tersebut ditangkupkan dengan berpatokan pada ujung-ujung bentuk bintang.
? Langkah selanjutnya yaitu mengisi (memberi motif) tangkupan dua lembar anyaman tersebut agar menjadi satu anyaman. Jelujur sisipkan baru bisa dilakukan dari arah manapun. Namun untuk memperoleh hasil yang lebih rapi dan proses menganyam yang mudah maka dilakukan jelujur dari satu arah hingga selesai semua, baru dilanjutkan arah yang lain.
? Lanjutkan jelujur selanjutnya dari arah bawah dengan cara yang sama hingga selesai.
Gambar 15. Proses penyisipan ke tiga
? Jelujur selanjutnya dilakukan dari arah kiri bawah dengan cara yang sama, dan lakukan hingga lembar anyaman penuh dengan jarak yang sama.
? Lanjutkan jelujur baru dari arah kanan bawah memotong tengah persilangan pada bentuk bintang lembar anyaman pertama dengan iratan (warna putih).
? Jelujur selanjutnya dilakukan dari arah kiri bawah memotong tengah-tengah persilangan bentuk bintang lembar anyaman pertama.
? Jelujur terakhir dilakukan secara horizontal dari arah kiri.
5. Hasil yang dicapai
Setelah melakukan penganyaman maka diperoleh lembaran anyaman yang mempunyai unsur seni dan motif yang indah. Dari macam-macam produk anyaman truntum mulai dari kotak tisu,kap lampu dan lain-lain. Sekarang diperoleh bingkai foto,ukuran dan motifnya dapat disesuaikan dengan keinginan tetapi biasanya pengrajin menggunakan dari motif anyaman truntum.
6. Pembahasan
Dalam pembuatan anyaman yang perlu diperhatikan yaitu langkah-langkah dalam penganyaman agar nantinya dapat menghasilkan motif yang sesuai dengan keinginan. Selain itu perpaduan warnanya juga diserasikan dengan warna dasarnya. Nama bambu yang digunakan bambu apus itu untuk daerah godean kabupaten Seleman (Yogyakarta) tetapi masyarakat biasa menyebutnya bambu tali.
D. Pembuatan Lembaran Anyaman Truntum
1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan lembaran anyaman teruntum ini ialah selain menambah produk-produk dari anyaman khususnya dari anyaman truntum juga bisa dijadikan hiasan dinding setelah digunakan sebagai mana mestinya.
2. Dasar teori
Pembuatan lembaran anyaman teruntum yang paling awal disediakan jenis iratan yang digunakan sebagai anyaman dasar, iratan pengisi seperti anyaman membujur (lungsi) dan anyaman melintang (pakan) serta perlu di perhatikan pemilihan warna dasar lebih bagus
dengan menggunakan warna natural atau warna cerah karna akan memudahkan dalam proses pemberian sisipan dan pengerjaannya.
3. Alat dan bahan a. Alat : ? Gunting ? Mandau ? Cutter ? Kuas ? Mangkok b. Bahan: ? Iratan bambu ? Lem kuning ? Lem Pvac ? Air 4. Prosedur kerja
a. Langkah awal dengan membuat bentuk anyaman truntum sesuai warna dan motif besar kecilnya ukuran sesuai dengan yang di inginkan.
b. Anyaman truntum yang telah jadi lembaran utuh kemudian di potong sesuai bentuk yang di inginkan seperti contohnya segi enam, segi empat, atau segi tiga.
c. Setelah lembaran di potong menggunakan gunting lalu lembaran anyaman truntum di beri lis pada tepi-tepi potongan dengan menggunakan perekat pvac dan lem korea.
d. Setelah lembaran anyaman di beri lis pada tepinya lalu rapikan tepi-tepi lis yang telah di rekatkan dengan menggunakan pisau atau cutter. e. Lembaran jadi siap digunakan sebagai contoh atau produk pajangan. 5. Hasil yang dicapai
Setelah mengerjakan pembuatan lembaran anyaman ini yang dicapai adalah mengetahui prosedur kerja, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya.
6. Pembahasan
Dalam pembuatan lembaran teruntum harus dipilih terlebih dahulu iratan bambu yang akan digunakan untuk mendapatkan perhitungan yang pas dalam proses pembuatannya.
E. Pembuatan Kotak Tisu Dari Batok Kelapa
1. Tujuan
Untuk memanfaatkan limbah tempurung kelapa dalam pembuatan produk yang bermotif tempurung kelapa.
2. Dasar teori
Menurut Buawana (2007), seni kerajinan merupakan salah satu produk andalan Indonesia dalam menambah devisa Negara. Keragaman seni Indonesia merupakan variasi komoditi yang mengandung selera setiap daerah bahkan tiap objek wisata mempunyai karekter masing-masing. Karakter atau ciri inilah yang menjadikan produk kerajinan sangat strategis dalam menunjang pariwisata.
Dari perkembangan industri ini adanya penurunan bahan baku,terutama untuk kerajinan kayu. Kebutuhan akan kayu semakin meningkat, sementara itu lahan hutan penghasil kayu semakin berkurang,
sehingga perlu adanya pemikiran bahan baku lain yang karakteristiknya hampir sama dengan karakter kayu. Bahan baku yang diajukan dalam praktek kerja lapang ini yaitu tempurung kelapa muda dan tempurung kelapa tua.
3. Alat dan Bahan:
Alat yang di gunakan dalam proses pembuatan kerajinan dari limbah tempurung kelapa untuk proses pembuatan kotak tisu terdiri dari:
a. Alat : ? Pensil ? Penggaris ? Siku ? Cutter ? Gergaji ? Palu ? Pahat ? Catut ? Hand Grender ? Mangkok Pencampur ? Sepreyer Gun
? Kapi (yang digunakan untuk mengoleskan dempul pada seluruh permukaan kotak tisu)
? Kompresor b. Bahan :
? Play Wood
? Lem PVAC ? Tempurung ? Resin ? Talek ? Katalis ? Pewarna Resin ? Amplas
c. Bahan proses akhir :
? Melami Klir
? Thiner
? Hardener
? Shending Sheler
4. Prosedur Kerja
a. Ukur pola kotak yang akan dibuat,lalu garis dengan siku atau penggaris,kemudian potong ukurang kiri,kana,atas,bawah bagian yang akan dirangkai menjadi kotak
b. Selanjutnya rangkai kotak dengan merekatkannya menggunakan lem G atau lem korea.
Gambar 17. Pembentukan kotak
d. Lalu bentuk garis atau pola pada baagian kotak yang akan ditutup dengan tempurung kelapa.
e. Kemudian pecahkan tempurung kelapa dengan palu atau catut dan kemudian tempelkan tempurung yang sudah dipecahkan pada kotak tisu yang sudah diberi pola,penempelan tempurung menggunakan lem PVAC.
Gambar 19. Penempelan tempurung kelapa
f. Setelah itu jemur kotak tisu yang sudah dibungkus atau telah ditempeli tempurung dibawah sinar mata hari untuk membantu proses perekatan tempurung pada kotak.
g. Lalu kotak yang telah kering terjemur kemudian di ratakan dengan hand grender.
Gambar 20. Proses penggerindaan
h. Kemudian kotak yang telah diratakan di tutup atau di cor dengan campuran talek, resin, katalis, pikmen yang gunanya untuk menutupi lubang-lubang atau membuat nat pada tempurung.
Gambar 21. Hasil pengecoran talek,resin,katalis dan pikmen i. Selanjutnya campurkan talek luar yang terdiri dari campuran
j. Lalu campuran yang sudah di aduk kemudian diratakan pada bagian kotak yang berlubang dengan rata,kemudian di kering udarakan sampai siap di gerinda.
Gambar 22. Proses penggerindaan setelah dicor
k. Kemudian gerinda kotak yang telah dikering udarakan tersebut,setelah itu kemudian di cor dengan menggunakan campuran katalis dan resin.
Gambar 23. Pengecoran resin dengan katalis
l. Selanjutnya meratakan,memperkecil lubang,dan menghaluskan dengan menggunakan amplas.
m. Setelah halus pasang lebel balai kemudian di cor kembali menggunakan resin dan katalis.
Gambar 24. Pemasangan label balai n. Lalu amlas kembali bagian yang di cor dengan resin. o. Kemudian semprot dengan melamin klir.
p. Finishing.
5. Hasil yang di capai
Setelah melakukan pembuatan kotak tisu dari tempurung kelapa maka diperoleh bentuk kotak tisu yang mempunyai nilai seninya cukup tinggi terutama daerah Kalimantan yang nantinya bisa menjadi lapangan pekerjaan.
6. Pembahasan
Dalam pembuatan kotak tisu ini yang perlu diperhatikan ialah cara penempelan tempurung kelapa. Selain itu cara pengecoran pada sisi tempurung kelapa harus lebih rata agar terlihat lebih rapi. Pengampelasannya diusahakan lebih halus, kemudian dalam finishing penyemprotannya dilakukan sebanyak dua kali setelah itu dijemur dibawah sinar matahari.
F. Lembaran Kertas Seni
1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan kertas kertas seni ini untuk menciptakan lembaran kertas seni dan motifnya bisa disesuaikan dengan keinginan serta setiap lembar kertas seni yang di buat dengan manual tidak akan menghasilkan bentuk motif dan corak yang sama persis.
2. Dasar teori
Pembuatan lembaran kertas seni dimulai dari penyiapan bahan baku setelah itu bahan baku di masak dengan bahan kimia. Kemudian dihaluskan dan dicetak dengan menggunakan screen dengan dilengkapin besi pemberat. Motifnya juga dapat bermacam-macam dengan dilakukan pemberian motif yang berbeda pula.
3. Alat dan bahan a. Alat: ? Parang ? Landasan pemotong ? Ember ? Karung ? Timbangan ? Sarung tangan ? Masker ? Bak air ? Selang air ? Dandang stenlis ? Kayu/dayung pengaduk ? Konpor satu set
? Seng tempat peniris ? Serok
? Sepatu but ? Gayung ? Bok besar
? Mesin penggiling kasar (crusher) ? Mesin penggiling halus
? Sekrin ? Rakel
? Meja pencetak
b. Bahan :
? Batang pisang ? Kostik
? Air 4. Prosedur kerja :
a. Perajangan batang pisang dengan ukuran kurang lebih 2-3 cm.
Gambar 26. Pemotongan pelepah pisang
b. Menimbang batang pisang yang sudah di potong-potong sebanyak 5 kg.
c. Kemudian menimbang kostik sebanyak 5 gram.
d. Pengenceran kostik bentuk keripik dalam air 10 liter dan di aduk sanpai terurai.
Gambar 28. Pengenceran kostik
e. Memasukkan bahan baku kedalam dandang perebus beserta air 40 liter dan masukkan 10 liter air yang sudah di campur kostik.
f. Kemudian menyalakan kompor dan melakukan proses perebusan di hitung 1-2 jam dari air sudah mendidih.
g. Bahan baku yang sudah masak selanjutnya di tiriskan.
h. Lalu dimasukkan kedalam karung dan di aliri air secara terus-menerus dan di injak-injak untuk mengeluarkan kostik pada bahan baku.
Gambar 30. Proses pencucian
i. Kemudian pelepah pisang yang sudah di cuci dilakukan penggilingan kasar.
j. Lalu menjadi pulp dan di cuci dengan air bersih.
k. Selanjutnya pulp di peras dan di masukkan kedalam bok besar. l. Kemudian pulp di lakukan penggilingan halus.
Gambar 32. Proses penggilingan halus
m. Pencetakan lembaran kertas ,mengisi bak percetakan dengan air hingga ketinggian air merendam setengah bingkai penebal setelah dibaringkan diatas screen.
n. Tuang pulp perlahan-lahan diatas screen menggunakan gayung dan menahan dengan jari-jari tangan hingga merata menutupi screen. Ketebalan kertas dapat diatur sesuai keinginan.
o. Setelah merata penuangan, screen diangkat dan bingkai penebal dipisahkan secara berlahan-lahan.
Gambar 34. Pencetakan
p. Kemudian menempelkan screen pada media pengering yang telah disiapkan diatas meja dengan posisi agak miring supaya memudahkan rembesan air.
q. Kemudian menempelkan screen pada media pengering yang telah disiapkan diatas meja dengan posisi agak miring supaya memudahkan rembesan air.
r. Menggunakan alat rakel untuk membuang air dari lembaran dan memindahkan kertas ke papan penjemuran, perakelan dimulai pada sisi bagian bawah terlebih dahulu. Kemudian angkat screen perlahan dimulai pada bagian tepi atas.
s. Selanjutnya penjemuran lembaran kertas dibawah sinar matahari.
Gambar 35. Penjemuran kertas seni
t. Kemudian pengupasan dan penyimpanan atau di proses menjadi produk lanjutan.
5. Hasil yang dicapai
Hasil yang didapat dari pembuatan lembaran kertas seni mulai dari awal sampai akhir yaitu dapat mengetahui cara-cara pembuatannya,membuat motif yang berbeda-beda, pemberian motif sebelum dicetak.
6. Pembahasan
Dalam pembuatan kertas seni bahan baku yang telah disiapkan dihaluskan dengan penggilingan kasar kemudian diproses lagi dihaluskan dengan penggilingan halus. Setelah itu dicetak,bpencetakannya ada yang sekali dan dua kali. Pencetakan yang sekali ialah pencetakan yang hanya satu motif saja sedangkan pencetakan dua kali ialah pencetakan yang bermotif dua akan tetapi pencetakan ini ketebalannya lebih tipis dari pada pencetakan satu kali karena pencetakannya digabungkan.
G. Pembuatan Kotak Kemasan Dari Kertas Seni 1. Tujuan
Tujuan pembuatan kotak kemasan dari kertas seni ini dapat di jadikan tempat kain batik, kain sarung, kotak tisu, kotak kue, kotak kadon sesui dengan sepek ukuran barang yang akan dimasukkan kedalam kotak kemasan.
2. Dasar teori
Pembuatan kotak kemasan dari kertas seni yang pertama di lakukan membuat pola sesuai sepek kemasan yang akan di kemas. Setelah itu bahannya yang akan dibuat menggunakan karton ukuran 30mm untuk membuat kotak.
3. Alat dan bahan dalam proses pembuatan kotak kemasan a. Alat :
? Penggaris
? Pensil dan penghapus ? Cutter ? Tempat selotip ? Gunting ? Siku b. Bahan : ? Karton ukuran 30mm ? Lem putih/lem kayu PVAC ? Kertas pabrikan/kertas samson ? Selotip
? Kertas seni 4. Prosedur kerja :
a. Membuat pola kemasan sesuai spek barang yang akan di kemas.
b. Memotong dan menyayat sesui dengan pola dengan sayatan tiga perempat.
c. Menekuk dan menempelkan dengan siltip keempat bagian, baik tutup maupun dasar.
Gambar 38. Penempelan dengan selotip
d. Kemudian pemasangan kertas seni pada bagian tutup maupun dasar.
Gambar 39. Pemasangan kertas seni
e. Selanjutnya pemberian kertas samson pada bagian dalam baik bagian tutup dan bagian dasar.
Gambar 40. Pemasangan kertas samson f. Merapikan bentuk kotak kemasan.
g. Finishing.
5. Hasil yang dicapai
Bila kotak kemasan yang di kehendaki menginginkan agar dapat terlihat sebagian isi dalamnya prosesnya sama dalam langkah pembuatannya namun hanya di tambah pemberian mika dan lem epoksi, sedangkan pembuatan kotak tisu langkah kerja bahan dan alat yang di gunakan dalam pengerjaannya sama dengan pembuatan kotak kemasan namun, hanya sepeknya disesuaikan dengan tinggi kotak tisu dan di beri lubang untuk mengambil tisu pada bagian tutup.
6. Pembahasan
Dalam pembuatan kotak kemasan ini yang perlu diperhatikan ialah cara menyayat 31/4 kedalaman sayatan. Selain itu pemberian lem Pvac dengan merata agar penempelan kertas seni akan halus tampa gelembung-gelembung bila terlalu banyak pemberian lem pada bagian yang akan di tempel kertas seni, diusahakan menempelkan kertas seni dengan perlahan agar hasilnya halus, kemudian dalam finishing merapikan kemasan sangat mempengaruhi bentuk keindahan kemasan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Balai besar adalah badan yang berfungsi melaksanakan penelitian, pengembangan, kerjasama, standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industry kerajinan dan batik sesuai kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
2. Kerajinan anyaman dan kertas seni bias menjadi salah satu alternative kreatif yang akan mengurangi jumlah pengangguran di Negara ini, dengan pembekalan keterampilan yang professional dapat menghasilkan suatu karya yang bias membuka peluang dibidang ekonomi.
3. Dari PKL yang telah dilakukan mahasiswa telah memahami serangkaian proses pembuatan beberapa produk kerajinan mulai dari pembuatan anyaman, pembuatan kotak tisu dari tempurung kelapa dan kertas seni.
B. Saran :
1. Mahasiswa sangat diperlukan pembekalan yang bermacam-macam, antara lain pengetahuan, pengalaman, dan perencanaan yang jelas tentang produk kerajinan.
2. Untuk rekan-rekan mahasiswa diharapkan tulisan ini dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam penyusunan yang lebih baik nantinya.
3. Bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda diharapkan bias mengadakan kerja sama dengan instansi-instansi yang terkait dalam
sector kehutanan dan non kehutanan sehingga mahasiswa dapat mengetahui permasalahan dan produk-produk baru yang ditemukan disektor kehutanan dan non kehutanan baik dalam dan luar daerah manca Negara.
4. Perlu dijelaskan pada PKL yang dilaksanakan terdapat tiga bidang kerajinan yang sesuai dengan jurusan teknologi hasil hutanya itu kerajinan serat alam non kayu (anyaman rotan, anyaman iratan bambu, eceng gondok, nipah dan lain-lain), dan kerajinan umum (tempurung kelapa dan kertas seni). Bagi mahasiswa yang ingin PKL di BBKB pada waktu yang akan dating sebaiknya hanya memilih salah satu bidang kerajinan saja karena dengan waktu yang begitu singkat akan sulit menguasai semua bidang.
5. Evaluasi dan koreksi perlu dilakukan terhadap produk-produk yang telah dibuat mahasiswa, agar member motivasi kepada mahasiswa sehingga kualitas dari pembuatan produk dapat lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin.2011. TeknologiPembuatanKertasSeni. Yogyakarta.
Arifin.2012 PengetahuanDesainKertasSenidanKerajinanKertasSeni. BBKB, Yogyakarta.
Basuki.1982. AnyamanBambu, PT. PenebarSwadaya. Yogyakarta.
Ngadiya.2012. TeknologiAnyamanBambuTingkat Dasar,BBKB, Yogyakarta.
Nugroho.2010.PanduanMenganyamIratanBambu Motif Truntum, BBKB, Yogyakarta.
b. Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Kegiatan PKL dilaksanakan mulai tanggal 7 maret 2012 sampai 20 april 2012. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kerja pada hari senin sampai hari jum’at dengan waktu kerja dari jam 08:00 sampai 16:00 Wib.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kegiatan dibawa ini :
No Kegiatan Maret April 7 8 9 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 9 2 0 2 1 2 2 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 2 3 4 5 9 1 0 1 1 1 2 1 3 16 1 7 1 8 1 9 2 0 1 Pengenalan pegawai dan Pengenalan bahan baku 2 Teori pewarnaan dengan kimia sintetis 3 Praktek pembuatan produk 4 Pelabelan evaluasi pada produk 5 Praktek kegiatan dikerajinan umum 6 Evaluasi
Gambar 42. Kotak tisu dan kotak kemasan.