• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran JIGSAW pada siswa kelas X MIPA 1 SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran JIGSAW pada siswa kelas X MIPA 1 SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS X MIPA 1 SMA N 2 NGAGLIK YOGYAKARTA. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Disusun Oleh : E. Muslina Liaty 121314040. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kupersembahkan skripsi ini kepada : 1.. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa membimbingku disetiap langkahku sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini sampai selesai.. 2.. Kedua orangtuaku “Samsuri Asok dan Atang”, serta adikku “Yuliana Rosalina,. Monika. Sisilia,. dan. Fetronela. Akfila”. yang. senantiasa. mendoakanku, menyayangiku, mendukungku tiada hentinya. 3.. Kepada Bapak/Ibu dosen Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dalam membimbing dan memberi saran pada penulis.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Gantunglah cita-citamu setinggi langit, dan bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. (Bung Karno). Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; ketuklah maka pintu dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Matius 7: 7-8). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS X MIPA I SMA N 2 NGAGLIK YOGYAKARTA. Oleh : E. Muslina Liaty Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) peningkatan minat belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Jigsaw dan (2) peningkatan prestasi belajar sejarah setelah penerapan model pembelajaran Jigsaw. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis and Mc Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus. Metode penelitian meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refeksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA I SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta yang melibatkan 30 siswa. Obyek penelitian adalah minat dan prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Jigsaw. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) lembar observasi, (2) lembar kerja siswa, (3) kuesioner, dan (4) tes. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan minat belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Jigsaw. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata minat belajar sejarah siswa pada pra siklus sebesar 178 (71%). Pada siklus II meningkat menjadi 191 (76%). (2) peningkatan juga terjadi pada prestasi belajar sejarah siswa setelah penerapan model pembelajaran Jigsaw. Hal ini di tunjukkan dengan rata-rata pra siklus sebesar 72% meningkat pada siklus I menjadi 74% dan pada siklus II mengingkat lagi menjadi 86% . Dari segi KKM yang ditetapkan 75, pra siklus siklus yang mencapai KKM sebesar 46, 66%, pada siklus I meningkat menjadi 56,66%, dan siklus II meningkat menjadi 90%.. Kata kunci: Minat Belajar, Prestasi Belajar dan Pembelajaran Jigsaw. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT IN HISTORY THROUGH JIGSAW LEARNING MODEL IN GRADE X MIPA 1 SMAN 2 NGAGLIK YOGYAKARTA By : E. Muslina Liaty Sanata Dharma University 2018 This research aims to describe: (1) the improvement of students’ interest in learning history through jigsaw learning model and (2) the improvement of students’ learning achievements in history after the implementation of jigsaw learning model. The research was a classroom action research model Kemmis and Mc Taggart model. The research methodology were planning, taking action, observing and reflecting.The subject of the research was 30 student grade X MIPA 1 in SMAN 2 Ngaglik, Yogyakarta. Meanwhile the objects of research were student interest and learning achievement in History through jigsaw learning model. The instrument used in this research were (1) observation sheet, (2) students worksheet, (3) questionnaires, and (4) test. The data analysis used descritive comparative analysis technique with percentage. The result of the research show that (1) there is an improvement related to students’ to study history during the implemtation of Jigsaw learning model. It was broven by the average score of students’ interest to learn history in the precycle which was 178 (71%) in cycle 2, the score was increased to 191 (76%). (2) the improvement also occured in students achievement in learning history after the implementation of Jigsaw learning model. It broven by the average score in pre-cycle which was 72%, and increased to 74% in cycle 1, and again, increased to 86% in cycle 2. The minimum criteria of Mastery Learning for History was set to be 75. In pre-cycle, 46,66% of the students passng the score increased to 56,66% in cycle 1, and became 90% in cycle 2.. Keywords: Learning Interest, Learning Achievements, and Jigsaw Learning Model.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran jigsaw pada siswa kela X MIPA I SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh syarat gelar sarjana (SI) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma 3. Bapak Drs. Y. R.Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan yang dengan tulus meluangkan waktu sampai skripsi ini selesai. 4. Bapak Drs. A. K. Wiharyanto, M.M. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan dukungan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai. 5. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Tenaga Administrasi dan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ...........................................................................................................ix KATA PENGANTAR ............................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 8 C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 8 D. Pemecahan Masalah ........................................................................................... 9 E. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 9 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 9. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ..................................................................................................... 11. 1. Pendekatan Kontrutivisme ................................................................ 11 2. Pembelajaran Kooperatif ..................................................................14 3. Model Pembelajaran Jigsaw ............................................................. 19. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Konsep Belajar ..................................................................................22 5. Pembelajaran Sejarah ........................................................................30 6. Prestasi Belajar Sejarah ....................................................................34 7. Minat Belajar Sejarah .......................................................................35 8. Materi Pembelajaran Sejarah ............................................................ 38 9. Pendekatan Saintifik .........................................................................38 B. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 43 C. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 44 D. Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 46. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................................................. 47 B. Setting Penelitian ............................................................................................. 47 C. Objek Penelitian ............................................................................................... 48 D. Definisi Operasional ........................................................................................ 48 E. Desain Penelitian ............................................................................................. 49 F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 50 G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................................ 53 H. Siklus Penelitian............................................................................................... 60 I.. Analisis Data .................................................................................................... 62. J.. Prosedur Pelaksanaan Penelitian................................................................ 66. K. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 69. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................. 71. 1. Observasi Pra Siklus .........................................................................71 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 80 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................89 B. Komparasi Kegiatan Belajar Minat dan Prestasi Belajar Sejarah. 1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa .....................................98 2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa ........................................102 3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa .....................................103 C. Pembahasan. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Kegiatan Belajar Sejarah Siswa ...............................................................107 2. Minat Belajar Siswa ................................................................................ 108 3. Prestasi Belajar Siswa.............................................................................. 109. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 112 B. Saran ................................................................................................... 113 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 114. LAMPIRAN ........................................................................................................ 117. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 1. : Keterangan Penilaian Acuan PAP II ............................................64. Tabel 2. : Keterangan Penilaian Acuan PAP II ............................................65. Tabel 3. :Observas Kegiatan Belajar Siswa Pra Siklus ................................ 71. Tabel 4. : Keadaan Awal Minat Sejarah Siswa ............................................74. Tabel 5. : Frekuensi Data Awal Minat Belajar Sejarah Siswa .....................75. Tabel 6. : Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa ....................77. Tabel 7. : Frekuensi Data Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa .................79. Tabel 8. : Hasil Observasi Siklus I ............................................................... 83. Tabel 9. : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I................................ 85. Tabel 10. : Frekuensi Hasil Belajar Sejarah Siswa Siklus I .......................... 86. Tabel 11. : Hasil Observasi Aktivitas Kegitan Belajar Sejarah siswa Siklus II ........................................................................................................91. Tabel 12. : Data Keadaan Akhir Minat Belajar Sejarah Siswa ............................. 93. Tabel 13. : Data Frekuensi Minat Akhir Sejarah Siswa .................................94. Tabel 14. : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II .............................. 95. Tabel 15. : Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II ........................97. Tabel 16. : Kooparatif Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus Sampai Siklus I ..99. Tabel 17. : Koomparatif Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Sampai Siklus II 100. Tabel 18. : Komparatif Minat Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus II ...102. Tabel 19. : Komparatif Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..................................................................................................104. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar I. : Kerangka Berpikir ........................................................................46. Gambar II. : Desain PTK Kemmis and Mc Taggart .........................................50. Gambar III. : Grafik Persentase Data Minat Awal Belajar Sejarah Siswa .........76. Gambar IV. : Grafik Persetase Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus 79. Gambar V. : Grafik Persetase Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I ....87. Gambar VI. : Grafik Persetase Data Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II .....95. Gambar VII. : Grafik Persetase Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II...97. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1a : Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian di SMA ............117 Lampiran 1b : Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian di SMA ............118 Lampiran 2. : Silabus ........................................................................................ 119. Lampiran 3a : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 131 Lampiran 3b : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 149 Lampiran 4. : Kisi-kisi Soal ..............................................................................167. Lampiran 5. : Lembar Soal ...............................................................................171. Lampiran 6a : Lembar diskusi Kelompok ........................................................ 179 Lampiran 6b : Lembar Jawaban ........................................................................180 Lampiran 7a : Kisi-kisi Instrumen Minat .......................................................... 181 Lampiran 7b : Kuisioner Minat ..........................................................................184 Lampiran 8a : Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran .................................188 Lampiran 8b : Lembar Wawancara Siswa ......................................................... 190 Lampiran 8c : Lembar Observasi Kooperatif ....................................................192 Lampiran 9a : Validitas Soal PG Siklus I .......................................................... 193 Lampiran 9b : Reliabilitas Soal PG Siklus I ......................................................195 Lampiran 10a : Validitas Minat Pra Siklus .......................................................... 199 Lampiran 10b : Reliabilitas Minat Pra Siklus ......................................................200. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1 Rusman mengutip pendapat Sudjana yang mengatakan bahwa belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami.2 Di mana kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua pelaku yaitu guru dan siswa. Dalam proses belajar mengajar peran guru dan murid sangatlah penting, namun yang paling penting adalah peran guru. Guru adalah sosok pertama yang langsung bertatap muka dengan siswa dan yang langsung mengetahui bagaimana tingkat kemajuan yang dialami siswa didikannya selama ini, sehingga nanti dari hasil pengamatan guru akan menemukan cara untuk mengatasi masalah yang timbul dalam dunia pendidikan bersama pemerintah. Untuk itu guru harus mempunyai sikap profesional dan memiki kreatifitas sehingga guru dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan, dan mudah dimengerti siswa. Selain itu juga guru harus bisa merancang setiap pembelajaran dengan baik. Slameto. Belajar& Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hlm 2 Rusman. Model-model pembelajaran pengembangan profesionalisme guru edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 1 1. 2. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Di mana untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar masih banyak masalah dalam hal pembelajaran terutama dalam pengelolaan kelas. Hal ini bisa dilihat dari tingkah laku yang ditunjukkan di dalam kelas. Misalnya saat pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, asik bermain ponsel dan selain itu juga ada siswa yang tertidur karena bosan dengan penyampaian guru. Dalam hal ini guru harus bisa mengatasi permasalah yang ada di dalam kelas tersebut yakni guru harus mempunyai komitmen. dalam. mengajar. di. kelas.. Contohnya. menggunakan. model. pembelajaran yang menarik, tujuan, materi, pendekatan, metode mengajar dan evaluasi. Di mana setiap komponen saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain. Proses belajar mengajar yang baik adalah proses yang bersifat kompleks di mana dilakukan oleh guru dan siswa yang dibantu dengan sumber dan lingkungan pendidikan, bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan belajar siswa, dengan tujuan yang jelas siswa akan belajar lebih tekun, lebih giat dan bersemangat, di mana proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa di dalam interaksi ini nanti akan dibutuhkan komponenkomponen yang sangat dibutuhkan yaitu tujuan yang akan mau dicapai, seperti materi pembelajaran, peserta didik, guru, model yang akan digunakan dalam.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. kegiatan belajar mengajar, 3 Khususnya dalam pembelajaran sejarah. Sejarah. sendiri. merupakan. pembelajaran. yang. sering. dianggap. membosankan, dan tidak menarik. Di samping itu guru sejarah hanya membeberkan fakta-fakta berupa urutan tahun dan peristiwa belaka. Bagi siswa pelajaran sejarah hanyalah mengulang hal-hal yang sama. Sedangkan pemahaman sejarah merupakan dasar terbinanya identitas nasional yang menjadi salah satu modal utama dalam membangun bangsa kita masa kini maupun di masa yang akan datang.4 Di mana menurut pandangan siswa bahwa belajar sejarah ialah pengetahuan yang tidak menjamin masa depan mereka, di mana siswa memandang pelajaran sejarah hanyalah sia-sia sebab pelajaran sejarah hanya menceritakan masa lalu dan bersifat hafalan. Kurang menariknya pelajaran sejarah disebabkan adanya anggapan yang keliru tentang pelajaran sejarah di mana pelajaran sejarah dianggap hafalan.5 Dalam menyampaikan materi sebaiknya guru butuh banyak keterampilan sehingga siswa menarik untuk menyimak pembelajaran. Masa sekarang ini penyampaian materi sejarah masih ada yang menggunakan metode ceramah selain itu juga cara guru mengajar yang membuat siswa menjadi bosan hal inilah membuat minat dan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari minat belajar yang tinggi. Slameto. op.cit. 2013, hlm 92 I Gde Widja. Dasar-dasar pengembangan strategi serta metode pengajaran sejarah. 1989, hlm 7 5 Ibid, hlm. 3 3. 4.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, di mana semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.6 Di dalam peningkatan minat belajar ini metode atau model pembelajaran yang menarik yang akan memicu minat siswa untuk belajar sejarah. Keadaan di atas terus terjadi dikarenakan guru kurang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan metode pengajaran sejarah7. Pembelajaran sejarah juga identik dengan motode ceramah di mana metode itu kurang relevan bila masih digunakan di SMK/SMA. Adapun beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik, menurut Wiriatmajaya menyebutkan bahwa pembelajaran sejarah kurang mengikutsertakan siswa, dan membiarkan budaya diam berlangsung di dalam kelas.8 Lapian menyebutkan pembelajaran sejarah kurang begitu menyentuh dengan cerita tentang diri siswa. Wiyanarti juga mengungkapkan pembelajaran sejarah dianggap membosankan dan kurang dirasakan maknanya oleh kalangan siswa dalam kehidupan sehari-hari.9. Slameto.op.cit . 2013, hlm 180 I Gde Widja. Dasar-dasar pengembangan strategi serta metode-metode pengajaran sejarah. Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi proyek pengembangan lembaga pendidikan tentaga pendidikan Jakarta. 1989, hlm 1 8 Isjoni Model-Model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia Malaysia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2008, hlm.146 9 Ibid, hlm. 147. 6. 7.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Atmadinata dalam laporan penelitiannya menyatakan pembelajaran sejarah kurang menarik, membosankan, guru-guru sejarah hanya membeberkan faktafakta sejarah berupa urutan tahun dan peristiwa sejarah, model pembelajaran dan tekniknya tidak dirubah. Osnardi dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa masih banyak guru belum memiliki kemampuan dan keterampilan yang belum memadai dalam memilih serta menggunakan berbagai model pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif untuk belajar, dan tetap menggunakan pembelajaran konvensional.10 Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta peneliti melihat banyak siswa yang melakukan aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran. Secara detail, terdapat beberapa siswa yang bermain handphone, situasi kelas yang tidak kondusif, siswa yang dengan bebas keluar masuk kelas, dan kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa, maka di perlukan model pembelajaran yang berpusat pada siswa khususnya di dalam pembelajaran sejarah, salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama dan setiap anggota bertanggung 10. Ibid, hlm. 148.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.11 Dengan model pembelajaran kooperatif ini peneliti berharap supaya pelajaran sejarah tidak selalu dianggap monoton dan kaku. Setelah mendalami tipe ini peneliti berkeinginan untuk menggunakan model Jigsaw dalam proses pembelajaran. Argumen pemilihan model penelitian ini didasari oleh beberapa penelitian terdahulu, antara lain: Penelitian dilakukan oleh Venti Widhiawatie Kusumaningtyas. Dengan judul penerapan pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII C SMP N 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut, ada peningkatan kepuasan belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil yang diperoleh melalui hasil angket serta hasil observasi. Hasil angket penelitian tindakan kelas pada siklus satu sebesar 64,7%, siklus dua sebesar 66,4%, serta siklus tiga sebesar 67,6%. Hasil observasi penelitian tindakan kelas pada siklus satu sebesar 58,3%, siklus dua sebesar 75%, serta siklus tiga sebesar 83,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan teknik Jigsaw utuh dikolaborasikan dengan persentasi secara acak,. Jumanta Hamdayama. Model dan metode pembelajaran kreatif dan berkarakter. Bogor; penerbit Ghalia Indonesia. 2014, hlm. 87 11.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. memberi gambaran-gambaran permasalahan secara umum serta pemberian reward dapat meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran IPS.12 Penelitian kedua dilakukan oleh Syuhri Roatin dengan judul upaya peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas V melalui pembelajaran Jigsaw di SDN 02 Papahan tahun pembelajaran 2009/2010. Dalam penelitian tersebut, ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keaktifan siswa yang mula-mula pada siklus I siswa yang aktif sebesar 34,2%. Pada siklus II sebesar 49,1% (mengalami peningkatan sebesar 14,9%). Pada siklus III aktivitas siswa sebesar 62,0% (mengalami peningkatan sebesar 12,9%). Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Papahan tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini terbukti dari peningkatan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS yang semula hanya 43,6% siswa yang tuntas, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 15,3%, sehingga siswa yang tuntas ada 58,9%. Pada siklus II prestasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 20,6%, sehingga siswa yang tuntas sebanyak 79,5%. Prestasi siswa pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 15,3%, jadi siswa yang tuntas sebesar 94,8%.13 Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat Venti Widhiawatie Kusumaningtyas. dalam http://eprints.uny.ac.id/23578/1/ringkasan%20skripsi.pdf. Diunduh 1 Febuari 2017 13 Syuhri Roatin.dalam http://eprints.ums.ac.id/7356/. Diunduh tanggal 1 Febuari 2017 12.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa identifikasi masalah yang dapat dipaparkan: 1. Menurunnya prestasi belajar sejarah siswa dikarenakan guru menggunakan metode pembelajaran yang membosankan; 2. Rendahnya minat siswa dalam belajar sejarah; 3. Nilai ulangan siswa belum mencapai KKM mengakibatkan prestasi belajar sejarah siswa rendah; 4. situasi kelas yang tidak kondusif; 5. siswa keluar masuk kelas; 6. siswa tidak memperhatikan pembelajaran; C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah: 1. Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar sejarah di kelas X MIPA 1 SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta 2. Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah di kelas X MIPA 1 SMA N 2 Ngaglik Yogyakarta.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. D. Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam PTK ini adalah pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Di mana dengan menggunakan model Jigsaw ini diharapkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa meningkat. E. Tujuan Penulisan Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kisaran peningkatan minat belajar sejarah siswa kelas X MIPA 1 SMAN 2 Ngaglik dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. 2. Untuk mengetahui kisaran peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X MIPA 1 SMAN 2 Ngaglik dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. F. Manfaat Penelitian 1. bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan harapan dapat membantu dan memberikan gambaran bagi para lembaga pendidikan atau sekolah, melihat berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjalankan proses pembelajaran sejarah di dalam kelas. 2. Bagi Peneliti (Mahasiswa) Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wacana mengenai penggunaan variasi model-model pembelajaran dalam pembelajaran sejarah..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 3. Bagi guru Penelitian yang dilakukan dengan model pembelajaran Jigsaw di harapkan dapat memberikan masukan kepada guru-guru khususnya guru ,ata pelajaran sejarah dalam penggunaan berbagai model-model pembelajaran yang bervariasi untuk menyampaikan materi pembelajaran sejarah pada siswa..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme a) Pengertian Konstruktivisme Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup.14 Menurut Von Glasersfeld yang dikutip Paul Suparno, mengatakan konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Jadi konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan bukannya suatu tiruan dari kenyataan. Melainkan pengetahuan adalah akibat dari suatu konstruksi kongnitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.15 Di mana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia itu sendiri. Di mana manusia merekunstruksi pengetahuannya melalui intaraksi dengan lingkungan, maupun memberi makna melalui objek pengalaman nyata. Suyono. Hariyanto,K.S, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011, hlm .105 15 Paul Suparno. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.1997, hlm. 18 14. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Konstruktivisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan belajar manusia dalam membagun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai dengan pengalamannya sendiri.16 Pengetahuan. tumbuh. berkembang. melalui. pengalaman.. Di. mana. perkembangan pemahaman semakin dalam apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya yang masing-masing memiliki informasi bermakna yang berbeda-beda. Di mana dalam pengalaman yang sama bagi beberapa orang lain dimaknai berbeda dari masing-masing induvidu di simpan makna informasi dalam struktur pengetahuan yang bebeda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan struktur pengetahuan dalam otak manusia.17 Struktur pengetahuan dikembangkan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Di mana asimiasi merupakan sktruktur pengetahuan baru dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Sedangkan akomodasi dimaksudkan merupakan struktur pengetahuan yang sudah ada kemudian dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan pengalaman baru. Thobroni mengutip pendapat Tran Vui mengenai konstruktivisme, menurut Tran Vui konstruktivisme merupakan suatu filsafat belajar yang di bangun atas pengalaman-pengalaman sendiri. Sedangkan teori konstruktivisme merupakan 16 17. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar Dan Pembelajaran, hlm 164 Tritanto Ibnu Badar Al-Tabani. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif Dan Konstruktual. Konsep Landasan dan Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Pendamedia Group. 2014, hlm. 147.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain, belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan dan teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya.18 b) Karakteristik atau Ciri Pembelajaran Secara Konstruktivisme Sebagai Berikut;19 1) Memberi peluang kepada pembelajar untuk membina pengetahuan baru melalui keterlibatannya dalam dunia sebenarnya. 2). Mendorong ide-ide pembelajar sebagai panduan merancang pengetahuan. 3) Mendukung pembelajaran secara kooperatif. 4) Mendorong atau menerima usaha dan hasil yang diperoleh pembelajar. 5) Mendorong pembelajar mau bertanya dan berdialong dengan guru. 6) Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran. 7) Mendorong proses penyelidikan pembelajar melalui kajian dan eksperimen. c) Pembelajaran Sejarah Berdasarkan Konstruktivisme Paul Suparno dalam bukunya ”Filsafat Konstruktivisme dalam pendidikan” Telah diuraikan di atas bahwa konstruktivisme merupakan salah satu filsafat M. Thobroni.Belajar dan Pembelajaran Teori Dan Praktik.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media 2015, hlm 91 19 Ibid, hlm. 92 18.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentuk) kita sendiri.20 Dalam pembelajaran sejarah di mana selalu mempelajari masa lalu dan berkaitan dengan waktu. Maka konstruktivisme sangatlah penting dalam proses pembelajaran sejarah di mana siswa dapat berfikir secara kritis mengenai masalah-masalah dari berbagaai peristiwa sejarah. Kemudian siswa dapat menggali informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber, menganalisis masalah-masalah tersebut kemudian membuat konsep pemahaman siswa sendiri dalam pembelajaran sejarah. Siswa juga dapat memanfaatkan pengetahuan serta pengalaman belajar yang telah dialami untuk menyusun kembali pengetahuan yang baru dan bisa menarik hubungan dengan kehidupan sehari-hari. 2. Pembelajaran Kooperatif a) Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bahwa bekerja sama dalam mencapai tujuan besama. Dalam kegiatan kooperatif siswa secara induvidual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok kecilnya. Di mana pendekatan pembelajaran yang terfokus pada pengunaan kelompok kecil siswa untuk berkerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran menurut Slavin. Paul Suparno. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.1997, hlm.18 20.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. mengatakan bahwa kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan berkerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif sehingga dapat memotivasi siswa lebih bersemangat dalam belajar di mana yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Diamana dikatakan pula bahwa keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individu maupun secara kelompok.21 Dalam model belajar kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di dalam masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersamasama di antara sesama kelompok akan meningkatkan prestasi belajar siswa dan minat. Keberhasilan belajar menurut model belajar ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompokkelompok kecil yang struktur dengan baik.22 Hal ini dalam model belajar bahwa sistem belajar kooperatif, siswa belajar berkerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tangung jawab, yang pertama mereka belajar dirinya sendiri dan kemudian membantu sesama kelompok untuk belajar. Dalam sistem ini siswa belajar sama Etin Solihatin.Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.Jakarta. PT Bumi Aksara. 2008. hlm.4 22 Ibid, hlm. 5 21.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. dalam kelompok kecil, di dalam pembelajaran ini guru lebih berperan sebagai fasilitator fungsinya sebagai penengah, di mana guru tidak hanya memberi pengetahuan pada siswa tetapi juga membagun pengetahuan agar siswa mampu berpikir dalam belajar. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menyampaikan ide-ide mereka sendiri dalam belajar. M. Thobroni mengutip pendapat Johnson dan Johnson yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif ini kegiatan belajar mengajar secara kelompokkelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok.23 b) Karakteristik model pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Dalam perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses berkerja sama dalam kelompok. Di mana tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademi dalam pengertian penguasaan materi pembelajaran, tetapi adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi. Di dalam kerja sama inilah yang akan menjadi ciri khas dari cooperative learning. c) Unsur-unsur pembelajaran kooperatif 24 1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggunan bersama. M. Thobroni.Belajar dan Pembelajaran Teori Dan Praktik.Yokyakarta:Ar-Ruzz Media. 2015, hlm 235 24 Ibid, hlm 236-237 23.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, seperti tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang di hadapi. 3. Siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4. Siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya di antara anggta kelompok. 5. Siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6. Siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar. 7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. d) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan Johnson yang dikutip M Thobroni, mengungkapkan lima unsur dalam pembelajaran kooperatif agar pembelajaran mencapai hasil maksimal yaitu:25 1. Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatf, guru perlu menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan. Di mana Nurhadi dalam buku M. Thobroni menyatakan rasa saling membutuhkan tersebut dapat dicapai melalui rasa saling ketergantungan pencapaian tujuan, saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling 25. Ibid, hlm. 238.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah atau penghargaan. 2. Tangung jawab perseorangan Dalam kelompok belajar siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas di kelompoknya secara baik. Meskipun dalam penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap pelajaran secara induvidu, baik buruknya skor atau nilai yang didapatkan oleh kelompok bergantung pada seberapa baik skor atau nilai yang dikumpulkan oleh masing-masing kelompok. 3. Tatap muka Interaksi. antar-anggota. kelompok. sangat. penting. karena. siswa. membutuhkan bertatap muka dan berdiskusi. Dengan adanya tatap muka ini, antar-anggota kelompok akan membentuk hubungan yang menguntungkan untuk semua. anggota.. Baik. menguntungkan. secara. menghargai. perbedaan,. memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. 4. Komunikasi antar-anggota Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi yang efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang lain. 5. Evaluasi proses kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa berkerja sama.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. dengan lebih efektif.26 3. Model Pembelajaran Jigsaw a) Pengertian Jigsaw Dalam model pembelajaran kooperatif ini terdiri banyak tipe di mana salah satunya adalah Jigsaw. Jingsaw merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran kooperatif, di mana siswa di tempatkan pada kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu topik umum. Di mana topik yang dipecahkan tersebut biasanya memiliki cakupan yang luas dan setiap anggota kelompok dalam satu tim ditugaskan untuk mengerjakan subjek-subjek tertentu.27 Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya di Universitas Texas dan kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan kawan-kawannya arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.28 Dalam model pembelajaran ini guru memberi satuan informasi yang besar yang menjadi suatu komponen-kompunen yang kecil. Kemudian guru membagi. Ibid, hlm.239 David A. Jacobsen, Paul Eggen, Donal Kauchak. Methods For Teaching Metode-Metode Pengajaran Mengkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta:Pustaka Belajar. 2009, hlm. 230 28 M. Thobroni. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. 2015, hlm 243 26 27.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap orang bertanggung jawab terhadap penuggasan setiap subtopik yang ditugaskan guru dengan benar. Selanjutnya siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama terbentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang. Di mana siswa ini akan berkerja sama untuk menyelsaikan tugas kooperatifnya dalam (a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; (b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompok semula. Kemudian setelah itu, siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya, dan ahli yang lain juga kembali ke dalam kelompok semua kemudian ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. b) Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw Langkah-langkah model pembelajaran jigsaw yaitu;29 1. siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan 4.. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru untuk mendiskusikan bagian mereka.. 29. H. Tukiran Taniredja, EfibMuftah Faridli. Sri Harminto. Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:2014, hlm 103.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 5.. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguhsungguh.. 6.. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7.. Guru memberi evaluasi. 8.. Penutup Dalam model jigsaw ini di mana siswa memiliki banyak kesempatan untuk. mengemukakan pendapat dan mengelola informasi yang didapat dan dapat meningkatkan ketrampilannya dalam berkomunikasi dalam materi yang di pelajari dan kemudian dapat menyampaikan informasinya ke anggota lainnya. c) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw a. Kelebihan model pembelajaran Jigsaw 1) Memungkinkan murid dapat mengembangkan lreativitas, kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri. 2) Hubungan. antara. memungkinkan. guru. suasana. dan. murid. belajar. berjalan. menjaddi. secara sangat. seimbang akrab. dan. sehingga. memungkinkan keharmonisan. 3) Memotivasi guru untuk berkerja lebih aktif dan kreaktif. 4) Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. kelompok, dan individu. b. Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw 1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilanketerampilan. kooperatif. dalam. kelompok. masing-masing,. maka. dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi. 2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah 3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apabila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.30 4. Konsep Belajar a) Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah lauku. Jadi hal ini pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, di mana sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 31 Dengan melakukan interaksi dengan lingkungan, seseorang dapat memperoleh perubahan Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Salam Kurikulum 2013. Yogyakarta :Penerbit AR-RUZZ Media. hlm 93-94 31 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi.Jakarta:Bineka Cipta.2010 30.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. tingkah laku sesuai kebutuhannya sendiri, sehingga dapat mengasilkan perolehan tersebut melalui tingkah laku setiap hari. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap situasi ada di sekitar individu. Di mana belajar dapat dipandang sesuai proses yang di arahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang lain. Bahkan, hasil belajar orang itu langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menanpakkan kemampuan ang diperoleh melalui belajar.32 Baharuddin, Esa Nur Wahyuni mengutip pendapat Morgan dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Menurut pendapat Morgan ini juga hampir sama dengan pendapat beberapa yang dikemukan oleh para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang. Di mana perubahan tingkah laku ini sebagai hasil belajar meliputi tiga kemampuan, kognitif, afektif, dan psikomotor.33 W.S. Winkel . Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Penerbit Sketsa. 2014. hlm 56 H. Baharuddin. Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2015. hlm.16 32. 33.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Baharuddin Esa Nur Wahyuni mengutip pendapat Hilgrad dan Bower bahwa belajar merupakan suatu memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan mengalami pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan pendapatkan informasi.34 b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.35 i. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal ini meliputi dua faktor fisiologis dan psikologis. 1) Faktor Fisiologis Faktor ini yang berhubungan dengan kondisi fisik siswa. Di mana faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Di mana kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar siswa. Sebaliknya, kondisi lemah atau sakit akan menghambat tercapainya. 34 35. Ibid. hlm. 15 Ibid .hlm. 23..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar,maka cara untuk menjaga kesehatan jasmani ini ada dua cara yang pertama, menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, serta mengantuk, sehingga tidak akan semangat untuk belajar. Yang kedua, rajin olaraga agar tubuh selalu bugar dan sehat kemudian istrahat yang cukup dan sehat. Keduanya keadaan fungsi jasmani atau fisiologi selama proses belajar berlangsung, di mana peran fungsi fisikologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. 2) Faktor psikogis Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar, faktor psikologis yang utama dalam mempengaruhi proses belajar yaitu:36 a) Kecerdasaan/intelegensi siswa. Merupakan faktor paling penting dalam proses belajar siswa, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang individu, maka individu tersebut meraih sukses dalam belajar, dan sebaliknya. b) Motivasi Motivasi adalag salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan 36. Ibid. hlm. 23.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. belajar. c) Minat Minat (interest) berarti kecendungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber yang dikutip oleh Baharuddin minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai daktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasaan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar maka ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan di pelajari.37 Dalam membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan di pelajari menarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebeskan siswa untuk mengekspoler apa yang di pelajari, melibatkan domain belajar siswa (kognitif, efektif, psikomotor) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performasi guru yang menarik saat mengajar. Yang kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini jika jurusan atau bidang 37. Ibid. hlm. 29.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya. d) Sikap H. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni mengutip pendapat Syah yang dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran mengemukakan bahwa Sikap adalah gejala afektif yang cenderung merespon objek dengan cara relative tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap sangat berpengaruh dalam proses belajar.38 e) Bakat H.Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni mengutip pendapat Slavin bahwa Bakat adalah sebagai kemampuan umum yang dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Pada dasarnya setiap orang memiliki bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai kemampuan masing-masing individu.39 ii.. Faktor eksternal H. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni mengutip pendapat Syah bahwa. dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi menjadi dua bagian yaitu faktor lingkungan sosial dan nonsosial. Faktor lingkungan sosial dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor sosial sekolah yang meliputi guru, administrasi dan teman-teman dalam kelas dapat mempengaruhi proses belajar. 38. 39. Ibid. hlm.30 Ibid. hlm.31.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. siswa di lingkungan sekolah, kedua lingkungan sosial masyarakat, ini menunjukan bahwa lingkungan tempat tinggal siswa dapat mempengaruhi proses belajar siswa, ketiga keluarga, keluarga sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa, hubungan yang baik antara keluarga dapat membantu siswa melakukan aktifitas belajar. Sedangkan lingkungan nonsosial dibagi juga menjadi 3 bagian lingkungan alamiah seperti udara yang segar, suasana yang sejuk dan tenang dll, lingkungan alamiah mempengaruhi proses belajar siswa karena kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung menghambat proses belajar siswa, kedua faktor instrumental seperti perangkat belajar yang baik dapat mendukung proses belajar, yang ketiga faktor materi pembelajaran kiranya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, karenanya diharapkan guru dapat memberi kontribusi yang positif dengan menguasai materi pembelajaran.40 1) Tujuan Belajar Menurut Suprijono untuk mencapai suatu tujuan belajar yang eksplisit duusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan, tujuan belajar secara hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokrasi, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” suatu 40. H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-ruzz Media.2015.hlm 23-34.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. sistem lingkungan belajar tertentu.41 2) Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Hamalik Hasil belajar juga merupakan segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar di mana hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nailai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, serta apersepsi dan keterampilan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.42 a) Ciri-Ciri Belajar Ciri-ciri belajar menurut Burhanuddin dan Wahyuni, yaitu;43 i. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ii. Perubahan perilaku relatif permanen iii. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar belangsung, perubahan perilaku tersebut persifat potensial iv. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman v. Pengalamaan atau latihan itu dapat memberi penguatan 5.. Pembelajaran Sejarah. Ibid. hlm. 20 Arep Jihad. Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Penerbit Multi Pressindo . 2012, hlm14-15 43 M. Thobroni. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media . 2015, hlm 17-18 41. 42.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. a) Pengertian Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, syajara berarti terjadi, syajarah berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, dalam bahasa Inggris history dan kemudian dalam bahasa Latin dan Yunani berarti historia. Dari asal kata tersebut bahwa dapat diartikan sebagai suatu kelompok keluarga yang digambarkan sebagai pohon silsilah.44 Dalam hal ini, pohon dapat dikaitkan dengan keturunan raja atau asal-usul keluarga raja baik dari raja pertama maupun sampai raja berikutnya secara turun temurun. Jadi kata pohon disini mengandung pengertian suatu percabangan kronologis dari satu kelompok keluarga tertentu, jika dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang atasnya penuh dengan banyak cabang-cabang. dan. ranting-rantingnya. serta. bawahnya. mengambarkan. percabangan dari akar-akar, dari akar tang paling besar sampai keakar rambutnya. Kata syajarah ini mula-mula di maksudkan sebagai gambaran silsilah sesuai dengan situasi masyarakat waktu itu yang terutama berorentasi pada penonjolan peranan para penguasa (raja), maka kebanyakan asal-usul yang ditulis waktu itu adalah dari kelompok orang-orang besar sehingga kelihatan sekali sifat istanasentrisnya. Hal ini bisa dibandingkan dengan pengertian kesejarahan yang tumbuh di Eropa Barat, seperti kata history dalam bahasa Inggris yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti belajar dengan cara bertanya-. 44. Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Yayasan Bentang Budaya. 1995. hlm 1.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. tanya.45 Menurut I.G Widja menyatakan bawha sejarah sebagai suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri atau ditemukan pada masa sekarang.46 Di mana pendapat ini memberi suatu pengertian bahwa sejarah memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan ilmu lain. Dengan kata lain bahwa, sejarah itu harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat dan memiliki relevansi terhadap kehidupan manusia pada zaman sekarang. b) Pembelajaran Sejarah Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Di mana belajar cenderung lebih dominan pada siswa, sedangkan mengajar di lakukan oleh guru. pembelajaran penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar, proses belajar mengajar, atau kegiatan belajar mengajar. Jadi pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan, penugasan, kemahiran, sikap agar membantu perseta didik belajar dengan baik.47 Sejarah merupakan salah satu mata pengajaran yang wajib di pelajari di sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sampai saat ini, masih terdapat guru sejarah yang menggunakan paradigma konvensional. Di mana I.G Widja, Pengantar Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan.Semarang:Satya .1988. hlm 7 Ibid. hlm. 8 47 Ahmad Susanto.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta:penerbit Kencana Prenda Media Grup.2013.hlm. 18-19 45 46.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. paradigma yang dimaksud di sini adalah guru menggunakan metode ceramah, siswa tidak dituntun untuk aktif dalam pembelajaran, dan istilah yang mengatakan bahwa “masuk dikuping kanan keluar dari kuping kiri”. Di mana maksudnya bahwa, guru ceramah selama proses pembelajaran, sementara siswa aktif sebagai pendengar setia. Hal ini dapat membuat siswa bosan terhadap mata pelajaran sejarah. Sehingga menimbulkan ketidaktertarikkan siswa terhadap mata pelajaran sejarah. Banyak orang mengatakan bahwa mata pelajaran sejarah ini hanya membosankan karena hanya menghafal nama tokoh, tempat, dan waktu. Namun, pada kenyataannya bahwa sejarah sangat menarik untuk di pelajari oleh setiap orang. Berdasar pengalaman, ketika mempelajari sejarah sangat banyak nilai-nilai hidup yang perlu diterapkan dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Bagaimana tidak, sejarah selalu memiliki relevansi terhadap kehidupan sejarah dan di masa yang akan datang, atau kata lainnya sejarah itu selalu kontekstual. Di mana masa lalu selalu berkaitan dengan masa sekarang dan masa yang datang. Pembelajaran sejarah sebagai sarana pendidikan bangsa, terutama dalam aplikasi. sejarah. normatif. Adapun. berberapa. indikator. terkait. dengan. pembelajaran sejarah tersebut yaitu : (1) Pembelajaran sejarah memiliki tujuan, substansi, dan sasaran pada segi-segi yang bersifat normatif. (2) nilai dan makna.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan daripada akademik atau ilmiah murni; (3) aplikasi pembelajaran sejarah bersifat pragmatik, sehingga dimensi dan substansi dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, makna dan nilainilai pendidikan yang hendak dicapai yakni dengan tujuan pendidikan; (4) pembelajaran sejarah secara normatif harus relevan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional; (5) pembelajaran sejarah harus memuat pokok : instruction, intellectual training, dan pembelajaran moral bangsa dan civil society yang demokrasi dan bertanggung jawab pada masa depan bangsa; (6) pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuan fakta pengalaman kolektif dari masa lampau, tetapi harus memberikan latihan berfikir kritis dalam memetik makna dan nilai dari pristiwa sejarah yang di pelajarinya; (7) interprestasi sejarah merupakan latihan berfikir secara intelektual kepada para peserta didik (learning process and reasoning) dalam pelajaran sejarah; (8) pembelajaran sejarah berorientasi pada humanistic dan verstethn (understanding), meaning, historical consciousness bukan sekedar pengetahuan kognitif dari pengetahuan (knowledge); (9) nilai dari makna pristiwa kemanusiaan sebagai nilai-nilai universal di samping niali partikular; (10) virtue, religiusitas, dan keluhuran kemanusian universal, dan nilainilai patrotisme, nasionalisme, dan kewarganegaraan, serta nilai-nilai demokrasi yang berwawasan nasional, pemting dalam penyajian pembelajaran sejarah; (11) pembelajaran sejarah tidak saja mendasari pembentukkan kecerdasan atau.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. intelektualitas, tetapi pembentukan martabat manusia yang tinggi; (12) relevansi pembelajaran sejarah dengan orentasi pembangunan nasional berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.48 Untuk memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam pembelajaran sejarah, serta membuktikan bahwa sejarah sangat menarik bukan selalu kontektual, maka perlu menggunakan model- model pembelajaran yang tepat. Dengan melalui model yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang ketertarikan siswa dalam pembelajaran sejarah. Selanjutnya, siswa diharapkan untuk menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran sejarah. 6. Prestasi Belajar Sejarah a). Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Jika dihubungkan dengan belajar,. maka mempunyai arti hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan aktifitas belajar.49Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.50 Kemudian menurut Muhibbin Syah menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau taraf keberhasilan sebuah program. Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:Ombak. 2011, hlm. 62-63 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran.Jakarta: PT. Gramedia. 1996, hlm. 162 50 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (edisi revisi). Jakarta: Raja Grasindo Persada.1999, hlm.146 48. 49.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. pembelajaran/penyajian materi, dan kenaikan kelas.51 Dari pendapat itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengertian prestasi adalah hasil usaha yang telah dicapai sesuai dengan tujuan di setiap bidang studi dan perubahan tingkah laku. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi dalam K. Brahim,52 menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. 7. Minat Belajar Sejarah a) Pengertian Minat Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Di mana dalam kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan berpengaruh terdapat hasil belajar siswa. Dengan adanya minat maka siswa akan mendapatkan sesuatu yang positif dan siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari pembelajaran yang dilaksakannya. Menurut Slameto minat merupakan suatu rasa suka dan ketertarikan pada satu hal tanpa ada yang menyuruh.53 Minat juga merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya Muhhibin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada. 2003, hlm.197 Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta:Penerbit Kencana Media Grup. 2013, hlm 5. 53 Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar Edisi II. Reneka Cipta. Jakarta. 2011, hlm. 191 51. 52.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan seuatu di luar diri. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimenifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.54 Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber yang dikutif Muhibbin Syah, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,dan kebutuhannya. Namun selepasnya dari masalah populernya atau tidak, minat dipahami dan dipakai orang lain dapat mempengaruhi kualitas pencapian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Contohnya, seorang siswa yang menaruh minat belajar terhadap mata pelajaran sejarah akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena perpusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Di mana peran guru. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Penerbit Rineka Cipta Jakarta. 2013.hlm 180 54.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. berusaha membangkitkan minat siswa untuk mencapai pengetahuan yang terkadang dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan giat membagun sikap positif.55 Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:56 1. Minat yang berasal dari pembawaan. Minat yang berasal dari pembawaan, timbul karena adanya pengaruh dari luar. Di mana minat yang berasal dari bawaan ini timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat ilmiah 2. Minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu. Timbul seiring dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua,adat, dan kebiasaan. Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Di mana suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan mendapat pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Di mana dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan pada diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar .57 menurut pendapat Hartono yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada .2008.hlm 151 Ahmad Susanto. op.cit. hlm . 60 57 Ibid. hlm. 66 55. 56.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. terhadap keberhasilan belajar peserta didik.58 8. Materi Pembelajaran Sejarah Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari: Kompetensi Dasar 3.8 Menganalisis kebudayaan. karakteristik pada. masa. kehidupan. masyarakat,. kerajaan-kerajaan. Islam. pemerintahan. dan. di. dan. Indonesia. menunjukkan bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini Materi pokok dalam pembelajaran adalah Islamisasi dan Silang budaya di Nusantara. Dalam materi tersebut, khususnya membahas “Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, Proses Intergrasi Nusantara”. Materi tersebut dapat dilihat dilampiran. 9. Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta 58. Ibid. hlm. 67.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru.59 Penerapan. pendekatan. saintifik. dalam. pembelajaran. melibatkan. keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan dari guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambahnya wawasan siswa atau semakin tingginya tingkatan kelas siswa.60 Adapun aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran saitifik, yaitu:61 a). Melakukan Pengamatan atau Observasi Observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi.. Sebuah benda dapat diobservasi untuk mengetahui karakterikstiknya. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indra dan hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan menggunakan angka. Pengamatan. Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta. PT Gava Media. 2014. hlm. 51 60 ibid, hlm. 51. 61 Ridwan Abdullah Sani. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. PT Bumi Aksara. 2014. hlm 54-71 59.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. kuantitatif untuk melihat perilaku manusia atau hewan dengan menggunakan hitungan banyaknya kejadian. b) Mengajukan Pertanyaan Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk terus belajar. Guru perlu mengajukan pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dapat menggiring siswa untuk melakukan sebuah pengamatan yang lebih teliti. Siswa perlu dimotivasi untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Siswa juga dapat dilatih untuk mengajukan pertanyaan dalam upaya menetapkan tujuan pembelajaran sehingga proses belajar lebih terarah. Tujuan pembelajaran bisa dirumuskan dengan menganalisis hal-hal penting yang dapat dipelajari dalam proses menyelesaikan permasalahan. Kegiatan untuk mengaktifkan siswa untuk bertanya dapat dilakukan dengan berbagai metode atau teknik, misalnya dengan meminta mereka merumuskan beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam melakukan pengumpulan data melalui wawancara. c). Melakukan eksperimen atau memperoleh informasi Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan. Guru dapat menugaskan siswa untuk mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber. Guru perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas, melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan. Pada tahap persiapan pembelajaran, guru bertindak sebagai pengarah atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal antara lain: 1.. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam mempelajari topik kajian.. 2. Mengajukan pertanyaan atau membantu siswa mengembangkan pertanyaan yang relevan dengan topik dan harus diselesaikan dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan 3. Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh siswa 4. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan. 5.. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan penyelidikan atau percobaan. Metode utama yang digunakan dalam membantu siswa melaksanakan kegiatan penyelidikan adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mengembangkan ide mereka dan.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. membantu siswa berpikir secara mendalam. d) Mengasosiasi atau Menalar Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Pengolahan informasi membutuhkan kemapuan logika. Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi. Upaya untuk melatih siswa dalam melakukan penalaran dapat dilakukan dengan meminta mereka untuk menganalisis data yang telah diperoleh sehingga mereka dapat menemukan hubungan antar variabel atau menjelaskan tentang data berdasarkan teori yang ada, menguji hipotesis yang telah diajukan dan membuat kesimpulan. e) Membangun atau Mengembangkan jaringan dan berkomunikasi Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomuniaksi perlu dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk berbicara dengan.

Gambar

Gambar I  : Kerangka Berpikir .......................................................................
Gambar 1: Kerangka Berpikir  D.  Hipotesis Tindakan
Gambar II: Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis and Mc Taggart  F.  Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 1. Persentase Penilaian Acuan Patokan II (PAP)  Tingkat Minat  Kategori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

Hasil : Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 responden, sebelum pemberian lavender aromatherapy seluruhnya mengalami insomnia sedang (100%) dan setelah

Untuk memilih supplier biasanya ada berbagai kriteria, oleh karena itu masalah pemilihan supplier suku cadang pada penelitian kali ini akan menggunakan metode

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kaolin sebagai sumber silika dan alumina pada sintesis katalis zeolit X, serta mengetahui pengaruh waktu reaksi,

Apa yang pasti, perbezaan yang kecil tersebut tidak dapat mengambarkan bahawa terdapat perbezaan sikap yang ketara antara murid-murid lelaki Melayu dan

Efek fisiologis saline nasal spray mampu mempercepat pembersihan mukosa hidung dari sekret, krusta, dan mengurangi edema sehingga waktu bersihan mukosiliar pada

Pasal 1 Angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Hutan dan Lahan

Interaksi model penalaran deduktif yang dipergunakan oleh penstudi hukum teoretis, dengan berbagai model penalaran lain yang dikenal dalam teori hukum dan filsafat hukum