• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Vitamin c Dg Benedict Selesai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Vitamin c Dg Benedict Selesai"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

5.1. UJI VITAMIN C DENGAN REAGEN BENEDICT

A. TUJUAN

1. Untuk mengidentifikasi kandungan vitamin C secara kualitatif.

B. DASAR TEORI

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Vitamin merupakan kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan akan mengakibatkan terganggunya metabolisme karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain (Chaerani, 2010).

Salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh agar dapat melakukan proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal adalah vitamin C atau asam askorbat. Vitamin C adalah jenis vitamin larut air yang banyak ditemukan pada buah-buahan seperti jeruk, melon, dan nangka (Nurjanah dkk, 2016).

Kandungan vitamin C pada buah jeruk berkisar antara 20-60 mg/100 ml sari buah. Buah jeruk sebagai sumber vitamin C manfaatnya sangat besar terhadap kesehatan. Vitamin C berperan sebagai zat antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak, sehingga dapat mencegah beberapa penyakit seperti kanker, jantung dan penuaan dini. Namun, vitamin C sangat mudah mengalami oksidasi, sehingga dapat hilang atau berkurang selama proses pengolahan maupun penyimpanan. Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena vitamin C mudah dioksidasi (Chatarina, 2010).

Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini tersebar ke seluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, dan matriks. Vitamin C penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentuk kolagen (Anna, 2007).

Larutan Benedict merupakan campuran dari garam kupri sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat, dan jika ditambahkan ke dalam vitamin C maupun gula akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah bata sebagai hasil reaksi reduksi gula oleh kupro oksida. Dan jika tidak ada zat yang mereduksi, maka larutan

▸ Baca selengkapnya: benedict dan biuret

(2)

benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Hal yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan perubahan warna. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion 2+¿Cu¿ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu+¿¿ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna hijau kekuningan atau merah bata (Sudarmadji dkk, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum uji vitamin C dengan reagen benedict di antaranya, tabung reaksi sebanyak 4 buah, pipet tetes 2 buah, Erlenmeyer 2 buah, pembakar Bunsen 1 buah, gelas beaker 1 buah, serta pisau 1 buah.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum uji vitamin C dengan reagen benedict di antaranya, buah jeruk, tablet vitamin, minuman serbukt nutrisari, dan reagen benedict.

(3)

Langkah pertama yaitu dimasukkan masing-masing 5 ml larutan yang akan diuji dalam tabung reaksi 1 (berisi sari buah jeruk) dan 2 (larutan tablet vitamin C). Langkah kedua yaitu, ditambahkan 15 tetes reagen benedict pada tabung 1. Langkah ketiga yaitu, dipanaskan dengan Bunsen ± 2 menit. Langkah keempat yaitu, diamati perubahan yang terjadi. Langkah kelima yaitu, dipanaskan larutan uji pada tabung 2. Langkah keenam yaitu, ditambahkan 15 tetes reagen benedict pada tabung 2. Langkah ketujuh yaitu, dipanaskan dengan Bunsen ± 2 menit. Langkah terakhir diamati perubahan yang terjadi.

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil pengamatan pada perlakuan A

No. Bahan Sebelum Dipanaskan Sesudah

Dipanaskan 1. Jeruk Larutan berwarna kuning

dan adanya endapan berwarna hijau.

Adanya endapan berwarna oranye + 2. Vitacimin atau Vitamin C Larutan berwarna kuning

dan adanya endapan berwarna oranye.

Adanya endapan berwarna oranye + +

3. Nutrisari Larutan berwarna hijau toska muda dan tidak ada endapan.

Larutan berwarna hijau muda tanpa ada endapan. Tabel 2. Hasil pengamatan pada perlakuan B

(4)

Benedict 1. Jeruk Larutan berwarna

Oranye pekat +++

Larutan

berwarna oranye pucat dan adanya endapan hijau.

Terbentuk cincin coklat dan endapan berwarna oranye + 2. Vitacimin atau Vitamin C Larutan berwarna kuning + Larutan berwarna oranye pekat. Adanya endapan berwarna oranye + +

3. Nutrisari Larutan berwarna kuning ++ Larutan berwarna hijau toska muda. Larutan berwarna gradiasi antara hijau dan oranye, dan adanya endapan hijau toska.

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu tentang uji vitamin C menggunakan Benedict. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan vitamin C secara kualitatif. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, buah jeruk, tablet vitamin, minuman sachet nutrisari, dan reagen benedict.

Pada praktikum kali ini menggunakan dua perlakuan yang berbeda dalam menguji vitamin C dengan reagen Benedict. Perlakuan pertama dalam menguji vitamin C dengan Benedict yaitu dengan cara ketiga bahan (jeruk, vitamin C, dan minuman serbuk nutrisari) ditambahkan dengan reagen benedict selama 15 tetes. Setelah itu dipanaskan selama ± 2 menit kemudian diamati perubahan yang terjadi. Pada perlakuan kedua, ketiga bahan (jeruk, vitamin C, dan minuman serbuk nutrisari) dipanaskan terlebih dahulu selama ± 2 menit kemudian ditambahkan dengan reagen benedict selama 15 tetes. Setelah itu dipanaskan lagi selama ± 2 menit kemudian diamati perubahan yang terjadi. Perbedaan antara kedua perlakuan tersebut yaitu dalam hal pemanasan bahan. Pada perlakuan pertama bahan hanya dipanaskan selama satu kali pemanasan, sedangkan pada perlakuan kedua bahan dipanaskan selama dua kali pemanasan.

(5)

Pada perlakuan pertama atau perlakuan A, didapatkan hasil. Tabung reaksi yang berisi larutan jeruk yang telah ditetesi reagen benedict larutan berwana kuning dan terbentuk endapan hijau (dalam keadaan sebelum dipanaskan). Tabung reaksi yang berisi bahan vitamin C yang telah ditetesi reagen benedict larutan berwarna kuning dan terbentuk endapan oranye (dalam keadaan sebelum dipanaskan). Sedangkan tabung reaksi yang berisi bahan minuman serbuk nutrisari yang telah ditetesi reagen benedict larutan berwarna hijau muda tanpa adanya endapan (dalam keadaan sebelum dipanaskan). Hal ini membuktikan bahwa, sampel yang terbentuk endapan berwarna oranye positif mengandung kadar vitamin C. Sedangkan, sampel yang tidak terbentuk adanya endapan tidak mengandung kadar vitamin C. Dalam hal ini, buah jeruk dan vitacimin positif mengandung vitamin C. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa, kandungan vitamin C pada buah jeruk berkisar antara 20-60 mg/100 ml sari buah. Buah jeruk sebagai sumber vitamin C manfaatnya sangat besar terhadap kesehatan (Chatarina, 2010). Setelah dilakukan pemanasan selama ±2 menit pada ketiga bahan tersebut, terjadi perubahan. Pada tabung reaksi yang berisi jeruk terbentuk endapan berwarna oranye atau merah bata. Pada tabung reaksi yang berisi vitacimin terbentuk endapan yang berwarna oranye atau merah bata yang lebih pekat warnanya daripada endapan pada tabung reaksi yang berisi larutan jeruk. Pada tabung reaksi yang berisi minuman serbuk nutrisari tidak menghasilkan endapan sama sekali, dan warna larutan tetap hijau muda lebih pucat daripada sebelum dipanaskan. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa, larutan Benedict merupakan campuran dari garam kupri sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat, dan jika ditambahkan ke dalam vitamin C maupun gula akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah bata sebagai hasil reaksi reduksi gula oleh kupro oksida. Dan jika tidak ada zat yang mereduksi, maka larutan benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Hal yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan perubahan warna. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion 2+¿Cu¿ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu+¿¿ dengan membentuk endapan

(6)

Pada perlakuan kedua atau pelakuan B, didapatkan hasil. Tabung reaksi yang berisi larutan jeruk pada pemanasan pertama dan belum ditetesi reagen benedict, larutan berwarna oranye pekat. Tabung reaksi yang berisi vitacimin pada pemanasan pertama dan belum ditetesi reagen benedict, larutan berwarna kuning. Sedangkan pada tabung reaksi yang berisi minuman serbuk nutrisari pada pemanasan pertama dan belum ditetesi reagen benedict, larutan berwarna kuning lebih pekat daripada tabung reaksi yang berisi vitacimin. Setelah ditambah reagen benedict sebanyak 15 tetes, terjadi perubahan warna. Pada tabung reaksi yang berisi larutan jeruk berwarna oranye pucat dan terbentuk endapan hijau. Tabung reaksi yang berisi vitacimin berwarna oranye pekat dan tidak adanya endapan. Sedangkan tabung reaksi yang berisi minuman serbuk nutrisari berwarna hijau muda tanpa adanya endapan. Setelah ditambahkan reagen benedict, dilakukan pemanasan yang kedua dan terjadi perubahan. Pada tabung reaksi yang berisi larutan jeruk terbentuk cincin berwarna coklat dan endapan oranye atau merah bata. Pada tabung reaksi yang berisi vitacimin terbentuk endapan berwarna oranye atau merah bata yang lebih pekat daripada tabung reaksi yang berisi larutan jeruk. Sedangkan pada tabung reaksi yang berisi minuman serbuk nutrisari larutan berwarna gradiasi antara hijau dan oranye, dan terbentuk endapan berwarna hijau. Dalam hal ini, akibat yang ditimbulkan adanya pemanasan yang berlebih menyebabkan warna oranye semakin pudar. Hal itu menandakan bahwa, vitamin C yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut telah mengalami oksidasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa, vitamin C sangat mudah mengalami oksidasi, sehingga dapat hilang atau berkurang selama proses pengolahan maupun penyimpanan. Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena vitamin C mudah dioksidasi (Chatarina, 2010).

(7)

G. KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa, kandungan vitamin C dapat diuji dengan menggunakan reagen benedict. Sampel yang positif mengandung vitamin C, menunjukkan indikasi adanya endapan berwarna merah bata atau oranye setelah ditetesi reagen benedict. Sedangkan sampel yang negatif mengandung vitamin C, menunjukkan indikasi tidak adanya endapan berwarna oranye atau merah bata dan berwarna hijau muda. Vitamin C yang mengalami pemanasan sebanyak dua kali akan mengalami oksidasi, hal ini dapat diketahui dengan adanya perubahan warna larutan dari oranye pekat menjadi oranye pucat.

(8)

H. DAFTAR PUSTAKA

Chaerani, Annisa Nurul. 2010. Penentuan Adanya Vitamin C Secara Kualitatif. Cimahi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.

Poedjiadji, Anna., Supriyanti, Titin. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Siti, Nurjanah dkk. 2016. Penetapan Kadar Vitamin C Pada Jerami Nangka ( Artocarpus heterpophyllus L.). Jurnal Farmasi Sains dan Praktis. Vol II, No. 1.

Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty.

Wariyah, Chatarina. 2010. Vitamin C Retention and Acceptability of Orange (Citrus nobilis var. microcarpa) Juice during Storage in Refrigerator. Jurnal Agri Sains. Vol I, No. 1.

I. PERTANYAAN

1. Terangkan yang terjadi pada larutan vitamin C pada tabung 1 dan tabung 2! 2. Apakah dari hasil dari percobaan vitamin C dengan reagen benedict menunjukkan hasil yang sama dengan uji benedict pada gula? Terangkan!

Jawab :

1. Pada tabung 1 atau pada perlakuan pertama tabung vitamin C ada yang menghasilkan endapan dan ada yang tidak menghasilkan endapan. Serta warna larutannya cerah. Sedangkan pada tabung 2 atau perlakuan kedua juga ada yang

(9)

menghasilkan endapan dan ada yang tidak menghasilkan endapan. Warna larutannya pucat.

2. Sama. Dikarenakan pada percobaan vitamin C dan gula menggunakan benedict sama-sama menghasilkan endapan berwarna merah bata bagi indikator positif.

(10)

3. J. LAMPIRAN

Gambar 1. Bahan-bahan (jeruk, vitacimin, dan minuman serbuk nutrisari) yang belum ditambahkan reagen benedict.

Gambar 2. Percobaan perlakuan A setelah ditambah reagen benedict dan dipanaskan. Bahan-bahan (serbuk minuman nutrisari, jeruk, dan vitacimin).

(11)

Gambar 3. Percobaan perlakuan B setelah ditambahkan reagen benedict dan dilakukan pemanasan sebanyak 2 kali pemanasan.

Gambar

Tabel 1.  Hasil pengamatan pada perlakuan A
Gambar 2.  Percobaan perlakuan A setelah ditambah reagen benedict dan dipanaskan.
Gambar 3. Percobaan perlakuan B setelah ditambahkan reagen benedict dan dilakukan pemanasan sebanyak 2 kali pemanasan.

Referensi

Dokumen terkait

Mengambil larutan uji sebanyak 1 ml dan menuang ke dalam tabung reaksi, kemudian metambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorf LP, jika terbentuk endapan jingga coklat, maka

Maka ketiga tabung reaksi tersebut membuktikan bahwa sampel temulawak positif mengandung alkaloid yang ditandai dengan adanya larutan yang berwarna jingga pada pereaksi

H 0 = tidak ada perbedaan terhadap kadar vitamin C pada buah kersen yang berwarna. merah dan

Pada uji terhadap glukosa yang ditambahkan dengan larutan Benedict, pada tabung 1 terjadi perubahan warna menjadi biru muda hampir hijau, hal ini menunjukkan  bahwa cairan

Pada uji Benedict terhadap glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau kebiruan dan terdapat endapan merah bata di dalamnya yang menandakan pengujian positif, sedangkan pada maltosa