• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ulat Api (Parasa lepida)

2.1.1 Biologi

Ulat api merupakan salah satu hama utama pada tanaman kelapa sawit. Hama ini merupakan hewan yang bermetomorfosis sempurna (telur, larva, dan imago). Larva hama ini merusak tanaman dengan cara memakan daun kelapa sawit umumnya di mulai dari daun bawah menuju daun muda. Serangan hama ini dapat mengakibatkan terjadinya defoliasi yang mengakibatkan turunya produksi TBS (tandan buah segar) sebesar 40 – 60% (Pahan, 2008).

Ulat api Parasa lepida di klasifikasikan sebagai berikut : Domain : Eukaryota Kingdom : Metazoa Phylum : Arthropoda Subphylum : Uniramia Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Limacodidae Genus : Parasa

Species : Parasa lepida

Ulat api P. lepida merupakan serangga hama yang menyerang banyak spesies tanaman. Ulat ini memiliki toksin yang terdapat pada duri-duri yang menyelubungi tubuhnya sehingga menimbulkan rasa seperti terbakar dan gatal jika terkena pada kulit dan oleh sebab itu ulat ini disebut dengan ulat api.

(2)

6

2.1.2 Siklus Hidup Hama Ulat Api P. lepida

Parasa lepida termasuk golongan ulat api karena bila tersentuh kulit akan mengeluarkan cairan beracun yang menyebabkan rasa panas. Hama ini juga menjadi satu hama penting di perkebunan kelapa dan kelapa sawit (Dadang, 2006). Siklus hidup ulat api Parasa lepida dapat dilihat pada gambar 2.1

Imago 7 hari

Pupa 32 hari Telur 4 hari

Larva 40 hari

Gambar 2.1 Siklus hidup hama ulat api (Parasa lepida) (Sumber : Butani, D. K. 1974 dan dokumentasi pribadi)

(3)

7

Untuk melihat data daur hidup ulat api Parasa lepida dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Siklus hidup hama ulat api (P. lepida)

Stadia Lama (hari) Keterangan

Telur 2-4 Jumlah telur 10-50 butir

Larva 30-40 Terdiri dari 7 instar, konsumsi daun 400 cm2

Pupa 28-32 Habitat di tanah

Imago - Jantan lebih kecil dari pada betina Total 59 Tergantung pada lokasi dan lingkungan Sumber: (Butani, D. K. 1974)

1. Telur P. lepida

Telur berbentuk bulat dan berwarna kekuningan pucat. Diameter telur yang baru diletakkan adalah 0,4 mm hingga 0,6 mm. Betina bertelur sekitar 10 hingga 50 butir telur di permukaan bawah daun dewasa (David, B. V. and Ramamurthy, V. V2012).

Gambar 2.2 Telur P.lepida (Sumber : Dokumentasi pribadi)

(4)

8

2. Larva P. lepida

Larva instar pertama yang baru muncul dari P. lepida berwarna kekuningan dengan warna kehijauan dan bulu-bulu runcing kecil ditemukan pada tubuh. Garis hijau paralel kecil diamati pada permukaan tubuh, panjang dan luas larva instar pertama bervariasi dari 2 sampai 4 mm, Larva instar kedua P. lepida berwarna hijau muda krem dengan strip putih paralel pada permukaan punggung yang memiliki banyak bulu-bulu menyengat Panjang dan luasnya larva instar kedua P. lepida bervariasi dari 5 sampai 6 mm, Larva instar ketiga berwarna hijau cerah dan itu adalah larva aktif dan rakus. Larva memiliki bulu beracun seperti rambut di tubuh. Sentuhan larva ke tubuh manusia dapat menyebabkan efek alergi. Panjang dan lebar larva instar ketiga adalah 7 sampai 9 mm, Larva instar keempat berwarna pucat dan kehijauan memiliki garis-garis putih pada tubuh, Larva instar kelima memiliki tampilan menarik dan berwarna hijau muda. Larva telah mengembangkan mekanisme pertahanan diri dengan baik dengan empat baris sengat merah berduri pada tubuh depan dan belakang, yang dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit pada kulit tubuh manusia, Larva instar keenam memiliki pola pewarnaan craptic dengan tonjolan dan duri menyengat di permukaan tubuh, Larva instar ketujuh memiliki warna hijau terang , periode larva P. lepida berkisar antara 30 hingga 40 hari (Butani, D. K. 1974).

Gambar 2.3 Larva P. lepida (Sumber : Dokumentasi pribadi)

(5)

9

3. Pupa P. lepida

Pra-pupa ditutupi dengan bahan sutra dan bintik-bintik warna hitam diamati pada sisi anterior dan posterior dari tahap pra-pupa, Kepompong itu sangat keras dan terbentuk dalam cokelat cokelat seperti kepompong sutra. Pupa ulat P. lepida ditemukan di lapangan, yang melekat pada batang atau pada daun. Kepompong memiliki garis melingkar di sisi depan dan kepompong mendorong tutup melingkar dan menjulur dari kepompong tepat sebelum ngengat muncul (David, B. V. and Ramamurthy, V. V. 2012).

Gambar 2.4 Pupa P. lepida (Sumber : Butani, D. K. 1974)

4. Imago ulat api Parasa lepida

Ngengat dewasa (jantan dan betina) dari P. lepida berwarna hijau dan kecoklatan dengan mata majemuk hitam. Diferensiasi seksual diamati oleh karakter antena. Perempuan dan laki-laki masing-masing memiliki antena setaceous dan pectinate. Rongga dada dan perut berwarna kehijauan dengan warna keemasan gelap dan ditutupi dengan skala kecoklatan lebat. Sayap kedepan di kedua jenis kelamin lebih luas dari sayap belakang. Sayap kedepan berwarna hijau dengan warna zaitun zaitun, sedangkan sayap belakang berwarna kekuningan dan rambut

(6)

10

warna kecoklatan hadir di kedua kaki pada kedua jenis kelamin (Kapoor, K. N.; Deobhakta, S. R. and Dhamdhere, S. V. 1985).

Gambar 2.5 imago P. lepida (Sumber : Butani, D. K. 1974)

2.2 Gejala dan Kerusakan

Gejala serangan yang di sebabkan oleh ulat api P. lepida adalah:

- Ulat parasa hidup bergerombol sambil memakan daun kelapa sehingga tinggal lidinya saja dan tanaman kelapa tampak gundul.

- Ulat ini menyerang juga di pembibitan kelapa.

Gambar 2.6 Gejala Serangan Ulat Api (Sumber dokumentasi pribadi)

(7)

11

Gambar 2.7 Gejala Serangan Ulat Api lebih dekat (Sumber Dokumentasi Pribadi)

2.3 Tanaman Kapuk Randu (Ceiba. pentandra (L.) Gaertn) 2.3.1 Klasifikasi Kapuk Randu

Taksonomi tanaman randu menurut Heyne (1987): Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili : Malvaceae Genus : Ceiba

Spesies : Ceiba pentandra (L.) Gaertn.

2.3.2 Biologi Kapuk Randu

Kapuk randu (Gambar 2.7) merupakan pohon berumah dua, ketinggian mencapai 8-30 m dan memiliki batang pohon utama yang cukup besar dengan diameter 3 m, pada bagian batang nya juga menempel duri-duri yang berbentuk kerucut. Akar tanaman kapuk randu menyebar horizontal, daun kapuk randu memiliki daun majemuk berseling 5 - 9 anak daun, tipe bunga biseksual dengan kelopak bunga pendek berlekuk

(8)

12

lima menyerupai bentuk lonjong dengan ukuran 1 – 2 cm, dan mahkota berbentuk bulat telur, tepi daun rata dan pangkal daun runcing dan benang sari berjumlah lima (Prohati dalam Maulina, 2016).

Kapuk randu memiliki ketinggian mencapai 8-30 m dan memiliki batang pohon utama yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m, pada batangnya juga terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut. Tumbuhan ini tahan terhadap kekurangan air sehingga dapat tumbuh di kawasan pinggir pantai serta lahan-lahan dengan ketinggian 100-800 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan tahunan 1.000-2.500 mm dan suhu dari 20- 27°C.

2.3.3 Kandungan Kimia Daun Kapuk Randu

Di dalam daun juga terkandung gula pereduksi, saponin, poliuronoid, polifenol, tanin, plobatanin, damar, hidrat arang. Daun mudanya mengandung fenol, alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, phytate, oxalate, trypsin inhibitor, dan hemagglutinin (Friday dkk., 2011). Berikut merupakan kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak daun muda kapuk randu :

1. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa yang di dalam tumbuhan menjadi garam berbagai senyawa organik. Senyawa ini memiliki fungsi sebagai senyawa pertahanan baik terhadap herbivora maupun predator, beberapa alkaloid dapat bersifat sebagai antibakteri, antifungi dan antivirus (Wink, 2008).

Pada tumbuhan, senyawa ini memiliki fungsi sebagai senyawa pertahanan baik terhadap herbivora maupun predator. Beberapa alkaloid dapat bersifat sebagai antibakteri, antifungi, dan antivirus. Lebih dari 21.000 alkaloid telah teridentifikasi, kelompok terbesar

(9)

13

dari alkaloid adalah metabolit sekunder yang mengandung nitrogen (Wink, 2008).

2. Flavonoid

Flavonoid memegang peranan penting dalam biokimia dan fisiologi tanaman, diantaranya berfungsi sebagai penghambat enzim, dan prekursor bagi komponen toksik. Flavonoid pada tumbuhan juga berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, mengatur fotosintesis, mengatur kerja antibakteri, antivirus, dan antiserangga (Harborne, 1996).

3. Saponin

Saponin yang termasuk senyawa glikosida memiliki sifat khas apabila diaduk/kocok menghasilkan busa. Saponin dapat merusak saraf hama dan mengakibatkan nafsu makan berkurang dan akhirnya hama mati (Darmayanti, 2006).

4. Tanin

Tanin dapat bereaksi dengan protein dan menimbulkan masalah pada aktivitas enzim sehingga semakin tinggi tanin dapat membantu mengusir hewan (Darmayanti, 2006).

Gambar

Tabel 2.1 Siklus hidup hama ulat api (P. lepida)
Gambar 2.3 Larva P. lepida (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Referensi

Dokumen terkait

“Dorongan untuk mencapai lebih banyak output kerja untuk mencapai pembayaran lebih banyak terutama dipengaruhi oleh pentingnya relatif banyak uang bagi pihak yang

Bakal batang disebut plumula (seperti tombak kecil), tanaman kelapa sawit berbatang lurus, dan tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameter kelapa sawit 45–60

Memiliki ciri-ciri spesifik klon pada tanaman dewasa batang silindris dan tumbuh lurus, memiliki cabang utama yang kecil, lateralistik dengan tajuk terbuka. Kebun entres helaian

Batang kawista memiliki kulit kasar dan pecah-pecah,warna kulit batang bervariasi yaitu abu-abu kecokelatan dan hitam keabuan pada batang pohon kawista yang masih

Untuk tujuan pembuatan kurva tinggi ini perlu dilakukan pengukuran tinggi pohon dan diameter pohon dengan teliti dan benar terhadap sejumlah pohon-pohon contoh

- Flora: terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu

Dengan demikian ketinggian tempat merupakan kunci utama untuk sampai mendapatkan biji Mucuna bracteata, karena jika di tanam di dataran rendah < 1.000 meter dari permukaan

Aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit merupakan investasi yang cukup besar dalam rangka mencapai produksi kelapa sawit secara optimal.Mengingat hal tersebut,