• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKERIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKERIN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)

KIMIA FARMA 71 SEMARANG

1 JULI - 30 AGUSTUS 2014

Disusun oleh:

Septia Rachmawati XII FARMASI 2/28 Intan Desy Puspitasari XII FARMASI 3/17

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI

SMK “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG

JL. Satrio Wibowo 1 Tlogosari Semarang

Telp. (024) 76581515, Fax. (024) 76581516

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek kerja Industri di Apotek Kimia Farma 71 Semarang periode 1 Juli-30 Agustus 2014 telah diterima dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Apoteker Pengelola Apotek Guru Pembimbing

Kimia Farma 71

Heru Sudomo, S.Farm, Apt Desi Rahayu S, S.Farm,Apt

Mengetahui,

Kepala SMK Yayasan Pharmasi Ketua Kompetensi Keahlian

Semarang Farmasi

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri yang dilaksanakan di Apotek Kimia Farma 71 yang berlokasi di Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang pada tanggal 1 Juli-30 Agustus 2014 dengan sebaik-baiknya.

Kami menyadari bahwa keberhasilan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan orang lain. Terimakasih kami ucapkan kepada:

1. Bapak Heru Sudomo, S.Si, Apt, selaku Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma 71 Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada kami untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

2. Ibu Rahayu Wahananingtyas, S.Pd, selaku kepala sekolah SMK “Yayasan Pharmasi” Semarang yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan dalam Praktek Kerja Industri ini.

3. Ibu Th. Hetty Nurwidayati, S.Si, Apt, selaku Ketua Kompetensi Keahlian SMK “Yayasan Pharmasi” Semarang yang telah memberikan dukungan. 4. Ibu Desi Rahayu S, S.Farm,Apt, selaku pembimbing Prektek Kerja Lapangan

SMK “Yayasan Pharmasi Semarang” yang telah memberikan dukungan. 5. Segenap Karyawan dan Karyawati Apotek Kimia Farma 71 Jl. Dr. Soetomo

No. 3 Semarang yang telah memberikan bimbingan selama kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

6. Para Dewan Guru dan Karyawan SMK “Yayasan Pharmasi” Semarang yang telah memberikan semangat dan dukungan.

7. Kedua orang tua kami yang memberikan dukungan moral serta material. 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

(4)

iv

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami sangat menerima saran dan kritik yang membangun dari Anda untuk melengkapi laporan ini.

(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prakerin ... 1

1.2 Tujuan Prakerin ... 2

1.3 Manfaat Prakerin ... 3

BAB II. TINJAUAN UMUM APOTEK 2.1 Sejarah Apotek ... 4

2.2 Definisi Apotek ... 5

2.3 Tugas Apotek ... 5

2.4 Fungsi Apotek ... 5

2.5 Organisasi Apotek ... 6

2.6 Peraturan Perundang-Undangan Apotek ... 6

2.7 Pengelolaan Resep Apotek ... 7

BAB III. TINJAUAN KHUSUS 3.1 Sejarah Instansi ... 10

3.2 Tata Tertib Instansi ... 11

3.3 Visi dan Misi Instansi ... 11

3.4 Struktur Organisasi Instansi ... 12

3.5 Tugas Tiap Bidang Instansi ... 12

3.6 Fasilitas ... 13

3.7 Pengelolaan Resep ... 14

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Pengelolaan Administrasi ... 16

(6)

vi 4.3 Pengelolaan Obat ... 18 BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 24 5.2 Saran ... 24 DAFTAR PUSTAKA ... 26 LAMPIRAN ... 27

(7)

vii

DAFTAR TABEL & GAMBAR

hal

Gambar 1. Struktur Organisasi Secara Umum ... 6 Gambar 2. Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 71 ... 12

(8)
(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan “Yayasan Pharmasi” Semarang menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Oleh karena itu, Tenaga Teknis Kefarmasian dituntut harus terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri, baik sebagai pribadi maupun tenaga kesehatan profesional berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan. Agar dapat menunjang hal tersebut salah satu upaya yang dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebut Praktek Kerja Industri (PRAKERIN). PRAKERIN adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang memadukan secara sistemik dan sinkron program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui profesional tertentu, dimana dalam kegiatan tersebut sekolah menempatkan siswanya di suatu institusi dalam jangka waktu tertentu, sehingga siswa lebih jelas dan mengetahui fungsi serta kedudukannya dalam dunia industri sebagai tenaga siap pakai yang terjun langsung ke masyarakat tanpa menghadapi hambatan.

Oleh karena itu PRAKERIN merupakan cara terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Ketrampilan yang diberikan di sekolah yaitu meracik obat, mengenal bahan obat, dan alat kesehatan dalam jumlah terbatas. Ketrampilan yang lain salah satunya adalah pengelolaan Apotek (perencanaan dan pengadaan barang, penyimpanan barang, penyerahan barang, administrasi, pengelolaan obat rusak dan kadaluarsa), pengelolaan resep di Apotek (penerimaan resep, perjanjian dan pembayaran, peracikan, pemeriksaan akhir, penyerahan obat dan pemberian informasi), dan cara memecahkan masalah yang terjadi di lapangan tidaklah diberikan di sekolah secara khusus.

(10)

2

Dengan mengikuti PRAKERIN, siswa dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat. Dengan kata lain, PRAKERIN merupakan masa orientasi bagi peserta didik sebelum langsung bekerja di masyarakat. Di sisi lain, PRAKERIN juga dapat digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan, sehingga pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

1.2

Tujuan Prakerin

1. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja dan tanggung jawab seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Apotek.

2. Untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta ketrampilan tentang pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat serta perbekalan farmasi lainnya.

3. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya.

4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, PBF, Gudang Farmasi, Apotek dan penyuluhan obat kepada masyarakat.

5. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai bidangnya. 6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri

pada suasana atau iklim lingkungan kerja ke sekolah dan sebaliknya.

7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan SMK “Yayasan Pharmasi” Semarang.

(11)

3

8. Mengembangkan sikap yang baik dalam melaksanakan praktek menjadi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. 9. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di

apotek.

10. Mengetahui dan memahami masalah kefarmasian di apotek meliputi pelayanan kepada pasien, sistem pengelolaan persediaan barang dan administrasi keuangan.

1.3

Manfaat Prakerin

1. Dengan melaksanakan Praktek Kerja Industri, diharapkan para siswa mengetahui dan memahami peran, fungsi dan tanggung jawab Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Apotek.

2. Siswa dapat memahami dan mengembangkan serta meningkatkan pelajaran yang diperoleh di sekolah dan lapangan kerja.

3. Siswa dapat mengetahui hal-hal yang akan dilakukan dan dikerjakan selama PRAKERIN.

4. Dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan praktek kerja yang sesungguhnya.

5. Dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.

6. Meningkatkan rasa percaya diri menjadi seorang Tenaga Teknis Kefarmasian yang profesional.

(12)

4

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1

Sejarah Apotek Kimia Farma

Sejarah Kimia Farma (KF) dimulai sekitar tahun 1957, pada saat pengambil alihan perusahaan milik Belanda yang bergerak di bidang farmasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Perusahan-perusahaan yang mengalami nasionalisasi antara lain N. V. Pharmaceutische Hendel Svereneging J. Van Gorkom & Co. (Jakarta), N. V. Chemicalier Handle Rathcamp & Co. (Jakarta), N. V. Bandoengsche Kinine Fabriek (Bandung) , N. V. Jodium Onderneming Watoedakon (Mojokerto) dan N. V. Verband Stoffe Fabriek (Surakarta).

Berdasarkan Undang–Undang No. 86 tahun 1956, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan farmasi Belanda tersebut dan menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF). Perusahaan Negara Farmasi tersebut adalah PNF Radja Farma (Jakarta), PNF Nurani Farma (Jakarta), PNF Nakula Farma (Jakarta), PNF Bio Farma, Perusahaan Negara (PN) Bhineka Kina Farma (Bandung), PN Sari Husada (Yogyakarta) dan PN Farmasi dan alat kesehatan KasaHusada(Surabaya)

Pada tanggal 23 Januari 1969, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1969 perusahaan-perusahaan negara tersebut digabung menjadi PNF Bhineka Kimia Farma dengan tujuan penertiban dan penyederhanaan perusahaan–perusahaan negara. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, perusahaan Negara Farmasi Kimia Farma mengalami peralihan bentuk hukum menjadi Badan Usaha Milik

Negara dengan status sebagai Perseroan Terbatas, sehingga selanjutnya menjadi PT. Kimia Farma (Persero).

Pada tahun 1998, terjadi krisis ekonomi di ASEAN yang mengakibatkan APBN mengalami defist anggaran dan hutang negara semakin besar. Untuk mengurangi beban hutang, pemerintah mengeluarkan kebijakan privatisasi BUMN. Berdasarkan Surat Menteri Negara Penanaman Modal Dan Pembinaan

(13)

5

BUMN No. S-59/M-PM.BUMN/2000 tanggal 7 maret 2000, PT. Kimia Farma

diprivatisasi.

Untuk dapat mengelola perusahaan lebih terarah dan berkembang dengan cepat, maka direksi PT. Kimia Farma (Persero) mendirikan dua anak perusahaan pada tanggal 4 januari 2002 yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading dan Distibution. Pada tanggal 4 Juli tahun 2002 PT. Kimia Farma Tbk. resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai perusahaan publik dan berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.

2.2

Definisi Apotek

Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 Apotek merupakan suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat.

Definisi Apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek merupakan suatu tempatatau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika kefarmasian.

2.3

Tugas Apotek

1. Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

2.4

Fungsi Apotek

1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat.

(14)

6

2.5

Organisasi Apotek

2.6 APA (Apoteker Pengelola Apotek)

TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian)

Non TTK

2.7

Peraturan Perundang-Undangan Apotek

Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur tentang apotek antara lain sebagai berikut.

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Apotek (Perubahan dan Tambahan atas Peraturan Pemerintahan Nomor 26 Tahun 1965).

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 26/MenKes/Per/I/1981 tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek.

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 278/MenKes/SK/V/1981 tentang Persyaratan Apotek.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas PerMenKes RI No. 992/MenKes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotek.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 280/MenKes/SKV/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek.

7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/MenKes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang OWA (Obat Wajib Apotek) Nomor 1.

9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 942/MenKes/Per/X/1993 tentang OWA (Obat Wajib Apotek) Nomor 2.

10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang OWA (Obat Wajib Apotek) Nomor 3.

(15)

7

12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

2.8

Pengelolaan Resep Apotek

Pengelolaan Resep di Apotek antara lain sebagai berikut.

1. Skrinning Resep

Apoteker melakukan skrinning resep yang meliputi: a. Persyaratan Administratif, meliputi:

(1) Nama, SIP dan alamat dokter penulis resep (2) Tanggal penulisan resep

(3) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep (4) Nama, umur, jenis kelamin dan alamat pasien (5) Cara pemakaian yang jelas

(6) Informasi lainnya.

b. Kesesuaian farmasetik, meliputi: (1) Bentuk sediaan

(2) Dosis (3) Potensi (4) Stabilitas

(5) Inkompatibilitas

(6) Cara dan lama pemberian. c. Pertimbangan klinis, meliputi:

(1) Apakah adanya alergi (2) Efek samping

(3) Interaksi

(4) Kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat, dan lain-lain).

Apabila ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

2. Penyiapan Obat

Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan

(16)

8

obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memberikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.

3. Kontrol Obat

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat yang akan diserahkan dengan resep.

4. Penyerahan Obat

Penyerahan obat dilakukan oleh Asisten Apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.

5. Penyimpanan dan pemusnahan Resep

Penyimpanan resep dilakukan setiap hari diurutkan menurut tanggal, kemudian dibendel menurut minggu, kemuadian menurut bulan dan terakhir menurut tahun.

Untuk obat yang mengandung obat narkotika, ditandai dengan garis berwarna merah. Sedangkan untuk obat yang mengandung obat psikotropika ditandai dengan garis bawah berwarna biru. Lalu disimpan terpisah dengan resep.

Untuk pemusnahan resep minimal dilakukan setiap tiga tahun sekali. Pada setiap pemusnahan, dibuat Berita Acara Pemusnahan Resep terlebih dahulu.

(17)

9

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1

Sejarah Apotek Kimia Farma 71 Semarang

Kimia Farma berasal dari N.V. Chemichalien Handel Rath Kamp dab Co yang telah berdiri sejak tahun 1817 dan N.V. Pharmaseutische Handel Vereneging J. Van Garkam dan Co pada tahun 1865. Bersama dengan beberapa perusahaan lain kemudian diubah menjadi PNF Bhineka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya resmi menjadi PT. Kimia Farma. PT. Kimia Farma semula bergerak dalam bidang pembuatan obat, kemudian berkembang sebagai pendistribusian obat dan pelayanan kesehatan. Pada tanggal 4 Januari 2003 dibentuk 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Trading and Distribution dan PT. Kimia Farma Apotek.

Salah satu cabang Apotek Kimia Farma adalah Apotek Kimia Farma yang berlokasi di Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang yang berdiri sejak bulan Januari tahun 1993. Pada saat itu Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang masih merupakan filial dari Apotek Kimia Farma. Dilihat dari penjualan yang terus meningkat, maka pada tahun 1998 Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang mulai berdiri sendiri.

Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang pertama kali dipimpin oleh Drs. Zaenal Arifin yang menjabat sampai tahun 1995, kemudian digantikan oleh Drs. Eliawan sampai tahun 1999, dan selanjutnya dipimpin oleh Dra. Rosini sampai tahun 2003. Pada tahun berikutnya digantikan oleh Drs. Eko Prayitno, tetapi beliau hanya menjabat selama lima bulan. Sebagai penggantinya, pada tanggal 1 Januari 2004 dilantiklah Drs. Rusdelfian Dahlan, Apt hingga tahun 2007, selanjutnya dipimpin oleh Dra. Sumaryatun, Apt selama 28 bulan, kemudian digantikan oleh Antonius Effendi,S.Si,Apt sebagai Apoteker Pengelola Apotek hingga sekarang.

(18)

10

3.2

Tata Tertib Apotek Kimia Farma 71 Semarang

1. Karyawan wajib hadir dan bekerja pada waktu yang telah ditetapkan sesuai jadwal kerjanya

2. Setiap karyawan wajib melaksanakan tugasnya sebaik mungkin, dan dengan penuh tanggung jawab

3. Wajib menjaga sopan santun, kebersihan dan tata tertib di lingkungan Apotek

3.3

Visi dan Misi Apotek Kimia Farma 71 Semarang

1. Visi

Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.

2. Misi

a. Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek, klinik laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.

b. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal. c. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya.

(19)

11

3.4

Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 71 Semarang

3.5 3.6

Keterangan :

Apoteker Pengelola Apotek ( APA) : Tn. Heru Sudomo, S.Farm, Apt Apoteker Pendamping : Tn. Soimu Dian Amar, S.Farm, Apt Korteks / Asisten Apoteker : Ny. Mareta Gestarini

Asisten Apoteker : Ny. Dewi Sukmawati

Asisten Apoteker : Tn. M. Muiz Susanto, AMd, Farm Non Asisten Apoteker : Ny. Anida Prihatini

Non Asisten Apoteker : Tn. Edy Suprobo Non Asisten Apoteker : Ny. Ana Idayati

3.7

Tugas tiap bidang Apotek Kimia Farma 71 Semarang

1. Apoteker Pengelola Apotek ( APA )

Apoteker Pengelola Apotek ( APA ) Apoteker Pendamping (Aping) Korteks / Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker Non Asisten Apoteker Non Asisten Apoteker Non Asisten Apoteker

(20)

12

a. Bertugas dalam merencanakan pembelian atau pengadaan barang. b. Melakukan pelayanan yang terbaik.

c. Mengambil kebijakam dengan berdasarkan pekerjaannya pada kecukupan, keefikasian, efektifitas, dan efisiensi.

d. Mempunyai kedudukan penting dalam berkomunikasi baik dengan pasien maupun profesi kesehatan lain.

e. Pemimpin yang harus mampu mengambil keputusan dengan bijaksana. f. Sebagai pengelola sumber daya (manusia, fisik, dan anggaran) serta

informasi.

g. Keharusan untuk selalu belajar sehingga keahlian dan keterampilannya selalu Up to Date sesuai perkembangan jaman.

h. Bertanggung jawab sebagai pendidik untuk farmasis generasi mendatang. 2. Apoteker Pendamping ( Aping ) bertugas mendampingi APA, melakukan pelayanan resep, serta menggantikan tugas APA bila Apoteker tidak berada di Apotek.

3. Asisten Apoteker ( Korteks ) bertugas sebagai penanggung jawab terhadap karyawan termasuk jadwal, penanggung jawab dalam pengadaan barang / pembelian barang

4. Asisten Apoteker bertugas sebagai pelayanan terhadap pasien, penjualan resep tunai maupun kredit dan penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat dengan resep dokter dan perbekalan farmasi.

5. Non Asisten Apoteker bertugas sebagai membantu dalam penjualan penjualan resep tunai maupun kredit dan penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat dengan resep dokter dan membantu dalam mengirim bahan serta pengambilan barang.

3.8

Fasilitas Apotek Kimia Farma 71 Semarang

Fasilitas di Apotek Kimia Farma 71 meliputi :

(21)

13

2. Swalayan Farmasi yang cukup lengkap (obat bebas, alat kecantikan, perlengkapan mandi, berbagai perlengkapan bayi, dan food suplemen, alat kontasepsi, minuman, makanan ringan)

3. Stand Alat Kesehatan (Kotak PK3) 4. Ruang Tunggu yang nyaman

5. Praktek Dokter Umum & Dokter Jamsostek (Dr. Elang Sumambar) 6. Praktek Dokter Gigi (Drg. Gunawan)

7. Praktek Dokter Spesialis Kandungan & Kebidanan (Dr. H.T.Mirza Iskandar, Sp.OG)

8. Praktek Dokter PLN (Dr. Izda Kamila)

9. Praktek Dokter Umum & Dokter BPJS (Dr. Tuty S. Hendrawan) 10. Mushola

11. Toilet

12. Pelayanan Alat Bantu Dengar (Dika Hearing Aid) 13. Ruang peracikan

14. Pendingin ruangan.

3.9

Pengelolaan Resep Apotek Kimia Farma 71 Semarang

Pada Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang, pengelolaan resep dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah yang sesuai dengan prosedur pelayanan resep. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penerimaan Resep

a. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep b. Pemeriksaan ketersediaan obat

c. Penetapan harga

d. Pemberian nomor resep

2. Perjanjian dan Pembayaran

a. Pengambilan obat semua atau sebagian

b. Ada atau tidak penggantian obat atas persetujuan dokter atau pasien c. Pembayaran tunai atau kredit

(22)

14 e. Pembuatan kwitasnsi dan salinan resep

3. Peracikan

a. Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan b. Peracikan obat

c. Penyajian akhir peracikan

4. Pemeriksaan Resep

a. Kesesuaian hasil peracikan dengan resep (1) Nomor resep

(2) Nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan satuan aturan pakai

(3) Nama pasien, umur, alamat dan nomor telepon b. Kesesuaian salinan resep dengan resep asli

c. Kebenaran kwitansi

5. Penyerahan obat

a. Disertai dengan pemberian informasi mengenai nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai

b. Tanda terima pasien atau penerima obat

6. Layanan purna jual

a. Komunikasi, informasi dan edukasi setiap waktu

b. Penggantian obat bila diperlukan atas permintaan dokter

7. Penyimpanan dan pemusnahan Resep

Pemusnahan obat-obat kadaluwarsa bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya terjadi penggunaan obat ED tersebut terhadap orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini juga menghindari kekecewaan dari pelanggan apabila terdapat obat yang sudah kadaluwarsa, bahkan rusak mutu obatnya.

Di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang, sebelum dilakukan pemusnahan obat kadaluwarsa terlebih dahulu dilakukan pendataan barang-barang yang sudah mendekati ED dan dikelompokkan tersendiri. Jika barang-barang tersebut tidak laku dijual, maka bisa diretur dan dikembalikan ke distributor

(23)

15

namun untuk barang yang tiga bulan sebelum ED. Barang tersebut juga masih utuh atau masih disegel serta harus ada faktur aslinya.

Obat-obat non narkotika, pemusnahannya dilakukan sendiri oleh apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang tanpa mendatangkan saksi dari Dinas Kesehatan maupun dari Kepala Badan POM. Pemusnahan obat-obat non narkotika dilakukan langsung oleh apoteker yang didampingi oleh tiga orang asisten apoteker yang menjadi saksi.

Pemusnahan obat-obat narkotika dilakukan pihak apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dengan mendatangkan saksi dari Dinas Kesehatan dan Kepala Badan POM. Setelah melakukan pemusnahan obat-obat yang non narkotika maupun narkotika, pihak apotek wajib membuat Berita Acara Perkara.

Pemusnahan resep dilakukan bila usia resep minimal tuga tahun. Pemusnahan resep di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dilakukan bersama-sama dengan seluruh apotek Kimia Farma dan Berita Acara Perkaranya dibuat oleh Bisnis Manager.

(24)

16

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1

Pengelolaan Administrasi

Pengelolaan administrasi secara keseluruhan ditangani oleh Bisnis Manager di Jl. Pemuda. Sedangkan di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang hanya melakukan administrasi penjualan, administrasi pengelolaan dan administrasi biaya.

Administrasi penjualan yaitu melayani resep baik resep tunai maupun kredit. Pada resep tunai, pasien harus membayar kontan. Sedangkan resep kredit, apotek Kimia Farma 71 Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang bekerja sama dengan PT. PLN, Jamsostek, Indosat, Askes, PMS (Pabrik Minyak Simongan) dan PBF Kimia Farma. Untuk pembayarannya dilakukan antara perusahaan dengan BM setelah apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang mengirimkan rekap data resep yang masuk di apotek mereka. Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang juga mengelola administrasi penjualan non resep misalnya penjualan OTC dan penjualan UPDS.

Administrasi pengelolaan barang di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang yaitu melakukan pencatatan kartu stok setiap ada pemasukan dan pengeluaran barang. Sedangkan administrasi biaya di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang meliputi biaya operasional dan non operasional.

4.2

Pengelolaan Pasien

Pelayanan pasien yang sudah diterapkan di Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang meliputi :

(1) Keramahan petugas

(2) Keprofesionalan petugas di Apotek (3) Kenyamanan selama menunggu (4) Waktu pelayanan yang cepat (5) Tersedianya layanan antar obat

(25)

17

Setiap pasien yang datang harus ditanya mengenai alamat pasien serta nomor telepon pasien, terutama untuk pembelian obat dengan resep dokter. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam menghubungi pasien secara langsung apabila terjadi kekeliruan. Bagi pasien dengan resep narkotika, resepnya harus asli dari dokter dan tidak boleh dilayani bila berupa copy resep.

Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang menyediakan layanan antar obat atau mengirim obat ke rumah pasien yang merupakan salah satu strategi pelayanan jasa agar memuaskan para pasien. Pelayanan antar obat ini dilakukan apabila pasien tidak dapat datang ke apotek dan memesan lewat telepon atau apabila pasien datang ke apotek untuk membeli obat namun ketersediaan obat di apotek habis atau tidak ada. Maka dari pihak apotek akan mengambilkan obat di gudang atau apotek Kimia Farma lainnya (biasa dikenal dengan kitir) dengan menanyakan terlebih dahulu kepada mereka apakah obat yang dimaksud ada atau tidak. Apabila obat yang dimaksud tersedia maka pihak apotek akan menuju gudang atau apotek Kimia Farma tersebut dengan membawa Surat Permintaan Barang Intern untuk mengambil obat yang diperlukan. Pihak apotek akan menanyakan kepada pasien terlebih dahulu apakah mereka ingin menunggu di apotek sampai obat datang atau ingin dikirim ke rumah mereka. Jika pasien menginginkan obat untuk dikirim maka pihak apotek akan menanyakan identitas dan alamat pasien yang jelas serta nomor telepon yang dapat dihubungi oleh pihak apotek. Untuk wilayah Semarang yang masih terjangkau, pihak apotek akan menghantarkan obat melalui karyawan mereka sendiri. Sedangkan untuk daerah luar kota dan jaraknya cukup jauh, maka pihak apotek akan memakai jasa pos atau jasa pengiriman paket barang. Layanan ini diterapkan tanpa meminta tambahan biaya kepada pasien. Pengiriman barang ini kemungkinan karena obat yang dibutuhkan benar-benar tidak ada dipersediaan gudang dan apotek Kimia Farma lainnya atau bahkan kosong dari distributor sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam hal pemesanan obat.

Untuk resep kredit dilakukan dengan cara pihak apotek mengambil resep dari dokter yang sudah mengadakan kerja sama dengan pihak instansi terkait.

(26)

18

Setelah resep dibawa kembali ke apotek untuk kemudian diberi harga dan selanjutnya diracik, petugas akan menghantarkan obat tersebut ke rumah pasien.

Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang juga memberlakukan program yang biasa disebut “tinggal ambil”, dimana seperti halnya kitir namun disini yang mengambil obat adalah pasien. Pasien dapat memilih apakah ingin mengambil obat keesokan harinya di apotek Kimia Farma 71 Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang setelah obat diambilkan atau akan diberitahu bahwa obat sudah tersedia melalui telepon atau pesan singkat, atau pasien datang ke apotek Kimia Farma lainnya yang sudah dipastikan bahwa obat tersedia disana. Untuk hal ini harga dapat dihitungkan di apotek Kimia Farma 71 Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dan pasien membayar di apotek tersebut sehingga pasien tinggal mengambil obat di apotek Kimia Farma sebelumnya dengan membawa surat keterangan dari apotek Kimia Farma 71 Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang atau pasien dapat membayar di apotek Kimia Farma lainnya yang dituju.

4.3

Pengelolaan Obat

4.3.1 Perencanaan dan pengadaan

Kegiatan perencanaaan dan pengadaan barang di apotek merupakan kegiatan yang penting karena untuk mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran serta menghindari terjadinya kekosongan stok obat.

Di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang, kegiatan perencanaan dan pengadaan barang dilakukan dengan melakukan pencatatan pada buku defecta. Untuk pesanan barang harian di apotek Kimia Farma, dibatasi maksimal sepuluh jenis barang. Sehingga, perlu dilakukan perencanaan yang matang mengenai barang apa saja yang cepat habis dan sangat dibutuhkan (pareto) oleh apotek. Sedangkan untuk permintaan besar biasanya dilakukan setiap hari senin dan setiap akhir bulan juga terdapat Super Pareto dimana semua barang-barang di apotek didata satu persatu jumlahnya.

Berdasarkan teori, setelah barang-barang yang hampir habis dicatat di buku defecta, maka pihak apotek harus membuat Surat Pesanan (SP) untuk

(27)

19

dikirimkan ke PBF (Pedagang Besar Farmasi). Namun, di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang, setelah dilakukan pencatatan di buku defecta, tidak langsung dibuat SP, melainkan dari data tersebut dibuatkan BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek). Setelah itu BPBA tersebut dikirimkan ke BM di Jl. Pemuda melalui e-mail

Selanjutnya, dibagian BM dipilah barang-barang yang tersedia di BPBA. Apabila barang yang dipesan tersedia di gudang, maka bisa langsung diambil atau dikirim ke apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang. Setiap penerimaan barang dari BM disertakan bukti droppingan barang. Tetapi, apabila barang pesanan tidak tersedia di BM maka bagian BM akan membuat Surat Pesanan (SP) yang kemudian dikirimkan ke distributor lalu obat dikirim ke apotek dan mendapat bukti pembelian (faktur). Secara administrasi semua keperluan pemesanan barang dilakukan oleh Bisnis Manager.

Khusus obat-obatan Narkotika yang sudah hampir habis atau sudah habis di Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang, ditulis pada SP Narkotika yang dapat dilakukan langsung di setiap apotek Kimia Farma tanpa melalui BM Semarang. Sp Narkotika ini terdiri dari empat lembar, salah satunya disimpan sebagai arsip dan yang lainnya diserahkan kepada pihak distributor, yang kemudian SP Narkotika tersebut dikirim ke PBF. Barang yang dipesan akan segera dikirim langsung ke apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang.

Obat Psikotropika yang telah habis ditulis dalam buku defecta. Setelah itu, obat paten psikotropika produksi Kimia Farma langsung dipesan lewat distributor Kimia Farma dengan menggunakan SP sendiri milik apotek Kimia Farma. Sedangkan, oabt paten psikotropika produksi pabrik lain dipesan menggunakan BPBA yang kemudian akan dikirim melalui BM.

SP Narkotika di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang, hanya dapat diisi dengan satu macam Narkotika. Sedangkan untuk obat Psikotropika dapat memesan lebih dari satu macam obat dalam satu SP.

(28)

20

4.3.2 Penyimpanan

Barang-barang yang sudah datang ke apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 Semarang tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Pasti disimpan dengan ra[pi agar barang tersebut tidak hilang, tidak mudah rusak, dan mudah terawasi.

Di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No.3 semarang kegiatan penyimpanan dilakukan agar mudah dalam pengambilan dan pengawasannya. Penyimpanan barang-barang HV/OTC disimpan atau didisplay di swalayan farmasi yang juga merupakan salah satu keunggulan dari apotek Kimia Farma. Penataan dibedakan menurut khasiat, bentuk sediaan,dan menurut abjad.

Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter disimpan dalam rak tersendiri di dalam apotek. Penyusunan dalam rak disusun berdasarkan bentuk sediaan obat (salep,tetes mata,tetes telinga, inhaler, sirup, drop, tablet, kaplet, dan kapsul) dan berdasarkan urutan abjad. Kemudian dilakukan pengelompokkan tersendiri untuk obat generik, obat antibiotik, obat baru, obat produksi Kimia Farma serta menurut abjad. Obat yang thermolabil harus disimpan dalam lemari es karena rusak pada suhu kamar. Penyusunannya juga berdasarkan abjad. Contohnya adalah suppositoria dan ovula.

Semua bahan baku yang berebntuk serbuk, setengah padat, dan cairan disimpan dalam lemari tersendiri sesuai bentuknya. Dan sesuai dengan UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, penyimpanan obat Narkotika di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang didimpan dalam lemari terkunci yang terpisah dari obat lain.

Untuk penyusunan obat di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang, sesuai dengan teori dimana penyusunannya menerapkan prinsip FIFO

(First In First Out) serta FEFO (First Expiry First Out) sehingga kemungkinan

kecil obat kadaluwarsa sangatlah kecil.

Kartu stock yang dimiliki apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang terdiri atas nomor; tanggal; keterangan; jumlah obat masuk; keluar; serta paraf. Kartu stock berfungsi mencatat mutasi obat dan alat bantu menyusun laporan, perencanaan pengadaan, distribusi, pengendalian persediaan, sebagai pembanding terhadap keadaan fisik dalam tempat penyimpanan.

(29)

21

Metode penyimpanan untuk mutu obat di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang sudah sesuai standar, dimana ruangan diusahakan selalu sejuk dengan di pasangnua AC agar suhu obat selalu stabil sehingga mutu obat lebih terjamin.

4.3.3 Administrasi

Pengelolaam administrasi secara keseluruhan ditangani oleh BM Semarang, sedangkan di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang hanya melakukan administrasi penjualan, administrasi pengelolaan, dan administrasi biaya.

Administrasi penjualan yaitu melayani resep baik tunai maupun kredit. Pada resep tunaii, pasien harus membayar kontan, sedangkan resep kredit, apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang semarang bekerja sama dengan PT. PLN, Jamsostek, Askes, PMS (Pabrik Minyak Simongan), PBF Kimia Farma, Telkom. Pembayarannya pihak antara apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dengan BM semarang mengirimkan rekap data resep yang masuk di apotek mereka. Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang juga mengelola administrasi penjualan non resep misalnya penjualan OTC dan UPDS.

Administrasi pengelolaan barang di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang melakukan pencatatan di kartu stock seriap ada pemasukan dan pengeluaran barang. Sedangkan administrasi biaya di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang meliputi biaya operasional dan non operasional.

4.3.4 Dispensing

Menurut apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dispensing merupakan penyerahan obat dari pihak apotek pihak apotek kepada pasien. Selain itu, pihak apotek juga memberikan informasi-informasi mengenai cara pemakaian, cara penyimpanan, efek samping, keterangan lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.

Keterangan yang diberikan dari pihak apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang kepada pasien adalah sebagai berikut.

1. Nama Obat 2. Indikasi

(30)

22

3. Aturan pakai, dosis, cara pemakaian (oral/topikal), frekuensi penggunaan, waktu kinum obat (sebelum, sesaat atau sesudah makan

4. Cara penggunaan :

a. Jika sediaan berbentuk sirup/suspensi maka harus di kocok terlebih dahulu

b. Antasida harus dikunyah dahulu

c. Tablet sublingual diletakkan dibawah lidah dan jangan ditelan secara langsung serta dilarang berkumur, merokok, mengulum permen, minum, dll yang berhubungan memasukan sesuatu dalam mulut agar obat bekerja secara maksimal.

d. Tablet bukal diletakkan di antara gigi dan gusi dan jangan ditelan secara langsung serta dilarang berkumur, merokok, mengulum permen, minum, dll yang berhubungan memasukan sesuatu dalam mulut agar obat bekerja secara maksimal.

e. Teknik khusus menggunakan tetes mata, inhaler, tetes telinga, tetes hidung, suppositoria, ovula

5. Cara penyimpanan

6. Kemungkinan terjadinya efek samping yang akan dialami dan bagaimana cara meminimalkan / mencegah resiko efek samping itu.

4.3.5 Pemusnahan obat dan Resep

Pemusnahan obat-obatan kadaluwarsa bertujuan untuk mengindari hal-hal

yang tidak diinginkan misalnya terjadi penggunaan obat ED tersebut terhadap orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini juga untuk menghindari kekecewaan pasien apabila terdapat obat sudah kadaluwarsa, bahkan rusak mutu obatnya.

Di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang, sebelum dilakukan pemusnahan obat ED, terlebih dahulu dilakukan pendataan barang yang mendekati Ednya dan dikelompokkan tersendiri. Jika barang-barang tersebut tidak laku dijual maka diretur dan dikembalikan ke distributor namun untuk barang yang tiga bulan sebelum ED barang tersebut juga masih utuh atau disegel serta harus ada faktur aslinya.

(31)

23

Obat non Narkotika, pemusnahannya dilakukan sendiri oleh apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang tanpa mendatangkan saksi dari Dinas Kesehatan maupun dari Kepala Badan POM. Pemusnahan obat non Narkotika dilakukan langsung oleh Apoteker didampingi oleh tiga Asisten Apoteker yang ikut menyaksikan (menjadi saksi)

Pemusnahan obat Narkotika dilakukan pihak apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dengan mendatangkan saksi dari Dinas Kesehatan dan Kepala Badan POM. Setelah melakukan pemusnahan obat yang non-Narkotika maupun Narkotika, pihak apotek wajib membuat Berita Acara Perkara.

Pemusnahan resep dilakukan bila usia resep minimal tiga tahun. Pemusnahan resep di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dilakukan bersama-sama dengan seluruh apotek Kimia Farma dan Berita Acara Perkara dibuat oleh Bisnis Manager.

(32)

24

BAB V

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

1. Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang merupakan salah satu apotek berkualitas, karena sistem perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan barang dapat berjalan dengan baik dan teratur. Sistem pelaporan Narkotika dan Psikotropika dilakukan secara rutin, sistem administrasi apotek ditangani oleh pusat karena apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang merupakan apotek pelayan. Sistem pelayanan pasien dilakukan dengan baik, salah satu contohnya adalah pelayanan antar obat kerumah pasien tanpa dipungut biaya tambahan.

2. Secara keseluruhan Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang telah melakukan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik dan teratur sesuai dengan teori yang ada.

3. Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik dan SDM yang terampil dalam bidangnya.

4. Apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang dalam pengadaan sediaan farmasinya menggunakan sistem pareto, penyimpanannya berdasarkan bentuk sediaan, tersusun secara alfabetis dan kombinasi FIFO dan FEFO dan pada penjualannya apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang melayani penjualan resep tunai dan kredit.

5.2

Saran

1. Sebaiknya pada barang HV ditempelkan bandrol harga agar pasen tidak bolak balik menanyakan kepada kasir dan agar mempercepat proses pelayanan kepada pasien dan agar pasien tidak terlalu banyak yang menunggu.

2. Sebaiknya melakukan pemantauan barang meliputi pemasukan dan pengeluaran yang sesering mungkin agar mencegah terjadinya kerugian.

(33)

25

3. Perlu ditingkatkan lagi peran Apoteker dalam melakukan konseling terhadap pasien, dan informasi obat.

4. Lebih ditingkatkan lagi kecepatan dalam pelayanan terutama pada penggunaan komputer pada kasir serta kedisplinan mengisi kartu stock. 5. Menambah informasi obat bukan hanya sekedar cara minum, waktu minum

tetapi juga menambah informasi tentang pantangan yang harus dihindari, ataupun memberikan konsultasi bila pasien membutuhkannya, sehingga pasien merasa aman membeli obat di apotek Kimia Farma Jl. Dr. Soetomo No. 3 Semarang.

6. Sebaiknya perlu ditingkatkan lagi kerja sama antar petugas apotak (Asisten Apoteker dan Non Asisten Apoteker).

(34)

26

DAFTAR PUSTAKA

http://duniapharmacy.blogspot.com/2011/12/definisi-apotek.html. diakses 24 Agustus 2014. Jam 22.45 WIB

http://farmasi-istn.blogspot.com/2007/11/pengertian-tugas-dan-fungsi-apotek.html diakses 24 Agustus 2014. Jam 23.05 WIB

http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/18/sejarah-visi-misi-tujuan-dan-budaya-perusahaan-pt-kimia-farma/

diakses 25 Agustus 2014. Jam 19.12

(35)

27

DAFTAR LAMPIRAN

1. Halaman depan dan pintu masuk Apotek Kimia Farma 71 2. Toilet dan Mushola Apotek Kimia Farma 71

3. Swalayan Apotek Kimia Farma 71 4. Ruang Tunggu Apotek Kimia Farma 71 5. Bagian dalam Apotek Kimia Farma 71 6. Etiket Apotek Kimia Farma 71

7. SP Narkotika Apotek Kimia Farma 71 8. SP Psikotropika Apotek Kimia Farma 71 9. Faktur Apotek Kimia Farma 71

10. Kartu Stock Apotek Kimia Farma 71 11. Kwitansi Apotek Kimia Farma 71 12. Copy Resep/Apograph

(36)

28

(37)

29

FOTO DEPAN APOTEK

FOTO TOILET DAN MUSHOLA

(38)

30

FOTO RUANG TUNGGU

(39)
(40)

32

ETIKET

SP NARKOTIKA

(41)

33

FAKTUR PEMBELIAN

FAKTUR PENJUALAN (STRUK)

(42)

34

KWITANSI

Gambar

FOTO TOILET DAN MUSHOLA

Referensi

Dokumen terkait

Buku perkuliahan ini disusun sebagai salah satu sarana pembelajaran pada mata kuliah Metodologi Penelitian Komunikasi Dakwah. Secara rinci buku ini memuat beberapa paket

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan kesehatan Pertolongan Pertama

Hal ini terlihat bahwa t hitung t tabel yaitu 2,62 2,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode

aliran sungai (Metode F.J. Mock) dari tahun 1999 sampai dengan 2013 pada Pos AWLR Belencong diperoleh besarnya debit yang dihasilkan oleh Model Mock lebih kecil

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan membaca siswa kelas I di SDN 1 Taman Sari, disebabkan pembelajaran masih terpusat pada guru dan siswa kurang tertarik

Hasi penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara penambahan kayu kurut dengan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter kimia

(3) Pemungutan Retribusi yang tidak menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan perbuatan melawan hukum

Di kota Padang pada bulan Juni 2015, 5 (lima) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar 0,73 persen,