• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS & PERANCANGAN PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS & PERANCANGAN PROGRAM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS & PERANCANGAN PROGRAM

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Pembuatan obat-obatan dimulai di ALRI pada tahun 1950. unit farmasi yang sudah terbentuk ini diberi nama DOAL-S (Depot Obat Angkatan Laut - Surabaya). Awalnya unit farmasi ini masih sangat sederhana dan baru memiliki satu orang apoteker pada tahun 1955 yaitu Drs. H. M. Kamal, sabagai kepala Jawatan Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Laut dan beberapa tenaga asisten apoteker serta beberapa juru obat dari lulusan SD dan SMP hal ini dalam rangka peningkatan peran apoteker didalam Korps kesehatan dalam Konfrensi Kesehatan ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) di Cipayung.

Untuk mengoptimalkan kegiatan pembuatan obat-obatan di lingkungan Angkatan Laut didirikan PAFAL-D (Pabrik Farmasi Angkatan Laut - Djakarta) dan PAFAL-S (Pabrik Farmasi Angkatan Laut - Surabaya), berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kepala Staf Angkatan Laut No: Kep.M/KSAL 6740.1 tanggal 19 Juni 1962 oleh Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut: Laksamana Muda Laut R. E. Martadinata. PAFAL-D merupakan perkembangan lebih lanjut dari DOAL-D (Depot Obat Angkatan Laut - Djakarta). DOAL-D adalah badan farmasi TNI-AL pertama yang merupakan suatu organisasi gabungan dari Bagian

(2)

Pembuatan Obat dan Laboratorium Dinas Farmasi Bidang Kesehatan Angkatan Laut dengan Pusat Perbekalan Barang seksi Farmasi yang Fungsinya sebagai pusat perbekalan barang dan pengadaan serta distribusi obat untuk keperluan Angkatan Laut.

Pada tahun 1963, Pabrik Farmasi dan Laboratorium Angkatan Laut di jalan Bendungan Jati Luhur No.1 Jakarta Pusat di bangun dan diresmikan pada tanggal 22 Agustus 1963 oleh Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Laut Brigadir Jendral KKO Ali Sadikin dengan Direktur PAFAL-D dijabat oleh kapten Drs. R. Soekarjo, Apt. Dilanjutkan pada tanggal 5 November 1963 didirikan LKF-AL berdasarkan KepMen/PANGAL. 6740.1 ditandatangani oleh M. Enter 1/PAN GLIM A Angkatan Laut Laksamana Muda Laut R. E. Martadinata. Sehingga pada tanggal 22 Agustus diperingati sebagai hari jadi Lembaga Farmasi TNI AL.

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan ruang lingkup kegiatan Kimia dan Kefarmasian di Lingkungan Angkatan Laut dilakukan penggabungan 2 instansi antara PAFAL-D dan Lembaga Kimia Angkatan Laut, ditandai dengan serah terima Jabatan Kepala LKF-AL kepada PAFAL-D sehingga berganti nama Menjadi Lembaga Farmasi Angkatan Laut pada tahun 1976.

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) di lingkungan Industri Farmasi Nasional, LAFIAL mulai melakukan kegiatan pembenahan dalam rangka persiapan menuju Industri Farmasi yang sesuai standar dilakukan pada tahun 1988 akhirnya pada tahun 1998 Departemen Kesehatan memberikan sertifikat CPOB yang diserahkan oleh KA Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) dan diterima ASPERS (Asisten

(3)

Personal) KASAL Bapak Laksamana Muda Bambang Suryanto. Sejak itu LAFIAL semakin berkibar sebagai pusat kegiatan Produksi dan Laboratorium Angkatan Laut serta kerjasama dengan Lembaga Industri Farmasi dan Penelitian Nasional menjadi Center of Community Apoteker Angkatan Laut.

Sehingga dengan berjalannya waktu pada tahun 2005 sesuai SKEP KSAL NOMOR: SKEP/4832/IX2005 tanggal 21 September 2005 tentang ”pemberian nama fasilitas kesehatan TNI-AL” maka LAFIAL diberi nama menjadi LAFIAL Drs. H. M. KAMAL, Apt.

3.1.2 Visi dan Misi Sasaran Perusahaan A. Visi LAFIAL

Sebagai Lembaga Kefarmasian Matra Laut Nasional yang profesional

B. Misi LAFIAL

1) Melaksanakan produksi bekal kesehatan untuk kebutuhan prajurit TNI AL beserta keluarganya

2) Melaksanakan pendidikan kefarmasian strata D3 dan S1

3) Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang kefarmasian matra laut

4) Melaksanakan pemeriksaan obat dan makanan

(4)

3.1.3 Struktur Organisasi Lembaga Farmasi TNI-AL (Lafial)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi LAFIAL

Sumber : Ria Ariani & Damayanti, 2006, lampiran hal.45

3.1.4 Uraian Tugas

Lembaga LAFIAL mempunyai struktur organisasi dan job description yang baik dan jelas. Secara struktural, LAFIAL adalah suatu unsur pelaksanaan teknis Diskesal, sedangkan secara operasional adalah di bawah Datasemen Markas Besar Angkatan Laut.

Pembentukan organisasi LAFIAL berdasarkan atas surat keputusan KASAL KEP No.117/KI/1984 tanggal 11 November 1984, tentang organisasi

(5)

dan prosedur Lembaga Farmasi AL. Organisasi LAFIAL terdiri dari unsur pimpinan, unsur pelayanan dan unsur pelaksana.

A. Unsur Pimpinan

Sebagai unsur pimpinan di LAFIAL adalah KALAFIAL (Kepala Lembaga Farmasi Angkatan Laut) yang dijabat oleh perwira Menengah yang berpendidikan Apoteker. KALAFIAL adalah pembantu dan pelaksana Kadiskesal di bidang kefarmasian dengan tugas dan kewajiban dalam penyelenggaraan pembinaan LAFIAL, pengendalian semua unsur di bawahnya dengan pengendalian program verja LAFIAL guna menjamin sasaran proram di bidang produksi dengan menerapkan CPOB. KALAFIAL juga mempunyai tanggung jawab mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program. Hal ini dimaksudkan menjamin pencapaian sasaran program yang berhasil guna dan berdayaguna serta berhak mengajukan pertimbangan lepada Diskesal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugas LAFIAL.

B. Unsur Pelayanan

TAUD (Tata Usaha Urusan Dalam) dipimpin oleh KATAUD (Kepala Tata Usaha Urusan Dalam), termasuk unsur pelayanan di LAFIAL yang mana bertanggung jawab penuh lepada KALAFIAL. Tata Usaha dan Urusan Dalam terdirisub-sub sebagai berikut

1) Urusan tata Usaha. Tata Usaha melaksanakan administrasi umum, korespondensi, dokumentasi dan menyiapkan data pelaksanaan fungsi LAFIAL untuk bahan penyusun laporan LAFIAL.

(6)

2) Urusan Dalam. Urusan dalam melaksanakan pengamanan/penjagaan didalam kompleks LAFIAL dengan mengatur dan menetapkan jadwal serta personal jaga. Mengatur masalah transportasi baik untuk antar jemput karyawan maupun untuk kegiatan dinas lainnya. Melaksanakan pemeliharaan, perbaikan listrik dan bangunan sipil. Melaksanakan penegakan disiplin anggota dan tata tertib pengunjung. Melaksanakan pengaturan fasilitas sarana, perbengkelan, termasuk fasilitas pengelolaan limbah cair dan padat. 3) Urusan Keuangan. Mengatur dan melaksanakan administrasi keuangan,

pemberian gaji dan pengeluaran lainnya di lingkungan LAFIAL dan untuk mendukung kegiatan LAFIAL.

4) Urusan Administrasi Personalia. Mengatur masalah kesejahteraan karyawan, kenaikan pangkat dan jabatan, serta melakukan seleksi untuk memperoleh karyawan honorer. Melaksanakan pelayanan administrasi personil di lingkungan LAFIAL, membantu menyiapkan data personil untuk evaluasi Daftar Susunan Personil dan Membantu menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan laporan bidang personil.

C. Unsur Pelaksana

Unsur Pelaksana di LAFIAL terdiri atas empat bagian, yaitu bagian DIK-UCOB (Diklat Uji Coba), bagian POM, bagian MATKES (Matra Kesehatan) serta bagian Produksi.

1) Bagian DIK-UCOB

Bagian pendidikan dan uji coba bertugas menyelenggarkan penelitian dan pengembangan kefarmasian untuk pelaksanaan produksi, farmasi matra

(7)

laut, farmasi militer, pendidikan dan latihan tenaga kefarmasian serta menyusun rencana dan programpelaksanaannya. Bagian DIK-UCOB ini disebut juga bagian LITBANG/DIKLAT.

Bagian Pendidikan dan Uji Coba terdiri dari sub-sub sebagai berikut. a. Sub Bagian Uji Coba

Sub bagian ini mencakup formulasi sediaan yang diproduksi di LAFIAL untuk dimasukkan ke dalam Standart Operating Procedure obat. Dalam penyusunan formula, sub bagian ini melakukan uji coba formula dalam skala laboratorium. Jika formula memberikan hasil terbaik maka dilakukan percobaan dan selanjutnya dilaksanakan produksi.

b. Sub Bagian Penelitian dan Latihan

Sub bagian ini menyusun program kerja berdasarkan masalah-masalah yang timbul pada saat penelitian dan latihan. Di samping itu sub bagian ini turut dalam mengatasi kegagalan produksi, bekerjasama dengan bagian POM, bagian produksi dan sub bagian lain yang terkait.

c. Sub Bagian Farmasi Matra

Sub bagian ini melaksanakan penelitian dibidang Matra Laut untuk mendukung kegiatan operasi militer khususnya di laut, mementau perkembangan ilmu matra laut serta melakukan uji coba dan latihan di lapangan.

Ketiga sub bagian tersebut mempunyai tugas-tugas sebagai berikut.

a. Melakukan uji coba untuk menyempurnakan dan mengembangkan produksi obat LAFIAL.

(8)

b. Melaksanakan uji coba bidang obat-obatan, sediaan farmasi dan kimia lainnya khas matra laut guna mendukung operasi dan latihan TNI AL c. Melaksanakan pengambilan, penyimpanan dan pengamatan setiap item

produk secara berkala dalam rangka melaksanakan validasi mutu.

d. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan pendidikan bagi mahasiswa yang melakukan penelitian dan praktek verja lapangan di LAFIAL.

e. Melanjutkan kegiatan peningkatan pengetahuan dan pelatihan tentang ilmu farmasi khususnya dibidang CPOB bagi karyawan LAFIAL dalam rangka meningkatkan keterampilannya.

f. Koordinasi dari pihak terkait baik di lingungan LAFIAL/DISKESAL, perguruan tinggi maupun TNI AL/TNI adalah untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan farmasi.

g. Mendidik tenaga pelayanan perpustakaan dan melengkapi buku-buku referensi atau literatur di bidang farmasi dan nimia.

2) Bagian POM

Bagian POM adalah unsur pelaksanaan LAFIAL yang bertugas melakukan pengawasan atau pengujian mutu produksi obat LAFIAL sehingga menjamin kualitas produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan tujuan penggunaannya. Bagian POM disebut juga sebagai Quality Control.

(9)

Fungsi bagian POM dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut.

a. melaksanakan pengambilan contoh dan pemeriksaan terhadap obat-obatan, makanan dan air yang digunakan di lingkungan Angkatan Laut atau tugas-tugas TNI.

b. Melaksanakan pemeriksaan mutu perbekalann Farmasi.

c. Melaksanakan pemeriksaan bahan baku, mutu obat, makanan dan air atas permintaan instansi Angkatan Laut yang membutuhkan. d. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program, guna

menjamin pencapaian sasaran secara brhasil dan berdaya guna. e. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada LAFIAL.

Dalam melaksanakan tugasnya bagian POM dibagi menjadi 4 sub bagian antara lainsebagai berikut.

1. Sub Bagian Analisis Instrumen

Bertugas melaksanakan pemeriksaan menggunakan instrumen analisis fisika kimia bahan baku obat, obat setengah jadi, dan obat jadi.

2. Sub Bagian Laboratorium Kimia

Bertugas melaksanakan pemeriksaan secara kimiawi bahan baku obat, obat setengah jadi, obat jadi dan bahan pengemas.

3. Sub Bagian Laboratorium Mikrobiologi

Bertugas melaksanakan pemeriksaan secara mikrobiologi bahan baku, obat setengah jadi, dan bahan pengemas.

(10)

4. Sub Bagian Laboratorium Makanan

Bertugas melaksanakan pemeriksaan makanan, minuman dan air dalam rangka pengawasan mekanan di lingkungan Angkatan Laut.

3) Bagian MatKes

Bagian MatKEs adalah unsur pelaksana LAFIAL yang bertugas menyelenggarakan pengendalian, penyediaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan distribusi material kesehatan dalam rangka produksi, pemeriksaan dan uji coba di lingkungan LAFIAL.

Fungsi MatKes adalah sebagai berikut.

a. Menyusun rencana penyediaan MatKes dalam rangka produksi peeriksaan dan uji coba.

b. Menyusun rencana produksi obat berdasarkan rencana dan program Diskesal.

c. Melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pemeliharaan, MatKes serta penyimpanan hasil produksi.

d. Melaksanakan pemeliharaan Matkes di lingkunagn LAFIAL

e. Melaksanakan data pengumpulan produksi obat dan menyiapkan laporan produksi obat.

(11)

Bagian MatKes terdiri dari sub-sub sebagai berikut. 1. Sub Bagian Renprod

Perencanaan produksi obat disusun atas dasar kebutuhan fasilitas kesehatan di lingkungan Angkatan Laut yang diolah melalui hasil rapat Penja Perencanaan Produksi DISKESAL dan diketuai oleh sekertaris DISKESAL untuk menetapkan jenis dan kuantitas obat yang akan di produksi.

2. Sub Bagian Depo Produksi

Depo produksi merupakan tempat atau gudang penyimpanan sementara bahan-bahan produksi dan obat jadi. Bahan produksi terdiri dari atas bahan baku dan bahan penolong lainnya dan obat jadi disimpan oleh LAFIAL.

3. Sub Bagian DALHARMAT

Bagian ini bertugas melakukan perbaikan dan perawatan material kesehatan meliputi alat produksi, alat-alat laboratorium/ alat-alat lainnya sebagai pendukung. Selain itu administrasi penyelenggaraan material kesehatan berupa buku manual alat kesehatan dan kartu pemeliharaan juga membuat laporan kegiatan kerja mingguan, bulanan dan tahunan secara berkala.

4) Bagian Produksi

Bagian produkasi adalah unsur pelaksanaan LAFIAL yang bertugas menyelenggarakan pembuatan/produksi obat yang telah direncanakan berdasarkan SOP dari setiap produk yang ada.

(12)

2. Sub Bagian Tablet

Mempunyai tugas melaksanakan semua tahap pembuatan tablet mulai dari penimbangan, pencampuran, granulasi, pengeringan, pencetakan, dan penyalutan sediaan tablet serta pengemasan.

3. Sub Bagian Cairan

Mempunyai tugas melaksanakan proses pembuatan cairan dimulai dari penimbangan, pencampuran, pengisian, dan pengemasan.

4. Sub Bagian Kapsul

Mempunyai tugas melaksanakan proses pembuatan kapsul dimulai dari penimbangan, pengisian serta pemeriksaan meliputi keragaman bobot. 5. Sub Bagian Semi Padat

Mempunyai tugas melaksanakan proses pembuatan semi padat dimulai dari penimbangan, pencampuran, pembuatan basis, pencampuran, pengisian serta pemeriksaan homogenitas dan viskositas.

6. Sub Bagian Pengemasan

Mempunyai tugas melaksanakan proses pengemasan sediaan tablet, kapsul, kaplet, krim, salep serta cairan.

3.1.5 Permasalahan Yang Dihadapi

Permasalahan yang ada pada LAFIAL adalah sedikitnya alat-alat untuk memproduksi obat. Selain itu banyak mesin yang menganggur dalam sekali proses, di mana mesin yang fungsinya sama tidak digunakan dalam waktu

(13)

bersamaan, sehingga rata-rata keterlambatan dalam proses pengerjaan cukup tinggi.

3.1.6 Usulan Pemecahan Masalah

Penyelesaian masalah akan menggunakan program komputer yang digunakan untuk mengoptimasi penjadwalan produksi sehingga meminimalkan rata-rata keterlambatan pekerjaan pada mesin yang dikerjakan secara paralel.

3.2 Teknik Pengumpulan Data • Survei Lapangan

Survey lapangan diawali dengan kegiatan pra survei dan observasi untuk menetapkan batas permasalahan studi penelitian dan mengamati langsung apa yang ada di lapangan. Pra-survei, obesrvasi, dan survei lapangan diimplementasikan sebagai parameter-parameter perencanaan.

• Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui struktur organisasi dan bagaimana perusahaan tersebut menyusun strategi untuk mengambil keputusan, yang kemudian akan dibandingkan dengan hasil yang didapat melalui penelitian.

• Studi Pustaka

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai buku-buku pengetahuan yang berhubungan dengan algoritma heuristic khususnya neighborhood search dan metode optimasi penjadwalan, serta

(14)

literatur-literatur lainnya yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan program aplikasi.

3.3 Perancangan Program Aplikasi

Untuk merancang program aplikasi penjadwalan mesin yang menggunakan traffic congestion ratio dan neighborhood search, menggunakan Borland Delphi 7 yang akan dioperasikan pada sistem operasi Windows XP. Untuk inputan program dilakukan secara real time dengan satuan waktu per jam .

3.3.1 Gambaran umum perancangan

Perancangan program aplikasi waktu pemesanan optimal secara garis besar dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Perancangan Aplikasi 2. Perancangan tampilan layar.

3.3.2 Perancangan Aplikasi

Perancangan algoritma Traffic Congestion Ratio dan Neighbourhod Search akan di jelaskan flow chart pada gambar 3.2.

(15)

Gambar 3.2 Diagram alir aplikasi

3.3.3 Perancangan Tampilan Layar

Program aplikasi akan dibuat menggunakan 3 menu tampilan, yaitu menu input, menu about, dan menu help. Berikut pada gambar 3.2 adalah gambar relasi antar menu.

START Hitung TCR,Md, Mp, Wd, dan Wp Aturan mesin berbobot kecil End Neighbourhood

Search Gunakan aturan EDD Pilih solusi optimal Hitung Ri untuk setiap pekerjaan i

(16)

Gambar 3.3. Struktur tampilan program

Gambar 3.2 menunjukan struktur tampilan program aplikasi yang akan dibuat. Arah panah tunggal memiliki arti bahwa pada saat menu baru dipanggil maka menu pemanggil dapat diedit (tetap aktif). Sedangkan arah panah bolak-balik memiliki arti bahwa pada saat menu baru dipanggil maka menu pemanggil tidak dapat diedit (tidak aktif), menu pemanggil akan aktif kembali bila menu yang dipanggil sudah tidak aktif (menu yang dipanggil sudah ditutup). Berikut adalah penjelasan tiap menu yang digunakan.

1. Menu utama

Menu utama adalah menu yang muncul pertama kali ketika program dijalankan. Berikut ini adalah rancangan dari menu utama

Menu Utama Menu About Exit Menu Input

(17)

Gambar 3.4 : Perancangan Menu Utama 2. Menu Input

Pada menu ini dilakukan perhitungan untuk menentukan waktu yang optimal memesan kembali dan juga total biaya untuk memesan kembali. Adapun rancangan layar menu analisa ini sebagai yang ditampilkan oleh gambar 3.4

Gambar 3.5 : Rancangan menu input 1 Next Jumlah Mesin Paralel

Jumlah Pekerjaan Input About

(18)

Gambar 3.6 : Rancangan menu input 2

3. Menu About

Menu ini berisi tentang profil singkat dari penulis.

Gambar 3.7: Rancangan menu About Profil penulis

Exit Waktu yang

dibutuhkan

Unit Batas waktu

t1 n1 d1 ….. ….. ….. tn nn dn Optimize

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi LAFIAL
Gambar 3.3. Struktur tampilan program
Gambar 3.5 : Rancangan menu input 1  Next Jumlah Mesin Paralel
Gambar 3.6 : Rancangan menu input 2

Referensi

Dokumen terkait

• Imago betina meletakkan telur pada malam hari, telur diteletakkan secara berkelompok pada permukaan daun tanaman bawang merah dan telurnya berbentuk oval.. Kelompok telur di

Dari potongan-potongan kayu yang kecil dapat dibuat balok laminasi dengan panjang, lebar dan tebal yang dinginkan yaitu dengan cara menyambung ujung-ujung papan dan

Kartun Benny & Mice versi bluetooth handsfree , Benny direpresentasikan pria yang dianggap tidak ketinggalan jaman digambarkan bisa memiliki bluetooth handsfree sebagai

By using a Biskiz Susu packaging design as a case study, I try to analyze the design elements, like color, shape, brand, illustration/character, typography, and layout and

Under the Paperwork Reduction Act, a person is not required to respond to a collection of information unless it displays a valid OMB control number. We try to create

Dari Hasil Penelitian mengenai penelitian pada PT.Milenium Pharmacon Internasional,Tbk.Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam perhitungan PPh 21 yang menggunakan UU Tahun Pajak Nomor

Perumusan visi pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pandeglang berdasarkan hasil pengkajian terhadap potensi, kendala, permasalahan serta tujuan pembangunan,

IC AT89S51 bekerja untuk memproses hasil dari sensor untuk diteruskan pada output yang berupa pergerakan motor stepper dan display led matrix. Alat ini sangat praktis dan efisien,