• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kp (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kp (1)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang

Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa S-1 Program Studi teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas oleh mahasiswa S-1 Program Studi teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Kegiatan tersebut diharapkan menambah Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Kegiatan tersebut diharapkan menambah  pengetahuan dan

 pengetahuan dan pengalaman tepengalaman tentang dunia ntang dunia industri industri diharapkan mahasiswa diharapkan mahasiswa dapatdapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap dan sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap dan mampu untuk berkompetisi nantinya ketika memasuki dunia kerja. Selain maksud mampu untuk berkompetisi nantinya ketika memasuki dunia kerja. Selain maksud di atas mata kuliah kerja praktek menjadi salah satu pendorong utama bagi di atas mata kuliah kerja praktek menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi lapangan kerja dan untuk melihat tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja.

aplikasi praktis di dunia kerja.

Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada tujuan dan sasaran Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, pada umumnya sasaran perusahaan adalah untuk memperoleh yang ingin dicapai, pada umumnya sasaran perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi tersebut, laba yang optimal demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi tersebut,  perusahaan

 perusahaan memerlukan memerlukan suatu suatu perencanaan perencanaan yang yang tepat, tepat, sehingga sehingga aktivitas aktivitas yangyang dilakukan perusahaan terus berkembang.

dilakukan perusahaan terus berkembang.

Dimana setiap perusahaan harus mempunyai strategi untuk mendapatkan Dimana setiap perusahaan harus mempunyai strategi untuk mendapatkan konsumen melalui tawaran yang lebih menarik dan mempertahankan konsumen melalui tawaran yang lebih menarik dan mempertahankan konsumennya melalui suatu jaminan kepuasan salah satu strategi yang dapat konsumennya melalui suatu jaminan kepuasan salah satu strategi yang dapat ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah memberikan ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah memberikan  pelayanan

 pelayanan purna purna jualjual (after sales)(after sales)  pada konsumen yang salah satu bentuknya  pada konsumen yang salah satu bentuknya adalah penawaran garansi

adalah penawaran garansi (warranty),(warranty), untuk pembelian jenis produk tertentu.untuk pembelian jenis produk tertentu.

PT. Surveyor Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang PT. Surveyor Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

(2)
(3)

 jumlah,

 jumlah, kondisi kondisi luar, luar, pembungkupembungkusan san atau atau kemasan, kemasan, mutu, mutu, jumlah, jumlah, ukuran-ukuranukuran-ukuran  panjang,

 panjang, berat berat maupun maupun isi isi dan dan tanda-tanda tanda-tanda pengenal pengenal serta serta persyaratan persyaratan yangyang ditetapkan atas hasil kegiatan tersebut diatas dibuktikan dengan menerbitkan ditetapkan atas hasil kegiatan tersebut diatas dibuktikan dengan menerbitkan laporan survey (

laporan survey ( survey  survey report report ) dan atau sertifikat pengawasan () dan atau sertifikat pengawasan (inspectioninspection certificate

certificate). Dalam sistem yang dianut PT.Surveyor Indonesia, maka sangat). Dalam sistem yang dianut PT.Surveyor Indonesia, maka sangat diperlukan kepercayaan konsumen dengan cara memberikan diperlukan kepercayaan konsumen dengan cara memberikan penawaran- penawaran

 penawaran salah salah satunya satunya dengan dengan memberikan memberikan layanan layanan yang yang terbaik. terbaik. OlehOleh karenanya, penulis tertarik untuk membahas :

karenanya, penulis tertarik untuk membahas : ““Control liquid pada saatControl liquid pada saat

unloading

unloading

 di di

Port 

Port 

 TBBM Makassar TBBM Makassar”.”.

B. Tujuan Kerja Praktek B. Tujuan Kerja Praktek

Tujuan pelaksanaan kerja praktek dapat dijelaskan sebagai berikut : Tujuan pelaksanaan kerja praktek dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.

1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antaraTerciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.

outputnya. 2.

2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalamMeningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.

memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional. 3.

3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui danMembuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasinya di dunia industri pada umumnya serta memahami aplikasinya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.

mampu menyerap berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh. 4.

4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di duniaMahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri, sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara industri, sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh yang terjadi di dunia industri.

utuh yang terjadi di dunia industri. 5.

5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir secara konstruktif,Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir secara konstruktif, serta memahami permasalahn yang terjadi di dunia khususnya di serta memahami permasalahn yang terjadi di dunia khususnya di dalam aplikasi teknik dan manajemen industri.

(4)

Tujuan Khusus Tujuan Khusus

1.

1. Mengenal lebih jauh tentang bidang yang sesuai dengan mataMengenal lebih jauh tentang bidang yang sesuai dengan mata kuliah yang dipelajari di program studi Teknik Industri Universitas kuliah yang dipelajari di program studi Teknik Industri Universitas Hasanuddin dengan mata kuliah yang dipelajari di program studi Hasanuddin dengan mata kuliah yang dipelajari di program studi Teknik Industri Universitas Hasanuddin dengan penerapannya di Teknik Industri Universitas Hasanuddin dengan penerapannya di dunia industri, khususnya di PT. SURVEYOR INDONESIA dunia industri, khususnya di PT. SURVEYOR INDONESIA CARGO MONITORING MAKASSAR.

CARGO MONITORING MAKASSAR. 2.

2. Melakukan analisis kontrol pada saat pembongkaran liquid.Melakukan analisis kontrol pada saat pembongkaran liquid. 3.

3. Menganalisis penyebab terjadi loss.Menganalisis penyebab terjadi loss.

C. Tempat Dan Jadwal Kegiatan Kerja Praktek C. Tempat Dan Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan di

Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan di PORT  PORT  Timbunan Bahan Bakar Timbunan Bahan Bakar Minyak makassar, Jl Soekarno - Hatta no.1 yang berlangsung pada periode maret Minyak makassar, Jl Soekarno - Hatta no.1 yang berlangsung pada periode maret

 – 

 –  april 2017. april 2017.

D. Batasan Masalah D. Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis hanya membatasi Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis hanya membatasi  pembahasan

 pembahasan dalam dalam lingkuplingkup Unloading Unloading   (pembongkaran), untuk mengetahui  (pembongkaran), untuk mengetahui  penyebab

 penyebab terjadinyaterjadinya loss liquid loss liquid   pada saat  pada saat unloading unloading (pembongkaran) dilakukan.(pembongkaran) dilakukan.  Liquid 

(5)

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Gambaran Umum PT Surveyor Indonesia ( Persero )

PT Surveyor Indonesia ( Persero ) atau PTSI merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang survei, inspeksi, dan konsultasi. Perusahaan ini didirikan  pada tanggal 1 Agustus 1991. Pada awalnya misi perusahaan adalah untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan  pra-pengapalan yang bertaraf internasional. Sejak bulan April 1997, perusahaan telah merumuskan misi sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Dengan rumusan misi yang baru, perusahaan memberikan beberapa layanan berupa  pemeriksaan teknis, survei, pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta konsultasi. Perusahaan melayani pasar mencakup berbagai bidang jasa termasuk industri, pemerintah, pengembangan wilayah, minyak dan gas bumi, mineral, sistem dan sertifikasi, lingkungan, pertanian serta manajemen outsourcing.

PT Surveyor Indonesia melalui pengalaman di berbagai bidang telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis yang membuat perusahaan mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan khusus dari  pengguna jasanya. Perusahaan telah banyak mengembangkan dan memberikan  berbagai jasa survei, inspeksi dan konsultasi kepada pelanggan-pelanggan kami,  baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan  perusahaan-perusahaan swasta.

(6)

B. Profil

1991

Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991 dengan misi awal membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia. Didukung kantor cabang di 22 negara, Surveyor Indonesia menjalankan fungsi Preshipment Inspection (PSI) dengan melakukan pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf internasional.

1997

Dengan berakhirnya penugasan PSI, sejak April 1997, Surveyor Indonesia telah merumuskan misi sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Kami memberikan beberapa layanan berupa pemeriksaan teknis, survei,  pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta konsultansi.

1998

PTSI melakukan sejumlah diversifikasi produk jasa berbasis survey, verifikasi, monitoring dan konsultansi.

2008

PTSI melakukan re-focusing pada bisnis yang sudah dijalankan dengan mengoptimalkan kekuatan sebagai independent assurance.

2010

PTSI membentuk 6 Unit Bisnis Strategis dengan mengembangkan kompetensi karyawan terkait.

2015

Penguatan pada empat sektor bisnis, yaitu Penguatan Institusi Kelembagaan, Infrastruktur, Mineral dan Batubara, Migas dan Sistem Pembangkit.

2016

(7)

Pasar yang di layani mencakup berbagai bidang jasa termasuk industri,  pemerintah, pengembangan wilayah, minyak dan gas bumi, mineral, sistem dan

sertifikasi, lingkungan, pertanian serta manajemen outsourcing .

Melalui pengalaman di berbagai bidang, PTSI  telah membangun  pengetahuan luas dalam proses bisnis. Sehingga mampu memberikan pelayanan

sesuai kebutuhan khusus para pengguna jasa kami.

PTSI telah banyak mengembangkan dan memberikan berbagai jasa survei, inspeksi dan konsultansi kepada pelanggan-pelanggan PTSI, baik pemerintah  pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan perusahaan-perusahaan

swasta.

PTSI  terus melakukan inovasi jasa-jasa baru dengan dukungan teknologi sehingga memberi nilai tambah kepada pelanggan. Jasa-jasa inovatif ini memberi manfaat yang sesuai dan berkontribusi strategis bagi kepentingan nasional dalam  jangka panjang.

Surveyor Indonesia berkantor pusat di Jakarta, memiliki enam kantor cabang dan beberapa unit wilayah kerja di seluruh Indonesia, menyediakan  pelayanan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

C. Visi dan Misi VISI

Menjadi perusahaan Independent Assurance Nasional yang diakui dunia dalam memberikan solusi menyeluruh kepada pelanggan.

MISI

 Mendorong pelanggan untuk mampu memenuhi persyaratan pelanggan

global sehingga memiliki daya saing global.

 Mitra strategis pemerintah, swasta dan lainnya untuk mengoptimalkan

(8)

 Menyediakan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi nasional

dan atau internasional dan teknologi terkini untuk memenuhi tuntutan  pasar.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 1. Struktur Organisasi PT.Surveyor Indonesia KORDINATOR WILAYAH TIMUR LEADER MAKASSAR KORDINATOR WILAYAH SULAWESI KORDINATOR WILAYAH BARAT LEADER RAHA LEADER PALOPO CARGO MONITORING LEADER BAU-BAU SURVEYOR LEADER KOLAKA LEADER KENDARI

(9)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pengendalian Mutu (

quality control

)

I. Pengertian Pengendalian Mutu

Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control ) yang  berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian mutu (quality control ) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional, 1985)

2. Pengendalian mutu (quality control ) adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan. (Astra TQC, 1984).

3. Pengendalian mutu (quality control ) merupakan keseluruhan rangkainan terpadu (sistem) yang efektif guna melakukan pengembangan kualitas, menjaga dan meningkatkan mutu kerja, melalui usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi, sehingga memungkinkan untuk memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Stephen, Productivity Series  No. 14, APO).

4. Pengendalian mutu (quality control ) adalah suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan dari semua tingkat jabatan secara musyawarah untuk meningkatkan mutu serta

(10)

 produktivitas kerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan. (Pusat Produktivitas Nasional, 1985)

B. Proses pengendalian mutu (quality control)

Menurut Mockler (1972), proses pengendalian mutu dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan sasaran Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau membangun proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan  pengendalian.

2. Lingkup kegiatan untuk memperjelas sasaran, maka lingkup proyek perlu didefinisikan lebih lanjut, yaitu mengenai ukuran, batas, dan jenis  pekerjaan apa saja (paket kerja, SPK, RKS) yang harus dilakukan untuk

menyelesaikan lingkup proyek keseluruhan.

3. Standar dan kriteria dalam usaha mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar, kriteria, atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan menganalisis pekerjaan. Standar, kriteria, dan patokan yang dipilih dan ditentukan harus bersifat kuantitatif, demikian pula metode pengukuran dan perhitungannya harus dapat memberikan indikasi terhadap pencapaian sasaran, seperti :

a. Berupa satuan uang, seperti anggaran per satuan unit pekerjaan (SRK), anggaran pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit  per jam, biaya angkutan per ton per km;

 b. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai deadline;

c. Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan;

d. Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang  berhubungan dengan kualitas material, dan hasil uji coba peralatan.

(11)

4. Merancang sistem informasi Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses  pengendalian proyekadalah perlunya suatu sistem informasi dan  pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan yang tepat, cepat, dan akurat. Sistem informasi tersebut harus dapat mengolah data yang telah dikumpulkan tersebut menjadi suatu bentuk informasi yang dapat dipakai untuk tindakan pengambilan keputusan. Pada akhir suatu kurun waktu yang ditentukan, diadakan pelaporan dan pemeriksaan,  pengukuran dan pengumpulan data serta informasi hasil pelaksanaan  pekerjaan. Agar memperoleh gambaran yang realistis, pelaporan sejauh

mungkin didasarkan atas pengukuran penyelesaian fisik pekerjaan.

5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan Pada langkah ini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan mencoba membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan. Oleh karena itu, metode yang digunakan harus tepat dan peka terhadap kemungkinan adanya penyimpangan.

6. Mengadakan tindakan pembetulan Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu diadakan langkah-langkah pembetulan. Tindakan pembetulan dapat berupa:

a. Realokasi sumber daya, misalnya memindahkan peralatan, tenaga kerja, dan kegiatan pembangunan fasilitas pembantu untuk dipusatkan ke kegiatan konstruksi instalasi dalam rangka mengejar jadwal  produksi.

 b. Menambah tenaga kerja dan pengawasan serta biaya dari kontingensi. c. Mengubah metode, cara, dan prosedur kerja, atau mengganti peralatan

yang digunakan. Hasil analisis dan pembetulan akan berguna sebagai umpan balik perencanaan pekerjaan selanjutnya dalam rangka mengusahakan tetap tercapainya sasaran semula. Pengendalian mutu sebaiknya dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

(12)

Menurut Soeharto (1997), tanda-tanda sebuah kegiatan  pengendalian mutu dikatakan efektif, apabila:

a. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan Metode atau cara yang digunakan harus cukup peka, sehingga dapat mengetahui adanya  penyimpangan selagi masih awal. Dengan demikian dapat diadakan koreksi pada waktunya sebelum persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit untuk diadakan perbaikan.

 b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar Untuk maksud ini diperlukan kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara akurat dan objektif.

c. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi penyelenggaraan proyek Dalam hal ini diperlukan kecakapan memilih titik atau masalah yang strategis agar penggunaan waktu dan tenaga dapat efisien.

d. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan  penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun  pelaksana proyek yang bersangkutan, agar tindakan koreksi yang

diperlukan segera dapat dilaksanakan

e. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan Biaya yang dipakai untuk kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah atau hasil dari kegiatan tersebut, karena dalam merencanakan suatu  pengendalian perlu dikaji dan dibandingkan dengan hasil yang akan

diperoleh.

f. Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang, bila mana pada saat pengecekan tidak mengalami  perubahan

Dan penyebab sebuah kegiatan pengendalian mutu dikatakan tidak efektif, biasanya dikarenakan:

(13)

1. Karakteristik proyek proyek umumnya bersifat kompleks, dan melibatkan banyak organisasi peserta dan lokasi kegiatan sering terpencar-pencar letaknya. Hal ini mengakibatkan:

 Tidaklah mudah mengikuti kinerja masing-masing kegiatan

dan menyimpulkan menjadi laporan yang terkonsolidasi.

 Masalah komunikasi dan koordinasi makin bertambah dengan

 besarnya jumlah peserta dan terpencarnya lokasi.

2. Kualitas informasi laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi akan banyak mengurangi faedah suatu informasi, ditambah lagi dengan bila didasarkan atas informasi atau sumber yang kurang kompeten.

3. Kebiasaan diorganisasi pemilik, pengelola proyek sebagian besar  berasal dari bidangbidang fungsional (teknik, operasi, pengadaan, dll), dengan pekerjaan yang sifatnya rutin dan stabil. Mereka yang sudah mapan dengan sikap dan kebiasaan yang selama ini dialami, umumnya sulit menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif singkat dan cenderung resistant terhadap perubahan yang semestinya diperlukan untuk mengelola proyek.

(14)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi PT.Surveyor indonesia

Gambar 2. Struktur Organisasi PT.Surveyor Indonesia DIREKTUR KORDINATOR WILAYAH TIMUR LEADER MAKASSAR KORDINATOR WILAYAH SULAWESI KORDINATOR WILAYAH BARAT LEADER RAHA LEADER PALOPO CARGO MONITORING LEADER BAU-BAU SURVEYOR LEADER KOLAKA LEADER KENDARI

(15)

B. Jenis-jenis kapal

Kapal sebagai alat transportasi laut mempunyai pengertian sebagai suatu benda terapung yang digunakan sebagai sarana pengangkutan diatas air  berupa barang, penurnpang, hewan dll. Oleh karena fungsinya tersebut maka  besar kecilnya kapal tidak saja dinyatakan dalam uknran-ukuran memanjang atau membujur, melebar alau melintang, tegak atau dalamnya saja. Tetapi juga dinyatakan dalam ukuran isi maupun berat. Kapal sebagai alat transportasi laut ditinjau dari peruntukan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis kapal ialah sbb. :

a. Kapal General Cargo

Sebagai alat transportasi laut khusus untuk mengangkut muatan umum ( general cargo). Pada umumnya bentuk penampang melintang dari kapal  jenis ini adalah agak tirus.

 b. Kapal Tanker 

Dibangun khusus untuk mengangkut muatan cair berupa minyak,baik minyak mentah maupun minyak matang ( product ). Bentuk badan kapal tanker pada umumnya besar dan pendek sesuai dengan sifat umum  pelayarannya masuk kepedalaman/ sungai.

c. Kapal Container/ kapal peti kemas

Dibangun khusus untuk menangani pengangkutan barang2 dalam bentuk  peti2 kemasan tertentu dan dibongkar pada terminal peti kemas saja.

d. Kapal Gandeng, Tug boat & Kapal ringan

Dibangun untuk keperluan penggandengan ( Ocean Tug ), penyandaran kapal-kapal (harbour tug ) , pemanduan ( pilot boat ) dan sarana angkutan di  pelabuhan.

e. Kapal Penumpang/ Passenger Ship

Dibangun untuk keperluan pengangkutan penumpang, pada umumnya  bentuk kapal ini besar meskipun tonagse kecil dan banyak kompartemen

(16)

f. Kapal Perang.

Sebagai alat/lerang dan senjata untuk membela diri bagi suatu negara yang mengoperasikan. Pada umumnya bentuk badannya pipih dan tirus mengacu pada kebutuhan kecepatan dan kelincahan kapal dalam ber-manoeuvre.

C. Pengelompokan kapal tanker pertamina

Guna mempermudah baik dalam bidang pengelolaan administrasi maupun dalam mengopepasikan kapal tanker sesuai dengan peruntukan lokasi dimana kapal tanker dioperasikan. Seperti kapal tanker untuk line samudra, antar pulau atau untuk masuk kepedalamany ang biasanya melalui alur  pelayaran sungai, akan berpengaruh terhadap ukuran maupun dimensi kapal tanker tersebut.dengan kata lain kapal harus disesuaikan dengan kondisi Iaut, dermaga dimana kapal dioperasikan. pengelompokan kapal tanker Pertamina adalah sebagai berikut :

TYPE KAPAL : UKURAN I D W T.

I. LIGHTER : s/d 1.249 2. SMALL TANKER I : 1.250 s/d 3.499 3. SMALL TANKER II : 3.500 s/d 6.499 4. GENERAL PUI-lOSE  I : 6.500 s/d 16.499 5. GENERAL PURPOSE  II : 16.500 s/d 24.999 6. MEDIUM RANGE  : 25.000 s/d 44.999 7. LARGE RANGE  I : 45.000 s/d 79.999 8. L ARGE RANGE  II : 80.000 s/d 159.999 9. VLCC : 160.000 s/d 299.999

(17)

10. ULTRA LARGE CRUDE CARRIER : 300.000 s/d Keatas

D. Istilah-Istilah Pokok Diatas Kapal

a. TONAGE

Adalah ukuran untuk mengetahui besar kecilnya daya angkut sebuah kapal, dan sekaligus untuk mengetahui besarnya biaya yang harus dikeluarkan  pemilik kapal di pelabuhan.

 b. GRT

Adalah isi dari sebuah kapal dikurangi isi sejumlah ruangan tertentu yang berfungsi sebagai ruangan untuk keamanan kapal. Ruangan-ruangan tersebut disebut juga sebagai ruangan yang dikecualikan (Exempted spaces) atau ruangan-ruangan yang dikurangi ( deducted spaces).Jadi isi kotor sebuah kapal dapat diartikan juga sebagai isi sebuah kapal dikurangi dengan ruangan-ruangan yang dikecualikan seperti :

 Double bottom (dasar berganda), Fore peack tank (tangki ceruk depan)  After Peak Tank (tangki ceruk belakang), shelter deck, galley (dapur).  Bridge, Master Office, ruangan kosong diatas kamar mesin dll.

Besarnya isi kotor tertera didalam sertifikat kapal tersebut, dan isi kotor ini merupakan jumlah dari :

 lsi ruangan dibawah geladak ukur atau geladak tonge/geladak jalan

terus yang paling atas ( upper mast continuously deck).

 lsi ruangan/tempat antara geladak kedua dan geladak atas.

 lsi ruangan yang tertutup secara permanent pada geladak atas atau

geladak diatasnya.

(18)

lsi atau volume ruangan dibawah geladak ukur mengandung  pengertian volume dari ruangan yang dibatasi oleh :

 Di sebelah atas oleh geladak jalan terus paling atas.

 Di sebelah bawah oleh bagian atas dari jalur dasar dalam.  Di sebelah samping oleh bagian sebelah dalam gading-gading.

c.  NRT ( Nett Register Ton)/ Nett Tonnage = lsi bersih

lsi bersih dari sebuah kapal diperoleh dari isi koto,' ( GRT ) dikurangi dengan isi sejumlah ruangan yang berfungsi tidak dapat dikapai untuk mengangkut barang dagangan scpcrti :

 Master and Crew accommodation.  Toilet dan Bath room.

 Chart room, radio room.

 Chain Locker (ruangan jangkar), Bossun store, Deck store.

 Propelling machinery spaces meliputi : Engine room, shaft tunnel atau

shaft alley, escape trunk, daily consumption tank, engine store, steering gear room dan engine workshop.

Cara pengurangan volume ruang kamar mesin dari gross ton untuk mendapatkan nett Oil disesuaikan dengan besarnya ruangan kamar mesin tersebut. Perhitungan-perhitungan mengenai hal ini diatur didalam  DANUBE  RULE.

d.  DISPLACEMENT 

 Displacement  sebuah kapal yang terapung di atas air ialah berat air yang dipindahkan olch kapal itu.dengan demikian isi tolak sebuah kapal sama dengan jumlah ton air yang dipindahkan atau sama dengan berat seluruh kapal  beserta isinya.

(19)

lsi tolak merupakan jumlah dari :

 Berat kapal kosong hanya dengan inventaris tetap saja.  Berat muatan.

 Berat bahan bakar, FW, Ballast  dan gudang.  Berat perlengkapan dan inventaris tidak tetap.

untuk menghitung volume kapal yang terapung di air laut, dapat menggunakan rumus :

VOLUME = L x B x D x Cb.

 L = panjang kapal  B = lebar kapal

 D = dalam kapal sarat kapaI  Cb = block coefficient .

 1 long  ton = 1016 kg = 2240 Ibs.  Bj air laut = 1,025.

Cb berkisar antara 0.65 - 0.68, 1 kaki kubik air laut = 64 Ibs. Jadi 1 long  ton air laut volumenya = 2240 / 64 kaki kubik =35 cubic feet .

Untuk air tawar ( fresh water ) = 35,84 cubic feet.

Jadi berat sebuah kapal di air laut = L x B x U x Cb/35

 Displacement   dapat dilihat pada skala isi tolak sarat rata-rala kapal tertentu (mean draft ).

 HEAD WEIGHT  TON (D W T ) = Bobot mati

Adalah isi tolak ( Displacement ) dikurangi dengan berat karal kosong dan inventaris tetap saja. Dengan demikian Bobot Mati dapat diartikan

(20)

dengan,jumlah berat muatan,bahan bakar, air tawar, ballast, gudang dan inventaris tidak tetap, sehinggan kapal tenggelam sampai sarat maksimumnya.

CARGO DWT 

Adalah berat muatan yang darat diangkut oleh kapal itu. Dengan kata lain cargo DWT merupakan bobot mati dikurangi bahan bakar, air tawar, gudang dan inventaris tidak tetap.

STOWAGE FACTOR

Stowage Factor   atau factor pemuatan adalah jumlah kaki kuhik ruangan yang dipakai untuk memadatkan 1 long ton muatan.

 LIGHT DISPLACEMENT  = Berat kapal kosong

Adalah berat kapal hanya dengan inventaris tetapnya saja (tanpa muatan, bahan bakar, air tawar, ballast dll).

LENGTH OVER ALL (LOA) atau I'anjang Scluruhn)

Adalah jarak membujur sebuah kapal dari titik terdepan ( Iinggi depan haluan kapal) sampai titik terbelakang dari buritan kapal,diukur sejajar lunas.jarak ini merupakan jarak terpanjang dari sebuah kapal yang gunanya sangat penting untuk memperkirakan panjang dermaga.

 LENGTH BETWEEN PERPENDICULARS   (LBP) atau Panjang Sepanjang Garis tegak

 Adalah panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis

tegak belakang.

 Garis tegak depan ( forward perpendicular ) ialah sebuah garis khayal

yang memotong tegak lurus garis muat perancang kapal dengan linggi haluan

(21)

 Garis tegak belakang ( after perpendicular) adalah sebuah garis khayal

yang biasanya lerletak pada lengah-tengah cagak kemudi atau bagian  belakang dari poros kemudi.

 Panjang sepanjang garis tegak diukur sejajar lunas dan merupakan

 panjang lambung bebas ( free board ).

 EXTREME BREADTH (Iebar terbesar atau lebaI' ekslrem )

Adalah jarak melintang dari suatu titik terjauh disebelah kiri sampai ke titik terjauh disebelah kakan badan kapal, diukur pada lebar terbesar dan sejajar lunas. Dalam hal ini kulit dihitung lebar ekstrem yang merupakan lebar kapal terbesar dan terdaftar (registered breadth).

 MOULDED BREADTH  ( lebar dalam)

Adalah lebar kapal dihitung dari sebelah dalam kulit kapal/lambung yang satu sampai ke sebelah dalam lambung lainnya, diukur pada lebar kapal terbesar dan sejajar lunas.

Dapat juga diartikan lebar dari bagian luar gading-gading lambung yang satu sampai kebagian luar gading-gading lambung lainnya, diukur pada lebar kapal terbesar dan sejajar lunas.Lebar dalam merupakan lebar menurul Biro Klasifikasi dimana kapal tersebut dikelaskan. Lebar dalam juga disebut lebar rancangan, dimana tebal kulit kapal tidak dihitung.

SARAT KAPAL

Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai garis air.

 FREE BOARD (Iambung Bebas)

Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai geladak lambung bebas atau garis deck .

(22)

 DEPTH  (Dalam )

Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut.

E. PENGUKURAN MUATAN DlATAS KAPAL .

A. Peralatan yang dipakai

Peralatan yang dipakai dalam pengukuran berupa :

1. Alat ukur yang berupa bandulan dari bahan yang tahan karat biasanya dari bahan kuningan atau logam campuran. Pita ukur dalam skala mili meter atau disebut steel tape dengan ukuran standard 3/8 atau 1/2 inchi lebar dan tebal 0.008 - 0.0012 inchi.

2. Pasta minyak (oil finding pasta) dan pasta air (water finding pasta). 3. Tank ticket , yang merupakan data resmi sebagai pencatat hasil

 pengukuran yang sah.

Persyaratan terhadap alat ukur tinggi cairan harus diketahui sebagai  berikut:

1. Bandulan harus runcing, bila tumpul cara innage tidak akan menghasilkan pengukuran yang tepat, dimana bandul tidak dapat duduk tepat pada meja ukur apabila ada pasir atau kotoran.

2. Pita ukur harus dalam keadaan bersih,kering dan dalam kondisi sempurna. Pita yang basah tidak akan memberi batas (cut ) yang jelas 3. Pita yang karatan sulit dibaca dan jangan dipakai lagi

4. Jangan sekali-kali memakai pita ukur yang tidak sempurna

5. Untuk minyak hitam (minyak mentah,  fuel oil , dll) penunjukan batas akan lebih jelas bila memakai pita chrome-clad .

6. Untuk kerosene, avtur, solvent penunjukan batas lebih jelas dengan  pita hitam .

7. Untuk minyak yang "tidak mudah menguap" dapat melekat cukup lama pada pita ukur, sehingga cukup waktu untu dapat dibaca  batasnya dengan baik.

(23)

8. Untuk minyak yang mudah menguap, misalnya gas  oline, LPG akan hilang batasnaya sebelum sempat dibaca.untuk hal-hal yang demikian diperlukan pasta minyak agar dapat memperoleh batas  pengukuran gas oline, LPG atau minyak yang mudah menguap

lainnya.

F. METODE PENGUKURAN

Cara pengukuran tinggi cairan minyak dan hasilnya dalam tangki kapal menggunakan cara pengukuran Outage (Ullage), kecuali untuk  pengkuran  Free Water   dan sediment dengan menggunakan cara pengukuran  Innage.

Cara pengukuran Outage  atau Ullage  yaitu cara pengukuran tinggi cairan minyak dimana yang diukur adalah kosongannya (jarak antara  Reference  Point   dengan permukaan minyak). Tinggi minyak adalah lubang pengukuran

( Reference Dpeth) dikurangi kosongannya. Cara ini dipakai apabila didalam tangki terjadi timbunan sedimen atau apabila jenis minyak yang diukur mempunyai viscositas  yang tinggi sehingga pengukuran secara innage  sulit dilakukan.

Dalam praktek pengukuran cairan tangki darat kita menggunakan " INNAGE METHODE " tetapi dalam pengukuran tangki kapal kita menggunakan "OUTAGE  / ULLAGE METHODE ".pengukuran dengan system ukur isi muatan digunakan untuk mengukur sedimen yang ada dipermukaan dasar tangki.

Cara outage pada tangki darat dipakai pada kondisi sebagai berikut :

1. Terdapat endapan didasar tangki yang menghalangi masuknya  bandulan sampai ke dalam plate/dasar tangki.

2. Terjadi perubahan bentuk pada datum  plate/dasar tangki yang mengakibatkan pengukuran berubah-ubah.

(24)

Outage /Ullage tidak memerlukan bandulan harus sampai menyentuh "datum plate/ dasar tangki, tetapi pita ukur / bandulan hanya di turunkan sampai mengenai cairan minyak dan tinggi minyak dapat dihitung dari "reference depth" dikurangi deogan bagian yang kosong.

Tank Table  kapal dibuat untnk system UIIage maka hasil  pengukuran Ullage  dapat langsung dibaca pada Tank Table  kapal untuk mendapatkan jumlah volume minyak. Turunkan pita ukur/bandulan dari reference point  sampai bandulannya terendam/masuk ke dalam minyak.

Pita ukur/bandulan ditarik, bersihkan dan ulangi.

Atau ulurkan lagi sampai hasilnya memperoleh angka genap.

G. Persiapan Pengukuran

1. Catal Draft  dan Trim kapal.

2. Catat penunjukan Clinometer  untuk menentukan Trim kapal.

3. Lihat table kalibrasi kapal. Table ini dibuat dalam keadaan tangki kosong dan kapal dalam keadaan tegak serta rata (even keel ). Apabila pengukulran tidak pada keadaan tegak dan rata atau seimbang maka harus diadakan koreksi kemiringan dan trim.

4. Tanyakan kepada pihak kapal bagaimana tatacara perhitungan minyak dikapal.

5. Table ASTM mana yang dipakai, table baru atau table lama.

6. Kalibrasi tablenya apakah masih asli atau sudah ada revisi perlu  pengesahan dari Dinas Operasi Perkapalan.

7. Pastikan kita menggunakan methode outage sesuai dengan ASTM D 1085-API 2545.

(25)

H. Pengukuran Cairan Ditangki Kapal

Pada waktu membuka penutup lubang ukur harap berdiri menghindari uap gas yang keluar dari lubang tersebut dengan memperhatikan arah angin, tunggu sebentar agar uap/gas keluar sebelum melakukan  pengukuran.

• Turunkan bandul perlahan-lahan dari "reference point ".

• Selama menurunka, pita harus tetap bersinggungan dengan metal

tangki. Ini perlu untuk menghindari terbentuknya " listrik statis "

• Apabila terdapat perbedaan suhu cukup besar antara bandulan dan

cairan,cairan dapat mendidih. Tunggu sampai berhenti mendidihnya sebelum bandul diturunkan terus.

• Turunkan pita ukur dan handulan sampa ujung handul menyentuh

 permukaan minyak, perhatikan agar bandulan tetap vertical.

• Bacalah batas yang terjadi pada pita ukur, ini adalah tinggi minyak

dalam tangki. Ulangi pengukuran sekali lagi, apabila hasilnya sama, atau identik catatlah sebagai hasil pengukuran.

• Misalkan bandulan akan terendam apabila pita ukur diturunkan

/diulurkan sepanjang 7.402 mm.

• Ulurkan terus pita sampai > 7.402 misalnya 7489 mm.

• Tarik pita ukur keatas baca batasnya. Hasil pembacaan 75 mm (diatas

skala nol). Ini menunjukan bagian pita ukur/bandul yang masuk dalam minyak.

• Dari pembacaan 7489 mm kurangi dengan 57 mm maka tinggi

kosongan 7414 mm menunjukan tinggi kosongan minyak dalam tangki kapal.

• Apabila pada saat mengulurkan pita ukur/bandul memperoleh angka

yang sulit untuk dikurangi/tambah, maka perlu diubah angka dimaksud dengan angka yang mudah.

(26)

• Pengukuran harus tegak lurus dari mulai titik batas ukur diatas tadi

(mulut tangki reference point ) sampai kepermukaan dasar tangki dengan keadaan kapal pada posisi rata/seimbang (even keel ).

• Tingginya hasil pengukuran diambil dari titik batas ukur (reference

 point ) kalibrasi dan dibaca pada daftar tangki (Tank Table). Daftar isi tangki pada umumnya disesuaikan dengan pengukuran system ukur kososngan (Ullage).

• Sistem ukuran kosongan merupakan tinggi dari permukaan cairan

sampai ke titik batas ukur ,diatas tangki, dengan demikian pengukuran ini sudah termasuk sedimen (endapan dan air). Istilah Ullage  ini diterangkan untuk mengingatkan kita pada tatacara pengukuran selanjutnya yang akan diuraikan .

• Trim  adalah perbedaan bagian yang terendam dalam air pada hagian

haluan kapal dibandingkan dengan bagian butirannya. Angka  perbedaan ini dapat ditujukan dengan istilah, draft   haluan vs draft 

buritan.

• Pengukuran baik secara sistem ukuran kosongan/isi menggunakan alat

ukur dengan bandulan untuk kosongan/isi. Bandulan untuk system ukuran isi, titik nolnya dimulai dari ujung bandulan dan ujungnya lancip agar dapal menembus endapan pada dasar tangki.

• Pengukuran dengan system ukur kosongan titik nol pita dimulai dari

ujung sambungan pipa dengan ujung pangkal bandulan, dan ujung  bandulan adalah datar/papak. Pada umumnya panjang bandulan 15 cm

dihitung dari pangkal bandulan sampai kebawah (ujung bandulan).

• Pengukuran secara ukur kosong dapat juga dilakukan dengan

menggunakan alat pengukur untuk mengukur system, ukur isi dengan menggantikan bandulannya dengan bandulan untuk pengukuran kosongan.

• Hal ini bertujuan memperkecil kesalahan pita ukur untuk pengukuran

system ukur kosongan dan memperkecil kesalahan bandulan untuk  pengukuran ukuran system ukur isi. Bandulan tetap 15cm dengan

(27)

ujung datar/papak. Alat ukur pada umumnya memakai skala dalam system metric.

I. Pembacaan Hasil Pengukuran

Untuk pengukuran tinggi cairan/minyak secara manual, pembacaan hasil  pengukuran ditentukan sebagai :

 Pengukuran pertama harus diyakini dulu oleh si pengukur tentang

kebenarannya.

  pengukuran kedua dan seterusnya :

o Apabila hasil pcngukuran nlang, hasilnya berheda melebihi atau

sama dengan 3mm, lakukan pengukuran ulang sampai didapatkan dua angka yang identic (<3mm).

o Apabila hasil pengukuran sudah benar dan sesuai ketentuan, catat

sesuai ketentuan, catat hasil pengukuran kedalam compatement log sheet .

J. Metode Perhitungan

Liquid 

 Cargo

Di dunia perminyakan kita mengenal 3 badan standarisasi yang diakui yaitu :

1.  American society for testing material  (ASTM) 2. The Institute of Petrolium (IP)

3.  American Petrolium Institute (API)

Pada tahun 1953 ASTM dan IP mengeluarkan  Petrolium  Measuroman Table  dengan judul ASTM  Designation  D 1250 dan IP  Designation 200 yang dikenal di Pertamina sebagai tabel lama, kemudian pada tahun 1972 ASTM,IP dan API mengeluarkan  Petrolium Mesurement table dengan judul yang sarna di Pertamina disebut dengan table baru.Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia tahun 1981 tentang metrology  legal dan kordonansi terra tahun 1949, ditetapkan bahwa untuk unit satuan (panjang,

(28)

tahun 1981 nomor 11 tabel ASTM yang digunakan adalah table ASTM D 1250, IP 200 tabel lama menggunakan  system matrik . Oleh sebab itu maka table yang digunakan untuk perhitungan kuantitas minyak menggunakan table  perhitungan system matrik .

1. TABEL ASTM D 1250-IP 200 SYSTEM METRIK 

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia tahun 1981 tentang metrology legal dan ordonansi era tahun 1949, ditetapkan bahwa untuk unit satuan (panjang,volume,berat) di wilayah kekuasaan Republik Indonesia lembaran negara tahun 1981 nomor 11 tabel ASTM yang digunakan adalah table ASTM 0 1250, IP 200 tabel lama dan system  perhitungan yang digunakan adalah system matrik.Macam table yang

dapat digunakan adalah sebagai berikut :

o Table  I ASTM 0 1250 - IP 200  Interrelation of Unit of

 Measurement 

o Table 2 ASTM D 1250 -lP 200 Temperature Conversions

o Table 3 ASTM D 1250 - IP 200 API Gravity to Specific Gravity

and to Density

o Table 5 ASTM 0 1250 - IP 200 API Gravity Reduction To 60° F o Table 21 ASTM D 1250 - IP 200 Specific Gravity to API

Gravity and Density

o Table 23 AS1M D 1250 - IP 200 Specific Gravity Reduction to

60° F

o Table 51 ASTM D 1250·-IP 200  Density to Specific Gravity and

 API Gravity

o Table 52 ASTM D 1250 - IP 200 US Gallons, Barrels and Imp.

Gallons to Litters

o Table 53 ASTM D 1250 - IP 200 Density Reduction to 15° C o Table 54 ASTM D 1250 - IP 200 Volume Reduction to 15° C

(29)

o Table  55 ASTM D J250 - IP 200 Volume Reduction to 15° C

(Abridged table)

o Table 56 ASTM 0 1250 - IP 200 Kilogram per Liter and   Liter

 per metric ton

o Table  57 ASTM 0 1250 - IP 200 Short lons and long lons  per

1000 liler 

o Table 58 ASTM D 1250 -IP 200 US Gallons 60° F, barrels 60°

F and Imp. Gallons 60° F Metric ton

 Namun untuk keseragaman perhitungan dianjurkan semua perhitungan melalui tahap-tahap perhitungan yang diberikan pada kursus arus minyak korporat dimana menggunaan table hendaknya sesuai jalur  system metrik  .

2. LANGKAH PENGGUNAAN TABEL ASTM

Dalam pembacaan tabel tangki diperlukan data-data tangki,tabel tangki dan tabel ASTM, sebelum menggunakan tabel ASTM perlu dilakukan pengecekan sebagai berikut :

a) Keakuratan data yang digunakan dari tank ticket   b) Masa berlaku dari tabel tangki yang digunakan

c) Perhitungan angka observed  yang sudah akurat

Persiapan data

Berdasarkan tank ticket diperoleh data sebagai berikut : i. PENGUKURAN TANGKI DARAT

Stock tangki 1.tinggi cairan 10.100 mm 2.tinggi air bebas 876 mm 3.suhu minyak di tangki 45 c ii. DATA LABORATORIUM

(30)

iii. DATA KALIBRASI TANGKI

1. Tinggi meja ukur 23 mm

2. temperatur kalibrasi 52 C

3. Koefisien muai 0.0000348

4. Faktor muai tangki 1 + 0.0000348 (11 -12 )

Volume minyak di tangki a. Dalam satuan liter 15 c  b. Dalam satuan barrel 60 F

c. Dalam satuan metric ton d. Dalam satuan long ton

3. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN

1. Persiapkan data-data untuk keperluan perhitungan periksa kebenarannya seperti :

o Tinggi cairan ( minyak + Air ) o Tinggi air bebas

o Temperatur cairan di dalam tanki o Temperature sample ..

o Density observed

o S&W minyak dalam didalam tanki

2. Persiapkan tabel

o Table tangki yang sudah disahkan oleh Dinas Metrologi

 Masih berlaku/belum kadaluarsa  Temperatur ketika dikalibrasi ...  Tinggi meja ukur

 Rumus koefisien muai tangki  Kejelasan angka-angka

o Table ASTM yang dianjurkan oleh Pertamina yaitu Table ASTM D.

1250-IP.200.

o Lakukan perhitungan sebagai berikut :

Langkah 1.

 Tentukan tinggi cairan (minyak+air bebas) setelah dikoreksi dengan

(31)

 Tentukan volume cairan dan volume air bebas setelah dilakukan

koreksi koefisien muai tangki dan meja ukur  Langkah 2

 Tentukan Density 15 C  Tentukan VCF

 Tentukan Volume Liter 15 C  Tentukan koreksi S&W.  Tentukan Volume Barrel 60 F  Tentukan Metrik  Ton

 Tentukan Long  Tong

3. Rumus yang digunakan

  Different R1 ∶ −    100% (toleransi 0,15) (1)   Different 2 = −    100%( toleransi0,1) (2)   Different 3 = −    100%(toleransi 0,15) (3)   Different  R4 = −    100% (toleransi 0,15) (4)

Ket : R1 = selisih muatan BL dengan AL R2 = transport LOSS

R3 = jumlah muatan yang diambil ditangki darat R4 = Selisih BL dengan actual receive (AR)

(32)

1. Dari hasil survey di atas di ketahui nama kapal yaiu MT.JOHN CAINE melakukan Kegiatan bongkar (Unloading ) di TBBM MAKASSAR Dengan jumlah mulatan 3 Gren atau 3 jenis minyak yaitu Premium,solar dan pertamax yang mana cargo tersemut Dimuat dari Port tuman dengan  jarak 480 mil dengan waktu tempu kurang lebih 2 hari.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Figures : 13 B/L Figure KL Obs KL @ 15°C Bbls @ 6 0°F L/T M/T 14 Ship Figure AL KL Obs

KL @ 15°C Bbls @ 6 0°F L/T M/T 15 Different R 1 KL Obs 1,641 0,02% -8,570 -0,10% 3,158 0,13% KL @ 15°C -12,659 -0,17% -15,611 -0,19% -2,464 -0,10% Bbls @ 6 0°F -7 9,67 8 -0 ,17 % -98 ,2 52 -0 ,1 9% -1 5,51 1 -0 ,10 % L/T -101,693 -1,88% 117,530 1,73% -2,262 -0,13% M/T -103,326 -1,88% 1 19,417 1,73% -2,298 -0,13%

16 Ship Figure BD KL Obs KL @ 15°C Bbls @ 6 0°F L/T M/T 17 Different R 2 Bbls @ 60°F 23,594 0,05% 15,748 0,03% 0,472 0,00% 18 AR Figures KL Obs KL @ 15°C Bbls @ 6 0°F L/T M/T 19 Different R 3 KL Obs -5 4,27 6 -0 ,71 % -23 ,9 31 -0 ,2 8% -1 1,91 3 -0 ,49 % KL @ 15°C -5,052 -0,07% 15,007 0,18% 1,552 0,07% Bbls @ 6 0°F -31,796 -0,07% 94,438 0,18% 9,775 0,07% L/T 35,941 0,67% 11,976 0,18% -7,149 -0,42% M/T 36,497 0,67% 12,167 0,18% -7,263 -0,42% 20 Different R 4 Bbls @ 60°F -87,880 -0,19% 11,934 0,02% -5,264 -0,04% No ITEM Nama Kapal Last Port Next Port

Distance from last port

MT. "JOHN CAINE" MT. "JOHN CAINE" MT. "JOHN CAINE" Tuban (Loading) Tuban (Loading)

BOSV EOSV

Proses (Loading / ROB / Unloading) Hidrokarbon

Tuban (Loading)

Tuban Tuban Tuban

480 Mil 480 Mil 480 Mil

Density @ 15 °C Single / Multi Port Mulai

Selesai

Unloading Unloading Unloading Prem ium Solar Pertam ax 18-Apr-2017 13:38 18-Apr-2017 13:38 18-Apr-2017 13:38 20-Apr-2017 09:18 20-Apr-2017 09:18 20-Apr-2017 09:18

0,7312 0,8528 0,7381 Single Port Single Port Single Port 28-Apr-2017 07:42 28-Apr-2017 05:36 29-Apr-2017 05:00 29-Apr-2017 20:30 29-Apr-2017 00:42 29-Apr-2017 10:48

47.168,022 52.668,707 14.923,552 5.398,571 6.798,580 1.720,216 7.623,715 8.478,132 2.407,472 7.494,125 8.369,410 2.371,076 7.481,466 8.353,799 2.368,612 47.088,344 52.570,455 14.908,041 5.485,218 6.907,697 1.747,825 7.625,356 8.469,562 2.410,630 1.720,851 7.625,581 8.474,121 2.411,741 7.485,214 8.356,301 2.368,687 5.296,878 6.916,110 1.717,954 5.381,892 7.027,114 1.745,527 CALL 5.329,484 6.963,332 1.713,702 5.415,002 7.075,093 1.741,207 7.480,162 8.371,308 2.370,239 47.080,142 52.680,641 14.918,288 5.378,505 7.062,926 1.748,470 7.571,305 8.450,190 2.399,828 47.111,938 52.586,203 14.908,513 5.293,543 6.951,356

(33)

2. Di Loading Port atau pelabuhan muat di dapatkan angka yang terterah  pada gambar diatas pada kolom 13 dan 14 yaitu B/L Figure dan ship figure

AL.Dapat di jabarkan dengan rumus R1 yaitu:

R1 = AL  BL

   100%

R1 = 47.088,344  47.168,022

47.168,022   100%

= 0,17%

Sehingga di dapat angka pada  R1 pada Loading Port  tuban sebesar -0,17 % Bbls @ 60 F melebihi toleransih yang telah di tetapkan pada perusahaan yaitu -0,15 % Bbls @ 60 F dengan adanya angka selesih tersebut maka harus di adakan pengecekan ulang terhadap tangki darat dan tangki kapal,setelah di adakan pengecekan dan tidak di temukan adanya  penyimpanan cargo yang melebihi toleransih tersebut maka harus di  buatkan beritah acara dari hasil pengecekan tersebut,dari hasil analisah yang dilakukan pada dischar Port atu pelabuhan Bongkar dengan angka selisih R1 tersebut dapat di simpulkan bahwah selesih muatan tersebut terjadi akibat adanya perbedaan suhu antar tangki darat dengan tangki kapal yang sangat singnifikan atu dapat dinyatakan selisiih tersebut adalah angka semuh atau loss semuh.

3. Setelah kapal tiba di Pelabuhan bongkar di adakan pengukuran ulang terhadap tangki kapal sebelum melakukan kegiatan bongkar untuk mengetahui berapa besar transport loss yang di dapatkan selam perjalanan kurang lebih 2 hari atau pakah pihak kapal melakukan penyelundupan selama perjalanan tersemut sihingga harus di adakan pengukuran ulang di tangki kapal dengan di buktikan keadaan segel yang terdapat di atas kapal

(34)

masih utuh atu tiidak rusak,yang dapat dilihat pada gambar di atas pada kolom 17 Different R2 dengan rumus yaiu:

2 = SFBD  SFAL

   100%

2 = 47.111,938  47.088,344

47.168,022   100%

= 0,05 %

Dari hasil pengukuran sebelum melakukan kegiatan bongkar di dapatkan angka R2 yaitu 0.05% Bbls dengan angka tersebut maka dapat membuktikan bahwa selama perjalanan pikah kapal tidak melakukan  penyulundupan muatan dengan dibuktikan dengan angka yang masuk dalam toleransih yang telah di tetapkan,berbedah halnya jika angka R2 yang di dapatkan melebihi toleransih maka pihak kapal yang harus  bertanggung jawab atas hilangnya muatan yang melebihi toleransih dan

akan di banyarkan sesuai harga minyak industri pada perusahaan.

4. Pada proses pembongkaran yang harus di peratikan sebelum melakukan  pembongkaran di tangki darat adalah line tangki darat yang di gunakan harus di pastikan terisih penih dengan melakukan pengecekan di sample hool atau kerangan pipa yang telah disipakan,melakukan pengukuran tangki darat sebelum bongkar,pengecekan pada gaet falep atau kerangan yang berhubungan dengan tangki darat lainnya dengan asumsih jangan sampai minyak yang dibongkar mengarah ke tangki yang lain,setelah semuah di pastikan aman dan sesuai dengan prosedur maka baruh di  bolehkan melaakukan pembongkaran. Dari hasil pembongkaran dapat dilihat pada gambar diatas pada kolom 19 AR  Figure  atau R3 dengan rumus :

(35)

3 = SFAR  SFBD

   100%

3 = 47.080,142  47.111,938

47.168,022   100%

= 0,07 %

Dari hasil perhitungan diatas dapatkan hasil bongkaran dengan angka 0,07 % Bbls yang artinya angka tersebut masuk dalam toleransih,dan jika angka tersebut melebihi toleransih yang telah di tetapkan maka akan di lakukan  pengecekan ulang pada tangki darat dan pada kapal yang melakukan  pembongkaran sehingga dapat di temukan penyebab adanya selisih  bongkaran dengan angka yang diterimah.

5. Kolom 20 pada gambar diatas merupakan merupakan Different R4 yaitu seleih muatan yang di terimah pada palabuhan bongkar dengan muatan yang di serahkan pada pelabuhan muat dengan rumus sebagi berikut:

4 = SFAR  BL

   100 %

4 = 47.080,142  47.168,022

47.168,022   100 %

= -0.19 %

Dari angkah yang didapatkan diatas yaitu -0,19 % Bbls dengan angka tersebut yang melebihi toleransih yang telah di tetapkan maka harus diadakan pemeriksaan ulang pada tangki darat dan kapal,dan pengecekan ulang seluruh dokumen di loading port sebelumnya,dari hasil pengecekan  pada dokumen telah di dapatkan bahwa angka -0,19 % Bbls tersebut telah

(36)

temperatur sebagiaman yang telah di jelaskan di atas pada point 1,jadi di dapat kesimpulan bahwah tidak terdapat penyimpanan atau penyelindupan di tangki darat atau tangki kapal karen penyebab loss tersebut telah terjadi di pelabuhan muat ( Loaing Port ) sehingga kapal di bebaskan keluar atau  berlayar kembali.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum penyebab  LOSS  secara justifikasi bisa disebabkan alat yang digunakan untuk pengukuran dimainkan oleh pihak kapal,atau stabilitas pada saat loading juga dimainkan oleh pihak kapal itu sendiri dan juga kebocoran pada saat pembongkaran

 Namun secara khusus penyebab dari LOSS  adalah :

  Physical   LOSS : terjadi penguapan,kebocoran,pencurian dan

tumpahan dari isi pipa

 Current LOSS  : LOSS yang secara bukan fisik seperti kesalahan

 pengukuran,kalibrasitangki,penurunan kualitas produk,stabilitas kapal.

B. Saran

Setelah melakukan kerja praktek di PT. SURVEYOR INDONESIA MP CARGO MONITORING MAKASSAR , penulis mengajukan saran atau usulan  perbaikan yang telah dipertimbangkan oleh penulis sesuai dengan kondisi yang

terjadi pada perusahaan tersebut. Adapun beberapa usulannya antara lain :

1. Sebaiknya karyawan lebih mengutamakan keselamatan kerja pada saat melaksanakan tugas.

2. Tetap menjaga dan mempertahankan rasa persaudaraan diantara lingkungan PT. SURVEYOR INDONESIA MP CARGO MONITORING MAKASSAR .

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi PT.Surveyor IndonesiaKORDINATORWILAYAH TIMURLEADERMAKASSARKORDINATORWILAYAH SULAWESI KORDINATOR WILAYAH BARATLEADERRAHALEADERPALOPOCARGOMONITORING LEADER BAU-BAUSURVEYORLEADERKOLAKALEADERKENDARI
Gambar 2. Struktur Organisasi PT.Surveyor IndonesiaDIREKTURKORDINATORWILAYAH TIMURLEADERMAKASSARKORDINATORWILAYAH SULAWESI KORDINATOR WILAYAH BARATLEADERRAHALEADERPALOPOCARGOMONITORING LEADER BAU-BAUSURVEYORLEADERKOLAKALEADERKENDARI

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum terdapat dua pekerjaan utama yang dilakukan oleh penulis, yaitu membuat website perusahaan dan membantu proses administrasi (mengetik surat,

Melakukan pembongkaran bangunan cazebo yang berada di antara bangunan inti dan bangunan belakang (bangunan 2 lantai yang sudah dibongkar terlebih dahulu). Melakukan

Di Lamella Clarifier ini terjadi proses sedimentasi. Lumpur diendapkan yang selanjutnya endapan lumpur ini dibuang dari clarifier ini.. 28 Lalu pada proses selanjutnya

- Untuk import nilai, silahkan gunakan format import yang anda download dari halaman ini. - Pastikan anda telah melakukan perencanaan penilaian sebelum mendownload format import. -

Sesuai dengan alur dan metode yang sudah dijelaskan di bab 3, kali ini kita akan melakukan proses kalibrasi foto dengan foto yang berjumlah 4 foto, dimana foto yang kami

Fungsi dari bagian Sumber Daya Manusia ini adalah melakukan pengolahan SDM yang meliputi perencanaan dan pengolahan organisasi dan tatalaksana, sistem manajemen,

Proses produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengubah dari bahan baku menjadi produk yang berbeda sifat fisik maupun kimianya agar bernilai jual

Untuk melakukan proses ini terlebih dahulu disiapkan data keluaran model Dan pastikan bahwa model iklim remo sudah ter-install pada PC yang digunakan.. Dan pastikan file pure4 dan