KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2019
Penyusun:Penanggung Jawab: Sudarmanto I Ketua Tim: Iwan Teguh Setiawan I Editor: I Anang R. I Haris Y I Desain Grafis: Dandy I Anggota: Sunoto. I Ketur Arya U. I Tulus Eko W. I Tukima I Kusumo Adi W. I
i
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Maluku Triwulan II Tahun 2019 dapat disusun dan diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan KFR ini adalah amanah yang harus dilaksanakan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan pada setiap triwulan, guna mengetahui kinerja sosial ekonomi masyarakat dan kinerja fiskal daerah untuk periode satu triwulan. Penyusunan KFR ini juga sebagai media pembelajaran yang sangat berharga bagi segenap insan Ditjen Perbendaharaan dalam mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya.
Proses penyusunan KFR ini, merupakan tantangan yang harus dilalui, khususnya dalam memaksimalkan pengumpulan data/informasi yang tersebar diberbagai instansi dan media massa untuk selanjutnya dianalisis, sehingga kajian yang dihasilkan dapat komprehensif dan aktual.
Kami menyadari bahwa hasil penyusunan KFR ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran, masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan KFR ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyususnan KFR ini sehingga dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah akan membalas semua pengorbanan dan kebaikannya Bapak/Ibu sekalian.
Kami berharap, semoga KFR ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lingkup Provinsi Maluku, akademisi dan pihak-pihak yang berkompeten dalam kegiatan ekonomi regional di provinsi maluku, serta masyarakat Maluku pada umumnya, guna meningkatkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat Maluku yang lebih baik.
Ambon, 12 Agustus 2019 Plt. Kepala Kantor Wilayah
Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku
ii
KATA PENGANTAR……….. i
DAFTAR ISI………. ii
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto………….………... 1
B. Inflasi ………..……….. 2
C. Indikator Kesejahteraan……….………... 3
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELAKSANAAN APBN 7 A. Pendapatan Negara……….……….. 8
B. Belanja Negara……… 10
C. Prognosis Realisasi APBN……… 12
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELAKSANAAN APBD 13 A. Pendapatan Daerah……… 14
B. Belanja Daerah……… 17
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2019…………. 18
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASI (APBD DAN APBD 19 A. Laporan Pemerintah Konsolidasian………. 19
B. Pendapatan Konsolidasian……… 20
C. Belanja Konsolidasian……… 21
D. Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB……… 22
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH 23 A. Inflasi Maluku: Dari Tiket Pesawat Hingga Beras Mahal...……… 23
B. Perkembangan Pembangunan Blok Masela..……… ...…………. 25
1
A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Triwulan II Tahun 2019, PDRB Maluku
dibawah target.
Perekonomian Maluku pada Triwulan II 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp11,44 triliun dan atas harga konstan 2010 mencapai Rp7,70 triliun. Ekonomi Maluku triwulan II 2019 tumbuh 6,09% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat nasional yang sebesar 5,07% (yoy).
Pertumbuhan perekonomian ini
didukung oleh hampir semua lapangan
usaha kecuali Pertambangan dan
Penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 4,60 %. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori konstruksi sebesar 8,96%; diikuti oleh penyediaan akomodasi, makan dan minum sebesar 7,98% dan perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor sebesar 7,91%.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 11,65%.
Struktur PDRB Provinsi Maluku
menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2019 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan; Lapangan Usaha
Admintsrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; dan Lapangan Usaha Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil Sepeda-Motor masih mendominasi PDRB Provinsi Maluku di triwulan II tahun 2019.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan II tahun 2019 (yoy), Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,58%; diikuti Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,40%;
dan Lapangan Usaha Perdagangan
sebesar 1,17 %.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2019 terhadap triwulan II tahun 2018 (yoy) terjadi pada beberapa komponen pengeluaran.
Target dan Realisasi PDRB Maluku 2018 - 2019 (yoy)
Grafik I.1
2
Pertumbuhan tertinggi dicapai olehKomponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 11,65%; diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 7,04 % dan Pembentukan Modal tetap Bruto sebesar 4,79 %.
Struktur PDRB Provinsi Maluku menurut Pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2019 masih didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dari
separuh PDRB Provinsi Maluku.
Komponen lainnya yang memberikan peran besar terhadap PDRB secara berturut-turut adalah PMTB, Ekspor Luar Negeri dan Impor Luar Negeri.
Berdasarkan dokumen Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) tahun 2019, Provinsi Maluku mempunyai target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019sebesar 6,20%, sementara realisasi triwulan II tahun 2019
sebesar 6,09%. Artinya Pemerintah
Provinsi Maluku perlu mengambil langkah untuk mencapai target pertumbuhan yang diharapkan.
B. Inflasi
Inflasi di Provinsi Maluku diwakili oleh 2 kota yaitu Kota Ambon dan Kota Tual. Inflasi Maluku sampai dengan Juni 2019 (ytd) sebesar 3,24% lebih tinggi dari tingkat nasional sebesar 2,05%. Pada bulan Juni (mtm) terjadi inflasi sebesar 0,49% lebih rendah dari tingkat nasional
yang sebesar 0,55%. Dan inflasi tahunan (yoy) mencapai 4.10% lebih tinggi dari inflasi nasional 3,28%.
Pada Juni 2019 terjadi inflasi di Kota Ambon sebesar 0,42% akibat terjadinya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,89 pada Mei 2019 menjadi 134,45 pada Juni 2019. Inflasi tahun kalender
Inflasi Maluku dan Indonesia 2018 - 2019 (mtm)
Grafik I.2
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Inflasi Maluku dan Indonesia 2018 - 2019 (ytd)
Grafik I.3
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Mei 2019 Juni 2019 mtm ytd yoy
Umum 133,89 134,45 0,42 3,24 4,01
Bahan Makanan 136,67 136,23 -0,32 5,42 -3,62 Makanan Jadi, Minuman, Rokok 129,68 132,14 1,90 6,62 12,81 Perumahan, Air, Listrik, Gas 127,60 127,80 0,16 0,03 2,60 Sandang 130,60 134,63 3,09 5,82 8,07 Kesehatan 122,62 123,01 0,32 1,33 2,43 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 137,75 137,69 -0,04 0,21 1,44 Trasnsportasi, Komunikasi dan Jasa 144,75 144,49 -0,18 3,67 9,70
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Tabel I.1 IHK Kota Ambon Juni 2019
IHK Inflasi Juni 2019 Kelompok Pengeluaran
3
Kota Ambon pada Juni 2019 sebesar3,24% dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2019 terhadap Juni 2018) sebesar 4,01%.
Pada Juni 2019 di Kota Tual terjadi inflasi sebesar 1,15% akibat adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 159,00 pada Mei 2019 menjadi 160,83 pada Juni 2019. Inflasi tahun kalender Kota Tual pada Juni 2019 sebesar 3,24% dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2019 terhadap Juni 2018) sebesar 4,99%.
Kelompok bahan makanan dan
sandang masih menjadi penyumbang terbesar inflasi Maluku. Hal ini terkait dengan peningkatan permintaan selama dan pasca bulan Ramadhan (Mei-Juni 2019). Angkutan udara juga masih mengalami inflasi meskipun tercatat adanya penurunan tingkat inflasi pada Bulan Juni 2019.
Target Inflasi Maluku (ytd) sesuai dengan dokumen KUA tahun 2019 sebesar 1,06-1,86%. Sedangkan TPID Maluku menargetkan inflasi Maluku (yoy) sebesar 3,5%±1%. Dari target tersebut, realisasi sampai dengan Juni 2019
menunjukkan bahwa inflasi di Provinsi
Maluku perlu segera mendapatkan
perhatian.
C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN
Indikator Kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan tingkat kemiskinan, tingkat ketimpangan (gini rasio) dan tingkat pengangguran terbuka pada suatu daerah.
1. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Maluku terus mengalami perbaikan. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan Maluku – Indonesia 2018 - 2019
Grafik I.4
Sumber: BPS Provinsi Maluku Mei 2019 Juni 2019 mtm ytd yoy
Umum 159,00 160,83 1,15 3,24 4,99
Bahan Makanan 173,65 179,41 3,32 8,87 7,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok 168,24 168,51 0,16 0,43 1,55 Perumahan, Air, Listrik, Gas 125,5 125,76 0,21 0,75 1,85 Sandang 167,9 167,92 0,01 3,02 4,53 Kesehatan 162,83 163,34 0,31 2,09 3,09 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 124,81 125,02 0,17 0,50 1,17 Transportasi, Komunikasi dan Jasa 184,96 182,09 -1,55 -4,18 10,55
Tabel I.2 IHK Kota Tual Juni 2019
IHK Inflasi Juni 2019 Kelompok Pengeluaran
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Untuk menjaga tingkat inflasi, Tim Pengendalai Inflasi Daerah (TPID) dan pemda harus
memperhatikan ketersediaan 2 kelompok
penyumbang inflasi yaitu bahan makanan dan transpor. Khusus bahan makanan, perlu diwaspadai terkait dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabatdan juga mendekati hari raya natal dan tahun baru pada triwulan IV. Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan kepada TPID antara lain: Mengatur stock barang khususnya bahan makanan terutama ikan akibat cuaca yang kurang bersahabat, memperlancar arus distribusi barang dengan memanfaatkan Tol Laut, membangun konektivitas antar daerah di
wilayah Maluku dengan memanfaatkan
berbagai moda transportasi (kapal laut dan pesawat udara), memperbanyak kerjasama dengan penyedia transportasi khususnya pada hari-hari besar keagamaan
4
pada periode 2014-2019 di ProvinsiMaluku menunjukkan tren yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Apabila dibandingkan antara periode Maret 2019 yang tingkat kemiskinannya sebesar 17,69
% ke Maret 2018 yang tingkat
kemiskinannya 18,12 % terjadi penurunan
persentase kemiskinannya sebesar
0,43%. Dalam empat tahun terakhir (September 2015 sampai dengan Maret 2019), persentase penduduk miskin berkurang 1,67%.
Bila dibandingkan dengan nasional, kemiskinan di Provinsi Maluku masih cukup tinggi. Pada Maret 2019 jumlah
penduduk miskin Maluku sebanyak
316.651 jiwa atau sebesar 17,69%, lebih tinggi dari tingkat nasional sebesar 9,41 %. Tingkat Kemiskinan Maluku berada pada peringkat 4 dari 34 Provinsi di Indonesia. Penyebab tingginya kemiskinan di Provinsi Maluku antara lain karena perekonomian Maluku masih mengandalkan APBN dan
APBD sebagai pendorong utama
(Rijoly:2019), infrastruktur yang belum memadai; konektivitas antar pulau yang belum baik; tingkat pendidikan yang rendah, dan investasi yang rendah di
Provinsi Maluku. (Kaplale:2012)
(Mahulauw, Santosa, Mahardika: 2016).
Sementara Dana Desa belum dapat
dimanfaatkan untuk menekan kemiskinan dengan melihat indikator penduduk miskin di desa yang mengalami kenaikan 0,19 %
pada Bulan Maret 2019 dibandingkan Bulan Maret 2018.
Berdasarkan data Kebijakan Umum Anggaran 2019 Provinsi Maluku, angka kemiskinan Maluku dipatok pada 17,19%. Angka kemiskinan terakhir masih jauh dari target yang diharapkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku.
2. Gini Ratio
Maluku mempunyai tingkat
ketimpangan yang lebih baik daripada tingkat nasional. Gini Ratio Provinsi Maluku pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,324. Angka ini menurun sebesar 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Bulan September 2018. Gini Ratio Maluku lebih baik dari tingkat nasional yang sebesar 0,382. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan antara penduduk kaya dan penduduk miskin di wilayah Maluku lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional.
Turunnya Gini Ratio Maluku
menunjukkan penguatan perekonomian
Gini Ratio Maluku – Indonesia 2018 - 2019
Grafik I.5
5
penduduk. Hal ini merefleksikan
peningkatan pendapatan kelompok
penduduk bawah hasil dari upaya
pemerintah dengan menggelontorkan
beragam skema perlindungan dan bantuan sosial di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan lainnya yang dijalankan oleh pemerintah.
Berdasarkan dokumen Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) tahun 2019, Provinsi Maluku mempunyai target ketimpangan
regional sebesar 0,325. Diharapkan
dengan penguatan perekonomian
penduduk kelas menengah dan
peningkatan pendapatan kelompok
penduduk bawah yang lebih cepat dari kelompok penduduk berpedapatan 20%
teratas akan dapat memengaruhi
perbaikan tingkat ketimpagan pengeluaran di Maluku.
3. Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja di Maluku pada Februari 2019 tercatat sebanyak 764.939 orang, berkurang sebanyak 7.235 orang atau terjadi penurunan angkatan kerja
sebesar 0,94 %. Sementara jumlah penduduk yang bekerja di Maluku pada Februari 2019 sebanyak 712.118 orang,
berkurang sebanyak 3.098 orang
dibanding keadaan Februari 2018 yang tercatat sebanyak 715.216 orang.
Jumlah penganggur pada Februari 2019 di Maluku tercatat sebanyak 52.821 orang mengalami penurunan sebanyak 4.137 orang atau sebesar 7,26 % dibanding keadaan Februari 2018 yang tercatat sebanyak 56.958
orang. Dengan demikian, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku mengalami penurunan dari 7,38 % pada Februari 2018 menjadi 6,91% pada Februari 2019.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Jika dilihat berdasarkan wilayah, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2019, TPT di
perkotaan sebesar 10,37 persen,
sedangkan TPT di perdesaan sebesar
Komposisi Tenaga Kerja Maluku 2018 - 2019
Grafik I.6
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Tingkat Pengangguran Terbuka Maluku – Indonesia 2018 - 2019
Grafik I.7
6
4,32 persen. Dibanding setahun yang lalu,terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan namun di perdesaan terjadi peningkatan, yaitu TPT di perkotaan turun sebesar 2,07 persen poin, dan TPT di perdesaan naik sebesar 0,85 persen poin.
Sesuai dokumen Kebijakan Umum Anggaran 2019 Provinsi Maluku, angka pengangguran di Maluku diharapkan tidak lebih dari 7,16%. Angka pengangguran pada periode terakhir telah memenuhi target yang diharapkan oleh Pemerintah
Provinsi Maluku. Namun perlu
mendapatkan perhatian pula bahwa pada
periode Bulan Agustus angka
pengangguran Maluku cenderung
mengalami kenaikan.
TPT Kota dan Desa di Maluku 2017 - 2019
Grafik I.8
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Dalam rangka pencapaian perekonomian yang optimal harus didukung dengan SDM yang memadai (Fitriani,2018). Provinsi Maluku perlu memberikan perhatian lebih terhadap bidang-bidang kesehatan, pendidikan, investasi dan pemberdayaan usaha kecil dan wirausaha (Moeheriono,2005; Suhartini,2018; Zakaria,2018). Direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Maluku untuk:
a. Memperluas jangkauan dan pelayanannya misal memberikan subsidi secara langsung, pemberian beasiswa prestasi dan optimalisasi DAK Fisik dan Dana Desa untuk bidang pendidikan dan kesehatan.
b. Mendorong terciptanya iklim penanaman modal terpercaya dan berdaya saing, kondusif dan responsif melalui kepastian regulasi dan kebijakan daerah.
c. Pelatihan kerja, pengembangan sertiftikasi kompetensi dan kurikulum menyesuaikan pasar.
d. Pemberdayaan usaha kecil bagi wirausaha dari pemerintah dan kemudahan fasilitas yaitu akses modal kerja, pembimbingan teknis dan pendampingan dengan optimalisiasi program KUR dan Pembiayaan UMi.
7
Realisasi Belanja APBN wilayah Maluku Triwulan II Tahun 2019 belum optimal.
Realisasi Pendapatan APBN di Provinsi Maluku sampai dengan triwulan II tahun 2019, mencapai Rp817,35 miliar atau 34,08% dari estimasi pendapatan 2019. Angka ini tumbuh 7,66% dari triwulan II tahun 2018. Sementara realisasi belanja
sebesar Rp9.339,44 miliar atau 43,86% dari pagu yang disediakan. Angka ini lebih tinggi dibanding triwulan II tahun 2018. Sehingga sampai akhir triwulan II tahun 2019 terjadi defisit sebesar Rp8.522,09 miliar meningkat dibanding triwulan II tahun 2018.
Pagu 2018 Pagu 2019
A. PENDAPATAN NEGARA 2.398,57 759,17 2.398,40 817,35 I. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2.398,57 599,30 2.150,33 647,12
1. Penerimaan Pajak DN 2.259,25 599,00 1.991,83 646,71
2. Pajak Perdagangan Internasional 139,32 0,30 158,50 0,41
II. PNBP 159,87 248,07 170,23
III. HIBAH - - - -B. BELANJA NEGARA 20.567,78 8.862,12 21.292,37 9.339,44 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 8.057,75 2.578,96 8.339,64 2.962,43 1. Belanja Pegawai 2.641,51 1.227,19 2.785,53 1.363,62 2. Belanja Barang 3.168,38 843,92 3.117,09 1.122,59 3. Belanja Modal 2.232,92 503,68 2.419,55 471,11 4. Pembayaran Kewajiban Utang - - 17,48 -5. Subsidi - - - -6. Belanja Hibah - - - -7. Belanja Bantuan Sosial 14,94 4,17 - 5,12 8. Belanja Lainnya - - - -II. TRANSFER KE DAERAH 11.546,54 5.708,49 11.830,22 5.707,50 1. Dana Perimbangan 11.438,04 5.654,24 11.747,95 5.666,36 a. Dana Transfer Umum 8.251,22 4.743,68 8.465,91 4.866,63 1) Dana Bagi Hasil 292,53 104,62 268,57 86,27 2) Dana Alokasi Umum 7.958,69 4.639,06 8.197,34 4.780,36 b. Dana Transfer Khusus 3.186,82 910,56 3.282,03 799,73 1) DAK Fisik 1.867,54 251,48 1.816,27 127,86 2) DAK Non Fisik 1.319,27 659,08 1.465,76 671,88 2. Dana Insentif Daerah (DID) 108,50 54,25 82,27 41,14 3. Dana Otonomi Khusus - - - -III. DANA DESA 963,49 574,67 1.122,51 669,51 C. SURPLUS/DEFISIT (18.169,21) (8.102,95) (18.893,97) (8.522,09) Sumber: OMSPAN, Simtrada (diolah)
s.d Akhir Triwulan II Tahun 2018 dan Tahun 2019
Tahun 2018 Tahun 2019
(dalam miliar Rp)
Uraian
8
A. Pendapatan Negara
Pendapatan Negara di Maluku Tumbuh 7,66%.
Pendapatan Negara di Provinsi Maluku sampai dengan triwulan II tahun 2019, mencapai Rp817,35 miliar. Sebagian besar pendapatan ini disumbang oleh Penerimaan Perpajakan yang sebesar 79,17% dari total pendapatan negara di triwulan II tahun 2019 ini.
1. Pendapatan Perpajakan
Sampai dengan akhir triwulan II 2019,
realisasi pendapatan pajak sebesar
Rp647,12 milyar atau 30,09% dari target yang ditetapkan. Angka ini meningkat 7,98% dibanding triwulan yang sama tahun 2018. Pendapatan pajak sampai triwulan ini dipengaruhi oleh Pajak Penghasilan (PPh) yang mampu tumbuh 11,81% dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mampu tumbuh 4,10% dari periode yang sama tahun sebelumnya. a) Pajak Penghasilan (PPh)
Realisasi PPh sampai dengan triwulan II tahun 2019 sebesar Rp380,13 miliar
tumbuh 11,81% dari triwulan II tahun 2018.Penerimaan PPh di Provinsi Maluku memiliki trend yang relatif sama selama empat tahun terakhir. Kenaikan cukup tinggi terjadi pada tahun 2017 dimana terdapat kebijakan tax amnesty pada triwulan kedua tahun tersebut.
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Realisasi PPN di Provinsi Maluku pada triwulan II 2019 sebesar Rp264,13 miliar, atau tumbuh 4,10% dibanding dengan penerimaan triwulan II tahun 2018. Tren realisasi PPN di Provinsi Maluku tidak mengalami perubahan selama empat tahun terakhir. Penerimaan terbesar PPN tercatat terealisasi di wilayah Kota Ambon.
Kabupaten Maluku Tengah dan
Kabupaten Maluku Tenggara.
c) Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPnBM)
Realisasi penerimaan PPnBM di
Maluku sampai dengan triwulan II tahun 2019 sebesar Rp370,30 juta merupakan
peningkatan dibanding penerimaan
sampai triwulan II tahun 2018 yang sampai triwulan tersebut belum ada
Realisasi PPh di Provinsi Maluku 2017-2019
Grafik II.1
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Realisasi PPN di Provinsi Maluku 2017-2019
Grafik II.2
9
realisasi. Kondisi ini mengindikasikanbahwa konsumsi barang yang termasuk dalam kategori barang mewah di Maluku berfluktuasi dari tahun ke tahun.
d) Penerimaan Cukai
Realisasi penerimaan Cukai di Provinsi Maluku selama triwulan II 2019 sebesar Rp25 juta atau mengalami penurunan sebesar 78,34% dibanding penerimaan pada triwulan II tahun 2018. Penerimaan Cukai berasal dari Kota Ambon sebagai
pintu gerbang utama lalu lintas
perdagangan Provinsi Maluku.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sampai dengan akhir triwulan II 2019, realisasi PNBP mencapai Rp170,23 miliar atau sudah mencapai 68,62% dari target yang diharapkan. Angka ini lebih tinggi 6,48% dibanding triwulan II tahun 2018. Peningkatan signifikan pada realisasi
PNBP ini disebabkan dicatatnya
Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp59,82 miliar.
a) PNBP Pendapatan Kesehatan,
Perlindungan Sosial dan Keagamaan.
Realisasi PNBP Pendapatan
Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan sampai dengan triwulan II 2019 sebesar Rp30,45 miliar, atau turun 5,65% dibanding triwulan II tahun 2018. Pendapatan terbesar berasal dari Pendapatan Kesehatan terutama dari pendapatan dari BPJS Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) sebesar Rp18,15 miliar.
Realisasi PPnBM di Provinsi Maluku 2017-2019
Grafik II.3
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Realisasi Cukai di Provinsi Maluku 2017-2019
Grafik II.4
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Untuk dapat memenuhi target Penerimaan Pajak di Maluku direkomendasikan :
1. Mengingat profil perpajakan di Maluku yang lebih dari 50% disumbangkan oleh pemungutan pajak belanja negara (APBN dan APBD), maka petugas pajak pajak dapat bekerjasama dengan Pengelola Keuangan APBN dan APBD untuk mematuhi kewajiban perpajakan,
2. Melakukan ekstensifikasi ke pusat-pusat ekonomi di luar kota Ambon yang belum tersentuh oleh petugas pajak.
3. Menggali potensi perpajakan dari dana desa yang jumlahnya lebih dari Rp1,12 triliun rupiah di tahun 2019.
10
b) PNBP Pendapatan Pendidikan,
Budaya, Riset dan Teknologi.
Realisasi PNBP Pendapatan
Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sampai dengan triwulan II 2019 sebesar Rp17,15 miliar turun 73,44% dari triwulan II 2018. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya pendapatan biaya pendidikan yang turun dari Rp57,49 miliar pada Triwulan II 2018 menjadi RpRp16,49 miliar pada Triwulan II 2019. PNBP Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sebagian
besar disumbang oleh Pendapatan
Pendidikan terutamanya Pendapatan
Biaya Pendidikan sebesar Rp16,49 miliar. B. Belanja Negara
Realisasi belanja negara di Maluku mencapai 43,86% dari Pagu.
Pagu untuk belanja negara di tahun 2019 sebesar Rp21,29 triliun. Realisasi sampai dengan triwulan II 2019 sebesar Rp9,34 triliun. Realisasi sampai dengan triwulan II 2019 ini meningkat 5,39% dibanding dengan triwulan yang sama tahun 2018. Realisasi belanja negara sampai dengan triwulan II di Maluku tidak menunjukkan tren perubahan semenjak tahun 2016.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Belanja pemerintah pusat terealisasi sebesar Rp2,96 triliun atau 36,52% dari pagu yang disediakan. Realisasi terbesar oleh belanja pegawai sebesar Rp1,36 triliun atau 48,95% dari pagu. Belanja barang terealisasi 36,01% atau Rp1,12 triliun sementara untuk belanja modal terealisasi 19,47% atau Rp0,47 triliun dari
pagu yang disediakan. Sedangkan
realisasi belanja bantuan sosial sampai akhir triwulan II tahun 2019 mencapai 29,27% atau Rp5,12 miliar.
Presentase belanja negara pada triwulan II diharapkan telah mencapai paling kurang 40% dari jumlah pagu yang disediakan. Hal ini untuk memastikan
Realisasi PNBP 4253 di Maluku 2017-2019 Grafik II.5 Realisasi PNBP 4254 di Maluku 2017-2019 Grafik II.6 Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Realisasi Belanja Pusat di Maluku 2017-2019 Grafik II.7 k Sumber: spanint.kemenkeu.go.id Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
11
bahwa seluruh kegiatan pemerintahantelah terbiayai dengan semestinya.
Dengan pelaksanaan anggaran yang terarah diharapkan pencapaian tujuan pembangunan dapat dibiayai dengan dana yang memadai disetiap tahap triwulannya.
Dengan melihat data realisasi belanja negara di Maluku selama empat tahun sebelumnya, diketahui bahwa realisasi belanja pegawai dan belanja barang
cenderung mengalami peningkatan,
sementara belanja modal memiliki
kecenderungan untuk menurun.
Mengingat pertumbuhan ekonomi di Maluku dinilai masih sangat tergantung dari pengeluaran APBN, maka rendahnya realisasi belanja modal perlu menjadi perhatian khusus untuk lebih mendorong perekonomian Maluku dimasa yang akan datang.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Transfer ke Daerah dan Dana Desa sampai triwulan II 2019 terealisasi Rp5,70 triliun atau 48,25% dari total pagu yang disediakan. Dana Bagi Hasil tersalurkan 32,12% atau Rp86,27 miliar sedangkan realisasi DAU mencapai 58,32% atau
sebesar Rp4,78 triliun. Untuk Dana
Transfer Khusus, DAK Fisik telah
tersalurkan 7,04% atau 127,86 miliar sedangkan DAK Non Fisik mencapai 45,84% atau Rp671,88 miliar. Dana Insentif Daerah (DID) telah tersalurkan 50%nya yaitu Rp41,14 miliar sedangkan Dana Desa telah tersalurkan sebesar Rp669,51 miliar atau 59,64% dari pagu
yang tersedia.
3. Badan Layanan Umum
Pada tahun 2019 terdapat tiga satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yaitu Universitas Pattimura Ambon, Rumah Sakit Tk II dr. J.A. Latumeten Ambon dan
Rumah Sakit Bayangkara Ambon.
Diharapkan dengan menjadi satker BLU
akan dapat memberikan pelayanan
2.000,00 4.000,00 6.000,00 DBH DAU DF DNF DID DD mi liar r u p iah 2017 2018 2019 BLU 2017 2018 Pendapatan 122.654.307.619 118.943.662.528 Belanja 290.164.512.413 304.119.427.514 Aset 2.406.930.562.981 2.488.940.624.392 Pendapatan 35.627.145.808 44.367.281.833 Belanja 34.914.570.650 43.410.268.130 Aset 40.125.752.346 41.443.920.185 Pendapatan 16.637.966.300 14.518.082.733 Belanja 17.879.788.254 18.286.780.144 Aset 24.197.561.799 27.396.183.494
Sumbe r: Ka nwi l DJPb Provi ns i Ma l uku
Universitas Pattimura
RS dr JA Latumeten
RS Bhayangkara
Posisi Keuangan BLU di Provinsi Maluku Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa di Provinsi Maluku 2017-2019
Grafik II.8
Sumber: spanint.simtrada.go.id
Meskipun secara realisasi, belanja pemerintah pusat Triwulan II 2019 mengalami peningkatan dari Triwulan II 2018, namun secara persentase masih dibawah target. Untuk itu direkomendasikan kepada satuan kerja untuk dapat meningkatkan realisasi belanja, terutama belanja barang dan belanja modal yang dapat menjadi pendorong perekonomian di Maluku.
12
kepada masyarakat dengan lebih baik,lebih bersaing namun tetap memegang prinsip efisiensi dan produktivitas.
Dengan melihat perkembangan aset, realisasi pendapatan dan belanja tahun
2017-2018 menunjukkan bahwa
penerapan pengelolaan keuangan
sebagai BLU akan memberikan peluang kepada satker-satker tersebut untuk lebih mengembangkan diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
4. Manajemen Investasi Pusat
Terdapat 2 pinjaman Pemerintah Provinsi Maluku yang merupakan hasil restrukturisasi telah lunas, sementara 2 pinjaman merupakan induk perjanjian masih dalam proses restrukturisasi. Sedangkan PDAM Kota Ambon memiliki 2 perjanjian dalam proses penghapusan.
C. Prognosis Realisasi APBN
Realisasi APBN di Maluku tahun 2019 diperkirakan optimal pada triwulan IV tahun 2019.
Jika dalam suatu deret terdapat gerakan naik ataupun turun dalam jangka panjang, maka deret tersebut deret yang
mengandung unsur kecenderungan
(Makridakis, dkk., 1999). Berdasarkan hal tersebut penyusunan prognosis realisasi APBN menggunakan aplikasi Minitab®
dengan metode Double Exponential
Smooting (hasil sebagaimana dalam
lampiran) dengan hasil proyeksi
sebagaimana tabel dibawah ini. Hasil proyeksi tersebut sejalan dengan kondisi penerimaan perpajakan sampai triwulan II 2019 tumbuh cukup baik, mengingat target yang cukup besar. Sementara dari sisi belanja, adanya efisiensi dan penghematan alamiah dari sisa kontrak, diperkirakan belanja negara sampai dengan triwulan IV akan mencapai sekitar 98,37% atau Rp12.943,40 miliar. (miliar rupiah) Pagu Rp Rp % Rp % Pendapatan Negara 2.150,33 817,35 38,01% 2.050,78 95,37% Belanja Negara 21.292,37 9.339,44 43,86% 20.945,40 98,37% Surplus/Defisit (19.142,04) (8.522,09) 44,52% (18.894,63) 98,71% Sumber: Kanwil DJPb Provinsi Maluku; Minitab v14
Uraian Realisasi s.d Triwulan II 2019 Perkiraaan Realisasi s.d Triwulan IV 2019
Prognosis Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku s.d Triwulan IV Tahun 2019
No Debitur Nomor Perjanjian Keterangan 1 Pemprov Maluku RDI-358/DP3/1999 Hak Tagih Pemerintah sebesar
Rp59.017.326.533,02 (cut off date restrukturisasi sehingga dari semester sebelumnya hak tagih tetap) 2 Pemprov Maluku PRJ-139/MK.11/1983 Hak Tagih Pemerintah sebesar
Rp10.000.030,00 (cut off date restrukturisasi sehingga dari semester sebelumnya hak tagih tetap) 3 Pemprov Maluku AMA-155/PRJ-139B Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 4 Pemprov Maluku AMA-164/RDI-358/2012 Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 5 PDAM Kota Ambon 12/029/IBRD/PP Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00 6 PDAM Kota Ambon SLA-12/029/IBRD/PP Hak Tagih Pemerintah sebesar
Rp589.182.544,00 Sumber: Kanwil DJPb Provinsi Maluku
Daftar Penerusan Pinjaman di Wilayah Kerja Kanwil DJPb Provinsi Maluku 2019
Pemerintah Provinsi Maluku diharapkan dapat segera menyampaikan surat pengajuan kembali debt swap sebagai bentuk restrukturisasi pinjaman sebelum tanggal 28 September 2019 agar tidak menambah beban pada APBD
13
Realisasi Belanja APBD wilayah MalukuTriwulan II Tahun 2019 belum optimal.
Wilayah Maluku terdiri atas dua belas
pemerintah daerah (pemda)
provinsi/kabupaten/kota. Secara umum
realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) pemda lingkup Provinsi Maluku mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Realisasi APBD agregat pemda di wilayah Maluku sampai dengan Triwulan II Tahun 2019, adalah sebagaimana tabel III.1 dibawah ini:
Realisasi pendapatan mengalami
penurunan 3,63%.
Pendapatan secara agregat sampai
dengan triwulan II tahun 2019 mencapai Rp6,05 triliun (41% dari target), mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2018 yang sebesar Rp6,28 triliun. Penurunan realisasi pendapatan ini dipengaruhi oleh pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat yang mengalami penurunan 5,81%, meskipun Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami kenaikan sebesar 6,36% dan Lain-lain pendapatan Daerah yang sah mengalami kenaikan sebesar 54,49%.
ALOKASI REALISASI ALOKASI REALISASI
14,440.33
6,284.90 14,771.17 6,056.58
1,508.69
331.88 1,324.26 353.00
Pendapatan Transf er 12,529.99 5,862.13 12,845.84 5,563.17
Transf er Pemerintah Pusat 12,361.40 5,822.18 12,644.98 5,483.82
Dana Bagi Hasil Pajak 243.47 99.98 185.84 56.33 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 98.36 - 98.75 22.87
Dana Alokasi Umum 7,958.69 4,431.61 8,197.34 4,552.35
Dana Alokasi Khusus 3,192.76 837.46 3,276.51 404.44
Dana Insentif Daerah 868.12 453.13 886.54 447.83
Transf er Pemerintah Provinsi 168.19 21.84 200.86 79.35 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah 401.65 90.89 601.07 140.41
13,518.84 4,072.93 13,066.48 3,711.95 Belanja Pegaw ai 4,570.46 1,929.52 4,791.56 1,962.53 Belanja Barang 4,075.42 958.38 3,905.98 1,032.83 Belanja Bunga 1.50 - 4.47 2.08 Belanja Subsidi 17.55 4.97 23.92 10.74 Belanja Hibah 980.18 612.71 808.55 329.22
Belanja Bantuan Sosial 65.93 17.08 78.12 25.65 3,764.67 530.16 3,398.25 334.16 43.14 20.11 55.63 14.73 905.57 354.61 2,025.82 436.43 Jum lah Be lanja Dan Trans fe r 14,424.41 4,427.53 15,092.30 4,148.38 Surplus /De fis it 15.92 1,857.36 (321.13) 1,908.20
896.63
322.45 383.53 319.99 912.55
2,179.81 62.41 2,228.19
Tabel III.1
(dalam milar rupiah)
Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku sd. Triw ulan II
Sumber : BPKAD/DPPKAD pemda lingkup Provinsi Maluku, SIKD (diolah)
URAIAN
2018 2019
Pe ndapatan
PAD
Belanja Tak Terduga
Trans fe r Pe m e rintah Dae rah
Belanja Modal
Be lanja
SILPA
14
Realisasi Belanja dan Transfer mengalamipenurunan 6,30%.
Capaian Belanja dan Transfer secara agregat sampai dengan akhir triwulan II tahun 2019 sebesar Rp4,14 triliun (27,49%
dari pagu) mengalami penurunan
dibandingkan triwulan II 2018 yang sebesar Rp4,42triliun. Penurunan realisasi belanja dan transfer ini antara lain dipengaruhi oleh Belanja Hibah yang mengalami turun sebesar 46,27% dan Belanja Modal yang turun sebesar 36,97%,
meskipun Belanja Pegawai, Belanja
Barang dan Transfer Pemerintah Daerah mengalami kenaikan.
A. PENDAPATAN DAERAH
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sampai dengan akhir triwulan II 2019, realisasi PAD pemda lingkup Maluku adalah sebesar Rp351,71 miliar atau 26,56% dari target yang telah ditetapkan. Dari total realisasi PAD, porsi terbesar berasal dari pendapatan pajak daerah yaitu sebesar 63,69%, diikuti Lain-lain PAD yang sah dengan porsi sebesar 19,50%.
Sedangkan porsi terkecil adalah
pendapatan restribusi dengan porsi
sebesar 16,81%. Sampai dengan triwulan II 2019 belum terdapat realisasi untuk PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Jika dilihat realisasi per pemda, realisasi PAD terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi Maluku dengan realisasi PAD sebesar Rp171,41 miliar atau 48,74% dari total PAD seluruh pemda lingkup Maluku. Realisasi PAD tersebut jauh lebih tinggi dari Kota Ambon yang sebesar Rp81,82 miliar atau 23,26% dari total PAD seluruh Pemda. Dengan demikian, total realisasi pada 10 pemda yang lain hanya 28% dari total PAD. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar dalam realisasi pendapatan PAD antara Pemprov Maluku dan Kota Ambon dengan pemda-pemda yang lain. Kemandirian Fiskal Maluku menunjukkan
perbaikan
Kemandirian fiskal tercermin dari perbandingan antara PAD dengan total pendapatan. Perbandingan PAD dan Total Pendapatan Agregat Pemda di Maluku pada Triwulan II Tahun 2019 sebesar 5,83% atau naik dari triwulan II 2018 yang sebesar 5,28%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masih rendah namun kemandirian fiskal pemda di Maluku telah menunjukkan perbaikan. Rendahnya PAD disebabkan oleh Pemda-Pemda di Maluku belum sepenuhnya menggali secara
Realisasi PAD Per Pemda dan Komposisi PAD di Provinsi Maluku Triwulan II 2019
Grafik III.1
15
maksimal sumber-sumber PAD. Kekayaanyang melimpah di Maluku tidak menjamin PAD yang diterima menjadi lebih baik.
Infrastruktur yang masih kurang,
konektivitas antar pulau yang belum baik dan kualitas SDM menjadi salah satu
penyebab investor tidak mau
menanamkan modalnya di Maluku
(Kaplale;2012).
a. Penerimaan Pajak Daerah
Realisasi Pajak Daerah Mengalami
Kenaikan 13,05%
Realisasi pajak daerah pemda lingkup Provinsi Maluku sampai dengan triwulan II 2019 adalah sebesar Rp224,01 miliar (37,73% dari target), mengalami kenaikan 13,05% dibandingkan realisasi triwulan II 2018 yang tercatat sebesar Rp198,16 miliar. Jika dilihat per pemda, realisasi terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi Maluku sebesar Rp147,04 miliar namun
mengalami penurunan 1,07%
dibandingkan triwulan II 2018. Sedangkan pemda dengan kenaikan realisasi pajak daerah terbesar dibandingkan dengan periode triwulan II 2018 adalah Pemda
Maluku Tenggara dengan kenaikan
107,87%, diikuti oleh Kota Ambon dengan kenaikan 95,24%. Kenaikan penerimaan pajak daerah di Kota Ambon merupakan keberhasilan yang dilakukan oleh Kota
Ambon dalam menggali potensi
pendapatan daerah antara lain melalui optimalisasi pajak rumah indekos.
BPPRD Ambon Optimalisasi Pajak Rumah Indekos
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Ambon melakukan optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak rumah indekos. Kepala BPPRD Ambon Roy de Fretes, di Ambon, Sabtu (13/4/2019), mengatakan, objek usaha rumah indekos menjadi salah satu potensi yang digali untuk meningkatkan pendapatan sektor pajak daerah.
(Sumber: https://www.tribun-maluku.com)
b. Penerimaan Restribusi Daerah
Realisasi Restribusi Daerah Mengalami
Penurunan 13,05%
Realisasi restribusi daerah pemda lingkup Provinsi Maluku sampai dengan
triwulan II 2019 adalah sebesar
Rp59,11miliar (24,42% dari target),
mengalami penurunan 13,05%
6 Pemda dengan Realisasi Pajak Daerah Terbesar Triwulan II Tahun 2019 (miliar)
Grafik III.2
6 Pemda dengan Realisasi Restribusi Daerah Terbesar Triwulan II Tahun 2019 (miliar)
Grafik III.3 Untuk dapat meningkatkan kemandirian fiskal dan
mengatasi kesenjangan PAD antar pemda, Pemda di Maluku harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dengan menarik investor-investor agar dapat menanamkan modalnya, yang diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan peningkatan SDM yang ada di Maluku.
16
dibandingkan realisasi triwulan II 2018. Halini dipengaruhi oleh penurunan restribusi daerah pada Pemerintah Provinsi Maluku yang turun sebesar 50,25%, meskipun
pada beberapa pemda mengalami
kenaikan yang signifikan seperti pada Kota Ambon sebesar 11,82% dan Kabupaten
Maluku Tengah sebesar 462,6%.
Kenaikan restribusi yang sangat signifikan pada Kabupaten Maluku Tengah sebagian besar merupakan kontribusi dari Restribusi
Pelayanan Kesehatan RSUD yang
mengalami kenaikan dari Rp876,98 juta pada Triwulan II 2018 menjadi Rp7,8 miliar pada Triwulan II 2019.
c. Lain-Lain PAD yang Sah
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah
Mengalami Kenaikan 1,00%
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah sampai dengan triwulan II 2019 adalah
sebesar Rp69,86 miliar, mengalami
kenaikan 1,00% dibandingkan realisasi triwulan II 2018. Jika dilihat per pemda, realisasi terbesar adalah pada Kota Ambon sebesar Rp13,96 miliar dan
mengalami kenaikan yang sangat
signifikan sebesar 850,1% dibandingkan
triwulan II 2018. Realisasi Lain-Lain PAD yang sah terbesar selanjutnya adalah Kabupaten Maluku Tenggara sebesar Rp13,83 miliar yang mengalami kenaikan sebesar 5,37% dibandingkan triwulan II 2018. Kenaikan Realisasi Lain-Lain PAD yang sah yang sangat signifikan pada Kota
Ambon sebagian besar merupakan
kontribusi dari Pendapatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mengalami kenaikan dari Rp99,02 juta pada Triwulan II 2018 menjadi Rp8,04 miliar pada Triwulan II 2019.
2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer Mengalami
Penurunan 5,10%
Realisasi pendapatan transfer sampai dengan triwulan II 2019 adalah sebesar Rp5,56 Triliun yang terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp5,48 Triliun dan Transfer Pemerintah Provinsi sebesar Rp79,35 miliar. Dari grafik di atas dapat dilihat, hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 51,71%. Penurunan
DAK ini disebabkan oleh adanya
perubahan mekanisme penyaluran Dana
6 Pemda dengan Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Terbesar Triwulan II Tahun 2019 (miliar)
Grafik III.4
Transfer Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2018-2019 (miliar)
Grafik III.5
17
Bantuan Operasional PenyelenggaraanPendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD) yang semula disalurkan sekaligus menjadi 2 tahap (semesteran). Sementara pada
DAK Fisik disebabkan adanya
penambahan dokumen persyaratan
penyaluran yaitu review APIP yang menyebabkan pemda baru melengkapi dokumen persyaratan menjelang batas akhir upload dokumen ke OMSPAN, sehingga realisasi DAK Fisik Tahap I tidak termasuk dalam realisasi Triwulan II 2019.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah
Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah Mengalami Kenaikan 54,49%
Dari 12 pemda, hanya 4 pemda yang terdapat realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Realisasi terbesar
adalah pada Kabupaten Maluku Tengah yaitu sebesar Rp104,45 miliar atau 43,66% dari target. Secara total, realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah lingkup Provinsi Maluku Triwulan II 2019 yaitu sebesar Rp140,41 miliar mengalami kenaikan dibandingkan Triwulan II 2018 sebesar Rp90,89 miliar. Namun demikian, realisasi tersebut masih rendah jika dibandingkan target yang telah ditetapkan.
B. BELANJA DAERAH
1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis
Belanja
Realisasi Belanja Daerah Mengalami
Penurunan 8,86%
Secara total realisasi belanja daerah Triwulan II 2019 adalah sebesar Rp3,71 Triliun atau 28,41% dari pagu. Realisasi
tersebut lebih rendah dibandingkan
Triwulan II 2018 sebesar Rp4,07 Triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja penyerapan APBD pemda di Maluku belum optimal, mengingat realisasi pada beberapa belanja dibawah target realisasi triwulan II yaitu 40%. Realisasi pada belanja barang mencapai 26,44% dan
1.Untuk mencegah terjadinya penundaan DAU, pemda harus menyampaikan laporan realisasi anggaran secara tepat waktu yaitu maksimal tanggal 20 setiap bulannya melalui Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD)
2.Agar DAK Fisik dapat disalurkan, pemda segera merealisasikan DAK Fisik Tahap I yang telah disalurkan dan segera meng-upload dokumen persyaratan dalam aplikasi OMSPAN.
Target & Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Per Pemda (miliar)
Grafik III.6
Target & Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Per Pemda (miliar)
Grafik III.7
18
sedangkan belanja modal baru mencapai9,83%. Rendahnya realisasi Belanja Barang dan Belanja Modal dipengaruhi oleh proses pengadaan barang dan jasa yang lambat termasuk barangnya belum tersedia dalam e-katalog.
2. Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi
Realisasi Belanja Fungsi Pendidikan dan Fungsi Kesehatan mengalami kenaikan lebih dari 25%, sementara fungsi yang lain mengalami penurunan
Dalam struktur realisasi belanja daerah lingkup Provinsi Maluku, proporsi terbesar jika diuraikan per fungsi adalah Fungsi Pelayanan Umum (37,10%), diikuti Fungsi
Pendidikan (24,14%) dan Fungsi
Perumahan dan Permukiman (14,26%). Dari tabel diatas dapat dilihat, jika dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, realisasi belanja pada
sebagian besar fungsi mengalami
penurunan kecuali Fungsi Pendikan dan Fungsi Kesehatan. Realisasi belanja
Fungsi Pendidikan sampai dengan
Triwulan II 2019 mencapai Rp1 Triliun,
mengalami kenaikan 25,04%
dibandingkan Triwulan II 2018. Hal ini
menunjukkan pemda-pemda di Maluku
memfokuskan belanja daerah pada
pengembangan sumber daya manusia.
C. PROGNOSIS REALISASI APBD
SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN 2019
Realisasi Pendapatan diproyeksikan
sebesar 91,38%, sementara Belanja
diproyeksikan sebesar 90,09%
Seperti tahun-tahun sebelumnya,
kemungkinan target PAD tidak dapat tercapai, namun demikian hal tersebut dapat ditutup dari realisasi pendapatan transfer. Sementara itu, adanya efisiensi dan penghematan alamiah dari sisa kontrak serta kendala dalam proses pengadaan barang dan jasa, kemungkinan
menyebabkan belanja daerah tidak
terserap seluruhnya. Hal ini sejalan
dengan perhitungan forecasting
menggunakan metode Double Exponential Smooting dengan aplikasi MiniTab® (hasil sebagaimana dalam lampiran) dengan hasil proyeksi sebagaimana tabel dibawah ini.
Terkait dengan belanja daerah, dapat
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1.Proses pembayaran hak-hak ASN , terutama gaji dan tunjangan dapat dilakukan secara tepat waktu. 2.Percepatan proses pengadaan barang dan jasa
serta koordinasi dengan LKPP terkait permasalahan pengadaan dengan e-katalog
Realisasi Belanja Daerah Per Fungsi Triwulan II 2018-2019 (miliar) Grafik III.8 Pagu Rp Rp % Rp % Pendapatan 14,771.17 6,056.58 41.00% 13,497.20 91.38% Belanja 15,092.30 4,148.38 27.49% 13,596.50 90.09% Surplus/Defisit (321.13) 1,908.20 -594.21% (99.30) 30.92%
Sumber : BPKAD/DPPKAD pemda lingkup Provinsi Maluku, SIKD (diolah)
Uraian Realisasi sd. Triwulan II 2019 Realisasi sd. Triwulan IV 2019
Tabel III.2
Proyeksi Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku sd. Triwulan IV 2019
19
A. LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
Pendapatan Konsolidasian Mengalamai
Kenaikan 7,92% dan Belanja Konsolidasian Mengalami Peningkatan 7,74%
Realisasi Pendapatan Pemerintah
Konsolidasian Provinsi Maluku Triwulan II 2019 adalah sebesar Rp1,17 Triliun, naik 7,92% dibandingkan dengan triwulan II 2018 yang sebesar Rp1,08 Triliun.
Sementara itu, realisasi Belanja
Pemerintah Konsolidasian Provinsi Maluku Triwulan II 2019 adalah sebesar Rp7,78 Triliun naik 7,74% dibandingkan dengan triwulan II tahun 2018 yang sebesar
Rp7,22 Triliun. Naiknya pendapatan
pemerintah konsolidasian dipengaruhi oleh pendapatan bukan pajak yang tumbuh
sebesar 29,94% dan pendapatan
perpajakan mengalami kenaikan sebesar 1,98%. Sementara itu naiknya Belanja Konsolidasian dipengaruhi oleh kenaikan yang sangat signifikan Transfer sebesar 211,10%, meskipun Belanja Pemerintah mengalami penurunan 2,13%. Kenaikan
Transfer yang sangat siginifikan
dipengaruhi oleh kenaikan realisasi Dana Desa dan realisasi transfer daerah, khususnya Transfer Bantuan ke Desa.
Triwulan II 2018 Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan % Realisasi
817.35 5,933.31 1,170.35 7.92% 1,084.49 647.12 224.01 871.13 1.98% 854.21 170.23 128.98 299.21 29.94% 230.28 116.61 - - 5,463.70 - - -9,339.44 4,025.11 7,784.24 7.74% 7,224.73 2,962.44 3,780.74 6,743.18 -2.13% 6,890.09 6,377.00 244.37 1,041.06 211.10% 334.64 (8,522.09) 1,908.20 (6,613.89) 7.71% (6,140.24) 319.99 319.99 17.88% 271.45 Penerimaan Pembiayaan Daerah - 341.68 341.68 19.39% 286.19 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 21.69 21.69 47.11% 14.74
Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran (8,522.09) 2,228.19 (6,293.90) 7.24% (5,868.79) Sumber : LKPK Tingkat Provinsi Maluku
Belanja Negara Belanja Pemerintah Transfer Surplus/Defisit Pembiayaan URAIAN Triwulan II 2019 Pendapatan Negara Tabel IV.1
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Maluku s.d. Triwulan II Tahun 2019
(dalam miliar rupiah)
Transfer
Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak Hibah
20
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Proporsi Pendapatan Perpajakan
Mengalami Penurunan 4,34%
Dalam pembentukan pendapatan
pemerintah konsolidasian, proporsi
pendapatan perpajakan pada Triwulan II 2019 adalah sebesar 74,43%, mengalami penurunan 4,34% dibandingkan proporsi Triwulan II 2018 yang sebesar 78,77%. Sebaliknya, proporsi pendapatan bukan pajak mengalami kenaikan sebesar 4,34% dari Triwulan II 2018 yang sebesar 21,23% menjadi 25,57% pada Triwulan II 2019.
Proporsi pendapatan bukan pajak yang mengalami kenaikan, di tengah kenaikan
realisasi pendapatan perpajakan,
mengindikasikan pendapatan
konsolidasian di Provinsi Maluku semakin membaik. Hal ini menunjukkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah berhasil menggali pendapatan selain perpajakan yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan pemerintah.
2. Analisis Perubahan
Realisasi Pendapatan Perpajakan tumbuh 1,98% sama halnya dengan Pendapatan Bukan Pajak yang tumbuh 29,94%
Pendapatan perpajakan pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp871,13 miliar, mengalami kenaikan sebesar 1,98% dibandingkan triwulan II tahun 2018 yang
tercatat sebesar Rp854,21 miliar.
Kenaikan pendapatan perpajakan
konsolidasian dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan perpajakan pemerintah pusat antara lain dari pajak penghasilan yang tumbuh sebesar 11,81% dan pajak pertambahan nilai yang tumbuh sebesar 4,1%. Sementara itu pendapatan bukan pajak triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp299,21 miliar, mengalami kenaikan sebesar 29,94% dibandingkan triwulan II 2018 yang sebesar Rp230,28 miliar.
Kenaikan pendapatan bukan pajak
konsolidasian dipengaruhi oleh
pendapatan PNBP pemerintah pusat yaitu
dari pencatatan pendapatan BLU.
Kenaikan Lain-Lain PAD yang Sah sebesar 3,03% pada pemerintah daerah juga memberikan kontribusi pada kenaikan pendapatan bukan pajak tersebut.
Proporsi Pendapatan Konsolidasian Maluku Triwulan II 2018- 2019
Grafik IV.1
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
go.id
Perubahan Pendapatan Konsolidasian Maluku Triwulan II 2018- 2019
Grafik IV.2
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
21
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Proporsi Belanja Konsolidasian Terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar 49,33%
Proporsi belanja konsolidasian triwulan II 2019 terbesar adalah belanja pegawai dengan porsi sebesar 49,33%, diiukuti oleh belanja barang sebesar 31,96%, kemudian belanja modal dengan porsi sebesar 11,94%. Jenis belanja dengan porsi terkecil adalah belanja pembayaran bunga yaitu sebesar 0,03%. Jika dibandingkan Triwulan II 2018, proporsi belanja pegawai dan Belanja Barang Triwulan II 2019
mengalami peningkatan, sedangkan
belanja modal mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji pokok PNS/TNI/Polri dan pelaksanaan Pemilihan
Umum/Pemilihan Presiden pada bulan April 2019.
Dari grafik IV.4 dibawah ini dapat dilihat, belanja pegawai terdiri dari 41,00% belanja pemerintah pusat dan 59,00% belanja pemerintah daerah, belanja barang terdiri dari 52,08% belanja pemerintah pusat dan
47,92% belanja pemerintah daerah.
Sementara itu, meskipun alokasi belanja modal pemerintah daerah lebih besar dari belanja modal pemerintah pusat, namun proporsi belanja modal pemerintah daerah
yang sebesar 41,50% lebih kecil
dibandingkan belanja modal pemerintah pusat yang sebesar 58,50%. Hal ini menunjukkan pemerintah daerah lebih lambat dalam merealisasikan belanja modal yang telah dialokasikan dalam APBD.
2. Analisis Perubahan
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Subsidi, Belanja Bantuan Sosial mengalami kenaikan, sementara Belanja Modal, Belanja Hibah dan Belanja Tak Terduga mengalami penurunan.
Belanja Pemerintah Konsolidasian
Triwulan II 2019 secara agregat
mengalami penurunan 2,13%, meskipun
Perbandingan Belanja Konsolidasian Maluku Triwulan II 2019
Grafik IV.4
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Proporsi Belanja Konsolidasian Maluku Triwulan II 2019
Grafik IV.3
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah) Untuk meningkatkan pendapatan konsolidasian, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koordinasi yang intensif antara aparat pajak dan pengelola keuangan APBN dan APBD.
2. Mendorong para pengusaha dimanapun domisilinya sepanjang melaksanakan kegiatan sektor riil di Maluku, maka harus memiliki NPWP Maluku. 3. Melakukan ekstensifikasi ke pusat-pusat ekonomi di
luar kota Ambon yang belum tersentuh oleh aparat pajak
22
belanja pegawai, Belanja Barang, BelanjaSubsidi, Belanja Bantuan Sosial
mengalami kenaikan. Penurunan realisasi belanja pemerintah tersebut sebagian besar dipengaruhi penurunan realisasi belanja modal konsolidasian yang turun dari 31,13% dari Rp1,16 triliun pada
triwulan II 2018 menjadi Rp805,26 miliar pada triwulan II 2019.
Hal ini disebabkan realisasi belanja
modal yanng rendah pada semua
pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi Maluku yang memiliki pagu belanja modal sebesar Rp769,85 miliar (22,65% dari total belanja modal seluruh pemda di Maluku), sampai dengan Triwulan II 2019, baru terealisasi sebesar Rp41,52 miliar (5,39 dari pagu). Berdasarkan keterangan dari BPKAD, hal ini antara lain disebabkan
adanya transisi kepemimpinan di
Pemerintah Provinsi Maluku.
D. ANALISIS KONTRIBUSI BELANJA PEMERINTAH TERHADAP PDRB Rasio Kontribusi Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB Mengalami Peningkatan
Pada triwulan II 2019, rasio belanja pemerintah konsolidasian terhadap PDRB
Maluku adalah sebesar 43,43%,
mengalami kenaikan 0,33% jika
dibandingkan dengan rasio pada triwulan II 2018 yang sebesar 43,10%. Disisi lain PDRB Maluku Triwulan I 2019 justru mengalami pertumbuhan sebesar 6,09%. Hal ini menunjukkan bahwa pada triwulan
II tahun 2019 terdapat komponen
pengeluaran lain yang lebih
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Maluku. Berdasarkan data BPS Maluku, pada Triwulan II 2019 pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh komponen
Pengeluaran Konsumsi LNPRT dan
Pengeluaran Konsumsi rumah tangga.
Namun demikian, rasio belanja
konsolidasian terhadap PDRB yang cukup besar menunjukkan ekonomi di Maluku
sebagian besar digerakkan oleh
pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Uraian Triwulan II 2018 Triwulan II 2019
Belanja Konsolidasi Triwulan II (Tidak Akumulatif) 4,566.22 4,967.73 PDRB (Harga Berlaku) 10,593.72 11,438.22 Rasio Belanja Konsilidasi Terhadap PDRB (%) 43.10% 43.43% Sumber : LKPK Tingkat Provinsi Maluku dan BPS Maluku (diolah)
Tabel IV.2
Rasio Belanja Konsolidasi Terhadap PDRB Provinsi Maluku Triwulan II Tahun 2018-2019
(dalam miliar rupiah)
Perbandingan Belanja Konsolidasian Maluku Triwulan II 2018- 2019
Grafik IV.5
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Untuk mengoptimalkan realisasi APBN dan APBD perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1.Mempercepat proses pengadaan barang/jasa dan
koordinasi dengan LKPP jika terdapat permasalahan.
2.Segera melakukan reviu terhadap dokumen
pelaksanaan anggaran untuk mengetahui hal-hal yang perlu disesuaikan.
3.Jika diperlukan segera melakukan revisi dokumen pelaksanaan anggaran.
23
A. Inflasi Maluku: Dari Tiket Pesawat Hingga Beras Mahal
Tingginya harga tiket pesawat berdampak pada tingginya inflasi di Maluku
Bulan Juni 2019 Provinsi Maluku mengalami defisit (yoy) 4,10%. Lebih tinggi dari target Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku sebesar 3,5%±1%. Gubernur Provinsi Maluku, Murad Ismail, mengungkapkan bahwa tingginya harga tiket pesawat terbang dari dan ke Maluku dalam setahun terakhir berdampak pada tingginya inflasi di Maluku, bahkan melebihi rata-rata nasional. (Kabar Timur Edisi Sabtu, 27 Juli 2019).
Semenjak 2015 hingga 2017, inflasi di Provinsi Maluku tergolong terkendali
bahkan mengalami tren penurunan.
Tekanan muncul pada akhir tahun 2018 dimana harga tiket pesawat terbang dari dan ke Provinsi Maluku melonjak sangat tinggi sehingga mendorong inflasi. Terlebih kenaikan harga tiket pesawat tersebut masih terus berlanjut hingga pertengahan
tahun 2019. Kenaikan harga tiket telah memukul sektor pariwisata dan sektor-sektor pendukungnya seperti transportasi, penyediaan makanan dan minuman serta
MICE (Meeting,Incentive,Convention, and Exhibition).
Data yang dihimpun dari laporan triwulanan Bank Indonesia Perwakilan Maluku, dan BPS Provinsi Maluku, kelompok yang dominan menyumbang inflasi triwulan II tahun 2019 di Maluku adalah kelompok bahan pangan jadi dengan porsi 11,5% dan kelompok angkutan udara dengan porsi 9,79%.
Melihat faktor pendorong inflasi di Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku harus berupaya untuk menjamin ketersediaan pasokan komoditas pangan di pasar domestik, meningkatkan pasokan dan produksi bahan pangan dari sumber lokal. Ketergantungan bahan pokok dari luar provinsi harus mulai dikurangi terlebih
Sumber: BI Perwakilan Provinsi Maluku
Kelompok Penyumbang Inflasi di Maluku
Grafik V.2
Inflasi Maluku dan Indonesia 2014-2019
Grafik V.1
Sumber: BI Perwakilan Provinsi Maluku
24
mengingat wilayah Maluku yang dikelilingiwilayah perairan menyebabkan
transportasi barang cukup tergantung dengan kondisi cuaca.
Berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019, hanya 20 rute penerbangan antarprovinsi di Maluku yang mengalami penurunan tarif, namun penurunan itu tidak terasa di
Provinsi Maluku. Untuk kelompok
angkutan udara harus terdapat kebijakan khusus dan radikal untuk wilayah timur
Indonesia. Terbukti bahwa janji
Kementerian Perhubungan dan pihak maskapai untuk menurunkan harga tiket pesawat udara tidak terasa di Maluku. Harga tiket satu tahun terakhir ini mempertajam lonjakan inflasi. Hal ini menyebabkan banyak orang enggan terbang. Sejumlah penerbangan dari dan menuju Ambon selama satu tahun terakhir sepi penumpang. Bahkan Batik Air
rute Ambon-Surabaya dan
Ambon-Makassar terpaksa ditutup.
Gubernur mengharapkan adanya
perhatian pemerintah pusat. Transportasi diwilayah gugus kepulauan menjadikan pesawat udara sebagai alternatif tercepat untuk transportasi antar daerah. Tercatat 63 rute penerbangan domestik dari dan ke Maluku mengalami kenaikan signifikan hingga tiga kali lipat semenjak tahun 2018. Hal ini mendorong inflasi di Maluku semakin tinggi melebihi sasaran inflasi yang ditetapkan TPID Provinsi Maluku,
bahkan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang hanya 3,28%. Apabila Pemerintah dan stakeholder terkait tidak
mengambil langkah-langkah yang
signifikan terhadap kelompok-kelompok
penyumbang inflasi tertinggi, maka
diperkirakan inflasi di Maluku selama tahun 2019 akan melampaui angka 3,5%.
TPID Provinsi Maluku telah mengambil langkah dalam mengendalikan inflasi di
Maluku. Rapat koordinasi terkait
ketersediaan pasokan dan pengendalian harga bahan pokok, mendukung terbitnya perda untuk pelelangan ikan dan budidaya ikan lokal. TPID juga menyelenggarakan
sosialisasi dan inspeksi gabungan
pengendalian harga pasar dan distributor bahan pokok. Akhir Juni 2019 juga dilaksanakan program penanggulangan hama virus Gemini tanaman holtikultura di Maluku.
Inflasi yang berlebihan dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga pinjaman,
menurunnya minat masyarakat untuk
menabung,dan konsekuensi larinya modal ke luar wilayah (Pohan, 2008). Dari hasil penelitian Inflasi terbukti berpengaruh negatif terhadap PAD Maluku (Bugis, 2013), Inflasi juga berpengaruh terhadap investasi di suatu daerah (Restayani; Miyasto, 2016).
Beberapa hal yang dapat dilakukan pemda dalam mengatasi inflasi adalah sebagai berikut: 1. Saat ini harga tiket pesawat sudah mulai mengalami penurunan. Oleh karena itu, pemda khususnya Dinas Parwisata harus mengintensifkan kegiatan-kegiatan dalam rangka mempromosikan pariwisata Maluku. 2. Menjaga pasokan bahan makanan dan
memanfaatkan distribusi barang melalui tol laut.
25
B. Perkembangan Pembangunan Blok Masela
Pemerintah Provinsi Maluku telah
melakukan langkah-langkah agar Blok Masela beroperasi sesuai rencana
Sektor pertambangan di Maluku hingga saat ini belum memberikan andil yang besar terhadap ekonomi, namun sektor ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk beberapa tahun kedepan. Sampai dengan tahun 2015 pendapatan dari sektor pertambangan hanya didominasi oleh Galian C yaitu penambangan batu kali, batu pecah, batu karang dan krikil. Beberapa tahun kedepan potensi yang ada adalah blok Masela yang merupakan tambang gas yang cadangannya cukup besar yang diharapkan dapat merubah perekonomian Maluku
Blok Masela yang terletak di Laut Arafura, Maluku memiliki potensi sangat besar. Berdasarkan data Lemigas tahun 2015, cadangan terbukti Blok Masela mencapai 10,73 trillion cubic feet (tcf).
Data dari SKK Migas menyebutkan, Blok Masela mempunyai potensi investasi langsung sebesar US$15,5 milyar, potensi pendapatan Rp1.616 triliun dan potensi
penyerapan tenaga kerja langsung
sebanyak 7.686 tenaga kerja langsung dan 100.000 tenaga kerja tidak langsung. Apabila blok Masela beroperasi potensi tersebut diharapkan dapat memberikan
multiplier effect bagi masyarakat Maluku untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan potensi yang sangat besar tersebut, Pemerintah Provinsi Maluku telah
melakukan langkah-langkah untuk
menjaga agar operasi Blok Masela dapat
beroperasi sesuai jadwal. Gubernur
Maluku, Murad Ismail di masa awal jabatannya telah bertemu dengan pihak SKK Migas dan INPEX selaku operator.
Dalam pertemuan tersebut dibahas
agenda kerja pengelolaan Blok Masela.
Rencananya, tahap konstruksi akan
dimulai tahun 2022, dan tahap produksi dimulai tahun 2027 hingga 2055. Pihak INPEX sangat berharap adanya dukungan Pemprov terutama dalam penyediaan lahan, tata ruang dan amdal.
Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan oleh pemerintah:
1. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui kebijakan investasi perlu menjaga agar blok masela dapat beroperasi sesuai dengan rencana.
2. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah meningkatkan belanja fungsi pendidikan pada APBN dan APBD yang digunakan untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia khususnya di bidang pertambangan.
3. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu meningkatkan belanja modal pada APBN dan APBD dalam rangka penyediaan infrastruktur pendukung di sekitar Blok Masela.
4. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah untuk
mengantisipasi dampak sosial dan
26
1. Hasil proyeksi Pendapatan APBD dengan Double Exponensial Smootingmenggunakan aplikasi Minitab®
2. Hasil proyeksi Belanja APBD dengan Double Exponensial Smooting menggunakan aplikasi Minitab®
27
1. Hasil proyeksi Pendapatan APBN dengan Double Exponensial Smootingmenggunakan aplikasi Minitab®
2. Hasil proyeksi Pendapatan APBN dengan Double Exponensial Smooting menggunakan aplikasi Minitab®