UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SD N 054000 KEC.BESITANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam
Oleh : KHAIRIDA NPM. 1401020108P
JURUSAN PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SD N 054000
KEC.BESITANG TAHUN 2016
PROPOSAL
Diajukan Untuk melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam
Oleh : KHAIRIDA NPM. 1401020108P
JURUSAN PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM
PEMBIMBING SKRIPSI
JUNAIDI, S.Pd, M.Si
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
Medan, 07 Januari 2017
Nomor : Istimewa
Lamp : 3 ( tiga ) eksamplar Hal : Skripsi a.n. KHAIRIDA
Kepada Yth : Bapak Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Di –
Medan
Asslamu‟alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Setelah membaca, meneliti dan memberi saran-saran penelitian sepenuhnya terhadap skripsi mahasiswa a.n. KHAIRIDA yang ber1udul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make a Match pada siswa Kelas III SD N 054000 Kec Besitang”. Maka kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diterima dan diajukan pada sidang munaqasah untuk mendapat gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pendidikan pada Fakultas Agama Islam UMSU.
Demikian saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Pembimbing Skripsi
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SD N 054000 KEC.BESITANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam
Oleh : KHAIRIDA NPM. 1401020108P
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pembimbing
Junaidi, S.Pd.I, M.Si
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
ُِِ ۡسِت
ِ
َِِللّٱ
ِ
ِِٓ ََّٰ ۡدَسٌٱ
ِ
ٍُِِِدَسٌٱ
ِ
Telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan skripsi sehingga naskah skripsi ini telah memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi oleh:
Nama Mahasiswa : Khairida, A.Ma
NPM : 1401020108P
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi :Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur‟an Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas III SD N 054000 Kec.Besitang
Medan, Januari 2017 Pembimbing Skripsi
(Junaidi, S.Pd.I. M.Si) Disetujui Oleh:
Ketua Jurusan
(Robie Fanreza , S.Pd.I, M.Pd.I) Disetujuai oleh
Dekan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) kemampuan siswa membaca dan menulis Al Qur‟an sebelum menggunakan metode pembelajaran Make a Match pada siswa kelas III SD N 054000 Kec. Besitang. 2) Kemampuan siswa membaca dan menulis Al Qur‟an setelah menggunakan metode pembelajaran Make a Match di kelas III SD N 054000 Kec. Besitang.
Lokasi penelitian dilaksanakan di kelas III SD N 054000 Kec. Besitang yang terdiri dari 25 siswa dengan 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data lembar oservasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar.
Penelitian ini dimulai dari pemberian tes awal terhadap 25 siswa, diketahui terdapat 2 siswa (8%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an dan 23 siswa (92%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an , 6 siswa (24%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an dan 19 siswa (76%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an. Kemudian pada pelaksanaan siklus I diketahui terdapat 5 siswa (20%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an dan 20 siswa (80%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an, 9 siswa (36%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an dan 16 siswa (64%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an. Kemudian pada pelaksanaan siklus II diketahui terdapat 14 siswa (56%) yang mendapat niai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an dan 11 siswa (44%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an, 18 (72%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an dan 7 siswa (28%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an. Selanjutnya, pada pelaksanaan siklus III diketahui terdapat 23 siswa (92%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an dan 2 siswa (8%) yang belum mendapat nilai keuntasan kemampuan membaca Al Qur‟an, 25 siswa (100%) yang mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an dan 0 siswa (0%) yang belum mendapat nilai ketuntasan kemampuan menulis Al Qur‟an.
Kata Kunci : Kemampuan membaca, Kemampuan menulis. Metode pembelajaran Make a Match
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine: 1) the student's ability to read and write the Qur‟an before learning methods Make a Match in Class III SD N 054000 district. Besitang. 2) The ability of students to read and write the Qur‟an after learning methods Make a Match in class III SD N 054000 district. Besitang.
The location of research carried out in class III SD N 054000 district. Besitang consisting of 25 students to 15 male students and 10 female students. This research is a classroom action research data collection techniques oservasi sheet, documentation, and test results of learning.
This study starts from the provision of preliminary tests on 25 students, it is known there are two students (8%) who scored mastery ability to read the Qur'an and 23 students (92%) who have not received value for completeness ability to read the Qur'an, 6 students (24%) who scored mastery ability to write the Qur'an and 19 students (76%) who have not got the ability to write the Qur'an completeness. Then in the implementation of the first cycle is known there are five students (20%) who scored mastery ability to read the Qur'an and 20 students (80%) who have not received value for completeness ability to read the Qur'an, 9 students (36%) who received value writing skills mastery of the Qur'an and 16 students (64%) who have not got the ability to write the Qur'an completeness. Then in the implementation of the second cycle in mind there are 14 students (56%) who received niai completeness ability to read the Qur'an and 11 students (44%) who have not received value for completeness ability to read the Qur'an, 18 (72%) who scored mastery of writing skills Qur'an and 7 students (28%) who have not got the ability to write the Qur'an completeness. Furthermore, the implementation of the third cycle in mind there are 23 students (92%) who scored mastery ability to read the Qur'an and 2 students (8%) who have not received value keuntasan ability to read the Qur'an, 25 students (100%) the got mastery of writing skills students Qur'an and 0 (0%) who have not got the ability to write the Qur'an completeness.
Keywords: Ability to read, write capability. The learning method Make a Match
DAFTAR ISI
Halaman BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ...` 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kerangka Teori ... 6
1. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an ... 6
a. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur‟an ... 6
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Al-Qur‟an .. 8
2. Kemampuan Menulis Al- Qur‟an ... 9
a. Pengertian Kemampuan Menulis Al-Qur‟an ... 9
b. Cara menulis Al-Qur‟an ... 10
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis... 11
3. Metode Pembelajaran Make A Match ... 11
a. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Make A Macth ... 12
b. Kelebihan dan kekurangan Metode Make A Macth ... 13
c. Teori Belajar yang Medukung Metode Pembelajaran Make A Macth ... 13
B. Hipotesis Tindakan ... 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 15
1. Lokasi Penelitian ... 15
2. Waktu Penelitian ... 15
C. Langkah- Langkah Penelitian ... 15
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Teknik Analisis Data ... 25
F. Indikator Keberhasilan ... 26
G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ... 26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
Membaca Al-Qur‟an merupakan satu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia. Orang Islam yang membaca Al-Qur‟an diumpamakan laksana utrujjah, sejenis jeruk wangi, baunya sedap dan rasanya manis, dan banyak kegunaannya.1
Dalam rangkaian wahyu Al-Qur‟an yang turun perdana adalah iqra’ atau perintah membaca. Iqra‟ terambil dari kata dasar qara’a yang berarti menghimpun, kata iqra‟ juga mempunyai banyak makna antara lain: menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri-cirinya. Perintah iqra’ mendorong agar umat manusia berfikir, menggunakan potensi akalnya.
Mempelajari Al-Qur‟an, baik berupa bacaan, tulisan maupun isi yang terkandung didalamnya merupakan kewajiban bagi muslimin sehingga dapat dijadikan pedoman dan petunjuk dalam menempuh kehidupan untuk mencapai ridha Allah SWT. Dalam kenyataan sekarang ini, masih banyak siswa yang tingkat sekolah yang belum mampu membaca Al-Qur‟an. Kenyataan seperti ini merupakan problema bagi pendidikan Islam dan yang bertanggungjawab mengatasi masalah ini adalah guru pendidikan agama Islam.
Di era modern ini, membaca dan menulis Al-Qur‟an kurang diminati oleh peserta didik, ini dipengaruhi oleh perubahan masyarakat dan kebudayaan yang terjadi. Perubahan masyarakat merupakan sebuah proses yang tidak dapat dihindari, begitu pula dalam pendidikan kini mulai mengalami pergeseran, dahulu pendidik aktif menyampaikan pengetahuan dengan berceramah di depan kelas dan peserta didik setia mendengarkan, serta mencoba mencerna ilmu yang disampaikan oleh pendidik.
1
Ahmad Syarifuddin . 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai AlQur’an . (Jakarta: Gema Insani Press), h. 46
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.2
Dengan definisi tersebut dimaksudkan bahwa pentingnya peran guru untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam pembelajaran dan perlu adanya kreatifitas guru dalam mengajar, guru harus berusaha menarik perhatian siswa dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Oleh karena itu, pembelajaran Al-Qur‟an dengan menggunakan metode ceramah, menjadikan siswa pasif dalam pembelajaran dan kemampuan siswa belum maksimal dalam hal membaca dan menulis Al-Qur‟an. Padahal membaca dan menulis Al-Qur‟an sudah menjadi bagian dari pendidikan, khususnya dalam rangka membangun akhlak dan iman generasi penerus bangsa. Untuk mengantisipasinya perlu adanya gerakan kembali kepada Al-Qur‟an dalam rangka menggali nilai-nilai Al-Qur‟an sebagai perisai guna membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang merusak moral.
Sebagai guru agama yang profesional perlu melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kemampuan di dalam proses belajar mengajar. Upaya guru tercermin pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses pendidikan dan pengajaran. Adapun guru agama yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kurang dilandasi kepribadian muslim dan kompetensi pendidikan, maka orientasinya hanya sebatas aspek kognitif. Orientasi pendidikan yang demikian hanya melahirkan anak didik yang berilmu pengetahuan agama saja, namun nilai-nilai agama tersebut tidak meresap dalam jiwa serta tidak mempengaruhi sikap dan perilakunya.
Dalam usaha peningkatan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an pada anak didik juga tidak terlepas dari upaya guru. Guru harus mampu membuat siswa tertarik dan berminat mengikuti pelajaran, menjadi tantangan bagi guru untuk membuat peserta didik tidak jenuh atau bosan.
2 Masitoh, Laksmi Dewi. 2004.
Strategi Pembelajaran. (Jakarta :Departemen Agama RI), h.7
Terlebih anak didik yang dimaksud adalah anak-anak sekolah dasar, yang notabennya masih banyak sekali yang belum mampu dan memerlukan bimbingan yang ekstra dari guru untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an mereka, karena kemampuan membaca dan menulis termasuk ketrampilan yang harus dipelajari dengan sengaja.
Ada banyak cara yang ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran make a match ( mencari pasangan) pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an. Dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran make a match peserta didik aktif bekerja sama mencari pasangan materi yang telah tersaji, sementara guru bertugas sebagai pembimbing dan pengawas agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan target waktu yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Dipilihnya SD N 054000 Kecamatan Besitang karena Penulis melihat kemampuan membaca dan menulis yang masih kurang dan di SD tersebut merupakan tempat tugas mengajar penulis, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar penulis untuk mengadakan penelitian. Penulis mengadakan penelitian dikelas III karena materi pada kompetensi dasar membaca dan menulis Al-Qur‟an pada semester 1 kelas III ini sangat cocok bila diterapkan dengan metode pembelajaran make a match. Merujuk dari hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make a Match pada Siswa Kelas III SD N 054000 Kec.Besitang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Al Qur‟an 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis Al Qur‟an
3. Metode pembelajaran yang digunakan masih konvensional, sehingga prestasi yang dicapai masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan pengkajian masalah yang akan diteliti yaitu menggunakan metode pembelajaran make A match dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al Qur‟an pada Siswa Kelas III SD N 054000 Kec.Besitang Tahun 2016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka fokus penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al Quran siswa kelas III SD 054000 Kec. Besitang ?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui peningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al Quran siswa kelas III SD054000 Kec. Besitang dengan menggunakan metode pembelajaran make amatch.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.
2. Manfaat praktis a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan penulis mengenai wacana nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam, untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku.
1) Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum
2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
1) Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Alqur‟an dan Hadist yang terdapat dalam penelitian ini.
2) Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan.
d. Bagi peneliti berikutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi atau menjadi acuan kepada penelitian selanjutnya dalam meneliti judul yang sama.
16 BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teori
1. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian Kemampuan Membaca AL-Qur’an
Kemampuan merupakan kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan beragam tugas dalam suatu pelajaran. Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti dan dapat melisankan apa yang tertulis di dalam buku itu. Membaca juga dapat diartikan adalah kunci pertama dasar pembelajaran pada anak.17 Kemampuan membaca adalah kemampuan orang dalam memahami isi bacaan yang diukur dengan tes yang disediakan.
Membaca adalah jembatan menuju pemahaman, pengamalan dan penerapan Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari. Membaca Al-Qur‟an bagi seorang muslim dinilai sebagai ibadah. Oleh karenanya, mempelajari Al-Qur‟an pun hukumnya ibadah. Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari Al-Qur‟an adalah wajib. Sebab Al-Qur‟an pedoman paling pokok bagi setiap muslim.18
Adapun yang peneliti maksud dari kemampuan membaca Al-Qur‟an disini adalah Potensi seorang siswa dalam menguasai, memahami, dan menerapkan Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.
Kata pertama dari wahyu Al-Qur‟an perdana yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah iqra’ atau perintah membaca yang terdapat dalam surah al-alaq ayat 1 yaitu :
17 Nunu A.Hamijaya,dkk. Bergembira Bersama Al Qur’an
. (Bandung : Marja), h.6
18
Ahmad Syarifuddin. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an. (Jakarta : Gema Insani Press), h.49
17
ِۡأَسۡلٱ
ِِِت
ُِِ ۡسٱ
ِ
َِهِّتَز
يِرٌَٱ
ِ
َِكٍََخ
١
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”19
Hal terpenting dalam kegiatan membaca Al-Qur‟an adalah rutinitas atau keajegan (keistiqamahan), yakni membacanya secara berkesinambungan dan terus-menerus. Sedikit yang rutin misalnya setiap hari membaca seperempat hingga setengah juz tentu lebih baik nilainya dari pada khatam sekali dalam sehari tapi hanya dilaksanakan setahun sekali. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu kata Allah swt. berfirman dalam surah Ali Imran:113
ِ
ِ ًَِۡ٘أِ ِِِّۡٓ ٗۗ ءٓاَوَسِ ْاوُسٌٍَۡ۞
ِِةََٰحِىٌۡٱ
ِ
ِ ِثٌََٰاَءِ َْوٍُۡحٌَِ ٞةَِّئٓاَلِ ٞةَُِأ
َِِللّٱ
ِ
َِءٓأَاَء
ًٌٍَِِۡٱ
ِ
ِ َْوُدُج ۡسٌَِ َُُۡ٘و
١١٣
ِ
Artinya:“Mereka itu tidak sama; di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka (golongan ahli Kitab yang Telah memeluk agama Islam) membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).(Ali Imran 113).
R. Gagne mengemukakan teori belajar sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.20 Menurut Muhibbin belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam keseluruhan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.21 Dalam hal ini berarti belajar tidak hanya sebatas untuk memperoleh ilmu pengetahuan saja, melainkan lebih dari itu dapat berupa keterampilan, kebiasaan dan lain sebagainya. Dengan kata lain belajar adalah proses dalam mengubah
19
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya “Special For Woman”, Depag. h.597
20
Ibid, h.13
21 Muhibbin Syah, 2003.
18
atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Al-Qur’an
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur‟an terutama di kalangan remaja, adalah sebagai berikut :
1. Orientasi berfikir
Pengaruh modernisasi banyak mempengaruhi arah pemikiran orang. Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkannya bagi kemudahan hidup manusia, banyak mengalihkan perhatian orang untuk hidup lebih erat dengan alam kebendaan. Hal ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat membantu ke arah pemikiran pengetahuan praktis dan menunjang prestise kehidupan.
Pengetahuan tentang Al-Qur‟an dan cara membacanya kalah bersaing di alam pemikiran kebanyakan kaum muslimin, hingga hampir diabaikan. Padahal bidang tersebut merupakan disiplin ilmu tersendiri hingga untuk menguasainya diperlukan sistem dan metode tersendiri pula di samping ketentuan dan waktu yang cukup lama.
2. Kesempatan dan tenaga
Arah berfikir yang materialistis telah mendukung status wajib belajar Al-Qur‟an ke posisi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah menimbulkan kondisi asal-asalan. Akibatnya terjadi kelangkaan penyediaan kesempatan dan kelangkaan tenaga. Waktu yang disediakan untuk belajar Al-Qur‟an sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu mereka gunakan untuk menuntut ilmu pengetahuan lainnya. Akhirnya tenaga pengajar tersedia tidak sempat berkembang seimbang dengan kebutuhan.
19
Perkembangan teknologi telah merubah kecenderungan masyarakat untuk menuntut pengetahuan secara lebih mudah dan lebih cepat. Untuk menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu, para ahli telah memanfaatkan jasa teknologi dalam media pendidikan baik media visual, audio-visual, computer dengan cara yang semakin tepat guna.
Khusus dalam pendidikan Al-Qur‟an cara ini masih langka. Metode lama dalam beberapa seginya mungkin sudah kurang sesuai dengan keinginan dan kecenderungan tepat guna ini. Akibatnya metode yang demikian berangsur kurang diminati.
4. Aksara
Kitab suci Al-Qur‟an ditulis dengan aksara dan bahasa arab. Faktor ini menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non pesantren/madrasah karena pengetahuan itu tidak dikembangkan secara khusus di sekolah umum. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara Kitab Sucinya. Kebutaan aksara ini membuat jarak makin lama makin jauh antara mereka dengan kitab sucinya.
2. Kemampuan Menulis Al- Qur’an
a. Pengertian Kemampuan Menulis Al-Qur’an
Kemampuan menulis Al-Qur‟an adalah catatan yang diperagakan oleh siswa dalam menulis Al-Qur‟an meliputi huruf-huruf yang dirangkai menjadi satu kalimat ayat-ayat Al-Qur‟an maupun tanda baca (syakal) yang benar.
Bersama dengan seruan membaca, wahyu perdana di muka juga memadukan perintah menulis, yang tersirat dari kata : “al-qalam” pena. Kata “qalam” sebagai segala macam alat tulis-menulis sampai kepada mesin-mesin tulis. Anjuran menulis ini ditegaskan pada wahyu yang turun menyusul wahyu perdana yaitu:
ِ ْٓ
ِ
َِو
ٍََُِِمٌۡٱ
ِ
ِ َْوُسُط ۡسٌَِاََِو
١
ِ
20
Artinya :“Nun ,demi kalam dan apa yang mereka tuliskan. (al-Qalam: 1)
Al-Qur‟an sendiri diberikan nama Al-Kitab yang berarti “tulisan yang tercatat dalam lembaran”. Tersirat dari sini pentingnya menulis di samping membaca. Kata “al-qalam” menyeru mereka untuk menulis dan mencatat. Atas dasar Al-Qur‟an menggunakan bahasa arab, maka kegiatan tulis-menulis yang amat ditekankan adalah tulis-menulis huruf-huruf arab (huruf hijaiyah) sebagai bahasa Al-Qur‟an, bahasa penduduk surga dan bahasa Rasulullah SAW.
Disini anak diharapkan memiliki kemampuan menulis (kitabah) aksara Al-Qur‟an dengan baik dan benar dengan cara dikte (imla’) atau setidak-tidaknya dengan cara menyalin (naskh) dari mushaf.
b. Cara menulis Al-Qur’an
Setiap bahasa mempunyai tatanan dalam pola kalimat yang berbeda dan unik, begitu juga dengan bahasa arab. Bahasa arab mempunyai tatanan yang sangat kompleks dan unik, sehingga bahasa arab adalah bahasa yang mempunyai nilai makna yang tinggi.
Cara penulisan huruf arab sebagai berikut:
1) Penulisan huruf arab dimulai dari kanan ke kiri.
2) Menyambung huruf hijaiyyah, dari 28 huruf hijaiyyah terdapat huruf yang dapat disambung dan menyambung. Ada yang bisa disambung tetapi tidak bisa menyambung, yaitu: alif, dal, zal, wawu, ra’, dan zai. Selain huruf ini semua huruf dapat disambung dan menyambung. 3) Dalam menulis huruf arab perlu menguasai huruf arab berikut
bunyinya.
21
Kemampuan siswa dalam menerima atau memahami setiap pelajaran itu berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. Hal itu disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Secara garis besar faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan siswa terhadap materi ajar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar atau faktor
lingkungan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis adalah sebagai beriktu:
a) Faktor internal, antara lain:
Minat belajar
Perhatian siswa dalam pembelajaran
Kebiasaan dan ketekunan belajar siswa
Kondisi fisik dan psikis siswa
Kemampuan dasar siswa dalam menulis Al-Qur'an. b) Faktor eksternal, antara lain:
Perencanaan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
Metode dan alat peraga guru dalam pembelajaran 3. Metode Pembelajaran Make A Match
Make a match adalah metode mengajar dengan mencari pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar sambil menguasai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Metode pembelajaran make a match yaitupembelajaran yang teknik mengajarnya dengan mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh pasangan siswa tersebut. Metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat
22
diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran ini bisaditerapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.22
Metode pembelajaran make a match adalah pembelajaran menggunakan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut. Metode pembelajaran ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1994 oleh Lorna Curran, merupakan salah satu pembelajaran penting di dalam ruang kelas. Tujuannya adalah : 1) Pendalaman materi, 2) Penggalian materi, 3) edutainment.23
a. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Make A Macth
Langkah-langkah dari Metode Pembelajaran Make A Match adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya
7) Kesimpulan/penutup.24
22
Miftahul Huda. 2012. Cooperative Learning : Metode , Teknik, Struktur dan Model Terapan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), h.135.
23
Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Pragmatis. (Yogyakarta :Pustaka Pelajar), h.251.
24
Zainal Aqib. 2013. Model-model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). (Bandung: Yrama Widya), h. 23-24.
23
b. Kelebihan dan kekurangan Metode Make A Macth
Kelebihan metode make a match adalah sebagai berikut:
Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik
Karena ada unsur permainan, pembelajaran ini menyenangkan
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untukbelajar.25 Kekurangan metode pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:
Jika anda tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu terbuang
Pada awal-awal penerapan model ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan dengan lawan jenisnya
Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saatpresentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan
Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
Menggunakan pembelajaran ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.26
c. Teori Belajar yang Medukung Metode Pembelajaran Make A Macth
Banyak sekali teori belajar menurut literatur psikologi dan para ahli, namun yang paling penting dalam metode pembelajaran make a match teoribelajar yang mendukung yaitu teori konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi (bentukan)kita sendiri.27
25
Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Pragmatis. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), h.253
24
Menurut filsafat konstruktivisme pengetahuan adalahbentukan (konstruksi) seseorang yang sedang menekuni. Bila yangsedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan adalah bentukan siswa itu sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi,tetapi sesuatu yang harus kita bentuk sendiri dalam pikiran kita. Jadipengetahuan merupakan akibat konstruksi kognitif melalui kegiatan berfikir seseorang.
Menurut teori kontruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan member kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan cara mereka sendiri untuk belajar.
Adapun prinsip-prinsip konstruktivisme antara lain : 1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2) Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, 3) Mengajar adalah membangun siswa belajar,
4) Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, 5) Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6) Guru sebagai fasilitator.28
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka konseptual, maka yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an siswa kelas Kelas III SD N 054000 Kec. Besitang.
27
Sardiman, 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h.37.
28 Trianto. 2012.
Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .(Jakarta : PT Bumi Aksara), h. 75-76
25 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan dan metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (dalam Tukiran), penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dengan proses pengemangan kemampuan dalam mendetaksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain, dilengkapi dengn fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis. Dalam praktiknya penelitian tindakan menggabungkan tindakan bermakna dengan prosedur penelitian. Ini adalah salah satu upaya untuk memecahkan masalah sekaligus dukungan ilmiahnya. Pihak yang terlibat ( guru, widyaiswara, instruktur, kepala sekolah dan warga masyarakat) mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaanya untuk memahami tingkat keberhasilannya.29
Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap subjek yang sengaja dilakukan di kelas. Atau dapat disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan guru untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.30
Penelitian ini berusaha mengadakan perubahan dan perbaikan dalam subjek yang diteliti. Bukan hanya menyangkut materi atau pokok bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik berupa srtategi, pendekatan,
29
Tukiran, Irma dan Nyata. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. (Bandung : Alfabeta), h.15.
30
metode atau cara memperoleh hasil melalui sebuah uji coba atau eksperimen. Penelitian tindakan kelas akan terjadi peningkatan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an siswa melalui metode pembelajaran make a match di kelas III SD N 054000 Kec. Besitang.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian dilaksanakan. Tempat penelitian dapat dilakukan di sekolah, kantor instansi pemerintah atau swasta, rumah sakit, klinik, kampung, kota dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan di SD N 054000 Simpang Tiga Besitang yang beralamatkan Jl. Medan – Banda Aceh KM.104.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah periode pelaksanaan penelitian. Waktu penelitian yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah Agustus - September 2016. Adapun pengambilan data atau observasi tahap awal dilakukan pada Bulan Juli 2016.
C. Langkah- Langkah Penelitian
Penelitian ini memiliki tahapan kegiatan penelitian yang berupa siklus dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Menurut Sujakati, model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus.31
Dalam pelaksanaannya penulis memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi. Karena. pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam
31
Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika), h. 18.
merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Refleksi awal
Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Penulis melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, penulis sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjut
nya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian. 2. Penyusunan perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
3. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan penulis sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
4. Observasi (pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini penulis
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.
5. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model yang dikembangkan Kemmis dan Taggart ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang. Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan dengan diagram alur berikut ini.
Gambar. 3.1. Diagram Alur PTK
Berikut ini merupakan rincian kegiatan dalam tiap tahapan penelitian persiklus:
Tabel 3.1
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Pada Siklus I
Tahap Kegiatan Hasil
Perencanaan (planning)
1. Membuat RPP dalam bentuk karateristik Metode pembelajaran Make A Match.
2. Membuat lembar instrument penelitian.
3. Menetapkan hasil belajar siswa minimal 85% dari keseluruhan siswa. 1. Adanya RPP dalam bentuk Metode pembelajaran Make A Match 2. Adanya lembar pengamatan tes 3. Adanya indikator hasil belajar yang harus dicapai siswa.
4. Menetapkan kegiatan penelitian selama 2 siklus.
4. Adanya Jadwal pelaksanaan tindakan dalam 2 siklus yang melaksanakan
tindakan sesuai yang telah dilaksanakan. Aksi/tindakan
(acting)
1. Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi pada kompetensi membaca dan menulis Al Qur‟an.
2. Siswa diatur dengan duduk melingkar.
3. Guru menyampaikan materi membaca dan menulis Al Qur‟an dan melakukan tanya jawab
4. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga dipersilahkan bertanya pada guru tentang materi pembelajaran.
5. Guru membagikan sehelai kertas kepada peserta didik untuk menulis jawaban pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan tadi, dengan waktu yang dibatasi.
1. Terciptanya iklim belajar yang kondusif.
2. Siswa duduk secara melingkar
3. Siswa antusias dalam menyerap informasi tersebut. 4. Siswa menyimak dengan seksama kesemua materi. 5. Siswa menjawab pertanyaan di kertas yang disediakan Observasi (observasing)
Pengamat (observer) mengamati pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.
Adanya kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan berupa dampak positif dan negatif dalam tindakan.
Refleksi (reflexing)
1. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
1. Adanya hal negatif dan positif yang muncul dalam
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I 2. Mendiskusikan hasil analisis
untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus II.
tindakan.
2. Adanya hal negatif yang perlu diperbaiki dalam tindakan selanjutnya.
Tabel 3.2.
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Pada Siklus II
Tahap Kegiatan Hasil
Perencanaan tindakan (Plan)
1. Mengidentifikasi
rumusan masalah, peneliti bekerja sama dengan kolabulator untuk mengungkap dan memperjelas
permasalahan yang peneliti hadapi untuk menentukan jalan penelitian dan meninjau kembali rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pada tahap ini benar-benar menyiapkan siswa pada kondisi siap untuk belajar dan kosentrasi pada materi membaca dan menulis Al Qur‟an. 2. Menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran "Make a match". Dalam menyiapkan ditekankan pada pengamatan pra siklus untuk lebih menuntut siswa aktif melalui pembelajaran tersebut.
1. Adanya masalah dan kekurangan pada tindakan serta hasil belajar pada sikus I.
2. Adanya rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah diinovasi.
Pelaksanaan tindakan (Act)
Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran (tindakan) yang meningkat keaktifan belajar siswa yang menyenangkan serta hasil belajar meningkat. Pengamatan (Observe) Peneliti (observer)
mengamati proses tindakan pembelajaran. Adanya kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan berupa perbaikan tindakan dan adanya dampak perubahan kearah positif dalam tindakan. Refleksi (Reflect) dan
Evaluasi
1. Peneliti dan kolabolator membahas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan.
2. Menemukan perubahan yang mengarah pada peningkatan proses pembelajaran (tindakan) dan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan.
3. Menganalisis dan memperbaiki hal-hal yang terjadi pada tindakan. 1. Adanya hasil pelaksanaan tindakan yang bersifat positif maupun negatif. 2. Adanya peningkatan tindakan dan perubahan hasil belajar siswa. 3. Adanya hasil analisis pada tindakan untuk lebih baik lagi dalam tindakan berikutnya perlu diprediksikan ke dalam tindakan yang lebih optimal.
Tabel 3.3.
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Pada Siklus III
Tahap Kegiatan Hasil
Perencanaan tindakan (Plan)
1. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
menyiapkan materi dan alat pembelajaran.
2. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan, pendokumentasian, refleksi dan evaluasi.
1. Adanya rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah diinovasi. 2. Adanya lembar pengamatan, pendokumentasian, refleksi dan evaluasi Pelaksanaan tindakan (Act) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran (tindakan) yang meningkat keaktifan belajar siswa yang menyenangkan serta hasil belajar
meningkat. Pengamatan
(Observe)
Peneliti mengamati aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran dan keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Adanya kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan berupa perbaikan tindakan dan adanya dampak perubahan kearah positif dalam tindakan. Refleksi (Reflect) dan
Evaluasi 1. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus III.
2. Mendiskusikan hasil analisis dan evaluasi siklus III. Diharapkan
1. Adanya hasil pelaksanaan tindakan dan adanya peningkatan tindakan dan perubahan hasil belajar siswa. 2. Adanya hasil analisis dan evaluasi yang
setelah siklus ini, penerapan proses pembelajaran tentang penerapan metode pembelajaran " make a match" , pada kompetensi dasar membaca dan menulis Al- Qur‟an siswa kelas III lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa. diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an siswa kelas III.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi.
1. Lembar Observasi
Observasi merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan dengan 1alan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Obeservasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian.32 metode ini diguanakan dalam rangka mengamati proses belajar mengajar termasuk metode yag dilaksanakan dalam penelitian ini.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Jadi teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari pengambilan dokumen-dokumen.33 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, profil dan dokumentasi pembelajaran di SD N 054000 Simpang Tiga Besitang.
32
Zaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. (Depag RI), h.146. 33
3. Tes Hasil Belajar
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulasi) yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.34 Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dengan penerapan metode pembelajaran " make a match", sehingga nantinya dapat diketahui seberapa besar peningkatan kemampuan dan hasil belajar yang dicapai.
E. Teknik Analisis Data.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai kognitif. Menurut Ngalim Purwanto, data tersebut diperoleh pada tiap tiap siklus dianalisa secara deskriptif dengan menghitung percentages correction, dengan rumus sebagai berikut:35
Keterangan:
S : Nilai yang diharapkan (dicari)
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Skor maksimum dari tes tersebut.
Dalam bukunya Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan menyatakan bahwa untuk menentukan nilai hasil belajar peserta didik dapat dinyatakan dalam skala yaitu sebagai berikut:36
Kategori Huruf Keterangan
80 – 100 A Baik Sekali 66 – 79 B Baik 56 – 65 C Cukup 40 – 55 D Kurang 30 – 39 E Gagal F. Indikator Keberhasilan
34S. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta Cet.4), h. 170.
35
Purwanto. 2000. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Cet.9), h.112.
36
Suharsimi Arikunto. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara Cet. 7), h. 249.
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang tuntas belajar yaitu memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65.37
Dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif " make a match" pada penelitian ini, diharapkan peserta didik hasil belajarnya dapat meningkat dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 60 minimal 85% dari jumlah peserta didik yang tuntas belajarnya dengan memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 70. Alat ukurnya dengan menganalisis prosentase ketuntasan belajar peserta didik dari tes siklus yang telah mereka kerjakan.
G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini faktor keabsahan data sangat diperhatikan karena semua penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan dan kepercayaan. Untuk memperoleh pengakuan terhadap hasil penelitian ini terletak pada keabsahan data penelitian yang telah dikumpulkan. Untuk mencapai kebenaran dipergunakan teknik.
1. Keterpercayaan
Usaha untuk membuat lebih terpercaya proses, interpretasi dan temuan dalam penelitian ini adalah dengan cara keterkaitan yang lama antara peneliti dengan yang diteliti, ketekunan pengamat, melakukan triangulasi atau informasi yang diperoleh dari beberapa sumber diperiksa silang antara data wawancara dengan data pengamatan dan dokumen, mendiskusikan dengan teman sejawat yang tidak berperan serta dalam penelitian, kecukupan referensi dan analisis kasus negatif.
2. Transferabilitas
37
E. Mulyasa. 2008. Kurikulum berbasis kompetensi, Konsep,
Transferabilitas memperhatikan kecocokan arti fungsi unsur-unsur yang terkandung dalam fenomena studi dan fenomena lain di luar lingkup studi. Cara yang ditempuh untuk menjamin keteralihan ini adalah melakukan rinci data ke teori, atau dari kasus ke kasus lain, sehingga pembaca dapat menerapkan dalam konteks yang hampir saja.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus 1. Pra Siklus
a. Hasil Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pra Siklus
Tahap pra siklus memberikan pandangan peneliti dalam mengambil langkah yang akan ditempuh pada tahap siklus I. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran. Dalam hasil pengamatan tersebut peneliti menemukan adanya kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an. Hal itu dapat dilihat dari kurangnya minat siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai KKM (75). Sebagaimana yang telah ditetapkan bahwa data yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan menggunakan tes formatif, dengan mengambil hasil tes siswa tentang kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan baik. Hasil tes kemampuan membaca Al-Qur‟an dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pra Siklus No Nama Siswa KKM Membaca Al Qur’an Nilai Maksimal Presentase Nilai Keterangan
1 David Erlangga 75 75 100 75% Tuntas
2 M. Hasan Arif 75 65 100 65% Tdk Tuntas
3 Daffa Prayoga 75 70 100 70% Tdk Tuntas
4 Yusnadi 75 65 100 65% Tdk Tuntas
5 Nabila 75 70 100 70% Tdk Tuntas
6 Malika 75 65 100 65% Tdk Tuntas
7 Ramadhani 75 65 100 65% Tdk Tuntas
8 Aidil Bijaksono 75 65 100 65% Tdk Tuntas
10 M.Raihan 75 65 100 65% Tdk Tuntas
11 Ayu Pratiwi 75 60 100 60% Tdk Tuntas
12 M. Azis 75 65 100 65% Tdk Tuntas
13 Marico Van
Bastian 75 50 100 50% Tdk Tuntas
14 M. Afrizal 75 50 100 50% Tdk Tuntas
15 Juli 75 60 100 60% Tdk Tuntas
16 Tiara Witna 75 65 100 65% Tdk Tuntas
17 Imel Ameliya 75 50 100 50% Tdk Tuntas
18 Zulliza 75 60 100 60% Tdk Tuntas
19 Sarly Priska 75 60 100 60% Tdk Tuntas
20 Sarma Agustina 75 65 100 65% Tdk Tuntas
21 M. Alfarisy 75 50 100 50% Tdk Tuntas
22 Anggita Tri
Junita 75 70 100 70% Tdk Tuntas
23 M. Yuda Fadilla 75 60 100 60% Tdk Tuntas
24 Rapi Ananda 75 50 100 50% Tdk Tuntas
25 Amar Maulana 75 80 100 80% Tuntas
JUMLAH NILAI 1550
1UMLAH SISWA 25
RATA-RATA 62 62%
Dilihat dari data hasil tes awal diatas maka:
a. Jumlah siswa yang tuntas = 2 orang b. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 23 orang c. Presentase ketuntasan klasikal (PKK) =
d. Presentase yang tidak tuntas =
e. Rata-rata kelas = 62
b. Hasil Kemampuan Menulis Al-Qur’an Pra Siklus
Kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis Al-Qur‟an terlihat dari hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes formatif yang masih belum
sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun dari hasil tes formatif pada pra siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Hasil Tes Kemampuan Menulis Al-Qur’an Pra Siklus No Nama Siswa KKM Menulis Al Qur’an Nilai Maksimal Presentase Nilai Keterangan
1 David Erlangga 75 80 100 80% Tuntas
2 M. Hasan Arif 75 60 100 60% Tdk Tuntas
3 Daffa Prayoga 75 80 100 80% Tuntas
4 Yusnadi 75 70 100 70% Tdk Tuntas
5 Nabila 75 80 100 80% Tuntas
6 Malika 75 80 100 80% Tuntas
7 Ramadhani 75 80 100 80% Tuntas
8 Aidil Bijaksono 75 70 100 70% Tdk Tuntas
9 Rizki Maulana 75 70 100 70% Tdk Tuntas
10 M.Raihan 75 50 100 50% Tdk Tuntas
11 Ayu Pratiwi 75 60 100 60% Tdk Tuntas
12 M. Azis 75 70 100 70% Tdk Tuntas
13 Marico Van
Bastian 75 70 100 70% Tdk Tuntas
14 M. Afrizal 75 50 100 50% Tdk Tuntas
15 Juli 75 60 100 60% Tdk Tuntas
16 Tiara Witna 75 65 100 65% Tdk Tuntas
17 Imel Ameliya 75 70 100 70% Tdk Tuntas
18 Zulliza 75 60 100 60% Tdk Tuntas
19 Sarly Priska 75 60 100 60% Tdk Tuntas
20 Sarma Agustina 75 60 100 60% Tdk Tuntas
21 M. Alfarisy 75 50 100 50% Tdk Tuntas
22 Anggita Tri
Junita 75 70 100 70% Tdk Tuntas
24 Rapi Ananda 75 50 100 50% Tdk Tuntas
25 Amar Maulana 75 80 100 80% Tuntas
JUMLAH NILAI 1650
1UMLAH SISWA 25
RATA-RATA 66 66%
Dilihat dari data hasil tes awal diatas maka:
a. Jumlah siswa yang tuntas = 6 orang b. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 19 orang c. Presentase ketuntasan klasikal (PKK) =
d. Presentase yang tidak tuntas =
e. Rata-rata kelas = 66
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus ini, dari 25 siswa pada tes kemampuan membaca Al Qur‟an hanya tuntas 2 orang, dan pada tes menulis Al-Qur‟an hanya tuntas 6 orang. Dalam pengamatan peneliti, banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang membosankan bagi siswa.
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena penyajian materi dengan ceramah.
b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan karena masih menggunakan strategi pembelajaran yang monoton.
Berdasarkan hasil di atas maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui metode pembelajaran make a match.
2. Siklus I
a. Aktivitas Pembelajaran Pada Siklus I 1) Perencanaan Tindakan
Dari permasalahan di atas maka peneliti merancang alternatif yang juga merupakan perencanaan tindakan, yaitu:
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang membuat kegiatan mengajar menggunakan metode pembelajaran Make a Match.
b) Mempersiapkan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. c) Menyusun soal uraian
d) Menyusun perencanaan kegiatan siswa
e) Membuat format observasi guru yang akan digunakan untuk menilai kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan di susun, maka selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan diberikan dengan melakukan kegiatan mengajar di mana peneliti bertindak sebagai guru. Selanjutnya diakhiri dengan pemberian tugas kepada siswa untuk mengetahui hasil yang dicapai melalui pemberian tindakan. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a) Pendahuluan
i. Salam pembuka.
ii. Memeriksa kesiapan siswa sebelum belajar.
iii. Mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan membaca surah-surah pendek.
iv. Mengabsen kehadiran siswa.
v. Menyampaikan judul materi pelajaran.
vi. Menyampaikan tujuan pembelajaran ingin dicapai. b) Kegiatan inti
i. Guru melakukan tanya jawab tentang cara membaca Al-Qur‟an dengan bacaan yang sesuai .
ii. Guru menjelaskan tentang cara membaca dan menulis Al-Qur‟an yang benar.
iii. Guru memperlihatkan gambar-gambar potongan ayat Al-Qur‟an iv. Guru menjelaskan kepada siswa cara permainan make a match.
v. Guru membagikan satu buah kartu gambar berupa soal ( potongan Ayat Al-Qur‟an) dan jawaban (huruf latin).
vi. Setiap siswa mendapat satu buah kartu gambar berupa soal atau jawaban.
vii. Guru memberi kesempatan pada siswa memikirkan jawaban atau soal yang benar dari kartu yang dipegangnya.
viii. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartu soal atau jawabannya.
ix. Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil jawaban siswa. c) Kegiatan penutup
i. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran.
ii. Guru memberikan Evaluasi (secara tertulis)
iii. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
iv. Guru memberikan motivasi dan nasehat pada siswa.
v. Salam penutup
3) Observasi
a) Hasil Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siklus I
Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti menyajikan materi pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan metode
make a match. Dibantu oleh guru kelas, peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran. Dalam hasil pengamatan tersebut peneliti menemukan bahwa siswa sangat tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, mereka belum fokus dalam materi pembelajaran. Sebagian dari mereka masih terlalu fokus terhadap kegiatan bermain. Meskipun demikian, ini merupakan langkah yang baik, setidaknya dengan menggunakan metode ini mampu menarik perhatian siswa. Mereka juga belum mempunyai keberanian dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan.
Kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an juga terlihat dari hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes yang masih belum sesuai dengan apa
yang diharapkan. Adapun dari hasil tes pada siklus I ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siklus I No Nama Siswa KKM Membaca Al Qur’an Nilai Maksimal Presentase Nilai Keterangan
1 David Erlangga 75 80 100 80% Tuntas
2 M. Hasan Arif 75 70 100 70% Tdk Tuntas
3 Daffa Prayoga 75 75 100 75% Tuntas
4 Yusnadi 75 70 100 70% Tdk Tuntas
5 Nabila 75 75 100 75% Tuntas
6 Malika 75 70 100 70% Tdk Tuntas
7 Ramadhani 75 70 100 70% Tdk Tuntas
8 Aidil Bijaksono 75 70 100 70% Tdk Tuntas
9 Rizki Maulana 75 55 100 55% Tdk Tuntas
10 M.Raihan 75 70 100 70% Tdk Tuntas
11 Ayu Pratiwi 75 65 100 65% Tdk Tuntas
12 M. Azis 75 70 100 70% Tdk Tuntas
13 Marico Van
Bastian 75 55 100 55% Tdk Tuntas
14 M. Afrizal 75 55 100 55% Tdk Tuntas
15 Juli 75 65 100 65% Tdk Tuntas
16 Tiara Witna 75 70 100 70% Tdk Tuntas
17 Imel Ameliya 75 55 100 55% Tdk Tuntas
18 Zulliza 75 65 100 65% Tdk Tuntas
19 Sarly Priska 75 65 100 65% Tdk Tuntas
20 Sarma Agustina 75 70 100 70% Tdk Tuntas
21 M. Alfarisy 75 55 100 55% Tdk Tuntas
22 Anggita Tri
23 M. Yuda Fadilla 75 65 100 65% Tdk Tuntas
24 Rapi Ananda 75 55 100 55% Tdk Tuntas
25 Amar Maulana 75 85 100 85% Tuntas
JUMLAH NILAI 1675
1UMLAH SISWA 25
RATA-RATA 67 67%
Dilihat dari data hasil siklus I diatas maka:
a. Jumlah siswa yang tuntas = 5 orang b. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 20 orang c. Presentase ketuntasan klasikal (PKK) =
d. Presentase yang tidak tuntas =
e. Rata-rata kelas = 67
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tes rata-rata kemampuan membaca siswa kelas III SDN 054000 Simpang Tiga Besitang pada siklus I sebesar 67 atau terjadi peningkatan sebesar 5 point dibandingkan nilai rata-rata pada tahap pra siklus yang hanya sebesar 62.
b. Hasil Kemampuan Menulis Al-Qur’an Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 25 siswa ternyata beberapa siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan metode Make a Match pada pembelajaran yang belum maksimal. Tetapi siswa sangat antusias dengan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match metode dilanjutkan keesokan harinya lagi. Adapun dari hasil tes pada siklus I ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Tes Kemampuan Menulis Al-Qur’an Siklus I
Al Qur’an
Maksimal Nilai
1 David Erlangga 75 90 100 90% Tuntas
2 M. Hasan Arif 75 65 100 65% Tdk Tuntas
3 Daffa Prayoga 75 75 100 75% Tuntas
4 Yusnadi 75 70 100 70% Tdk Tuntas
5 Nabila 75 90 100 90% Tuntas
6 Malika 75 90 100 90% Tuntas
7 Ramadhani 75 90 100 90% Tuntas
8 Aidil Bijaksono 75 70 100 70% Tdk Tuntas
9 Rizki Maulana 75 70 100 70% Tdk Tuntas
10 M.Raihan 75 65 100 65% Tdk Tuntas
11 Ayu Pratiwi 75 75 100 75% Tuntas
12 M. Azis 75 70 100 70% Tdk Tuntas 13 Marico Van Bastian 75 70 100 70% Tdk Tuntas 14 M. Afrizal 75 75 100 75% Tuntas 15 Juli 75 75 100 75% Tuntas
16 Tiara Witna 75 65 100 65% Tdk Tuntas
17 Imel Ameliya 75 70 100 70% Tdk Tuntas
18 Zulliza 75 70 100 70% Tdk Tuntas
19 Sarly Priska 75 70 100 70% Tdk Tuntas
20 Sarma Agustina 75 70 100 70% Tdk Tuntas
21 M. Alfarisy 75 60 100 60% Tdk Tuntas
22 Anggita Tri Junita
75 70 100 70% Tdk Tuntas
23 M. Yuda Fadilla 75 60 100 60% Tdk Tuntas
24 Rapi Ananda 75 60 100 60% Tdk Tuntas
25 Amar Maulana 75 90 100 90% Tuntas
JUMLAH NILAI 1825
1UMLAH SISWA 25
Dilihat dari data hasil siklus I diatas maka:
a. Jumlah siswa yang tuntas = 9 orang b. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 16 orang c. Presentase ketuntasan klasikal (PKK) =
d. Presentase yang tidak tuntas =
e. Rata-rata kelas = 73
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru menggunakan metode pembelajaran yang baru. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan belum paham materi yang disampaikan oleh guru.
Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai rata – rata 75. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus II. Adapun hasil peningkatan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an dapat dilihat pada abel di bawah ini:
Tabel 4.5
Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menulis
Al-Qur’an Siswa Kelas III SD N 054000 Simpang Tiga Besitang
Nilai rata-rata
Siklus pembelajaran
Pra siklus Siklus I
Membaca Al Quran Menulis Al Qur‟an Membaca Al Quran Menulis Al Qur‟an 62 66 67 73 % ketuntasan 8% 24% 20% 36%
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan membaca siswa sebesar pada siklus I sebesar 20% atau terjadi peningkatan sebesar 12% dibandingkan nilai rata-rata pada tahap pra tindakan yang hanya
sebesar 8%.. Kemudian peningkatan kemampuan menulis Al-Qur‟an siswa juga mengalami peningkatan yakni dari 36% pada pra tindakan menjadi 24% pada siklus I dan ini artinya telah terjadi peningkatan sebesar 12% dari tahap pra tindakan hingga tindakan siklus I.
b). Hasil Observasi
i. Hasil oservasi pengelolaan pembelajaran oleh observer
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian bertindak sebagai kegiatan pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru matematika yang diobservasi oleh observer guru kela yang mengajar di kelas III SD N 054000 Simpang Tiga Besitang berikut adalah hasil observasi guru pada siklus I.
Tabel 4.6:
Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengelolaan pembelajaran oleh guru sudah tergolong baik.
ii. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I
Selanjutnya peneliti melakukan observasi partisipasi siswa dalam proses pelajaran selama menggunakan strategi kontekstual. Seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7:
Deksripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus I
Tahap Observasi Nilai Observasi
I. Pendahuluan (5 Kategori) 18
II. Kegiatan Inti (5 Kategori) 15
III. Penutup ( 5 Kategori) 18