ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN PRE-EKLAMSIA
A. Pengertian
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul pada tri wulan ke tiga kehamilan, tetapi dapat sebelumnya, misalnya karena mola hidatidosa ( Winknjosastro.1977 ; 282 )
Preeklamsia adalah keadaan dimana hipertensia disertai dengan proteinuria,edema atau kedua- duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu kedua puluh, atau kadanf – kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vilikoralis ( Cunningham, 1995 : 773 )
B. Etiologi dan Faktor resiko
Penyebab pre-eklamsia sampai sekarang belum bisa diketahui . Keaadan ini merupakan tantangan bagi kita agar kita senantiasa waspada agar dapat menegakkan diagnosa preeklamsia sedini mungkin .Oleh karena kita harus selalu waspada bila kita menghadapi ibu hamil yang mengidap faktor berikut yang dapat mempengaruhi terjadinya pre- eklamsia
Faktor resiko antatara lain :
1. Primigrafida , terutama primigrafida tua dan primigrafida muda 2. Kelompok sosial ekonomi rendah
3. Hipertensi essensial 4. Ginjal kronik
5. Diabetes mellitus 6. Multipara
10. Riwayat pre-eklamsia pada kehamilan yang lalu atau pada keluarga (Wiknjosastro, 1997 ; 283 )
C. Patofisiologi
Pra- eklamsia terjadi spasme pembuluh arterial yang diikuti dengan timbulnya retensi dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme yang hebat dari arteriola gromorulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi semua arteriola dalm tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah dengan sendirinya akan meningkat drastic sebagai dampak mekanisme pertahanan tubuh untuk mengatasi kenaikan tahan perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan dapat dipenuhi
Sedangkan kenaikan berat badan dan oedama yang disebabkan penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya , mungkin disebabkan oleh retensi garam air . Proteinura mungkin disebabkan oleh spasmus arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus( Mochtar 1993; 220)
D. Manitefasi klinis
Dua gejala yang sangat penting pada per-eklamsia , yaitu hipertensi dan proteinurimia merupakan yang biasanya tidak disadari wanita hamil : 1. Tekanan darah
2. Kenaikan berat badan 3. Proteinuria
E. Klasifikasi
Pre-eklamsia dibagi dalam 2 golongan yaitu berat dan ringan :
1. Pre-eklamsia dikatakan ringan apabila ditemukan tanda-tanda dibawah ini : (Mochtar ,1922 :221 )
a. Tekanan darah 140 / 90 mmhg atau lebih atau kenaikan diastolik 15 mmhg atau lebih dan kenaikan sistolik 30 mmhg atau lebih
c. Nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri otot perut bagian atas tidak ada
d. Oliguria tidak ada
2. Pre-eklamsia yang dikatakan berat apabila ditemukan satu atau lebih tanda-tanda dibawah ini: ( Wiknjosastro.1997 :282 )
a. Tekanan sistolik 160 mmhg atau tekanan diastolic 110 mmhg atau lebih b. Proteinuria kuantitatif 5 gr atau lebih dalam 24 jam. pemeriksaan
kuantitatif positif tiga atau positif empat
c. Oliguria, urine 400 ml atau kurang dalam 24 jam
d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri daerah epigastrium
F. Tanda Dan Gejala 1. Nyeri kepala 2. Nyeri epigastrium
3. Gangguan Penglihatan ( Cunningham,1995:767 )
G. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janin 1. Pada ibu :
a. Eklampsia b. Solutio plasenta
c. Perdarahan sub kapsula hepar d. Kelainan pembekuan darah 2. Pada Janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus ( IUGR = Intraliterina Growth Retardation )
c. Asphiksia neonatus d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
H. Asuhan kebidanan 1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan kepada klien pre-eklamsia meliputi : a. Identitas umum klien
b. Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang 2) Riwayat Kesehatan Dahulu 3) Riwayat kesehatan keluarga 4) Riwayat perkawinan
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kepala : Sakit kepala, wajah oedema
c. Mata : Konjungtiva agak anemis oedema pada retina
d. Leher : Kuduk terasa berat
e. Kardiovaskuler : Hipertensi, mudah terkejut
f. Pencernaan/abdomen : Nyeri daerah epigastrium,anoreksia, mual dan muntah
g. Ekstremitas : Oedema pada kaki dan tangan serta jari-jari
j. Pemeriksaan janin : Bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin melemah
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboraturium :
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah
Penurunan haemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal haemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)
Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol %) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3) b. Urinalisi :
Ditemukan protein dalam urin c. Pemeriksaan fungsi hati :
Bilirubin meningkat ( N =<1 mg/dl) LDH ( lactic dehydrogenase) meningkat Aspartate Aminotransferase (AST)> 60 u/l
Serum Glutamic Pyruvic Transaminate ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml)
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase ( SGOT ) meningkat (N = <31 u/l)
Total protein serum menurun ( N = 6,7 – 8,7 g/dl) g)
Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4 – 2,7 mg/dl) d. Radiologi :
Ultrasonografi
Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah 4. Data Sosial Ekonomi
Pre-eklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dari golongn ekonomi rendah dimana mereka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur
5. Data Psikologis
Biasanya klien pre-eklampsia ini berada dalm kondisi yang labil dan mudah marah, klien merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan
I. Diagnosa Kebidanan
Setelah data terkumpul dan kemudian dianalisa sehingga diagnosa yang mungkin ditemukan pada klien preiklampsia berat ini adalah :
1. Kekurangan volume cairan / kegagalan regulasi berhubungan dengan kehilangan protein plasma, penurunan tekanan osmatik koloid. (Marylin Doenges,2000)
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadinya vasospasme arteriola (prene M Bobak,1995:835)
3. Protensial Injury pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah plasenta ( Prene M Bobak 1989:718)
4. Kelebihan volume cairan intertisial berhubungan dangan penurunan tekanan osmotic, perubahan permibialitas pembuluh darah, retensi sodium dan air
5. Pola nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake makanan yang dimanifestasikan dengan mual dan anoreksia (Sharon J Reeder,1987:747)
6. Ancietas : takut kegagalan kehamilan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ( Marylin Doenges,2000)
NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 2 3 4 5
1. Kekurangan volume
cairan /
kegagalan regulasi berhubungan dengan
kehilangan protein plasma penurunan tekanan osmotik
`` Timbang BB tiap hari
Kaji edema
kehamilan
patologis dan fasiologis dan Pantau lokasi dan derajat pitting
Kaji dan
perhatikan tanda edema
berlebihan ( nyeri epigastric , gejala – gejala serebral, mual, muntah). Kaji terhadap kemungkinan eklamsia
penambahan BB bermakna dan tiba-tiba
menunjukan retensi cairan
Adanya edema pitting pada wajah , tangan , kaki, area sakral atau dinding
abnomen ,
edema yang tidak hilang selama 12 jam tirah baring adalah
Edema serebral memungkinkan mengarah pada kejang, mual dan muntah
Kaji perubahan kadar Ht atau Hb
Kaji ulang
masukan diit dari protein dan kalori. Berikan informasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi dalam memberikan cairan baik secara oral atau parenteral
melalui infuse sesuai andikasi
edema GI
Mengidentifikasi derajat
hemokonsentrsi yang disebabkan oleh
perpindahan cairan
Ketidak adekuatan
protein atau kalori
meningkatkan resiko
pembentukan edema
Penggantian cairan
memperbaiki hypovolemia yang harus diberikan hati-hati untuk menega
kelebihan beban
Dengan memonitor intake dan output maka
akan dapt
diketahui tingkat
2. dan outout setiap hari
Kolaborasi dg dokter untuk pemberian
therapi infus MgSO4
Anjurkan pasien
Cairan MgSO4 berguna untuk mengurangi perfusi ginjal, mobilisasi
Dengan
istirahat tidur dengan posisi berbaring pada salah satu sisi
Mengontrol vital sign dapat diketahui
untuk bedrest
Monitor Vital sign
Monitor Vital Sign
Mengontrol vital sign dapat diketahui
keadaan umum klien dan dapat menentukan tindakan selanjutnya
Dengan
mengistirahatka
n klien
diharapkan metabolisme tubuh menurun dan peredaran darah oksigen untuk janin dapat dipenuhi
Dengan tidur miring kekiri diharapkan
vena cava
dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga aliran
darh ke
palasenta menjadi lancar
3. perfusi darah ke plasma
Anjurkan Pasien untuk Bedrest
Anjurkan klien tidur miring kekiri
Monitor bunyi
janin dapat diketahui
keadaan
jantung janin lemah atau menurun
menandakan suplay oksigen keplasenta berkurang sehingga dapat direncanakan tindakan sebelumnya
Dengan menurunnya tekanan darah sehingga aliran darah
keplasenta menjadi adekuat
Memonitor intake dan output
diharapkan dapat diketahui adanya
keseimbangan cairan dan dapat
diramalkan keadaan dan kerusakan glomerulus
Dengan
memonitor vital
sign dan
Jantung klien
Kolaborasi
dengan dokter untuk therapi
obat anti
hipertensi
Monitor dan catat intake dan output setiap hari
kapiler dapat dijadikan
pedoman untuk pegganti cairan atau menilai respon dari kardiovaskular
Dapat diketahui berat badan yang
merupakan indicator yang tepat untuk mrnunjukan keseimbangan cairan
Keadaan oedema merupakan indicator
keadaan cairan dalam tubuh
Monitor vital sign
Timbang BB tiap hari
Observasi
keadaan oedema
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian diuretik
cairan
Dapat diketahui jumlah
makanan yang dikonsumsi untuk intervensi selanjutnya
Makanan yang tinggi kalori dibutukhan untuk sumber energi, tinggi protein
berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi dan mengurangi resiko peningkatan asam lambung
4.
Kelebihan volume cairan intertisial darah, retensi sodium dan air
Berikan diit rendah garam sesuai dengan kolaborasi
dengan ahli gizi
Kaji asupan makanan yang dikonsumsi klien terhadap
kebutuhan klien
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk pemberian makanan tinggi kalori tinggi protein
Pola nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake
makanan yang dimanifestasik an dengan
mual dan
anoreksia
Ancietas : takut
kegagalan
sedikit tapi sering dan hindari makanan yng berlemak
Bina hubungan yang
menyenangkan
dan saling
percaya
Kaji tingkat kecemasan pasien
Berikan
perhatian pada
klien dan