• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

KI-2051

PERCOBAAN 7 & 8

ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI

KIMIA

Disusun oleh

Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad

NIM : 13013065

Kelompok : 3

Shift : Jumat Siang

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2015

Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2015

Asisten : Dhimaz Galih P. / 10512062

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

PERCOBAAN 7 & 8

ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

I.

Tujuan Percobaan

1. Menentukan jenis senyawa (aldehid atau keton) dari sampel yang diberikan (sampel A, B dan C) dengan uji kualitatif aldehid dan keton.

2. Menentukan gugus samping beberapa protein dan asam amino dengan

menggunakan uji millon, ninhidrin, sulfur, asam nitrit, biuret dan xanthoproteat. 3. Menentukan jenis sakarida dan gugus samping (aldose/ketosa) dengan

menggunakan uji molisch, benedict, barfoed dan hidrolisis senyawa glukosa.

II.

Teori Dasar

Aldehid dan keton merupakan hidrokarbon yang memiliki gugus fungsi karbonil. Pada aldehid, gugus karbonil terletak di ujung rantai atau terletak pada atom C primer. Sedangkan pada keton, gugus karbonil terikat pada atom C sekunder. Kedua jenis senyawa ini memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan sifat inilah yang digunakan untuk identifikasi senyawa aldehid dan keton. Berbagai macam uji yang dilakukan untuk identifikasi aldehid dan keton :

a. Uji asam kromat = perubahan warna menunjukkan adanya gugus aldehid b. Uji tollens = munculnya cermin perak menunjukkan adanya aldehid

c. Uji iodoform = adanya endapan iod menunjukkan adanya asetaldehid/metil keton

d. Uji 2,4,-dinitrofenilhidrazin = Uji ini akan memperlihatkan adanya ikatan rangkap O dan C. Uji positif akan ditandai dengan larutan yang berwarna kuning, jingga atau merah dan terdapat endapan.

Senyawa lain yang sering kita jumpai adalah kerbohidrat dan protein. Karbohidrat merupakan polimer yang mengandung sakarida sebagai monomernya. Sakarida sendiri dibagi menjadi monosakarida (maltose, glukosa), oligosakarida (sukrosa), dan polisakarida (selulosa, pati). Sakarida mengandung gugus aldehid (aldose) atau keton (ketosa). Dengan demikian karbohidrat juga menunjukkan sifat aldehid dan keton sehingga kita juga bisa membedakan Antara gula pereduksi (aldose) dengan gula non-pereduksi (ketosa). Macam uji karbohidrat :

a. Uji molish : menunjukkan adanya monosakarida Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish

b. Uji benedict : menunjukkan adanya gula pereduksi. Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya endapan.

(3)

d. Uji seliwanoff : menunjukkan adanya gugus keton. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

Asam amino mengandung dua gugus fungsi berlainan yaitu gugus amin dan gugus karboksil. Asam amino alam mengandung gugus amin yang terikat pada atom karbon

α terhadap gugus karboksil. Asam amino yang berpolimerisasi akan membentuk protein dengan melepas molekul air. Asam amino memiliki gugus samping yang bermacam-macam. Gugus samping in juga bisa kita deteksi dengan berbagai metode identifikasi.

III.

Data Pengamatan

A. Percobaan 7

Nama Uji Sampel Sebelum Uji Setelah Uji Perubahan yang terjadi

Uji Asam Kromat

A

Terjadi perubahan warna menjadi orange

kehijauan

B

Tidak perubahan warna (warna sama dengan

warna reagen)

C

Terjadi perubahan warna menjadi orange

(4)

Uji Tollens

A

Muncul ceriman perak setelah dilakukan

pemanasan

B

Muncul endapan hitam dan larutan menjadi

hitam

C

Muncul ceriman perak setelah dilakukan

pemanasan

Uji Iodoform

A

KI yang diteteskan awalnya mengubah warna larutan menjadi ciklat, namun langsung

menghilang.

B

Setelah penambahan KI terjadi perubahan warna

(5)

C

Setelah penambahan KI terjadi perubahan warna

menjadi coklat yang tidak hilang.

Uji

2,4-Dinitrofenilhidrazin

A

Tidak terjadi perubahan warna dan larutan tetap

bening

B

Tidak terjadi perubahan warna dan larutan tetap

bening

C Warna tetap namun muncul endapan

B. Percobaan 8

Nama Uji Sampel Sebelum Uji Setelah Uji Perubahan yang terjadi

(6)

Uji Molisch

Dari kiri ke kanan : Laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, maltose Warna larutan sebelum ditetesi reagen adalah bening.

Dari kiri ke kanan : Laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, maltose

Setelah ditetesi reagen, pada tabung yang berisi fruktosa dan sukrosa muncul cincin ungu, sedangkan larutan lain tidak terjadi perubahan warna

Uji Benedict Dari kiri ke kanan : Laktosa,

glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa Warna larutan setelah ditetesi reagen adalah biru

Dari kiri ke kanan : Laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa

Setelah ditetesi reagen dan dipanaskan selama 5 menit, larutan laktosa, glukosa dan maltose muncul endapan merah bata. Larutan fruktosa warna berubah menjadi coklat kehitaman dan sukrosa tidak berubah warna

Uji Barfoed Dari kiri ke kanan : Laktosa,

glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa

Kiri-kanan: glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa

(7)

Uji Hidrolisis Gula

Tes-Tape berwarna hijau kebiruan

Tes-tape yang telah dibasahi oleh larutan (dari kiri-kanan): laktosa, maltosa, fruktosa, sukrosa, glukosa

Setelah dibasahi dengan larutan karbohidrat yang telah diberikan asam dan dinetralkan kembali, tes-tape tidak menunjukkan perubahan pada larutan laktosa, maltosa, fruktosa. Namun tes-tape menjadi warna kecoklatan pada larutan sukrosa dan glukosa.

Uji Protein

Uji Millon

Kasein Warna menjadi

kuning dan muncul endapan

Tirosin Warna berubah

(8)

Uji Ninhidrin

Kasein Kasein berubah

warna menjadi ungu

Tirosin Larutan berubah

warna menjadi ungu kehitaman

Uji Sulfur

Kasein Larutan tidak

berubah warna

Sistein Larutan berubah

warna menjadi coklat kehitaman

Reaksi dengan asam

nitrit

Kasein Warna tetap,

(9)

Glisin Warna bening sedikit kebiruan. Muncul banyak gelembung

Uji Biuret Urea Tidak ada foto Tidak ada foto Muncul endapan biru muda

Uji Xanthoproteat

Kasein Warna berubah

menjadi kuning dan berbentuk padatan

IV.

Pengolahan Data

A. Percobaan 7

Nama Uji

Jenis Sampel

A B C

Uji Asam Kromat

(+)

Uji 2,4-Dinitrofenilhidrazin (-) (-)

(+)

(10)

B. Percobaan 8 Uji Karbohidrat :

Nama Uji

Sampel

Laktosa Glukosa Fruktosa Sukrosa Maltosa Uji Molisch

Nama Uji Nama Zat Hasil Pengamatan

Uji Millon Kasein (-)

Tirosin (+)

warna berubah menjadi orange kemerahan

Uji Ninhidrin Kasein (-)

Glisin (+)

(larutan menjadi hitam pekat)

Uji Sulfur Kasein (-)

Sistein (+)

(11)

Reaksi dengan asam nitrit Kasein (-)

Glisin (+)

(Warna bening sedikit kebiruan. Muncul banyak gelembung)

Uji Biuret Urea Muncul endapan biru muda

Uji Xanthoproteat Kasein (+)

(muncul padatan kuning)

V.

Pembahasan

A. Percobaan 7

1. Uji Asam Kromat

Pada uji ini, asam kromat membentuk kesetimbangan dalam asam berdasarkan reaksi berikut :

Berdasarkan reaksi di atas, terbentuk senyawa kromium(VI)oksida yang bersifat sebagai oksidator kuat. Senyawa yang dapat bereaksi positif dengan reagen ini adalah senyawa yang masih dapat teroksidasi dengan oksidator ini. Aldehida dan alkohol dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat sehingga kedua senyawa tersebut akan memberikan hasil uji positif. Keton tidak dapat dioksidasi lebih lanjut menggunakan oksidator ini. Pada hasil percobaan, didapatkan sampel A dan C mengalami perubahan warna menjadi kuning kehijauan. Hal ini menandakan senyawa A dan C bisa teroksidasi oleh reagen asam kromat. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa senyawa A dan C merupakan aldehid dan sampel B merupakan keton.

2. Uji Tollens

Dari hasil percobaan didapat bahwa sampel A dan C menghasilkan cermin perak setelah ditambah reagen tollen dan dipanaskan. Hal ini berarti sampel A dan C merupakan sample yang mengandung senyawa aldehid. Mekanisme raksi :

Jika ada aldehid dalam sampel, maka reagen tollen akan mengoksidasi senyawa aldehid tersebut menjadi senyawa karboksilat. Selain itu reagen tollen yang bereaksi akan menjadi Ag(s) dalam bentuk cermin perak yang menempel pada dinding tabung reaksi.

3. Uji Iodoform

(12)

Dari hasil percobaan, tidak didapatkan endapan kuning, namun kita mendapatkan larutan berwarna kuning pada fase larutan bawah yaitu pada sampel B dan C. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena kurangnya penambahan NaOH sehingga reaksi tidak berjalan sempurna sehingga tidak didapatkan endapan CHI3. Namun larutan bewarna kuning tersebut sudah dapat menunjukkan bahwa sampel B dan C merupakan senyawa metil karbonil. Agar lebih jelas mengenai mekanisme reaksinya, berikut ini merupakan contoh dari mekanisme pembentukan iodoform pada aseton :

4. Uji 2,4-Dinitrofenilhidrazin

(13)

Pembentukan endapan dapat ditunjukkan dalam mekanisme reaksi di bawah ini :

B. Percobaan 8 Uji Karbohidrat :

1. Uji Molisch

(14)

Jadi seharusnya semua sampel akan bereaksi dan menghasilkan cincin ungu dalam larutan pada tabung reaksi. Perbedaan hasil secara teoritis dengna hasil percobaan yang terjadi pada tabung reaksi yang berisi laktosa, glukosa, dan maltose bisa disebabkan oleh kurangnya penambahan H2SO4 pada larutan sehingga sakarida yang ada tidak terdehidrasi secara sempurna sehingga tidak dapat membentuk senyawa berwarna ungu.

2. Uji Benedict

Sampel yang awalnya bening setelah ditambah reagen benedict akan bewarna biru. Kemudian setelah dilakukan pemanasan selama 5 menit, muncul perubahan pada sampel laktosa, glukosa, dan maltose. Ketiga jenis sakarida ini termasuk jenis aldose (sakarida yang memiliki gugus aldehid). Karena ketiganya memiliki gugus aldehid, maka gugus tersebut dapat bereaksi dengan reagen benedict dan menghasilakn endapan merah bata yang menandakan uji tersebut positif. Kemudian, mengapa sukrosa tidak bereaksi padahal sukrosa

terdisi dari molekul fruktosa dan glukosa, dimana glukosa termasuk dalam kelompok aldose? Hal ini disebabkan karena sukrosa merupakan gabungan dari dua molekul sakarida, dimana gugus aldehid dan keton digunakan untuk saling berikatan (disertai pelepasan H2O waktu pembentukannya). Hal ini mengakibatkan ikatan ini tidak bisa dioksidasi oleh pengoksidasi seperti benedict. Reaksi yang terjadi :

3. Uji Barfoed

Pada uji ini diperoleh endapan berwarna coklat pada larutan glukosa, fruktosa, maltose dan laktosa. Sedangkan pada larutan sukrosa tidak muncul endapan. Secara teoritis, uji barfoed digunakan untuk mengidentifikasi senyawa monosakarida dengan uji positif berupa munculnya endapan merah bata dengan cepat monosakarida dan diikuti oleh disakarida. Dari semua sampel tersebut, hanya sukrosa yang merupakan tidak membentuk endapan coklat. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa hasil percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil teoritis karena kita tahu bahwa laktosa dan maltose juga merupakan disakarida. Perbedaan hasil ini bisa diakibatkan oleh perbedaan jumlah reagen barfoed yang ditambahkan pada sampel sehingga mempengaruhi kecepatan reaksi dan hasil reaksi.

4. Uji Hidrolisis Gula

(15)

jelas bahwa larutan tersebut pasti menghasilkan uji positif. Dan pada larutan sukrosa, warna coklat yang muncul tidak terlalu tua dibandingkan glukosa. Hal ini karena sukrosa merupakan disakarida yang mengandung glukosa dan fruktosa. Sehingga hanya setengah bagian sukrosa saja yang bereaksi positif dengan tes-tape.

Uji Protein : 1. Uji Millon

Pada uji millon, didapatkan bahwa larutan kasein tidak bereaksi dengan reagen sedangkan larutan tirosin bereaksi dengan menunjukkan perubahan larutan menjadi warna merah bata. Secara teori, uji millon akan menunjukkan hasil positif pada asam amino yang memiliki gugus hidroksi fenolik. Hidroksi fenolik ini akan bereaksi dengan asam nitrit sehingga membentuk nitrofenol dan dengan merkuri akan menghasilkan endapan merah bata. Sedangkan yang kita dapat pada larutan tirosi hanyalah larutan merah bata. Hal ini bisa disebabkan larena pemberian jumlah reagen yang kurang sehingga hanya sedikit tirosin yang bereaksi sehingga nitrofenol masih terlarut pada larutan. 2. Uji Ninhidrin

(16)

Kasein bereaksi negative terhadap uji ini karena kasein merupakan kompleks protein yang berarti merupakan polimer dari asam amino. Saat asam-asam amino terpolimerisasi, maka asam amino tersebut akan saling berikatan melalui ikatan peptide dengan melepas air (reaksi kondensasi). Karena semua gugus peptidanya sudah saling berikatan, maka saat direaksikan dengan reagen ninhidrin kasein tidak dapat bereaksi.

3. Uji Sulfur

Pada uji sulphur, didapatkan tabung reaksi berisi larutan sistein berubah warna menjadi coklat kehitaman sedangkan larutan kasein tidak berubah (tetap bening). Hal ini menunjukkan bahwa sistein bereaksi positif terhadap uji sulphur sedangkan kasein negative. Reagen yang digunakan merupakan campuran NaOH dan Pb-asetat. NaOH akan bereaksi dengan protein dan akan mendenaturasi protein yang mengakibatkan ikatan pada atom S terputus. Kemudian atom S yang terputus tadi akan bereaksi dengan Pb-asetat menghasilakn PbS yang akan menimbulkan endapan hitam pada larutan. Inilah yang terjadi pada larutan sistein yang kita uji. Warna larutan yang hitam dan muncul endapan hitam berasal dari endapan PbS.

4. Reaksi dengan asam nitrit

Reaksi glisin dengan HCl 10% dan NaNO2 5% akan menghasilkan gas nitrogen (N2) dan rantai asam karboksilat. Gas nitrogen ini dapat diamati dari hasil reaksi yang muncul selama pengamatan dan juga larutan berubah warna menjadi biru muda. Warna biru muda ini terjadi karena asam amino bereaksi dengan asam klorida membentuk senyawa lain. Sedangkan HCl murni yang direaksikan dengan NaNO2 5% hanya membuat sedikit gelembung dan berwarna tetap (bening). Sedangkan kasein yang ditambahkan NaNO2 5% akan menghasilkan endapan putih yang mengindikasikan tidak ada reaksi pada kasein. Jadi dapat kita simpulkan glisin memiliki gugus amina bebas.

5. Uji Biuret

(17)

6. Uji Xanthoproteat

Pada uji xanthoproteat, secara teoritis akan mennunjukkan hasil positif terhadap asam amino yang mengandung gugus fenil (cincin benzene). Pada hasil percobaan, ternyata hasil yang didapat sesuai dengan teori. Kasein yang direaksikan dengan asam nitrat pekat dan NaOH 10% menghasilkan endapan berwarna kuning yang menunjukkan bahwa kasein mengandung gugus fenil pada struktur proteinnya.

VI.

Kesimpulan

1. Jenis senyawa pada sampel : A : Aldehid (bukan asetaldehid) B : keton

C : aldehid (etanal)

2. Kandungan gugus samping pada

Kasein : gugus fenil (cincin benzene)

Tirosin : gugus hidroksi fenolik dan gugus peptida Sistein : gugus sulphur

Urea : gugus amina

Glisin : mengandung gugus amina bebas

3. Jenis sakarida

Laktosa : monosakarida, aldose (tidak sesuai dengan teori) Glukosa : monosakarida, aldosa

Fruktosa : monosakarida, ketosa Sukrosa : disakarida

Maltosa : monosakarida, aldose (tidak sesuai dengna teori)

VII.

Daftar Pusataka

http://www.jejaringkimia.web.id/2010/03/karbohidrat.html diakses tanggal 11 Maret

2015 pukul 01.58

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0606811/disakarida.html

diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 03.32

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian fruktosa dengan reagen tollens dan pemanasan, terbentuk cermin perak di dinding tabung reaksi, meskipun fruktosa termasuk kedalam golongan keton, namun pada

Selanjutnya saat penambahan asam sulfat ke dalam tabung reaksi yang berisi ion fero, ion fero(padatan) larut dalam asam sulfat dan saat ditambahkan o-fenontralin

Alat dan bahan yang digunakan dalan percobaan ini meliputi sampel air yang berasal dari yang ada pada salah satu kamar mandi di Fakultas Biologi, medium laktosa cair atau tabung

Pada percobaan pertama yaitu percobaan diamati berbagai reaksi-reaksi kimia yaitu reaksi penetralan asam basa, reaksi sintesis, reaksi metatesis dan didapatkan berbagai

Pertama-tama kami memasukkan 7 tetes asam asetat glasial dan 7 tetes etanol ke dalam tabung reaksi,lalu dengan hati-hati kami menambahkan lagi 10 tetes asam sulfat, setelah itu

Percobaan ini dilakukan dengan cara menyiapkan 3 lempeng kecil aluminium kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berturut-turut berisi basa kuat

Sampel A yang dicampurkan 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air tidak berubah warna dan dapat larut karena cuka apel memiliki kepolaran yang sama

Dilarutkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang disediakan, misalnya toluena, aseton, etanol, bensaldehida ke dalam sedikit mungkin aseton atau air di dalam tabung