MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
SISWA MENGGUNAKAN METODE
ROLE PLAYPADA SISWA KELAS X BO 2 SMKN 1 SALATIGA
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh Puri Tyasita
132013010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY
PADA SISWA KELAS X BO 2 SMKN 1 SALATIGA Oleh : Puri Tyasita
(Program Studi Bimbingan dan Konseling - FKIP - UKSW) Pembimbing :
Drs. Sumardjono Pm., M.Pd Yustinus Windrawanto, S.Pd, M.Pd
(Program Studi Bimbingan dan Konseling - FKIP - UKSW)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas X BO 2 SMK N 1 Salatiga menggunakan metode role play. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Subjek dalam penelitian ini adalah 12 siswa yang dikategorikan memiliki tingkat komunikasi antar pribadi rendah dan sangat rendah. Dari 12 siswa ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang terdiri dari 6 siswa dan kelompok kontrol yang terdiri dari 6 siswa. Instrumen yang digunakan adalah skala komunikasi antar pribadi yang diadaptasi dari Uci Damayanti (2014) dengan berdasarkan teori DeVito (2011) yang terdiri dari 45 item. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode role play sebanyak 6 kali pertemuan. Teknik analisis yang digunakan adalah Mann-Whitney Test melalui SPSS for Windows 16.0. Perbedaan antara Mean Rank nilai pretest (3,50) dengan nilai posttest (9,50) pada kelompok eksperimen diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) 0,004<0.05. Ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan komunikasi antar pribadi antara Mean Rank nilai pretest (3,50) dengan nilai posttest (9,50) pada kelompok eksperimen. Dengan demikian, metode role play telah meningkatkan secara signifikan komunikasi antar pribadi siswa kelas X BO 2 SMK N 1 Salatiga.
Kata kunci : Komunikasi Antar Pribadi, Role Play, Siswa SMK Kelas X.
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia satu berinteraksi dengan manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat
bekerja dan lain sebagainya. Dengan komunikasi bisa menimbulkan persahabatan, memelihara kasih sayang dan saling perhatian. Tetapi dengan komunikasi pula dapat menyuburkan
pepecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian dan sebagainya.
Salah satu bentuk komunikasi yang diperlukan dalam pembelajaran adalah komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu kemampuan dalam kecerdasan antar pribadi yang dimiliki oleh masing-masing individu, oleh karena itu komunikasi antar
siswa, komunikasi guru dengan guru, dan komunikasi antar siswa dengan siswa.
Siswa yang mempunyai komuniasi antar pribadi dengan baik akan mudah untuk mencari teman karena dengan kemampuan berkomunikasinya itu siswa dengan sangat mudah untuk bergaul, siswa juga mampu bersosialisasi dengan baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar dan juga akan membawa prestasi yang baik di sekolah.
Mengingat begitu pentingnya komunikasi antar pribadi bagi siswa dalam meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain serta prestasi akademik dan non akademiknya, dalam hal ini siswa yang memiliki tingkat komunikasi antar pribadi yang cenderung rendah perlu mendapat bantuan untuk menunjang hubungannya dengan orang lain terutama di lingkungan
sekolah.
Berdasarkan observasi yang diperoleh peneliti selama melakukan PPL sekolah pada siswa kelas X BO2 SMKN 1 Salatiga yang berjumlah 34 siswa, dilihat bahwa sebagian siswa memiliki komunikasi antar pribadi yang rendah. Siswa cenderung sedikit bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang belum dipahami. Siswa banyak diam dan sedikit tanggapan saat pelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut ditunjukkan pada saat peneliti melakukan observasi dan wawancara oleh siswa kelas X BO2
SMKN 1 Salatiga pada hari Rabu, 5 Oktober 2016. Saat observasi, tampak
sebagian siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Setelah diwawancarai ada beberapa siswa yang mengungkapkan ada ketakutan saat bertanya dengan guru dan enggan mengajukan pertanyaan karena malu jika pertanyaannya itu dianggap salah. Siswa juga bilang bahwa kesulitan untuk merangkai kata yang akan dipertanyakan. Selain itu, kurangnya kemampuan komunikasi mengakibatkan terjadinya masalah seperti tidak adanya kecocokan antar teman sekelas dan juga ada kesenjangan komunikasi antara siswa yang kurang pintar dengan siswa yang pintar dikelasnya. Kurangnya kemampuan berkomunikasi siswa juga disebabkan karena pengaruh komunikasi di dalam
lingkungan keluarga, contohnya karena kurangnya perhatian dari kedua orang tua, perceraian orang tua dan juga kurangnya kedekatan siswa terhadap orang serumah. Untuk mengatasi masalah tersebut yang telah dipaparkan akan dilakukan penelitian tentang komunikasi antar pribadi siswa menggunakan metode role play.
Penyebaran skala komunikasi antar pribadi dilakukan pada tanggal 8 Maret
2017 terhadap 34 siswa, didapatkan hasil sebagai berikut :
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Antar Pribadi
1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
DeVito (2011) mengemukakan komunikasi antar pribadi adalah proses
selektif, sistemik, unik, dan interaksi berkelanjutan antar orang-orang yang mencerminkan dan membangun pengetahuan pribadi satu sama lain dan menciptakan makna bersama. Sedangkan Wood (dalam Enjang, 2009) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses sistematis dalam interaksi antar individu, dengan menggunakan berbagai simbol dalam rangka menciptakan dan menginterpretasi makna atau arti.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah suatu
proses interaksi antar individu secara selektif, sistematik, unik dan
berkelanjutan untuk menciptakan tujuan dan makna bersama.
2. Aspek-aspek Komunikasi Antar Pribadi
Aspek-aspek komunikasi antar pribadi menurut DeVito (2011) adalah : 1. Keterbukaan (Openness)
2. Empati (Empathy)
3. Dukungan (Supportiveness) 4. Rasa positif (Positivenes) 5. Kesetaraan (Equality) B. Role Play
1. Pengertian Role Play
Menurut Husain Ahmad (dalam Hidayati, 2004) role playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap, perilaku
dan nilai dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain. Sedangkan Syaiful Sagala (2003) menjelaskan bahwa metode role play adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan memerankan cara tingkah laku dalam hubungan sosial, metode role play dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk memerankan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem agar peserta didik
Kelas Interval Frekuensi Persentase
memecahkan suatu masalahyang muncul dari situasi sosial.
Dari pendapat tersebut mengenai metode bermain peran (roleplaying), maka dapat disimpulkan bahwa metode role play merupakan salah satu metode yang dapat menyajikan bahan pelajaran dengan cara memainkan peranan dan mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, dengan harapan agar peserta didik dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
2. Langkah Role Play
Menurut Hidayati (2004) langkah metode role play adalah sebagai berikut :
a) Pemahaman
Pemahaman disini adalah pemahaman tentang skenario yang telah diberikan.
b) Pemilihan peran
Pemilihan peran dilakukan dengan cara menunjuk siswa secara acak. c) Penyiapan pengamat
Pengamat adalah audien yang disiapkan untuk mengamati permainan peran yang sedang berlangsung.
d) Mengatur panggung
Panggung diatur sesuai dengan kebutuhan pernanan.
e) Bermain peran
Pelaksanaan permainan peran atau role playing.
f) Diskusi dan evaluasi
Diskusi dan evaluasi dari pemeranan yang sudah dilakukan. g) Permainan berikutnya
Melakukan pemeranan berikutnya dengan topik yang berbeda.
h) Diskusi lebih lanjut
Mendiskusikan kegiatan lanjutan. 3. Tujuan dan Manfaat Role Play
Menurut Mukminan dalam (Hidayati, 2004 : 95) tujuan dan manfaat role play adalah sebagai berikut :
a) Mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu
b) Sebagai penyaluran atau pelepasan ketegangan dan perasaan-perasaan c) Sebagai alat mendiagnosa keadaan
kemampuan siswa
d) Pembentukan konsep diri suatu peran tertentu secara mandiri e) Agar siswa memahami apa yang
menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya
g) Menggali peranan-peranan dan figur seseorang dalam suatu
kehidupan kejadian atau kegiatan h) Membina kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, berfikir kritis analisis, berkomunikasi dan hidup dalam kelompok
i) Melatih kemampuan siswa dalam mengendalikan dan memperbaharui perasaan cara berpikir dan perbuatannya.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang menjadi acuan adalah yang dilakukan oleh Wicaksono (2013) dengan judul “Penerapan Teknik Bermain Peran dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antarpribadi Siswa kelas XI Multimedia SMK UNESA”
menunjukkan bahwa tehnik bermain peran dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan secara signifikan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI Multimedia SMK UNESA dengan N=7 dan XI=0 diperoleh ρ=0,008. dalam ketetapan α sebesar 5% adalah 0,05 maka harga 0,008 < 0,05.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Eksperimen Semu (Quasi Esperiment). Subjek dalam penelitian ini adalah 12
siswa yang dikategorikan memiliki tingkat komunikasi antar pribadi rendah dan sangat rendah. Instrumen yang digunakan adalah skala komunikasi antar pribadi yang diadaptasi dari Uci Damayanti (2014) dengan berdasarkan teori DeVito (2011) yang terdiri dari 45 item. Teknik analisis yang digunakan adalah Mann-Whitney Test melalui SPSS for Windows 16.0.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Mann-Whitney Test Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen
Ranks
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.887
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Dilihat dari tabel di atas dapat
0,004. Karena nilai Asymp.Sig. 0,004<0,05 dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan yang signifikan hasil pre-test dan hasil post-test pada kelompok eksperimen.
Tabel 2. Mann-Whitney TestPost-test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
1 : Kelompok Eksperimen 2 : Kelompok Kontrol
Test Statisticsb
Nilaiposttest
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.892
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Dilihat dari hasil uji Mann-Whitney
post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di atas, dapat diketahui bahwa nilai Asymp.Sig. sebesar 0,004. Karena nilai Asymp.Sig. 0,004<0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Dengan telah selesainya pengujian
hipotesis, maka penulis dapat mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan komunikasi antar pribadi siswa pada kelompok eksperimen atau kelompok yang diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode role play dan kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode role play.
Layanan bimbingan kelompok dengan metode role play diberikan kepada siswa yang memiliki tingkat komunikasi antar pribadi rendah dan sangat rendah. Pengumpulan data awal (pre-test) dilakukan dengan cara menyebarkan skala komunikasi antar pribadi kepada semua siswa kelas X BO2 SMK N 1 Salatiga yang berjumlah 34 siswa, dimana dari hasil
input data penyebaran skala komunikasi antar pribadi tersebut didapatkan 12 siswa dalam kategori rendah dan sangat rendah.
diberikan layanan. Pemberian layanan bimbingan kelompok pada kelompok
eksperimen ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Setelah dilaksanakan 6 kali layanan bimbingan kelompok dengan metode role play pada kelompok eksperimen, selanjutnya dilakukan pengumpulan data akhir (post-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tujuan untuk membandingkan hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasilnya adalah nilai Asymp.Sig. sebesar 0,004 untuk kelompok eksperimen. Karena nilai Asymp.Sig. 0,004<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan komunikasi antar pribadi siswa pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan metode role play. Sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan hasil Asymp.Sig. sebesar 0,466. Karena nilai Asymp.Sig. 0,466>0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan terhadap komunikasi antar pribadi siswa pada kelompok kontrol.
Dengan demikian, hasil dari penelitian ini didapatkan nilai ρ=0,004 dengan ketetapan α=0,05. Dengan 0,004<0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima yang artinya bahwa metode role
play dapat meningkatkan secara signifikan
komunikasi antar pribadi siswa X BO2 SMK N 1 Salatiga.
Dengan menggunakan metode role play dalam layanan bimbingan kelompok siswa lebih leluasa untuk mengekspresikan dan mengkomunikasikan apa yang dirasakannya secara tepat. Metode role play juga membuat siswa mengerti tentang potensi dalam dirinya yang belum disadari. Layanan bimbingan kelompok dengan metode role play dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada disekitar siswa yaitu dengan menanggapi apa yang sedang terjadi dengan lingkungan sekitar. Siswa juga dapat mengembangkan perasaan, presepsi dan perilaku yang dimilikinya dalam berkomunikasi.
Komunikasi antar pribadi siswa dapat meningkat dengan metode role play karena dengan menggunakan metode role
play ini siswa dapat memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya sendiri. Siswa dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhanya dan menyatakan reaksinya terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya (Corey dalam Romlah, 2001).
yang menunjukkan bahwa teknik bermain peran dalam bimbingan kelompok dapat
meningkatkan secara signifikan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa metode role play dapat meningkatkan secara signifikan komunikasi antar pribadi siswa kelas X BO2 SMK N 1 Salatiga.
2. Saran :
1) Bagi Siswa
Siswa lebih aktif mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan
metode role play untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi.
2) Bagi Guru
Guru lebih banyak memberikan layanan bimbingan kelompok dengan metode role play untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengambil penelitian ini sebagai dasar atau pembanding dari penelitian lain dengan judul yang
sama. Hasil yang didapat bisa dijadikan bahan perbandingan
dengan penelitian yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Azwar, Saifudin. 2012. Validitas dan
Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
A Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group.
Damayanti, Uci. 2014. Hubungan Antara
Komunikasi Interpersonal dengan Respon Terhadap Konflik Antar Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Suruh. UKSW. Skripsi. Enjang. 2009. Komunikasi Konseling.
Bandung: Nuansa.
George, D. & Mallery, P. 1995 SPSS/PC + Step By Step A Simple Guide and Reference. Belmant: Wadsworth Publishing Co.
Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Huda, Nurul. 2013. Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi.
http://ittemputih.wordpress.com/2013/03/2
https://www.slideshare.net/mobile/obitokru
nch/metode-role-playing
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Wicaksono, Galih. 2013. Penerapan