• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Fungsi Dan Makna Verba “Tsukau” Dan “Mochiiru’’ Dalam Majalah “Nipponia” Nipponia No Zasshi Ni Okeru Tsukau To Mochiiru No Doushi No Imi To Kinou No Soui No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Fungsi Dan Makna Verba “Tsukau” Dan “Mochiiru’’ Dalam Majalah “Nipponia” Nipponia No Zasshi Ni Okeru Tsukau To Mochiiru No Doushi No Imi To Kinou No Soui No Bunseki"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

53 ABSTRAK

Bahasa merupakan peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari

untuk mengkomunikasikan pikiran, hasrat, keinginan dan maksud kepada lawan

bicaranya baik secara lisan maupun secara tulisan guna mencapai tujuan yang

diharapkan. Salah satu bidang kajian bahasa yang perlu dipelajari adalah semantik.

Demikian halnya dengan bahasa Jepang, bahasa Jepang merupakan salah satu

bahasa yang banyak memiliki kata yang memiliki arti yang sama (sinonim).

Namun, dalam bahasa Indonesia padanan katanya yang sesuai sulit untuk dicari.

Dalam bahasa Jepang seringkali ditemukan kata-kata yang memiliki arti yang

sama, seperti kata tsukau dan mochiiru.

Adapun judul skripsi yang dibahas oleh penulis adalah “Analisis

Perbedaan Fungsi dan Makna Verba “Tsukau” dan “Mochiiru” Dalam Majalah

“Nipponia”. Verba tsukau dan mochiiru adalah verba yang bersinonim karena

keduanya memiliki makna yang sama yaitu "menggunakan". Namun keduanya

mempunyai perbedaan dalam penggunaannya. Pembahasan ini lebih

memfokuskan pada analisis perbedaan fungsi dan makna dari verba tsukau dan

mochiiru yang diambil berdasarkan cuplikan-cuplikan kalimat dari majalah

Nipponia. Dalam Teori kontekstual dinyatakan bahwa makna terikat pada

lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa. Teori ini juga mengisyaratkan

bahwa sebuah kata atau simbol ujaran tidak mempunyai makna jika ia terlepas

dari konteks.

(2)

54

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

(descriptive research) yang berupa penjelasan atau pemaparan. Penulis juga

menggunakan metode kepustakaan (library research). Dalam hal ini penulis

mengumpulkan buku-buku yang relevan dengan topik permasalahan yang akan

diangkat, khususnya buku-buku yang berhubungan dengan kesinoniman (ruigigo).

Kemudian mencari kalimat-kalimat berbahasa Jepang yang menggunakan verba

tsukau dan mochiiru.

Kemudian mencari kalimat-kalimat berbahasa Jepang yang menggunakan

verba tsukau dan mochiiru. Verba tsukau dan mochiiru yang bermakna sama yaitu

“menggunakan”. Di dalam bahasa Jepang verba tsukau dikelompokkan ke dalam

verba golongan I, yaitu godan doushi, Sedangkan verba mochiiru dikelompokkan

ke dalam verba golongan II, yaitu ichidan doushi.

Verba tsukau memiliki makna menggunakan dalam arti menghabiskan,

mengkonsumsi, menangani dan lain-lainnya, dapat digunakan untuk hal-hal yang

bersifat positif maupun negatif, dan cenderung digunakan untuk hal-hal yang

berkaitan dengan uang, usaha, bahan, bahan mentah, hewan, boneka, benda,

waktu, makan dan lain-lainnya. Sedangkan verba mochiiru memiliki makna

menggunakan dalam arti memanfaatkan sesuatu dengan sengaja dan secara efisen

atau dengan tepat, dan cenderung digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan

potensi benda, saran atau pendapat, metode, kemampuan, budi pekerti dan

lain-lainnya. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa walaupun verba tsukau dan

mochiiru keduanya termasuk dalam verba yang bersinonim karena memiliki

makna yang sama yaitu “menggunakan”, tetapi pemakaian dari kedua verba

(3)

55

tersebut dalam kalimat berbeda, tergantung pada nuansa makna dan konteks

kalimatnya. Sehingga verba tsukau dan mochiiru belum tentu dapat saling

menggantikan kedudukannya dalam sebuah kalimat. Artinya ada yang bisa dan

ada juga yang tidak bisa saling menggantikan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari majalah Nipponia, verba tsukau

adalah verba yang paling sering dipakai dan ditemukan daripada verba mochiiru,

karena makna verba tsukau mewakili makna menggunakan secara umum yaitu

mempekerjakan, mengkonsumsi, menguasai keterampilan dan lain-lainnya.

Fungsi verba tsukau yaitu Menerangkan penggunaan benda mati untuk suatu hal,

menerangkan penggunaan kemampuan atau keahlian seseorang terhadap suatu

bidang pengetahuan dan menerangkan penggunaan metode atau cara untuk

melakukan sesuatu. Sedangkan fungsi verba mochiiru yaitu menerangkan

penggunaan benda mati secara efisien atau dengan tepat, menerangkan suatu

kegiatan yang dilakukan dengan mengandalkan perasaan dan menerangkan suatu

kegiatan yang dilakukan dengan menerima atau mengangkat pendapat atau pikiran

dari seseorang. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa tidak semua kalimat

yang menggunakan verba tsukau dapat diganti dengan verba mochiiru yang

bermakna sama yaitu “menggunakan”. Bisa atau tidaknya kedua kata ini saling

menggantikan ditentukan oleh makna dan konteks pada kalimat tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

1. Kata mon merupakan bentuk non formal dari kata mono yang dilihat dari arti leksikalnya mempunyai makna barang, benda, bahan, atau objek. Dalam kelas meishi, kata mon

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Pada Fakultas Ilmu Budaya

tasukeru sudah tepat karena sesuai dengan pendapat para pakar yang menyatakan bahwa verba tasukeru mencakup hal-hal yang bernuansa meminjamkan tenaga untuk orang

Skripsi Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia Bandung, Fakultas Sastra : Tidak Dipublikasikan.. Kushartanti, Untung

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sinonim kata Utsu dan Tataku yang memiliki pengertian yang sama sebagai verba,

Makna setiap kata merupakan salah satu objek kajian semantik, karena komunikasi dengan menggunakan suatu bahasa yang sama seperti bahasa Jepang, baru akan berjalan lancar jika

Berdasarkan contoh kalimat diatas, secara umum verba shikaru dan okoru tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan arti “marah”, tetapi dalam