BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima oleh fisik operator selama pelaksanaan kerja. Sudut pandang ergonomi menganalisi setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Yoopat Pongjan, dkk. 2015 “Ergonomics in Practice: Physical Workload and Heat Stress in Thailand” bahwa beban kerja fisik dan heat stress dapat mengakibatkan konsekuensi negatif bagi kesehatan, keselamatan, dan produktifitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah WBGT dan Heat Rate. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur beban kerja fisik, paparan panas, dan untuk mempertimbangkan langkah-langkah ergonomi untuk mengurangi fisiologis pekerja yang terlalu melelahkan. Output dari penelitian ini adalah memperbaiki lingkungan termal, memperbaiki alat, dan menyeimbangakan antara waktu kerja dan istrahat.
Penelitian Lars Louis Andersen, dkk. 2016 “Physical Workload And Risk Of Long-Term Sickness Absence In The General Working Population And Among
Permasalahan beban kerja ditemukan pada departemen Smelter Reduction Operation (SRO) di PT INALUM. Pekerjaan yang dilakukan oleh operator SRO
adalah kegiatan pengangkatan kerak anoda dari tungku peleburan aluminium. Pengangkatan kerak anoda dilakukan setiap pergantian anoda, yaitu 18 sampai 21 kali per hari. Pengangkatan kerak anoda merupakan pekerjaan bersifat fisik yang menuntut kekuatan otot dan ketelitian dari pekerjanya. Operator bekerja selama 8 jam kerja per hari dan berada di lingkungan kerja yang panas. Alat yang digunakan operator dalam pengangkatan kerak anoda ± 7 kg dengan material yang terbuat dari besi. Selama bekerja operator menerima panas dari tungku peleburan. Alat yang digunakan untuk mengangkat kerak anoda menghantarkan panas ke dalam tubuh operator. Hal ini diketahui karena besi merupakan konduktor yang mempunyai konduktivitas termal 80,4 W.m-1.K-1 . Sehingga operator tidak dapat bertahan lama di departemen SRO. Setiap 1 jam kerja, operator selalu meninggalkan pekerjaannya selama lebih kurang 10 sampai 20 menit untuk beristirahat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap waktu kerja operator. Kegiatan pengangkatan kerak anoda dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Pengangkatan Kerak Anoda
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa Operator juga bekerja dengan postur kerja membungkuk 60o, sehingga diprediksi menyebabkan kelelahan. Hal ini terjadi karena alat yang digunakan untuk mengangkat kerak anoda tersebut tidak ergonomis.
Departemen SRO dilengkapi dengan display pengukur temperatur ruangan yang terletak di samping kiri tungku peleburan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Sumber: Display Temperatur Reduction Plant PT. INALUM
Gambar 1.2. Display Temperatur Smelter Reduction Operation
Display Gambar 1.2 menunjukkan bahwa suhu di dalam SRO adalah sebesar 50oC. Hal ini mengindikasikan lingkungan kerja operator SRO memiliki suhu ruangan yang panas.
Tabel 1.1. Rekapitulasi Nilai ISBB pada Semua Titik Titik Gradien Ketinggian
(m)
Sumber: Penelitian tahun 2014/2015
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ISBB adalah 34,40C. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ISBB melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) berdasarkan SNI 16-7063-2004. Nilai Ambang Batas iklim kerja dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi 250C untuk beban kerja berat. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Beban Kerja Operator Smelter Reduction Operation (SRO) dengan Pendekatan Ergonomi di PT INALUM”.
1.2. Perumusan Masalah
dengan waktu kerja tidak optimal. Hal ini disebabkan karena aktivitas operator, panas yang diterima tubuh operator dan postur kerja yang tidak ergonomis.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari melakukan penelitian ini dapat dilihat secara umum dan secara khusus yaitu sebagai berikut:
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah melakukan upaya pengendalian masalah beban kerja yang dialami operator dengan redesign alat.
Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengukur beban kerja pada operator pengangkatan kerak anoda. 2. Mengukur temperatur yang diterima oleh operator.
3. Merancang alat pengangkatan kerak anoda.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Mahasiswa
a. Mampu mengaplikasikan ilmu ergonomi dan prinsip ergonomi dalam upaya mengurangi beban kerja operator
b. Menerapkan teori dalam menyelesaikan permasalahan beban kerja yang terjadi di perusahaan PT INALUM
2. Bagi Perusahaan
a. Memberi masukan kepada pihak perusahaan PT. INALUM terhadap upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi beban kerja berlebih.
b. Sebagai pedoman bagi pekerja untuk mengurangi keluhan musculoskeletal yang dialami operator
c. Sebagai bahan masukan bagi peningkatan kinerja perusahaan PT INALUM dan pengembangan berbagai aspek dalam perusahaan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Sebagai bahan rujukan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk mencari solusi masalah beban kerja berlebih
1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada departemen Smelter Ruduction Operation PT
INALUM.
2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui beban kerja operator pengangkatan kerak anoda.
3. Objek penelitian yang dilakukan adalah operator pengangkat kerak anoda. 4. Biaya usulan rancangan perbaikan tidak diuraikan.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Operator yang diukur dalam kondisi sehat, baik jasmani maupun rohani. 2. Metode dan prosedur kerja operator tidak mengalami perubahan selama
3. Tidak terjadi pergantian operator selama penelitian berlangsung 4. Tidak terjadi perubahan tempat kerja dan susunan fasilitas kerja
5. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan sesuai standar.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II gambaran umum PT Indonesia Asahan Aluminium, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan,
Bab III sebagai landasan teori, menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dalam tugas akhir ini, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Landasan teori ini mencakup tentang teori-teori yang mendukung permasalahan, teori mengenai beban kerja, , ISBB, SNQ, dan antropometri.
metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa pengumpulan data primer yaitu denyut nadi operator, temperatur skin, temperatur basah, temperatur globe, kuesioner SNQ, data waktu kerja-menganggur operator, data antropometri operator, data psikologi pekerja, dan data sekunder yaitu data spesifikasi bangunan.
Bab VI analisis dan pembahasan, meliputi analisis yaitu tingkat aktivitas, analisis ISBB, analisis waktu produktif, analisis SNQ, analisis perancangan antropometri. Pembahasan usulan rancangan alat pengangkat kerak anoda, pembahasan perbandingan kondisi aktual dengan desain usulan.