• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Oligohidramnion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Oligohidramnion"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

OLIGOHIDRAMNION OLIGOHIDRAMNION

I.

I. Konsep DasarKonsep Dasar 1.1

1.1 AnatomiAnatomi

Gambar 1. Oligohidraminion Gambar 1. Oligohidraminion

Secara mikroskopis, selaput ketuban merupakan suatu struktur berlapis lapis Secara mikroskopis, selaput ketuban merupakan suatu struktur berlapis lapis yang didominasi dengan jaringan penyangga dan jaringan epitel. yang didominasi dengan jaringan penyangga dan jaringan epitel. Jaringan- jaringan penyangga

 jaringan penyangga terdiri dari terdiri dari substrat matriks ekstraseluler kolasubstrat matriks ekstraseluler kolagen dan gen dan nonnon kolagen, seperti

kolagen, seperti  fibronectin,  fibronectin, integrinintegrin,,  febrilin,  febrilin, lamininlaminin  dan  dan  proteoglican. proteoglican. Dibawah ini digambarkan struktur selaput ketuban yang membentuk kantong Dibawah ini digambarkan struktur selaput ketuban yang membentuk kantong kehamilan, yaitu:

kehamilan, yaitu: 1.1.1

1.1.1 Lapisan khorion, merupakan lapisan yang terluar berhubunganLapisan khorion, merupakan lapisan yang terluar berhubungan langsung dengan jaringan desidua maternal. Berfungsi sebagai langsung dengan jaringan desidua maternal. Berfungsi sebagai kerangka dari selaput. Terdiri 4 lapisan :

kerangka dari selaput. Terdiri 4 lapisan : 1.1.2

1.1.2 LapisanLapisan Trophoblas.Trophoblas. Lapisan iLapisan ini melekat ni melekat dengan lapisan dengan lapisan sel sel desiduadesidua maternal, terdiri dari 2

maternal, terdiri dari 2 –  – 10 sel tropoblas dan akan mengalami penipisan10 sel tropoblas dan akan mengalami penipisan sesuai dengan usia kehamilan.

sesuai dengan usia kehamilan. 1.1.3

1.1.3 LapisanLapisan  Pseudobasement  Pseudobasement membrane.membrane.Lapisan tipis jaringan retikulinLapisan tipis jaringan retikulin yang berada antara trophoblas den

yang berada antara trophoblas dengan lapisan reticular.gan lapisan reticular. 1.1.4

1.1.4 LapisanLapisan  Reticular. Reticular. Lapisan jaringan retikulin ini merupakan bagianLapisan jaringan retikulin ini merupakan bagian utama dari membrane khorion yang terdiri dari sel-sel fibroblast dan utama dari membrane khorion yang terdiri dari sel-sel fibroblast dan sel Hofbauer yang bertugas dalam proses transport metabolit aktif dan sel Hofbauer yang bertugas dalam proses transport metabolit aktif dan sebagai makrofag.

sebagai makrofag. 1.1.5

1.1.5 LapisanLapisan Celular.Celular. Merupakan lapisan paling dalam dari membranMerupakan lapisan paling dalam dari membran khorion, berbatasan dan melekat langsung dengan lapisan amnion. khorion, berbatasan dan melekat langsung dengan lapisan amnion. 1.1.6

1.1.6 Lapisan amnion, merupakan lapisan bagian dalam selaput ketubanLapisan amnion, merupakan lapisan bagian dalam selaput ketuban serta paling elastis dibandingkan Lapisan khorion. Lapisan ini serta paling elastis dibandingkan Lapisan khorion. Lapisan ini memiliki 5 lapisan:

(2)

1.1.6.1

1.1.6.1 Spongy layer.Spongy layer.  Lapisan yang berbatasan langsung dengan  Lapisan yang berbatasan langsung dengan khorion. Merupakan lapisan reticular yang terdiri dari jaringan khorion. Merupakan lapisan reticular yang terdiri dari jaringan kolagen dan mucus. Mempunyai kemampuan bergeser dan kolagen dan mucus. Mempunyai kemampuan bergeser dan meregang.

meregang. Merupakan Merupakan lapisanlapisan“stress absorber”“stress absorber” yang terdiriyang terdiri kolagen tipe III. Walaupun lapisan amnion lebih tipis dbanding kolagen tipe III. Walaupun lapisan amnion lebih tipis dbanding lapisan korion, lapisan tersebut lebih elastis.

lapisan korion, lapisan tersebut lebih elastis. 1.1.6.2

1.1.6.2 Fibroblast  Fibroblast layer.layer. Lapisan ini terdiri dari sel-sel mesenkimalLapisan ini terdiri dari sel-sel mesenkimal yang berasal dari mesoderm discus embrionik. Didapat banyak yang berasal dari mesoderm discus embrionik. Didapat banyak makrofag yang sering terlibat dalam proses penipisan selaput makrofag yang sering terlibat dalam proses penipisan selaput ketuban.

ketuban. 1.1.6.3

1.1.6.3 Compact layer.Compact layer. Merupakan bagian yang paling tebal danMerupakan bagian yang paling tebal dan mengandung kolagen interstisiial tipe I, kolagen tipe III dan mengandung kolagen interstisiial tipe I, kolagen tipe III dan kolagen tipe V. Bersama dengan membran basal merupakan kolagen tipe V. Bersama dengan membran basal merupakan kerangka

kerangka jaringan ikat jaringan ikat yang yang kokoh.kokoh. 1.1.6.4

1.1.6.4 Basement  Basement membrane. membrane. M M erupakan bagian yang terdiri darierupakan bagian yang terdiri dari  jaringan

 jaringan fibroblast fibroblast kompleks kompleks dalam dalam jaringan jaringan retikulin.retikulin. Memisahkan lapisan epithelial dengan jaringan selaput ketuban Memisahkan lapisan epithelial dengan jaringan selaput ketuban lainnya. Didapatkan sel

lainnya. Didapatkan sel Hofbauer. Hofbauer. Sangat kaya serabut kolagenSangat kaya serabut kolagen tipe III dan IV.

tipe III dan IV. 1.1.6.5

1.1.6.5 Epithelial  Epithelial lining.lining. Merupakan lapisan terdalam dari selaputMerupakan lapisan terdalam dari selaput ketuban. Terdiri dari selapis sel kuboid yang tidak bersilia. ketuban. Terdiri dari selapis sel kuboid yang tidak bersilia. Permukaan bebas dari sel ini ditutupi oleh mikrovili. Antar sel Permukaan bebas dari sel ini ditutupi oleh mikrovili. Antar sel dihubungkan dengan desmosom. Embriologis berasal dari dihubungkan dengan desmosom. Embriologis berasal dari ektoderm. Pada lapisan ini disekresi kolagen tipe III, IV dan ektoderm. Pada lapisan ini disekresi kolagen tipe III, IV dan glikoprotein nonkolagen (laminin, nidogen, fibronektin) yang glikoprotein nonkolagen (laminin, nidogen, fibronektin) yang membentuk membran basal

membentuk membran basal44

1.2

1.2 PengertianPengertian

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.

normal, yaitu kurang dari 500 cc.

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc (manuaba, 2007)

normal, yaitu kurang dari 500 cc (manuaba, 2007)

Indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan Indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih. (Dexa Media no.3 tahun 2007)

(3)

Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan).

1.3 Etiologi

Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan  bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena  jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.

Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan  bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka

lalui adalah aman selama kehamilan mereka.

1.4 Tanda dan Gejala

1.4.1 Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada  ballotemen.

1.4.2 Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak. 1.4.3 Sering berakhir dengan partus prematurus.

1.4.4 Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.

1.4.5 Persalinan lebih lama dari biasanya. 1.4.6 Sewaktu his akan sakit sekali.

1.4.7 Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar .

(4)

1.5 Patofisiologi

Gambar 2. Patofisiologi Oligohidraminion

Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.

Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah

(5)

gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.

1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.

1.7 Komplikasi

Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan ketuban  berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.

Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami oligohydramnion lebih cenderung harus mengalami operasi caesar disaat persalinannya.

(6)

1.8 Pelaksanaan 1.8.1 Tirah baring. 1.8.2 Hidrasi.

1.8.3 Perbaikan nutrisi.

1.8.4 Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp). 1.8.5 Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.

1.8.6 Amnion infusion. 1.8.7 Induksi dan kelahiran.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

1.8.1 USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)

1.8.2 Rontgen perut bayi 1.8.3 Rontgen paru-paru bayi 1.8.4 Analisa gas darah

1.9 Pathway

II. Rencana asuhan klien dengan gangguan 2.1 Pengkajian

2.1.1 Identitas

2.1.2 Keluhan utama

2.1.3 Riwayat penyakit sekarang 2.1.4 Riwayat penyakit sebelumnya 2.1.5 Analisa data

Oligohidraminion

Air ketuban < 500 cc

Bayi bergerak dengan susah

 Nyeri akut pada ibu

Air ketuban yang terlalu sedikit indikasi SC

Cemas

(7)

2.1.6 Pengkajian Fisik

2.1.6.1 Aktifitas / istirahat

Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan (kerja dan kesenangan) dan untuk dapat tidur/istirahat.

2.1.6.2 Sirkulasi

Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang  perlu untuk memenuhi kebutuhan seluler.

2.1.6.3 Integritas Ego

Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dan perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.

2.1.6.4 Eliminasi

Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa. 2.1.6.5 Makanan/Cairan

Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan  penggunakan nutrien dan cairan untuk memenuhi kebutuhan

fisiologi. 2.1.6.6 Hygiene

Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2.1.6.7  Neurosensori

Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan  berespon terhadap isyarat internal dan eksternal.

2.1.6.8  Nyeri/Ketidaknyamanan

Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/ eksternal untuk mempertahankan kenyamanan.

2.1.6.9 Pernapasan

Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.

2.1.6.10 Keamanan

Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan, aman.

2.1.6.11 Seksualitas

Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran  pria atau peran wanita.

(8)

2.1.6.12 Interaksi Sosial

Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.

2.1.6.13 Belajar/Mengajar

Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi untuk mencapai gaya hidup yang sehat/ kesejahteraan optimal.

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan bayi)

2.1.1 Definisi :

Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

2.1.2 Batasan karakteristik 2.1.2.1 Subjektif

Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat

2.1.2.2 Objektif:

a. Posisi untuk mengindari nyeri

 b. Perubahan tonus otot dengan rentang lemas sampai tidak  bertenaga

c. Respon autonomic misalnya diaphoresis, perubahan tekanan darah, pernapasan atau nadi, dilatasi pupil

d. Perubaan selera makan

e. Perilaku distraksi missal, mondar-mandir, mencari orang atau aktifitas lain, aktivitas berulang

f. Perilaku ekspresif missal; gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela napas panjang

g. Wajah topeng; nyeri

(9)

i. Fokus menyempit, missal; gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker, interaksi menurun.

 j. Bukti nyeri yang dapat diamati k. Berfokus pada diri sendiri

l. Gangguan tidur, missal; mata terlihat layu, gerakan tidak teratur atau tidak menentu dan tidak menyeringai

2.1.3 Faktor yang berhubungan

2.1.3.1 Agen-agen penyebab cedera ; biologis, kimia, fisik dan  psikologis

Diagnosa 2 : Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan amnion

2.1.4 Definisi :

Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi kondisi lingkungan dengan respon adaptif indifidu dan sumber pertahanan.

2.1.5 Batasan karakteristik 2.1.5.1 Risk Kontrol 2.1.6 Faktor yang berhubungan

2.1.6.1 Eksternal

a. Mode transpor atau cara perpindahan

 b. Manusia atau penyedia pelayanan kesehatan (contoh : agen nosokomial)

c. Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan faktor psikomotor d. Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat,

 bangunan dan atau perlengkapan)

e.  Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan)

f. Biologikal (contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme)

g. Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein nikotin, bahan pengawet, kosmetik, celupan (zat warna kain))

2.1.6.2 Internal

a. Psikolgik (orientasi afektif)  b. Mal nutrisi

c. Bentuk darah abnormal, contoh : leukositosis/leukopenia,  perubahan faktor pembekuan, trombositopeni, sickle cell,

(10)

thalassemia, penurunan Hb, Imun-autoimum tidak  berfungsi.

d. Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak berfungsinya sensoris)

e. Disfugsi gabungan f. Disfungsi efektor g. Hipoksia jaringan

h. Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)

i. Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh, berhubungan dengan mobilitas)

Diagnosa 3 : Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan  janin (kelahiran posterm)

2.1.7 Definisi :

Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan.

2.1.8 Batasan karakteristik 2.1.8.1 Perilaku

a. Penurunan produktivitas

 b. Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam  peristiwa hidup

c. Gerakan yang tidak relevan d. Gelisah

e. Memandang sekilas f. Insomnia

g. Kontak mata buruk h. Resah

i. Menyelidik dan tidak waspada 2.1.8.2 Afektif

a. Gelisah

 b. Kesedihan yang mendalam c. Distress

(11)

e. Perasaan tidak adekuat f. Fokus pada diri sendiri g. Peningkatan kekhawatiran h. Iritabilitas

i. Gugup

 j. Gembira berlebihan

k.  Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten l. Marah m. Menyesal n. Perasaan takut o. Ketidakpastian’  p. Khawatir 2.1.8.3 Fisiologis a. Wajah tegang  b. Peningkatan keringat c. Peningkatan keteganbgan d. Terguncang e. Gemetar/tremor f. Suara bergetar 2.1.8.4 Parasimpatis a.  Nyeri abdomen  b. Penurunan TD, nadi c. Diare d. Pingsan e. Keletihan f. Mual g. Gangguan tidur

h. Kesemutan pada ekstremitas i. Sering berkemih 2.1.8.5 Simpatis a. Anoreksia  b. Mulut kering c. Wajah kemerahan d. Jantung berdebar-debar

e. Peningkatan TD, nadi, reflek, pernapasan f. Dilatasi pupil

(12)

h. Kedutan otot i. Kelemahan 2.1.8.6 Kognitif

a. Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis  b. Bloking fikiran

c. Konfusi

d. Penurunan lapang pandang e. Kesulitan untuk berkonsentrasi

f. Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah g. Keterbatasan kemampuan untuk belajar

h. Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik i. Mudah lupa

 j. Gangguan perhatian k. Melamun

l. Kecenderungan untuk menyalahkan ornag lain

2.1.9 Faktor Yang Berhubungan

2.1.9.1 Faktor yang ber Hubungan keluarga/hereditas 2.1.9.2 Transmisi dan penularan interpersonal

2.1.9.3 Krisis situasi dan maturasi 2.1.9.4 Stress

2.1.9.5 Penyalahgunaan zat 2.1.9.6 Ancaman kematian

2.1.9.7 Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran, lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi

2.1.9.8 Ancaman terhadap konsep diri

2.1.9.9 Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial

2.1.9.10 Kebutuhan yang tidak terpenuhi

Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi

2.1.10 Definisi :

Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik

(13)

2.1.11 Batasan karakteristik

2.1.11.1 Memverbalisasikan adanya masalah 2.1.11.2 Ketidakakuratan mengikuti instruksi 2.1.11.3 Perilaku tidak sesuai.

2.1.12 Faktor yang berhubungan 2.1.12.1 Keterbatasan kognitif

2.1.12.2 Interpretasi terhadap informasi yang salah 2.1.12.3 Kurangnya keinginan untuk mencari informasi 2.1.12.4 Tidak mengetahui sumber-sumber informasi

2.3 Perencanaan

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan  bayi)

2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) 2.3.1.1 Tujuan :

 Nyeri teratasi 2.3.1.2 Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

 b. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi/aktifitas hiburan

2.3.2 Intervensi Keperawatan dan rasional NIC 2.3.2.1 Intervensi Keperawatan

a. Mandiri :

1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan  penyebaran

2. Beri posisi yang menyenangkan 3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam 4. Ukur tanda-tanda vital

 b. Kolaborasi :

1. Penatalaksanaan pemberian analgetik

2. Siapkan untuk prosedur bedah bila diindasikan 2.3.2.2 Rasional

1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

(14)

2. Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri

3. Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan

4. Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya  peningkatan nyeri

5. Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan

6. Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri

Diagnosa 2 : Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan amnion

2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) 2.3.3.1 Tujuan :

Resiko Cedera Pada Janin Akan Berkurang. 2.3.3.2 Kriteria hasil :

Mempertahankan kehamilan sampai kelangsungan hidup janin tercapai.

2.3.4 Intervensi Keperawatan dan rasional NIC 2.3.4.1 Intervensi Keperawatan

1. Lakukan tes nitrazin.

2. Kaji kondisi ibu yang dapat dikontraindikasikan pada terapi steroid.

3. Kaji DJJ; catat adanya aktifitas uterus atau dilatasi serviks. 4. Tekankan perlunya perawatan tindak lanjut bila pulang tanpa

kelahiran. 2.3.4.2 Rasional

1. Memeriksa pecah ketuban yang menunjukkan peningkatan resiko inseksi serta mempengaruhu pilihan intervensi dan waktu kelahiran

2. Pada hipertensi karena kehamilan dan karioamnionitis, terapi steroid dapat memperberat hipertensi dan menutupi tanda infeksi. Steroid dapat meningkatkan kadar glukosa darah pada klien dengan diabetes.

(15)

3. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ. Kelahiran dapat sangat cepat dengan bayi kecil jika kontraksi uterus tetap tidak  berespon terhadap tokolitik, atau jika perubahan serviks

kontinu.

4. Bila janin tidak dilahirkan dalam tujuh hari pemberian steroid, dosis harus diulang setiap minggu.

Diagnosa 3 : Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan  janin (kelahiran posterm)

2.3.5 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) 2.3.5.1 Tujuan :

1. Mengungkapkan rasa takut dan masalah yang berhubungan dengan komplikasi dan atau kehamilan

2. Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas 3. Mendemonstarasikan keterampilan pemecahan masalah 4. Menggunakan sumber-sumber system pendukung secara

efektif 2.3.5.2 Kriteria hasil :

2.3.6 Intervensi Keperawatan dan rasional NIC 2.3.6.1 Intervensi Keperawatan

a. Mandiri

1. Perhatikan tingkat ansietas dan derajat pengaruh terhadap kemampuan untuk berfungsi atau mengambil keputusan 2. Berikan kehangatan secara emosional dan situasi

mendukung ; terima klien/ pasangan seperti adanya mereka

3. Lakukan sikap tidak terburu-buru kapanpun dalam menghadapi keluarga

4. Berikan akses 24 jam pada tim perawatan kesehatan 5. Tinjau ulang kemungkinan sumber-sumber ansietas

6. Kaji tingkat stress klien berkenaan dengan komplikasi medis, hubungan pasangan, hubungan klien dengan anggota keluarga, dan ketersediaan jaringan kerja  pendukung.

7. Anjurkan klien mengekspresikan perasaan prustasi yang  berkenaan dengan aturan terapi dan atau perubahan gaya

(16)

hidup. Jelaskan pada klien bahwa pengungkapan dapat diterima dan penting.

8. Observasi tanda-tanda perubahan emosional, ketidakseimbangan, atau komplik dengan keluarga atau orang terdekat.

9. Kaji respon fisiologis terhadap ansietas (misalnya tekanan darah, nadi).

10. Berikan informasi yang tepat secara individu mengenai intervensi atau tindakan dan dampak potensial kondisi klien dan janin.

11. Kuatkan aspek-aspek positif dari kondisi janin, bila ada, seperti pertumbuhan dan aktivitas janin.

 b. Kolaborasi

1. Koordinasikan tim konferehensi termasuk klien. Buat rencana perawatan terus menerus

2. Rujuk pada kelompok pendukung komunitas, atau pada  pasangan yang telah berhasil menyelesaikan kehamilan

resiko tinggi.

3. Rujuk pada sumber-sumber konseling lain sesuai indikasi. 2.3.6.2 Rasional

1. Stres yang tidak diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas-tugas kehamilan, dengan penerimaan normal dari kehamilan/janin dan dengan keputusan mengenai kehamilan masa datang versus sterilisasi.

2. Memudahkan perkembangan hubungan saling percaya. Penerimaan yang tidak menghakimi meningkatkan rasa  percaya.

3. Rasa takut tentang ketidaktahuan dan rasa takut menjadi  penghambat inkompatibel dengan psikologis dan istirahat

emosional

4. Menurunkan rasa sendiri

5. Kehamilan tidak lengkap dihubungkan dengan beberapa ansietas bagi klien ; komplikasi selanjutnya memperberat keadaan tidak pasti mengenai hasil kehamilan. Penerimaan realita akan apa yang terjadi dapat memberikan dukungan. 6. Hubungan keluarga yang buruk dan tidak tersedianya

(17)

7. Klien membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan rasa marah tentang perubahan dalam hidup keluarga untuk meminimalkan tingkat ansietas. Ansietas dapat mempengaruhi pembuatan keputusan realistis.

8. Memberikan kesempatan untuk intervensi awal.

9. Ansietas atau stress dapat disertai dengan pelepasan katekolamin, menciptakan respon fisik yang mempengaruhi rasa sejahtera klien dan kemudian meningkatkan ansietas.

10. Membantu untuk menurunkan ansietas karena ketidak tahuan, meningkatkan hasil kehamilan optimal.

11. Meningkatkan kepercayaan dan harapan pada klien dan orang terdekat.

12. Meningkatkan kelanjutan perawatan dan pendekatan tim  pada situasi. Bila perawatan dirumah sakit diperlukan, tingakat stress cenderung meningkat setelah dua minggu dan tetap tinggi selama sisa perawatan dirumah sakit.

13. Menurunkan rasa kesepian dan dapat membantu pasangan mengembangkan pandangan positif pada kehamilan.

14. Konseling atau terapi mungkin perlu untuk membantu klien mengungkapkan dengan lebih bebas dan memeriksa ansietas yang tidak teratasi.

Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi

2.3.7 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) 2.3.7.1 Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cemas klien dapat teratasi

2.3.7.2 Kriteria hasil :

1. Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.

2. Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya.

(18)

4. Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.

5. Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya.

6. Tidak merokok, minum alcohol, dan obat-obat terlarang.

2.3.8 Intervensi Keperawatan dan rasional NIC 2.3.8.1 Intervensi Keperawatan

a. Mandiri

1. Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.

2. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini  berkenan dengan perubahan fisiologi/psikologi yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas,  perawatan diri dan sebagainya.

3. Klarifikasi kesalahpahaman.

4. Tentukan derajat motivasi untuk belajar.

5. Identifikasi siapa yang memberikan dukungan/intruksi dalam kebudayaan klien (mis.,nenek/anggota keluarga lain, cuerandero, penyembuh lain). Kerja dengan orang yang medukung bila mungkin, menggunakan pengalih  bahasa sesuai kebutuhan.

6. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.

7. Tentukan sikap klien terhadap asuhan yang diberikan oleh pria, versus bidan atau praktisi wanita.

8. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi (mis., tes urin, pemantuan TD, berat badan). Kuatkan pentingnya mempertahankan perjanjian teratur. 9. Berikanan bimbingan antisipasi, meliputi diskusi tentang

nutrisi, latihan yang nyaman, istirahat, pekerjaan,  perawatan payudara, aktivitas seksual, dan

kebiasaan/gaya hidup sehat.

10. Tinjauan ulang kebutuhan vitamin, besi sulfat, dan asam folat prenatal.

11. Diskusikan perkembangan janin dengan menggunakan gambar.

(19)

12. Jawab pertanyaan tentang perawatan dan memberikan makan bayi.

13. Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti pendarahan, kram, nyeri abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepala, dan tekanan pelvis. 14. Identifikasi hal yang membahayakan pada janin. Kaji

oabt-obatan yang digunakan klien (nikotin, alcohol, kokain dan sebagainya). Tekankan perlunya menghidari semua obat-obatn tersebut sampai dikonsultasikan dengan anggota tim kesehatan.

15. Rujuk klien pada kelas persiapan kelahiran anak. Berikan daftar bacaan yang di anjurkan

2.3.8.2 Rasional

1. memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.

2. Memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana perawatan. 3. Ketakutan biasa timbul dari kesalahan informasi dan dapat

mengganggu pembelajaran selanjutnya.

4. Klien dapat memahami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.

5. Membantu menjamin kualitas/kontinuitas asuhan karena orang pendukung mungkin lebih berhasil daripada dokter/perawat/bidan dalam memberikan informasi.

6. Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan.

7. Beberapa budaya memandang dokter medis sebagai seseorang yang menangani penyakit dan menggunakan  bidan/cuerandero untuk kelahiran sehat. Tuntutan kesopanan atau budaya dapat menghambat asuhan yang dilakukan pria dan/atau dapat meminta suami tetap di ruangan selama asuhan diberikan.

8. Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil positif untuk ibu/bayi. Perbedaan budaya memberi tekanan pada fase kehamilan yang berbeda (mis., prenatal, kelahiran, atau pascanatal), dan budaya klien mungkin

(20)

tidak memprtimbangkan bahwa kunjungan prenatal  penting.

9. Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri. 10. Membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi

asam folat memperbesar kemungkinan terkena anemia megablastik, abrupsio plasenta, aborsi, dan malformasi  janin. Penelitian mengindikasikan suplemen zat besi

mungkin tidak dibutuhkan sampai trimester kedua dan ketiga, pada saat kebutuhan najin meningkat. (Catatan: Zat  besi mungkin dikontraindikasikan pada anemia sel sabit

karena kemungkinan kelebihan, namun, klien mungkin memerlukan peningkatkan asam folat selama dan setelah krisis sel sabit.)

11. Visualisasi meningkatkan realita akan anak dan menguatkan proses pembelajaran.

12. Memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.

13. Membantu klien membedakan yang normal abnormal sehingga membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang tepat (Tanda-tanda dan gejala-gejala merugikan dapat dipandang sebagai kejadian “normal” untuk kehamilan dan  bantuan mungkin tidak dicari.

14. Janin paling rentan dalam trimester pertama selam periode kritis perkembangan organ.

15. Penamabahan pengetahuan membantu menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan dan meningkatkan rasa  percaya diri, pasangan dapat mengatur dpersiapan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD. Williams obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.

Hamilton, Persis Mary. 1995.  Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta: EGC.

 Nanda NIC- NOC .2013 .  Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa  Medis Edisi Revisi Jilid II . Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, J akarta; Tridasa Printer

Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC

Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi ke 2. Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta: YBB-SP.

(22)

Banjarmasin, Januari 2017

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

Gambar

Gambar 1. OligohidraminionGambar 1. Oligohidraminion
Gambar 2. Patofisiologi Oligohidraminion

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran konsentrasi SLPI membran amnion rekombinan menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi protein pada fraksi flowthrough dan washing dibandingkan dengan

 Menunjukkan turgor kulit normal dan membran mukosa yang lembab  Melaporkan tidak adanya penurunan berat badan tambahan..

Otitis media kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani Otitis media kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran

Proses peradangan dan infeksi dapat terjadi pada lapisan peritonium Proses peradangan dan infeksi dapat terjadi pada lapisan peritonium yang dapat menyebabkan kondisi kekritisan

Terlihat struktur penampang atas (lapisan penyangga), bawah (lapisan aktif), dan samping dari membran polisulfon murni (Gambar 26A) identik dengan membran didadah arang

Dengan masuknya cairan ke dalam rongga interstisial/ alveoli akan berakibat timbulnya gangguan difusi dan ventilasi oleh karena terjadi perubahan sifat membran alveoli

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh

Membran kulit telur terdiri atas dua lapisan, lapisan yang pertama adalah membran yang menempel pada kerabang telur dan membran yang kedua yang menyelimuti putih telur (Sikorski,