BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Pembangunan Kesehatan Sebagai Upaya Memperbaiki Kualitas
Manusia dan Kualitas Kehidupan Bangsa
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia merupakan
bagian integral dari tujuan pembangunan Nasional yang secara idiil berdasarkan Pancasila, secara konstitusional berlandaskan Undang-undang Dasar 1945 dan secara
operasio-nal berlandaskan Garis-garis Besar Haluan Negara.
Undang-undang Pokok Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 1960 bab I pasal 1 menyatakan bahwa : "Tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha
kesehatan Pemerintah".
Dalam GBHN/1988, dijelaskan bahwa pada Pelita V,
pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan mengembangkan
Sistem Kesehatan Nasional yang terpadu dengan jalan me
ningkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat
antara
lain dengan
melalui
pusat-pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan pos-pospelayanan
terpadu
(Posyandu)
serta
berbagai
kegiatan
masyarakat lainnya. Upaya tersebut di atas bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
bidang
kesehatan.
Agar sumber daya manusia
dapat
ditingkatkan
kesehatan sudah barang tentu harus ditingkatkan terlebih dahulu guna mendapatkan hasil yang optimal. Tenaga kese hatan khususnya yang bertugas di lapangan yang akan turut membina masyarakat harus terjamin kualitas dan kuantitasnya.
Dalam bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional telah diuraikan pengelompokkan kegiatan, pendelegasian serta pembagian wewenang. Masing-masing sektor mempunyai fungsi,
peranan, dan tugasnya sendiri dalam rangka
mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
pada umumnya dan kesehatan
gigi dan
mulut pada khususnya.
Sejalan dengan itu maka program di bidang kesehatan gigi dengan sendirinya harus disesuaikan dengan program Pemerintah dalam pembangunan kesehatan, karena masalah
kesehatan
gigi
dan
mulut
merupakan
masalah
yang
tidak
terlepas dari masalah kesehatan secara umumnya yangmemer-lukan penanggulangan dan penanganan yang cukup kompleks. Upaya kesehatan ini pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka
peningkatan
baik
jumlah
maupun
mutu
tenaga
kerja
bagi
keperluan pembangunan terutama
peningkatan
kesehatan baik
fisik maupun mental generasi yang akan datang.Dalam pembangunan kesehatan gigi, upaya kesehatan gigi ditujukan untuk meningkatkan status kesehatan masya rakat terutama melalui pemerataan dan peningkatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
Masalah umum yang dihadapi dalam
pertumbuhan yang tinggi (2,15 persen pada kurun waktu
1980-1985), distribusi yang tidak merata, tingkat pendidikan
yang rendah, kesadaran, perilaku dan kebiasaan masyarakat yang belum menunjang status kesehatan secara umum. (Riana, 1989: 2) Di dalam upaya untuk memecahkan masalah kesehatan telah terjadi perubahan orientasi nilai dan pemikiran tentang wujud manusia sehat yaitu yang seraula hanya mencakup pengertian bebas penyakit menjadi sehat jasmani, rohani dan sosial. Perubahan orientasi nilai dan pemikiran tersebut berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
penge-tahuan, teknologi dan sosial budaya. Hal ini mengakibatkan
orientasi upaya penyembuhan penderfta, secara berangsur-angsur ke arah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran serta masyarakat yang mencakup
usaha preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif yang
bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dalam upaya kesehatan ini dokter gigi sebagai salah
satu tenaga kesehatan (U.U. Pokok Kesehatan no. 9 tahun
1960),
yang
merupakan
salah
satu
aparat
Pemerintah
dalam
memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat,berkewajiban untuk meningkatkan kemampuannya sehingga dapat
melaksanakan
tugasnya
dengan
terampil
serta
mencapai
prestasi yang sebaik-baiknya.Dokter gigi sebagai tenaga profesi kesehatan memegang
peranan
penting bagi
terwujudnya cita-cita
pembangunan
di
terca-painya
kemampuan
untuk
hidup
sehat
bagi
setiap
penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu wujud kesejahteraan rakyat.
2_s_ Puskesmas Sebagai Unit Organisasi Kesehatan yang Meru pakan Uiung Tombak Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kese hatan dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan suatu
bentuk atau pola upaya kesehatan Puskesmas, peran serta
masyarakat dan rujukan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan di Puskesmas merupakan upaya
menyelu-ruh dan terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat. Upaya
ini meliputi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Dalam kaitan ini peranan Puskesmas adalah sebagai suatu unit organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Pengembangan Puskesmas diarahkan agar dapat mengatasi masalah kesehatan setempat dengan membina peran serta
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Dengan demikian disam-ping berperan sebagai pusat kesehatan (health center,
Puskesmas bagi masyarakat Indonesia juga berperan sebagai pusat masyarakat (community center) (Slamet Riyadi, 1988:
247) .
Untuk dapat berperan sebagai pusat masyarakat, maka Puskesmas harus dapat menjalankan fungsinya yang dijabarkan sebagai berikut ( Pedoman Stratifikasi Puskesmas, 1988: 3).
a. Mendorong masyarakat mengenal masalahnya dan
mengatasi-nya secara swadaya.
b. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara-cara menggali dan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara
berdaya guna dan berhasil guna.
c. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. d. Memberi bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta
rujukan.
e. Bekerjasama dengan sektor lain dalam melaksanakan prog ram kerja Puskesmas.
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi sebagai salah satu kegiatan pokok Puskesmas juga dilaksanakan sesuai
dengan pola pelayanan Puskesmas tersebut. Pelayanan kese
hatan gigi dan mulut terutama ditujukan kepada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu : Ibu hamil/menyusui, anak pra sekolah dan anak sekolah dasar serta ditujukan pada keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah di desa dan perkotaan.
Dengan penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di Pus kesmas ini diharapkan tercapainya keadaan kesehatan gigi masyarakat yang optimal, yang merupakan tujuan dari upaya
kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Tujuan ini dapat tercapai dengan jalan :
a. Menambah kesadaran dan pengertian masyarakat akan pen-tingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Menghilangkan atau mengurangi segala sesuatu yang dapat merugikan kesehatan gigi, memberikan perlindungan khusus untuk memperkuat gigi dan jaringan penyangganya.
c. Mengurangi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hal-hal yang merugikan kesehatan gigi dan mulut.
Peranan dokter gigi di Puskesmas adalah harus mampu
menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan medis teknis dan medis administratif seperti tercantum dalam buku
pedoman
penyelenggaraan
upaya
pelayanan kesehatan
gigi
di
Puskesmas. Masalah yang masih harus dihadapi dalam
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas antara lain
adalah sarana dan prasarana pelayanan yang menyangkut kualitas dan kuantitas, baik dari tenaga kesehatannyasendiri, termasuk dokter gigi, maupun dari peralatan yang
kurang
memenuhi
syarat,
sehingga
dokter
gigi
tidak
dapat
melaksanakan tugasnya secara optimal.Menurut laporan terakhir (Murtiningsih,
1992), sampai
dengan tanggal 31 Maret 1992,
jumlah Puskesmas tersedia di
wilayah Propinsi Jawa Barat sebanyak 854 buah. Denganadanya sejumlah Puskesmas tersebut yang harus melayani 36 juta penduduk Jawa Barat maka rata-rata cakupan penduduk untuk satu Puskesmas adalah 42.491. Bila dipakai standar Nasional, 1 : 30.000 penduduk, maka saat ini Jawa Barat
kekurangan
356
Puskesmas,
sehingga
jangkauan
Puskesmas
terlalu luas sedangkan tenaga tersedia masih sangat terba-tas. Untuk mencapai angka standar Nasional masih merupakan
beban berat, berhubung penambahan penduduk cukup tinggi
sedangkan dana pembangunan Puskesmas dan pengadaan tenaga
medis/para medis sangat terbatas.
Rata-rata setiap Puskesmas mempunyai 1,3 Puskesmas
pembantu (PP),
sedangkan standard Nasional adalah
3 sampai
5 Puskesmas Pembantu tiap Puskesmas. Di Jawa Barat baru ada 51 Puskesmas (7%) yang mempunyai 3 Puskesmas pembantu danlainnya mempunyai Puskesmas Pembantu di bawah standard bahkan tanpa puskesmas pembantu.
Ratio dokter gigi dengan Puskesmas di Jawa Barat
bervariasi, mulai dari rasio 1 : 1 di daerah Botabek dan
Kodya
sampai
dengan
rasio
1
:
5
di
kabupaten
Cirebon,
sedangkan di daerah Kodya Bandung,
satu dokter gigi
mela-yani satu Puskesmas, dan di daerah Kabupaten Bandung
seba-gian dokter gigi
melayani
1 sampai
3 Puskesmas.
( Kanwil
Jawa Barat, 1992).
Rata-rata seorang dokter gigi melayani 78.849
penduduk (Murtiningsih, 1992).
3. Perkembangan Pendidikan Dokter Gigi dalam Memenuhi Tuntutan Kebutuhan Masyarakat dan Pembangunan Kesehatan
Pengembangan pendidikan tinggi sangat dipengaruhi
oleh
berbagai
faktor
antara
lain,
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
kebutuhan
masyarakat,
sistem
nilai baik sistem nilai moral, sosial maupun politik.
sikap dan kebutuhan peserta didik,
hasil-hasil
penelitian
serta prioritas pendidikan.Dari sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan tinggi, terdapat dua faktor utaraa yang mempe ngaruhi pengembangan pendidikan tinggi dalam bidang kese
hatan termasuk pendidikan bidang kedokteran gigi, yaitu : (a) tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan dan (b) tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Tuntutan kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan kesehatan baik kepada individu maupun kepada masyarakat akan terus meningkat karena dalam suatu
masyarakat yang sedang berkembang, masalah kesehatan yang
dihadapi pun akan lebih rumit dan beragam. Dengan bertam-bahnya penduduk, jenis dan jumlah pelayanan akan meningkat dan untuk itu diperlukan pengaturan kerja yang lebih efek-tif dan efisien. Perubahan sosio-kultural yang terjadi di masyarakat meningkatkan tuntutan penduduk akan pelayanan kesehatan dan hal ini akan meningkatkan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang medis yang demikian pesat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan kedokteran. Seorang sarjana kesehatan akan dituntut kemampuannya untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat serta menguasai
kecanggihan peralatan-peralatan yang digunakan dalam mela
yani pasen. Walaupun untuk memperoleh keahlian ini
diper-lukan pendidikan medis khusus, tetapi hal ini tetap akan mempengaruhi kurikulum pendidikan dokter gigi untuk membe rikan dasar-dasar keilmuannya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran gigi yang diterapkan melalui lembaga pendidikan dokter gigi yang kemudian diwujudkan ke dalam pelayanan di Puskesmas, rumah sakit pemerintah maupun swasta, praktek swasta, maupun instansi lain di luar Departemen Kesehatan, selain di satu pihak dapat meningkatkan kualitas dan kuan-titas pelayanan itu sendiri, di lain fihak dapat mening katkan biaya perawatan dan pengobatan, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat. Karena itu, sesuai dengan arah dan tujuan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), orientasi upaya
kesehatan lebih dititikberatkan pada upaya kesehatan
promotif dan preventif yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya penyembuhan dan pemulihan, dengan mengutamakan
pada upaya pembinaan masyarakat untuk dapat secara mandiri
mengatasi masalah kesehatan sesuai dengan kemampuannya. Bertitik tolak pada konsep upaya kesehatan sebagai-mana disebutkan tadi, maka sebagai sumber daya tenaga
kesehatan, dokter gigi dituntut pula untuk memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan di dalam masyarakat dan menanggulangi masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah
10
samping tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang ahli diagnostik dan ahli klinik. Semua hal yang telah diungkapkan di atas akan menimbulkan perubahan dalam tugas dan tanggung jawab serta kemampuan yang dituntut dari seorang dokter gigi, dan hal-hal tersebut di atas akan
merupakan acuan pokok bagi pengembangan kurikulum pendi dikan dokter gigi yang bertujuan menyiapkan dokter gigi yang berorientasi kepada masyarakat. Melalui penelitian lapangan, diharapkan dapat diperoleh informasi tentang perubahan yang terjadi yang diakibatkan oleh perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
perubahan
sosio-kultural di masyarakat dapat terungkap, sehingga dapat
disampaikan
saran-saran
untuk
perbaikan
dan
penyesuaian
kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi Unpad yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan.4. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padnadjaran sebagai Lembaga Pendidikan yang Menohasilkan Dokter Gigi yang Berorientasi kepada Masyarakat
Fakultas kedokteran gigi sebagai lembaga penghasil
dokter gigi,
dalam melaksanakan fungsinya di bidang pendi
dikan dan pengajaran, diharapkan dapat menghasil-kan lu lusan yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pengembangan
di masa yang akan datang,
termasuk
pengembangan
ilmu
pe
ngetahuan
dan teknologi
dan
pengembangan kebutuhan
pela
yanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam fungsi penelitian,
11
fakultas kedokteran gigi diharapkan dapat mengembangkan
fasilitas
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
kegiatan
penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan serta membina masyarakat ilmiah. Demikian pula dalam fungsi
pengabdian kepada masyarakat,
Fakultas kedokteran
gigi
dituntut
untuk
menjadi
pusat
bimbingan
dan
pendidikan
masyarakat dalam rangka pembangunan masyarakat secara umum
dan pembangunan kesehatan secara khusus.
Berdasarkan dokumen Kurikulum inti Pendidikan Dokter
Gigi dan mengacu pada dokumen-dokumen rencana pembangunan kesehatan dan kesehatan gigi, maka dalam sistem pelayanan
kesehatan,
khususnya
di
Indonesia
yang
umumnya
diliputi
keterbatasan-keterbatasan sosial ekonomi, pendidikan, maka
kualitas dokter gigi yang diperlukan
adalah yang memiliki
kemampuan,
efektif dan
efisien untuk bekerja
di dalam
sistem pelayanan kesehatan yang berlaku.
Untuk
itu diper
lukan dokter gigi yang tidak hanya terampil
secara medis
teknis,
tetapi juga mempunyai nalar,
wawasan
luas,
kemam
puan berpikir
secara sistematis
dan
logis
melalui
pende-katan pemecahan masalah serta bermotivasi untuk melaksana
kan program-program kesehatan gigi masyarakat.
Salah satu sasaran lapangan kerja bagi lulusan lemba
ga pendidikan dokter gigi adalah Puskesmas
yang merupakan
ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Mengacu
pada
buku
pedoman Fakultas
Kedokteran Gigi
Unpad serta dokumen-dokumen lain tentang kurikulum FKG
12
Unpad, apa yang menjadi tujuan pendidikan adalah sesuai dengan tujuan kurikulum inti yaitu dokter gigi yang bero rientasi kepada masyarakat.
Pencapaian tujuan ini dilaksanakan melalui program pendidikan dokter gigi yang ditempuh sebanyak 10 semester, dengan beban studi sebanyak 170 SKS, yang diatur dalam
tahap pendidikan akademik sebanyak 150 sks yang diselesai-kan dalam 8-14 semester, dan tahap pendidikan keprofesian
sebanyak 20 sks yang diselesaikan dalam 2-4 semester. Peran
utama dalam menghasilkan dokter gigi yang berorientasi
kepada
masyarakat
dengan
menyandang
beberapa
kualitas
seperti tersebut diatas, sangat ditentukan oleh
keberha-silan pengajaran Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat yang
dike-lola oleh Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dengandidu-kung oleh laboratorium
lainnya
dalam menunjang
pencapaian
kemampuan teknis-medis.Melalui penelitian lapangan diharapkan segala peru
bahan yang terjadi dalam melaksanakan tugas dan wewenang
dokter
gigi
Puskesmas dapat
diungkapkan sehingga
dapat
disimpulkan
saran-saran
untuk
perbaikan
dan
penyesuaian
kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dengan tuntutan
kebutuhan kemampuan dokter gigi di Puskesmas.
B. Permasalahan
1. Analisis Situasi
Analisis permasalahan ini diungkapkan setelah dilaku
kan penelitian awal mengenai kegiatan Puskesmas
dan
kuri-13
kulum FKG Unpad, yang dilengkapi dengan hasil wawancara
dengan pimpinan DKG dan Kepala sub seksi kesehatan gigi
propinsi, Pimpinan FKG Unpad serta angket terhadap dokter gigi Puskesmas.a. Adanya keseniangan antara kemampuan lulusan FKG Unpad dan tuntutan tuaas-tuaas yang harus dilaksanakan di
Puskesmas
Hasil
angket
yang
ditujukan
kepada
25
dokter
gigi
lulusan FKG Unpad yang bertugas di Puskesmas memperlihatkan
bahwa masih terdapat beberapa kesulitan dalam melaksanakan
tugas
di
Puskesmas.
Dari
kedua
tugas
yaitu
tugas
dalam
bidang
medis-teknis
dan
manajemen
makro,
ternyata
bahwa
dokter
gigi
lebih
banyak
mengalami
kesulitan
dalam
tugas
manajemen ( 16 yang mengalami kesulitan,
9 tidak mengalami
kesulitan), sedangkan dalam tugas medis teknis hampir semua
tidak
mengalami
kesulitan
(
4
kesulitan,
21
tidak),
terutama pada tugas melaksanakan pelayanan medik gigi dasar
(butir
1.1.1.),
seluruh responden
(25
jawaban)
menyatakan
tidak mengalami kesulitan.
Dari
hasil
penelitian
pendahuluan
ini
dapat ditarik
kesimpulan
sementara bahwa masih
terdapat kesenjangan
antara kemampuan yang dimiliki lulusan dengan tugas-tugas
yang harus
diemban
oleh dokter
gigi
Puskesmas,
terutama
dalam
penyelesaian tugas medis administratif dan
kemasya-rakatkan, padahal sebagai seorang dokter gigi yang bertugas
di Puskesmas,
selain
terampil
secara
medis
teknis,
yang
14
sangat
diperlukan
adalah
kemampuan
manajemen
/medis
administratif yang
terdiri
dari
tugas-tugas
mengidentifi-kasikan masalah kesehatan khususnya kesehatan gigi, mengelola program kesehatan masyarakat, kemampuanmengge-rakkan
peran
serta
masyarakat
dan
bekerja
sama
secara
terpadu dalam suatu tim kesehatan. (Zaura A. Matram,
1990).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Dinas Kesehatan
Gigi
serta
Kepala
Seksi
Kesehatan
Gigi
Propinsi,
ternyata masih terdapat beberapa dokter gigi yang mengalami
hambatan dalam melaksanakan tugas di Puskesmas, baik karenafaktor kemampuan maupun faktor lainnya yang mencakup faktor
sarana dan prasarana.
Beberapa faktor penghambat yang berarti adalah :
Sarana dan prasarana yang terbatas. Keterbatasan
peralatan
dan obat-obatan
serta
transportasi
yang kurang
memadai mengurangi kelancaran pelayanan di Puskesmas teru
tama bagi tugas di luar gedung Puskesmas.
Kesadaran
masyarakat
yang
rendah
akan
pemeliharaan
kesehatan
gigi
dan mulut
merupakan
tantangan bagi
dokter
gigi
Puskesmas
untuk
lebih
meraotivasi
masyarakat
agar
memperhatikan kesehatan gigi diri dan keluarganya.
b. Kurikulum sebagai salah satu kemungkinan faktor penyebab
keseniangan
Kualitas lulusan suatu lembaga pendidikan ditentukan antara lain oleh kurikulum lembaga pendidikan tersebut.
Karena
itu dengan melihat hasil
penelitian pendahuluan
15
tersebut diatas, perlu dikaji lebih Ianjut apakah kualitas
dokter gigi yang masih kurang ini ada kaitannya dengan kurikulum fakultas kedokteran gigi Unpad sebagai lembaga pendidikan dokter gigi yang membekali para lulusannya dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam lapangan kerjanya.
Sebagai kurikulum yang berdasarkan kompetensi dan berorientasi kepada masyarakat, kompetensi yang diharapkan dari lulusan digunakan sebagai titik tolak penyusunan dan
pengembangan kurikulum, dan dirumuskan berdasarkan analisis serta perkiraan peran dan fungsi dokter gigi dalam pela
yanan kesehatan gigi dan mulut termasuk pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di Puskesmas dan masyarakat sekitarnya.
Kurikulum Fakultas Kedokteran gigi yang mendukung
terhadap pencapaian kemampuan lulusan terutama adalah Mata
Kuliah
Keahlian,
yang di
FKG terdiri dari
8
Mata
ajaran
yaitu,
Bedah mulut,
Ortodonsi,
Prostodonsi,
Oral Medicine,
Konservasi Gigi, Periodonsia, Pedodonsia dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Berdasarkan kedua isu diatas, yaitu isu kesenjangan
dan kurikulum,
maka inti permasalahan dalam penelitian ini
adalah mengkaji
lebih
Ianjut,
perkembangan
lingkup kerja
dokter gigi dalam melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
gigi
dan
mulut,
sebagai
akibat
perkembangan
kebutuhan
masyarakat,
di
satu
pihak,
serta
kurikulum
yang
berlaku
sekarang di
lain
pihak,
sehingga dapat
dirumuskan
saran
16
untuk perbaikan dan penyesuaian kurikulum Fakultas Kedok
teran Gigi Unpad yang berorientasi kepada masyarakat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis permasalahan yang dikemukakan
diatas,
maka
rumusan
masalah
pokok
dalam
penelitian
ini
adalah : Bagaimanakah relevansi kurikulum Fakultas Kedok
teran Gigi Unpad dengan perkembangan kebutuhan masyarakat
terhadap pelavanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas 2 Untuk lebih khusus permasalahan pokok tersebut diru muskan sebagai berikut :
Bagaimanakah relevansi kurikulum kelompok mata kuliah
keahlian FKG Unpad
dengan tugas,
wewenang,
dan
kemampuan
yang dibutuhkan oleh dokter gigi Puskesmas dalam hal struktur, tujuan dan bahan pelajaran, serta proses belajar mengajar.
Untuk dapat mengungkapkan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas maka penelitian difokuskan pada upaya untuk mendapatkan deskripsi lingkup serta pelaksanaan tugas dan wewenang dokter gigi di Puskesmas wilayah kabupaten dan
kotamadya Bandung dengan melalui penelitian naturalistik
kualitatif. Deskripsi lingkup serta pelaksanaan tugas dan wewenang dokter gigi ini diharapkan dapat memberikan gam-baran terhadap perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi yang selalu berubah sesuai dengan
17
3. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah di atas perlu dikemukakan
isti-lah-istilah yang digunakan dalam tulisan ini,
yang merupa
kan batasan masalah yang diteliti.a. Kurikulum FKG Unpad yang akan dinilai relevansinya
dengan tugas di Puskesmas terbatas pada kurikulum mata kuliah keahlian yang terdiri dari mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Bedah Mulut, Oral Medicine,
Periodonsia, Pedodonsia, Konservasi Gigi, Ortodonsia dan
Prostodonsia.
b. Komponen kurikulum mata kuliah keahlian yang dinilai relevansinya dengan tugas dan dokter gigi Puskesmas dibatasi pada struktur kurikulum, tujuan dan bahan pengajaran, serta proses belajar mengajar, dengan mengutamakan penilaian relevansi pada bahan pengajaran.
c. Perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yang dijadikan sasaran penelitian relevansi dibatasi pada ruang lingkup
serta pelaksanaan tugas, wewenang dan kemampuan yang
ditunjukkan dokter gigi Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerjanya.
d. Dasar yang dipakai untuk menilai relevansi kurikulum FKG
Unpad dengan tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi Puskesmas adalah adanya kesesuaian /jalinan fungsional antara struktur kurikulum, tujuan dan bahan pengajaran, serta pelaksanaan proses belajar mengajar kelompok mata
18
kuliah
keahlian
FKG
Unpad
yang
dapat
mendukung
pencapaian kemampuan dokter gigi Puskesmas dalammelaksanakan tugas medis teknis dan medis
adraini-stratif/manajemen (makro).
4. Definisi
Untuk memperjelas masalah di bawah ini dikemukakan beberapa penjelasan yang berupa definisi operasional dari istilah-istilah yang terdapat dalam rumusan penelitian relevansi kurikulum ini seperti berikut :
a. Relevansi
Relevansi memiliki pengertian yang berbeda-beda
bergantung dari kerangka acuan yang dipakai.
Berdasarkan arti kata, relevansi dapat berarti
hubungan, perlunya, kesesuaian, pertalian, jalinan atau sangkut pautnya. Disamping itu, terdapat dua macam relevansi yang harus dimiliki oleh suatu kurikulum yaitu relevan ke luar dan relevansi di
dalam kurikulum itu sendiri.
Pengertian relevansi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah relevansi keluar yang diartikan dengan
kesesuaian antara struktur, tujuan dan materi kurikulum serta proses belajar mengajar terhadap
tugas, wewenang dan kemampuan yang diperlukan dokter gigi Puskesmas dengan uraian sebagai berikut:
1) Kesesuaian antara struktur kurikulum dengan tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi Puskesmas
19
adalah bahwa mata kuliah-mata kuliah/kelompok ilmu yang membentuk struktur kurikulum mendukung jenis keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan.
2) Kesesuaian antara tujuan dengan tugas, wewenang
dan kemampuan dokter gigi Puskesmas adalah bahwa kompetensi yang akan dimiliki lulusan mendukung pembentukan kualifikasi dokter gigi yang diharapkan. Kesesuaian antara pokok bahasan dengan tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi Puskesmas adalah adanya dukungan yang diberikan
oleh materi atau isi kurikulum yang terdapat dalam pokok bahasan terhadap kemampuan yang dibutuhkan.
3) Kesesuaian proses belajar mengajar dengan tugas,
wewenang dan kemampuan dokter gigi Puskesmas
adalah
adanya
dukungan
dari
sistem
pengajaran
terhadap pembentukan kualifikasi dokter
gigi yang
dibutuhkan di Puskesmas.b. Kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi
Pengertian kurikulum sangat bervariasi mulai dari
pengertian yang sangat sempit, yang memandang
kurikulum semata-mata sebagai sejumlah bahan
pelajaran
yang
harus
disampaikan
kepada
murid,
kurikulum sebagai pengalaman belajar, sampai dengan pengertian yang sangat luas yang menyatakan bahwa kurikulum adalah segala kegiatan yang disajikan oleh
20
dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid di sekolah atau suatu perangkat tujuan yang
ingin dicapai, suatu sistem yaitu sistem kurikulum
atau suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Terlepas dari pengertian kurikulum sebagai rencana, kurikulum sebagai pengalaman belajar, kurikulum sebagai suatu proses maupun kurikulum sebagai bidang studi, maka pengertian kurikulum dalam penelitian dan
studi relevansi ini kurikulum yang dikembangkan dan
diimplementasikan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, yang dibuat berdasarkan pada Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti pada tahun 1983. Kurikulum tersebut
telah dilaksanakan dan dikembangkan sejak tahun
tersebut serta telah menghasilkan dokter gigi yang bertugas di berbagai instansi pelayanan kesehatan gigi di seluruh Indonesia,
c. Perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut akan terus berkembang baik secara
kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas yang
didukung
oleh
perkembangan
ilmu
dan
teknologi,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut berkembang dan
21
dikembangkan secara perorangan maupun kelompok. Di lain pihak, dalam Sistem Kesehatan Nesional serta
rencana operasionalnya, pelayanan kesehatan ditujukan kepada berbagai upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat yang lebih ditekankan kepada upaya
pencegahan dengan pendekatan pelayanan kesehatan
utama (primary health care), dan dikembangkan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh, melalui berbagai jenjang pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas hingga Rumah Sakit
kelas A.
Dalam penelitian ini, perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dimaksud adalah kebutuhan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yang
dilaksanakan sesuai dengan daya emban masyarakat dan daya serap sistem secara keseluruhan.
5. Pertanyaan Penelitian
Untuk lebih memperjelas permasalahan pokok tersebut
diatas, dirumuskan pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
a. Bagaimanakah lingkup tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi Puskesmas yang mencakup :
1) Tugas,
wewenang
dan
kemampuan
yang
harus
dimiliki
dokter gigi dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas ?22
2) Pelaksanaan tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi
lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dalam melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
Puskesmas ?
b. Bagaimanakah struktur kurikulum, tujuan dan bahan
pengajaran serta pelaksanaan proses belajar mengajar kelompok Mata Kuliah Keahlian Fakultas Kedokteran Gigi
Unpad ?
c. Bagaimanakah kesesuaian kurikulum mata kuliah keahlian FKG Unpad dengan lingkup pelaksanaan tugas, wewenang dan kemampuan lulusannya dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan gigi dan mulut di Puskesmas dilihat dari
dukungan yang diberikan oleh :
1) Struktur, tujuan dan bahan pelajaran terhadap tugas,
wewenang dan kemampuan yang dibutuhkan dokter gigi di
Puskesmas ?
2) Pelaksanaan proses
belajar
mengajar
terhadap
tujuan
pendidikan
khususnya
dalam
pembentukan
kualifikasi
dokter gigi yang dibutuhkan di Puskesmas ?Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini merupakan rujukan pokok bagi perbaikan kurikulum fakultas kedokteran
gigi
Unpad
dengan
menekankan
pada
pengembangan
kurikulum
kedokteran gigi program SI yang berorientasi kepada tun tutan kebutuhan masyarakat (community oriented dental
education) serta disusun berdasarkan kompetensi (competen cy-based curriculum).
23
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk meraperoleh diskripsi tentang ruang lingkup serta pelaksanaan tugas, wewenang dan kemampuan kerja yang dibutuhkan dokter gigi
Puskesmas dalam melaksanakan tugas upaya pelayanan kese
hatan gigi dan mulut masyarakat. Hasil akhir yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah masukan terhadap upaya perbaikan kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi Unpad agar
dapat menghasilkan lulusan dengan kemampuan
akademik-pro-fesional, serta memenuhi profil lapangan yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan
khusus
yang
hendak
dicapai
dalam
penelitian
ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis tentang :a. Ruang lingkup, tugas, wewenang serta kemampuan yang harus dimiliki oleh dokter gigi Puskesmas dalam melak
sanakan tugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
b. Pelaksanaan tugas, wewenang serta kemampuan dokter gigi Puskesmas lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. C. Kurikulum Mata Kuliah Keahlian FKG Unpad.
Selanjutnya deskripsi kegiatan yang menggambarkan
ruang lingkup serta pelaksanaan tugas, wewenang dan kemam
puan dokter gigi Puskesmas ini dapat dijadikan dasar untuk
24
menilai kesesuaian antara tujuan dan bahan ajaran setiap
mata kuliah keahlian dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Studi relevansi ini kemudian dapat dijadikan dasar bagi saran dan perbaikan kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi
Unpad.
D. Kegunaan Penelitian
Dilihat dari aspek kontribusinya terhadap Fakultas Kedokteran Gigi pada umumnya dan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad pada khususnya, deskripsi tentang tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi yang bertugas di Puskesmas ini, yang
akan memberikan gambaran tentang kemampuan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, akan merupakan salah satu acuan bagi pengembangan kurikulum pendidikan dokter gigi yang
berorientasi kepada masyarakat, karena masalah yang diteliti dapat memberikan gambaran tentang kemampuan yang dimiliki oleh dokter gigi yang bertugas di Puskesmas,
sehingga dapat memberi masukan tentang apa yang seyogianya
tercakup dalam kurikulum Fakultas kedokteran gigi Unpad sebagai lembaga penghasil dokter gigi terutama dalam hal
penyusunan struktur kurikulum yang mencakup jumlah serta perbandingan beban studi antar mata kuliah, penyesuaian
bahan ajaran dan
peningkatan efisiensi dan
efektivitas
proses belajar mengajar.Bagi
Dinas
Kesehatan
Gigi
Kotamadya
maupun
Kanwil
25
pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, hasil
penelitian
ini akan merupakan masukan yang
berharga
bagi
program pengembangan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang menyangkut pengembangan tenaga medis terutama tenaga-tenaga yang secara langsung bertugas dalam pelayanankesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Secara keseluruhan, penelitian ini berguna baik bagi
mereka yang berwenang dalam mengembangkan kurikulum Fakul
tas Kedokteran Gigi maupun mereka yang berwenang dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga dokter gigi yang bertugas di Puskesmas memiliki tugas, wewenang dan kemampuan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di
masyarakat.
E. Asurnsi Penelitian
Anggapan dasar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan dokter gigi ditujukan untuk kepentingan kesehatan masyarakat dan dengan demikian kurikulum pendidikan dokter gigi berorientasi pada (a) kebutuhan nyata masyarakat dalam pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, (b) pengembangan kemampuan pemecahan masalah, (c)
pengembangan kemampuan kerjasama dalam tim
kesehatan/-kesehatan gigi dan (d) kepentingan anak didik untuk dapat mencapai tingkat profesionalisme yang berkualitas
26
2. Telah ada kesepakatan yang mengacu pada pencapaian sasaran kesehatan bagi semua lapisan masyarakat se-perti yang tercantum dalam Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan Republik Indonesia tahun 1960 Bab I Pasal 1, dengan menerapkan pendekatan strategis operasional primary health care dengan dukungan sistem rujukan yang
mantap.
3. Upaya kesehatan melalui Puskesmas merupakan upaya
menye-luruh dan terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat,
yang meliputi upaya preventif, kuratif, promotif dan
rehabilitatif. Dalam kegiatan upaya kesehatan di Puskes mas ini, telah tercakup seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik bagi masyarakat maupun individu/perorangan. Kompetensi, tugas, fungsi dan wewenang dokter gigi yang bekerja di Puskesmas, telah menggambarkan apa yang dibutuhkan masyarakat maupun
individu dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
F. Kerangka Penelitian
Agar mendapat gambaran tentang cara melakukan pene litian ini maka penulis menggambarkannya dalam suatu kerangka penelitian sebagai berikut (Gambar 1.1).
Penelitian Pendahuluan
Gambaran Umum kemampuan dokter gigi
Puskesmas dan Kurikulum FKG Unpad
Rumusan Masalah
Lingkup tugas,wewenang, kemampuan dokter gigi Puskesmas.
Kurikulum mata kuliah
keahlian FKG Unpad
27
Pelaksanaan tugas, wewenang dan kemampuan dokter gigi Puskesmas lulusan FKG Unpad
Telaah kurikulum FKG struktur kurikulum
tujuan dan pokok bahasan
proses belajar mengajar
Analisis kesesuaian kurikulum
dengan kebutuhan lapangan
Saran-saran perbaikan
kurikulum FKG Unpad
28
G. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam tesis ini disajikan dalam lima bab : Bab I. Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pertanyaan penelitian, asumsi pene litian, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab II. Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi uraian hasil studi terhadap dokumen pola pelayanan kesehatan di Indone sia serta pola program pendidikan dokter gigi yang berda sarkan kompetensi dan berorientasi kepada masyarakat seba gai dasar untuk penelitian ini. Uraian meliputi : Penger tian relevansi kurikulum, pola pelayanan kesehatan gigi di Indonesia termasuk program pelayanan kesehatan di Puskes mas, dan pola pengembangan pendidikan dokter gigi yang berdasarkan kompetensi dan berorientasi kepada masyarakat.
Bab III. Prosedur Penelitian. Bab ini menguraikan
tentang prosedur yang ditempuh dalam penelitian yang meli puti metode penelitian yang digunakan, sumber data dan teknik pengumpulan data, tahap-tahap penelitian, alat
pengumpul data , dan teknik analisis data.
Bab IV. Deskripsi dan Interpretasi. Dalam bab ini disajikan deskripsi hasil penelitian dan dikemukakan in
terpretasi hasil penelitian.
Bab V. Kesimpulan, Pembahasan dan Saran. Bab ini ber isi kesimpulan dan pembahasan dari hasil penelitian, serta