• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KOPERASI PERMATA NIAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KOPERASI PERMATA NIAGA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KOPERASI

PERMATA NIAGA

Oleh : I Gede Agus Eka Saputra NPM : 1210121096

Pembimbing I : Ni Komang Arini Styawati, SH.,M.Hum Pembimbing II : Desak Gde Dwi Arini, SH.,M.Hum

ABSTRACT

The economic crisis that occurred in Indonesia in 1997 greatly affect economic development as part of a national development that is expected to create and make the people of Indonesia towards a just and prosperous society based on Pancasila and the 1945 Constitution. To achieve these objectives, the greater the perceived need for the availability of funds. One of the institutions that provide the most complete financial services is a banking institution. Financial business conducted in addition to channel funds or grant loans (credit) also make an effort to collect funds from the public in the form of deposits. In granting the credits required collateral for the guarantee is one of the requirements for the granting of the petition on credit demand. Fiduciary security is one of the absolute accesoir couple of credit agreements and not as desired only by the parties. The formulation of the issues raised is How the credit application procedure with fiduciary Cooperative Permata Sari Niaga? and What legal consequences in case of default on a credit agreement with fiduciary Cooperative Permata Sari Niaga? Issues to be discussed will be assessed based on a normative standpoint, In accordance with legal research used is the normative approach to the problem used in this thesis is the approach of legislation and conceptual approaches.

Results showed that application procedures credits with fiduciary Cooperative Sari gem of Commerce, among others: Stage Request credit, the data collection phase of operations and review of collateral, the stage of credit analysis, the stage of preparation of credit proposals, the data collection phase complement, phase binding credit and binding guarantees, the stage of loan administration and the opening stage of the facility and / or disbursement of funds as well as a result of the law in case of default on a credit agreement with a fiduciary in the Cooperative Sari gem of Commerce is paying for damages suffered by the creditor (indemnity), cancellation of the agreement, intermediate risk of things make the object of the agreement since non-fulfillment of obligations is the responsibility of the debtor, and pay court costs, if you get sued before a judge.

(2)

PENDAHULUAN

Salah satu lembaga yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap adalah lembaga perbankan. Usaha keuangan yang dilakukan di samping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit) juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Dalam pemberian kredit diperlukan adanya jaminan karena jaminan merupakan salah satu syarat untuk dikabulkannya permohonan atas permintaan kredit. Berdasarkan Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, menetapkan suatu ketentuan mengenai jaminan dalam pemberian kredit.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka yang dibahas adalah berkenaan dengan jaminan benda bergerak khususnya yang disebut dengan Jaminan Fidusia. Jaminan fidusia merupakan salah satu pasangan accesoir yang mutlak dari perjanjian kredit dan bukan karena dikehendaki saja oleh para pihak. Sedangkan mengenai lembaga jaminan fidusia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia yang selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Fidusia. Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Fidusia eksistensi fidusia sebagai jaminan diatur berdasarkan yurisprudensi

Munculnya kredit bermasalah termasuk di dalamnya kredit macet, pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses. Terjadinya kredit macet dapat disebabkan baik oleh pihak kreditur (bank) maupun debitur. Dalam paket kebijakan di Indonesia dikenal dua golongan kredit koperasi, yaitu kredit lancar dan kredit bermasalah. Di mana kredit bermasalah digolongkan menjadi tiga, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Kredit macet inilah yang sangat dikhawatirkan oleh setiap koperasi, karena akan mengganggu kondisi keuangan koperasi, bahkan dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan usaha koperasi maupun lembaga keuangan lainnya. Atas dasar tersebut saya tertarik untuk mengkaji dalam bentuk skripsi dengan judul “Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia di Koperasi Sari Permata Niaga”

.

(3)

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah prosedur permohonan kredit dengan jaminan fidusia pada Koperasi Sari Permata Niaga? Bagaimanakah Bagaimanakah akibat hukumnya jika terjadi wanprestasi pada perjanjian kredit dengan jaminan fidusia pada Koperasi Sari Permata Niaga?

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah: a) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum, b) Sebagai persyaratan akhir perkuliahan untuk bisa mencapai kelulusan untuk meraih gelar sarjana. Sementara tujuan khusus adalah a) Untuk mengetahui prosedur permohonan kredit dengan jaminan fidusia pada Koperasi Sari Permata Niaga; dan b) Untuk mengetahui akibat hukum jika terjadi wanprestasi pada perjanjian kredit dengan jaminan fidusia pada Koperasi Sari Permata Niaga.

Tipe penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang didasarkan pada bahan pustaka yang mana menggunakan pendekatan perundang-undangan yaitu merupakan pendekatan yang mengkaji tentang asas-asas hukum, norma-norma hukum dan peraturan-peraturan perundang-undangan baik yang berasal dari undang-undang, dokumen, buku-buku, dan sumber-sumber resmi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Bahan hukum dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan seperti KUHPerdata, Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi, dan Bab V Pasal 29 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, sedangkan bahan hukum sekunder sebagai sumber bahan hukum kepustakaan yang diperoleh dari buku-buku yang memberikan penjelasan yang berkaitan dengan perjanjian dan permasalahan yang diteliti yang diperoleh dari buku-buku dan literatur-literatur.

Untuk pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara mengutip, meringkas, dan memberikan ulasan seperlunya sesuai pokok permasalahan dan

(4)

untuk melengkapi bahan hukum tersebut dilakukan pula wawancara dengan pihak-pihak terkait. Metode wawancara dilakukan dengan pegawai bagian kredit. Bahan hukum yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis (dikelompokkan, digolongkan sesuai dengan karakteristiknya) untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah dalam laporan ini, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif-induktif kemudian hasilnya disajikan secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengertian perjanjian secara umum dapat dilihat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. R. Subekti memberikan rumusan perjanjian yaitu suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Abdul Kadir Muhammad memberikan rumusan perjanjian yaitu suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal mengenai harta kekayaan.

Pemberian istilah “perjanjian kredit” memang tidak tegas dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan. Namun, berdasarkan surat Bank Indonesia No.03/1093/UPK/KPD tanggal 29 Desember 1970 yang ditujukan kepada segenap Bank Devisa saat itu, pemberian kredit diinstruksikan harus dibuat dengan surat perjanjian kredit sehingga perjanjian pemberian kredit tersebut sampai saat ini disebut Perjanjian Kredit.

Meskipun perjanjian kredit tidak diatur secara tegas dan khusus dalam KUH Perdata, unsur-unsur perjanjian kredit tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diatur oleh KUH Perdata. Hal ini tegaskan oleh Pasal 1319 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian, baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama khusus, harus tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat dalam Bab I dan Bab II.

(5)

Prosedur pemberian kredit pada Koperasi Sari Permata Niaga adalah sebagai berikut (hasil wawancara tgl. 6 Januari 2017 dengan Ibu Ni Luh Adi Cahyani (Ketua Koperasi Sari Permata Niaga Denpasar) : tahap Permohonan kredit, tahap Pengumpulan data usaha dan peninjauan jaminan, tahap Analisis kredit, tahap penyusunan proposal kredit, tahap pengumpulan data pelengkap, tahap pengikatan kredit dan pengikatan jaminan, tahap administrasi pinjaman dan tahap pembukaan fasilitas dan/atau pencairan dana.

Adapun akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi, adalah hukum atau sanksi berupa debitur diharuskan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur. Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan dan dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan sebelumnya pada pembahasan dari permasalahan yang diajukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1) Prosedur permohonan kredit dengan jaminan fidusia pada Koperasi Sari Permata Niaga antara lain: Tahap Permohonan kredit, tahap pengumpulan data usaha dan peninjauan jaminan, tahap analisis kredit, tahap penyusunan proposal kredit, tahap pengumpulan data pelengkap, tahap pengikatan kredit dan pengikatan jaminan, tahap administrasi pinjaman dan tahap pembukaan fasilitas dan/atau pencairan dana; 2) Akibat hukumnya jika terjadi wanprestasi pada perjanjian kredit dengan jaminan fidusia pada Koperasi Sari Permata Niaga adalah membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi), pembatalan perjanjian, peralihan risiko benda yang dijadikan obyek perjanjian sejak saat tidak dipenuhinya kewajiban menjadi tanggung jawab debitur, dan membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.

(6)

Dari hasil penelitian dalam skripsi ini diajukan saran sebagai berikut : 1) Dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit dengan Jaminan Perjanjian Fidusia disarankan supaya dibuatkan Akta Notaris dan di Daftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia agar memberikan kepastian hukum para pihak; 2) Bagi pihak Kreditur, janganlah terlalu merugikan dan memberatkan Debitur dalam pembuatan perjanjian dan memberikan kredit hendaknya memberikan kredit itu sesuai dengan barang yang dijadikan jaminan.

DAFTAR BACAAN

Fuady Munir, 2003, Jaminan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susanto, 2002, Perkoperasian (Sejarah, Teori & Praktek), Ghalia Indonesia, Jakarta.

Malayu, H. Malayu SP., 2001, Dasar-Dasar Perbankan, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta.

Hadikusuma, R.T. Sutantya Rahardja, 2000, Hukum Koperasi Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Masjchoen, Soedewi Sri, 2003, Hukum Jaminan di Indonesia: Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Liberty, Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 02.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889.

Denpasar, Pebruari 2017

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Ni Komang Arini Styawati, SH.,M.Hum) (Desak Gde Dwi Arini, SH.,M.Hum)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh dari Current Ratio dan Quick Ratio terhadap Return On Asset pada sektor Telekomunikasi

Hasil estimasi nilai intrinsik dengan menggunakan metode discounted cash flow dan relative valuation antara Rp2.607 per lembar saham sampai dengan Rp2.624, harga saham rata-

Dilihat dari komposisi tutupan yang menutupi zona transisi (substrat pasir, lamun dan terumbu karang) dan analisis kesamaan komunitas Morishita-Horn pada ke tiga

Pada anak yang bernapas spontan oksigen dapat diberikan dengan berbagai cara tergantung dari keadaan klinik dan kebutuhan konsentrasi oksigen.. Alat

pengimplementasian kebijakan dalam WTO, maka dalam hal ini diperlukan adanya sebuah reformasi dalam struktur WTO untuk menciptakan sebuah institusi perdagangan internasional

Pergerakan seperti ini adalah Pola Penerusan harga dimana harga bergerak sempit dengan garis atas (resistance) dan garis bawah (support), Pola channels yang naik

institusional, komisaris independen dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap Book Tax Gap (BTG) perusahaan Manufaktur Sub Sektor yang terdaftar di Bursa Efek

Adanya Unit Penertiban Pendakian LMDH Sumber Lestari merupakan salah satu bukti bahwa banyaknya wisatawan yang melakukan pendakian di Gunung Penanggungan membawa