SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIMANUK - CISANGGARUNG
SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIMANUK - CISANGGARUNG
KATA
PENGANTAR
i
KATA PENGANTAR
Sebagai realisasi dari kontrak kerja dengan Nomor : KU.08.08/BBWS.02.08.A2-1/02/05 tertanggal 31 Mei 2010 untuk pekerjaan ”Survey Investigasi Desain (SID) Jaringan Air Baku Di Kabupaten Garut” antara Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan PT. SATYAKARSA MUDATAMA, Konsultan yang bertindak sebagai penyedia jasa pelaksanaan pekerjaan, berikut kami sampaikan salah satu hasil pekerjaan berupa :
“LAPORAN AKHIR”
Materi yang disajikan dalam Laporan Akhir ini adalah gambaran tentang potensi sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Garut dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang ada di wilayah Kabupaten Garut. Hasil survey topografi, geologi dan mekanika tanah. Analisa Hidrolika serta desain pada lokasi terpilih.
Demikian Laporan Akhir ini kami susun. Atas perhatian dan bantuan dari segala pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian Laporan Akhir ini kami ucapkan banyak terima kasih.
Cirebon, 20 Oktober 2010
PT. SATYAKARSA MUDATAMA
Ir. Setyadi, Dipl.HE
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Tabel ... iv Daftar Gambar ... vi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 11.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan ... 1
1.3 Lokasi Pekerjaan... 2
1.4 Sasaran Pekerjaan ... 2
1.5 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa ... 2
1.6 Jangka Waktu Pelaksanaan... 2
1.7 Sumber Dana ... 2
1.8 Lingkup Pekerjaan ... 2
1.9 Sistematika Laporan Pendahuluan ... 3
BAB II Deskripsi Daerah Studi 2.1 Kabupaten Garut... 1
2.1.1 Geografi ... 1
2.1.2 Iklim dan Cuaca... 3
2.1.3 Geomorfologi ... 3 2.1.4 Topografi ... 5 2.1.5 Geologi ... 5 2.1.6 Penggunaan Lahan... 6 2.1.7 Penduduk ... 8 2.1.8 Hidrologi... 8 2.1.9 Kondisi Tanah ... 9 2.1.10 Air Minum ... 10
Bab III Potensi Sumber Air Dan Sistem Penyediaan Air Minum Di Wilayah Kabupaten Garut 3.1 Kondisi Hidrogeologi ... 1
3.2 Potensi Sumber Air Baku ... 2
3.3 Sumber Air yang Potensial Untuk Dimanfaatkan ... 11
3.4 Gambaran Umum Sistem SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) di Wilayah Kabupaten Garut ... 14
3.5 Penetapan Rangking Prioritas... 16
BAB IV Hasil Survey Topografi 4.1 Umum ... 1
iii
4.3 Perlengkapan dan Peralatan... 3
4.4 Pelaksanaan Pengukuran ... 3
Bab V Hasil Survey Geologi Dan Mekanika Tanah 5.1 Umum ... 1
5.2 Maksud dan Tujuan ... 1
5.3 Lingkup Pekerjaan ... 1
5.4 Peralatan Yang Digunakan ... 2
5.5 Metode Penyelidikan ... 2
5.6 Pelaksanaan Kegiatan Penyelidikan ... 7
5.7 Tinjauan Pondasi dan Bahan Timbunan... 11
5.8 Kesimpulan Survey Geologi Dan Mekanika Tanah ... 14
Bab VI Analisa Hidrometri 6.1 Pengukuran Debit Air... 1
6.2 Pengukuran Kualitas Air ... 4
Bab VII Kebutuhan Air Bersih 7.1 Kebutuhan Air Baku ... 1
Bab VIII Perencanaan Sistem Jaringan Air Baku Dan Bangunan 8.1 Perencanaan Sistem Jaringan Air Baku... 1
8.2 Hasil Analisa Hidrolika ... 7
8.3 Perencanaan Pipa Jaringan ... 9
8.4 Perencanaan Pompa... 11
8.5 Perencanaan Pondasi Sumuran... 11
8.6 Perencanaan Penulangan Plat Pondasi ... 16
Bab IX Volume Pekerjaan Dan Rencana Anggaran Biaya 9.1 Komponen Biaya ... 1
9.2 Harga Dasar Upah Dan Bahan... 1
9.3 Rencana Anggaran Biaya ... 4
Bab X Metode Pelaksanaan 10.1 Umum ... 1
10.2 Kondisi Dasar ... 1
10.3 Volume Pekerjaan... 2
10.4 Pekerjaan Persiapan Dan Fasilitas Pelaksanaan ... 9
10.5 Metode Pelaksanaan ... 9
Bab XI Penutup 11.1 Kesimpulan... 1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Kabupaten Garut... II – 6 Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Garut
(Per Periode Sensus Penduduk) ... II – 8 Tabel 2.3 Kapasitas Pelayanan Air Minum
Banyak Pemakai Air Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut... II – 10 Tabel 2.4 Jumlah Pelanggan Air Menurut Klasifikasi Konsumen
di Kabupaten Garut ... II – 11 Tabel 3.1 Potensi Mata Air di Kabupaten Garut ... III – 3 Tabel 3.2 Potensi Sungai di Kabupaten Garut... III – 4 Tabel 3.3 Daftar Inventarisasi Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Pembangunan Sumur-sumur Air Tanah... III – 7 Tabel 3.4 Sumber Air yang Potensial Untuk Air Baku ... III – 13 Tabel 3.5 Jumlah Sambungan Pelanggan... III – 16 Tabel 3.6 Sumber Air yang Telah Dimanfaatkan PDAM Kabupaten Garut... III – 17 Tabel 3.7 Kriteria Penetapan Prioritas... III – 18 Table 3.8 Parameter Penilaian Skala Prioritas Pengembangan Sumber
Mata Air... III – 19 Table 3.9 Rangking Prioritas Sumber Mata Air Kab. Garut ... III – 20 Table 3.10 Perhitungan Detail Rangking Prioritas Sumber Mata Air Kab. Garut III – 21 Tabel 4.1 Perencanaan BM dan CP... IV – 4 Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Pemboran Tangan Pada Lokasi Cira’ab... V – 7 Tabel 5.2 Lokasi Kegiatan Sondir... V – 9 Tabel 5.3 Daftar Kegiatan Bor Tangan Pada Lokasi Desa Simpang ... V – 9 Tabel 5.4 Lokasi Kegiatan Sondir... V – 10 Table 5.5 Daya Dukung Pondasi Tiang (Driven) Lokasi Cira’ab ... V – 13 Table 5.6 Daya Dukung Pondasi Tiang (Driven) Lokasi Desa Simpang ... V – 13 Tabel 5.7 Daya Dukung Pondasi Dangkal... V – 14 Tabel 5.8 Ringkasan Hasil Pengujian Sampel Bor Tangan Lokasi Cira’ab ... V – 15 Tabel 5.9 Ringkasan Hasil Pengujian Sampel Bor Tangan
Lokasi Desa Simpang ... V – 15 Table 6.1 Hasil pengukuran debit/kapasitas pada mata air Cira’ab... VI – 4 Table 6.2 Perhitungan Debit Mata Air Leuwidaun Di Desa Simpang
Kecamatan Cikajang... VI – 4 Tabel 6.3 Kriteria air minum dilihat dari segi kimia ... VI – 4 Tabel 6.4 Hasil uji laboratorium sampel air mata air Cira’ab... VI – 5 Tabel 6.5 Hasil uji laboratorium sampel air mata air Leuwidaun ... VI – 6 Tabel 7.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk Kec. Cilawu... VII – 1 Tabel 7.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk Desa Simpang Kec. Cikajang ... VII – 2 Tabel 7.3 Kriteria Perencanaan Sektor Air Bersih (untuk Kecamatan Cilawu) ... VII – 3 Tabel 7.4 Kriteria Perencanaan Sektor Air Bersih (untuk Desa Simpang
Kecamatan Cikajang)... VII – 4 Tabel 7.5 Usulan Kriteria Perencanaan untuk Kecamatan Cilawu ... VII – 6 Tabel 7.6 Usulan Kriteria Perencanaan untuk Desa Simpang
v
Tabel 7.7 Kebutuhan Air Baku untuk Kecamatan Cilawu ... VII – 7 Tabel 7.8 Kebutuhan Air Baku untuk Dsa Simpang Kecamatan Cikajang... VII – 8 Tabel 9.1 Harga Dasar Upah Kerja Kabupaten Garut... IX – 2 Tabel 9.2 Harga Dasar Bahan/Material Kabupaten Garut ... IX – 3 Tabel 9.3 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ... IX – 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Pekerjaan Kabupaten Garut... I – 2 Gambar 2.1 Peta Batas Administratif di Kabupaten Garut... II – 2 Gambar 2.2 Peta Daerah Bahaya Gunung Api di Kabupaten Garut... II – 4 Gambar 2.3 Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Garut... II – 7 Gambar 3.1 Koordinat Lokasi Sumber Air yang Potensial Untuk Air Baku... III – 14 Gambar 3.2 Besar Debit Sumber Air yang Potensial Untuk Air Baku ... III – 15 Gambar 4.1 Bentuk dan Ukuran BM, CP, dan Patok ... IV – 4 Gambar 4.2 Peta Situasi Mata Air Cira’ab Kecamatan Cilawu ... IV – 10 Gambar 4.3 Peta Situasi Mata Air Desa Simpang Kecamatan Cikajang... IV – 11 Gambar 6.1 Titik-titik pengukuran kecepatan ... VI – 2 Gambar 6.2 Sketsa penempatan current meter pada pengukuran kecepatan... VI – 3 Gambar 6.3 Lokasi ambang ukur pada mata air Cira’ab ... VI – 3 Gambar 8.1 Skema Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perkotaan
Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut ... VIII – 2 Gambar 8.2 Skema Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan pengembangan wilayah, salah satunya adalah dengan program penyediaan air baku untuk keperluan pertanian maupun untuk keperluan domestik. Hal ini seiring dengan program Millenium Development Goals (MDGs) yang memiliki target pencapapain penyediaan air baku masyarakat pedesaan pada tahun 2015 adalah sebesar 54% untuk perpipaan dan non perpipaan terlindungi 26%. Sejalan dengan hal tersebut menjadi salah satu prioritas kegiatan pada Balai Besar Wilayah (BBWS) Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan berupaya memanfaatkan potensi air baku dari mata air maupun dari situ-situ yang tersebar di Kabupaten Garut guna meningkatkan pasokan kebutuhan air baku domestik yang belum tercukupi di daerah tersebut dan sisanya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi.
Kabupaten Garut dengan jumlah penduduk yang cukup besar dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 2,411 juta jiwa (Sumber Data : BPS, berdasarkan hasil sensus tahun 2000) masih belum dapat mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat terutama pedesaan yang tersebar lokasinya. Berbagai usulan masyarakat terkait hal tersebut menjadi pertimbangan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut untuk meminta bantuan BBWS Cimanuk-Cisanggarung dalam mengembangkan jaringan air baku untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat terutama untuk keperluan domestik di Kabupaten Garut dengan mempertimbangkan potensi air baku yang cukup besar diantaranya berupa mata air yang sementara dapat diidentifikasi sebanyak 49 lokasi.
Pada tahun anggaran 2010 ini, BBWS Cimanuk-Cisanggarung akan melaksanakan studi pengembangan jaringan air baku di Kabupaten Garut dengan berbagai potensi air baku tersebar seperti mata air dan situ dan lain sebagainya. Pelaksanaan perencanaan desain jaringan air baku ditujukan pada alternatif pengembangan jaringan air baku terpilih.
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Maksud dari pekerjaan ini adalah merencanakan suatu sistem penyediaan air baku secara komprehensif dengan mempertimbangkan potensi sumber air dan potensi pemanfaatan yang tersebar di Kabupaten Garut.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan desain pengembangan jaringan air baku terpilih dari berbagai alternatif pengembangan dapat berupa desain awal, rehabilitasi maupun peningkatan dari sumber air berupa situ/mata air, saluran pembawa, dan bangunan/bak penampungan, atau bangunan tampungan lainnya yang memadai untuk acuan pelaksanaan pembangunan jaringan air baku di Kabupaten Garut untuk pemenuhan kebutuhan air baku masyarakat di Kabupaten Garut.
Bab I - 2
1.3 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada tersebar di beberapa Desa, Kabupaten Garut.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Pekerjaan Kabupaten Garut
1.4 Sasaran Pekerjaan
Sasaran pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Garut dengan program penyediaan air baku melalui pengembangan jaringan air baku secara komprehensif terkait dengan pontensi yang ada dengan mendapatkan suatu desain jaringan air baku yang dapat dijadikan untuk acuan pelaksanaan pembangunan jaringan air baku di Kabupaten Garut.
1.5 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa
Nama dan organisasi pengguna jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)-02 Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung.
1.6 Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau 5 (lima) bulan sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
1.7 Sumber Dana
Pembiayaan pekerjaan ini bersumber dari DIPA Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Tahun Anggaran 2010.
1.8 Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan “SID Jaringan Air Baku Di Kabupaten Garut” adalah sebagai berikut :
A. Inventarisasi dan pengumpulan data-data yang akan digunakan untuk perencanaan pada lokasi pekerjaan. Data dimaksud antara lain berupa :
a. Peta Topografi b. Peta Geologi c. Peta Hidrologi
d. Data lain seperti data tata ruang kabupaten yang menjadi sasaran, data kebutuhan air dan lain-lain.
B. Melakukan survey/identifikasi lokasi potensi sumber air yang mungkin dapat dikembangkan untuk penyediaan air baku.
C. Analisis hidrologi untuk mengetahui potensi air permukaan pada lokasi sumber air meliputi :
a. Besarnya debit maksimum dan minimum. b. Besarnya debit andalan / Ketersediaan air. c. Potensi air tahunan
d. Kebutuhan air baku/irigasi dan kebutuhan lainnya.
D. Melakukan analisis perencanaan beberapa alternatif pengembangan jaringan air baku dan kebutuhan infrastruktur pendukungnya.
E. Analisis ekonomi, menentukan IRR dan BCR dan indikator lainnya beberapa alternatif pengembangan.
F. Melakukan perencanaan detail dari lokasi terpilih meliputi antara lain :
a. Perencanaan detail sarana/prasarana jaringan air baku seperti bangunan penampung, saluran pembawa dan bangunan pelengkap lainnya.
b. Menyusun desain kriteria dan memperkirakan jenis bangunan yang diperlukan.
c. Menentukan dimensi bangunan dan elevasinya berdasarkan kebutuhan air yang harus ditampung maupun lingkungan
d. Perhitungan kebutuhan dan ketersediaan air.
G. Analisis Hidrolika termasuk studi letak, jenis bangunan dan bangunan pelengkap berdasarkan data hidrologi.
H. Melakukan pengukuran dan pemetaan topografi pada lokasi rencana terpilih. I. Melakukan penyelidikan, geologi/mekanika tanah pada lokasi rencana bangunan
utama dan bangunan pelengkap.
J. Pekerjaan mekanika tanah ini terdiri dari :
a. Analisis data peta geologi pada lokasi rencana b. Sondir
c. Test pit
d. Analisis laboratorium
K. Membuat analisis prakiraan biaya proyek dan dokumen tender termasuk spesifikasi teknik.
L. Penggambaran desain M. Penyusunan laporan N. Diskusi
BAB II
DESKRIPSI
DAERAH STUDI
BAB II
DESKRIPSI DAERAH STUDI
2.1 Kabupaten GarutKabupaten Garut adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Garut. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.
Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Garut.
Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah : Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.
2.1.1 Geografi
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Timur : Kabupaten Tasikmalaya
Selatan : Samudera Indonesia
Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.
Bab II - 2
2.1.2 Iklim dan Cuaca
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen.
Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C - 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.
2.1.3 Geomorfologi
Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km.
Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu :
1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Hindia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses
Bab II - 4
2.1.4 Topografi
Ibukota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).
Karakteristik topografi Kabupaten Garut : sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500-100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100-1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng-Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya memiliki lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian diantaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, diantaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Km diantaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.
2.1.5 Geologi
Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian
Bab II - 6
gunungapi, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk diantaranya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur. Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.
2.1.6 Penggunaan Lahan
Bedasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.
Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Kabupaten Garut
No Uraian Luas (Ha) Proporsi (%)
1. Sawah 49.455 16,13
2. Darat
2.1. Hutan 71.265 23,25
2.2. Kebun Dan Kebun Campuran 56.124 18,31
2.3. Tanah Kering Semusim/Tegalan 51.146 16,69
2.4. Perkebunan 26.825 8,75 2.5. Pemukiman/ Perkampungan 39.513 12,89 2.6. Padang Semak 7.005 2,29 2.7. Pertambangan 200 0,07 2.8. Industri 41 0,01 3. Perairan Darat 3.1. Kolam 1.826 0,60 3.2. Situ/Danau 157 0,05 3.3. Lainnya 55 0,02
4. Penggunaan Tanah Lainnya 2.907 0,95
Jumlah 306.519 100,00
Sumber: BPN Kabupaten Garut, Keadaan Tahun 2007 Sumber : www.garutkab.go.id
Bab II - 8
2.1.7 Penduduk
Faktor mutasi kependudukan berupa kelahiran, kematian, dan migrasi menjadi penentu laju pertumbuhan penduduk. Di antara semua faktor tersebut, upaya pengendalian kelahiran tentunya merupakan penyebab yang signifikan dari tren menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Garut.
Jumlah penduduk Kabupaten Garut pada tahun 2004 tercatat sebanyak 2.204.175 jiwa dengan LPP mencapai 1,41% dan pada tahun 2005 jumlah penduduk sebesar 2.239.091 jiwa dengan LPP-nya sebesar 1,58%, atau naik sebesar 0,17% dari LPP tahun 2004. Pada tahun 2006 penduduk Kabupaten Garut bertambah menjadi sebanyak 2.274.973 jiwa dengan LPP 1,60% atau naik sebesar 0,02% dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 dan 2008 jumlah penduduk Kabupaten Garut masing-masing sebesar 2.309.773 jiwa dan 2.345.108 jiwa dengan LPP masing-masing sebesar 1,53%.
Tahun 2010 LPP diestimasi sebesar 1,53% (SCBD) yang merupakan proyeksi hasil ekstrapolasi atas LPP yang tercatat BPS dalam 5 kali Sensus Penduduk terakhir 1961 - 2010, sebagai berikut :
Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Garut (Per Periode Sensus Penduduk)
Tahun LPP 1961-1971 2,74 1971-1980 2,38 1980-1990 1,66 1990-2000 1,66 2000-2005 1,57 2005-2010 1,53* *) Estimasi Sumber : www.garutkab.go.id 2.1.8 Hidrologi
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 33 dan 101 anak sungai buah sungai dengan anak sungainya dengan panjang seluruhnya 1.403,35 Km; dimana sepanjang 92 Km diantaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungainya. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa Sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola pengaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.
2.1.9 Kondisi Tanah
Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.
Dilihat dari jenis tanahnya secara garis besar, jenis tanah di wilayah Kabupaten Garut meliputi jenis tanah aluvial, asosiasi andosol, asosiasi litosol, asosiasi mediteran, asosiasi podsolik, dan asosiasi regosol. Dimana jenis tanah tersebut memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat menjadi suatu potensi maupun kendala dalam pemanfaatan lahan tertentu.
Berikut adalah sifat-sifat tanah berdasarkan jenis tanahnya di wilayah Kabupaten Garut :
Tanah Aluvial, jenis tanah ini secara umum tergolong ke dalam sub group entisols terbentuk pada daerah dengan bentuk fisiografi dataran banjir. Bahan-bahan endapan yang dibawa oleh sungai kemudian diendapkan dan terakumulasi pada daerah ini. Sifat-sifat tanahnya kemudian banyak dipengaruhi oleh jenis bahan endapan tersebut. Proses pengendapan yang berlangsung berulang-ulang menyebabkan tanah yang terbentuk berlapis-lapis. Khususnya pada daerah yang relatif dekat dengan sungai, lapisan-lapisan tersebut tidak mencirikan suatu horison tertentu. Lapisan-lapisan tanah tersebut umumnya bervariasi baik warna maupun distribusi besar butir bahan penyusunnya. Endapan yang pembentukannya dipengaruhi oleh aktivitas laut memiliki karakteristik yang lebih spesifik dari pada bahan yang terbentuk semata-mata hanya oleh endapan sungai.
Tanah Andosol, jenis tanah ini umumnya berwarna hitam, memiliki penampang yang berkembang, dengan horizon-A yang tebal, gembur dan kaya bahan organik. Sifat fisiknya baik, dengan kelulusan sedang. Sifat kimia sedang, peka terhadap erosi. Batuan asal adalah andesit, tufa andesit dan dasit. Di wilayah Indonesia pada umumnya, jenis tanah ini banyak terpakai untuk tanaman perdagangan karena kaya akan bahan organik, N dan K, tetapi miskin akan fosfor.
Tanah Litosol, jenis tanah ini biasa disebut “laterit”. Penampang umumnya tbal, tanah atasnya mengandung beberapa persen bahan organik. Berwarna coklat, kuning, hingga kemerahan. Bersifat berbutir, teguh, mantap, mengandung kaolinit, bersifat tidak plastis, dan dapat diolah pertanian sepanjang tahun. Secara kimia tanah, jenis tanah ini miskin hara, pH rendah (4,5 – 5,0), unsur N miskin sehingga perlu pemupukan sempurna untuk pertanian. Jenis tanah ini bersifat meniris, tahan terhadap erosi.
Tanah Podsolik, jenis tanah ini bersifat gembur dan mempunyai perkembangan penampang. Cenderung tidak seberapa mantap dan teguh, peka terhadap pengikisan. Dari segi kimia, jenis tanah ini asam dan miskin, lebih asam dan lebih miskin dari tanah latosol. Untuk keperluan pertanian, jenis tanah ini perlu pemupukan lengkap dan tindak pengawetan. Untuk jenis tanah podsolik coklat biasanya dipakai untuk hutan lindung.
Tanah Regosol, jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier. Bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung. Tanah Regosol belum jelas menempatkan perbedaan horizon-horizon. Tekstur tanah ini biasanya kasar, tanpa ada struktur tanah, konsistensi lepas sampai gembur dan keasaman tanah dengan pH sekitar 6-7.
Bab II - 10 Tanah Mediteran, jenis tanah ini mempunyai lapisan solum yang cukup tebal, teksturnya agak bervariasi lempung sampai liat, dengan struktur gumpal bersudut, sedang konsisntensinya adalah gempur sampai teguh. Kandungan bahan organik umumnya rendah sampai sangat rendah.
Reaksi tanah (pH) sekitar 6,0 – 7,5. Kadar unsur hara yang terkandung umumnya tinggi, tetapi banyak tergantung kepada bahan induknya. Daya menahan air sederhana, begitu pula permeabilitasnya adalah sedang. Air pada tanah ini kadang – kadang merupkan faktor pembatas.
Kepekaan terhadap bahaya erosi adalah sedang sampai besar. Tanah ini mempunyai sifat-sifat fisik yang sedang sampai baik, sedang sifat kimianya umumnya adalah baik, sehingga nilai produktivitas tanah adalah sedang sampai tinggi.
2.1.10 Air Minum
Tidak seluruh kecamatan di Kabupaten Garut menjadi pelanggan air minum dari PDAM, hanya sebagian kecil diantaranya adalah Kecamatan Pameungpeuk, Kecamatan Cisurupan, Kecamatan Samarang, Kecamatan Tarogong Kidul, Kecamatan Tarogong Kaler, Kecamatan Garut Kota, Kecamatan Karangpawitan, Kecamatan Wanaraja, Kecamatan Banyuresmi, Kecamatan Leuwigoong, dan Kecamatan Cibatu. Berikut tabel jumlah pemakaian pada masing-masing kecamatan tersebut :
Tabel 2.3 Kapasitas Pelayanan Air Minum
Banyak Pemakai Air Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut
Kecamatan Jumlah Pelanggan Jumlah Pemakaian (M3)
Pameungpeuk 1,002 13,477 Cisurupan 1,456 25,419 Samarang 945 16,288 Tarogong Kidul 559 7,779 Tarogong Kaler 1,118 19,137 Garut Kota 13,261 257,122 Karangpawitan 3,261 19,783 Wanaraja 803 14,345 Banyuresmi 744 6,259 Leuwigoong 459 -Cibatu 805 10,558 Jumlah 24,228 390,167 Tahun 2007 22.261 4.930.419 Tahun 2006 20.415 4.534.433 Tahun 2005 19.299 4.289.241 Tahun 2004 17.803 3.815.889
Sumber : PDAM Kabupaten Garut dan BPS Sumber : www.garutkab.go.id
Tabel 2.4 Jumlah Pelanggan Air Menurut Klasifikasi Konsumen di Kabupaten Garut
Klasifikasi Konsumen
Jumlah Pelanggan
Jumlah Pemakaian Nilai Terjual
(M3) (000 RP) Non Niaga 22.761 395.787 1.047.327.300 Niaga II A 857 15.204 102.754.750 Niaga II B 52 14.975 101.733.150 Industri 16 352 2.467.450 Sosial 167 6.918 18.015.200 Kran Umum 375 12.573 17.187.900 Jumlah 24.228 445.809 1.289.485.750 Tahun 2007 22.261 41.930.419 10.312.670 Tahun 2006 20.415 4.534.433 9.424.911 Tahun 2005 19.299 4.289.241 6.824.584 Tahun 2004 17.803 3.815.889 5.424.631.371 Tahun 2003 16.721 3.278.580 4.710.682.346
Sumber : PDAM Kabupaten Garut Sumber : www.garutkab.go.id
BAB III
POTENSI
SUMBER AIR & SPAM
DI WILAYAH
KAB.GARUT
BAB III
POTENSI SUMBER AIR DAN SISTEM PENYEDIAAN
AIR MINUM DI WILAYAH KABUPATEN GARUT
3.1 Kondisi HidrogeologiA. Cekungan Air Tanah di Wilayah Kabupaten Garut
Yang dimaksud dengan Cekungan Air Tanah (atau biasa disingkat dengan CAT) menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Ketersediaan air tanah pada tiap CAT dapat diperkirakan berdasarkan pada pengisian kembali air tanah yang terjadi dari jumlah imbuhan yang berasal dari curah hujan dan masuk ke cekungan tersebut.
Menurut “Peta Cekungan Air Tanah” yang disusun oleh Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Djaendi, 2005), maka di wilayah Kabupaten Garut terdapat 2 (dua) Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu CAT Malangbong dan CAT Garut. Disamping itu, sebagian wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung termasuk dalam CAT Banjarsari, sedangkan sebagian wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya berada di perbatasan CAT Tasikmalaya. Sebagian wilayah lainnya yang berada di daerah Pegunungan Selatan tidak termasuk dalam kategori Cekungan Air Tanah.
Perkiraan ketersediaan air tanah pada masing-masing cekungan menurut Peta Cekungan Air Tanah adalah sebagai berikut :
1. CAT Malangbong :
- air tanah bebas : 415 juta m3/th (atau sekitar 13.160 lt/dt) - air tanah tertekan : 30 juta m3/th (atau sekitar 951 lt/dt) 2. CAT Garut :
- air tanah bebas : 691 juta m3/th (atau sekitar 21.911 lt/dt) - air tanah tertekan : 87 juta m3/th (atau sekitar 2.759 lt/dt)
B. Pemunculan Mata Air di Wilayah Kabupaten Garut
Mata air adalah pelepasan air tanah secara alami ke permukaan tanah akibat aliran air tanah yang terpotong oleh topografi atau struktur geologi. Pemunculan air tanah berupa mata air terutama keluar melalui rekahan atau saluran batuan gunung berapi berupa batuan lava breksi dan tufa.
Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut, maka di wilayah Kabupaten Garut terdapat banyak mata air yang berada pada 29 wilayah kecamatan dan tersebar pada 618 lokasi mata air dengan debit yang bervariasi.
Bab III - 2
3.2 Potensi Sumber Air Baku
Beberapa jenis sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku pada sistem penyediaan air minum, meliputi : mata air, air permukaan (sungai, irigasi, danau, waduk, dll), sumber air tanah (bebas dan tertekan), serta sumber air hujan. Aspek/karakteristik sumber air yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber air yang akan digunakan sebagai sumber air baku antara lain :
a. Kuantitas atau debit air yang tersedia
Ketersediaan air/debit air baku dari sumber air yang akan dipilih harus dapat memenuhi kebutuhan air baku di unit pengolahan yang direncanakan sampai dengan periode tertentu sesuai periode proyeksi yang ditentukan.
b. Kualitas memenuhi standar kualitas air baku
Kualitas air baku dari suatu sumber air sangat penting untuk diperhatikan karena akan menentukan jenis dan tingkat pengolahan yang harus dilakukan. Parameter-parameter yang harus diperhatikan dan dijadikan pertimbangan dalam pemilihan sumber air baku antara lain terdiri dari parameter fisik, kimia, dan biologis.
c. Kontinuitas
Sumber air yang akan digunakan, selain harus memiliki debit yang mencukupi juga harus tersedia setiap saat sepanjang tahun dan berkesinambungan.
Kuantitas dan kontinuitas suatu sumber air dapat diketahui dari hasil penelitian terhadap kondisi hidrologi dan hidrogeologi yang meliputi aspek hidrologi, klimatologi, morfologi, geologi, dan hidrogeologi dari daerah dimana sumber air tersebut berada. Sedangkan kualitas air dari masing-masing sumber air dapat diketahui dari hasil penelitian kualitas air yaitu melalui pemeriksaan fisik, kandungan kimia dan biologi yang dilakukan terhadap contoh air yang berasal dari masing-masing sumber air.
Potensi sumber air yang bisa dimanfaatkan sebagai air baku pada sistem penyediaan air minum perpipaan diantaranya adalah : mata air, air permukaan (sungai, danau, situ, dll) dan air tanah. Secara keseluruhan di wilayah Kabupaten Garut terdapat ketiga jenis sumber air tersebut dengan penyebaran yang ditentukan oleh potensi tiap jenis sumber.
A. Sumber Mata Air
Kuantitas air tanah yang keluar atau debit aliran air tanah yang keluar di lokasi mata air sangat dipengaruhi oleh perubahan kedudukan bidang muka air tanah di wilayah sekitarnya. Dengan adanya fuktuasi dari kedudukan muka air tanah sebagai akibat dari pengaruh musim hujan dan musim kemarau, akan menyebabkan terjadinya perubahan atau fluktuasi pada debit mata air sehingga sebagian dari mata air bahkan mengering atau mengalami kekeringan pada musim kemarau.
Pemanfaatan mata air sebagai sumber air baku pada sistem pelayanan air bersih perlu ditentukan kapasitas pengambilan sumber yang sesuai dengan kemampuan debit mata air sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi debit mata air.
Berikut daftar potensi mata air yang ada di Kabupaten Garut berdasarkan hasil inventarisasi Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut :
Tabel 3.1 Potensi Mata Air di Kabupaten Garut
No. Kecamatan Jumlah Mata Air Kapasitas (lt/dt)
1 Cisewu 2 7 2 Talegong 2 12 3 Bungbulang 39 50 4 Pakenjeng 35 36 5 Cikelet 24 24 6 Pameungpeuk 1 16 7 Cibalong 13 13 8 Cisompet 17 17 9 Singajaya 21 31 10 Cikajang 7 30 11 Banjarwangi 8 8 12 Cihurip 2 6 13 Cilawu 25 26 14 Bayongbong 30 317 15 Cisurupan 29 449 16 Samarang 17 180 17 Tarogong 30 106 18 Garut Kota 6 6 19 Karangpawitan 12 12 20 Wanaraja 10 795 21 Sukaweuning 36 95 22 Banyuresmi 36 104 23 Leles 26 474 24 Leuwigoong 6 10 25 Kadungora 41 117 26 Cibatu 29 29 27 Malangbong 61 239 28 BI. Limbangan 26 29 29 Selaawi 27 28
Sumber : Laporan “Penyusunan Rencana Induk Air Minum PDAM Tirta Dharma Kabupaten Garut” Tahun 2008
B. Sumber Air Permukaan
Air permukaan menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Dengan demikian yang termasuk dalam air permukaan adalah air yang berasal dari sumber-sumber : sungai, danau, waduk, situ, rawa, dll.
Air permukaan sering digunakan sebagai sumber air baku untuk keperluan penyediaan air bersih/air minum, pengairan dan industri. Air permukaan ini pada umumnya diambil dari sungai dan waduk atau situ. Alasan teknis dari pengambilan tersebut adalah karena kedua sumber ini mudah ditemukan dan hampir ada dimana-mana dengan debit air yang biasanya cukup besar dan kualitas air yang relatif baik sehingga dapat memenuhi standar baku mutu yang disyaratkan.
Wilayah Kabupaten Garut dilewati oleh garis pemisah air Pulau Jawa sehingga sebagian sungai-sungai yang ada di wilayah ini mengalir ke utara dan bermuara di Laut Jawa, sedangkan sebagian lainnya mengalir ke selatan dan bermuara di Samudera Hindia. Sungai-sungai yang mengalir ke utara dan tengah dengan sungai induknya Cimanuk, sedangkan sungai-sungai yang mengalir ke selatan tersebar di bagian tengah dan selatan dengan beberapa sungai induknya yaitu sungai Cikaengan, Cisanggiri, Cipaleubuh, Cikandang, Cirompang, Cilayu, dan Cilaki.
Bab III - 4
Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/A/PRT/M/2006 Tanggal 26 Juni 2006, maka sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut yang bermuara di pantai utara yaitu di Laut Jawa termasuk dalam Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, sedangkan sungai-sungai yang bermuara di pantai selatan yaitu di Samudera Hindia termasuk dalam Wilayah Sungai Ciwulan-Cilaki.
Sesuai data hasil inventarisasi sungai yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut, maka hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Garut dilalui oleh sungai atau anak sungainya dengan panjang aliran sungai yang berbeda-beda pada tiap kecamatan.
Berikut potensi sungai yang ada di wilayah Kabupaten Garut : Tabel 3.2 Potensi Sungai di Kabupaten Garut
No Kecamatan Nama Sungai
Debit Air Rerata m3/dt Kemarau m3/dt Rendeng m3/dt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Garut Kota Karangpawitan Wanaraja Tarogong Kidul Tarogong Kaler Banyuresmi Pasirwangi Samarang Leles Kadungora Leuwigoong Cibatu Kersamanah Karang Tengah Sukawening Malangbong Bayongbong Cipejeuh Cimaragas Cimaragas Cisangka Cikamiri Ciroyom Ciojar hulu Cibeureum Ciojar Cibuyutan Cikamiri Cikamiri Ciroyom Cibuyutan Cipancar Cipancar Citikey Cipancing Cikarees Citameng IV Cioray Cianjur Citameng I Cihaja Citameng I Citameng II Citameng III Citameng IV Cipedes Cikurutug Cimanuk 0,740 0,092 0,105 0,219 0,153 0,106 0,151 0,106 0,442 0,740 0,153 0,265 0,204 0,293 0,105 0,058 0,012 0,179 0,025 0,075 0,164 0,052 0,164 0,146 0,102 0,179 0,105 0,085 1,416 1,090 1,769 1,852 6,583 1,170 0,580 0,356 0,580 0,622 3,937 1,730 0,562 0,251 1,198 0,710 1,400 0,265 10,500 0,224 0,452 1,476 0,253 1,476 7,048 2,371 10,500 7,850 6,852 31,523 0,915 0,931 0,979 3,401 0,942 0,343 0,254 0,343 0,532 2,339 0,942 0,414 0,228 0,746 0,408 0,729 0,139 5,340 0,125 0,264 0,820 0,153 0,820 3,597 1,237 5,340 3,978 3,469 16,470
No Kecamatan Nama Sungai Debit Air Rerata m3/dt Kemarau m3/dt Rendeng m3/dt 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Cigedug Cilawu Cisurupan Sukaresmi Bl. Limbangan Selaawi Cibiuk Cikajang Banjarwangi Singajaya Cihurip Peundeuy Pameungpeuk Cisompet Cikelet Cibalong Bungbulang Mekar Bakti Pamulihan Pakenjeng Cisewu Caringin Talegong Cimanuk Cipeujeuh Cikuray Cimanuk Cibeureum Gede Cikokok Cipandan Cianten Cibedug Cianten Cilancang Citikey Cibarentok Cibuluh Cikaengan Cikaengan Ciudian Cisanggiri Cihurip Cikaengan Ciujung Cipalebuh Cisanggiri Citamiang Cipasarangan Cimangke Cibabalukan Cikaengan Cirompang Cirompang Cibatarua Cikandang Cipanengan Cilaki Cibodas Cipancong Cilayu Cilaki Cikabuyutan Cikawung 0,801 0,583 0,105 0,801 0,152 0,124 0,152 0,138 0,200 0,138 0,045 0,105 0,067 0,115 0,258 0,283 0,126 0,242 0,075 0,409 0,095 0,060 0,352 0,108 0,065 0,052 0,206 0,458 0,437 0,578 0,540 0,820 0,126 0,582 0,110 0,190 0,752 0,463 0,172 0,216 12,904 3,048 2,542 12,904 12,525 0,625 0,752 1,415 14,775 1,415 1,540 0,587 1,634 1,725 23,360 35,052 4,528 7,542 3,426 39,580 1,562 39,857 9,524 1,564 6,542 4,723 7,684 18,585 17,299 21,426 6,400 24,526 5,640 6,585 3,423 5,218 12,584 4,276 2,567 4,521 6,853 1,816 1,324 6,853 6,339 0,375 0,452 0,777 7,488 0,777 0,793 0,346 0,851 0,920 11,809 17,668 2,327 3,892 1,751 19,995 0,829 19,959 4,938 0,836 3,304 2,388 3,945 9,522 39,584 37,069 11,852 29,910 44,762 11,314 31,118 27,463 16,734 9,235 14,924 20,931 Sumber : Laporan “Penyusunan Rencana Induk Air Minum PDAM Tirta Dharma
Kabupaten Garut” Tahun 2008
C. Sumber Air Tanah
Berdasarkan kondisi geologi dan hidrogeologi yang berkembang di wilayah Kabupaten Garut, maka air tanah yang terdapat di wilayah ini dapat dibedakan atas :
- Air tanah yang berasal dari lapisan penutup (top soil) berupa lapisan jenuh air yang terdapat pada kedalaman yang mencapai beberapa meter di bawah
Bab III - 6
permukaan tanah dan tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten yang dapat dimanfaatkan melalui pembuatan sumur gali.
- Air tanah yang berasal dari lapisan akuifer berupa lapisan akuifer/bantuan dengan porositas dan permeabilitas baik (mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah) yang terdapat pada kedalaman beberapa meter sampai lebih dari 100 meter di bawah permukaan tanah dan tersebar dalam suatu cekungan airtanah dalam wilayah terbatas yang dapat dimanfaatkan melalui sumur bor.
Secara umum, airtanah dari lapisan jenuh air pada top soil dengan penyebarannya yang sangat luas tidak dapat direncanakan pemanfaatannya karena cadangan yang relatif kecil dan sangat tergantung pada curah hujan sehingga sumber air ini sering mengalami kekeringan pada musim kemarau. Sedangkan airtanah yang berasal dari lapisan akuifer dalam suatu cekungan airtanah biasanya mempunyai cadangan yang cukup besar dan tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan musim hujan atau kemarau sehingga pemanfaatannya dapat direncanakan.
Menurut “Peta Cekungan Air Tanah” (Djaendi, 2006), lapisan akuifer yang terdapat pada cekungan airtanah di wilayah Kabupaten Garut (yaitu CAT Malangbong dan CAT Garut), dapat dibedakan menjadi airtanah bebas dan airtanah tertekan, yaitu sebagai berikut :
- Airtanah bebas
Airtanah bebas ini terdapat pada lapisan akuifer yang terdiri dari endapan aluvium dan endapan produk gunung api kuarter yang terdapat mulai dari permukaan tanah sampai pada kedalaman yang mencapai 35 meter dan mempunyai nilai kelulusan tinggi hingga sedang sehingga mampu bertindak sebagai akuifer penting yang cukup produktif.
- Airtanah tertekan
Airtanah tertekan terdapat pada lapisan akuifer yang terdiri dari endapan produk gunung api kuarter berupa rempah gunung api dan leleran lava dengan kelulusan sangat beragam dan pada umumnya tinggi pada material lepas dan leleran lava vesikuler yang merupakan akuifer penting dan produktif. Kedalaman lapisan akuifer berkisar antara 35 meter sampai lebih dari 85 meter.
Pemilihan sumber air tanah untuk dijadikan sebagai sumber air baku perlu didukung dengan data yang lebih akurat untuk mengetahui ketersediaan air tanah di lokasi perencanaan. Secara umum, pemilihan air tanah sebagai sumber air baku hanya memungkinkan pada wilayah yang termasuk dalam daerah Cekungan Air Tanah (CAT), yaitu di wilayah yang termasuk dalam CAT Malangbong dan CAT Garut.
Berdasarkan pada pengalaman pengoperasian sistem pelayanan air bersih yang menggunakan sumber air tanah pada beberapa PDAM yang telah menggunakannya, maka beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan :
- Penggunaan air tanah sebagai sumber air baku untuk sistem pelayanan air bersih yang baru, kemungkinan akan dapat mencapai standar kelayakan secara finansial bila kapasitas sumur adalah 10 lt/dt atau lebih.
- Penggunaan air tanah sebagai sumber air baku tambahan pada sistem pelayanan air bersih yang sudah ada (tapi kekurangan air baku), kemungkinan akan dapat mencapai standar kelayakan bila kapasitas sumur mencapai 5 lt/dt atau lebih.
Tabel 3.3 Daftar Inventarisasi Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Pembangunan Sumur-sumur Air Tanah
Kedalaman Muka Air Debit Jenis Pipa Jumlah Jumlah Tahun
Desa Kecamatan Sumur (m) SWL (m) (lt/dt) Pompa Distribusi (m) Bak (bh) KK Pengeboran
1 Babakan Loa Wanaraja 100 11 2 Jet Pump 100 1 50 2003
2 Talagasari Kadungora 100 Flowing 4 - - 2 60 2003
3 Margawati Garut Kota 100 27 2,5 Submersible 700 2 500 2003
4 Limbangan Tengah Limbangan 100 9 2 Jet Pump 50 1 50 2003
5 Limbangan Timur Limbangan 100 12 2 Submersible 50 1 50 2003
6 Pamekarsari Banyuresmi 100 3 2 Submersible 70 1 50 2003
7 Kantor Camat Cilawu 100 33 1 Jet Pump 50 - 50 2003
8 Sukanagara Cisompet 80 2 1 Jet Pump - - 50 2003
9 Suci Kaler Karangpawitan 80 Flowing 3 - - - 50 2003
10 Langen Sari Tarogong 80 Flowing 5 - - - 100 2003
11 Sukarasa Wanaraja 80 Flowing 3 - 150 - 200 2003
12 Rancabango Tarogong 40 Flowing 15 - - Reservoar 50 2003
13 Sukagalih Tarogong 80 Flowing 1 - - 1 50 2003
14 Sukamentri Garut Kota 80 Flowing 3 - 200 1 100 2003
15 Sukahati Cilawu 80 12 1 Jet Pump 200 7 200 2003
16 Sukanegla Garut Kota 100 9 1 Submersible 200 3 50 2003
17 Leuwigoong Leuwigoong 80 2 5 Submersible 50 1 300 2004
18 Surabaya Limbangan 80 8 3 Submersible 50 1 200 2004
19 Cijambe Limbangan 80 10 2 Jet Pump 50 Tum 50 2004
20 Limbangan Timur Kp. Banen Limbangan 80 8 2 Jet Pump 50 1 100 2004
21 Sukamanah Kersamanah 80 2 2 Jet Pump 50 1 200 2004
22 Mester Bayongbong 80 Flowing 10 Jet Pump 50 1 500 2004
Lokasi No.
Bab III - 8
Kedalaman Muka Air Debit Jenis Pipa Jumlah Jumlah Tahun
Desa Kecamatan Sumur (m) SWL (m) (lt/dt) Pompa Distribusi (m) Bak (bh) KK Pengeboran
23 Cimuncang RW. 16 Garut Kota 80 15 2 Jet Pump 50 1 200 2004
24 Tanjung Sari Karangpawitan 80 35 2 Submersible 50 1 100 2004
25 Cinta Asih Samarang 80 2 3 Jet Pump 50 1 100 2004
26 Cibunar Cibatu 80 2 3 Submersible 50 1 50 2004
27 Cimuncang RW. 10 Garut Kota 80 8 2 Jet Pump 50 1 50 2004
28 Cimanganten Tarogong Kidul 80 6 2 Submersible 50 1 200 2004
29 Sukawayana Malangbong 80 35 2 Submersible 50 1 100 2004
30 Sukalilah Cibatu 80 10 2 Submersible 50 1 200 2004
31 Putra Jawa Selaawi 80 15 2 Jet Pump 50 1 100 2004
32 Cihuni Wanaraja 80 Flowing 7 Jet Pump 50 1 75 2004
33 Cimaragas Pangatikan 80 Flowing 2 Jet Pump 50 1 200 2004
34 Karyamukti Cibatu 80 8 2 Jet Pump 50 Tum 50 2004
35 Ponpes Al-Halim Jati Tarogong Kaler 96 Flowing 2 Jet Pump 40 1 50 2005
36 Ponpes Persis Rancabango Tarogong Kaler 80 Flowing 3 Jet Pump - 2 50 2005
37 Ponpes Persis Bentar Garut Kota 120 Flowing 7 Jet Pump - 1 60 2005
38 Babakan Gedong Jangkurang Leles 80 Flowing 2 Submersible - 2 50 2005
39 Desa Sagara Cibalong 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
40 Mesjid Jihadul Hidayah Desa Cikajang Cikajang 100 - - Submersible 100 1 60 2006
41 Desa Mekarsari Cibalong 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
42 Kp. Nangklong Desa Maripari Sukawening 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
43 Kp. Serut Desa Pamekarsari Banyuresmi 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
44 Desa Suci Kidul Karangpawitan 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
Kedalaman Muka Air Debit Jenis Pipa Jumlah Jumlah Tahun
Desa Kecamatan Sumur (m) SWL (m) (lt/dt) Pompa Distribusi (m) Bak (bh) KK Pengeboran
45 Pontren Sukarame Caringin 100 - - Submersible 100 Tum 60 2006
46 Kp. Kondang Desa Kertajaya Cibatu 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
47 Pasantren Asyafiah Desa Girimukti Cibatu 100 - - Jet Pump 100 Tum 60 2006
48 Babakan Gedong Desa Jangkurang Leles 100 - - Jet Pump 100 1 60 2006
49 Pasantren Persis Desa Sadang Sucinaraja 100 - - Submersible 100 1 60 2006
50 Desa Jatisari Karangpawitan 100 - - Jet Pump 100 1 90 2006
51 Desa Balewangi Cisurupan 100 - - Jet Pump 100 1 75 2006
52 Pasantren An-Nur Desa Cilawu Cilawu 100 - - Jet Pump 100 1 75 2006
53 Pontren Al-Padilah Limbangan Timur Limbangan 100 - - Submersible 100 1 75 2006
54 Kp. Pasirlingga Desa Jati Tarogong Kaler 100 - - Submersible 100 1 75 2006
55 Kp. Wanasari Galumpit Kel. Kota Kulon Garut Kota 100 - - Jet Pump 100 1 75 2006
56 Kp. Mekarsari Desa Sukamukti Cisompet 100 - - Jet Pump 100 1 75 2006
57 Kp. Hampor Desa Rancabango Tarogong Kaler 100 - - Jet Pump 100 1 75 2006
58 Desa Balewangi Cibatu 100 - - Jet Pump 100 1 75 2006
59 Kp. Warung Desa Sukaluyu Sukawening 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
60 Kp. Pasir Jonge Desa Sukawangi Singajaya 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
61 Komp. Sukasenang Desa Sukasenang Banyuresmi 100 - - Jet Pump 100 1 75 2007
62 Kp. Kubang Desa Pasawahan Tarogong Kaler 100 - - Jet Pump 100 1 50 2007
63 Desa Cigagade Limbangan 100 - - Jet Pump 100 1 70 2007
64 Kp. Mariuk Desa Maripari Sukawening 100 - - Jet Pump 100 1 65 2007
65 Kp. Citameng Rahayu Desa Sukamulya Pangatikan 100 - - Submersible 100 Tum 55 2007
66 Kp. Citeras Desa Citeras Malangbong 100 - - Jet Pump 100 1 50 2007
Bab III - 10
Kedalaman Muka Air Debit Jenis Pipa Jumlah Jumlah Tahun
Desa Kecamatan Sumur (m) SWL (m) (lt/dt) Pompa Distribusi (m) Bak (bh) KK Pengeboran
67 Desa Sukalilah Cibatu 100 - - Jet Pump 100 1 65 2007
68 Desa Karang Sari Pakenjeng 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
69 Kp. Munjul Desa Sukawening Sukawening 100 - - Jet Pump 100 1 65 2007
70 Ponpes Darul Mukarom Ds Sukabakti Tarogong Kidul 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
71 Kp. Samoja Desa Maripari Sukawening 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
72 Ponpes Al-Zawiyah Desa Samarang Samarang 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
73 Ponpes Al-Furqon Desa Cibiuk Cibiuk 100 - - Jet Pump 100 1 460 2007
74 Ponpes Kp. Haurseah Desa Cipicung Banyuresmi 100 - - Jet Pump 100 1 60 2007
75 Desa Cintanagara Cigedug 100 - - Jet Pump 100 1 75 2007
76 Ponpes Al-Ikhsan Desa Cissaat Kadungora 100 - - Jet Pump 100 1 70 2007
77 Kp. Cibadak Desa Pasirwaru Limbangan 100 - - Jet Pump 100 1 250 2008
78 Desa Cigintung Singajaya 100 - - Jet Pump 100 1 230 2008
79 Kp. Loji Desa Limbangan Limbangan 100 - - Jet Pump 100 1 180 2008
80 Kp. Patrol Desa Karangpawitan Karangpawitan 100 - - Jet Pump 100 1 200 2008
81 Desa Limbangan Tengah Limbangan 100 - - Jet Pump 100 1 220 2008
82 Mesjid Agung Desa Karyamukti Kec. Cibalong 100 - - Jet Pump 100 1 175 2008
83 Kp. Kondang Desa Sukalilah Cibatu 100 - - Jet Pump 100 Tum 75 2008
84 Kp. Cibangban Desa Karangmulya Karangpawitan 100 - - Jet Pump 100 1 120 2008
85 Kp. Parakan Telu Desa Cibunar Cibatu 100 - - Jet Pump 100 Tum 80 2008
86 Kp. Arinem Desa Jatiwangi Pakenjeng 100 - - Jet Pump 100 1 20 2008
87 Kp. Babakan Pajagalan Kel Sukamentri Garut Kota 100 - - Jet Pump 100 1 20 2008
88 Kp. Bojonglarang Kel Sukamentri Garut Kota 100 - - Jet Pump 100 1 20 2008
3.3 Sumber Air yang Potensial Untuk Dimanfaatkan
Pengembangan produksi suatu sistem penyediaan air minum sangat tergantung dari kebutuhan air dan juga ketersediaan sumber air baku tersebut. Berikut sumber air di wilayah Kabupaten Garut yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air baku :
Tabel 3.4 Sumber Air yang Potensial Untuk Air Baku
No Kecamatan Nama Sumber Air Lokasi Sumber Air Kapasitas Sumber (lt/dt) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Cisewu Caringin Talegong Bungbulang Mekarmukti Pamulihan Pakenjeng Cikelet Pameungpeuk Cibalong Cisompet Peundeuy Singajaya Cihurip Cikajang Banjarwangi Leles Kadungora Wanaraja Sucinaraja Cigedug Cisurupan (6) Sukaresmi Samarang Pasirwangi (5) Cilawu Bayongbong (4) Tarogong kidul Tarogong kaler Garut kota (3) Karangpawitan Pangatikan (2) Sukawening Karangtengah Banyuresmi (1) Leuwigoong Cibatu Kersamanah Cibiuk Bl. Limbangan Selaawi Malangbong S. Cilaki S. Cilayu S. Cilaki ma. Hanjuang ma. Hanjuang S. Cikandang ma. Ds. Pakenjeng ma. Ds. Pamalayan S. Cipalebuh ma. Ds. Mekarsari S. Sisanggiri S. Cikaengan S. Cikaengan S. Cisanggiri DW Girijaya S. Cikaengan ma. Ds. Leles ma. Ds. Mandalasari ma. Cibolerang ma. Cibolerang S. Cimanuk ma. Cibolang ma. Cimanganten ma. Cimanganten ma. Cimanganten ma. Cira’ab ma. Jamban Kulon ma. Cipulus ma. Cirantun ma. Cirantun Sumur dalam Sumur dalam ma. Ds. Sukaluyu Sumur dalam ma. Cibolerang ma. Cibolerang ma. Cibolerang ma. Cibolerang ma. Cibolerang ma. Cibolerang S. Cianten S. Cipedes Kec. Cisewu Kec. Caringin Kec. Talegong Kec. Bungbulang Kec. Bungbulang Kec. Pamulihan Kec. Pakenjeng Kec. Cikelet Kec. Pemeungpeuk Kec. Cibalong Kec. Cisompet Kec. Peundeuy Kec. Singajaya Kec. Cihurip Kec. Cikajang Kec. Banjarwangi Kec. Leles Kec. Kadungora Kec. Wanaraja Kec. Wanaraja Kec. Cigedug Kec. Cisurupan Kec. Pasirwangi Kec. Pasirwangi Kec. Pasirwangi Kec. Cilawu Kec. Bayongbong Kec. Cilawu Kec. Samarang Kec. Samarang Kec. Karangpawitan Kec. Pangatikan Kec. Sukawening Kec. Karangtengah Kec. Wanaraja Kec. Wanaraja Kec. Wanaraja Kec. Wanaraja Kec. Wanaraja Kec. Wanaraja Kec. Selaawi Kec. Malangbong 582 752 250 45 45 820 70 200 60 200 352 409 283 242 40 283 100 77 600 600 810 120 150 150 150 400 290 80 144 144 32 12 44 5 600 600 600 600 600 600 138 105 Sumber : Laporan “Penyusunan Rencana Induk Air Minum PDAM Tirta Dharma
Bab III - 12
Bab III - 14
3.4 Gambaran Umum Sistem SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) di Wilayah Kabupaten Garut
Di Kabupaten Garut terdapat 2 (dua) sistem penyediaan air minum perpipaan, yaitu sistem penyediaan air minum perpipaan perdesaan (rural water supply) dan sistem penyediaan air minum perkotaan (urban water supply).
Sistem penyediaan air minum perpipaan perdesaan dikelola oleh masyarakat perdesaan dan sistem perpipaan perkotaan dikelola oleh suatu Badan Usaha.
Di Kabupaten Garut, Badan Usaha yang mengelola adalah milik pemerintah kabupaten, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Garut, lengkapnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma.
Pelayanan PDAM Kabupaten Garut saat ini mencakup 1 (satu) cabang dan 11 (sebelas) unit pelayanan. Satu cabang utama, yaitu Cabang Garut Kota. Sedangkan kesebelas unit pelayanan adalah :
- Unit Tarogong - Unit Karangpawitan - Unit Wanaraja - Unit Cibatu - Unit Leuwigoong - Unit Banyuresmi - Unit Samarang - Unit Cisurupan - Unit Pameungpeuk - Unit Cibunar - Unit Campaka
Tabel 3.5 Jumlah Sambungan Pelanggan No
Cabang / Unit
Jumlah Sambungan Langganan
Total Samb.
Eksisting
SR HU S.Sos S.Ins S.Kom Ind
Cakupan Pelayanan (%) 1 Pameungpeuk 1.000 13 17 15 9 - 1.054 42 2 Cisurupan 1.314 44 14 - 8 - 1.380 36 3 Samarang (IKK Samarang) 937 28 13 2 - - 980 17 4 Pasirwangi (IKK Pasirwangi) 5 Tarogong Kidul (Cibunar) 861 12 10 - - - 883 32 6 Tarogong Kaler 1.054 12 10 - - 2 1.078 23 7 Garut Kota 11.332 148 63 - 703 16 12.262 76 8 Karangpawitan (IKK Karangpawitan) 2.142 41 15 - 1 5 2.204 37
& IKK Campaka 1.133 - - - 1.133 24
9 Wanaraja 727 16 10 8 20 - 781 31 10 Banyuresmi 687 14 10 11 1 - 723 24 11 Leuwigoong 675 16 6 - 1 - 698 26 12 Cibatu 708 18 11 - - - 737 20 JUMLAH 22.570 362 179 36 743 23 23.913 32,33 Rerata
Sumber : Laporan “Penyusunan Rencana Induk Air Minum PDAM Tirta Dharma Kabupaten Garut” Tahun 2008
Keterangan :
SR : Sambungan Rumah
HU : Hidran Umum (Kran Umum) S.Sos : Sambungan Sosial
S.Ins : Sambungan Instansi Pemerintahan S.Kom : Sambungan Komersial
Ind : Industri
Secara teknis Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di PDAM Kabupaten Garut dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) tipe berdasarkan sumber air baku, yaitu :
1. SPAM dengan Sumber Mata Air
2. SPAM dengan Sumber Air Tanah Dalam 3. SPAM dengan Sumber Air Permukaan
Unit SPAM Kabupaten Garut memiliki 9 (sembilan) buah sumber air yang berasal dari mata air gravitasi, 2 (dua) dari mata air pompa, 1 (satu) dari sungai, dan 10 (sepuluh) dari sumur bor. Dari 22 (dua puluh dua) sumber tersebut, masih terdapat beberapa sumber air yang masih belum dimaksimalkan.
Tabel 3.6 Sumber Air yang Telah Dimanfaatkan PDAM Kabupaten Garut
Kapasitas Kapasitas Kualitas Jenis
Sumber dimanfaatkan Sumber Sumber
(lt/dt) (lt/dt)
Jamban Wetan 140 130 Baik
Jamban Kulon 300 10 Baik
Cirantun 200 57 Baik
Cibuntu 20 20 Baik
Mentras 3 0 Baik Sumur bor
2 Samarang Cisitu 50 10 Baik Mata air gravitasi
3 Tarogong Cibolerang 10 8 Baik Mata air gravitasi
4 Cibatu Pasir Jengkol 7 7 Baik Mata air gravitasi
5 Cibunar Cibuntu 10 9 Baik Mata air gravitasi
6 Wanaraja Cikara 20 10 Baik Mata air pompa
7 Pameungpeuk Cipaleubuh 5000 19 Baik Sungai
Pamoyanan 8 8
Palalangon 5 3 Baik
Ciharemas 20 10 Mata air pompa
9 Banyuresmi / Leuwigoong
Wates 20 15
Asem 10 3 Baik Sumur bor
Parabon 10 5
Cempaka I 5 2
Cempaka II 7 3 Baik
Cibulakan 20 19 Mata air gravitasi
12 Garut Kota Mentras 3 0 Baik Sumur bor
5885 359 JUMLAH
Mata air gravitasi
Sumur bor
No. Cabang/Unit Lokasi Sumber
Karangpawitan 10 Cempaka 11 Garut Kota 1 Cisurupan 8 Sumur bor
30 20 Baik Sumur bor
Cipicung
Sumber : Laporan “Penyusunan Rencana Induk Air Minum PDAM Tirta Dharma Kabupaten Garut” Tahun 2008
Pada pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Garut mengalami beberapa permasalahan, antara lain :
- Tingkat kehilangan air/kebocoran yang masih di atas 20%
- Jaringan pipa transmisi dan distribusi yang telah berumur memerlukan biaya perbaikan dan pemeliharaan yang cukup tinggi
- Kuantitas dan kualitas air baku yang memiliki ketergantungan yang tinggi pada musim yang ada
Bab III - 16
Sedangkan pertimbangan untuk perlu dilakukan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Garut adalah :
- Masih adanya sisa kapasitas yang belum dimanfaatkan dapat menjadi input dasar dalam penyusunan program sambungan langganan untuk menjadi pengembangan perusahaan
- Masih adanya beberapa sumber air yang berpotensi untuk dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten Garut
- Wilayah pelayanan PDAM Tirta Dharma Kabpaten Garut belum mencakup seluruh wiayah yang ada di Kabupaten Garut, yaitu jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 86.743 jiwa, atau baru 31,99% dari penduduk di wilayah pelayanan (268.276 jiwa), atau baru 11,52% dari seluruh penduduk (2.328.787 jiwa) (Sumber : Laporan “Penyusunan Rencana Induk Air Minum PDAM Tirta Dharma Kabupaten Garut” Tahun 2008)
3.5 Penetapan Rangking Prioritas
Dalam penyusunan SID Jaringan Air Baku Di Kabupaten Garut, mencakup beberapa potensi sumber air yang ada. Untuk itu diperlukan suatu penetapan prioritas agar dari beberapa potensi dan usulan yang ada bisa dipilih potensi yang benar-benar tepat untuk dikembangkan. Berikut tata cara kriteria penetapan prioritas :
Tabel 3.7 Kriteria Penetapan Prioritas
No Parameter Penilaian Bobot (%) Kriteria Skor
a. Besar 3 b. Sedang 2 c. Kecil 1 a. Perenial spring 3 b. Intermitten spring 2 c. Periodic spring 1 a. Gravitasi 3 b. Semi gravitasi 2 c. Pompa 1 a. Tanpa pengolahan 3 b. Pengolahan sederhana 2 c. Pengolahan khusus 1 a. Kecil 3 b. Sedang 2 c. Besar 1 a. Alamiah 3 b. Terancam 2 c. Rusak 1 a. Dekat (< 0,5 km) 3 b. Menengah (0,5 - 1 km) 2 c. Jauh (> 1 km) 1 a. < 20% 3 b. 20% - 80% 2 c. > 80% 1 4 5 6 20 Debit air 1 2 15 7 8 Kontinuitas debit Sistem pemanfaatan Kualitas air Konflik kepentingan Lingkungan sumber Jarak layanan
Pemanfaatan untuk air bersih saat ini 3 10 5 10 10 20 10
Tabel 3.8 Parameter Penilaian Skala Prioritas Pengembangan Sumber Mata Air
No Parameter Keterangan
1 Debit Potensi sumber yang dapat dikembangkan (Q besar ≥ 20 lt/dt, Q sedang 6-20 lt/dt, Q kecil ≤ 5 lt/dt)
2 Kontinuitas debit Perenial : mata air yang mengalir terus-menerus sepanjang
tahun dan tidak atau sedikit dipengaruhi (musim) curah hujan
Intermitten : mata air yang mengalir beberapa bulan saja
sepanjang tahun dan dipengaruhi oleh curah hujan
Periodic : mata air yang sama dengan mata air intermitten
tetapi perubahan debitnya tidak langsung dipengaruhi oleh curah hujan
3 Sistem pengambilan distribusi
Gravitasi : pengambilan dan distribusi dilakukan dengan
memanfaatkan beda tinggi (head) antara titik pengambilan dengan rencana daerah layanan, air mengalir tanpa bantuan tenaga pendorong dari luar
Semi gravitasi : pengambilan dan distribusi dilakukan
dengan memanfaatkan beda tinggi (head) antara titik pengambilan dengan rencana daerah layanan, ditambah dengan tenaga pendorong pompa untuk daerah layanan yang lebih tinggi dari titik pengambilan
Pompa : pengambilan dan distribusi dilakukan dengan
tambahan tenaga pendorong (pompa) dimana ketinggian titik pengambilan lebih rendah dari ketinggian rencana daerah layanan
4 Kualitas air Tanpa pengolahan : kualitas air sudah memenuhi syarat
standar baku mutu air bersih sesuai dengan Permenkes_907_2002
Pengolahan sederhana : usaha-usaha teknis yang
dilakukan untuk merubah sifat-sifat air. Dilakukan beberapa unit pengolahan, seperti proses pengolahan kimia dan/atau pengolahan bakteriologis karena dengan adanya proses pengolahan ini, maka akan diperoleh mutu air minum yang memenuhi standar yang telah ditentukan
Pengolahan khusus : kualitas air baku (air tanah ataupun
mata air) kerap kali masih mengandung parameter kimia yang berlebih dari yang ditetapkan sesuai standar kualitas untuk air bersih
5 Konflik kepentingan Kecil : pemanfaatan mata air untuk kebutuhan air bersih
dapat berjalan seimbang dengan pemenuhan kebutuhan irigasi dengan mengutamakan kebutuhan air minum
Sedang : pemanfaatan mata air untuk kebutuhan air bersih
berjalan kurang seimbang dengan pemenuhan kebutuhan irigasi dengan mengutamakan kebutuhan air minum
Besar : pemanfaatan mata air untuk kebutuhan air bersih
berjalan tidak seimbang dengan pemenuhan kebutuhan irigasi, dimana pemanfaatan sumber air secara komersial lebih besar
Bab III - 18
6 Lingkungan di sekitar mata air
Alamiah : kondisi tataguna lahan masih sesuai, kepadatan
tanaman sedang-padat, bila mata air di sekitar lembah kondisi kelerengan stabil atau tidak mudah longsor, dalam radius 200 m tidak dijumpai pabrik dan tempat
pembuangan sampah
Terancam : kondisi tataguna lahan berubah fungsi menjadi
lahan pertanian terbuka, kepadatan tanaman jarang-sedang, bila mata air di sekitar lembah kondisi kelerengan tidak stabil atau mudah longsor, dalam radius 200 m dijumpai pabrik dan tempat pembuangan sampah
Rusak : kondisi tataguna lahan berubah fungsi menjadi
lahan pertanian terbuka, kepadatan tanaman gundul-jarang, bila mata air di sekitar lembah kondisi kelerengan tidak stabil atau mudah longsor, dalam radius 200 m dijumpai pabrik dan tempat pembuangan sampah
7 Jarak layanan Jarak antara titik pengambilan air dengan rencana daerah layanan :
Dekat < 0,5 km Menengah 0,5 – 1 km Jauh > 1 km 8 Layanan air bersih
saat ini
Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh pihak penyedia jasa seperti PDAM atau HIPAM :
Kecil < 20% Sedang 20 – 80% Besar > 80%
Dari hasil usulan yang ada, maka dapat dibuat suatu analisa rangking prioritas dimana kategori penetapan penilaian seperti disajikan pada tabel 3.7. Berikut hasil dari analisa penetapan rangking prioritas berdasarkan pada usulan yang ada :
Tabel 3.9 Rangking Prioritas Sumber Mata Air Kab. Garut Untuk Wilayah Perkotaan
Kecamatan (lt/dt)
1 Cira'ab Cilawu 150 600 1
2 Karangpawitan Karangpawitan 4 16 3
3 Pangatikan Pangatikan 20 80 2
4 Cibolerang Wanaraja 600 2400 3
No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit TOTAL RANGKING
NILAI
Tabel 3.10 Rangking Prioritas Sumber Mata Air Kab. Garut Untuk Wilayah Perdesaan
Kecamatan (lt/dt)
1 Sumur bor Ds. Padasuka Cibatu 5 20,5 3
2 Sumur bor Ds. Tanjungsari Karangpawitan 5 20,5 3
3 Sumur bor Ds. Padamukti Sukaresmi 10 22,5 2
4 Mata air Leuwidaun Cikajang 15 24,5 1
RANGKING NILAI
No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit TOTAL
Sumber : Hasil Analisa
Untuk perhitungan lebih lengkap mengenai analisa rangking prioritas sumber mata air Kab. Garut dapat dilihat pada tabel 3.11 dan tabel 3.12.
Tabel 3.11 Perhitungan Detail Rangking Prioritas Sumber Mata Air Kab. Garut Untuk Wilayah Perkotaan
Besar Sedang Kecil Parenial Intermitten Periodic ≥ 20 6 - 20 ≤ 5 Spring Spring Spring
Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1 1 Cira'ab Cilawu 150 3 6 3 4,5 2 Karangpawitan Karangpawitan 4 1 2 3 4,5 3 Pangatikan Pangatikan 20 2 4 3 4,5 4 Cibolerang Wanaraja 600 3 6 3 4,5 (Bobot x Nilai) x 10 Nilai Nilai
No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Debit Air (lt/dt) Kontinuitas Debit Bobot 20%
(Bobot x Nilai) x 10
Bobot 15%
Semi Tanpa Pengolahan Pengolahan Gravitasi Pengolahan Sederhana Khusus
Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1 1 Cira'ab Cilawu 150 2 2 2 2 2 Karangpawitan Karangpawitan 4 2 2 2 2 3 Pangatikan Pangatikan 20 2 2 2 2 4 Cibolerang Wanaraja 600 2 2 2 2 Bobot 10% (Bobot x Nilai) x 10 Bobot 10% (Bobot x Nilai) x 10 Nilai Nilai Gravitasi Pompa No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Sistem Pemanfaatan Kualitas Air
Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1 1 Cira'ab Cilawu 150 3 6 3 3 2 Karangpawitan Karangpawitan 4 3 6 3 3 3 Pangatikan Pangatikan 20 3 6 3 3 4 Cibolerang Wanaraja 600 1 2 3 3 (Bobot x Nilai) x 10 Nilai Nilai
Kecil Sedang Besar Alamiah Terancam Rusak No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Konflik Kepentingan Lingkungan Sumber Bobot 20%
(Bobot x Nilai) x 10
Bobot 10%
Dekat Menengah Jauh Kecil Sedang Besar < 0,5 km 0,5 - 1 km > 1 km < 20% 20 - 80% > 80% Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1 1 Cira'ab Cilawu 150 1 1 2 1 25,5 1 2 Karangpawitan Karangpawitan 4 1 1 2 1 21,5 3 3 Pangatikan Pangatikan 20 1 1 2 1 23,5 2 4 Cibolerang Wanaraja 600 1 1 2 1 21,5 3 RANGKING Jarak Layanan Terdekat Layanan Air Bersih Saat Ini
Bobot 10% (Bobot x Nilai) x 10 Bobot 5% (Bobot x Nilai) x 10 Nilai Nilai NILAI No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Bab III - 20
Tabel 3.12 Perhitungan Detail Rangking Prioritas Sumber Mata Air Kab. Garut Untuk Wilayah Perdesaan
Besar Sedang Kecil Parenial Intermitten Periodic ≥ 20 6 - 20 ≤ 5 Spring Spring Spring
Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1
1 Sumur bor Ds. Padasuka Cibatu 5 1 2 3 4,5
2 Sumur bor Ds. Tanjungsari Karangpawitan 5 1 2 3 4,5
3 Sumur bor Ds. Padamukti Sukaresmi 10 2 4 3 4,5
4 Mata air Leuwidaun Cikajang 15 2 4 3 4,5
(Bobot x Nilai) x 10
Nilai Nilai
No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Debit Air (lt/dt) Kontinuitas Debit Bobot 20%
(Bobot x Nilai) x 10
Bobot 15%
Semi Tanpa Pengolahan Pengolahan Gravitasi Pengolahan Sederhana Khusus
Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1
1 Sumur bor Ds. Padasuka Cibatu 5 1 1 2 2
2 Sumur bor Ds. Tanjungsari Karangpawitan 5 1 1 2 2
3 Sumur bor Ds. Padamukti Sukaresmi 10 1 1 2 2
4 Mata air Leuwidaun Cikajang 15 3 3 2 2
Bobot 10% (Bobot x Nilai) x 10 Bobot 10% (Bobot x Nilai) x 10 Nilai Nilai Gravitasi Pompa No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Sistem Pemanfaatan Kualitas Air
Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1
1 Sumur bor Ds. Padasuka Cibatu 5 3 6 3 3
2 Sumur bor Ds. Tanjungsari Karangpawitan 5 3 6 3 3
3 Sumur bor Ds. Padamukti Sukaresmi 10 3 6 3 3
4 Mata air Leuwidaun Cikajang 15 3 6 3 3
(Bobot x Nilai) x 10
Nilai Nilai
Kecil Sedang Besar Alamiah Terancam Rusak No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
Konflik Kepentingan Lingkungan Sumber Bobot 20%
(Bobot x Nilai) x 10
Bobot 10%
Dekat Menengah Jauh Kecil Sedang Besar < 0,5 km 0,5 - 1 km > 1 km < 20% 20 - 80% > 80% Kecamatan (lt/dt) 3 2 1 3 2 1
1 Sumur bor Ds. Padasuka Cibatu 5 1 1 2 1 20,5 3 2 Sumur bor Ds. Tanjungsari Karangpawitan 5 1 1 2 1 20,5 3 3 Sumur bor Ds. Padamukti Sukaresmi 10 1 1 2 1 22,5 2 4 Mata air Leuwidaun Cikajang 15 1 1 2 1 24,5 1
Jarak Layanan Terdekat Layanan Air Bersih Saat Ini Bobot 10%
(Bobot x Nilai) x 10
Bobot 5%
(Bobot x Nilai) x 10
Nilai Nilai RANGKING No Nama Sumber Lokasi Sumber Debit
Parameter Penilaian
TOTAL NILAI