• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kebudayaan Dalam Asuhan Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Kebudayaan Dalam Asuhan Keperawatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan,menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembanganya itu metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory.

Salah satuteori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan.Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat,akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan.Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidak nyamanan, ketidak berdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriakatau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,maka ketika ia mendapati klien tersebut menangi satau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya

(2)

berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutuhan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.Oleh karena itu, sebagai perawat professional kita harus mempunyai pengetahuan tentang kebudayaan di berbagai Negara. Bisa saja suatu saat kita memperoleh pasien yang berasal dari luar negeri..Tentu saja kebudayaan mereka sangat berbeda. Kita sebagai perawat harus berusaha menyesuaikan asuhan keperawatan yang akan kita terapkan dengan kebudayaan mereka. Sehingga bias mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Pokok Permasalahan

Bagaimana perawat menerapkan teori social budaya dalam asuhan keperawatan?

C. Tujuan

(3)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logosberarti ilmu pengetahuan.Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857).Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Pokok bahasan sosiolgi ada empat:

1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.

3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi.Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.

4. Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normati.

(4)

B. Teori Sosial Budaya

Teori sosial budaya adalah sebuah teori yang muncul dalam psikologi yang terlihat pada kontribusi penting bahwa masyarakat membuat untuk perkembangan individu. Teori ini menekankan interaksi antara orang-orang mengembangkan dan budaya di mana mereka tinggal. Kebudayaan : suatu sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1986). Kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu :  Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai ,

norma-norma, peraturan dsb. Merupakan wujud dari ide kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Letaknya ada di dalm pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersan gkutan itu hidup. Dikenal den gan adat istiadat atau sering berada dalam karangan dan buku-bukuu hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan. Saat ini kebudayaan ideal lebih banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi microfilm dan microfish, kartu komputer, silinder dan pita komputer.

 Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas tindakan berpola dari manusia dari masyarakat, disebut juga sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yanbg berinteraksi, berhub ungan, bergaul yang berdasarkan adat tata kelaku an. Sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobserv asi, difoto dan didokumentasi.

 Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut kebudayaan fisik, dan tak memerlukan banyak penjelasan. Merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan d an karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret, atau berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi, komputer, dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi, komputer, pabrik baja, kapal, batik sampai kancing baju dsb.

(5)

1. Kebudayaan Rumah Sakit

Mempunyai premis budaya rumah sakit Kesehatan itu sangat penting, nyawa sangat berharga, perlu berbagai upaya yangharus dilakukan oleh Rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa pasien, contoh: rumah sakit berbau karbol palkaian putih-putih bersih.

2. Sub Kebudayaan

Pasien: tidak enak menjadi pasien, harus bayar, tidak gratis sama sekali Etiologi penyakit

a. Naturalistik memerangi penyakit ke dokter ke rumah sakit b. Personalistik, disebabkan oleh roh-roh jahat, ke dukun dulu Di Luar Negeri

c. Lebih enak menjadi pasien, sambil dirawat dapat makan teratur, tempat rekreasi, dibayar asuransi

d. Persepsi tentang sehat dan sakit

e. Public pain/menyatakan yang profesional, sekolah mahal

3. Birokrat rumah sakit

Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan. Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkemban gan yaitu metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory.

4. Konsep dalam Transcultural Nursing

Budaya adalah norma atau aturan tindak an dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak

(6)

dan mengambil keputusan. Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan,keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merup akan kebiasaan manusia sebagai anggota kemunitas setempat. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyan ya dan sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis, (2) budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan, (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.

Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi.

C. Teori Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien.

1. Cara I : Mempertahankanbudaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan

(7)

diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

2. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

3. Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Model ini menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

a. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :

(8)

1) Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

2) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors) Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah: posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

(9)

5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya . Pada tahap ini hal-hal yang dikaji meliputi : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

6) Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga

7) Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan

(10)

perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini

c. Intervensi dan Implementasi

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

1) Cultural care preservation/maintenance

a) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan perawatan bayi

b) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien

c) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

2) Cultural care accomodation/negotiation

a) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien b) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

c) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik

3) Cultual care repartening/reconstruction

a) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya

(11)

b) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok

c) Gunakan pihak ketiga bila perlu

d) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua

e) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

d. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

(12)

BAB III KESIMPULAN

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logosberarti ilmu pengetahuan.Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857).Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Teori sosial budaya adalah sebuah teori yang muncul dalam psikologi yang terlihat pada kontribusi penting bahwa masyarakat membuat untuk perkembangan individu. Teori ini menekankan interaksi antara orang-orang mengembangkan dan budaya di mana mereka tinggal. Kebudayaan : suatu sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1986).

Dari contoh kasus diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa masalah yang sangat berkaitan dengan sosial budaya adalah diagnosa nomor 2 dan nomor 3. Diagnosa nomor 2 menyatakan bahwa pasien mengalami ketidakpatuhan terhadap pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini. Diagnosa tersebut didukung oleh data-data yang diperoleh. Ibu pasien mengatakan bahwa sakit anaknya dikarenakan kemasukan roh halus. Selain itu pasien mengalami pembesaran perut. Terkait dengan diagnosa tersebut, Ibu pasien membawa anaknya berobat ke dukun terlebih dahulu sebelum dibawa ke petugas kesehatan. Pasien juga diberi ramuan jamu-jamuan seadanya tanpa segera dibawa ke petugas kesehatan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy.2011.Keragaman Budaya dan Perpektif Transkultural.

Burhanudin,2007. (http://nurs1ng.wordpress.com transkultural-nursing) Diakses 20 Mei 2011, pukul 14.0

Dahlan, S. 2008 (http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi) Diakses 19 Mei 2011, pukul 15.00

Fahran. A. 2010 (http://organisasi.org/definisi-pengertian-sosiologi-objek-tujuan-pokok-bahasan-dan-bapak-ilmu-sosiologi) Diakses 18 Mei 2011, pukul 13.00

Gunawan, Wahid. 2009 (http://www.docstoc.com/docs/6850304/Teori-teori-Keperawatan) Diakses !8 Mei 2011, pukul 14.00

(14)

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEBUDAYAAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi

(15)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami tentang Implementasi Kebudayaan dalam Asuhan Keperawatan yang akan sangat berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Januari 2014

(16)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Pokok Permasalahan ... 2 C. Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Sosiologi ... 3

B. Teori Sosial Budaya ... 4

C. Teori Asuhan Keperawatan ... 6

BAB III KESIMPULAN ... 12

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menguji secara empirik Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri pada Gelandangan dan Pengemis

(4) Ketentuan penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit yang digunakan dalam penyelenggaraan telekomunikasi diatur dengan..

Dari hasil gambaran Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Sasaran Strategis bahwasanya telah mencapai sasaran, hal ini ditunjukan dengan hasil penilaian realiasi

Proses manajemen perkuliahan pada Fasilkom Unsri terdapat beberapa masalah seperti pada pengolahan data untuk laporan silabus, satuan acara perkuliahan, absensi dosen,

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kejadian insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur, adalah sebesar 8 responden (11,1%) sedangkan yang tidak mengalami gangguan

Pola keagamaan orang Samaria ada kemirip- an dengan umat Yahudi (Yudaisme) dalam hal me- nyembah satu Tuhan Yang Esa (Yahweh), perayaan hari Sabat, perayaan

 Terda!at dalam surat4 erda!at dalam surat4 a. Sifat utama yang harus dimili#i setia! muslim dalam bere#o harus dimili#i setia! muslim dalam bere#onomi adalah 4 nomi adalah 4..