• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IKD III

IKD III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

& ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

& ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengajar : Dosen Pengajar :

Ibu Niken Fitri Astuti, S.kep., Ners., M.kep Ibu Niken Fitri Astuti, S.kep., Ners., M.kep

Di Susun Oleh : Di Susun Oleh : Taupik Rohman Taupik Rohman

Kelas : 2B

Kelas : 2B KeperawatanKeperawatan

STIKes MEDISTRA INDONESIA

STIKes MEDISTRA INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

(2)

KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK A. DEFINISI KEPERAWATAN GERONTIK

Menurut Miller (1995) yang di sebut gerontology is study of all aspect of aging including the physical, psychological, social and economical problem of older  people ( cabang ilmu yang membahas atau menangani proses penuaan dan

masalah-masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut, yang meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan ekonomi. Kedua, sebagaimana dikemukakan oleh black dan Jacob (1997), mengatakan bahwa geriatric study of againg ocus on diagnosis and treatment of diseases common in aging (cabang ilmu yang membahas tentang masalah penyakit dan penanganannya yang umum teradi pada lansia). Sementara menurut Depkes (1999), geriatri adalah cabang ilmu dari gerontologi dan kedokteran yang mempelajari kesehatan lanjut usia dalam berbagai aspek yaitu promotif, preventif, dan rehabilitative.

Selanjut apa yang disebut keperawatan lansia? Menurut lueckenotte (2000) menjelaskan bahwa keperawatan lansia adalah bidang keperawatan spesifik yang memfokuskan perhatian terhadap pengkajian kesehatan dan status fungsional usia lanjut, merencanakan, mengimplementasikan pelayanan keperawatan untuk memenuhi kepatuhan yang terganggu serta mengevaluasi efektivitas dan pelayanan keperawatan yang di berikan.

B. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tujuan perawatan lanjut usia dapat di uraiakan sebagai berikut :

i. Meningkatkan kemandirian dalam activity daily living (ADL) dengan upaya  promotif, preventif, dan rehabilitatif

ii. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan kemampuan lansia dalam melakukan tindakan pencegahan dan perawatan

(3)

iii. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia

iv. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu kronis maupun akut) sesuai dengan kemampuan lansia. v. Mempertahankan kebebasan yang maksimal dengan meningkatkan

kemandirian.

C. FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Fokus keperawatan adalah respons seseorang atau individu yang bersifat actual, risiko, maupun potensial atau promosi kesehatan. Jadi, focus asuhan keperawatan gerontik tidak hanya pada kondisi sakit atau kecacatan, tetapi pada kondisi sehat, yaitu meliputi peningkatan kesehatan (health promotion), pencegahan  penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan menganalisis gangguan

umum.

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN KEPERAWATAN GERONTIK

Lingkup asuhan keperawatan gerontik meliputi pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan, perawatan yang di tujukan untuk pemenuhan kebutuhan akibat proses penuaan, dan pemulihan yang di tujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan

(4)

A. PENDAHULUAN

Permasalahan yang di alamai para lansia adalah mereka mengalami banyak gangguan kesehatan sehubungan dengan bertambahnya usia. Bila berbicara tentang menjadi tua, maka kemunduranlah yang akan paling banyak di kemukakan. Akan tetapi, di samping itu ada sesuatu yang dapat di kaitkan justru meningkat dalam  proses menua, yaitu sensitivitas emosional seseorang, yang akhirnya menjadi sumber  banyak masalah pada masa menua (Nugroho, 1992.

Kesehatan lansia meliputi kesehatan badan, rohani, dan sosial lansia dan  bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Untuk itu di  perlukan adanya suatu proses keperawatan, yang meruppakan penerapan metode  pemecahan masalah ilmiah kepada masalah-masalah kesehatan/keperawatan pasien, merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara sistematis serta menilai hasilnya (Depkes RI, 1994.

B. DEFINISI

Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah sebagaimana di kemukakan oleh Depkes (1993, yaitu kegiatan yang dimaksud untuk memberikan  bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, seperti di rumah/lingkungan keluarga, panti wreda, maupun  puskesmas, yang di berikan oleh perawat untuk asuhan keperawatan yang masih

dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan suhan keperawatn di rumah atau panti.

(5)

Tujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia menurut Maryam (2008). Adalah :

1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawatan dan  pencegahan.

2. Membantu dan mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien lansia. 3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit.

4. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upay promotif, preventif dan rehabilittif.

D. PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA

Ada beberapa pendekatan perawatan terhadap lanjut usia. Menurut Nugroho (2000), Pendekatan tersebut adalah pendekatan fisik, pendekatan psikis, pendekatan sosial, dan pendekatan spiritual.

1. Pendekatan Fisik

Perawat yang memerhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang di alami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkan, dan  penyakit yang dapat di cegah atau di tekan progresivitasnya. Perawatan fisik

secara umum bagi klien lanjut usia dapat di bagi atas dua bagian yaitu : a. Klien lanjut usia yang masih aktif.

 b. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.

2. Pendekatan Psikis

Pada pendekatan psikis perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampunga rahasia yang pribadi, dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu

(6)

yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Tripple S” yaitu sabar, simpatik, dan service. Pada dasarnya, Klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih saying dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman tidak gaduh dan membiarkan mereka dari lingkungan, termasuk  perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, dan membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi di milikinya

Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang di deritanya. Hal itu perlu di lakukan karena perubahan psikologi terjadi dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi. Berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecendrungan untuk tidur di waktu siang dan pergeseran libido. 3. Pendekatan Sosial

4. Pendekatan Spiritual

E. PENGKAJIAN

Status kesehatan pada lansia di kaji secara komprehensif, akurat, dan sistematis. Informasi yang dikumpulkan selama pengkajian harus dapat dipahami dan didiskusikan dengan anggota tim, keluarga klien, dan pemberi  pelayanan interdisiplin.

Tujuan dari melakukan pengkajian adalah untuk menentukan kemampuan klien dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat rencana keperawatan, member waktu pada klien untuk

(7)

 berkomunikasi. Pengkajian ini meliputi aspek fisik, psikis, sosial, dan spiritual dengan melakukan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan.

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan dapat berupa diagnosis keperawatan individu, diagnosis, keperawatan keluarga dengan lansia, ataupun diagnosis keperawatan pada kelompok lansia.

Masalah keperawatan yang di jumpai antara lain ketidakseimbangan nutrisi: kurang/lebihdari kebutuhan tubuh; kerusakan sensori persepsi:  penglihatan, pendengaran; intoleransi aktivitas; risiko cedera; kerusakan mobilitas fisik; deficit perawatan diri; Inkontinensia urin; gangguan pola tidur; isolasi sosial; perasaan berduka; harga diri rendah; penguasaan individu tidak efektif.

G. RENCANA KEPERAWATAN

Perawat mengembangkan rencana keperawatan pada lansia yang  berhubungan dengan masalah kesehatan lansia dan hal-hal lain yang berkaitan. Dalam membuat rencana keperawatan perlu dirumuskan pula tujuan, prioritas, serta pendekatan keperawatan yang di gunakan dalam rencana perawatan.

Rencana keperawatan dapat berupa upaya promotif, preventif, dan rehabilitative dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia. Rencana keperawatan di tentukan dalam upaya membantu klien memperoleh dan mempertahankan kesehatan pada tingkat yang paling tinggi, kesejahteraan dan kualitas hidup, serta untuk mempersiapkan diri dalam menjelang kematian secara damai.

(8)

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam membuat rencana keperawatan adalah :

1. Sesuaikan dengan tuuan yang spesifik

2. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan 3. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait

4. Dokumentasikan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat

H. TINDAKAN KEPERAWATAN

Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana perawatan yang telah di buat. Perawat memberikan pelayanan kesehatan untuk memelihara keampuan fungsional lansia dan mencegah komplikasi serta meningkatkan ketidakmampuan. Tindakan Keperawatan berdasarkan rencana keperawatan dari setiap diagnosis keperawatan yang telah di buat, dengan didasarkan pada konsep asuhan keperawatan gerontik

Tindakan keperawatan yang di lakukan pada lansia dapat berupa 1. mMenumbuhkan dan membina hubungan saling percaya

2. Menyediakan penerangan yang cukup: cahaya matahari, ventilasi rumah, hindarkan dari cahaya yang silau.

3. Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang di cetak  besar, berikan warna yang dapat dihat.

4. Mempertahankan dan melatih daya orientasi realitas; kalender, jam, foto,  banyaknya jumlah kunjungan

5. Memberi perawatan sirkulasi, 6. Member perawatan pernafasan

7. Memberi perawatan pada organ pencernaan 8. Memberi perawatan genitourinaria

(9)

9. Memberi perawatan kulit, Memberi perawatan Muskuloskeletal, Memberi perawatan psikososial, Memelihara keselamatan.

I. Evaluasi Keperawatan

a. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah di tetapkan sebelumnya

 b. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien, membandingkan respons klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan klien.

c. Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam lembar evaluasi atau dalam catatan kemajuan.

(10)

Daftar Pustaka

Mia fatma Ekasari. 2006. Panduan Pengalaman Belajar, Keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas Jakarta EGC

Sumaryo dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik CV. Andi Offset

 Noorkasiani, S.Tamher. 2006. Kesehatan Usia Lanjut dengn Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Teknik Mind Mapping (Peta Pikiran) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Muncul kegiatan yang berorientasi pada upaya pembinaan calon-calon ulama atau kaderisasi ulama sebagai warasatul anbiya (pemaris para nabi). Di lingkungan pondok

Berdasarkan catatan dan pengecekan kami, yang bersangkutan adalah benar – benar aktif dalam organisasi HIMPRO TM Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNNES pada semester 6

[r]

instance, both ZigBee and Bluetooth LE devices are good examples of network-connected things that operate locally rather than directly connected to the Internet, and illustrate the

menggunakan ujung jari dari kedua tangan dengan cara.. menginstruksikan pasien melakukan

Pada 30 tabung dengan biakan Malassezia sp (P. ovale) di media SDA yang mengandung ekstrak buah pare belut ( T. Efek antifungi pada pare belut memiliki efek yang

Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim perlu produk perumahan dengan konsep Islam. Permukiman muslim di Komplek Masjid Menara Kudus merupakan permukiman lama mulai