• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/20/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/20/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN NOMOR HK.2010/20/VII/MP.14

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA TK. LANA BUANA YANG DITUNDA KT. MEGA LESTARI

DI PERAIRAN LAUT JAWA

Pada tanggal 15 April 2013, pukul 16.00 WIB, KT. Mega Lestari menunda TK. Lana Buana dengan Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, muatan batu splite 3.500 ton, dalam pelayarannya dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, Kalimantan Tengah, tanggal 19 April 2013, pukul 06.00 WIB, mengalami cuaca buruk yang mengakibatkan kebocoran pada lambung kanan sehingga tongkang miring lebih kurang 40º, tanggal 22 April 2013 pukul 19.20 WIB tali tunda lepas dan TK. Lana Buana terbalik serta tenggelam di perairan Laut Jawa.

Akibat Peristiwa Kecelakaan Kapal tersebut tidak ada korban jiwa ataupun luka, melainkan Tongkang beserta muatannya tenggelam.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/4/13/DN-13, tanggal 25 Juli 20KL.205/4/13/DN-13, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya TK. Lana Buana kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administrasi kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) Nomor GM.761/14/12/KSOP-Skmr-2013, tanggal 25 April 2013 dibuat di Sukamara oleh Nakhoda, dan diketahui Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V, Sukamara;

2. Laporan Kronologis Kejadian Kecelakaan Kapal TB. Mega Lestari/TK. Lana Buana, dibuat di Sukamara, tanggal 25 April 2013, oleh Nakhoda KT. Mega Lestari;

(2)

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Sukamara, tanggal 26 April 2013, oleh Petugas Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V Sukamara terhadap :

a. Nakhoda, William Politon; b. Mualim I, Swendy Dias Saputra; c. KKM, Efran Simanjuntak; d. Masinis II, Renal Julian;

e. Penandatangan SPB, Capt. Budi Paros Sihotang.

4. Berita Acara Pendapat/Resume Nomor GM.761/9/14/Ksop-Skmr-2013, dibuat di Sukamara, tanggal 3 Mei 2013, oleh Petugas Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor KSOP Kelas V Sukamara, dan diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V Sukamara;

5. Surat-Surat Kapal, terdiri dari : KT. Mega Lestari.

a. Surat Laut Nomor Urut 6487, diberikan di Jakarta, tanggal 17 Mei 1999 oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; b. Surat Ukur Dalam Negeri Nomor 535/IId, tanggal 16 Maret 1998, dikeluarkan di

Balikpapan oleh Administrator Pelabuhan Balikpapan;

c. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor PK.001/163/6/KSOP.SKA/2012, diterbitkan di Sunda Kelapa, tanggal 6 Desember 2012, berlaku sampai dengan tanggal 29 Mei 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa;

d. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK. 002/10/13/KSOP.SKA/2013, diterbitkan di Sunda Kelapa, tanggal 5 Maret 2013, berlaku sampai tanggal 29 Mei 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa;

e. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK. 001/163/5/KSOP.SKA/2012, diterbitkan di Sunda Kelapa, tanggal 6 Desember 2012, berlaku sampai tanggal 29 Mei 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa;

f. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966) Nomor 012967, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 06 Maret 2012, berlaku sampai tanggal 23 Desember 2016, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

g. Suplemen Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak dari Kapal Nomor PK.006/4/7/KSOP.SKA/2013, diberikan di Sunda Kelapa, tanggal 05 Maret 2013, berlaku sampai tanggal 29 Mei 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa;

h. Sertifikat … …

(3)

h. Sertifikat Klasifikasi Lambung Nomor Register 08033 dan Nomor IMO 8997675, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 06 Maret 2012, berlaku sampai dengan tanggal 23 Desember 2016, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) ;

i. Sertifikat Klasifikasi Mesin Nomor Register 08033 dan Nomor IMO 8997675, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 06 Maret 2012, berlaku sampai dengan tanggal 23 Desember 2016, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) ;

j. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri Nomor AT.551/163/14/263/13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 11 Maret 2013, oleh Direktur Lalu Lintas Dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; k. Rekomendasi Izin stasiun Radio Kapal Laut Nomor NV.101/32/35/DV-2013,

dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Pebruari 2013, oleh Direktur Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ;

l.

Re – Inspection Certificate Infratable Liferaft Nomor 063/ILR/NAS/I/2013 dan

Nomor 064/ILR/NAS/I/2013, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 18 Januari 2013, oleh PT. Niaga Artha Samudera;

m. Daftar Anak Buah Kapal (Crew List), dibuat di Tanjung Priok, tanggal 10 April 2013, oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kepala Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok ;

n. Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.304/143/IV/SYB.TPK-2013, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 08 April 2013, oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandara Utama Tanjung Priok ;

o. Cargo Manifest dikeluarkan di Jakarta, tanggal 10 April 2013, oleh PT. Lintas Seram Mandiri Jakarta dan diketahui oleh Nakhoda;

p. Surat Keterangan Pengawasan Menunda Kapal No.PP.167/96/IV/SYB.TPK-2013, dikeluarkan di Tanjung Peiok, 10 April 2013, oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok ;

q. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. Jl/SYBU/521/04/2013, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 10 April 2013, oleh Syahbandar Utama Tanjung Priok; TK. Lana Buana.

a. Surat Laut Nomor Urut 1343, diberikan di Jakarta, tanggal 27 Desember 2004, oleh Administrator Pelabuhan Banten, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ; b. Surat Ukur Internasional (1969), Nomor 126/Ab, dikeluarkan di Merak, tanggal

27 Mei 2002, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ;

(4)

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor B.943/PK.001/447/SYB.TPK-13, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 10 April 2013, berlaku sampai tanggal 29 September 2013, oleh Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok ;

d. Sertifikat Klasifikasi Lambung Nomor Register 07397, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 September 2012, berlaku sampai dengan tanggal 28 September 2016, oleh Biro klasifikasi Indonesia (BKI) ;

e. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966) No. 013919, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 September 2012, berlaku sampai tanggal 28 September 2016, oleh Biro Klasifikasi indonesia (BKI);

f. Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL) Nomor B XXY-324/AL 58, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 17 Juli 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut ;

g. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri Nomor AT.551/167/16/149/13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 13 Maret 2013, oleh Direktur Lalu Lintas Dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; h. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. Jl/SYBU/522/04/2013, diterbitkan di

Tanjung Priok, tanggal 10 April 2013, oleh Syahbandar Utama Tanjung Priok. 6. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :

a. ANT V, Nomor 6201006897N50303, atas nama William Politon, diterbitkan di Jakarta, tanggal 9 Mei 2003, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT V, Nomor 6200348984N52412, atas nama Swendy Dias Saputra, diterbitkan di Jakarta, tanggal 9 Nopember 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan,

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT Dasar, Nomor 6200496060N60709, atas nama Adnan, diterbitkan di Jakarta, tanggal 5 Juni 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

d. ANT Dasar, Nomor 6201305558N60212, atas nama Ahmad Helmi, diterbitkan di Jakarta, tanggal 6 Agustus 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

e. ANT Dasar, Nomor 6200363183N60710, atas nama Toyib Anwar, diterbitkan di Jakarta, tanggal 16 April 2010, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

(5)

f. ATT IV, Nomor 6200427895T42410, atas nama Efran Simanjuntak, diterbitkan di Jakarta, tanggal 15 September 2010, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. ATT IV, Nomor 6200200687T40212, atas nama Renal Julian, diterbitkan di Jakarta, tanggal 2 Agustus 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

h. ATT Dasar, Nomor 6200268732T60610, atas nama Musliadi M, diterbitkan di Jakarta, tanggal 15 Januari 2010, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

i. ATT Dasar, Nomor 6201294622T60711, atas nama Bambang Moetarif, diterbitkan di Jakarta, tanggal 24 Juni 2011, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal

KT. Mega Lestari.

Nama : Mega Lestari

Jenis : Kapal Tunda Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / YD 6370

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 1996 di Samarinda / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 183 / NT. 109

Tanda selar : GT. 183 No.535/IId

Tenaga Penggerak Utama : 2 (dua) buah Mesin Diesel merek Caterpillar, D 398, 4 Tak Kerja Tunggal 2 x 800 HP pada putaran 1300 Rpm

Ukuran Pokok

Panjang : 24,22 meter Lebar : 6,93 meter

Dalam : 3,05 meter

Pemilik : PT. Mega Lestari Samudra

Nakhoda : William Politon

Awak Kapal : 10 (sepuluh) orang TK. Lana Buana.

Nama : Lana Buana eks Pulau Seroja Raya-I

Jenis : Tongkang

Bendera : Indonesia

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 1996 di Singapore / Baja

(6)

Isi kotor / Isi bersih : GT. 2361 / NT. 709 Tanda selar : GT. 2361 No.126/Ab

Ukuran Pokok

Panjang : 79,20 meter Lebar : 22,00 meter

Dalam : 5,00 meter

Pemilik : PT. Soetera Kembang Raya 2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 15 April 2013 pukul 16.00 WIB, KT. Mega Lestari GT. 183 menunda TK. Lana Buana GT. 2361, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, muatan Batu Splite sebanyak 3.500 (tiga ribu lima ratus) ton, dengan draft depan 3,95 meter dan draft belakang 4,40 Meter, jumlah Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, cuaca baik, tinggi ombak lebih kurang 1 meter dengan kecepatan kapal rata – rata 1,9 knot;

b. Tanggal 19 April 2013, mulai dini hari angin bertiup dari arah Timur sangat kuat dan gelombang pada saat itu mencapai lebih kurang 3 – 3,5 meter, pukul 06.00 WIB ombak menghempas lambung tongkang sebelah kanan TK. Lana Buana secara terus menerus sehingga dinding penahan muatan Tongkang sebelah kanan (side board) patah dan roboh dari landasannya sehingga terjadi kebocoran dan air masuk ke dalam tongkang dan TK. Lana Buana mengalami kemiringan ± 40° ke kanan;

c. Tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, angin datang dari arah Barat dengan ombak 3- 3,5 meter menghantam lambung bagian kiri tongkang mengakibatkan tali tunda lepas secara otomatis dan tongkang terbalik serta tenggelam pada posisi 03° – 45´,7 S / 110° – 36´,08 T, dan KT. Mega Lestari melanjutkan pelayarannya pukul 21.30 WIB menuju Kuala Jelai. 3. Dalam peristiwa tenggelamnya TK. Lana Buana, tanggal 22 April 2013, pukul

19.20 WIB di Perairan Laut Jawa pada Posisi 03°-45´,7 S / 110°-36´,08 T, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi - saksi sebagai berikut :

a. Tersangkut : Nakhoda, William Politon;

b. Saksi-saksi : 1) Mualim I, Swendy Dias Saputra; 2) KKM, Efran Simanjuntak; 3) Masinis II, Srenal Julian

4) Penandatangan SPB, Budi Paros Sihotang.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, sehubungan dengan tenggelamnya TK. Lana Buana, tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, di Perairan Laut Jawa, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-saksi, dengan Surat Panggilan Pertama Nomor MP.101/20/01/MP.14

(7)

tanggal 24 Januari 2014 dan Surat Panggilan Kedua Nomor MP.101/71/03/MP.14 dan Nomor MP.101/72/03/MP.14, tanggal 03 Maret 2014, guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, pada hari Senin, tanggal 10 Pebruari 2014 dan hari Rabu, tanggal 12 Maret 2014, di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, namun yang bersangkutan tidak hadir untuk Sidang Pemeriksaan Lanjutan tersebut.

Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, William Politon, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan surat Pemberitahuan dari PT. Sumber Sarana Niaga Line Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/II/14, tanggal 03 Pebruari 2014 dan Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/III/14, tanggal 10 Maret 2014, dan dalam BAPP memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Toli Toli Tanggal : 20 Juli 1947 Agama : Kristen

Alamat : Jl. Diponegoro RT.11/RW.4 Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur

Pendidikan

Umum : SMP

Pelaut : ANT V, Tahun 2003, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) KT. Sabang 27, Tahun 2001; 2) KT. Surya 33, Tahun 2004; 3) KT. DB 1, Tahun 2005; 4) KT. BAP 2, Tahun 2009;

5) Nakhoda KT. Mega Lestari, Tahun 2009 s/d 2013.

b. Pada tanggal 15 April 2013, pukul 16.00 WIB, Tersangkut Nakhoda bersama 9 (sembilan) orang Anak Buah Kapal lainnya melayarkan KT. Mega Lestari yang menunda TK. Lana Buana dengan membawa muatan batu split sebanyak 3.500 ton, dengan draft depan 3,95 meter dan draft belakang 4,40 meter, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok tujuan Kuala Jelai Sukamara. Pada saat berangkat kondisi kapal laik laut dan cuaca berawan banyak, kecepatan kurang lebih 1,9 knot;

c. Tanggal 19 April 2013 mulai dini hari angin datang dari arah Timur sangat kuat dan ombak kurang lebih 3 sampai 3,5 meter. Pukul 06.00 WIB ombak menerpa lambung kanan Tongkang Lana Buana secara terus menerus, dinding penahan muatan sebelah kanan roboh dari landasan, mengakibatkan Tongkang mengalami kebocoran, akibat kebocoran pada lambung kanan, TK. Lana Buana mengalami kemiringan ± 10º, ke kanan, namun Tongkang tetap bergerak ditunda KT. Mega Lestari;

(8)

d. Tanggal 20 April 2013, TK. Lana Buana kemiringannya menjadi bertambah ± 20° diduga air laut terus masuk ke dalam tongkang melalui lubang yang bocor, namun KT. Mega Lestari terus melanjutkan perjalanannya sambil menunda Tongkang tersebut dalam kondisi miring;

e. Tanggal 21 April 2013, kemiringan TK. Lana Buana bertambah parah, sehingga sebagian badan kapal Tongkang sudah terendam air dengan kemiringan ± 40° yang mana tetap KT. Mega Lestari menunda Tongkang tersebut mencari tempat berlabuh sekaligus menyelamatkan Tongkang tersebut beserta muatannya;

f. Tanggal 22 April 2013, pada pukul 19.20 WIB, angin datang dari arah Barat sangat kencang, dan ombak setinggi 3 sampai 3,5 meter menerpa lambung sebelah kiri TK. Lana Buana yang mengakibatkan tali tunda lepas secara otomatis, TK. Lana Buana terbalik dan tenggelam;

g. Setelah TK. Lana Buana tenggelam, KT. Mega Lestari masih tetap menunggu sambil mengitari tempat kejadian lebih kurang selama 2 (dua) jam. Setelah Tongkang dipastikan tenggelam dan sudah tidak kelihatan lagi, maka pukul 21.30 WIB, KT. Mega Lestari melanjutkan pelayaran menuju pelabuhan Sukamara, Kalimantan Tengah;

h. Awak Kapal berjumlah 10 (sepuluh) orang termasuk Nakhoda selamat, namun Tongkang beserta muatannya tenggelam dan tidak dapat diselamatkan.

2. Saksi Mualim I, Swendy Dias Saputra, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan surat Pemberitahuan dari PT. Sumber Sarana Niaga Line Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/II/14, tanggal 03 Pebruari 2014 dan Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/III/14, tanggal 10 Maret 2014, dan dalam BAPP memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Kendal Tanggal : 10 Juli 1989

Agama : Islam

Alamat : Tlangu Desa Sukorejo RT.007/RW.004, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pendidikan

Umum : SMA, Tahun 2007, di Kendal Pelaut : ANT V, Tahun 2012, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

- Mualim I, KT. Mega Lestari, mulai bulan Maret 2013 s/d kejadian.

b. Tanggal 15 April 2013 pukul 16.00 WIB, KT. Mega Lestari menunda TK. Lana Buana berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan tujuan Pelabuhan Sukamara dengan membawa muatan 3.500 m³ batu Splite.

(9)

c. Pada saat berangkat Stabilitas Kapal Tongkang baik dan muatan tidak melebihi kapasitas yang diijinkan sesuai garis muat, keadaan cuaca pada saat itu angin bertiup dari arah Tenggara dengan ombak ± 1 m;

d. Setelah berlayar selama empat ( 4 ) hari, tanggal 19 April 2013, terjadi ombak lebih besar dengan ketinggian ± 3 meter yang mengakibatkan dinding penahan muatan (Side Board) lambung kanan roboh dan air laut secara perlahan masuk ke dalam ruang tongkang tersebut sehingga TK. Lana Buana miring ke kanan;

e. Tanggal 20 April 2013, cuaca makin buruk dan ombak cukup besar, Awak Kapal tidak dapat berbuat apa-apa karena Nakhoda melarang untuk melakukan sesuatu, sehingga KT. Mega Lestari tetap melanjutkan pelayarannya dimana air laut terus masuk ke dalam TK. Lana Buana yang membuat kondisi stabilitas kapal tongkang tersebut semakin buruk;

f. Tanggal 21 April 2013, TK. Lana Buana sudah makin miring, sehingga air laut terus masuk ke dalam tongkang dan sebagian badan tongkang sudah terendam air laut;

g. Tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, angin bertiup dari arah Barat sangat kencang yang menimbulkan ombak setinggi ± 3 - 3,5 meter menerpa lambung kiri terus menerus dan tali gandeng secara tiba-tiba lepas dari KT. Mega Lestari dan tak lama kemudian secara pelan-pelan TK. Lana Buana tenggelam beserta muatannya;

h. Pukul 21.30 WIB, KT. Mega Lestari meninggalkan lokasi tenggelamnya TK. Lana Buana dan melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan Sukamara Kalimantan Tengah.

3. Saksi KKM, Efran Simanjuntak, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan surat Pemberitahuan dari PT. Sumber Sarana Niaga Line Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/II/14, tanggal 03 Pebruari 2014 dan Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/III/14, tanggal 10 Maret 2014, dan dalam BAPP memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Medan

Tanggal : 08 Oktober 1988 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Kampung Parung Serap RT.007/RW.003 Ds. Tirta Jaya, Kecamatan Sukma Jaya Medan

Pendidikan

Umum : SLTP

Pelaut : ATT IV, Tahun 2010, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

- KKM, KT. Mega Lestari, mulai bulan 12 Maret 2013 s/d kejadian.

(10)

b. Tanggal 15 April 2013, KT. Mega Lestari menunda TK. Lana Buana berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, menuju Pelabuhan Sukamara Kalimantan Tengah, dimana kondisi kapal dan kondisi mesin baik dan berjalan normal;

c. Tanggal 18 April 2013, dalam pelayarannya cuaca berubah menjadi buruk, ombak dan angin begitu kencang dan kapal tetap terus melanjutkan pelayarannya menuju pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, Kalimantan Tengah; d. Tanggal 19 April 2013, akibat dari terpaan ombak yang terus menerus,

mengakibatkan dinding tongkang (Side Board) KT. Lana Buana rubuh dan membuat kebocoran yang mengakibatkan air masuk ke dalam tongkang; e. Setelah diketahui tongkang mengalami kebocoran dan kemiringan bertambah

besar ± 40º kanan, para Perwira melakukan pertemuan untuk membahas masalah penanggulangan kebocoran TK. Lana Buana tersebut, mengingat cuaca semakin buruk dan posisi labuh jangkar yang tidak dimungkinkan, akhirnya diputuskan untuk kapal meneruskan pelayarannya sambil mencari perlindungan tempat yang dapat untuk berlabuh jangkar;

f. Tanggal 22 April 2013, cuaca makin buruk dan TK. Lana Buana semakin miring, sehingga pada saat TK. Lana Buana terbalik dan tenggelam yang sebelumnya tali gandeng yang terikat pada KT. Mega Lestari secara otomatis terlepas dan KT. Mega Lestari mencoba mengitari tempat tenggelamnya TK. Lana Buana, beberapa saat kemudian akhirnya KT. Mega Lestari meninggalkan lokasi tersebut untuk melanjutkan pelayaranmya menuju pelabuhan Sukamara, Kalimantan Tengah.

4. Saksi Masinis II, Renal Julian, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan surat Pemberitahuan dari PT. Sumber Sarana Niaga Line Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/II/14, tanggal 03 Pebruari 2014 dan Nomor 038/SP-MP/SSNL-Dir/III/14, tanggal 10 Maret 2014, dan dalam BAPP memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Desa Seumed, Aceh Tanggal : 15 Juni 1988

Agama : Islam

Alamat : Desa Seumed Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD

Pendidikan

Umum : SLTA (SUPM), Tahun 2005, di Ladong Aceh Besar Pelaut : ATT IV, Tahun 2012, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar : 1) KM. Nusantara; 2) KM. Brave;

3) Masinis II, KT. Mega Lestari.

(11)

b. Saksi menyatakan bahwa kapal KT. Mega Lestari menunda TK. Lana Buana berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Kuala Jelai Sukamara pada hari Senin tanggal 15 April 2013, pukul 16.30 WIB, pada saat itu cuaca berawan, angin bertiup sedang dan pancaroba serta ombak ± 1 m. c. Tanggal 19 April 2013, angin mulai bertiup kencang dan ombak mulai

menerjang sisi lambung kanan KT. Mega Lestari dan TK. Lana Buana yang mengakibatkan dinding TK. Lana Buana rubuh dan tiang penahannya lepas, sehingga terjadi kebocoran dan air laut masuk ke dalam tongkang;

d. Kapal melanjutkan pelayarannya walaupun air terus masuk ke dalam tongkang dan terjadi kemiringan sebelah kanan 35° sampai dengan 40°; e. Tanggal 22 April 2013, pukul 19.00 WIB, angin bertiup makin kencang

disertai ombak 3 – 4 meter, hujan lebat dan ombak menghempas lambung kiri TK. Lana Buana, seketika itu juga TK. Lana Buana terbalik dan tenggelam;

f. Pukul 21.30 WIB, KT. Mega Lestari melanjutkan pelayarannya tanpa menunda TK. Lana Buana menuju pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, dan tanggal 24 April 2013, pukul 00.30 WIB, KT. Mega Lestari tiba di Pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, Kalimantan Tengah.

5. Saksi Penandatangan SPB, Capt. Budi Paros Vernandes Sitohang, S.SIT tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan Surat Pemberitahuan Nomor HK.007/1/4/SYB.TPK-2014, tanggal 17 Maret 2014, dari Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, karena Saksi pada hari dan waktu yang bersamaan mendapat panggilan dengan Surat Nomor B.217/0.1.11.4/Ejp/03/2014, tanggal 07 Maret 2014, dari Kejaksaan Negeri Jakarta Utara perihal Bantuan Panggilan Saksi Ahli.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), sehubungan dengan tenggelamnya TK. Lana Buana, tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB di Perairan Laut Jawa, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

(12)

KT. Mega Lestari. a. Kapal.

KT. Mega Lestari adalah jenis kapal tunda, konstruksi baja, berbendera Indonesia, dengan ukuran GT 183, kapal dibangun tahun 1996 di Samarinda, berbaling-baling 2 (dua) ganda, geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh tenaga penggerak utama 2 (dua) unit mesin diesel merek Caterpillar D398 4 Tak Kerja Tunggal, tenaga efektif 2 x 800 HP pada putaran 1300 Rpm, dengan mesin bantu 2 (dua) unit Isuzu 2 x 22 HP. Kapal dikelaskan pada Biro Klasifikasi Indonesia Nomor 019022 tanda klass Lambung A 100 Φ P “TUG” dan tanda klass Mesin SM. Dok terakhir kapal dilaksanakan di Muara Baru, tanggal 14 Mei 2011 sampai dengan 30 Mei 2011, pemeriksaan Nautis Teknis terakhir dilaksanakan di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Priok.

b. Surat Kapal.

Kapal dimiliki oleh PT. Mega Lestari Samudera di Balikpapan, dilengkapi dengan Surat Ukur Cara Pengukuran Dalam Negeri Nomor 535/Iid tanggal 16 Maret 1998 dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Balikpapan, Surat Laut Nomor Urut 6487 tanggal 17 Mei 1999 dikeluarkan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK.001/163/5/KSOP.SKA-2012 tanggal 06 Desember 2012 dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa, Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor PK.001/163/6/KSOP.SKA-2012 tanggal 06 Desember PK.001/163/6/KSOP.SKA-2012 dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku. Dalam pelayarannya dari Tanjung Priok menuju Sukamara kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Nomor JI/SYB.U/521/04/2013, tanggal 10 April 2013.

c. Awak Kapal.

Berdasarkan Daftar Anak Buah Kapal yang dibuat oleh Nakhoda KT. Mega Lestari bulan April 2013, kapal diawaki oleh 10 (sepuluh) orang, dan berdasarkan Surat Keterangan Susunan Perwira No.PK.304/143/IV/SYB.TPK-2013, diterbitkan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, kapal diawaki dengan Susunan Perwira Dek dan Mesin terdiri dari :

Bagian Dek :

Nakhoda : William Polliton sertifikat ANT V, Tahun 2003; Mualim I : Swendy Dias Saputra sertifikat ANT V, Tahun 2012.

(13)

Bagian Mesin :

KKM : Efran Simanjuntak sertifikat ATT IV, Tahun 2010; Masinis II : Renal Julian sertifikat ATT IV, Tahun 2012. TK. Lana Buana.

a. Kapal.

TK. Lana Buana eks Pulau Seroja Raya I adalah jenis kapal tongkang, konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan ukuran GT 2361, kapal dibangun tahun 1996 di Singapura, dikelaskan pada Biro Klasifikasi Indonesia, Nomor 020380, tanda kelas Lambung * A 100 Φ P ”

Pontoon

”. Dok terakhir kapal dilaksanakan di Samarinda, tanggal 18 september 2011 sampai dengan 30 September 2011, pemeriksaan Nautis Teknis dilaksanakan di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Priok.

b. Surat Kapal

Kapal dimiliki oleh PT. Soetera Kembang Raya di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 126/Ab tanggal 27 Mei 2002 dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Banten, Surat Laut Nomor Urut 1343 tanggal 27 Mei 2002 dikeluarkan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor B.943/PK.001/447/SYB.TPK-13 tanggal 10 April 2013 dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Tanjung Priok menuju Sukamara kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Nomor JI/SYB.U/522/04/2013, tanggal 10 April 2013.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, surat kapal, serta awak kapal dapat diterima.

2. Tentang Cuaca

Berdasarkan hasil análisis dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 12 April 2014, keadaan cuaca pada tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, di Perairan Laut Jawa adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan banyak dan hujan ringan disertai badai guntur

(14)

Arah dan Kecepatan Angin : Barat 4,3 – 6,5 knots

Arah dan Kecepatan Arus : Barat Laut 8,3 – 16,0 Cm/dt Tinggi Gelombang : Tenggara 0,4 – 0,7 Meter

Jarak Penglihatan : 2,5 – 3,0 Mil

b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan keterangan saksi-saksi, dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) bahwa cuaca pada saat kejadian angin dari arah Barat bertiup kencang, ombak 3 sampai 3,5 meter. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang di

dapat dari BAPP dan keterangan para Saksi tentang cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan

Sesuai dengan Surat Ukur Internasional (1969) yang diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Banten, tanggal 27 Mei 2002, TK. Lana Buana mempunyai ukuran pokok sebagai berikut :

Panjang (L) : 79,20 meter Lebar (B) : 22,00 meter Tinggi (H) : 5,00 meter Tonase Kotor (GT) : 2361

Tonase Bersih (NT) : 709

Sesuai dengan Sertifikat Garis Muat Internasional (1966) yang diterbitkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) pada tanggal 12 September 2012, Lambung Timbul Tropis TK. Lana Buana adalah 1015 mm, sehingga sarat maximal (T) TK. Lana Buana sesuai ketentuan adalah 5,00 meter – 1,015 meter = 3,985 meter. Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) Nakhoda KT. Mega Lestari pada saat diperiksa di KSOP Kelas V Sukamara, tanggal 6 April 2013, bahwa Tongkang pada saat berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok dalam keadaan laik laut dan sarat depan = 3,95 meter, sarat belakang = 4,40 meter dan stabilitas baik. Didapat sarat rata-rata TK. Lana Buana adalah 4,175 meter. Perhitungan Displacement Tongkang adalah sebagai berikut :

Δ = L x B x T x δ x 1,025 x 1,006

= 79,20 x 22,0 x 4,175 x 1,025 x 1,006 = 7501,1212 ton

(15)

Berat bersih Tongkang (LWT) diperkirakan = 0,4 x Displacement = 0,4 x 7501,1212

= 3000,4484 ton

Maka kapasitas angkut kapal (DWT) = 7501,1212 – 3000,4484

= 4500,6728 ton.

Sesuai dengan

discription of Cargo loaded PT. Persada Baja Tally Mandiri

Bojonegoro, tanggal 12 Maret 2013, TK. Lana Buana memuat batu splite

sebanyak 3509,57 M³, dengan Bj = 1,45 maka berat total adalah : 3509,57 x 1,45 = 5088,8765 ton, maka TK. Lana Buana melebihi kapasitas

muat.

b. Keadaan Stabilitas

Bahwa TK. Lana Buana sebelum kejadian kecelakaan kapal kondisi terapung, tegak, dan normal (Stabilitas Positif), setelah kejadian kecelakaan, terjadi kebocoran dari dek air laut masuk kedalam ruang tongkang, dan tongkang kehilangan daya apung (Stabilitas Negatif) yang menyebabkan kapal TK. Lana Buana tenggelam.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan TK.Lana Buana mengangkut muatan melebihi ketentuan dan stabilitas TK. Lana Buana cukup rawan bila menghadapi cuaca buruk.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

1) Saat berangkat KT. Mega Lestari dan TK. Lana Buana dinyatakan dalam kondisi laik laut telah bernavigasi dengan peralatan Navigasi yang memadai, berlayar pada situasi gelombang ± 1 meter, cuaca baik, dan kecepatan kapal rata - rata 1.9 knot;

2) Tanggal 15 April 2013 sampai dengan 18 April 2013 kapal berlayar dan bernavigasi dengan aman dan tanggal 19 April 2013 saat dini hari tiba-tiba angin mulai bertiup sangat kencang dari arah Timur dan menimbulkan gelombang laut setinggi 3 s/d 3,5 meter;

3) Pukul 06.00 WIB, ombak menerjang lambung kanan TK. Lana Buana dan dinding penahan muatan sebelah kanan roboh terlepas dari landasannya

(16)

sehingga tongkang mengalami kebocoran dan air mulai masuk ke tongkang sehingga lambat laun Tongkang mengalami miring kanan ± 40°;

4) Mengingat cuaca buruk dan Awak Kapal tidak mungkin melakukan perbaikan atau memompa air yang masuk ke dalam Tongkang serta kedalaman laut untuk berlabuh tidak memungkinkan, guna keselamatan Awak Kapal maka kapal terus melanjutkan pelayarannya sambil mencari tempat berlindung dan dapat untuk berlabuh jangkar;

5) Tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, angin datang dari arah Barat dengan ombak 3- 3,5 meter menghantam lambung bagian kiri tongkang mengakibatkan tali tunda lepas secara otomatis dan TK. Lana Buana terbalik dan tenggelam pada posisi 03° – 45´,7 S / 110° – 36´,08 T, selanjutnya pukul 21.30 WIB, KT. Mega Lestari melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan Sukamara, Kalimantan Tengah.

b. Tentang Olah Gerak

1) KT. Mega Lestari dalam berolah gerak menggunakan kemudi manual, dan dalam situasi cuaca baik dengan jarak tampak cukup baik, telah bergerak dengan kecepatan rata – rata 1,9 knot;

2) Pada saat berlayar beberapa hari, cuaca mulai buruk dan kapal tetap berolah gerak mengimbangi gelombang yang datang, guna melindungi keselamatan awak kapal, kapal dan muatannya;

3) Mengingat cuaca sangat buruk, sehingga kemudi sulit dikendalikan dan gelombang terus menghempas lambung kanan, yang mengakibatkan runtuhnya side board kanan yang mengakibatkan air masuk dari lubang dan mengakibatkan tongkang miring;

4) TK. Lana Buana kemiringannya menjadi bertambah ± 20° diduga air laut terus masuk ke dalam tongkang melalui lubang, namun KT. Mega Lestari terus melanjutkan pelayarannya sambil menunda tongkang tersebut dalam kondisi miring untuk mencari tempat/daerah yang aman walaupun kapal sulit untuk berolah gerak;

5) Tanggal 21 April 2013, kemiringan TK. Lana Buana bertambah lagi menjadi 40° dan pada hari Senin tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, tali tunda lepas secara otomatis yang diakibatkan oleh cuaca buruk dengan ombak yang mencapai ± 3,5 meter menghantam lambung bagian kiri, TK. Lana Buana langsung terbalik dan tenggelam.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa, cara bernavigasi dan berolah gerak Tersangkut Nakhoda KT. Mega Lestari dapat diterima.

(17)

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah membaca dan menganalisa data – data yang tertuang di dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), yang di ungkapkan oleh Tersangkut dan para Saksi serta kondisi lingkungan Faktor Alam (Force Majoure), Dokumen, Faktor Teknis, Faktor Manusia mengenai kejadian tenggelamnya TK. Lana Buana ditunda KT. Mega Lestari, Majelis Mahkamah Pelayaran berpendapat sebagi berikut :

a. KT. Mega Lestari menunda TK. Lana Buana, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, tidak memiliki informasi data cuaca, sehingga tidak siap untuk menghadapi cuaca buruk yang datang tiba-tiba menghempas lambung kapal secara terus menerus yang mengakibatkan rubuhnya tiang (Side Board) kanan yang disebabkan oleh kurang kuatnya pondasi dari dinding

side board dan membuat lubang sumber masuknya air

laut ke dalam TK. Lana Buana;

b. Jumlah air laut yang masuk begitu cepat ke dalam ruang TK. Lana Buana melalui lubang akibat patahnya dinding samping penahan muatan (Side

Board) yang memperburuk stabilitas kapal tersebut, ditambah jumlah muatan

yang melebihi kapasitas angkutnya turut andil dalam mempercepat kapal tenggelam;

c. Awak Kapal tidak dapat melakukan perbaikan pada geladak dengan cepat karena hempasan ombak besar dan angin kencang menyulitkan perbaikan dan berbahaya bagi Awak Kapal bila dilakukan perbaikan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tenggelamnya TK. Lana Buana disebabkan karena faktor Alam

(Force Majoure), dan faktor

Teknis ditambah dengan bocornya geladak tongkang yang mempercepat tenggelamnya kapal tersebut.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pada saat TK. Lana Buana miring akibat masuknya air laut ke dalam tongkang, Nakhoda bersama Perwira melakukan pembicaraan cara menanggulangi kejadian tersebut, walaupun didapat keputusan bahwa tidak mungkin untuk dilakukan penanggulangan kebocoran tongkang tersebut mengingat cuaca tidak mengijinkan dan sangat berbahaya bagi keselamatan awak kapal;

b. Upaya lain adalah mencari tempat berlindung untuk dapat berlabuh jangkar pada kedalaman yang sesuai, walaupun akhirnya TK. Lana Buana tenggelam upaya Nakhoda masih mencari dan berputar-putar selama 2 (dua) jam pada lokasi tenggelamnya tongkang tersebut;

(18)

c. Upaya lain adalah segera melanjutkan pelayarannya ke pelabuhan Kuala Jelai Sukamara, Kalimantan Tengah, agar para Awak Kapal selamat dan segera melaporkan kepada Perusahaan dan Pejabat Syahbandar setempat;

d. Pada KT. Mega Lestari tidak ada korban jiwa ataupun luka, dan kapal selamat sampai tujuan, sedangkan TK. Lana Buana tenggelam di Laut Jawa bersama muatannya.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KT. Mega Lestari dapat di terima. 7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus tenggelamnya TK. Lana Buana yang terjadi pada tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, diperairan Laut Jawa pada posisi koordinat 03°-43´,7 S / 110° – 26´,8 T, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut: a. Dalam bernavigasi dan berolah gerak melayari lautan pada situasi cuaca

buruk, Tersangkut Nakhoda KT. Mega Lestari telah berupaya sebaik dan seaman mungkin untuk mempertahankan segala sesuatunya agar Kapal dan Tongkang yang ditunda masih dapat bertahan dari terpaan ombak dalam cuaca buruk, namun saat itu kehendak lain diluar dugaan atas kebocoran TK. Lana Buana;

b. Ketika cuaca buruk dan ombak terus menerus menghantam TK. Lana Buana, namun Tersangkut Nakhoda tidak berputus asa untuk tetap menyelamatkan Tongkang tersebut walaupun akhirnya TK. Lana Buana tenggelam.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda KT. Mega Lestari telah bertindak sesuai kecakapan pelaut yang baik (Good

Seamanship) dan dinilai telah memenuhi kewajibannya sesuai amanah Pasal

342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), karena kejadian tersebut merupakan peristiwa Alam (Force Majoure) yang di luar kemampuan para Awak Kapal.

8. Tentang Hal – Hal yang Meringankan dan Memberatkan.

Berdasarkan proses pemeriksaan yang didapat dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) yang disampaikan oleh Tersangkut Nakhoda, maka dipandang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal yang meringankan - Tidak ada

b. Hal Yang memberatkan

- Tidak hadirnya dalam persidangan.

(19)

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf ( a ) Kitab Undang – Undang Hukum Dagang ( KUHD ), pasal 253 ayat ( 1 ) huruf ( b ) dan ayat ( 2 ) Undang –Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf ( b ) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 Tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N

I. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KT. Mega Lestari, yang telah dipanggil secara patut untuk menghadap sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta pada sidang Pertama tanggal 10 Pebruari 2014 dan sidang Kedua tanggal 12 Maret 2014, namun tidak hadir memenuhi panggilan tersebut.

II. Menyatakan bahwa pemeriksaan dan putusan tentang tenggelamnya TK. Lana Buana yang ditunda KT. Mega Lestari tanggal 22 April 2013, pukul 19.20 WIB, di

perairan Laut Jawa, dilakukan tanpa dihadiri Tersangkut Nakhoda (

In Absentia

).

III. Menyatakan bahwa Tenggelamnya Tongkang Lana Buana, berbendera Indonesia dengan GT.2.361 yang terjadi di Laut Jawa pada Tanggal 22 April 2013, Pukul 19.20 WIB pada Posisi 03°-43´,7 S / 110°-26´,08 T, disebabkan karena cuaca buruk (Force Majoure) dengan gelombang mencapai 3 – 3,5 meter dengan angin yang bertiup dari Barat menghantam lambung kiri secara terus menerus sehingga Tongkang mengalami kebocoran karena

side board roboh dan

membuat lubang dimana air laut masuk dengan cepat sehingga gabungan faktor Teknis dan faktor Alam (Force Majoure) yang mengakibatkan kecelakaan tersebut.

IV. Menghukum Tersangkut Nakhoda KT. Mega Lestari, bernama William Politon, lahir tanggal 20 Juli 1947, Memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut (ANT-V) Nomor 6201006897N50303, dikeluarkan di Jakarta tanggal 9 Mei 2003, dengan Peringatan.

V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut di terima oleh Terhukum.

(20)

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 23 Juli 2014, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Pengganti, tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : ………...Capt. Gajah Rooseno

Anggota : ………...……Dr. Capt. Djemmy R. Sumakud, SH.MM. M.Mar

Anggota : ………..………...…… Rusman Hoesien, ATT I, M.Sc

Anggota : ………...…… Ir. Budi Prasetyo

Anggota : ………...……. Edi Sunaryo, SH. MH

Referensi

Dokumen terkait

Gilimanuk telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan di awaki dengan Perwira Dinas Jaga yang sesuai dengan pembagian tugasnya sebagai kapal Penyebrangan

Ketika melewati Suar Belimbing perairan Samudera Hindia, kapal merubah haluan menjadi 311º sejati, pukul 18.30 WIB kapal mulai oleng karena angin dan gelombang ± 4

Ketika kapal mengalami cuaca paling buruk pada tanggal 10 Januari 2013 pada waktu dini hari yang mengakibatkan kapal larat dengan cepat, Tersangkut Nakhoda telah

3) Kondisi arah arus yang memiliki karakteristik berbeda-beda untuk tiap- tiap spot pada alur, merupakan masalah utama bagi rangkaian tunda yang melintasi Alur Muara Sungai

e. Setelah kapal kandas dilakukan olah gerak untuk dapat lepas dari kandas dengan menggunakan tenaga mesin tapi tidak berhasil, kemudian dilakukan upaya mencari jangkar

1.. Tentang Kapal, Surat Kapal, dan Awak Kapal. Cahaya Line adalah kapal layar konstruksi kayu, berukuran GT. Cahaya Line memiliki Surat Pas Tahunan Nomor Urut 317, tanggal

Sumber Mulia dengan awak kapal 10 (sepuluh) orang termasuk Nakhoda, kapal membawa muatan Pupuk Dolomit sebanyak 452 Ton, bertolak dari Pelabuhan Gresik, menuju Pelabuhan

Mailamah Sui Raya Sungai Kapuas Pontianak, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi – saksi dengan surat Panggilan Pertama