Root Cause Analysis
Pelatihan Teknis
DR. Herkutanto, SpF, SH, LL.M
Identifikasi risiko
“ALUR MANAJEMEN RISIKO”
Investigasi & Analisis risiko Evaluasi risiko 48 jam Transfer risiko Kontrol : Mitigasi / Reduksi risiko
Incident / Accident / Screening
Ya Tidak Kelola risiko or Hindari risiko DECISION ? Eliminasi risiko Grading risiko
Purpose
Untuk apa RCA ?
PROBLEM SOLVING ….. !!
TUGAS 1 (
30 Menit
)
Baca lembar kasus 1:
Laporan kejadian Rekam medisAnda adalah anggota kelompok yang ditunjuk
oleh pimpinan RS untuk menindaklanjuti
kasus tersebut
Laporkan hasil tindak lanjut kelompok anda
JANGAN AMBIL JALAN PINTAS !!
1.
JANGAN MENGAMBIL ASUMSI APAPUN
2.
DEFINISIKAN MASALAH & SIGNIFIKANSI
3.
APA YANG TERJADI …. ?
4.
BILAMANA ….. ?
JANGAN AMBIL JALAN PINTAS !!
1.
DEFINISIKAN MASALAH
2.
KUMPULKAN INFORMASI
3.
ANALISIS INFORMASI
4.
TETAPKAN SOLUSI
Ineffective Problem Solving
Rule based thinking:
Rutinitas – Otomatisasi Instrumen: Check list
Baik untuk operasional sampai batas tertentu Tidak baik untuk problem solving
Rule based thinking menciptakan :
Ilusi bahwa hanya ada satu jawaban benar Kekeliruan pemahaman terhadap common sense Tendensi untuk menjadi “bias “ dan “ prasangka “
Rule Based Thinking VS
Event Based Problem
Diciptakan untuk memahami “ kejadian berulang “ ( repeatable event ), misalnya :
SOP
Aturan aturan baku
Terdapat satu jawaban / pre-define solution, misalnya :
2 + 2 = 4
bila melanggar lampu merah, akan terkena tilang
Rule based thinking sering tidak efektif karena :
kehidupan sehari hari sangat dipengaruhi variabilitas kondisi manusia
tidak ada jawaban benar salah, yang ada adalah baik – lebih baik - terbaik
Praktek Problem solving
yang sering dilakukan
1. Terlalu cepat berhenti berproses karena membutuhkan solusi segera
2. Kebutuhan untuk mem”blame” 3. Mitos keliru tentang “akar masalah” 4. Ilusi common sense ( akal sehat ) dan
realitas yang seragam
Cont…..
Praktek Problem solving
yang sering dilakukan
5. Groovenation / neurologi6. Deskripsi peristiwa ( story telling )
contoh : insiden report
7. Cara berfikir kategorikal :
judgement tentang “ baik/buruk” adalah dasar cara berpikir kategorikal
Terkait erat dengan diskripsi peristiwa
Solusi solusi berdasarkan cara ini menyebabkan kegagalan untuk mengkoreksi penyebab yang lebih fundamental,dgn akibat peristiwa kecelakaan akan terulang
Penyebab Kegagalan Problem Solving
Perumusan masalah yang tidak lengkap Tidak diketahuinya hubungan sebab akibat Terlalu fokus pada solusi
mencari solusi untuk masalah yang keliru
TUGAS 2 ( 15 menit)
KASUS 1: Insiden Angiografi
Berdasarkan:
Laporan kejadian RS. Sejahtera Medika Rekam medis Kasus Tuan Budi.S
Tiap Kelompok bertugas:
1.
menetapkan Incident Severity Rate
2.Melakukan identifikasi & merumuskan
masalah dengan format berikut: (slide
berikut)
3.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Lembar kerja 1
PERUMUSAN MASALAH
Apa
:
Kapan :
Dimana :
SIGNIFIKANSI
Perumusan Masalah
Setiap orang akan melihat masalah dari perspektif masing masing, tetapi solusi khusus yang mereka tawarkan akan merupakan sesuatu yang akan dirubah oleh orang yang lain Dinamika umum pengambilan keputusan :
1. masalah tidak dirumuskan
Asumsi keliru bhw masalah telah diketahui oleh semua Didasarkan pda “common sense”
Setiap orang hanya melihat dari perspektive masing2
2. tidak ada diskusi tentang penyebab masalah
Setiap diskusi biasanya berujung pada debat yang dimenangkan oleh “boss”
3. diskusi dipusatkan pada berbagai kemungkinan solusi
Orientasi solusi akan mengabaikan relasi sebab-akibat Anggapan bhw pengambilan putusan adalah suatu analisis
Perumusan masalah yang lengkap
Ada 4 elemen yaitu :
1. WHAT
what dari setiap masalah adalah akibat dari konsekwensi
merupakan suatu efek yang tidak diharapkan terulang ( primary effect )
primary effect adalah permulaan dari pertanyaan dari mengapa
dirumuskan dalam pernyataan kata benda + kata kerja ( jam berhenti,lengan patah, sistem gagal ) Cont…..
2. WHEN
merupakan waktu relatif dari primary effect dapat merupakan waktu dalam suatu hari atau suatu titik dari sebuah rentetan penyebab ( misalnya setelah jam dinding jatuh )
3. WHERE
lokasi relatif dari primary effect
dapat merupakan koordinat dalam sebuah peta atau posisi relatif terhadap suatu hal yang lain (kolam renang disamping lapangan tenis ) Cont…
Perumusan masalah yang lengkap
4.SIGNIFICANCE
nilai relative dari primary effect yang menimpa pada organisasi
jawaban atas pertanyaan : mengapa kita melakukan penyelesaian masalah
Perumusan masalah yang lengkap
KRONOLOGI KEJADIAN
Sangat membantu bila kronologi insiden dipetakan dalam sebuah bagan.
1. Kronologi Narasi
Kronologi insiden sangat berguna pada laporan akhir insiden
2. Timeline
Metode untuk menelusuri rantai insiden secara kronologis.
Memungkinkan Investigator untuk menemukan bagian dalam proses dimana masalah terjadi
3. Tabular Timeline
Sama dengan Timeline tetapi lebih detail menginformasikan Good practice, CMP
4. Time Person Grids
Memungkinkan untuk melacak gerak / kehadiran orang sebelum dan sesudah insiden.
KRONOLOGI CERITA / NARASI
Suatu penulisan cerita apa yang terjadi berdasarkan tanggal dan waktu. Kronologi cerita dibangun berdasarkan kumpulan data saat investigasi yang kemudian di dipadatkan dalam suatu cerita.
Kapan menggunakan kronologi cerita ?
Untuk kejadian sederhana dan tidak kompleks, dimana masalah, praktek dan faktor kontribusinya sederhana.
Dapat digunakan untuk mengetahui gambaran umum suatu kejadian yang lebih kompleks,
Dapat digunakan sebagai bagian integral dari suatu laporan sebagai ringkasan dimana hal tersebut mudah dibaca.
Bagaimana melengkapi kronologi cerita ?
Sebenarnya hampir sama dengan garis waktu. Kunci perbedaannya adalah pada informasi pelengkap berhubungan dengan badan teks.
Nilai positif
Format tersebut baik untuk presentasi informasi
Nilai negatif
Sulit untuk menemukan titik cerita dengan cepat
Sulit untuk mengerti jalannya cerita dengan cepat bila terlibat dengan banyak pihak.
CONTOH TIME LINE
TUGAS 3 ( 15 menit)
KASUS 1: Insiden Angiografi
Berdasarkan:
Laporan kejadian RS. Sejahtera Medika Rekam medis Kasus Tuan Budi.S
Tiap Kelompok bertugas:
1.
Menyusun kronologi kejadian peristiwa
tersebut
Primary Effect (PE) 1
PE adalah setiap akibat yang ingin kita cegah terjadinya
Penting untuk menentukan arah investigasi Bukan suatu hal yang bersifat universal (dapat
berbeda untuk setiap orang)
Merupakan titik awal untuk bertanya “ why “ Untuk satu peristiwa bisa terdapat lebih dari satu PE
Primary Effect (PE) 2
Dalam setting RCA:PE disebut sebagai “Critical Event” Lambang:
Dalam setting klinis:
PE dsebut sebagai CASE MANAGEMENT PROBLEM (CPM)
CRITICA L EVENT
TUGAS 3a ( 15 menit)
KASUS 1: Insiden Angiografi
Berdasarkan:
Laporan kejadian RS. Sejahtera Medika Rekam medis Kasus Tuan Budi.S
Tiap Kelompok bertugas:
1.
Menyusun Primary Effect berdasarkan
kronologi kejadian peristiwa tersebut
PRINSIP2 HUBUNGAN
SEBAB - AKIBAT
Prinsip Prinsip Hubungan Sebab Akibat
Tidak ada suatu peristiwa tanpa penyebab :
dengan mengetahui penyebab, kita dapat mencari cara untuk mengendalikan sesuatu, untuk kemudian merubahnya sesuai tujuan
4 karakteristik utama :
sebab akibat adalah satu hal yang sama
sebab dan akibat adalah bagian dari “ continuum “ penyebab yang tidak terbatas
tiap akibat mempunyai minimal 2 penyebab dalam bentuk aksi dan kondisi
suatu akibat hanya mungkin terjadi bila penyebabnya pun terjadi pada tempat dan waktu yang bersamaan
Prinsip Prinsip Hubungan Sebab Akibat
Sebab dan akibat adalah abstraksi suatu konsep :
Sebab dan akibat adalah abstraksi suatu “aksi” dan “kondisi” yang dicoba untuk diterapkan pada suatu peristiwa
Sebab dan akibat bukan / belum merupakan suatu fakta yang benar-benar terjadi pada suatu peristiwa
Sebab dan akibat memerlukan bukti2 (evidence) untuk laik dinyatakan dapat diterapkan pada suatu peristiwa:
Suatu peristiwa dibatasi oleh ruang dan waktu (temporo –
spatial)
suatu akibat hanya mungkin terjadi bila penyebabnya pun terjadi pada tempat dan waktu yang bersamaan
PRIMARY EFFECT
Disebabkan oleh
Penyebab yang bersifat
A K S I
Penyebab yang bersifat
K O N D I S I
bukti2
bukti2 dibaca sebagai
Unsur Unsur elementer penyebab
Definisi : semua unsur yang menyebabkan keseluruhan peristiwa tersebut terjadi Terdiri dari sebuah akibat dan penyebablangsung yang mewakili suatu hubungan kausal tunggal
Penyebab penyebab terdiri dari aksi dan kondisi Seperangkat penyebab, tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena terdiri dari continuum penyebab tanpa akhir
Lihat Gambar
ELEMENTAL CAUSAL SET
KONDISI
AKIBAT
AKSI
I. Sebab dan Akibat
adalah satu hal yang sama
Perbedaan : hanya pada waktu
Setiap pertanyaan “ why “ selalu menimbulkan “ penyebab pada suatu akibat “
Continuum yang tiada berakhir selama pertanyaan “ why “ diajukan
Sebab & akibat adalah sebuah hal yang
sama
AKIBAT SEBAB
Cedera Disebabkan oleh Jatuh
Jatuh Disebabkan oleh Lantai basah
Lantai basah Disebabkan oleh Keran bocor Keran bocor Disebabkan oleh Kerusakan katup Kerusakan katup Disebabkan oleh Kurang
II. Sebab dan Akibat adalah
bagian dari “ continuum “ penyebab
yang tidak terbatas
Pertanyaan awal “why” akan sesuai dengan :
perspektif / sudut pandang investigator goal / tujuan
Pertanyaan awal : “ primary effect “/ case management problem
III.
Tiap akibat mempunyai minimal 2
penyebab dalam bentuk Aksi dan Kondisi
Hubungan sebab akibat fundamental : a. Primary effect
b. Aksi :
penyebab sementara yang membawa kondisi secara bersama sama untuk menimbulkan suatu akibat ( action
causes )
suatu gerakan atau sesuatu yang aktif c. Kondisi :
penyebab yang terdapat sebelum suatu aksi dilakukan sesuatu dalam keadaan pasive misalnya udara waktu bernafas
Primary Effect (PE) 1
PE adalah setiap akibat yang ingin kita cegah terjadinya
Penting untuk menentukan arah investigasi Bukan suatu hal yang bersifat universal (dapat
berbeda untuk setiap orang)
Merupakan titik awal untuk bertanya “ why “ Untuk satu peristiwa bisa terdapat lebih dari satu PE
Primary Effect (PE) 2
Dalam setting RCA:PE disebut sebagai “Critical Event” Lambang:
Dalam setting klinis:
PE dsebut sebagai CASE MANAGEMENT PROBLEM (CPM)
CRITICA L EVENT