• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S."

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT (PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON TUNAI BAGI KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM)

BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : Mirna Tri Pertiwi NIM : 11160541000022

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H/2020

(2)

PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT (PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON

TUNAI BAGI PENERIMA MANFAAT BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN

SUDIMARA JAYA Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.sos) Oleh : Mirna Tri Pertiwi NIM : 11160541000022

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H/2020

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Mirna Tri Pertiwi, 11160541000022, Kesejahteraan Sosial, 2020

Peran Dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di Kelurahan Sudimara Jaya

Masalah kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga. Pemerintah telah memberikan program penanggulangan kemiskininan melalui bantuan sosial dalam bidang pangan yang disalurkan dalam bentuk nontunai kepada keluarga dengan kondisi ekonomi terendah didaerah pelaksanaan. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Sudimara Jaya menjadi salah satu ujung tombak dari penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk menggali informasi dengan tujuan mengetahui Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di kelurahan Sudimara Jaya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di kelurahan Sudimara Jaya adalah sebagai penggerak, pendamping sosial bagi penerima manfaat, mitra pemerintah dalam mengimplentasikan penyaluran BPNT, dan sebagai pemantau program bantuan sosial non tunai. Dalam melaksanakan tugasnya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya telah memaksimalkan fungsi sebagai inisiator, motivator, dan administrator.

Kata Kunci : Peran, Fungsi, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Bantuan Sosial Non Tunai, Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(6)

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.

Tidak mudah penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ditengah-tengah masa pandemik Covid-19 ini, namun Alhamdulillahirrabbil’alamin dengan penuh perjuangan, usaha dan tekad yang kuat akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya. Adapun tujuan

penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelat Sarjana Sosial (S.Sos) dalam jenjang Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang selalu setia menemani penulis dan selalu mendukung penulis baik dukungan moril maupun materil sehingga penulis telah berhasil melalui berbagai macam, rintangan dan hambatan dalam proses mengerjakan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan

(7)

iii

terimakasih kepada Mama dan Ayah sebagai pemberi motivasi terbesar dalam hidup penulis, karena tanpa doa dari kedua orang tua penulis tidak akan sampai pada proses ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dari mulai proses penyusunan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhaniddin Lubis, Lc., M.A sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, Ph.D, M.Ed sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr Sihabudin Noor, M.A., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Cecep Castrawidjaya, M.Si.

3. Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Prodi Jurusan Kesesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA sebagai Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.

4. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, MSW sebagai dosen pembimbing penulis, penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam atas kesediannya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk memberikan arahan, masukan, dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terkhusus kepada dosen-dosen Prodi Kesejahteraan Sosial. 6. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial, terimakasih atas ilmu dan

(8)

iv

7. Bapak Drs. Abdul Haki selaku Lurah kelurahan Sudimara Jaya dan para staff kelurahan, terkhusus Ibu Nani Haryani selaku Kasie Kemasyarakatan kelurahan, terimakasih telah mengizinkan penulis dan menerima penulis dengan baik dan memberikan kesempatan penulis untuk mendapatkan ilmu baru dan pengalaman baru.

8. Bapak Akhmad Irfan Djatmika, selaku Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug, terimakasih telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis.

9. Seluruh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan, Ibu Sukeni selaku Koordinator PSM, Ibu Siti Habibah, Ibu Siti Nurhafizah, Ibu Rusdiana, Ibu Purwaningsih, Ibu Masni, Ibu Enik Kristiyanti, Ibu Nila Andrianti, Mas Eko Lani Purwanto dan Pak Astari. Penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada keluarga besar PSM Sudimara Jaya telah menerima dengan baik dan membantu penulis dengan tulus dan ikhlas dalam penelitian skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada masyarakat Sudimara Jaya penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai, terimakasih telah bersedia membantu penulis dalam penelitian skripsi ini

11. Teh Arin, Teh Lida, Salsa, dan Keluarga besar Abah Sukarya, terimakasih selalu mendoakan, memberikan dukungan moril dan materil, dan selalu mengingatkan penulis untuk tetap semangat.

(9)

v

12. Deni Ramadhianto yang selalu setia menemani penulis dari proses awal pembuatan skripsi sampai penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

13. Tiara Herdanti S, Alda Novianti K, Sherly Kurnia S, Itsnaini Nabila, Kirana Maya, Yassinta, April, Desna Cindra Wulandari, Syifa Wachdaniyah, Yonabila Tachika, Yessy Istiani, Dea Defrilia, Mutia Salamah, terimakasih kepada sahabat-sahabat baik penulis yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan semangat, dan support kepada penulis.

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan belum sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi penulis sehingga penulis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dikemudian hari. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, baik bantuan moril maupun materil. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlimpah dari Allah SWT.

Tangerang, 03 September 2020 Penulis,

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR ISTILAH ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 12

F. Metodologi Penelitian ... 16

G. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II LANDASAN TEORI ... 29

A. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ... 29

1. Pengertian Peran ... 29

2. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat ... 30

3. Status dan Kedudukan, Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat... 31

4. Peran Pekerja Sosial Masyarakat ... 33

B. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ... 34

(11)

vii

2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat ... 35 C. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai ... 35

1. Pengertian Penyaluran Bantuan Sosial

Non Tunai ... 35 2. Pengertian Bantuan Pangan Non Tunai ... 36 3. Ruang Lingkup Bantuan Pangan Non

Tunai ... 38 4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai ... 43 D. Landasan Hukum ... 44

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga ... 44 2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial ... 45 3. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 2019

Tentang Pekerja Sosial Masyarakat ... 47 4. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial ... 48 5. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai ... 49

(12)

viii

6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2019 Tentang Bantuan Pangan Non Tunai... 49 E. Kerangka Berpikir ... 50

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN ... 54 A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan

Sudimara Jaya ... 55 1. Sejarah Kelurahan Sudimara Jaya ... 55 2. Visi dan Misi Kelurahan Sudimara Jaya

... 56 3. Profil Kelurahan Sudimara Jaya ... 57 B. Gambaran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya ... 60 1. Sejarah Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya ... 60 2. Dasar Hukum ... 62 3. Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya ... 62 4. Maksud dan Tujuan Pekerja Sosial

Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya ... 65 5. Status, Kedudukan, dan Tugas, Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya ... 65

(13)

ix

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 67 A. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ... 68 1. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ... 69 2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ... 72 3. Besaran Manfaat ... 74 4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) ... 75 B. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di

Kelurahan Sudimara Jaya ... 82 1. Status dan kedudukan ... 82 2. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial

Masyarakat ... 82 C. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ... 92 1. Penggagas penyelenggaraan

kesejahteraan sosial yang belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat ... 92 2. Pendorong dan penggerak dalam

mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah dimunculkan dalam lingkungan masyarakat ... 94

(14)

x

3. Pendamping sosial bagi masyarakat

penerima manfaat ... 96 4. Mitra pemerintah atau institusi dan

sejawat masyarakat dalam mengimplementasikan program pembangunan dan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial ... 103 5. Pemantau program-program

penyelenggaraan kesejahteraan sosial, yaitu program Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) ... 106 D. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ... 112 1. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Inisiator ... 112 2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Motivator ... 114 3. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Dinamisator ... 117 4. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Administrator ... 118 BAB V PEMBAHASAN ... 123

A. Terwujudnya Kelancaran Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ... 124

(15)

xi

B. Terwujudnya Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) yang tepat sasaran ... 125

C. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) memberikan pendampingan dengan baik kepada Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ... 128

D. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) memperoleh bahan pangan dengan nutrisi yang seimbang ... 130

E. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya ... 132

F. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ... 140

G. Perspektif Islam Tentang Tolong Menolong ... 145

BAB VI PENUTUP ... 148

A. Kesimpulan ... 148

B. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 152

(16)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Tabel Informan ... 20 Tabel 1. 2 Tabel Rancangan Waktu Penelitian ... 23

(17)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) .. 41 Gambar 3. 1 Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug ... 56 Gambar 3. 2 Peresmian Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug ... 56 Gambar 3. 3 Peta Kelurahan Sudimara Jaya ... 59 Gambar 3. 4 Struktur Organisasi Kelurahan ... 60 Gambar 4. 1 Keluarga Penerima Manfaat BPNT Kelurahan Sudimara Jaya ... 70 Gambar 4. 2 KPM BPNT Menerima Bahan Pangan ... 72 Gambar 4. 3 Sosialisasi Kartu Keluarga Sejahtera kepada KPM BPNT Sudimara Jaya ... 74 Gambar 4. 4 Bahan Pangan KPM BPNT Sudimara Jaya pada Penyaluran Tahap ke 3 ... 77 Gambar 4. 5 Bimbingan Teknis Dasar Pekerja Sosial Masyarakat Tahun 2020 oleh Kementerian Sosial ... 91 Gambar 4. 6 Pekerja Sosial Masyarakat sebagai penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya ... 96 Gambar 4. 7 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Mendampingi Calon KPM BPNT ... 98 Gambar 4. 8 Pelaksanaan Penyaluran BPNT oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ... 99 Gambar 4. 9 KPM Tanda Tangan sebagai Bentuk Tanda Terima Bantuan Pangan Non Tunai yang didampingi Oleh PSM ... 99

(18)

xiv

Gambar 4. 10 Pekerja Sosial Masyarakat dalam Mendampingi KPM Lansia Pada Penyaluran BPNT ... 105 Gambar 4. 11 Briefing Kegiatan Verifikasi Pendataan Warga yang Terkena Dampak Covid 19 oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya ... 109 Gambar 4. 12 Verifikasi Data Masyarakat yang Terkena Dampak Covid-19 ... 110 Gambar 4. 13 Pelaksanaan Penyaluran Program Bantuan Sosial Langsung Tunai untuk warga yang Terkena Dampak Covid-19 ... 111 Gambar 4. 14 Kegiatan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kelurahan Sudimara Jaya ... 115 Gambar 4. 15 PSM dan Lurah melakukan Sosialisasi Program BPNT dan Penggunaan Kartu Keluarga Sejahtera Kepada KPM Sudimara Jaya ... 116 Gambar 4. 16 Laporan Kegiatan Penanganan PMKS oleh Pekerja Sosial Masyarakat ... 119 Gambar 4. 17 Verifikasi Data KPM BPNT oleh PSM Kelurahan Sudimara Jaya ... 122 Gambar 4. 18 Lurah, PSM, dan Kasie Kemasyarakatan dalam melakukan Verifikasi dan Validasi Pendataan KPM BPNT ... 122

(19)

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret 2011-Maret 2020 ... 2

(20)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ...54 Bagan 3. 1 Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial

(21)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Catatan Observasi ... 169

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Dengan Lurah Sudimara Jaya ... 185

Lampiran 3 Transkrip Wawancara Dengan Koordinator Pekerjasosial Mastarakat ... 190

Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pekerja Sosial Masyarakat ... 198

Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan Pekerja Sosial Masyarakat ... 204

Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan kasie Kemasyarakatan Kelurahana Sudimara Jaya ... 209

Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Ciledug ... 214

Lampiran 8 Wawancara Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ... 224

Lampiran 9 Wawancara Dengan Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ... 227

Lampiran 10 Transkrip Wawancara Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ... 230

Lampiran 11 Surat Persetujuan Pembimbing Akademik ... 233

Lampiran 12 Surat Keterangan Program Studi ... 234

Lampiran 13 Cover Persetujuan Skripsi ... 235

Lampiran 14 Surat Permohonan Dosen Pembimbing ... 236

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian di Kelurahan Sudimara Jaya ... 237

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug ... 238

(22)

xviii

DAFTAR ISTILAH

APBD Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah

APBN Anggaran Pendapatan Belanja

Negara

Bantuan Sosial Bantuan berupa uang, barang/jasa kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat miskin, tidak mampu/rentan terhadap resiko sosial

Bantuan Sosial Non Tunai Bantuan sosial yang diberikan dalam rangka program penanggulangan kemiskininan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar

BSP Bantuan Sosial Pangan

BPNT Bantuan Pangan Non Tunai

Bahan Pangan Bahan pangan dalam program BPNT seperti beras/telur/ kententuan mengenai komoditas lainnya ditentukan lebih lanjut berdasarkan kebijakan pemerintah

(23)

xix

Bank Penyalur Bank umum milik negara sebagai mitra kerja tempat dibukanya rekening

BDT Basis Data Terpadu

DPM Daftar Penerima Manfaat

DTKS Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

e-Waroeng Elektronik Warung Gotong Royong

KKS Kartu Keluarga Sejahtera

KPM Keluarga Penerima Manfaat

Kemenko PMK Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Kemensos Kementerian Sosial

Kg Kilogram

PSM Pekerja Sosial Masyarakat

PAGU BPNT Pagu BPNT Kabupaten atau Kota merupakan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di setiap kabupaten atau kota

SK Surat Keputusan

SIKS-NG Aplikasi manajemen untuk proses perbaikan pengusulan baru dari BDT yang mana didalamnya juga

(24)

xx

terdapat modul untuk perbaikan dan pengusulan data BSP non PKH Tenaga Pelaksana Tenaga pelaksana sosial yang

bertugas mendampingi keseluruhan proses pelaksanaan program BPNT

TKSK Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamtan

Validasi Data Proses pengesahan data dengan memastikan dan memperbaiki data sehingga data valid atau telah memenuhi aturan validasi

Verifikasi Data Proses pemeriksaan data untuk memastikan pendataan yang telah dilakukan dan memastikan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan fakta di lapangan

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan yang berkecukupan merupakan sesuatu yang pasti diinginkan oleh semua orang, maksud berkecukupan disini adalah sesuatu yang tidak berlebihan namun cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Namun ternyata masih banyak masyarakat yang sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.

Individu maupun keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok artinya memiliki kondisi ketidakmampuan secara ekonomi, dimana tandanya individu maupun keluarga tersebut memiliki pendapatan yang rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya. Keadaan di atas tersebut menjelaskan bahwa seseorang mengalami masalah kemiskinan.

Menurut (Suharto 2014, 131) masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang sangat rumit dan sangat sulit untuk dihilangkan dari permasalahan sosial. Masalah kemiskinan telah hadir sejak lama dan masih ada di tengah-tengah masyarakat saat ini. Hal ini juga dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun, sehingga tingkat kesejahteraan rakyatnya masih jauh dibawah tingkat kesejahteraan negara-negara maju.

(26)

2 Grafik 1. 1

Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret 2011-Maret 2020

Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS) Pada Grafik 1.1 menjelaskan mengenai perkembangan kemiskinan yang terjadi di Indonesia dalam periode Maret 2011-Maret 2020. Persentasi penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 persen poin terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2019. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019. Garis kemiskinana pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp 454.652-/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 335.793 (73,86 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesae Rp 118.859 (26,14 persen). Pada Maret 2020 secara rata-rata jumlah rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,66 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per-rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp

(27)

3

2.118.678/rumah tangga miskin/bulan. (Badan Pusat Statistik, 2020)

Kemiskinan juga menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisikmateril guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.

Hal yang paling utama dalam kesejahteraan sosial adalah, kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantage groups), khususnya keluarga yang tidak mampu. Di mana dalam kesejahteraan sosial ini, dilakukan berbagai cara dan pelayanan agar keluarga-keluarga tidak mampu ini dapat meningkatkan kualitas hidupnya menuju pada keluarga sejahtera lahir dan batin yaitu dengan dapat terpenuhi semua kebutuhan-kebutuhan dasarnya.

Menurut Suharto (2008) di dalam buku kemiskinan dan perlindungan sosial di Indonesia (Suharto 2009, 3) perlindungan sosial merupakan elemen penting dalam strategi kebijakan sosial untuk menurunkan tingkat kemiskinan serta memperkecil kesenjangan multidimensial. Dalam arti luas, perlindungan sosial mencakup seluruh tindakan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat,

(28)

4

guna melindungi dan memenuhi kebutuhan dasar terutama kelompok miskin dan rentan dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan resiko.

Dalam menjalani kehidupan ini manusia saling membutuhkan bantuan kepada yang lainnya. Hal tolong menolong dengan sesama manusia telah diperintahkan, sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya :

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah : 2)

Sepotong dari surat Al-Maidah ayat 2 (dua) di atas menjelaskan bahwa sikap saling tolong menolong terhadap sesama manusia sangat dibenarkan dalam Islam. Ayat tersebut menegaskan bahwa tolong menolong dalam Islam adalah menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Terlebih lagi, manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Tolong-menolong adalah kunci terciptanya sukses bermasyarakat dan bersosial.

Dalam upaya pemecahan masalah kesejahteraan sosial sebenarnya bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, akan tetapi masyarakat juga penting untuk ikut berpartisipasi. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang seluas luasnya, baik

(29)

5

perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.

Keterlibatan masyarakat dalam penanganan masalah sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial merupakan wujud memperkuat peran masyarakat sipil (Civil Society) pada pencapaian cita-cita bangsa untuk mencapai taraf kesejahteraan sosial yang diinginkan (laras, Hartono 2017, 3). Pemerintah telah menetapkan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang dirumuskan berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019, bahwa Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai wujud kekuatan dalam menggerakkan kepedulian sosial dimasyarakat memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam meminimalisir meluasnya permasalahan sosial ditingkat desa atau kelurahan, mengingat Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) tumbuh dari dan oleh masyarakat setempat, yang paling memahami kondisi masyarakat. (Akbar, 2017).

(30)

6

Kecamatan Ciledug telah menugaskan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) disetiap kelurahan untuk membantu dalam menangani masalah kesejahteraan sosial. Namun tidak hanya itu saja, Kecamatan Ciledug menugaskan untuk melibatkan seluruh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di masing-masing kelurahannya untuk membantu penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Seperti di kelurahan Sudimara Jaya telah menugaskan 10 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam membantu menyalurkan bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) (Sukeni, 2020).

Pemerintah Indonesia sudah banyak melaksanakan berbagai program bantuan sosial untuk mengurangi serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat kurang mampu yang diberikan secara langsung baik kepada individu, keluarga, ataupun kelompok dari masyarakat yang kurang mampu melalui lembaga pelaksana atau kementerian. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sesuai dengan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2015 bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pembangunan manusia dan kebudayaan. Urusan ini salah satunya menjangkau program kesejahteraan rakyat, melalui pemberian bantuan sosial pada masyarakat. Bantuan ini diberikan untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan dasar serta meningkatkan taraf hidup penerima bantuan sosial.

(31)

7

Bantuan sosial non tunai sebagaimana dalam peraturan Menteri Nomor 63 Tahun 2017 merupakan bantuan sosial yang diberikan dalam rangka program penanggulangan kemiskininan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar. Penyaluran bantuan sosial secara non tunai dilaksanakan oleh pemberi bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening atas nama penerima bantuan sosial.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dalam buku Program Bantuan Pemerintah untuk Individu, Keluarga, dan Kelompok Tidak Mampu Menuju Bantuan Sosial Terintegrasi menyatakan bahwa ada 8 bidang program bantuan pemerintah untuk individu, keluarga, dan kelompok kurang mampu, yaitu program dibidang pangan, Pendidikan, kesehatan, energi, ekonomi dan sosial, perumahan, pertanian, dan yang terakhir pada bidang kelautan atau perikanan. Bantuan sosial non tunai yang diberikan oleh pemerintah pada program dibidang pangan adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). (TNP2K 2018, 26). Menurut (PMK, Kemenko 2019) BPNT merupakan program bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk nontunai (uang elektronik) dari pemerintah kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap bulannya, dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli bahan pangan di e-Waroeng.

Kelurahan Sudimara Jaya memiliki 52 rukun tetangga dan 12 rukun warga. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pra penelitian, kelurahan Sudimara Jaya merupakah kelurahan

(32)

8

yang paling padat penduduknya dari kelurahan lain di Kecamatan Ciledug. Tercatat ada sekitar 326 penerima manfaat bantuan sosial pemerintah di kelurahan Sudimara Jaya yang artinya kelurahan Sudimara Jaya masih mempunyai masyarakat dengan kondisi ekonomi yang rendah. Hal ini juga diungkapkan oleh lurah Sudimara Jaya bahwa kebanyakan penduduk atau masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya memiliki mata pencaharian sebagai ojek pangkalan, ojek online, buruh (kerja serabutan dan ART), supir angkutan umum, dan pedagang kecil. (Sukeni, 2020)

Salah satu hal yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian di kelurahan Sudimara Jaya adalah karena data kelurahan menunjukkan jumlah penerima manfaat bantuan sosial sebanyak 326 yang artinya masih ada masyarakat yang belum sejahtera. Salah satunya adalah penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dimana yang menerima bantuan sosial ini adalah keluarga dengan kondisi ekonomi terendah di daerah pelaksanaan. Dari data yang diperoleh oleh peneliti, jumlah penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya sebanyak 78 KPM. (Sukeni, 2020)

Selain Pekerja Sosial Masyarakat, adapun pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yaitu Lurah kelurahan Sudimara Jaya, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), KASI kemasyarakatan, mitra agen BNI, dan tentu saja Keluarga Penerima Manfaat (KPM) itu sendiri.

(33)

9

Pekerja sosial masyarakat (PSM) merupakan masyarakat yang secara sukarela melaksanakan tugas dan membantu pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat penerima manfaat. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sendiri memiliki peran dan fungsi dalam menjalankan tugas-tugasnya yang sudah diatur oleh Kementerian sosial Republik Indonesia yang telah dicantumkan dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 tahun 2019.

Adapun yang menjadi ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah karena peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya tidak hanya membantu masyarakat dalam menangani masalah kesejahteraan sosial saja, namun mereka juga mempunyai peran dan fungsi dalam membantu pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yaitu penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam bentuk judul skripsi yaitu “Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya”.

(34)

10 B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak melampui yang lebih luas. Adapun pembatasan masalah yang penulis lakukan adalah pada peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugasnya sebagaimana diharapkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya?”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugas yang diharapkan oleh Kementerian Sosial dalam penyaluran

(35)

11

bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahkan kepustakaan bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca, masyarakat, dan khususnya bagi mahasiswa/i Kesejahteraan Sosial dalam mengetahui peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

c. Manfaat Teoritis

Memberikan masukkan dan informasi yang diperlukan sebagai bahan Pustaka untuk pengembangan selanjutnya dan dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya pada program studi kesejahteraan sosial.

(36)

12 E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti melakukan tinjauan terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik pembahasan peneliti yang hampir sama dari segi judul yang akan peneliti buat. Maka dalam penelitian ini peneliti akan mempertegas perbedaan dari setiap masing-masing judul serta masalah yang akan dibahas, antara lain : 1. Akbar Noprihono, Universitas Islam Negeri Yogyakarta,

jurusan kesejahteraan sosial, tahun 2017 dengan judul skripsi :“Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Penanganan Masalah Sosial Lanjut Usia Terlantar (LUT) Di Desa Nogotirto Gamping”

Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang fenomena lanjut usia yang terlantar yang jumlahnya mengalami kondisi naik turun sehingga meresahkan kalangan masyarakat, terutama pemerintah. Salah satu pihak yang mempunyai perhatian dan empati yang tinggi terhadap lansia yang terlantar adalah para Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Tidak hanya itu membahas peran PSM saja penelitian ini juga membahas tinjauan tentang peran pekerja sosial dan bagaimana profesi pekerjaan sosial dalam melakukan tahap penyelesaian masalah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana peran PSM di Nogotirti dalam melakukan penanganan terhadap lansia terlantar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran PSM dalam

(37)

13

menangani lansia terlantar di desa Nogotirto, Gamping Sleman adalah peran PSM meliputi peran sebagi penggagas, penggerak, pendamping, mitra pemerintah dan pemantau program. Selain itu penelitian ini juga membahas mengenai faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat peran pekerja sosial masyarakat (PSM) dalam penanganan masalah sosial lansia terlantar.

Persamaan dari penelitian yang saya lakukan terletak pada salah satu pembahasan tema yang diambil yaitu mengenai peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

Perbedaan dari penelitian saya dengan penelitian terdahulu ini adalah terletak pada salah satu pembahasan. Pada penelitian terdahulu ini hanya mengangkat soal peran saja. Sedangkan peneltian saya membahas juga mengenai fungsi PSM. Selain itu perbedaan lainnya terletak pada pada objek yang diteliti, yaitu penelitian saya mengenai penyaluran bantuan sosial non tunai kepada keluarga penerima manfaat BPNT.

2. Kenni Juliantara, UIN Jakarta, jurusan kesejahteraan social, tahun 2014, dengan judul skripsi :“Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Menanggulangi Pekerja Seks Komersil (PSK) Di Tangerang Selatan”

Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang pekerja seks komersial dimana pekerjaan tersebut merupakan salah satu dari perkembangan permasalahan sosial dalam masyarakat yang begitu kompleks sehingga

(38)

14

diperlukan penanganan secara sungguh-sungguh. Maka dari itu Departemen Sosial Republik Indonesia telah melatih masyarakat sebagai motivator, stabilisator, dan pendamping sosial dalam masyarakat yang disebut dengan nama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Dari sini lah para PSM berperan menjadi salah satu motivator, stabilitator, dan pendamping sosial terhadap masalah fenomena pekerja seks komersial ini.

Persamaan dari penelitian yang saya lakukan masih sama dengan yang sebelumnya, yaitu terletak pada pembahasan tema yang diambil yaitu mengenai peran seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Perbedaan dari penelitian terdahulu ini terletak pada teori yang digunakan. Dikarenakan pembahasan penelitian ini lebih kepada peran PSM dalam melakukan pemberdayaan kepada para PSK di Tangerang Selatan. Sedangkan peneliti lebih membahas kepada peranan PSM dalam membantu pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.

3. Fazra Raissa Wulandari, UIN Jakarta, jurusan kesejahteraan sosial, tahun 2011, dengan judul skripsi : “Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha Bersama dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur Tangerang”

(39)

15

Isi dari penelitian terdahulu ini adalah mengenai peranan pekerja sosial masyarakat KUBE dalam melaksanakan pemberdayaan keluarga miskin. Pada dasarnya keluarga miskin memiliki kemampuan yang ada pada diri mereka sebagai modal dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pemerintah melaksanakan program untuk menanggulangi masalah keluarga miskin melalui program KUBE. Dari hasil penelitian ini peran pendampingan sangat diperlukan agar KUBE dapat berjalan dan berkembang dengan ditampilkannya pendamping seorang pekerja sosial dibidang kemasyarakatan.

Persamaan dari penelitian yang saya lakukan yaitu mengenai objek yang teliti, yaitu mengenai program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan terkhusus bagi keluarga yang mengalami ekonomi rendah. Jika penelitian terdahulu ini membahas mengenai program KUBE, saya membahas mengenai program bantuan sosial non tunai bagi keluarga penerima manfaat dari BPNT.

Perbedaan dari penelitian yang saya lakukan terletak pada peran Pekerja Sosial Masyarakat dalam melakukan pemberdayaan keluarga miskin melalui program KUBE.

(40)

16 F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya. Untuk mendapatkan tujuan penelitian, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdad dan Taylor yang dikutip oleh (Moleong 2012, 3) metodologi kualitatif sebagai prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan ini dinilai cocok dalam menganalisis tentang peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), hal itu dikarenakan dengan pendekatan ini peneliti dapat mengetahui lebih mendalam mengenai peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut (Moleong 2012, 11) merupakan penelitian yang bertujuan memberikan uraian atau gambaran mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan variable

(41)

17

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antar variable yang diteliti guna untuk eksplorasi atau klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan variable yang diteliti.

Dengan demikian, penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian penelitian tersebut. Data tersebut akan berasal dari naskah wawancara, catatan lapSangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Pada subjek penelitian yang akan dilakukan adalah orang yang terlibat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya, yaitu dimana fokus penelitiannya terhadap Pekerja Sosial Masyarakat dan beberapa orang lainnya yang terlibat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai tersebut.

Selain itu peneliti melakukan pendekatan dengan beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini untuk mengetahui apakah peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam membantu melaksanakan penyaluran bantuan sosial non tunai telah sesuai dengan apa yang

(42)

18

dibutuhkan bagi penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

b. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah pelaksanaan penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk komunikasi langsung yang menggunakan dengan instrument-instrument pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut (Bungin 2011, 118) bahwa observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indramata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya sepertitelinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melaluihasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.

(43)

19

Objek observasi dalam penelitian ini adalah kegiatan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), pendampingan PSM kepada para keluarga penerima manfaat dalam melakukan pelaksanaan penyaluran program bantuan pangan non tunai (BPNT), bentuk koordinasi tugas Pekerja Sosial Masyrakat (PSM) dengan kelurahan,Tenaga Kesejahteraan Sosial di Kecamatan (TKSK) Ciledug, masyarakat atau RW/RT setempat. Dalam kegiatan observasi peneliti menuangkannya dalam bentuk tulisan cacatan lapangan, yang catatan tersebut nantinya dijadikan sebagai rujukan dan data dalam proses analisis data.

b. Wawancara

Menurut EsterBerg dalam buku metode penelitian kualitatif dan R&D (Sugiyono 2011, 66) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman wawancara yang bersifat terbuka yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti, namun pertanyaan tersebut dapat berkembang seiring dengan jawaban yang diberikan oleh informan.

Proses dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan dengan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), beberapa penerima manfaat

(44)

20

BPNT, dan petugas di kelurahan Sudimara Jaya, agar dapat memperoleh semua kelengkapan data dan informasi peran dan fungsi yang dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Sudimara Jaya.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pemilihan informan menggunakan purposive sampling, artinya menemukan informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.(Bungin 2007, 107) Berikut ini daftar informan yang akan penulis wawancarai yaitu :

Tabel 1. 1 Tabel Informan

No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Memperoleh informasi

program bantuan sosial non tunai yaitu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan memperoleh peran dan fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di kelurahan dalam penyaluran BPNT 1 2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Memperoleh informasi

program bantuan sosial non tunai yaitu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan memperoleh peran dan fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

(45)

21 kelurahan dalam penyaluran BPNT 3. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ciledug Memperoleh maksud,

tujuan, kedudukan, dan tugas Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM),

memperoleh program

Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT), memperoleh

kriteria Keluarga Penerima

Manfaat BPNT, dan

memperoleh peran dan

fungsi PSM dalam penyaluran BPNT 1 4. Lurah kelurahan Sudimara Jaya Memperoleh profil

kelurahan Sudimara Jaya, visi misi, kondisi ekonomi

masyarakat penerima

manfaat, memperoleh

program bantuan sosial non tunai yaitu BPNT, dan memperoleh peran dan

fungsi PSM dalam penyaluran BPNT kepada para KPM di kelurahan Sudimara Jaya 1 5. Kasi Kemasyarakatan kelurahan Sudimara Jaya

Memperoleh peran dan

fungsi PSM dalam

penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 1 6. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Memperoleh peran dan fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat dalam

penyaluran bantuan sosial non tunai kepada KPM BPNT

3

(46)

22

Sumber : Olahan Data Pribadi

c. Dokumentasi

Menurut (Bungin 2013, 153) dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri dara historis. Hal ini karena sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan dalam pengetahuan sejarah yang berbentuk dokumentasi.

Teknik dokumentasi merupakan cara peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber yang berupa gambar, foto, lampiran ataupun dokumen yang dapat mendukung penelitian. Tidak hanya itu teknik dokumentasi juga dapat mencari data-data tertulis baik berupa buku, jurnal, ataupun buku yang berkaitan dengan apa yang sedang diteliti.

5. Sumber Data a. Data Primer

Menurut (arikunto, 2010) sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan penelitian melalui wawancara yang mendalam, pengamatan langsung serta peneliti terlibat. Sumber data primer penelitian ini diperoleh dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan orang-orang yang ikut terlibat dalam pelaksanaan penyaluran bantuan sosial non tunai bagi KPM BPNT.

(47)

23 b. Data Sekunder

Data sekunder data yang diperoleh dari buku-buku mengenai PSM, catatan atau dokumen-dokumen, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian serta didukung juga dari dokumen resmi dari kelurahan Sudimara Jaya sebagai referensi untuk menunjang peneliti dalam melakukan penelitian.

6. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sudimara Jaya yang terletak di Jalan Sudimara Jaya, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Waktu penelitian dimulai bulan Febuari 2020 hingga Juni 2020.

Tabel 1. 2

Tabel Rancangan Waktu Penelitian

Sumber : Olahan Data Pribadi

7. Teknik Analisis Data

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1. Proses pengumpulan X X X X X X X X X X X X

2. Proses pengelolaan data X X

3. Proses pelaksanaan wawancara X

4. Proses pelaksanaan observasi X X X X X X X X X X X

5. Proses penyajian data X X X

6. Proses analisis data X X X

7. Proses pengerjaan kesimpulan data X X

8. Paparan hasil penelitian X

(48)

24

Analisis data menurut ( Sugiyono 2014, 244) yaitu proses mencari dan Menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Peneliti menggunakan model Miles dan Huberman dalam buku (Sugiyono 2014) yaitu : a. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih, hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data (data display)

Penyajian data yaitu dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya sehingga dapat mendisplaykan data yang memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan (verification)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi menurut Miles dan Huberman adalah kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

(49)

25

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

d. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang telah teruji dan valid, untuk membuktikan validitas atau keabsahan data dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik triangulasi. Menurut (Sugiyono 2008, 273) triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Adapun jenis triangulasi yang akan digunakan adalah triangulasi sumber, yaitu menguji kredibilitas data dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono 2008, 274). Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari wawancara dan cacatan lapangan.

e. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti dalam pemilihan informan menggunakan

(50)

26

purposive sampling, artinya menemukan informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian (Bungin 2007, 107). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini penulis dapat menentukan responden atau informan dipilih oleh peneliti secara cermat yang dapat memberikan berbagai informasi sesuai dengan kebutuhan dari peneliti.

Maka peneliti melakukan wawancara tentang peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bagi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya meliputi : a. Lurah Kelurahan Sudimara Jaya

b. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug c. Kasi Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya d. Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya

e. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017. Untuk mengetahui gambaran secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam enam (6) bab dan setiap bab

(51)

27

dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan uraiannya, seperti berikut ini :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang landasan teori, landasan huku, dan kerangka berpikir yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang profil kelurahan Sudimara Jaya, sejarah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), profil PSM di kelurahan Sudimara Jaya, dan struktur kepengurusan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya

BAB IV HASIL DATA DAN TEMUAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil data dan temuan yang didapatkan ketika penelitian

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti membahas hasil data dan temuan terhadap penelitian yang dilakukan dengan membandingkannya antara kerangka berpikir dan teori

(52)

28 BAB VI PENUTUP

Merupakan bab penutup dari skripsi, dimana peneliti menarik kesimpulan dan hasil penelitian serta memberikan saran yang bermanfaat bagi yang membacanya

(53)

29 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998, 322) kata “peran” artinya beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat dan harus dilaksanakan. Soerjono Soekanto menjelaskan (Soekanto 2007, 213) bahwa peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas drama, yang dalam konteks sosial peran diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama- sama berada dalam satu penampilan atau unjuk peran (role perfomance) Invalid source specified..

Dengan demikian yang dimaksud dengan peran dalam Invalid source specified. merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan yang dilakukan oleh seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Manusia adalah makhluk sosial yang akan membutuhkan satu sama

(54)

30

lain yang artinya manusia tidak bisa melepaskan sikap ketergantungan (dependent) pada makhluk atau manusia lainnya.

Pada posisi semacam inilah peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat dalam artian diharapkan dapat menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat di lingkungan dimana ia bertempat tinggal. Posisi seseorang dalam masyarakat atau disebut dengan social position merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat yang artinya seseorang yang menduduki suatu posisi dalam masyarakat menjalankan suatu peranan Invalid source specified..

2. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat

Peran serta atau partisipasi masyarakat merupakan suatu syarat mutlak untuk berhasilnya pembangunan nasional. Hal ini jelas-jelas telah dikemukakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 yang menyatakan bahwa “berhasilnya pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila tergantung pada peran aktif masyarakat serta pada sikap mental, tekad, dan semangat serta ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara serta seluruh rakyat Indonesia Invalid source specified..

Partisipasi masyarakat baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan dalam usaha kesejahteraan sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam format pembangunan yang dijalankan pemerintah. Salah satu

(55)

31

pelaku usaha kesejahteraan sosial yang berasal dari unsur masyarakat secara perorangan adalah Pekerja Sosial Masyarakat atau disingkat dengan PSM. Dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Tumbuh kembangnya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) merupakan gambaran kadar kesadaran dan tanggungjawab serta partisipasi sosial masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dengan jiwa kesukarelawanan dan kesetiakawanan sosial yang didasarkan pada keterpanggilan dan kepedulian terhadap permasalahan sosial masyarakat, PSM dengan segala kelebihan dan keterbatasannya hadir di tengah-tengah masyarakat yang tengah berada dalam pusaran perubahan sosial global, untuk terus berkarya membantu menangani berbagai permasalahan sosial Invalid source specified.. 3. Status dan Kedudukan, Kriteria dan Persyaratan

Pekerja Sosial Masyarakat a. Status dan Kedudukan

Dalam Peraturan Menteri Nomor 10 Pasal 4 ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa PSM berstatus relawan sosial yang berkedudukan di desa atau kelurahan atau nama

(56)

32

lain di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat Dalam buku pedoman pemberdayaan pekerja sosial masyarakat Invalid source specified. untuk menjadi Pekerja Sosial Masyarakat diperlukan kriteria dan syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1) Kriteria Pekerja Sosial Masyarakat

a) Peduli kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

b) Aktif melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, baik sendiri maupun bersama-sama.

c) Mendapat pengakuan dari masyarakat dan organisasi yang menjadi wadah PSM

2) Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat

a) Warga Negara Republik Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan.

b) Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945.

c) Telah berumur 18 tahun ke atas. d) Sehat jasmani dan rohani.

e) Atas kemauan dan inisiatif sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun.

f) Memiliki jiwa dan .kepedulian terhadap permasalahan sosial di lingkungannya

(57)

33

g) Telah mengikuti pelatihan dasar PSM dan bimbingan atau pelatihan di bidang kesejahteraan sosial lainnya.

h) Mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan dan sosial.

4. Peran Pekerja Sosial Masyarakat

Dikutip melalui skripsi yang ditulis oleh Akbar Noprihono (2017) dalam buku Kebijakan Dan Strategi Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat Seri Pekerja Sosial Masyarakat Invalid source specified. sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya sebagai berikut Pekerja Sosial Masyarakat dapat menampilkan sebagian atau keseluruhan dari peranannya,:

a. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Artinya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang belum ada atau belum nyata dalam masyarakat, akan dimunculkan atau digagas kemunculannya.

b. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah diinisiasi atau dimunculkan dalam lingkungan masyarakat.

c. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat pembangunan sosial dan pembangunan nasional. d. Mitra pemerintah atau institusi dan sejawat masyarakat

dalam mengimplementasikan program pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

(58)

34

e. Pemantau program-program pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan lainnya.

B. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 1. Pengertian Fungsi

Fungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah jabatan atau sebuah pekerjaan yang dilakukan. Adapun menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa fungsi adalah jabatan atau kedudukan Invalid source specified.. Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan fungsi adalah menandakan suatu kedudukan dalam sebuah organisasi yang menggambarkan akan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan teori fungsional yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa kehidupan suatu masyarakat memiliki struktur dan bekerja sebagai system. Saling bekerja dengan memainkan fungsinya masing-masing yang tentunya fungsi tersebut bermanfaat dan memiliki nilai guna bagi masyarakat serta diperlukan oleh struktur sosial secara keseluruhan sehingga tercipta hasil akhir yang baik dan terciptanya masyarakat yang sehat apabila kebutuhan system sosial dapat terpenuhi. Sebaliknya, apabila dalam suatu system terdapat bagian yang tidak menjalankan fungsinya atau disfungsi maka yang terjadi adalah kerusakan dalam sebuah system dan tidak tepernuhinya kebutuhan masyarakat dalam suatu system tersebut Invalid source specified..

(59)

35

2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri nomor 10 tahun 2019 pasal 6 seorang Pekerja Sosial Masyarakat atau PSM mempunyai fungsi sebagai inisiator, motivator, dinamisator, dan administrator

a. Inisiator

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Inisiator berarti mengambil inisiatif dan inovasi dalam menangani masalah Kesejahteraan Sosial.

b. Motivator

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai motivator berarti melakukan sosialisasi, memberikan informasi, dan memotivasi masyarakat.

c. Dinamisator

Pekerja Sosial Masyarakat bertindak menggerakan masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial.

d. Administrator

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai administrator melakukan pencatatan dan pelaporan.

C. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

1. Pengertian Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bantuan sosial adalah bantuan berupa uang, barang, atau jasa kepada seseorang keluarga, kelompok, atau masyarakat miskin, tidak mampu, atau rentan terhadap risiko sosial. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan

(60)

36

ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta untuk mendorong keuangan inklusif, Presiden Republik Indonesia memberikan arahan agar bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara nontunai pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Keuangan Inklusif tanggal 26 April 2016.

Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai sebagaimana dalam peraturan Menteri Nomer 63 Tahun 2017 merupakan bantuan sosial yang diberikan dalam rangka program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar. Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai dilaksanakan oleh pemberi bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening atas nama penerima bantuan sosial.

Penyaluran bantuan sosial nontunai dengan menggunakan sistem perbankan dapat mendukung perilaku produktif penerima bantuan serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas program bagi kemudahan mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpangan (PMK, Kemenko 2019).

2. Pengertian Bantuan Pangan Non Tunai

Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) merupakan program transformasi program rastra untuk memastikan program menjadi lebih tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat administrasi. Penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mulai dilaksanakan pada tahun 2017 di 44 kota yang memiliki akses dan fasilitas memadai. Secara

(61)

37

bertahap, bantuan pangan diperluas ke seluruh kota dan kabupaten sesuai dengan kesiapan sarana dan prasarana penyaluran nontunai. Tahun 2019, program BPNT terus diperluas ke kabupaten atau kota yang pada 2018 masih melaksanakan Program Bansos RastraInvalid source specified..

BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) menurut Invalid source specified. merupakan program bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk nontunai (uang elektronik) dari pemerintah kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap bulannya, dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli bahan pangan di e-Warong. Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan kondisi sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan, selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT, yang namanya termasuk di dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) BPNT dan ditetapkan oleh Kementerian SosialInvalid source specified..

Alat Pembayaran Elektronik untuk Bantuan Pangan Nontunai adalah Kartu Keluarga Sejahtera yang selanjutnya disebut KKS. Bahan Pangan dalam Program Bantuan Pangan Nontunai adalah beras dan telur, namun ketentuan mengenai komoditas lainnya ditentukan lebih lanjut berdasarkan kebijakan pemerintah. Tenaga Pelaksana BPNT adalah Tenaga pelaksana sosial yang bertugas mendampingi keseluruhan proses pelaksanaan Program BPNT (mencakup: sosialisasi, registrasi, penggantian data, dan pengaduan). Tenaga Pelaksana

Gambar

Tabel 1. 1   Tabel Informan ...................................................... 20  Tabel 1
Gambar 2. 1   Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) .. 41  Gambar 3. 1   Gedung  Kantor  Kelurahan  Sudimara  Jaya  Kecamatan Ciledug .................................
Gambar 4. 10  Pekerja  Sosial  Masyarakat  dalam  Mendampingi KPM Lansia Pada Penyaluran  BPNT .....................................................
Grafik 1. 1   Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret  2011-Maret 2020 ............................................
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel brand image menghasilkan signifikan lebih rendah dari 0,05 yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Agar pembahasan ilebih iterarah idan iuntuk imempermudah ipenulis idalam imenganalisis ihasil ipenelitian, imaka ipenulis iakan imembatasi imasalah iyang iberfokus

KONSTRUKSI IDENTITAS SOSIAL KOMUNITAS PUNK MUSLIM DI PULO GADUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi adalah pemberdayaan ekonomi pada

Ibu Atika Suri sebagai Pimpinan Redaksi Seputar Indonesia RCTI yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di redaksi Seputar Indonesia dan juga bersedia

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik